TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

11
TUGAS EKONOMI MANAJERIAL ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE Disusun oleh: 1. Akhmad Lutfi (07.1.02.03540) 2. Roma Ali Salmanie (07.1.02.03542) 3. Andri Setiadi (07.1.02.03543) 4. Yudo Nugroho (07.1.02.03544) 5. Deddi Arifianto (07.1.02.03546) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Transcript of TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

Page 1: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

TUGAS EKONOMI MANAJERIAL

ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG

DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

Disusun oleh:

1. Akhmad Lutfi (07.1.02.03540)

2. Roma Ali Salmanie (07.1.02.03542)

3. Andri Setiadi (07.1.02.03543)

4. Yudo Nugroho (07.1.02.03544)

5. Deddi Arifianto (07.1.02.03546)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

SURABAYA

2009

Page 2: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Semakin mengglobalnya selera, perusahaan memberikan respon dengan produk

yang makin global sesungguhnya pula. Ini akan menuntun kita kepada apa yang disebut

sebagai “Supermarket Global”. Tren menuju supermarket global ini telah berkembang

pesat. Hal ini tentunya akan memunculkan kecenderungan konvergensi selera oleh

konsumen di seluruh dunia akan suatu produk tidak dapat dipungkiri lagi dan cenderung

untuk menuntun kita ke arah produk yang lebih global lagi. Dengan demikian,

perusahaan-perusahaan akan mencoba untuk memproduksi barang-barang yang lebih

berkualitas yang nantinya akan menguasai pasar global. Perusahaan mencoba berbagai

inovasi untuk mengembangkan produknya agar dapat diterima di pasar global meskipun

harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Sebagai contoh adalah perusahaan Gillette. Pada tahun 1990, Gillette

memperkenalkan alat cukur Sensor yang dipasarkan dengan menggunakan iklan TV

yang sama di 19 negara Eropa dan Amerika Utara. Hingga tahun 1998, Gillette telah

menjual lebih dari 400 juta alat cukur, serta lebih dari 8 milyar isinya. Dengan hasil

yang menabjubkan tersebut tak salah jika Gillete telah menguasai 71% pasar pisau

cukur global. Lalu pada April 1998, Gillette mengeluarkan Mach3, yaitu generasi alat

cukur yang mempunyai tiga mata pisau. Dalam kurun waktu tiga bulan setelah

peluncurannya, Mach3 telah meraup untung melebihi Sensor. Akan tetapi, pembuatan

Mach3 ini telah memakan biaya yang cukup besar yaitu $ 750 juta dan $ 300 juta untuk

biaya iklan.

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah:

Apakah yang menyebabkan pisau cukur Sensor dan Mach3 yang diproduksi oleh

Gillette disukai oleh para konsumen di seluruh dunia?

Page 3: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Perilaku Konsumen dan Permintaan Pasar

Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana dapat kita

temukan dalam Hukum Permintaan, yang menyatakan bahwa “bila harga sesuatu barang

naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang turun,” dan

sebaliknya. Ceteris paribus sendiri berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang

mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah.

Menurut Boediono, ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen

berperilaku seperti yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan, yaitu:

Pendekatan Marginal Utility, yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan

(utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain

(kepuasan yang bersifat cardinal) seperti kita mengukur volume air, panjang

jalan atau berat sekarung beras.

Pendekatan Indifference Curve, yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa

kepuasan konsumen bisa diukur; anggapan yang diperlukan adalah bahwa

tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tingggi atau lebih rendah tanpa

mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (kepuasan yang bersifat

ordinal).

Tetapi dalam konteks pemecahan kasus pada makalah ini, kami menggunakan

pendekatan Indifference Curve. Ini dikarenakan pendekatan Indifference Curve

mempunyai keunggulan daripada pendekatan Marginal Utility. Menurut Boediono,

salah satu keunggulannya yaitu adanya faktor lain yang sangat penting yang

mempengaruhi permintaan konsumen akan suatu barang. Faktor ini adalah selera

konsumen. Perubahan selera konsumen ini banyak terjadi didalam gaya hidup

konsumen kelas menengah. Mereka menginginkan produk yang terstandardisasi,

demikian juga dalam hal harga yang relatif terjangkau. Selain itu, juga didasari oleh

selera konsumen akan kenyamanan, kesenangan, dan kecepatan. Ini merupakan hasil

dari revolusi informasi di era globalisasi: dimana orang terus bepergian, banyak

menonton acara TV, Film, dan iklan yang sama.

Page 4: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

BAB III

ANALISA

3. 1. Globalisasi Pasar

Dalam melakukan promosi produknya, Gillette menyadari benar bahwa peran

iklan sangat berpengaruh besar dalam penjualan produknya. Oleh karena itu, dalam

mengiklankan produknya tersebut, Gillette memakai Style Kreatif Usulan Penjualan

yang Unik (Unique Selling Proposition /USP Creative Style). Style USP merupakan

salah satu cara kreatif yang optimal dalam periklanan karena memberi konsumen

sebuah alasan yang berbeda untuk memilih brand yang ditawarkan oleh pembuat iklan

di samping penawaran bersaing lainnya dengan jelas. Dengan style USP ini, Gillette

membuat pernyataan berdasarkan atribut produknya yang unik yang mewakili

keuntungan konsumen yang khas dan bermakna. Pernyataan Gillette tesebut tentang

pisau cukur Sensor: “Satu-satunya pisau cukur yang merasakan dan menyesuaikan

kebutuhan pribadi wajah anda.”

Sedangkan pada pisau cukur Mach3, Gillette menggunakan sarana olahraga

untuk mengiklankan produknya (Mach3) tersebut. Yaitu dengan menggandeng salah

satu tim Formula 1.

3. 2. Produk yang terstandardisasi

Pada pisau cukur Sensor dan Mach3 yang diproduksi oleh Gillette merupakan

kelompok pisau cukur yang menggunakan system (modern) blades, yaitu kepala dan

badan alat cukurnya bisa dipisah, jadi bisa diisi ulang. Sensor dan Mach3 juga telah

dioperasikan di bawah 35 hak paten internasional. Hal ini tentunya menambah

peningkatan prestasi penerobosan teknologi Sensor dan Mach3.

3. 3. Harga yang relatif terjangkau

Sensor dan Mach3 adalah pisau cukur di segmen menengah keatas yang

harganya berkisar Rp 10.000 – Rp 57.900.

Page 5: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

3. 4. Selera Konsumen

Kelompok system blades –Sensor dan Mach3– ini ditujukan bagi pengguna yang

bercukur setiap dua hari atau setiap hari dan butuh kenyamanan. Dalam kelompok ini,

Gillette menjual kepraktisan, fast easy, serta kenyamanan.

Praktis, karena Sensor dan Mach3 dapat diisi ulang jika mata pisaunya sudah out of

date. Fast easy, karena baik Sensor maupun Mach3 merupakan pisau cukur modern di

mana kepala pisaunya bisa bergerak mengikuti bentuk wajah. Dan dalam hal

kenyamanan, Sensor dan Mach3 dibekali fitur tersendiri yang tetap megnutamakan

kenyamanan konsumen saat bercukur.

Pada Sensor dibekali dengan 2 mata pisau dengan dengan spring-loaded yang

berfungsi untuk menekan mata pisau kedalam kepala pada saat pisau cukur bersentuhan

dengan kulit, membantu mencegah luka dan memungkinkan untuk mencukur lebih

bersih. Sedangkan pada Mach3 dibekali dengan 3 mata pisau Anti-Friction yang

berfungsi untuk mengurangi kekuatan yang diperlukan saat mencukur rambut. Pada

bagian kepalanya, Mach3 memiliki pelicin (lubricating strip) atau juga yang biasa

disebut lapisan pelindung kulit. Lubricating strip ini sangat lembut dengan lima

tingkatan microfins yang lebih halus untuk menarik rambut , janggut/kumis dan

meregangkan kulit dengan lebih efektif. Hasilnya adalah pencukuran yang paling bersih

dan paling nyaman dengan iritasi yang lebih sedikit, bahkan pada saat mencukur

melawan arah tumbuh rambut janggut atau kumis.

Page 6: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

BAB IV

KESIMPULAN

Dari analisa yang termuat dalam Bab III tersebut, kita dapat menyimpulkan

bahwa pisau cukur Sensor dan Mach3 yang diproduksi oleh Gillette memang layak

disukai oleh para konsumen di seluruh dunia. Karena, baik Sensor maupun Mach3

sama-sama terstandardisasi, mempunyai harga yang terjangkau, dan dapat memenuhi

selera konsumen akan kenyamanan, kecepatan, dan kesenangan saat bercukur. Di lain

sisi, Gillette juga mampu mempromosikan produknya secara global dengan kreatif dan

popular. Ini terbukti dengan iklan mereka tentang promosi pisau cukur Sensor yang

menggunakan style USP dan juga menggandeng salah satu tim Formula 1 untuk

mempromosikan Mach3.

Page 7: TUGAS EKONOMI MANAJERIAL - ANALISA PISAU CUKUR SENSOR DAN MACH3 YANG DIPRODUKSI OLEH GILLETTE

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1986. Ekonomi Mikro, Seri Sinopsi Pengantar Ilmu Ekonomi No 1. BPFE:

Yogyakarta

http://www.uns.ac.id/data/sp10.pdf

http://www.gaffagroup.com/2008/12/menciptakan-pesan-iklan-yang-efektif.html

www.kabarindonesia.com

http://menciptakan-pesan-iklan-yang-efektif.html