Tugas Biologi Bu Arda

39
1. Mencari definisi dari cabang-cabang dan berikan contoh dari cabang-cabang Biologi - Botani Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan & peran tumbuhan bagi kehidupan. Botani berakar dari ilmu herbalisme, ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk khasiatnya secara medis. Terdapat berbagai catatan kuno yang mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan jenis dan manfaatnya di India (1100 SM), Avestan kuno, dan China (221 SM. Botani modern merujuk kepada kebudayaan di Yunani Kuno, terutama Theoprastus (sekirat 371–287 SM), seorang murid Aristoteles yang menemukan prinsip ilmu botani. Ia juga dikenal sebagai "Father of Botany". Karyanya, Enquiry into Plants dan On the Causes of Plants merupakan dua kontribusi utama bagi ilmu botani hingga Abad Pertengahan, hampir 17 abad setelah buku tersebut ditulis. Contoh :: Mempelajari Tumbuhan dalam Berfotosintesis maupun dalam mencari Makanan. - Zoologi Pengertian Zoologi adalah ilmu pengetahuan tentang hewan. Botani adalah ilmu pengetahuan tentang tumbuhan. Zoology dan botani bersama-sama membentuk biologi (ilmu hayat). Asas-asas terpenting dalam ilmu hayat berlaku baik pada hewan mapun tumbuhan. Asas-asas terpenting itu adalah : hewan dan tumbuhan mempunyai siklus hidup, keduanya makan dan bergerak, tumbuh

Transcript of Tugas Biologi Bu Arda

Page 1: Tugas Biologi Bu Arda

1. Mencari definisi dari cabang-cabang dan berikan contoh dari cabang-cabang Biologi

- Botani

Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan & peran tumbuhan bagi kehidupan. Botani

berakar dari ilmu herbalisme, ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk

khasiatnya secara medis. Terdapat berbagai catatan kuno yang mengklasifikasikan

tumbuhan berdasarkan jenis dan manfaatnya di India (1100 SM), Avestan kuno, dan China

(221 SM.

Botani modern merujuk kepada kebudayaan di Yunani Kuno, terutama Theoprastus (sekirat

371–287 SM), seorang murid Aristoteles yang menemukan prinsip ilmu botani. Ia juga

dikenal sebagai "Father of Botany". Karyanya, Enquiry into Plants dan On the Causes of

Plants merupakan dua kontribusi utama bagi ilmu botani hingga Abad Pertengahan, hampir

17 abad setelah buku tersebut ditulis.

Contoh :: Mempelajari Tumbuhan dalam Berfotosintesis maupun dalam mencari Makanan.

- Zoologi

Pengertian Zoologi adalah ilmu pengetahuan tentang hewan. Botani adalah ilmu

pengetahuan tentang tumbuhan. Zoology dan botani bersama-sama membentuk biologi

(ilmu hayat). Asas-asas terpenting dalam ilmu hayat berlaku baik pada hewan mapun

tumbuhan. Asas-asas terpenting itu adalah : hewan dan tumbuhan mempunyai siklus hidup,

keduanya makan dan bergerak, tumbuh dan berkembang, bernafas dan berlipat ganda.

Namun dalam wawasan zoology terdapat fakta dan asas tambahan yang hanya berlaku pada

hewan saja seperti antara lain mempunyai indera, kemampuan bersuara dan kejiwaan

(psike) seperti yang kita jumpai pada kera dan anjing

- Microbiologi

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk2 mikroskopik (the science

of microscopic organisms).

1. Virus : makhluk yg pualing kecil. menunjukkan ciri2 seperti makhluk hidup bila berada di dalam sel

inang saja. Penyebab banyak penyakit mulai yg familiar ama kita (flu) smpe yg berat (ebola, HIV).

Page 2: Tugas Biologi Bu Arda

2. Bakteri : cepet banget berkembang biak. Penyebab paling banyak dari penyakit. ‘

3. Protozoa : kakaknya bakteri dalam hal ukuran (lebih gede maksudnya), biasanya idup di tanah

dan air

- Becteorologi

Bakteriologi: Ilmu dan studi bakteri dan hubungannya dengan obat-obatan dan ke daerah

lain seperti pertanian (misalnya, hewan ternak) dan industri. Bakteri adalah mikroorganisme

bersel tunggal yang dapat hidup sebagai organisme independen atau, tergantung, sebagai

parasit. Di antara bakteri lebih dikenal adalah radang, Staph, dan agen tuberkulosis dan

kusta.

Contoh :: Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi yang meliputi studi tentang

bakteri, virus, dan segala macam lainnya mikroorganisme

- Mycobiology

Bakteriologi: Ilmu dan studi bakteri dan hubungannya dengan obat-obatan dan ke daerah

lain seperti pertanian (misalnya, hewan ternak) dan industri. Bakteri adalah mikroorganisme

bersel tunggal yang dapat hidup sebagai organisme independen atau, tergantung, sebagai

parasit.

Contoh :: Di antara bakteri lebih dikenal adalah radang, Staph, dan agen tuberkulosis dan

kusta. Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi yang meliputi studi tentang bakteri,

virus, dan segala macam lainnya mikroorganisme

- Vyrology

Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus, mikroorganisme yang dapat

membahayakan sebagai agen penyebab penyakit seperti influenza dan Human

Immunodeficiency Virus (HIV). Namun di sisi lain virus juga memiliki kegunaan positif dalam

kedokteran, yang digunakan dalam imunisasi dan juga dalam memberikan gen baru ke

dalam genom suatu organisme untuk efek yang berguna.

- Embrybiologi

Konsep pembentukan embrio berasal dari koagulasi darah menstruasi. Tahap

perkembangan embrio sama dengan tahap perkembangan ragi. Proses pertumbuhan

Page 3: Tugas Biologi Bu Arda

embrio sama dengan proses pertumbuhan bibit tanaman yang ditanam di tanah. Embrio

tumbuh dan berkembang mulai dari dinding jantung dan diteruskan ke seluruh bagian

tubuh. Pembentukan bagian tubuh yang sama dipengaruhi oleh pemanasan dan

pendinginan. Beberapa bagian embrio diatur oleh pengaruh dingin dan beberapa bagian

lainnya diatur oleh pengaruh panas.

Contoh :: Pengaruh dingin mengatur pertumbuhan daging, sedangkan pengaruh panas (fire)

melarutkannya. Kuku, tanduk, kuku binatang dan cakar terbentuk dari panas penguapan

cairan. Urat daging, otot dan tulang terbentuk melalui pengerasan cairan oleh pengaruh

panas dari dalam. Pemanasan dan pendinginan keduanya berpengaruh terhadap proses

penciptaan (creation) embrio.

Tubuh bagian atas adalah bagian yang tumbuh sempurna lebih dulu, sedangkan tubuh

bagian bawah akan menyusul sesuai dengan waktu berjalan. Pada tahap awal pembentukan,

semua bagian embrio secara garis besar dapat terlihat. Setelah itu, bagian embrio tersebut

akan berwarna-warni, melunak dan mengeras. Jantung adalah bagian tubuh semua hewan

yang pertama kali terbentuk. Suhu dingin berpengaruh terhadap terbentuknya otak. Janin

laki-laki terbentuk pada bagian kiri rahim, sedangkan janin perempuan terbentuk dari

bagian kanan rahim.

- Parasitologi

PARASITOLOGI Ilmu yang mempelajari parasit – organisme yang hidupnya menumpang

dan merugikan organisme lain. Ukuran tubuh penumpang lebih kecil dari yang ditumpangi.

Parasit ini disebut juga sebagai agent

Contoh :: Tumbuhan parasit yang menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan

inang disebut parasit fakultatif dan tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan sumber

energi pada tumbuhan inang disebut sebagai parasit obligat (parasit sejati). Parasit fakultatif

masih memiliki organ fotosintetik yang berfungsi secara normal sebagaimana tumbuhan

bukan parasit. Contoh kelompok pertama ini misalnya mistletoe. Contoh kelompok kedua

(parasit sejati) adalah tali putri (Cuscuta), benalu, dan padma dan juga rafflesia arnoldi.

- Ecology

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah

atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang

Page 4: Tugas Biologi Bu Arda

mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya (lihat Gambar 6. 1).

Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan

lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel

(zoologiwan Jerman, 1834-1914).

Contoh :: Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari

berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk

pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya

adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan

produktivitas.

- Anatomy

Anatomi adalah Ilmu yang mempelajari susunan / struktur dari tubuh manusia dan

hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya , anatomi juga mempunyai

pengertian urai dari tubuh manusia,

ana = bagian

tomi = memotong

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh manusia dalam keadaan normal,

keterangan fungsi dari tubuh manusia dijabarkan dalam fungsi setiap organ dari fungsi

masing masing sistem dalam tubuh manusia dalam keadaan normal.

Contoh :: Anatomi dan fisiologi ini hubungannya sangat erat sekali, tidak bisa dipisah

pisahkan

ex : ada kelainan di dari susunan / struktur suatu organ maka fungsi dari organ tadi akan

terganggu.

ex : organ paru paru ( pulmo ) organ paru paru yang terkena penyakit TBC akan mengalami

kerusakan baik sel selnya,

Page 5: Tugas Biologi Bu Arda

jaringan jaringannya sehingga fungsi dari paru paru dalam proses pernafasan mengalami

gangguan , sehingga kita bisa mendeteksi / mengetahui pasien tersebut mengalami sesak

nafas, nyeri waktu bernafas, batuk batuk mengeluarkan darah.

- Histology

Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail

menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga

disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat berguna dalam

keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan

pemeriksaan histologis.

Contoh :

A.FIKSASI (Fixation)

Proses/langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pembuatn sediaan

Histologi adalh Fiksasi. Fiksasi merupakan langkah yang penting dalam pembuatan sediaan

utuh maupun sayatan.

B.Dehidrasi (Dehydration)

Tujuan Dehidrasi adalah untuk menarik air yang terdapat dalam jaringan setelah

fiksasi. Dehidrasi juga memiliki fungsi mencuci (washing) dan bias membuat jaringan

menjadi kokoh dan menjadi keras dan rapuh. Bahan yang digunakan untuk pendehidrasi

Alkohol, Dioksan(Kombinasi Dehidrasi dan Infiltrasi) dan n-Butil Alkohol (Kombinasi

dehidrasi dan penjernihan).

- Physiology

Ilmu fisiologi manusia dimulai dari sekitar tahun 420SM hingga zaman Hipokrates, yang juga

dikenal sebagai bapak kedokteran. Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya pada

hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani Kuno.

Contoh :: Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi

yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa

Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti "asal-

usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa

Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".

Page 6: Tugas Biologi Bu Arda

- Cytology

Sel merupakan kesatuan struktur fisiologi yang terkecil dari organisme hidup.

Pada sel tumbuhan, sel terdiri dari protoplas yang dikelilingi dinding sel. Biasanya dinding sel

dianggap bagian yang mati, sedangkan protoplas adalah bagian yang hidup daripada sel.

Apabila protoplas sudah tidak terdapat lagi di dalam ruang sel, berarti sel tersebut telah

mati.

- Immunology

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh

host yang diperantarai oleh sel, terutama yg berhubungan dengan imunitas terhadap

penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.

Contoh :

Protozoa

Protozoa adalah gup organisme bersel satu yang sangat bervariasi dengan lebih dari 50.000

jenis. Banyak yang berukuran kurang dari 1/200 mm tapi beberapa dapat mencapai 3 mm

seperti''Spirostomun''. Banyak yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara berkoloni.

Pada manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan penyakit

seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Protozoa ini ditularkan dari

manusia yang satu ke manusia yang lain dengan perantaraan nyamuk betina dari genus

anopheles.Terdapat ratusan juta kasus dari penyakit malaria pertahun dengan tingkat

kematian yang tinggi pada negara-negara miskin.

Cacing

Cacing dalam usus merupakan salah satu patogen manusia yang paling umum. Cacing gelang

Ascaris lumbricoides diperkirakan menginfeksi 1.472 juta manusia di seluruh dunia. Walau

jarang membahayakan nyawa, parasit ini merupakan penyebab utama morbiditas pada

negara-negara berkembang. Infeksi berat dapat menyebabkan gangguan usus dan

gangguan pertumbuhan.

- Sistematics

Sistematis adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam

hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara

Page 7: Tugas Biologi Bu Arda

utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut

obyeknya.

Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan

syarat ilmu yang ketiga.

Contoh :: Sistematematika

- Cell Biology

Biologi sel adalah studi tentang proses yang dilakukan oleh sel-sel individual seperti

pembelahan sel, organel warisan dan biogenesis, transduksi sinyal dan motilitas. Proses ini

sering dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan termasuk nutrisi, sinyal pertumbuhan,

dan kontak sel-sel.

Contoh :: Organisme bersel tunggal seperti ragi, organisme multiseluler seperti Drosophila

dan mouse, garis kultur jaringan didirikan, dan, semakin, kultur sel primer berasal dari

hewan rekombinan seperti tikus biasanya digunakan untuk mempelajari masalah biologis

sel. Pendekatan eksperimental untuk mempelajari masalah biologis sel termasuk genetika,

mikroskop, dan pemulihan dari peristiwa biologis sel dalam sistem sel-bebas.

- Genetic

Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics,

dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan") adalah cabang

biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti

virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang

gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu

surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional

tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.

Contoh :: Gen Manusia Gen Hewan

- Molecular Biology

Cabang biologi yang mempelajari struktur dan aktivitas dari makromolekul penting untuk

kehidupan (dan terutama dengan peran genetik mereka)

Contoh :: Kehidupan Mikrobakteri di dalam tubuh manusia yang membentuk system Imun.

Page 8: Tugas Biologi Bu Arda

2. 30 Penggunaan Protein dalam Bidang Industri

- Simanjorang, Eviyanti. Nia Kurniawati dan Zahidiah Hasan. 2012. Pengaruh Pengunaan Enzim

Papain Dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Karakteristik Kimia Kecap Tutut. Jurnal Perikanan

dan Kelautan. Vol 3 No 4.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di laboratorium Teknologi Hasil Industri Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknik Industri Pertanian dan

dianalisis di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Tujuan dan penelitian ¡ni

adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain terhadap karakteristik kimiawi kecap

tutut yang dihasilkan. Perlakuan yang gunakan adalah pemberian enzim papain dengan persentase yaitu

: A=0%, B=5%, 0=7%, D=9% dan E=11% dengan lama waktu ¡nkubasi 6 han. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rataan kadar protein dan berbagai perlakuan masing masing yaitu A=2,35%,

B=2,70%, 0=2,45%, D=2,51%, E=2,39%. Rataan Derajat Keasaman (pH) yaitu A=6,7, B=6,5 0= 6,2 D=6,3

E= 6,5. Rataan kadar garam yaitu A=18,07%, B=17,45%, 0=2,16,62%, D=16,48%, E=16,53%. Kesimpulan

penelitian adalah pemberian enzim papain dengan konsentrasi 5%, 7%, 9%, dan 11%, kecap tutut

dengan penambahan enzim papain 5% menghasilkan kecap dengan jumlah protein tertinggi yaitu

2,698% yang termasuk kecap ikan kualitas nomor 3 dalam ketetapan SIl, dengan kadar garam

sebesar17,45% dan pH sebesar 6,5. (Simanjorang, Eviyanti. Nia Kurniawati dan Zahidiah Hasan. 2012)

- Prasetyo, Maulanan Nur. Nirmala Sari. Ir. C. Sri Budiyanti, MT. Pembuatan Kecap Dari Ikan

Gabus Secara Hidrolisis Enzimatis Menggunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol 1

No 1 Tahun 2012.

Page 9: Tugas Biologi Bu Arda

Sa/ah sati! upava iintiek ineningkatkan ni/al tanibah ikan berni/al ekonoi,,is rendali df/li ineningkatkan

dava simpali gizi ikan ada/a/i dengan inenianfaatkaiinva iiienf adj kecap ¡kan. Untuk itu telahi dipelajari

proses pembuaran kecap ikan dan ba/ian baku ¡kan gabiis (Ophioceplialus stria tus atau C’haiina stri ata)

secara hidrolisis enzimatis. Fada peneitian ¡ni proses hidro/isis dilaku kan den gan men ambahkan sari

iianas rang mengandung enzim brome/ii, ke dalaiii cacahan daging ¡kan gabiis den gan konsentrasi 6 8

dan 1 0% (b/b). Penanibahian garaiìi (NaCÍ) sebagaipengawet ke da/aiiî campiiran iA-an gabus dan sari

nanas sebanvak 3%, 5% dan 7% (b/b). Proses hidrolisis enzimatis dilakiikan se/ania 1, ‘ dan 3 han laiìia

inkubasi secam anaenob dan temperatur rilan g. Ana/isis di/aA-u kan rerhadap produk kecap ikai, rang

me/iptiti tiiigkat konsentrasi protein da/am produk dan ana/isa jiiiii /a/i mikroba pada produk. Hash

percobaan meiiunjukkan bahwa kecap ikan secam optimuiii dapar diproduksi dan ¡ka,, gabtis dengan

sari iianas yang in engandiing enzim broine/in sebanrak 10%, waktii hidro/isis 3 han dan penambahan

5% NaCÌ. Jmnlahi inikroba ten/ihiar paling sedikitpada produk dengan penambahan 7% NaCÍ, 1 han

hidrolisis dan 6° sari nanas. (Prasetyo, Maulanan Nur. Nirmala Sari. Ir. C. Sri Budiyanti, MT.2012)

- Susanna, Dewi. Zakianis. Ema Hermawati. Haryo Kuntoro Adi. Pemanfaatan Sprirullina

platensis Sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal ( PST ) Mencit ( Mus musculus ). Jurnal Kesehatan Vol

11 No 1 Tahun 2007

Kandungan protein yang tinggi dalam Spirulina platensis dapat dimanfaatkan sebagai sumber Protein Sel

Tunggal (PST). Dengan menggunakan mencit (Mus musculus), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pemanfaatan biomassa kering Spirulina platensis sebagai suplemen Protein Sel Tunggal (PST) dengan

mengukur pertumbuhan berat badan mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan, dengan berat antara 30-

50 gram, dan umur antara 5-7 minggu. Sebanyak 25 ekor sebagai Perlakuan yaitu dengan membuat

perbandingan antara biomassa kering dan pelet sebagai makanan tikus sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40 %,

dan 50 %, dan 5 ekor sisanya sebagai Kontrol tanpa diberi biomassa (100 % pelet). Pengukuran berat

badan dilakukan setiap hari, data dianalisis denga menggunakan t-test dan analisis varians. Hasil

penelilitan menunjukkan bahwa pemberian biomassa kering S. platensis kepada mencit (Mus musculus)

dapat mempengaruhi kenaikan berat badan pada pengamatan dari hari pertama sampai hari kedua

belas, tetapi menurun pada hari ke-tiga belas sampai hari ke-empat belas, dan mengalami kestabilan

sampai hari ke-tujuh belas. Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan sebelum pemberian dan

setelah pemberian biomassa kering S. platensis selama 17 hari. Perbedan terjadi pada Minggu I dan II,

Page 10: Tugas Biologi Bu Arda

tidak semua konsentrasi biomassa mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertambahan berat badan

mencit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai biomassa kering ganggang hijau biru bersel

tunggal yang banyak mengandung protein yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan baerat badan

mencit, maka dapat diasumsikan bahwa biomassa S. platensis dapat dianggap sebagai sumber protein

sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus) pada konsentrasi yang tertentu. (Susanna, Dewi. Zakianis. Ema

Hermawati. Haryo Kuntoro. 2007)

- J, Agardh. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut Sargassum crassifolium. Jurnal Biofarmasi

Vol 2 No 2 Tahun 2004.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi gizi rumput laut Sargassum crassifolium J.

Agardh i. e. konsentrasi protein, asam amino, mineral (abu), elemen mineral (Ca, Fe, dan P), vitamin C,

vitamin A, lipid, asam lemak dan alginat. S. crassifolium adalah spesies rumput laut coklat yang

dikonsumsi sebagai sumber makanan, namun, belum dimanfaatkan secara optimal karena informasi

komposisi gizi yang belum lengkap. Pengukuran konsentrasi protein dilakukan menurut metode Lowry,

sedangkan konsentrasi asam amino diukur dengan menggunakan High Performance Liquid

Chromatography (HPLC). Mineral (ash) diukur dengan abu kering elemen pemrosesan, dan mineral Ca,

Fe, dan P diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) dan UV-Vis. Konsentrasi

vitamin C diukur dengan metode titrasi, sedangkan vitamin A diukur dengan menggunakan UV-Vis. Lipid

diukur dengan metode ekstraksi menggunakan soxhlet, asam lemak metode dengan asam lemak metil

ester (Fames), dan alginat diukur dengan metode ekstraksi. hasil menunjukkan bahwa talus S.

crassifolium mengandung protein dalam rata-rata 5,19% (b / b), dan 17 asam amino (dalam "Asam

amino mol / g berat basah) bervariasi dari 13,77 dari asam glutamat ke 0.83 untuk konsentrasi

hydroxilicine. Kandungan mineral / abu adalah 36,93% (b / b), Ca: 1.540,66 mg/100 g, Fe: 132,65

mg/100 g, P: 474,03 mg/100 g, vitamin C: 49.01 mg/100 g, vitamin A: 489,11 "g RE/100 g, lemak: 1,63%

(b / b), konsentrasi asam lemak adalah: 1,45%, 3,53%, 29,49%, 4,10%, 13,78%, 33,58%, 5,94% untuk

asam laurat, asam meristic, asam palmitat, palmitoleic asam, asam oleat, asam linoleat, dan asam

linolenat kemudian. Konsentrasi alginat adalah 37,91%. (J, Agardh.2008)

Page 11: Tugas Biologi Bu Arda

- Ketaren, Nurjama Br. 2008. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber Protein

Ayam Pedagig Dalam Pengolahan Lingkungan Hidup.

Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai sumber protein ayam pedaging diyakini nialupu meminiinalisasi

dampak penceinaran limbah bulu ayam dan menciptakan suatu industn peternakan yang ramah

linglcungaa Pen,nfiatan lmmbah bulu ayam melibatkan peran nükroorganisme benipa jamur melalui

proses fermentasi. Jamur dalam proses fennentasi berperan merombak komponen kompleks dalam

tepung bulu ayam menj adj komponen yang lebth sedethana dan slap diserap oleh tubuli Tujuan

penelitian ini adalah Inenguji kernrnpuan isolat janlur kandang ayain dalam ineningkatkan kecemaan

tepung bulu ayam sehingga mernberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbtthan ayam dalarn

upaya merninirnalisasi dampak pencernaran limbah bulu ayam di lingkungaa Penelitian lui dilakiikan

dalain dua tahap, tahap pertama pengujian fennentasi menentukan dosis inokuluin jamurterbaik yang

dapat meningicatkan kandungan protein yang tertinggi. Path fase pertarna ini penelitian menggunakan

rancangan acak lengkap non faktorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, perlak-uan terdiri dan RO

(kontroltepung bulu tanpa fennentasi), Rl (dosis inokuhunjaniur 1%), R2 (dosis inokulunijamur 2%) dan

R3 (dosis inokuluin jarnur 3%). Pengujian tahap kedua pengujian biologis untuk menentukan penganih

penggunaan tepung bulu ayam dalani ransum terhadap pertumbuhan ayani. Path fase kedna penelitian

menggunakan rancangan acak lengkap non faktonial dengan 5 penlakuan dan 4 4ngan, yang terdini dan

5 ekor ayam peiplot dengan level penggunaan ransum yaitu TO (ransum kontrol), Ti (tepung bulu 2,5%),

T2 (tepung bulu 5%). T3 (tepung bulu 7,5%) dan T4 (tepung buhi 10%). Hasil penelitian rnenunjukkan

bah penggunaan inokulumjarnur sampai 3% dalam proses fermentasi meinbenikan pengaruh yang

sangat berbeda nyata terhadap peningkatan kandungan protein tepung bulu ayani. Penbedaan

ditunjukkan dengan peningkatan kandungan protein yang lebth tinggi dati TO (tanpa fermentasi) dan Ti

(dosis inokulum 1%) serta T2 (dosis inokum 2%). Path pengujian tahap kedua inenunjukkan bahwa

penggunaan tepung bulu ayam yang difennentasi dengan isolat jainur Penicillnim sp sampai level 5%

dalani ransum. menunjukkan konsunisi ransuni pertarnbahan berat badan dan konversi ransuin sangat

berbeda nyata dengan kontrol (tanpa tepung bulu ayam). Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

dosis inokuluni jamur yang dapat digunakan untuk ineningkatkan kandungan protein tepung bum ayani

adalah path dosis 3%, sedangkan tepung bulu ayam fermentasi dengan inokulum jamur Penicilliwn sp

yang dapat digunakan dalam ransum sebesar 5%. (Ketaren, Nurjama Br. 2008)

Page 12: Tugas Biologi Bu Arda

- Nurhidajah, M. Yusuf. 2010. Analisis Protein, Kalsiumdan Daya Terima Tepung Limbah

Rajungan. Jurnal Teknologi Pertanian Vol 9.

Rajungan merupakan salah satu hasil perairan Indonesia yang separuh bagian tubuhnya tidak dapat

dikonsumsi, sehingga limbah dari pengolahan rajungan relatif tinggi. Mengingat nilai ekonomi limbah

rajungan hampir tidak ada, maka pengolahan limbah rajungan menjadi produk pangan merupakan salah

satu cara alternatif yang dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah rajungan. Tujuan penelitian ini

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan dayaguna limbah rajungan menjadi tepung Disain

penelitian ini adalah eksperimen murni dengan metode deskriptif.. Variabel yang diukur adalah 1) kadar

protein, kalsium, rendemen dan daya terima tepung limbah rajungan. Analisis data untuk daya terima

menggunakan uji non parametrik, friedman. Hasil analisis kadar protein tepung rajungan bagian dalam

37,69 % bb dan limbah bagian cangkang 11,74 %, kadar Kalsium tepung lmbah bagian dalam dan

cangkang masing-masing 14,87 % dan 39,32%. Rendemen menunjukkan angka 40% limbah dalam dan

60% limbah cangkang. Daya Terima hasil penilaian panelis menunjukkan rata-rata penilaian 3,4 sampai

3,8 dengan kriteria menarik dan mendekati sangat menarik. Uji statistik daya terima dengan friedman

menunjukkan tidak ada pengaruh pada semua kriteria penilaian yang meliputi warna, aroma dan tekstur

tepung limbah rajungan, dengan variasi limbah bagian dalam dan cangkang.dengan hasil p= 0,811 >

0,05. Disimpulkan tepung limbah rajungan masih mempunyai nilai gizi khususnya protein dan lemak

yang cukup tinggi dan daya terima panelis yang mewakili konsumen mendekati kriteria sangat menarik.

(Nurhidajah, M. Yusuf. 2010)

- Harmayani, Eni. Endang S. Rahayu, Titiek F. Djaafar, Citra Argaka Sari. 2009. Pemanfaatan

Kultur Pediococcus acidilactici. F-11 Penghasil Bakteorologi Sebagai Penggumpal Pada

Pembuatan tahu. Jurnal Pacapanen. Volume 6 No 1.

Tahu merupakan hasil penggumpalan protein kedelai oleh whey yang terfermentasi spontan (kecutan).

Permasalahan yang dihadapi pengrajin tahu yaitu munculnya flavor asam pada tahu yang dihasilkan dari

penggumpal tipe asam, sehingga perlu alternatif bahan penggumpal. Penelitian ini bertujuan untuk (i)

mengetahui pertumbuhan P. acidilactici F-11 dan produksi bakteriosin dalam whey tahu, (ii)

mempelajari pemanfaatan kultur P. acidilactici F-11 sebagai penggumpal pada pembuatan tahu dan (iii)

mengetahui kualitas mikrobiologis dan organoleptik tahu selama penyimpanan pada suhu 4oC.

Penelitian terdiri dari 3 tahap. Pertama, pertumbuhan P. acidilactici F-11 dan produksi bakteriosin.

Page 13: Tugas Biologi Bu Arda

Kedua, pemanfaatan kultur sebagai penggumpal tahu. Ketiga, uji kualitas mikrobiologi (total bakteri) dan

organoleptik (tekstur, pH, warna, flavor, dan kenampakan) tahu selama penyimpanan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa P. acidilactici F-11 tumbuh lebih baik dalam whey dengan penambahan 1%

sukrosa, pada suhu 37oC, namun tidak sebaik dalam media TGE (Tryptone Glucose Yeast Extract) cair.

Aktivitas bakteriosin dapat dideteksi dengan adanya zona jernih yang jelas pada media TGE agar dan

perpanjangan fase lag bakteri indikator, P. acidilactici LB-42. Total bakteri awal pada tahu antara 3.9x105

- 9.1x105 CFU/g. Selama penyimpanan, total bakteri pada tahu kontrol meningkat sebesar 2 log cycle,

sedangkan tahu dengan kultur P.acidilactici F-11 hasil fermentasi suhu 37oC dan suhu kamar meningkat

sebesar 1,5 dan 1 log cycle. Tahu yang dihasilkan dari kultur P. acidilactici F-11 sebagai penggumpal

memiliki tekstur lebih lunak dan kompak serta flavor tidak asam dibanding tahu kontrol.Tahu dengan

kultur P. acidilactici F-11 hasil fermentasi pada suhu kamar memiliki kualitas organoleptik sama dengan

tahu dengan kultur P. acidilactici F-11 hasil fermentasi pada suhu 37oC. (Harmayani, Eni. Endang S.

Rahayu, Titiek F. Djaafar, Citra Argaka Sari. 2009)

- Rahman, Dedi Fardiaz dan Tami Idiyanti. 2004. Produksi Pepton dari Limbah Industri Bir

Dengan Papain untuk Medium Pertumbuhan Bakteri. Jurnal Penelitian. Vol 15 No 2.

Untuk pertumbuhan m’kro-organisme, nitrogen merupakan salah satu nutrien utama yang sangat

dipeukan selain karbon, hidrogen, dan oksigen. Pepton senng digunakan dalam industri kesehatan,

pangan, pakan dan mikrobiologi, (Hettiarchchy et aI., 1996; Netto dan Galeazzi, 1998). Di Indonesia saat

¡ni pepton masih diimpor dengan harga Unggi menurut Laporan Biro Stastik (2001). Pepton rnerupakan

hidrolisat protein yang diperoleh dengan cara penghancuran bahan berprotein nggi melalui reaksi

hidrolisis asam atau enzimaüs. Pemutusan ikatan peptida oieh protease dapat teadi pada asam amino

sen, suiThidril, dan asam amino asam. Kamir merupakan endapan Iimbah cair industri bir dengan kadar

protein 55.6% (Atmaka, 1997), sementara Gopaul dan Price, (1999) melaporkan kadar protein Iìmbah bir

(Phonix and Guinness) masing-masing 7.0 dan 9.7%, kamir dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan

baku produsi pepton yang nilai ekonominya Iebih t¡nggi. (Rahman, Dedi Fardiaz dan Tami Idiyanti.

2004)

Page 14: Tugas Biologi Bu Arda

- Rosmari, Vinsensia Iva dan Bella Nina Monica. 2013. Pemanfaatan Tepung Umbi Gandum (

Dioscorea hispida Dennst) dan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai Bahan

Subtitusi dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering dan Mie Instan

Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanainan serealia dan suku padi-padian yang kaya akan

karbohidrat. Dewasa ini. di Indonesia gandum telah menjadi suniber inakanan pokok kedua setelah

beras. Berdasarkan data APTINDO, konsumsi tepung gandum cli Indonesia mencapai 1,22 juta ton pada

kuartal 1/2012 meningkat sebesar 561% dibandingkaii kuartal 1/2011 sebesar 1 , 1 5 lita ton. Tingginya

kebutuhan gandum Indonesia ini menyebabkan penlunya pemanfaatan sumber pangan lokal yang lebih

optimal untuk dapat mengurangi impon gandum ke ndonesia. Upaya pemanfaatan sumber pangan lokal

unrnk inelakukan substitusi tepung tengu semakin inendekati kenyata an dengan ditemukannya cara

modifikasi tepung dan umbi gadung sella tepung ubi kayu menjadi IOCAF (Modijied cassa va Flour).

(Rosmari, Vinsensia Iva dan Bella Nina Monica. 2013)

- Gorinstein, Shela Elke Pawelzik, Efren Delgado-Licon, Ratiporn Haruenkit, Moshe Weisz

dan Simon Trakhtenberg. 2002. Karakterisasi semu sereal dan sereal protein dengan

protein dan analisis asam amino. Journal of The Science of Food and Agriculture.

Jagung, gandum, bayam, beras dan kedelai disaring untuk konten protein. alkohol- larut (Al dan A2) dan

glutelin (Gi dan G2) fraksi diisolasi dan dibandingkan dalam hal mereka asam amino dan komposisi

protein. Proporsi rata-rata kandungan nitrogen antara jumlah protein alkohol-larut (TASP) dan total

glutenins (TGlu) di pseudocereals bayam dan kedelai sekitar 1.8:26.9 dan 14.9:12.3 masing-masing.

Dalam sereal jagung dan gandum, proporsi ini adalah 47.8:33.2 dan 44.7:31.2 masing-masing. Jumlah

asam amino esensial adalah 47,6 dan 60,3 g per 100g protein dalam bayam dan kedelai masing-masing.

Isi tertinggi metionin, lisin dan arginin ditemukan di pseudocereals. Isi relatif tinggi asam amino esensial

menunjukkan bahwa pseudocereals dapat digunakan sebagai pengganti nutrisi untuk sereal. : 2002

Page 15: Tugas Biologi Bu Arda

Society of Chemical Industry. (Gorinstein, Shela Elke Pawelzik, Efren Delgado-Licon, Ratiporn

Haruenkit, Moshe Weisz dan Simon Trakhtenberg. 2002)

- Bolanle, Oluwatoyin. Sulaimon Babatunde. Samuel Oluwasina. Adetutu Olubamke.

Augusta, Uzoamaka. Gloria, Nwakaegho. 2012. Development and Production of High

Protein and Energy Density Beverages from Blends of Maize (Zea mays), Sorghum

(Sorghum bicolor) and Soybeans (Glycine max) for School Aged Children: Effect of Malting

Period on Selected Proximate Parameters and Sensory Qualities of Developed Beverages.

International Journal of Applied Science and Technology. Vol 2 No 7

Sebuah teknologi proses yang sederhana untuk memproduksi protein tinggi dan kepadatan energi dari

minuman campuran malt jagung kuning, sorgum putih dan kedelai dikembangkan dan diproduksi dalam

penelitian ini. Sereal biji-bijian yang dikenakan malting untuk jangka waktu 48 jam dan 72 jam, kilned

dan digiling menjadi tepung (270μm). ekstrak malt diperoleh dengan membangun kembali tepung dalam

air (450C). Juga, susu kedelai diperoleh dari kedelai dan kedua ekstrak malt dan susu kedelai kemudian

dicampur dengan rasio 1:02 masing-masing. Aditif makanan seperti rasa makanan dan pemanis agen

(sirup glukosa dan gula meja) dimasukkan ke dalam campuran untuk meningkatkan skor sensorik

minuman kedelai-malt dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode malting memiliki

efek yang signifikan (p? 0,05) pada parameter proksimat dan kualitas sensorik dari minuman

dikembangkan. Mengembangkan minuman protein kasar berkisar antara 12,30% sampai 17,80%,

kandungan lemak berkisar antara 2,63% sampai 10,13%, kadar abu berkisar antara 1,25% dan 5,30%

sedangkan kandungan energi berkisar antara 135,40 dan 166.52kcal. Berdasarkan sensorik keseluruhan

akseptabilitas, sampel dari 72 jam jagung malt dan susu kedelai adalah sampel yang paling disukai.

(Bolanle, Oluwatoyin. Sulaimon Babatunde. Samuel Oluwasina. Adetutu Olubamke. Augusta,

Uzoamaka. Gloria, Nwakaegho. 2012)

- Machin, Ahmad. 2012. Potensi Hidrolisis Tempe Sebagai Penyedap Rasa Melalui

Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas. Jurnal Biosantifika. Vol 4 No 2.

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan perlunya pengembangan penyedap rasa alternatif

berbahan hidrolisat tempe dan proses pembuatannya, menguji jenis asam amino, kadar protein dan uji

organoleptik. Metode eksperimen digunakan pada penelitian ini. Pengujian jenis asam amino melalui

Page 16: Tugas Biologi Bu Arda

teknik kromatografi, kadar protein terlarut melalui metode Biuret dan uji organoleptik produk

dibandingkan penyedap rasa sintetis. Hasil yang didapatkan adalah pengembangan penyedap rasa

hidrolisat tempe perlu dilakukan karena alasan dampak mengkonsumsi penyedap rasa sintetis,

pengembangan teknologi, sumber penghasilan dan potensi penelitian. Proses pembuatannya melalui

penambahan sari nanas pada tempe yang telah dikukus dan diblender dengan perbandingan

tempe:air:sari nanas 1: 0,5:0,5. Pengovenan selama 2 jam pada suhu 55ºC, penambahan dektrin + NaCl

(masingmasing sebanyak 0,5 gr/100 gr tempe), pengovenan kembali selama 2 jam pada suhu 55ºC.

Perlakuan B2 (pengovenan pada suhu 55ºC selama 2 jam) menghasilkan asam glutamat. Produk ini

berpotensi membentuk monosodium glutamat dengan penambahan NaCl. Jumlah protein terlarut

dipengaruhi oleh lama pengovenan dan suhu. Produk hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa

menghasilkan rerata kesukaan warna (3,3 = menarik), aroma (3,9 = sangat suka) dan menghasilkan cita

rasa sama jika ditambahakan sebanyak 2 kali dibandingkan penyedap rasa sintetis. (Machin, Ahmad.

2012)

- Wieddyanto, Erwin. Ermy Indah S., Esti W., dan Siti Khoirul Z. 2011. Pemanfaatan Protein

Whey Menjadi Edible Film Coating untuk Mempertahankan Kualitas Daging Ayam. Urnal

Teknologi Hasil Ternak. Vol 1 No 1

Whey merupakan hasil samping dari pembuatan keju yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

Whey keju banyak mengandung protein jenis laktoglobulin yang merupakan bahan dasar pembuatan

edible film. Protein whey menghasilkan film yang transparan, lunak, fleksibel dan sifat penahan aroma

dan oksigen yang baik pada kelembaban relatif yang rendah, sehingga dapat mempertahankan integritas

daging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan protein whey keju yang lebih

optimal. Mengetahui sifat edible film yang memiliki WVP yang rendah dengan penambahan lemak dan

edible film protein whey keju yang tidak mudah larut dalam air melalui denaturasi panas. Penerapan

edible film dari protein whey untuk mempertahankan kualitas daging atau karkas selama penyimpanan

dingin dan distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edible film dari protein whey yang ditambah

lemak mempunyai nilai WVP yang rendah tetapi kelarutannya lebih tinggi daripada yang tanpa

ditambahkan lemak. Namun demikian pada edible film yang tidak ditambahkan lemak WVPnya

cenderung meningkat saat kondisi denaturasi ditingkatkan. Disamping itu dengan adanya pelapisan ini

ternyata mampu menurunkan penyusutan berat dan jumlah kontaminasi mikroorganisme pada

permukaan daging, akan tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata pada kualitas daging yang

Page 17: Tugas Biologi Bu Arda

meliputi pH, Water Holding Capacity (WHC), cooking loss, dan kadar air antara daging yang dilapisi

edible film dan yang tidak dilakukan pelapisan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu protein whey yang

merupakan hasil samping keju dapat dimanfaatkan menjadi edible film. Edible film ini dapat

diaplikasikan sebagai bahan pelapis daging yang dapat mempertahankan penurunan berat dan

menurunkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi permukaan daging. (Wieddyanto, Erwin.

Ermy Indah S., Esti W., dan Siti Khoirul Z. 2011.)

- Gunam , Ida Bagu s Wayan, Ketut Buda, I Made Yoga Semara Guna. 2010. Pengaruh

Perlakuan Delignifikasi dengan Larutan NaOH dan Konsentrasi Substrat Jerami Padi

Terhadap Produksi Enzim Selulase dan Aspergillus niger NRRL A-II, 264. Jurnal Biologi. Vol

14 No 1.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan limbah pertanian (jerami padi) sebagai substrat

dalam produksi enzim kasar selulase dari Aspergillus niger. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap,

tahap pertama penentuan pH awal media dan lama fermentasi dengan perlakuan pH (5, 6 dan 7) serta

lama fermentasi (7, 9 dan 11 hari). Tahap ke-2 adalah penentuan perlakuan konsentrasi NaOH dan

konsentrasi substrat yaitu: konsentrasi NaOH (2, 4 dan 6%), konsentrasi substrat (1, 2 dan 3% (b/v)).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lama fermentasi 9 hari dengan pH awal media 6,0 merupakan

kondisi optimal untuk produksi enzim selulase dari A. niger dengan jerami padi sebagai substratnya.

Aktivitas enzim tertinggi diperoleh dari interaksi perlakuan delignifikasi dengan NaOH 6% dan

konsentrasi substrat jerami padi 2% yaitu menghasilkan aktivitas enzim endoglukanase (0,037 unit/ml),

aktivitas filter paperase (0,033 unit/ml), protein terlarut (0,362 mg/ml), aktivitas spesifik filter paperase

(0,123 unit/mg). (Gunam , Ida Bagu s Wayan, Ketut Buda, I Made Yoga Semara Guna. 2010)

- Yustina, Ita dan Farid Rakhman Abadi. 2012. Potensi Tepung dari Ampas Industri

Pengolahan Kedelai Sebagai Bahan Pangan. Jurnal Teknologi pertanian.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjitkkan baliwa tepuhig ampas kedelai ya 11g dio la h tanpa

mela liii p ema na san terlebilì da hum (pengukusan da n penyangra ian) berwarna kekiuiiiigan cerah.

bati keclelai sangat kuat dan mempunyai tekstur kurang ha lus. S edangka n menunit Sulist ja ni. 2004

mela lui pengukusa n. sulfita si. pembekuan. pengerrngan. dan pengha lusan. mengha silka n tepung

ampa s kede lai ya 11g berwarna agak gelap—cerah. deiigan miai derajat putili 49.62o. berbait, dan

Page 18: Tugas Biologi Bu Arda

teksturnya agak halus sella karakteristik kiinia seperti pada table 1. Hal ini meminjukkan bahwa

perbedaan tahapan pada pembuatan tepung ampas keclelai menghasilkan tepung amaps kedelai

dengan sifat fisik warna. aroma. dan tektur yang tidak jauh berbeda. Tabel 1. Karakteristik Kimia Tepung

Ampas Kedele dan Lirnbah Pembuatan Tahu. (Yustina, Ita dan Farid Rakhman Abadi. 2012)

- Handayani, Tri. 2006. Protein pada Rumput Laut. Jurnal Oseana Vol 31 No 4

PROTEIN RUMPUT LAUT. Rumput laut yang dikonsumsi oleh orang-orang, terutama yang tinggal di

daerah pesisir. Rumput laut secara tradisional digunakan dalam nutrisi manusia dan hewan. Isi protein

dan komposisi asam amino berbeda sesuai dengan jenis dan kondisi musiman. Secara umum, fraksi

protein dari rumput laut cokelat lebih rendah dari rumput laut hijau atau merah. Digestions Rumput laut

dilakukan dengan cara tiga enzim, yaitu, pepsin, pancreatin, dan pronase. Cerna relatif protein rumput

laut umumnya dinyatakan sebagai persentase kasein kecernaan dasar (100%). Beberapa perspektif

mengenai potensi menggunakan protein rumput laut untuk pengembangan makanan atau aditif untuk

konsumsi manusia dan hewan. Rhodophyceae mengandung protein tertentu yang disebut phycoerythrin

yang sudah digunakan dalam aplikasi bioteknologi. (Handayani, Tri. 2006)

- Hartati, I dan L Kurniasari. 2010. Kajian Produksi Kolagen dari Limbah Sisik Ikan Secara

Ekstraksi Enzimatis. Jurnal Momentum Vol 6 No 1

Limbah kulit dan sisik ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kolagen. Kolagen

merupakan protein penghubung jaringan yang banyak dijumpai pada hewan. Kolagen memiliki berbagai

kegunaan diantaranya sebagai bahan additif pada industri makanan, pharmacy, kosmetik dan industri

photograpy. Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang

dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun

Page 19: Tugas Biologi Bu Arda

lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen,

terlebih dahulu terbentuk pro kolagen. (Hartati, I dan L Kurniasari. 2010)

- Ladamay, Nidha Arfa dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014. Pemanfaatan Bahan Lokal

dalam Pembuatan FOODBARS ( Kajian Rasio Tapioka : Tepung Kacang Hijau dan Proporsi

CMC ). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2 No 1

Foodbars dapat dibuat menggunakan bahan baku tapioka atau pati singkong. Singkong atau ketela

pohon dikenal sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS), pada tahun 2011 produksi singkong nasional mencapai 24.08 juta ton dan baru 65% yang

dimanfaatkan. Alternatif lain yaitu singkong diekstrak dan dihasilkan pati singkong atau tapioka. Bentuk

pati ini akan memperluas aplikasinya sebagai pengganti tepung di masyarakat. Tapioka merupakan

tepung yang rendah protein yaitu sekitar 1.50 gram per 100 gram. Penambahan tepung kacang-

kacangan perlu dilakukan guna menyuplai kebutuhan protein foodbars. Kacang hijau memiliki kadar

protein cukup tinggi, yaitu 21.12 % dengan daya cerna protein 81% dan pemanfaatannya relatif sedikit

di Indonesia. Tepung kacang hijau apabila dikombinasikan dengan tepung tapioka maka dapat

meningkatkan kualitas protein dan melengkapi kekurangan pada masing-masing bahan.

Salah satu penelitian yang membahas tentang pembuatan pangan darurat yaitu pembuatan pangan

darurat berbasis tepung ubi jalar, tepung pisang dan tepung kacang hijau. Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa untuk memperbaiki sifat fisik makanan padat agar lebih kompak dan tidak mudah

hancur saat pendistribusian diperlukan bahan pengikat (binder), karena penyaluran bahan pangan

tersebut biasanya menggunakan transportasi udara. Penelitian tentang pemakaian bahan pengikat

porang pada makanan padat telah dilaporkan. Selama ini, belum dilaporkan adanya penelitian tentang

pembuatan makanan padat dari tepung tapioka dan tepung kacang hijau dengan kajian rasio tepung dan

penambahan CMC, dimana CMC mudah terlarut dalam campuran dan memiliki kapasitas pengikat air

Page 20: Tugas Biologi Bu Arda

yang tinggi. Kajian tersebut dipilih karena belum diketahui rasio tepung dan penambahan CMC yang

tepat untuk menghasilkan tekstur, energi dan nutrisi yang sesuai dalam pembuatan makanan padat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio tepung tapioka : tepung kacang hijau dan

proporsi CMC (Carboxy Methyl Cellulose) terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik makanan padat.

(Ladamay, Nidha Arfa dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014)

- Penambahan tepung kedelai dan isolat protein untuk menambah gizi dalam produk.

Tepung Kedelai dan isolat protein kedelai dapat ditambahkan dalam produk panggang untuk

memperbaiki kualitas gizi yang berpengaruh pada taste (Winarsi,2014)

- Sulistyo, Budi, Perdanakusuma, Jodie, Nonik Leksono. 2010. MGDS Sebentar Lagi. PT

Kompas Media Nusantara. Jakarta

Dalam industry tekstil misalnya, selulase digunakan untuk membuat hasil cucian atau tekstil menjadi

lebih kinclong. Selulase digunakan antara lain dalam industry jins, untuk membuat jins dengan efek

stone wash (seolah dicuci dengan dipukulkan pada batu), atau jins denim lembut.

Beberapa enzim untuk industry yang penting juga dihasilkan oleh Trichoderma dan Gliocladium isolate

Riau, yaitu keluarga kitinase (EC 3.2.1.14) dan N-asetilglukosaminidase. Kitinase dan NAG digunakan

dalam industry bioteknologi untuk memproses kitin menjadi berbagai turunannya. Kitin adalah polimer

karbohidrat yang juga berada dalam kulit udang dan kepiting. Berbagai turunan kitin digunakan dalam

produk kesehatan seperti benang pembedahan. Penggunaan kitinase untuk produksi turunan kitin

merupakan usaha untuk menekan penggunaan asam kuat HCL yang umum digunakan dalam proses

produksi turunan kitin konvensional (Sulistyo, dkk. 2010)

- Obat penyakit bengkak akibat kekurangan protein dalam makanan (busung lapar)

Penggunaan gelatine dalam pengobatan penyakit bengkak akibat kekurangan protein dalam makanan

(busung lapar) sebagai campuran dengan kadar 10% (Abdurrahman, 2002)

- Pelapisan Edible Film Protein Whey pada Keju Gouda

Pelapisan keju dengan edible film protein whey dilakukan dengan mencelupkan keju yang telah dilapisi

lesitin pada larutan edible film protein whey selama ± 30 detik kemudian difiksasi dengan cara

Page 21: Tugas Biologi Bu Arda

didiamkan pada suhu ruang selama 15 menit. Pencelupan dapat diulang apabila pencelupan pertama

belum seluruh permukaan keju tertutup oleh bahan pelapis (Sawitri dkk, 2009)

- Protein untuk bahan pembuatan masker wajah dan penyamar keriput

Protein dapat dijadikan bahan pengental larutan (misalnya gelatin) untuk masker wajah dan penyamar

keriput, atau pembawa bahan aktif di dalam sediaan bubuk, tetapi tidak dapat digunakan sebagai bahan

aktif biologis (Tranggono dan Fatma, 2007)

- Hermanto, Sandra dan Cut Dhien K. Meutia. 2005. Perbedaan Profil Protein Produksi

Olahan (Sosis) Daging Babi dan Sapi Hasil Analisa SDS-PAGE. Jurnal Peternakan Vol 1 No 4.

Meningkatnya kebutuhan konsumsi protein hewani, khususnya daging tidak luput dari beragam

masalah, di antaranya kekhawatiran adanya kandungan babi sebagai bahan baku dalam produk olahan

(sosis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil protein daging sapi dan babi dalam

keadaan mentah dan produk olahan (sosis) berdasarkan karakteristik berat molekul (BM) sebagai dasar

untuk pengembangan metode analisa kehalalan pangan. Penelitian diawali dengan isolasi protein dari

daging mentah (sapi dan babi) dan sosis (sapi dan babi) yang meliputi sosis komersil dan olahan sendiri.

Isolat protein yang dihasilkan dari masing-masing sampel dikarakterisasi dengan Sodium Dodecyl

Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) 10%(v/v) untuk mengetahui BM (kDa) protein

terlarut. Penghitungan BM dilakukan melalui regresi linear y =-0,9259x+2,2188 dengan R2=0,9662, yang

diperoleh dari protein standar sebagai marker. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat 3

pita spesifik pada sapi mentah yang tidak dimiliki babi mentah yaitu pada Rf 0,29; 0,71; dan 0,88 dengan

BM sekitar 89,2 kDa; 36,4 kDa dan 25,3 kDa. Selain itu pada sosis sapi komersil ditemukan pita tebal

dengan BM sekitar 45,1 kDa dan pada sosis babi komersil ditemukan pita tebal dengan BM sekitar 69

kDa. Secara keseluruhan, pada sampel sosis, protein yang terkandung sulit untuk dikarakterisai dengan

elektroforesis SDS-PAGE karena sebagian protein tersebut telah terdegradasi. (Hermanto, Sandra dan

Cut Dhien K. Meutia. 2005)

Page 22: Tugas Biologi Bu Arda

- Agustin, Agnes Triasih. 2013. Gelatin Ikan : Sumber, Komposisi Kimia dan Potensi

Pemanfaatannya. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1 No 2

Protein adalah zat bermolekul dalani sel mahiuk hidup. fungsi biologis protein clapat disebutkan dimana

tempat terdapatnya dan nama biologisnya seperti fungsi biologis yaitu nama srtuktural sebagai keratin.

kolagen clan elastin. ini nterdapat sebagai jaringan ikat, tulang rawan, rambut clan kulit. Ikan tuna yang

ada di Sulawesi Utara yang diekspor ke Negara lain adalah berupa tuna loin, maka ekspor filet yang

besar jumlahnya. maka dapat diasumsikan jurnlah kulit tuna sebagai by produk yang diperkirakan

sejumlah 12 %, maka dapat diperoleh gelatin yang jumlahnya besar juga ( Wahyuni. M dan

Peranginangin2OO8) lebih lanjut dikatakan bahwa gelatin jiiga didapat dan ikan yang bertulang keras.

(Agustin, Agnes Triasih. 2013)

- Khasanah, Nikmatul. 2009. Pengaruh Konsentrasi Garam terhadap Kadar Protein Hasil

Fermentasi Ikan Kembung Pada Pembuatan Peda Sebagai Alternatif Sumber Belajar Kimia

SMA/MA Pada Materi Pokok Makromolekul. Kimia Vol 2 No 3.

Bahan pangan, selain menjadi sumber gizi bagi manusia, juga dapat menjadi sumber makanan bagi

perkembangan mikroorganisme. Mikroorganisme sangat beragamjenisnya dan tersebar luas di alam

lingkungan. Sebagai akibatnya. produk makanan akan sangat mudah terkontarninasi oleh berbagai jenis

mikroorganisme tersebut!Dernikian pula dengan ¡kan, karena kadar air yang terkandung dalam tubuh

¡kan cukup tinggi (60-84%) dan pH tubuh mendekati netrai sehingga ¡kan dapat menjadi media yang

baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk maupun mikroorganisme lain yang merugikan. Hal mi

menyebabkan ¡kan mudah sekali membusuk, babkan karena daging ¡kan hanya mempunyai sedikit

tenunan pengikat (tendon), pembusukan terjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan makanan sumber

protein hewani lainnya. (Khasanah, Nikmatul. 2009)

- Trilaksani, Wini, Riyanto, Bambang dan Susanto, Hery. 2010. Pemanfaatan Protein Ikan

Mujair (Oreochromis mossambicus Peters.) sebagai Bahan Baku Pembuatan Fish Cake

Goreng. Jurnal Perikanan Vol 2 No 3

Page 23: Tugas Biologi Bu Arda

Perlakuan pencucian yang paling efektif digunakan untuk pembuatan produk fish cake dengan perlakuan

waktu penggorengan 5 menit (F5) dan 7 menit (F7) serta penyimpanan produk selama 8 minggu. Selama

penyimpanan dilakukan pengukuran terhadap nilai elastisitas, warna (L: kecerahan, a: warna kromatik antara

merah sampai hijau, b: warna kromatik antara kuning sampai biru), TBA (Thiobarbituric Acid) dan DIA (Daya

Ikat Air) serta uji organoleptik, uji pelipatan (folding test) menunjukkan bahwa pencucian 1 kali merupakan

perlakuan terbaik. Nilai elastisitas berkisar antara 0,14 sampai 0,44 kg/mm pada produk F5 dan antara 0,22

sampai 0,76 kg/mm pada produk F7. Nilai L berkisar antara 6,062 sampai 6,241 pada produk F5 dan antara

6,149 sampai 6,259 pada produk F7 termasuk dalam kisaran warna agak gelap, nilai a berkisar antara 1,188

sampai 6,706 pada produk F5 dan antara 2,931 sampai 8,276 pada produk F7 termasuk dalam kisaran warna

merah, nilai b berkisar antara 11,869 sampai 15,958 pada produk F5 dan antara 11,890 sampai 15,766 pada

produk F7 termasuk dalam kisaran warna kuning. Nilai TBA antara 0,0000944¡V0,13 ƒÝmol malonaldehide/kg

pada produk F5 dan antara 0,000115¡V0,14 ƒÝmol malonaldehide/kg pada produk F7. Sedangkan nilai DIA

antara 20,120 ¡V 32,25 % pada produk F5 dan antara 16,300 ¡V 34,41 % pada produk F7. Hasil uji hedonik

terhadap nilai warna, penampakan, aroma, dan tekstur produk yang disukai panelis adalah produk F5 dan rasa

pada produk F7. Dari uji mutu hedonik nilai warna, aroma, dan rasa menunjukkan bahwa yang disukai oleh

panelis adalah produk F5, sedangkan terhadap tekstur serta penampakan pada perlakuan F7. (Trilaksani,

Wini, Riyanto, Bambang dan Susanto, Hery. 2010)

- Suryanto, Edy. 2006. Penggunaan Protein Kedelai Pada Industri Olahan Daging. Jurnal

Teknologi Hasil Ternak Vol 2 No 4.

Dalam kacang kedelai terdapat senyawa kimia yang dinamakan lesitin. Lesitin adalah campuran fosfatida

dan senyawa-senyawa lemak yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol.

Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Komponen ¡ni paling banyak

diperoleh dan kedelai. Penggunaan lesitin adalah sebagai pengemulsi, dengan demikian SPI (soy protein

isolate) yang digunakan dalam industri pangan berfungsi juga untuk gizi, sensori, emulsifikasi,

penyerapan air dan perekat Iemak. (Suryanto, Edy. 2006)

- M. Jusuf Djafar, 2010. APlikasi Penggunaan Konsentrat Protein Ikan Dalam Pembuatan

Produk Pangan Berprotein Tinggi.

Tingginya kandungan protein yang dikandung kosentrat protein ikan, menjadikan bahan ini cocok

digunakan sebagai bahan suplementasi bahan pangan berprotein rendah. Usaha suplementasi

menggunakan konsentrat protein ikan telah lama dilakukan pada golongan rawan gizi di beberapa

Page 24: Tugas Biologi Bu Arda

negara, seperti di Afrika Selatan (Finch , 1977) dan di India (Moorjani dan Lahiry, 1970). Usaha ini

ternyata mampu memberikan hasil yang meyakinkan berupa perbaikan status gizi yang nyata. (M. Jusuf

Djafar, 2010)

- Dewita, Syahrul dan Isnaini. 2011. Pemanfaatan Konsentrasi Protein Ikan Patin untuk

Pembuatan Biskuit dan Snack. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Volume 14 No

1.

Patin sh (Pangasius hypophthalmus) adalah salah satu air tawar Shes umum dibudidayakan di

Indonesia khususnya di Provinsi Riau. Tujuan dari penelitian ini ditentukan karakteristik nilai

organoleptik dan gizi dari protein sh konsentrat (FPC), dan juga memanfaatkan FPC dalam membuat

biskuit dan snack. Biskuit dibuat oleh menambahkan gandum kita, patin konsentrat protein sh,

margarin, gula dan telur ayam. Kue-kue yang terdiri dari gandum kita, patin konsentrat protein sh,

bumbu dan telur ayam. Uji preferensi dilakukan dalam penelitian ini melibatkan parameter organoleptik,

dan tes kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan ringan makanan dan biskuit yang terbuat

dari Patin Ikan Protein Concentrate diterima dengan baik melalui organoleptik tes dan gizi mengandung.

Gizi berisi biskuit nya adalah 4,05% dari kadar air, 2,44% abu, 19,47% dari Protein, 21,91% dari Lemak

dan 52.13% karbohidrat, sedangkan nutrisi mengandung untuk makanan ringan perusahaan adalah

4,38% kelembaban konten, 2,39% abu, 19,14% protein, 30,77% lemak, dan 46,32% karbohidrat.

(Dewita, Syahrul dan Isnaini. 2011)

Page 25: Tugas Biologi Bu Arda

3. Perbedaan Lemak dan Minyak

Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan. Lemak

hewani terdapat pada hampir semua jaringan tubuh, terutama jaringan yang langsung berada di bawah

kulit, di antara otot-otot, di sekeliling organ-organ tubuh, dan dalam sumsum tulang. Dalam tumbuh-

tumbuhan, minyak nabati terutama terdapat dalam biji-bijian. Beberapa jenis minyak, seperti minyak

kelapa, minyak kacang, minyak palm, minyak jagung dan minyak zaitun berasal dari biji pohon yang

bersangkutan (penamaan minyak sesuai dg nama pohon).

1. Berdasarkan strukturnya

a. Lemak sederhana (simple lipids)

Ester lemak – alkohol

Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.

Page 26: Tugas Biologi Bu Arda

b. Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)

Ester lemak – non alkohol

Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.

c. Turunan lemak (derived lipids)

Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak,

steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.

Minyak mengering (drying oil)

Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan

tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak

kacang kedelai, minyakbiji karet

b. Minyak setengah mengering (semi-drying oil)

Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas minyak

bunga matahari

c. Minyak tidak mengering (non drying oil)

Contohnya : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi

Penggunaan Lemak dan Minyak dalam Kehidupan Sehari-hari

Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut.

Page 27: Tugas Biologi Bu Arda

4. Perbedaan Margarin dan Mentega

Mentega atau Butter Seperti yang sudah disebut di atas, mentega terbuat dari bahan susu. Mentega

kaya akan lemak hewani dan biasanya dicampur air dan garam. Mungkin diantara kita pernah

mendengar istilah roombutter. Lalu apa bedanya dengan mentega biasa? Pada dasarnya mentega dan

roombutter adalah sama, hanya saja, orang banyak mengatakan bahwa roombutter adalah jenis

mentega yang tahan tidak mencair ketika disimpan diluar kulkas.

Kembali ke mentega, mentega mengandung vitamin A, D, E, dan K serta tidak larut dalam air. Dengan

kadar lemak hewaninya yang banyak, mentega mampu memberikan efek kenyang lebih lama. Mentega

dinilai lebih gurih dan beraroma dibanding margarin.

Margarin terbuat dari minyak tumbuhan (nabati) dengan melewati proses hydrogenasi saat dibuat.

Margarin lebih kaya akan vitamin A dan vitamin E serta mengandung lebih sedikit lemak dibanding

mentega. Oleh sebab itu, kita lebih sering melihat penggunaan margarin untuk membuat kue di acara

masak-memasak di televisi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa margarin mengandung trans fat.

Namun sudah banyak produk margarin yang sudah mengurangi kadar lemak ini, pastikan kita melihat

betul-betul kemasan margarin yang kita beli.

Page 28: Tugas Biologi Bu Arda

Keduanya juga dapat dibedakan penggunaannya dalam beberapa masakkan. Mentega memiliki aroma

yang tajam dan rasa lebih gurih. Oleh sebab itu, kue yang dibuat menggunakan mentega akan lebih

tahan lama di luar lemari es dibanding kue yang terbuat dari margarin. Namun jika kita menggunakan

margarin, maka tekstur kue yang tercipta juga akan terasa lebih lembut. Jadi sudah cukup jelas ya apa

perbedaan antara mentega dan margarin? Semoga bermanfaat!