Tugas b.indonesia

24
KARYA ILMIAH PENGGUNAAN SISTEM PENYORTIRAN WARNA BOLA BERBASIS KENDALI PLC DI INDUSTRI PEMBUATAN BOLA DISUSUN OLEH : 1. Puji Ektiyar (C.431.13.0079) 2.Jadi Laksono (C.431.13.0112) 3.Rendy Angkawijaya (C.431.13.0116) 4.Toni Budiharto (C.431.13.0129)

description

kuliah

Transcript of Tugas b.indonesia

KARYA ILMIAH

PENGGUNAAN SISTEM PENYORTIRAN WARNA BOLA

BERBASIS KENDALI PLC DI INDUSTRI PEMBUATAN

BOLA

DISUSUN OLEH :

1. Puji Ektiyar (C.431.13.0079) 2.Jadi Laksono (C.431.13.0112) 3.Rendy Angkawijaya (C.431.13.0116)

4.Toni Budiharto (C.431.13.0129)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS SEMARANG

2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bidang industri biasa menggunakan proses penyortiran barang untuk

mempermudah pengepakan barang. Proses penyortiran barang ini bisa

memanfaatkan instruksi Differentiate Up / DIFU (13), Shift Register / SFT (10),

Pemindah Data / MOV (21) dan pewaktu (timer) yang dimiliki oleh PLC

(Programmable Logic Controller).

PLC muncul untuk memenuhi kebutuhan akan fleksibilitas sistem kontrol

dalam menanggapi perubahan sistem serta kebutuhan akan kepraktisan

pengoperasian sistem kontrol. PLC merupakan system kontrol berbasis komputer,

yaitu sebuah computer mini yang dapat diprogram untuk mengolah input dan

mengeluarkannya melalui terminal output sesuai yang diharapkan. Dengan PLC,

perubahan sistem dilakukan hanya dengan mengubah program yang ada di

dalamnya. Program dibuat dan dimasukkan oleh operator melalui unit input

berupa console atau PC (Personal Computer).

PLC dapat dibayangkan sebagai sebuah kotak yang di dalamnya terdapat

ratusan atau ribuan relay, counter, timer dan lokasi penyimpan data. Relay, timer

dan counter tersebut tidak ada secara fisik, melainkan berupa rangkaian

semikonduktor yang sedemikian rupa sehingga dapat diprogram dan difungsikan

sebagai relay, timer maupun counter. Blok-blok penyusun PLC adalah CPU

(Central Processor Unit), memori dan rangkaian yang sesuai untuk menerima

data input/output.

1.2. Tujuan

1. Mengotomatisasi proses penyortiran bola ke dalam kotak dengan kendali

berbasis PLC.

2. Mengefisiensi jumlah produksi pengemasan kotak.

1.3. Pembatasan masalah

Adapun batasan masalah dalam desain perancangan ini adalah :

1. Dalam makalah ini hanya dibahas tentang proses penyortiran bola ke

dalam kotak.

2. Sistem kendali proses menggunakan PLC (Programmable Logic Control).

1.4. Metode Penyusunan Proyek Akhir

Metode yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini adalah :

1. Metode Studi Pustaka

Dalam penyusunan proyek akhir diperlukan buku – buku rujukan sebagai

sumber penunjang dalam pembuatan proyek akhir. Sumber berupa buku – buku

teknik, katalog, serta acuan – acuan lain seperti data dari internet yang

mendukung pembuatan proyek akhir ini.

2. Metode Observasi / Pengamatan

Dalam observasi dilakukan kegiatan ke lapangan untuk mendapatkan

informasi dan masukan yang mendukung pembuatan proyek akhir ini,

khususnya mengenai peralatan – peralatan yang digunakan.

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitin sebagai berikut :

1.Bagaimana sistem penyortiran ini bekerja?2.Program(software)apa saja yang digunakan untuk mendukung sistem penyortiran ini?

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Landasan Teori

3.1.1. Timer (TIM)

Timer pada PLC umumnya berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000

sampai TC 511. Jika suatu nomor telah digunakan sebagai Timer maka nomor

tersebut tidak boleh digunakan sebagai Counter. Jadi dalam satu program tidak

boleh ada nomor Timer yang sama dengan nomor Counter. Nilai Timer pada PLC

bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan. Setelah

hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka kontak NO Timer akan On

dan kontak NC akan OFF.

Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk

BCD dalam orde 100ms. Set value : IR, AR, DM, HR, LR, #.

Gambar 3.1. Simbol Timer

3.1.2. Shift Register / SFT (10)

Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit yang paling rendah

ke bit yang lebih tinggi tingkatnya. Batas penggunaan SFT yaitu start biasanya

kurang dari atau sama dengan end, dan start serta end harus berada dalam daerah

yang sama misalnya jika pada start alamat 011 maka end juga harus 011.

SFT akan menggeser bit dari start word sampai end word yang mana

memberikan pulsa ON jika data input (I) dalam kondisi eksekusi. Jika data input

dalam kondisi tidak tereksekusi (OFF), maka SFT pada input clock pulsa jika

ditekan akan memberikan OFF (nol).

Gambar 3.2. Simbol Shift Register dan Data Area

3.1.3 Pemindah Data / MOV (21)

MOV (21) berfungsi untuk memindahkan data dari alamat memori asal ke

alamat memori tujuan.

Gambar 3.3. Simbol Mov 21 dan Data Area

Gambar 3.4. Perpindahan data Input ke Output

3.1.4. Perancangan

Sistem pada gambar 3.4. tersebut dirancang untuk dikendalikan dengan

PLC dengan operasi sebagai berikut: Ketika tombol Start diaktifkan, terjadi

proses pengisian bola ke dalam kotak dimana produk keluar. Setelah sensor warna

dilintasi bola satu per satu. Apabila bola hitam melewati sensor warna, maka akan

mengaktifkan pusher/ pendorong sehingga bola hitam masuk ke dalam kotak A.

Sedangkan bola putih masuk ke kotak B dan pusher tidak aktif. Proses ini terus

berlangsung dan akan berhenti jika tombol stop diaktifkan.

Gambar 3.4. Sistem Penyortiran/ Pemilihan Bola

3.2. Perancangan Software

3.2.1. Identifikasi Input dan Output.

Sistem ini memiliki 4 input, yaitu: tombol Start (PB1), tombol Stop (PB2),

sensor bola (S1) dan sensor warna (S2) dan 4 output, yaitu: stanby, silinder atas,

silinder bawah, dan Pusher/ pendorong. Selanjutnya masing-masing input dan

output tersebut dihubungkan dengan alamat I/O PLC. Pengalamatan input

ditunjukkan dalam tabel 2.1. dan pengalamatan output ditunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.1. Pengalamatan Input pada PLC

No. Alamat Input

1. 000.00 Start PB1

2. 000.01 Sensor Bola (S1)

3. 000.02 Sensor Warna (S2)

4. 000.03 Stop PB2

Tabel 2.2. Pengalamatan Output pada PLC

No. Alamat Input

1. 002.00 Stanby

2. 002.03 Silinder Atas

3. 002.04 Silinder Bawah

4. 002.05 Pendorong

Gambar 2.6. Sistem Penyortiran Bola

dikendalikan dengan PLC

3.2.2. Pembuatan software

Flowchart yang menunjukkan aliran kerja dari program yang dimasukkan

ke dalam PLC ditunjukkan pada gambar 3. Pertama kali adalah deteksi penekanan

tombol Start (PB1). Jika PB1 ditekan maka dilakukan pengecekan status sensor

bola, On atau Off. Jika sensor bola tidak aktif (Off) maka akan terjadi pengecekan

tombol Start (PB1) sampai sensor bola mendeteksi kehadiran bola. Jika sensor

bola aktif (On) maka Silinder Atas aktif dan melakukan pengecekan Sensor

warna. Jika sensor warna aktif (On) maka akan mengaktifkan Pusher dan

memasukkan bola ke kotak A. Apabila sensor warna tidak aktif, maka bola

langsung dimasukkan ke kotak B. Proses tersebut terus berulang dan akan

berhenti jika tombol Stop (PB2) ditekan.

Gambar 2.7. Diagram alir program penyortiran bola

3.3. Ladder Diagram Sistem Penyortir Bola

Gambar 2.8. Ladder diagram 1

Gambar 2.9. Ladder diagram 2

Gambar 2.10. Ladder diagram 3

Gambar 2.11. Ladder diagram 4

Gambar 2.12. Ladder diagram 5

Gambar 2.13. Ladder diagram 6

2.5. Rangaian Mnemonic Program Penyortir BolaNetwork 1 Network 2

Gambar 2.14. Ladder Diagram pada Network 1 dan 2

Network 3 Network 4

Gambar 2.15. Ladder Diagram pada Network 3 dan 4

Network 5 Network 6

Gambar 2.16. Ladder Diagram pada Network 5 dan 6Network 7 Network 8

Gambar 2.17. Ladder Diagram pada Network 7 dan 8

Network 9 Network 10

Gambar 2.18. Ladder Diagram pada Network 9 dan 10

Mnemonic program LD 000.00 OR 200.00 AND NOT 000.03 OUT 002.00 OUT 200.00 LD 200.00 DIFU 200.01 LD 200.01 MOV (21) #0001 HR00.01 LD 253.13 LD 200.02 LD 000.03 SFTR (10) HR00.00 HR00.00 LD HR00.00 AND 000.01 LD HR00.01 AND TIM000 OR LD LD HR00.02 LD 000.02 OR TIM003 AND LD OR LD LD HR00.03 AND TIM001 OR LD AND NOT 200.02 OUT 200.02 LD HR00.01 OUT 002.03

TIM 001 #0010 LD HR00.03 OUT 002.04 TIM 001 #0010 LD HR00.02 AND 000.02 TIM 002 #0010 LD TIM002 OR 002.05 AND NOT HR00.04 OUT 002.05 TIM 003 #0010 END (01)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem yang dirancang yaitu aplikasi PLC untuk penyortiran bola bisa

bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan yang diinginkan, antara lain :

1. Kontrol Proses Penyortiran Bola memanfaatkan instruksi Differentiate Up/

DIFU (13), Shift Register / SFT (10), Pemindah Data / MOV (21) dan

pewaktu (timer) yang dimiliki oleh PLC (Programmable Logic

Controller).

2. Deskripsi Kerja Sistem Penyortiran Bola :

Ketika tombol Start diaktifkan, terjadi proses pengisian bola ke

dalam kotak dimana produk keluar. Setelah sensor warna dilintasi bola

satu per satu. Apabila bola hitam melewati sensor warna, maka akan

mengaktifkan pusher/ pendorong sehingga bola hitam masuk ke dalam

kotak A. Sedangkan bola putih masuk ke kotak B dan pusher tidak aktif.

Proses ini terus berlangsung dan akan berhenti jika tombol stop diaktifkan.

DAFTAR PUSTAKA

Emitor_NGY_RancangBangunAplikasiPLC.pdf

plc_beginner_guide__omron.pdf

Programmable_logic_controller.htm

USER MANUAL PLC II.pdf