tugas bupati
-
Upload
hannie-hunnie-hennie -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of tugas bupati
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik
umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkat yang
berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial
ekonomi dan aspek lingkungan lainnya, sehingga peluang baru untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dapat ditangkap secara berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh
dengan cara :
Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan
daerah,
Merumuskan tujuan strategi dan kebijakan pembangunan daerah,
Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi),
Melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Tujuan Pembangunan Daerah
Mengurangi disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub
daerah serta antara warga masyarakat (pemerataan dan keadilan),
Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan,
Menciptakan lapangan kerja,
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah,
Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumberdaya alam agar bermanfaat
bagi generasi sekarang dan generasi berkelanjutan.
Masalah Pembangunan Daerah
Sistem pertanian yang masih tradisional,
Kurangnya dana modal dan modal fisikal,
Peranan tenaga terampil dan berpendidikan,
Pesatnya perkembangan penduduk.
Kebijakan Mempercepat Pembangunan Daerah
Mengembangkan infrastruktur,
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat,
Meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat,
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi pembangunan.
BAB II
TINJAUAN SECARA UMUM
Perencanaan pembangunan daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk
memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk
memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya swasta
secara bertanggung jawab.
Pembangunan yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih
teliti mengenai penggunaan sumberdaya publik dan sektor swasta: petani, pengusaha
kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses
perencanaan.
Ada tiga implikasi pokok dari perencanaan pembangunan daerah:
I. Perencanaan pembangunan daerah yang realistik memerlukan pemahaman
tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah
tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara
keduanya, dan kosekuensi akhir dari interaksi tersebut.
II. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah
dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.
III. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya
administrasi, proses pengambila keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda
pada tingkat daerah yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat
pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh
karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang
seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan dengan menggunakan
sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat tercapai,
dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada
tingkat daerah karena kedekatan para perencanannya dengan objek
perencanaan.untuk itu diharapkan pemerintah harus menerapkan pola
pembangunan satu pintu artinya semua usulan pembangunan harus
berdasarkan usulan dari bawah (musrenbang) terkecuali dalam keadaan yang
mendesak atau darurat seperti bencana alam dan lain-lain. Hal ini akan
mengurangi tumpang tindih pembangunan yang ada di wilayah kabupaten
gresik khususnya sehingga akan lebih efektif dan efisien.
BAB III
POLA PIKIR
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan
daerah yaitu:
1. Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis
seperti BUMD yang harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis
menguntungkan.
2. Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi
pembangunan didaerahnya. Dalam perannya sebagai koordinator, pemerintah daerah
juga bisa melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan
masyarakat dalam penyusunan sasaran-sasaran konsistensi pembangunan daerah
dengan nasional (pusat dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan
mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.
3. Fasilisator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan
lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan
prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.
4. Stmulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha
melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan
untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap
berada di daerah tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan pembangunan dalam
wilayah tersebut.
Suatu daerah ditinjau dari pembangunan mempunyai 3 pengertian, yaitu:
I. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan pembangunan terjadi
di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama
seperti segi pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya dsb.
Daerah ini disebut daerah modal.
II. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu
atau beberapa pusat kegiatan pembangunan daerah. Daerah ini disebut
daerah modal.
III. Suatu daerah adalah suatu pembangunan ruang yang berada dibawah suatu
administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb
didasarkan pada pembagian administratif suatu negara, daerah ini disebut
daerah perencanaan atau daerah administrasi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan pembangunan dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada tekanan terhadap
kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan inisisatif
kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan pembangunan.
Pembangunan daerah suatu proses yaitu proses yang mencakup pembentukan
institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,
alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
Setiap upaya pembangunan daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai
tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta
daerah partisipasi masyarakat dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus
menafsir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
pembangunan daerah.
BAB V
KESIMPULAN
I. Pembangunan masa lalu telah menimbulkan kesenjangan pembangunan
antara daerah semakin melebar. Konsentrasi industrialisasi di beberapa
daerah ternyata tidak mampu menarik pembangunan daerah-daerah lain ke
arah yang lebih maju. Bahkan membuat kesenjangan pembangunan daerah
semakin melebar.
II. Perubahan struktur pembangunan nasional pada masa lalu tidak mengakar
pada pembangunan daerah terutama daerah luar jawa. Ini berarti bahwa
pertumbuhan pembangunan nasiaolnal sebagai buah dari perubahan struktur
pembangunan nasional tidak dikonstribusikan secara optimal oleh
pembangunan daerah.
III. Untuk meningkatkan perana daerah terhadap pertumbunhan pembangunan
nasional perlu ikhtiar yang sungguh-sungguh dan sistematis melalui
penerapan strategis pembangunan di tingkat pusat.
IV. Untuk mendukung keberlangsungan strategi pembangunan daerah
diperlukan adanya reorganiosasi pada departemen teknis, yakni
mengintegrasikan subsistem pembangunan kedalam sumber data yang
releven.
BAB VI
PENUTUP
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan
inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurnakan makalah ini.
Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan
memberikan sebuah perubahan khususnya pembangunan di kabupaten gresik.