tugas bupati

13
HUBUNGAN INTERAKSI INTERAKSI UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

Transcript of tugas bupati

HUBUNGAN INTERAKSI INTERAKSI UNTUK MEMPERCEPAT

PEMBANGUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik

umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkat yang

berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial

ekonomi dan aspek lingkungan lainnya, sehingga peluang baru untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dapat ditangkap secara berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh

dengan cara :

Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan

daerah,

Merumuskan tujuan strategi dan kebijakan pembangunan daerah,

Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi),

Melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Tujuan Pembangunan Daerah

Mengurangi disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub

daerah serta antara warga masyarakat (pemerataan dan keadilan),

Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan,

Menciptakan lapangan kerja,

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah,

Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumberdaya alam agar bermanfaat

bagi generasi sekarang dan generasi berkelanjutan.

Masalah Pembangunan Daerah

Sistem pertanian yang masih tradisional,

Kurangnya dana modal dan modal fisikal,

Peranan tenaga terampil dan berpendidikan,

Pesatnya perkembangan penduduk.

Kebijakan Mempercepat Pembangunan Daerah

Mengembangkan infrastruktur,

Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat,

Meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat,

Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi pembangunan.

BAB II

TINJAUAN SECARA UMUM

Perencanaan pembangunan daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk

memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk

memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya swasta

secara bertanggung jawab.

Pembangunan yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih

teliti mengenai penggunaan sumberdaya publik dan sektor swasta: petani, pengusaha

kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses

perencanaan.

Ada tiga implikasi pokok dari perencanaan pembangunan daerah:

I. Perencanaan pembangunan daerah yang realistik memerlukan pemahaman

tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah

tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara

keduanya, dan kosekuensi akhir dari interaksi tersebut.

II. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah

dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.

III. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya

administrasi, proses pengambila keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda

pada tingkat daerah yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat

pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh

karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang

seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan dengan menggunakan

sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat tercapai,

dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada

tingkat daerah karena kedekatan para perencanannya dengan objek

perencanaan.untuk itu diharapkan pemerintah harus menerapkan pola

pembangunan satu pintu artinya semua usulan pembangunan harus

berdasarkan usulan dari bawah (musrenbang) terkecuali dalam keadaan yang

mendesak atau darurat seperti bencana alam dan lain-lain. Hal ini akan

mengurangi tumpang tindih pembangunan yang ada di wilayah kabupaten

gresik khususnya sehingga akan lebih efektif dan efisien.

BAB III

POLA PIKIR

Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan

daerah yaitu:

1. Entrepreneur

Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis

seperti BUMD yang harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis

menguntungkan.

2. Koordinator

Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi

pembangunan didaerahnya. Dalam perannya sebagai koordinator, pemerintah daerah

juga bisa melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan

masyarakat dalam penyusunan sasaran-sasaran konsistensi pembangunan daerah

dengan nasional (pusat dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan

mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.

3. Fasilisator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan

lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan

prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.

4. Stmulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha

melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan

untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap

berada di daerah tersebut.

BAB IV

PEMBAHASAN

Masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu

pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan pembangunan dalam

wilayah tersebut.

Suatu daerah ditinjau dari pembangunan mempunyai 3 pengertian, yaitu:

I. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan pembangunan terjadi

di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama

seperti segi pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya dsb.

Daerah ini disebut daerah modal.

II. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu

atau beberapa pusat kegiatan pembangunan daerah. Daerah ini disebut

daerah modal.

III. Suatu daerah adalah suatu pembangunan ruang yang berada dibawah suatu

administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb

didasarkan pada pembagian administratif suatu negara, daerah ini disebut

daerah perencanaan atau daerah administrasi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja

baru dan merangsang perkembangan kegiatan pembangunan dalam wilayah tersebut.

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada tekanan terhadap

kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan

dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik

secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan inisisatif

kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan pembangunan.

Pembangunan daerah suatu proses yaitu proses yang mencakup pembentukan

institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang

ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,

alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai

tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama

mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta

daerah partisipasi masyarakat dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus

menafsir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

pembangunan daerah.

BAB V

KESIMPULAN

I. Pembangunan masa lalu telah menimbulkan kesenjangan pembangunan

antara daerah semakin melebar. Konsentrasi industrialisasi di beberapa

daerah ternyata tidak mampu menarik pembangunan daerah-daerah lain ke

arah yang lebih maju. Bahkan membuat kesenjangan pembangunan daerah

semakin melebar.

II. Perubahan struktur pembangunan nasional pada masa lalu tidak mengakar

pada pembangunan daerah terutama daerah luar jawa. Ini berarti bahwa

pertumbuhan pembangunan nasiaolnal sebagai buah dari perubahan struktur

pembangunan nasional tidak dikonstribusikan secara optimal oleh

pembangunan daerah.

III. Untuk meningkatkan perana daerah terhadap pertumbunhan pembangunan

nasional perlu ikhtiar yang sungguh-sungguh dan sistematis melalui

penerapan strategis pembangunan di tingkat pusat.

IV. Untuk mendukung keberlangsungan strategi pembangunan daerah

diperlukan adanya reorganiosasi pada departemen teknis, yakni

mengintegrasikan subsistem pembangunan kedalam sumber data yang

releven.

BAB VI

PENUTUP

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan

inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurnakan makalah ini.

Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan

memberikan sebuah perubahan khususnya pembangunan di kabupaten gresik.