Tugas B.indonesia Bab 1

35
Resume Materi Kuliah Bahasa Indonesia Diajukan sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Disusun Oleh: Nama : Syukron Firmansyah NRP : 0314040025 Program Studi : D4 Teknik Permesinan Kapal PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL

description

Tugas B.indonesia Bab 1

Transcript of Tugas B.indonesia Bab 1

Resume Materi Kuliah Bahasa Indonesia

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nama

: Syukron Firmansyah

NRP

: 0314040025Program Studi: D4 Teknik Permesinan KapalPROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERMESINAN KAPALJURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2014A. Sejarah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang menghasilkan kata - kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah & asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau . Bahasa Indonesia dirumuskan dalam dua kongres yaitu dalam kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah oleh Ki Hadjar Dewantara dan dalam kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara .

Secara sejarah , Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek termporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama dengan dialek dialek temporal terdahulu seperti Bahasa Melayu klasik atau Melayu Kuno.

Secara sosiologis, Bahasa Indonesia baru dianggap lahir atau diterima pada tanggal 28 oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 agustus 1945 Bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukup mudah dan dasar dasar yang penting untuk komunikasi dapat dipelajari dengan mudah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan perguruan di Indonesia. Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai Jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada kongres nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri (Jawa) namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang didasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan dari Riau. Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut : Pertama, Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah suku jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia. Bahasa Jawa susah dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu Riau yang dipilih karena dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Suttan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh portugis. Kedua, sebagai lingua Franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu,Ke dan lain lain. Pada tahun 1945 pengguna bahasa melayu selain Republik Indonesia yaitu negara Malaysia, Brunei, dan Singapura. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi(dibakukan) dengan tata bahasa dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman penjajahan Jepang. Menurut Minto Rahayu, pertimbangan lain bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia yaitu : 1. Bahasa Melayu telah tersebar luas diseluruh wilayah.2. Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karna telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak dirasakan sebegai bahasa asing.3. Bahasa Melayu bersifat demokratis, yaitu tidak membeda-bedakan tingkatan dalam pemakaian sehingga meniadakan sifat feudal dan memudahkan orang mempelajarinya.4. Bahasa Melayu bersifat reseptif, yaitu kata lain atau kata asing mudah diserap dan bisa diterima . Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

1. Konsep dasarnya kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia yaitu bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional berasal dari tercetusnya sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa Nasional 3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai:

Lambang Kebanggan Nasional yaitu Bahasa Indonesia memancarkan nilai nilai sosial budaya dan sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia dan bangga memakainya memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia.

Lambang Identitas Nasional

Alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya

Alat perhubungan antar budaya dan antar daerah 4.Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi

Perbedaan dari segi ujudnya Perbedaan dari pers terbentuknya

Perbedaan dari segi fungsinya

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan sebagai penghubung antar suku bangsa di Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi/negara digunakan dalam keterkaitan sebagai warga negara. B. Etika dalam Ilmu dan PenerapannyaLatar Belakang Pemikiran

Setiap manusia mempunyai tujuan hidup, sehingga di dalam segala aktivitasnya diarahkan untuk mencapai tujuan hidupnya. Sebenarnya kesusilaan itu adalah nilai yang tertanam jauh dalam jiwa manusia itu sendiri.

Sebagai mata ilmu etika bersifat praktis, normatif dan fungsional, sehingga merupakan ilmu yang langsung berguna dalam kehidupan. Mencermati etika dalam ilmu dan penerapannya, maka secara implisit memerlukan pemikiran dan penalaran yang sangat kritis terutama mengenai konteksnya karena masalah etika dan ilmu merupakan fenomena dan aspek-aspek kegiatan keilmuan, yang dapat ditinjau dan perspektif hakekat ataupun landasan keilmuan yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dalam perkembangannya, baik etika maupun ilmu senantiasa sejalan dengan situasi dan kondisi perkembangan dunia. Melihat negeri negeri kontemporer yang paling besar kemajuannya dalam ilmu pengetahuan dan pencapaian teknologinya, justru warganya banyak mengeluhkan kekosongan rohani, stress kejiwaan, perasaaan minder dan perasaan sedih.

Dari gambaran tersebut kemajuan ilmu pengetahuan itu dibarengi dengan kemajuan etika dan moral yang dapat berfungsi sebagai apa yang disebut dengan etika normatif yakni menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral (K. Bertens 1999: 8). Oleh karena itu norma, etika atau moral sebagai inti ajaran agama hendaknya menjadi landasan bagi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Landasan Teori dan Definisi Operasional

1. Etika dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk kata tunggal punya banyak arti tempat tinggal yang biasa, pdang rumput, kandang, kebiasaan adat, akhlak, watak perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (teori akuntansi etha) artinya adat kebiasaan. Arti ini menjadi latar belakang terbentuknya istilah etika yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles(384 - 322 SM) dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi berdasar asal katanya, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K. Bertens 1999: 4)

Perbedaan dan persamaan moral dengan etika sebenernya sama sama memiliki arti kebiasaan, dan adat yang membedakan hanya asalnya saja etika berasal dari bahasaYunani dan moral berasal dari bahasa latin. Dalam KBBI 1998, Etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti:

1. Ilmu tentang apa yang baik , apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau bermasyarakat. (K. Bertens 1999: 5 6)Etika sangat erat kaitannya dengan reflektif bihavioristik manusia, dimana tingkah laku manusia secara psikologis diikat nilai nilai etika atau moral yang ada sebagaimana didefinisikan bahwa etika - etika sebagai refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang tingkah laku manusia(K. Bertens 1999: 4).

2. Ilmu berasal dari bahasa arab ilman atau ilmun yang berarti pengetahuan bentuk masdar dari kata alima atau allama yang berarti tahu.

Secara terminologi ilmu pengetahuan ditandai dengan derasnya arus informasi merupakan tantangan yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi berbagai masalah (K. H. Ali Yafle, 1997: 51)

Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa ilmu sain adalah pengetahuan tentang fakta- fakta, baik alamiah atau sosial, yang berlaku umum dan sistematik (Moh. Nazir, 1998)

Dengan demikian berarti ilmu pengetahuan itu harus dilihat dari konteksnya, karena ilmu pengetahuan akan dapat memberikan kebermaknaan dengan dilandasi ketiga hakekat atau landasan keilmuan itu sendiri yakni ontomologi, epistemologi dan aksiologi.

Konteks etika dalam ilmu Etika sebagai ilmu cenderung kita amati dalam hidup sehari hari. Munculnya unsur unsur etis dalam pendapat spontanitas. Etika adalah ilmu, tapi sebagai filsafat ia tidak merupakan suatu ilmu empiris. Sedangkan yang biasanya dimaksud ilmu adalah ilmu empiris. Artinya ilmu yang didasarkan pada fakta dan dalam pembicaraannya tidak pernah meninggalkan fakta.

Pendekatan Ilmiah Tentang Tingkah Laku Moral

a) Etika Deskriptif

Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan anggapan tentang baik dan buruk, tindakan tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif hanya melukiskan tidak memberi penilaian. Dan etika deskriptif termasuk ilmu empiris bukan ilmu filsafat.b) Etika Normatif

Etika yang bertujuan merumuskan prinsip prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek.

c) Metaetika

Meta(dari bahasa Yunani) mempunyai arti melebihi, melampaui. Metaetika adalah bahasa yang digunakan dibidang moral dan mempelajari logika khusus dan ucapan-ucapan etis. Pengertian atau definisi etis seperti norma, nilai, hak keadilan dan sebagainya bisa digolongkan dalam metaetika tetapi dalam etika normatif tentu tidak bisa digolongkan definisi definisi tersebut.

d) Masalah Etika Terapan dan Tantangannya

Etika mengalami tantangan terutama dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut menyebabkan adanya perubahan dan beberapa faktornya yaitu :

1) Perkembangan pesat dibidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak persoalan etis yang besar, khususnya khususnya dalam sektor ilmu ilmu biomedis.

2) Dalam masyarakat tahun 1960-an tercipta semacam iklim moral yang seolah-olah mengundang minat baru untuk etika.

Hal yang paling penting dalam etika terapan adalah penempatan etika pada posisi yang tepat terutama dengan pendekatan multidisipliner, dimana kerja sama erat antara etika dan ilmu lain. Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus didasari kuatnya niat dan kesungguhan dalam menyadarkan segala kemajuan itu kepada kontrol dan penghargaan terhadap nilai - nilai etik dan moral dalam pola komunikasi personal dan sosial.

Fenomenologi dalam Kajian Keilmuan

PendahuluanDalam sejarahnya sejak awal pengetahuan dikembangkan dengan cara :

a) Menekankan pada peranan reason atau akal.

b) Menekankan pada pengguna sense atau rasa.Sedangkan pengetahuan bermula dari pada sikap skeptis (seorang filsuf) terhadap sesuatu. Pengetahuan mensyaratkan kemampuan untuk memberikan landasan, bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar. Masalah ini dalam kajian filsafat sering disebut sebagai landasan epistimologi atau metode ilmiah. Jadi metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam kaitannya dengan landasan epistimologi maka fenomologi sebagai paradigma filosofis merupakan suatu metode pemikiran untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada dengan menggunakan langkah langkah yang logis, sistematis, kritis dan tidak berdasarkan aprion atau prasangka, tidak dogmatis dan ideologis melainkan secara rasional dan argumentatif. Fenomologi sebagai metode tidak hanya digunakan dalam filsafat melainkan juga dalam bermacam-macam ilmu mengenai manusia.

Pengertian FenomologiKata fenomologi dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon yang artinya menampakkan, memperlihatkan. Kata ini mempunyai arti sebagai berikut : obyek persepsi, apa yang diamati, apa yang tampak pada kesadaran kita, pengalaman inderawi, apa yang tampak pada panca indera kita dan peristiwa yang dapat diamati (Save, at. Dagun,1990).Berdasarkan uraian para ahli fenomologi berarti Fenomena atau sesuatu yang menampakkan diri. Menurut cara-cara berpikir dan berbicara filsafat dapat dikatakan percakapan dengan Fenomena atau sesuatu yang sedang menggejala/

Fenomenologi Edmund Husserl (1859 1938)

Husserl berpendapat bahwa adanya bermacam macam aliran dalam filsafat yang saling bertentangan karena orang tidak mulai dengan metode dan dasar permulaan yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal yang demikian itu menurut Husserl tidaklah benar (Poedjawijatna,1980)

Husserl memakai istilah Fenomologi untuk menunjukkan metode berpikir tepat yang khusus. Ia memfokuskan analisis fenomologinya tentang intensitas yaitu semua benuk kesadaran dan pengalaman langsung seperti pengalaman religius, moral, estetis, konseptual dan inderawi.

Menurut Husserl, agar ada kepastian akan kebenaran, kita harus mencarinya dalam Erlebnisse yaitu pengalaman yang dengan sadar. Di dalam pengalaman yang dengan sadar ini kita mengalami diri kita sendiri atau Aku kita senantiasa berhubungan dengan dunia benda di luar kita (Harun Hadiwijaya, 1980).

Husserl menegaskan bahwa Fenomena bukanlah penampak itu sendiri sehingga didapati Fenomena yang murni atau bersifat hakiki. Ada tiga tahap dalam metode Fenomenologis.

1. Reduksi Fenomeologis (Penyaringan)

Yaitu menyaring setiap keputusan yang secara riel muncul terhadap obyek yang diamati. Yang perlu disaring yaitu segala keputusan yang bersifat subyektif. Dengan demikian pada obyek perlu disaring dari segala pengetahuan yang pernah diteliti dan diperoleh dari sumber lain, baik itu merupakan teori atau hipotesis yang pernah ada.

2. Refuksi Eidetis

Eidos adalah intisari atau pokok sejati. Intisari ini tidak dapat dipahami sebagai sesuatu hal yang tersembunyi dibalik alam faktual. Dalam Fenomenologi tidak ada satupun yang tersembunyi atau tertutup salah satu yang lain. Segalanya terbuka dan menampakkan diri.

3. Reduksi Transendental

Pada reduksi transendental kemurnian fenomenologi harus diimbangi dengan situasi subyek yang hakiki yang terbebas dari pengalaman empirik.(Sudarto, 1996)

Konsep Fenomenologi dalam Kaitan KeilmuanIlmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkap realitas yang ada di alam ini untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Atas dasar itu harus ada riset atau penelitian. Sebab riset mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan pengetahuan. Riset pada hakekatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran. Kebenaran pada hakikatnya adalah pernyataan dari kesimpulan terdapat konsistensi dengan pernyataan dari kesimpulan terdahulu yang dianggap benar.

Bahasa Keilmuan adalah sarana yang digunakan dalam komunikasi keilmuan. Unsur unsur berupa bentuk komunikasi keilmuan antara lain : lambang (kata- kata ,dan tanda-tanda), definisi dan pernyataan logika. Bahasa keilmuan merupakan bahasa yang digunakan dalam penulisan penulisan ilmiah atau dalam penulisan ilmu pengetahuan.Ciri ciri Bahasa Keilmuan

1. Cendikia, yaitu mampu membentuk pernyataan yang tepat dan cermat, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami oleh pembaca

2. Lugas, yaitu dalam pemaparannya dapat menghindari kesalah pahaman dan kesalah tafsiran.

3. Jelas, yaitu gagasan yang akan disampaikan dengan menggunakan bahasa yang jelas dapat dipahami dengan mudah.

4. Formal, yaitu bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Hal ini dapat dilihat dan kosakata (diksi), bentukan kata, prasa, kalimat, paraprasa dan paragraf.

5. Obyektif, yaitu penempatan gagasan sebagai pangkal tolak harus diwujudkan dalam penggunaan kata.

6. Konsisten, yaitu mengikuti kaidah unsur kebahasaan seperti: tanda baca, istilah, notasi yang digunakan secara konsisten atau pemakaian partikel kebahasaan secara konsisten.

7. Ringkas dan padat, yaitu kandungan gagasan yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa secara memadahi. . Ciri bahasa baku 1. Kemantapan Dinamis : berupa kaidah dan aturan yang tetap. Kemantapan tidak kaku/dinamis sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kata-kata dan istilah dalam mengikuti perkembangan modern.

2. Kecerdasan : diwujudkan dalam kalimat paragraf dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkap penalaran/pemikiran yang teratur dan logis.C. Membaca Kritis Untuk Menulis

Pengertian Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakonigtif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menterjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan. Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenal kata, pemahaman literal, interpelasi, dan membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.

Pengertian Membaca Kritis Kegiatan membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan.

Pengertian lain dari membaca kritis adalah : (1) membaca kritis adalah aktifitas membaca yang ditempuh secara bijak, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan sekedar mencari-cari kesalahan isi atau pilihan kata dalam objek kajian. (2) membaca kritis sebagaimana membaca intensif merupakan modal utama bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan studi.

1. Tujuan Membaca Kritisa) memahami maksud penulis

b) memahami organisasi dasar tulisan dan menilai penyajian penulis.

c) menerapkan prinsip-prinsip kritis dalam suatu bacaan

d) meningkatkan minat dan keterampilan membacanya serta selalu berpikir kritis

e) mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan dengan memanfaatkan penerbitan buku-buku ilmiah.

2. Pengertian Membaca Kritis untuk Menulis

Membaca bahan-bahan rujukan secara kritis atau dengan banyak membaca dapat memperoleh informasi. Dan jika kita ingin menghasilkan tulisan yang baik, kita perlu banyak membaca.

3. Ragam Membaca Kritis

Ada berbagai ragam membaca kritis tergantung jenis informasi seperti apa yang kita inginkan.

a) Membaca cepat sekaligus untuk mencari topik

Membaca seperti ini hanya mencari topik dan hanya digunakan untuk menambah wawasan saja.

b) Membaca cepat untuk informasi khusus

Membaca lebih terarah dan teliti karena mempunyai tujuan informasi khusus tentang masalah yang dikaji sebagai bahan bandingan atau bahan masukan yang memperkuat pendapatnya.

c) Membaca teliti untuk informasi rinci

Membaca lebih difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang ingin diketahui lebih rinci dan membaca secara hati-hati dan teliti.

4. Membaca kritis tulisan atau artikel ilmiahMembaca kritis tulisan atau artikel ilmiah informasinya berupa pendapat atau kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian atau prosedur ilmiah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau arikel ilmiah.

a) membaca tesis atau pernyataan masalah

b) meringkas butir-butir penting setiap artikel

c) menyitir konsep-konsep penting

d) menentukan bagian yang akan dikutip

e) menentukan implikasi dari bagian atau sumber yang dikutip

f) menentukan posisi penulis pengutip5. Membaca kritis tulisan atau artikel popular

Membaca kritis tulisan popular lebih mudah dipahami karena sifatnya yang terbaru dan bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti oleh pembaca.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca tulisan popular.

a) Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas dalam artikel popular.

b) Menentukan signifikan atau relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan

c) Memanfaatkan isu artikel popular untuk bahan atau inspirasi dalam menulis

d) Membedakan isi artikel popular dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah6. Membaca kritis buku ilmiah

Sama dengan artikel ilmiah, hanya saja uraian atau pembahasannya lebih panjang dan rinci tentang suatu isu ilmiah.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca buku ilmiah.a) Memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep pentingb) Menemukan konsep penting (padangan ahli, hasil penelitian dan teori) untuk bahan menulisc) Menentukan dan menandai bagian-bagian dari buku yang akan dikutip

d) Menentukan implikasi dari bagian atau sumber yang dikutip

e) Menentukan posisi penulis sebagai pengutip 7. Membaca kritis bahan-bahan yang tersaji dalam jaringan internet untuk menulisa) Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan dalam jaringan internet

b) Memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam jaringan internet untuk bahan menulis

c) Menentukan isi atau gagasan penting pada bahan-bahan yang tersedia dalam internet

d) Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk menulis

8. Ciri pembaca yang baik

a) Dapat menentukan dengan tepat hubungan antara kecepatan membaca dengan tujuan membaca yang ingin dicapai.

b) Dapat menghubungkan bacaan tersebut dengan hal-hal lain diluar bacaan yang masih ada kaitannya akan hal yang sama.

c) Dapat menggolongkan bahan bacaan atas bagian yang pokok dan bagian yang merupakan penjelas saja.

9. Cara membaca kritis a) Menggaris bawahi ide-ide cemerlang.

b) Penyempurnaan materi yang kita rasakan masih kurang lengkap.

c) Antisipasi, bantahan-bantahan, terhadap ide-ide yang dianggap kontroversial atau jauh berbeda dengan konsepsi pembaca.

d) Penyampaian ide-ide alternatif sebagai pembanding.10. Memahami maksud penulis naskaha) Mencari pernyataan maksud penulis pada paragraf-paragraf awal.

b) Mencari maksud tersebut pada paragraf-paragraf akhir. Penjelasan tersebut sering berhadapan dengan maksud penulis yang kurang jelas.

c) Memperhatikan baik-baik cara kerja penulis menentukan ruang lingkup pembicaraan.

d) Memperhatikan organisasi karangan dan penyajian bahan.

e) Mencari dan menemukan maksud-maksud yang tersirat.

Langkah-langkah dalam memahami maksud penulis:

1. Bersikap terbuka dan objektif, tidak langsung memberi vonis dan menyerang.2. Kita bertolak dari kejujuran untuk melahirkan asumsi-asumsi.

3. Asumsi-asumsi kita analisis sehingga di sana bisa dilihat apakah kita berpikir jernih atau tidak. Jadi, membaca buku orang pun bisa dijadikan bahan studi diri.

4. Jangan hanyut oleh perasaaan emotif dan prasangka.5. Jangan sampai kita kehilangan keseimbangan hanya karena melihat hal-hal yang bertentangan dengan logika dan konsep kebenaran kita.

6. Kita mencoba berpikir dari sisi sang penulis, atau kita hargai pendapatnya yang berbeda atau bertentangan dengan konsep kita. D. Terampil Menulis1. MENULIS MAKALAH

Secara konseptual makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empris-objektif. Makalah merupakan bentuk karya ilmiah yang paling singkat dengan jumlah halaman 15 sampai 25 halaman. Yang terpenting dalam menulis makalah adalah mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Penulisan makalah biasanya terdiri dari 3 bagian yaitu :

a. Bagian awal

Terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar table atau gambar (jika ada)

b. Bagian intiBerupa isi atau materi yang hendak dibahas dalam makalah tersebut yaitu latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan makalah, pembahasan, kesimpulan dan saran

c. Bagian akhir

Terdiri dari daftar rujukan dalam lampiran (jika ada)

Bagian lain adalah halaman sampul yang memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat dan waktu penulisan makalah.

Bagian awal biasanya berisi pendahuluan yang terdiri latarbelakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan.

Bagian inti makalah biasanya dalam bentuk pembahasan. Yaitu jawaban dari setiap butir rumusan masalah.. jika dalam rumusan masalah ada 3 masalah yang diuraikan oleh penulis, maka dalam pembahasan merupakan jawaban dari 3 masalah tersebut.

Bagian akhir biasanya berisi kesimpulan, saran disertai daftar pustaka atau rujukan dan lampiran (jika ada)

2. MENULIS RINGKASAN BUKU/RESUME/KULIAH

Ringkasan buku biasanya berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu. Tujuannya yaitu melatih mahasisa untuk mengambil intisari dari suatu mata kuliah. Materi dalam penulisan adalah intisari dari salah satu buku, suatu ceramah, suatu makalah, dan lain-lain. Untuk struktur oenulisan ringkasan buku bebas, namun demikian yang terpenting adalah berisi bagian awal, inti dan kesimpulan.

3. MENULIS RESENSI BUKU

Yaitu memberi penilaian, mengungkapkan isis buku, membahas atau mengkritik buku. Tujuan penulisan resensi :

a. Memberikan informasi yang komprehensif dalam sebuah buku

b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, mendiskusikan permasalahan yang muncul dalam sebuah buku

c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya sebuah buku untuk dibaca

d. Menjawab pertanyaan tentang siapa penulisnya, mengapa ia menulis dan sejenisnya

e. Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca endapatkan timabangan dalam memilih buku

Klasifikasi resensi :

a. Buku, fiksi maupun non fiksi

b. Pementasan seni

c. Pameran seni

Unsur-unsur dalam meresensi sebuah buku :

a. Membuat judul resensi

b. Menyusun data buku yang meliputi judul, pengarang dang penerjemah, perbit, tahun terbit dan harga buku.

c. Membuat pembukuan dengan cara :

Memperkenalkan pengarangnya

Membandingkan dengan buku sejenis

Memaparkan sosok pengarang

Merumuskan tema buku

Memperkenalkan penerbit

Membuka dialog

d. Tubuh dan isi resensi, meliputi :

Sinopsis Ulasan singkat buku dengan kutipan

Kenunggulan dan kelemahan buku

Rumusan kerangka buku

Tinjauan buku

Adanya kesalahan cetak

Penutup resensi

4. MENULIS RESENSI BUKU SASTRAMeresensi buku sastra tidak berbeda jauh dengan buku pengetahuan. Dalam meresensi buku sastra, peresensi harus dapat menyampaikan 2 lapis penilaian yaitu pertimbangan yakni nilai literir dan manfaat untuk hidup. Nilai literir terungkap dari kegiatan yang disebut apresiasi sastra dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasi atas kebutuhan masyarakat.

Unsur-unsur yang ada dalam meresensi sebuah karya sastra :

a. Jenis karya sastra

b. Resensi novel atau kumpulan cerpen

c. Resensi kumpulan puisi

d. Ulasan mengenai pengarang

e. Sudut pembaca yang dituju

5. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN RESENSI

Resensi merupakan suatu bentuk tulisan yang berisi tinjauan terhadap kualitas suatu buku. Unsur persuasive sering ditonjolkan dalam mendorong timbulnya keinginan para pembaca terhadap buku tersebut. SElain itu, meresensi berfungsi sebagai pengantar apresiasi yang dapat menjadi pemandu bagi pembaca dalam menikmati sebuah buku.

Langkah-langkah menyusun resensi :

a. Mengenali buku yang akan diresensi seperti tema, penerbit, pengarang, jenis buku.

b. Membaca buku yang akan diresensi secara cermat dan teliti

c. Menanda bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusu dan menentukan bagian mana yang akan dikutip untuk dijadikan data

d. Membuat sinopsis buku

e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal seperti kerangka penulisan, isi pernyataan, dan bahasa yang digunakan

f. Mengoreksi hasil resensi

Hal yang harus diperhatikan ketika meresensi :

a. Membaca buku yang akan diresensi

b. Menceritakan identitas buku secara lengkap

c. Memberikan penilaian secara obyektif dan kritis

6. MENULIS ARTIKEL ILMIAH ATAU POPULER

Artikel merupakan tulisan yang menggambarkan atau memaparkan suatu gagasan berdasarkan fakta. Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang akan ditulis. Dari situ, penulis dapat memberikan pendapat, pandangan bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data.

Fakta adalah kenyataan yang sesuai dengan data yang sebenarnya. Interpretasi adalah hasil pemikiran berupa penafsiran atau pemahaman. Dan opini, adalah pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah yang terjadi.

Bagian atau sistematika artikel :

a. Judul

b. Leader yaitu kutipan yang menjadi pengantar sebuah artikel

c. Latar adalah hal atau masalah yang mendasari tulisan

d. Angle adalah sudut pandang penulis

e. Simpulan biasanya berisi imbauan, ajakan, refleksi atau intisari.

Jenis artikel :

a. Eksploratif yaitu artikel yang mengungkapkan fakta berdasarkan kajian dari penulisannya.

b. Eksplanatif yaitu artikel yang menerangkan sesuatu untuk dipahami pembaca

c. Deskripti yaitu artikel yang menggambarkan suatu permasalahan

d. Predikatif yaitu artikel yang berisi perhitungan tentang apa yang bakal terjadi di kemudian hari.

e. Prespektif merupakan artikel yang memberikan tuntutan kepada pembacanya untuk melakukan sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan.

7. MENULIS PROPOSAL PENELITIAN

Proposal adalah suatu perencanaan yang sistematis sebagai kerangka dasar yang memuat komponen dan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian.

Tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang isinya tentang target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Jenis penelitian :

a. Penelitian kualitatif

Metode penelitian yang digunakan adalah kondisi objek yang alamiah

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, apa adanya, tidak dimanipulasi.

b. Penelitian kuantitatif

Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivestik karena berlandaskan pada filsafat positivisme yaitu berupa angka-angka dan analisis statistikKomponen dan sistematika dalam proposal kualitatif dan kuantitatif tiddak berbeda. Yang berbeda adalah semua komponen dalam proposal penelitian kuantitatif sudah merupakan hal yang baku, sedangkan dalam proposal penelitian kualitaif bersifat sementara. Komponen dalam penelitian tersebut secara garisbesarnya terdiri atas, pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Sistematika :

a. Proposal penelitian kualitatif :1. Judul

2. Daftar isi

3. Pendahuluan :

Latar belakang masalah

Perumusan masalah

Tujuan penelitian

Metodologi penelitian

4. Kajian teori :

Tinjauan pustaka

Hasil penelitian yang relevan

Kerangka berpikir

5. Metodologi penelitian

Tempat dan waktu penelitian

Bentuk dan strategi penelitian

Sumber data

Teknik cuplikan

Teknik pengumpulan data

Validitas data

Analisis data

6. Daftar pustaka

b. Proposal penelitian kuantitatif :

1. Judul

2. Daftar isi3. Pendahuluan : Latar belakang masalah

Identifikasi masalah

Pembatasan masalah

Perumusan masalah Tujuan penelitian

Manfaat penelitian4. Kajian teori : Tinjauan pustaka

Hasil penelitian yang relevan

Kerangka berpikir

HipotesisE. PidatoPidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud kegiatan berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi, gestur, kontak pandang, dan lain-lain). Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara lisan kepada kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting, baik pada masal lalu maupun pada masa mendatang.

Bentuk-bentuk berbicara di depan umum ;

a. Pidato

b. Ceramah

c. Khotbah

d. Sambutan

Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria :

a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung

b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengarnya

c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara

d. Isinya jelas

e. Isinya benar dan objektif

f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya

g. Disampaikan secara santun, rendah hati dan bersahabat.

Tujuan berbicara di muka umum :

a. Memberi informasi

b. Memberi arahan, ajaran, atau instruksi

c. Mempengaruhi orang lain

d. Menghibur orang lain.

Tiga unsur yang berhubungan erat dalam pidato yaitu :

a. Pembicara (orator)

b. Pendengar (audiens)

c. Situasi

Langkah-langkah pidato :

a. Menyelidiki pendengar dengan mengajukan pertanyaan

b. Memilih topik atau tema sesuai dengan kemampuan diri

c. Mengumpulkan bahan

d. Mebuat kerangka pidato

e. Membuat kerangka pidato

f. Mengembangkan kerangka pidato

g. Latihan oral dengan voka yang tepat dan suara yang nyarin

3 langkah yang perlu diperhatikan ketika menyusun kerangka pidato :

a. Meneliti masalah

b. Menyusun uraian

c. Berlatih berpidato

Agar pidato dapat menarik dan perhatian pendengar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kemukakan fakta dengan jelas

b. Gunakan bahasa Indonesia yang baik

c. Berbicara secara wajar dan terbuka

d. Sajikan materi dengan lafal dan intonasi yang tepat

e. Gunakan mimic dan gerak-gerik secara wajar

Pidato umumnya melakukan suatu hal, yaitu :

a. Mempengaruhi orang lain

b. Memberi suatu pemahaman atau informasi

c. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur

Macam-macam pidato berdasarkan sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :

a. Pidato pembukaan

b. Pidato pengarahan

c. Pidato sambutan

Metode pidato :

a. Impromptu (serta merta )

Dalam metode ini pembicara menggunakan cara spontanitas, biasanya digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.

Kekurangan :

Materi kadang tidak disampaikan secara urut

Mendadak

Kurang persiapan sihingga kemungkinan ada yang terlupa

Kelebihan :

Bahasanya singkat sehingga tidak membosankan

Bebas memilih topikb. Ekstemporan

Merupakan metode jalan tengah yaitu uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian dikembangkan dalam pidato.

Kekurangannya yaitu seakan-akan kurang siap karena berkali-kali menunduk melihat catatan dan kelebihannya adalah materi diungkapkan secara sistematis

c. Naskah

Dalam metode ini pmbicara selalu mebaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Kekurangan :

Membosankan

Interaksi dengan pendengar kurang

Suara monoton

Bersifat kaku

Mete pembicara selalu ditujukan ke bawah

Kelebihan :

Terencana dengan baik, lengkap dan sistematis

Kalimatnya dapat dikoreksi ulang

Tidak ada hal yang terlupakan

d. Menghafal (Tanpa teks)

Metodenya yaitu pembicara membuat teks kemudian menghafalkannya.

Kekurangan :

Bila lupa mempengaruhi isi pidato

Membosankan

Suara monoton

Kelebihan :

Melatih daya ingat

Tersusun secara sistematis

Persiapan pidato :

a. Wawasan latar belakang pendengar pidato secara umum

b. Mengetahui lama waktu pidato ang akan dibawakan

c. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami

d. Mengetahui jenis pidato dan tema acara

e. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato

Kerangka susunan pidato yang baik :

a. Pembukaan dengan salam pembuka

b. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi

c. Isi atau materi pidato secara sistematis seperti maksud, tujuan, sasaran dan rencana

d. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan dan salam penutup)

Struktur dalam berpidato :

a. Sapaan

b. Salam pembuka

c. Pendahuluan

d. Isi

e. Penutup

f. Ucapan terimakasih

g. Salam penutup

F. Menulis karya ilmiahKarya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya (Dwiloka, 2005:2). Jadi karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber saya penelitian, tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. Karena hasil suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas.

Hasil penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis dalam suatu urutan yang teratur. Ciri-ciri karya ilmiah yaitu menggunakan bahasa keilmuan. Ciri bahasa keilmuan :

a. Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penuisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.

b. Tidak ambigu

c. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis

d. Penggunaan bahasa baku

e. Penggunaan istilah keilmuan

f. Bersifat denotative, artinya penulis harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu makna.

g. Rasional

Syarat-syarat karya ilmiah :

a. Komunikatif

b. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif

c. Bernalar

d. Ekonomis

e. Berdasarkan landasan teoritis yang kuat

f. Memiliki sumber penopang mutakhir

g. Bertanggung jawab

Jenis-jenis karya ilmiah :

a. Makalah

Makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah merupakanbentuk karya ilmiah yang paling singkat dengan jumlah halaman 15-25 halaman, terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, inti dan bagian akhir.

b. Skripsi

Yaitu karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi S-1 dan mencapai gelar sarjana. Isinya berupa penelitian lapangan atau penelitian pustaka, berbentuk kualitatif atau kuantitatif dengan sistematika ilmiah yang harus ditaati secara ketat.

c. Tesis

Yaitu tulisan ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian S-2 dan mencapai gelar magister.

d. Disertasi

Merupakan tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai derajat akademis doktor (S3). Kemandirian penulisan disertasi sangat menonjol karena ujian doktor bermaksud menguji pendirian ilmiah mahasiswa terhadap sanggahan penguji atas dalil-dalil yang disampaikannya pada saat ujian doktor.

e. Proposal penelitian

Yaitu suatu bentuk usulan penelitian yang wajib disusun mahasiswa sebelum mahasiswa menempuh tahap penyusunan skripsi, tesis dan disertasi.

Sistematika penelitian kuantitatif :

a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi masalah

c. Pembatasan masalah

d. Perumusan masakah

e. Tujuan penelitian

f. Manfaat penelitian

g. Landasan teoritis

h. Kerangka pemikiran

i. Hipotesis

j. Tempat dan waktu penelitian

k. Metodologi penelitian

l. Populasi dan sampel

m. Uji persyaratan analisis

n. Pengujian hipotesis

Dalam pengujian hipotesis dilakukan langkah-langkah berikut :

a. Pengujian hasil analisis data

b. Pembahasan hasil analisis data

Sistematika penelitian kualitatif:a. Latar belakang masalah

b. Perumusan masalah

G. Presentasi ilmiah

Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah, baik informasi konseptual maupun procedural. Mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang dimilikinya, kamhiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, ada kiat-kiat yang perlu diterapkan, yakni (1) menarik minat dan perhatian peserta, (2) menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, dan (3) menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah. Untuk menarik minat dan perhatian pada topik/ masalah yang dibahas, seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik (media visual seperti gambar dengan warna yang menarik, ilustrasi, dll.), mengetahui latar belakang peserta, dan menjaga suara agar tidak monoton serta terdengar jelas oleh seluruh peserta yang berada di suatu ruangan. Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, penyaji harus menaati bahan yang telah disiapkan dan memberi penjelasan singkat, padat, terhadap butir-butir inti. Untuk menjaga etika dapat dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merugikan (menyinggung perasaan) orang lain. Butir-butir rinci tentang etika dan tata cara yang perlu ditaati dalam forum ilmiah akan diuraikan berikut ini.

Tatacara dan pengertian presentasi ilmiah

a. Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi powerpoint. Jika diperlukan, bahan dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang relevan. Apabila bahan ditayangkan, harus dipastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat membaca tulisan yang disajikan.

b. Penyajian menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk itu, penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator.

c. Penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Hal itu karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuwan dan akademisi dan berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar berbagai informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian. Dalam forum tersebut ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta, dan teknisi. Semua pihak wajib melakukan tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.

d. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penyaji dalam etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan butir etis terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal menyangkut informasi yang disajikan. Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data tersebut penelitiannya ataukah diambil dari sumber lain. Jika diambil dari sumber lain, harus menyebutkan secara lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah.

Presentasi ilmiah dengan multimedia

Presentasi ilmiah pada dasarnya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah. Oleh karena itu, dalam presentasi ilmiah berlaku prinsip-prinsip komunikasi. Beberapa prinsip komunikasi berikut dapat dipertimbangkan.

1. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif

a. Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak

b. Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media

c. Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yang dipilih

d. Berpikir posotif tentang peserta

e. Membuat peserta dihormati dan dihargai

f. Mempertimbangkan budaya peserta

g. Bersikap terbuka terhadap perbedaan sikap dan pendapat orang lain

h. Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi situasi formal dalam budaya setempat

2. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi

a. Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semua peserta

b. Memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta

c. Menjadi penyimak/ pendengar yang baik jika ada peserta yang bertanya

d. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

e. Mendorong peserta untuk aktif terlibat

f. Menggunakan media yang menarik dan tepat guna

3. Presentasi dengan powerpoint

a. Mudah dibaca

Presentasi yang baik adalah yang mudah dibaca, jadi pergunakan huruf standar misal Arial atau Times New Roman. Selain itu, pergunakan huruf yang cukup besar, jangan sampai Audience kesulitan membaca karena huruf yang anda pergunakan terlalu kecil.

b. Judul yang jelas pada setiap slide

Pergunakanlah huruf tebal, jelas, dan mudah dibaca pada setiap judul slide anda.

c. Background yang sederhana

Perhatikan background yang anda pergunakan pada setiap slide yang anda buat. Jangan sampai kalimat yang anda tulis jadi tidak bisa dibaca dengan jelas, karena anda memakai background yang terlalu kontras.

d. Grafik dan diagramMempergunakan gambar seperti grafik dan diagram akan membantu anda untuk lebih menjelaskan tentang topik yang sedang anda presentasikan. Selain itu, dengan mempergunakan grafik atau diagram, akan sedikit menyegarkan suasana dan mengundang perhatian para audience.e. Tetap Fokus

Tulis hal-hal pokok atau yang berhubungan dengan topik yang sedang dipresentasikan. Cukup tulis judul garis besarnya saja. Jangan menggunakan terlalu banyak kata atau kalimat dalam satu slide.f. Jangan Terlalu Banyak Slide

Buatlah slide seefisien mungkin. Jika memang topik yang dibahas memerlukan banyak kata-kata, penjelasan secara lisan bisa menjadi pilihan.g. Perhatikan audience.Tataplah audience secara merata dan bergantian agar mereka merasa diperhatikan.h. Bicara lugas. Gunakan bahasa yang sederhana agar tidak terkesan sombong.Alasan presentasi ilmiah menggunakan multimedia

a. Presentasi akan menjadi menarik.

b. Penyaji dapat menghemat waktu.

c. Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir permasalahan yang dikehendaki.

d. Penyaji sangat dimudahkan.

e. Bahan presentasi dapat sangat ringkas.

Langkah-langkah yang perlu disiapkan agar manfaat multimedia dapat dinikmati dengan baik

a. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas.

b. Atur butir-butir tersebut secara koheren dan kohesif.

c. Buat diagram atau alir untuk menunjukkan alur penalarannya.

d. Tulis semua bahan dalam bingkai dengan ukuran yang sesuai.

e. Pilih rancangan slide yang cocok.

f. Uji coba tayang slide per slide.

g. Cetak bahan dalam slide sebagai pegangan audience.

Melaksanakan presentasi

a. Persiapan Bahan Presentasi

Bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dengan menggunakan multimedia powerpint atau menggunakanbahan presentasi yang lebih interaftif dengan multimedia builder. Sampaikan materi berupa pokok-pokok pikiran untuk menjaga alur presentasi yang telah ditetapkan.

Pada pembuatan media powerpoint gunakan animasi dan sound seperlunya.

Gunakan tema yang sederhana dan sesuai tema. Gunakan gradasi warna yang kontras antara background dengan tulisan dan font yang sesuai.

Gunakan animation effect secukupnya.

Uji penampilan presentasi. Pastikan semua tampil dengan sempurna..b. Persiapan Presentasi Biasakan berbicara secara ilmiah ataupun mengmukakan argumentasi sebuah topik penelitian atau rancangan penelitian dengan teman dekat anda.

Biasakan mendekati teman yang belum dikenal untuk memupuk rasa percaya diri.

Pakai jurus SKSD dengan menyapa teman satu angkatan, jurusan, maupun prodi agar suatu hari apabila kita melakukan presentasi di depan mereka kita tidak akan merasa canggung.

Sodorkan materi presentasi kepada teman untuk selanjutnya diberi masukan dan perbaikan.

Ulanglah trik-trik diatas hingga rasa percaya diri muncul.c. Yang diperhatikan dalam Presentasia. Penguasaan lingkungan

Penguasaan lingkungan presentasi dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan error saat presentasi berlangsung. Cara yang dapat dilakukan antra lain :

1. Datang sebelum waktu presentasi untuk mempersiapkan sarana presentasi.

2. Meperkenalkan diri kepada moderator agar tidak canggung saat presentasi.

b. Perhatikan audience

Tataplah audience secara merata dan bergantian agar mereka merasa diperhatikan.

c. Bicara lugas

Gunakan bahasa yang sederhana agar tidak terkesan sombong.

d. Jelaskan Media

Medis presentasi hanya berfungsi sebagai tuntunan untuk menjaga alur presentasi. Kuncinya ada pada diri penyaji. Hindari terlalu membaca ke slide anda. Pastikan anda benar-benar menguasai materi yang anda tulis.

e. Berbicara yang Jelas

Dengan berbicara dengan jelas audience bisa memahami presentasi yang disampaikan. Dengan kreativitas dan pembicaraan yang baik powerpoint tidak akan dianggap kering dan membosankan.

f. Beri Kesempatan untuk Bertanya

Luangkan waktu untuk memberikan kesempatan kepada audience untuk bertanya tentang hal-hal yang kurag dimengerti dari presentasi anda.

g. Future Follow Up

Hal penting lainnya adalah memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya dilain waktu mengenai topik yang telah disampaikan.cantumkan e-mail, nomor telepon atau website di akhir presentasi.