Tugas Ekonomi Makro 2003

20
UNIVERSITAS TRISAKTI MAGISTER ILMU EKONOMI MAKALAH PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH JILID II Disusun Oleh Mochamad Imam Nugraha (121150036) Muhammad Zaki Sopiani (121150023)

description

tugas

Transcript of Tugas Ekonomi Makro 2003

Page 1: Tugas Ekonomi Makro 2003

UNIVERSITAS TRISAKTI

MAGISTER ILMU EKONOMI

MAKALAH

PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH JILID II

Disusun Oleh

Mochamad Imam Nugraha (121150036)

Muhammad Zaki Sopiani (121150023)

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER ILMU EKONOMI UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2015

Page 2: Tugas Ekonomi Makro 2003

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga pembuatan makalah dengan tema “Kebijakan Pemerintah Jilid

II” ini dapat diselesaikan. Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk melengkapi nilai pada matakuliah Ekonomi Makro di Magister Ekonomi

Universitas Trisakti dan diharapkan mahasiswa memperoleh tambahan pengetahuan

dan wawasan mengenai paket kebijakan pemerintah.

Pada kesempatan ini ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada dosen Makro

Ekonomi di Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, Dra. Nirdukita

Ratnawati, ME. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

dukungan serta saran selama pelaksanaan belajar mengajar dan penyusunan makalah

ini.

Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun diharapkan

pengetahuan yang diperoleh dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pembaca

Jakarta, November 2015

Penyusun

2

Page 3: Tugas Ekonomi Makro 2003

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perekonomian Indonesia menghadapi berbagai tantangan sejak awal tahun 2015.

Bahkan, sejak awal pemerintahan Joko Widodo berdaulat (Oktober 2014),

perekonomian Indonesia sudah menghadapi banyak tekanan. Pelemahan nilai

rupiah dimulai sejak akhir 2014, saat itu masih berkisar 13,000 hingga sekarang

hampir menyentuh 15.000, pertumbuhan ekonomi yang kuartal I dan II yang tak

sesuai harapan –kuartal I bahkan tak sampai 5%, inflasi yang bergejolak pasca

kebijakan dicabutnya subsidi BBM, hingga devisa negara yang terus terkuras

untuk menyelamatkan beberapa polemik yang telah disebutkan.

Pada bulan Agustus 2015, Presiden Joko Widodo me-reshuffle kabinetnya.

Darmin Nasution, mantan gubernur Bank Indonesia, ditunjuk untuk memimpin

Kabinet Kerja ‘divisi ekonomi’. Tak lama setelah itu, Pak Presiden mengambil

langkah kongkret penyelamatan perekonomian Indonesia. Sebuah paket

kebijakan ekonomi akhirnya dikeluarkan. Paket Kebijakan Jilid I berisi tiga

sasaran utama: percepatan eksekusi proyek-proyek strategis nasional,

meningkatkan daya saing industri, dan mendorong investasi di sektor properti.

Secara garis besar, sasaran utama Paket Kebijakan Jilid I adalah

menggerakkan sektor riil. Dan secara tidak langsung, kebijakan jilid 1 ini

berupaya menjawab sebuah tantangan besar di awal tahun yaitu pertumbuhan

ekonomi yang tak sesuai harapan. Melalui paket kebijakan ini, satu tantangan

besar lain dalam perekonomian Indonesia masih belum terselesaikan yaitu

pelemahan rupiah. Permasalahan pelemahan rupiah ini tentunya bukan masalah

sepele. Pelemahan rupiah yang tak disikapi dengan serius dapat berdampak

domino ke berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Industri yang bahan

bakunya mengandalkan Impor terpaksa gulung tikar, sehingga angka

3

Page 4: Tugas Ekonomi Makro 2003

pengangguran melejit tinggi. Melejitnya biaya ibadah haji, kebutuhan wajib

sekali seumur hidup seorang warga Indonesia yang beragama Islam, juga

menjadi cermin bahwa aspek sosial mulai terkena imbasnya. Perlu diingat,

intensitas transaksi internasional semakin meningkat di penghujung tahun,

diantaranya ibadah haji dan masa liburan. Pelemahan rupiah harus menjadi

perhatian besar.

Menyadari tantangan itu, Paket Kebijakan Jilid II diluncurkan berselang satu

bulan dari terbitnya paket kebijakan perdana. Fokus paket kebijakan kedua

adalah menarik investasi masuk melalui deregulasi dan debirokratisasi baik

penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing

(PMA). Deregulasi dan debirokratisasi perlu dilakukan sebab saat ini masih

terdapat banyak peraturan perundang-undangan yang menjadi barier

atau hambatan. Deregulasi dibutuhkan mengingat Indonesia masih jauh

tertinggal dari negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Malaysia, Filipina,

dalam konteks kemudahan berbisnis. Langkah ini diambil pemerintah untuk

meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Iklim investasi tentu sangat penting

untuk memperkuat kondisi pasar keuangan Indonesia sehinga devisa bertambah,

juga untuk memperkuat perusahaan karena permodalan yang makin lancar.

Melalui paket kedua ini, pemerintah juga berupaya menginsentif masyarakat

untuk memulai usaha atau berwirausaha. Tak hanya dari pemerintah, paket

kebijakan ini juga akan mencakup paket yang akan dilaksanakan Bank Indonesia

(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada dua hal yang menjadi prinsip

dalam paket kebijakan lanjutan ini, yaitu membuat Indonesia semakin

kompetitif bagi investasi dan membuka ruang bagi semakin terbukanya

lapangan kerja.

B. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami kegiatan dan peranan paket kebijakan pemerintah

jilid II terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

4

Page 5: Tugas Ekonomi Makro 2003

2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan pembaca mengenai isi, fungsi

serta dampak dari implementasi paket kebijakan pemerintah jilid II dan

mengetahui kendala-kendala ekonomi yang dihadapi serta cara mengatasinya.

3. Membina calon Ekonom agar dapat ikut berperan serta dalam upaya

peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

5

Page 6: Tugas Ekonomi Makro 2003

BAB II

ISI

Paket kebijakan ekonomi tahap dua berisi sejumlah langkah untuk menyelesaikan

kendala investasi dan perizinan. Isi lengkap kebijakan ekonomi tahap II Presiden

Jokowi adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan Layanan Investasi 3 Jam

Untuk menarik penanaman modal, terobosan kebijakan yang akan dilakukan

adalah memberikan layanan cepat dalam bentuk pemberian izin investasi dalam

waktu tiga jam di Kawasan Industri. Dengan waktu tiga jam ini, investor sudah

bisa menyelesaikan seluruh proses perizinan mulai dari izin penanaman modal,

izin persetujuan nama perseroan, akte pendirian perusahaan, pengesahan dari

Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), serta Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP).

6

Page 7: Tugas Ekonomi Makro 2003

Dengan mengantongi izin tersebut, investor sudah bisa langsung melakukan

kegiatan investasi. Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan cepat investasi 3 jam

ini adalah Peraturan Kepala BKPM dan Peraturan Pemerintah mengenai

Kawasan Industri serta Peraturan Menteri Keuangan.

2. Pengurusan Tax Allowance dan Tax Holiday Lebih Cepat

Setelah dalam 25 hari syarat dan aplikasi dipenuhi, pemerintah mengantongi

keputusan bahwa investasi tersebut dapat menerima tax allowance atau tidak.

Sedangkan untuk tax holiday, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro

memutuskan pengesahannya maksimun 45 hari setelah semua persyaratan

dipenuhi.

3. Pemerintah Tak Pungut PPN Untuk Alat Transportasi

Kebijakan tersebut termaktub regulasi yang telah terbit, Peraturan Pemerintah

nomor 69 tahun 2015 tentang impor dan penyerahan alat angkutan tertentu dan

penyerahan jasa kena pajak, terkait angkutan tertentu yang tidak dipungut PPN.

Pemerintah akan memberikan insentif berupa tidak memungut PPN untuk

beberapa alat transportasi, terutama adalah galangan kapal, kereta api, pesawat,

dan termasuk suku cadangnya.

4. Insentif fasilitas di Kawasan Pusat Logistik Berikat

Dengan adanya pusat logistik, maka perusahaan manufaktur tidak perlu impor

dan tidak perlu mengambil barang dari luar negeri karena cukup mengambil dari

gudang berikat. Rencananya hingga menjelang akhir tahun akan ada dua pusat

logistik berikat yang siap beroperasi, yakni di Cikarang terkait sektor manufaktur

dan di Merak terkait BBM.

Menurut Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dengan adanya Peraturan

Pemerintah nomor 69 tahun 2015, daya saing untuk pusat logistik berikat bisa

diperkuat dan makin banyak pusat logistik berikat yang beroperasi di Indonesia.

5. Insentif pengurangan pajak bunga deposito

Insentif ini berlaku terutama eksportir yang berkewajiban melaporkan devisa

hasil ekspor (DHE) ke Bank Indonesia. Menteri Koordinator Perekonomian

Darmin Nasution mengatakan pajak bunga deposito yang saat ini 20 persen akan

dipangkas tinggal separuhnya bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor

7

Page 8: Tugas Ekonomi Makro 2003

(DHE) dalam valuta asing selama sebulan di perbankan dalam negeri.

Pemotongan akan lebih tinggi lagi, tinggal 7,5 persen, jika ditanam tiga bulan,

2,5 persen untuk periode enam bulan, dan nol persen untuk jangka waktu

sembilan bulan atau lebih.

Pemangkasan lebih besar lagi bila eksportir mengkonversikan valasnya ke

rupiah. Secara berturut dalam periode yang sama, pajak bunga depositonya

menjadi 7,5 persen, 5 persen, dan nol persen untuk jangka waktu enam bulan atau

lebih. Kebijakan ini diharapkan efektif pada dua minggu ke depan dan membuat

rupiah menguat seiring suplai valas yang meningkat.

6. Perampingan Izin Sektor Kehutanan

Izin untuk keperluan investasi dan produktif sektor kehutanan akan berlangsung

lebih cepat. Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

mengeluarkan sebanyak 14 izin. Dalam paket kebijakan tahap dua, proses izin

dirampingkan menjadi 6 izin . Perampingan ini melibatkan revisi 9 peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Langkah-langkah diatas ditindaklanjuti sesuai dengan ranah kerja sejumlah

kementerian. Misalnya pada bagian Kementerian Kehutanan dan Lingkungan

Hidup, Menteri Siti Nurbaya mengaku akan menjadikan empat izin mengenai

pemanfaatan hasil hutan kayu di dalam hutan produksi menjadi satu izin bernama

‘Izin Usaha Pemanfaatan Kayu’. Kemudian di ranah Kementerian Keuangan,

Menteri Bambang Brodjonegoro mengatakan akan memberikan insentif pajak

bunga bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) di perbankan

dalam negeri untuk waktu lama. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan

pemerintah pusat akan menginstruksikan kepada pemerintah daerah untuk

memperpendek proses pembuatan izin usaha.

8

Page 9: Tugas Ekonomi Makro 2003

BAB III

PEMBAHASAN

Keberhasilan paket ekonomi jilid 2 yang menitikberatkan kepada deregulasi dan

debirokrasi memang masih lama dirasakan, diprediksikan dampaknya akan terasa

dalam jangka menengah. Namun masih ada kebijakan lain yang sudah ditujukan

langsung ke titik permasalahan jangka pendek. Diantaranya perizinan investasi bisa

diperoleh investor hanya dalam tempo 3 jam dan pemangkasan pajak bunga deposito

bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor (DHE)-nya dalam valuta asing di

perbankan dalam negeri. Namun, kemudahan itu bukan tanpa syarat. Jaminan 3 jam

perizinan selesai hanya berlaku untuk kegiatan investasi di kawasan industri. Selama

ini perizinan di kawasan industri bisa sampai 8 hari hanya untuk mengurus izin

badan usaha. Jika membangun di luar kawasan industri, investor harus mengurus 11

perizinan terkait dengan konstruksi, dan itu membutuhkan waktu paling cepat 526

hari. Pada paket deregulasi kedua ini dipangkas menjadi hanya 3 jam, dimana

investor sudah mengantongi izin dan bisa langsung merealisasikan investasinya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani

menambahkan, dengan proses 3 jam itu, investor sudah bisa mengantongi tiga

produk perizinan, yakni izin prinsip, akta perusahaan, dan NPWP. Mengenai

perizinan di luar kawasan industri, terutama di bidang sumber daya alam (SDA),

pemerintah memangkas 14 perizinan menjadi enam perizinan. Itu termasuk menyapu

bersih sembilan peraturan menteri sebelumnya. Jadi, berbagai izin yang dulunya

banyak kini dipermudah sehingga proses perizinan lebih cepat.

Kemudian mengenai pemangkasan pajak bunga deposito bagi eksportir yang

menyimpan devisa hasil ekspor (DHE)-nya dalam valuta asing di perbankan dalam

negeri, beberapa pihak seperti Kelompok Sinar Mas Group mengatakan tidak

memerlukan insentif pengurangan pajak bunga deposito bagi pengusaha yang

menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) di sistem perbankan lokal. Menurut

Managing Director Sinar Mas Group Gandhi Sulistyanto, tidak semua pengusaha

butuh insentif itu. Sinar Mas Group mengaku tidak menyimpan DHE dalam bentuk

9

Page 10: Tugas Ekonomi Makro 2003

deposito di dalam negeri, juga tidak menyimpan DHE terlalu lama di sistem

perbankan karena semuanya terus diputar untuk biaya operasional. Kebanyakan

menyimpan uang dalam bentuk dolar di luar negeri karena mereka membutuhkannya

untuk bisnis luar negeri, misalnya untuk impor bahan baku.

Meskipun terdapat pro dan kontra dan masih dalam penyelidikan oleh Bank

Indonesia, kenyataannya rupiah mengalami penguatan menjadi Rp 13.888 (7 Oktober

2015). Ada dua kemungkinan penyebab menguatnya rupiah: faktor global dan faktor

respon pasar terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Kebijakan yang mendukung kemudahan berinvestasi dan pemberian insentif akan

membantu memecahkan permasalahan PHK. Pengusaha yang diberikan insentif akan

bertahan usahanya sehingga tidak memberhentikan pekerjanya dan malah

mengembangkan usahanya. Demikian juga untuk investasi baru, Investor dapat

mengantongi izin hanya dalam tiga jam, sangat cepat dari sebelumnya yang perlu

sembilan hari. Syaratnya, nilai investasi mesti di atas Rp100 miliar dan menyerap

tenaga kerja minimal 1.000 pekerja rumah tangga. Tentu saja hal ini akan membuka

peluang dalam ketersediaan lapangan pekerjaan.

Secara umum paket kebijakan ekonomi jilid II sebagian besar berkaitan dengan

tiga sektor ekonomi yaitu industri, ekspor dan keuangan. Yakni, lebih banyak

diarahkan untuk mempercepat proses investasi dan pemberian fasilitas perpajakan.

Selain itu, investasi yang ditetapkan paling sedikit Rp100 miliar atau yang bisa

menyerap 1.000 tenaga kerja Indonesia. Kawasan industri sudah ada Amdal, namun

investor tetap harus membangun pengelolaan limbah.

Pemerintah juga antusias menarik simpanan valuta asing (valas) milik eksportir

yang saat ini banyak tersimpan di luar negeri. Untuk itu, pemerintah memangkas

pajak deposito valas, bahkan hingga 0%. Saat ini pajak deposito devisa hasil ekspor

(DHE) jika disimpan di bank nasional mencapai 20%. Dengan diterbitkannya paket

ekonomi jilid II ini, besaran tersebut dipangkas.

Adapun besaran pajak deposito valas di Indonesia adalah sebagai berikut: deposito

1 bulan besaran pajak 10%; deposito 3 bulan besaran pajak 7,5%; deposito 6 bulan

besaran pajak 2,5%; dan deposito di atas 6 bulan besaran pajak 0%. Jika DHE

dikonversi menjadi rupiah, besaran pajak yang dikenakan adalah sebagai berikut:

10

Page 11: Tugas Ekonomi Makro 2003

deposito 1 bulan besaran pajak 7,5%; deposito 3 bulan besaran pajak 5%; dan

deposito 6 bulan besaran pajak 0%.

Di sisi kebijakan moneter yang menjadi ranah Bank Indonesia (BI), pun dilakukan

relaksasi kebijakan. Pertama, potongan diskon pajak atas bunga deposito DHE.

Kedua, pelonggaran syarat non jaminan ekspor dari 1 juta dolar AS menjadi 5 juta

dolar AS. Ketiga, penambahan fasilitas hedging atas utang valas dari hanya tiga

bulan, enam bulan, ditambah setahun. Adapun, insentif sektor fiskal yang menjadi

ranah Kementerian Keuangan adalah pemberian insentif seperti tax holiday dan tax

allowance serta pengampunan pajak atau tax amnesty di tahun depan. Prosedur

pemberian fasilitas pajak akan dipermudah. Yang juga menarik adalah rencana

pemerintah memangkas pajak penghasilan badan, dari 28% menjadi 18%, dengan

syarat tertentu, walaupun rencana ini menimbulkan pro dan kontra antar menteri.

Sama halnya dengan dunia usaha yang merespon positif, maka pelaku pasar

keuangan pun merespon hal yang sama atas kebijakan ekonomi jilid II. Apalagi, BI

juga telah mengeluarkan lanjutan paket kebijakan jilid I 9 September lalu untuk

menstabilkan nilai tukar rupiah seiring dengan paket kebijakan II yang dikeluarkan

pemerintah pada 29 September.

Nilai tukar rupiah menguat dan indeks harga saham gabungan (IHSG) pun masuk

zona hijau. Respon tersebut jauh berbeda ketika pasar menanggapi terbitnya Paket

September I pada 9 September lalu. Saat itu, rupiah justru melemah 63 poin menjadi

Rp14.307 per dolar AS. Penguatan rupiah memang tidak lepas dari peran BI untuk

mendinginkan pasar. Di samping melakukan intervensi di pasar spot, BI juga akan

melakukan intervensi di pasar forward guna menyeimbangkan penawaran dan

permintaan. Kesimpulannya, semua pemangku kepentingan menyambut gembira

paket kedua yang oleh banyak kalangan dinilai lebih memiliki sasaran jangka pendek

jika dibandingkan dengan paket pertama yang diluncurkan pada 9 September.

Namun, publik juga mengingatkan pemerintah agar tidak berhenti dengan paket

itu. Pemerintah tidak boleh bersikap terlalu gembira atas reaksi pasar yang terlihat

menyambut paket itu dengan bergairah. Pemerintah tidak boleh terpukau oleh

penguatan nilai rupiah dan IHSG yang berlangsung sesaat.

11

Page 12: Tugas Ekonomi Makro 2003

Selain karena masih bersifat sementara, rentang penguatan tersebut juga relatif

terukur. Artinya, pasar tidak semata merespon positif peluncuran paket stimulus

tersebut, tetapi di sana tersirat pula adanya posisi untuk wait and see. Karena itu,

publik harus terus mendorong pemerintah untuk memastikan paket tersebut dalam

implementasi secara efektif dan optimal. Ini perlu ditekankan karena dalam banyak

kasus, pemerintah terlihat bagus saat menetapkan kebijakan, tetapi buruk dalam

implementasi.

Menyadari paket kebijakan 1 dan 2 belum seutuhnya menyelesaikan semua

permasalahan jangka pendek, maka harus dilengkapi dengan paket kebijakan lainnya.

Pemerintah telah berupaya membuat kebijakan yang tepat untuk menyelesaikan satu

per satu permasalahan dan tantangan perekonomian yang ada. Meski pada sebuah

paket kebijakan belum menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada, pemerintah

segera merespon atau men-follow up dengan paket kebijakan yang lain. Jika

pemerintah lambat dalam menindak dampak kebijakannya, permasalahan baru bisa

segera muncul. Pada akhirnya, sangat penting bagi pemerintah untuk responsif dan

cepat dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan yang dirumuskan

12

Page 13: Tugas Ekonomi Makro 2003

DAFTAR PUSTAKA

1. http://ekbis.sindonews.com/read/1048979/33/ini-isi-paket-kebijakan-

ekonomi-september-ii-jokowi-1443523678.

Diakses pada tanggal 14 November 2015.

2. http://katadata.co.id/berita/2015/09/30/paket-kebijakan-jokowi-jilid-ii-dinilai-

lebih-fokus#sthash.o2T2Wdif.dpuf.

Diakses pada tanggal 14 November 2015.

3. https://penabdurrahman.wordpress.com/2015/10/11/sekilas-tentang-paket-

kebijakan-ekonomi-jilid-12-dan-3.

Diakses pada tanggal 15 November 2015.

4. http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/meningkatkan-efektivitas-

paket-kebijakan-ekonomi.php.

Diakses pada tanggal 16 November 2015.

13