Tugas Besar Jalan Raya Derry

25
REKAYASA JALAN RAYA | DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH PERKERASAN JALAN Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan pekembangan umat manusia. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangya teknologi yang ditemukan umat manusia. Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan romawi. Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapisan perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalanseakan terhenti dengan mundurnya kekuasaan romawi sampai awal abad ke 18. Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya telah ditemukan pertama kali di BABYLON pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor. Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya maju pesat. Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahun 1828 di LONDON, tetapi sama halnya dengan perkerasan menggunakan aspal. Perkerasan ini mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1990. Jalan adalah prasana perhubungan yang menunjang peranan dalam melaksanakan pengangkutan orang maupun barang-barang hasil produksi. Salah satu bagian yang menentukan keamanan dan kenyamanan lalu lintas adalah lancarnya lalu lintas dengan menjaga selalu kesetabilan perkerasan jalan (jalan tidak rusak).

description

Tugas punya Derry

Transcript of Tugas Besar Jalan Raya Derry

Page 1: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH PERKERASAN JALAN

Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu

sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi

dengan sesama. Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan

pekembangan umat manusia. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangya

teknologi yang ditemukan umat manusia.

Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan romawi.

Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapisan

perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalanseakan terhenti dengan

mundurnya kekuasaan romawi sampai awal abad ke 18.

Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya telah

ditemukan pertama kali di BABYLON pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi

perkerasan jenis ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor.

Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan

menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya maju pesat. Konstruksi perkerasan

menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahun 1828 di

LONDON, tetapi sama halnya dengan perkerasan menggunakan aspal. Perkerasan ini

mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1990.

Jalan adalah prasana perhubungan yang menunjang peranan dalam

melaksanakan pengangkutan orang maupun barang-barang hasil produksi. Salah satu

bagian yang menentukan keamanan dan kenyamanan lalu lintas adalah lancarnya lalu

lintas dengan menjaga selalu kesetabilan perkerasan jalan (jalan tidak rusak).

Page 2: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 2

1.2. JENIS-JENIS KONSTRUKSI PERKERASAN

Berdasarkan Pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas :

1. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan aspal sebagai bahan pengikat lapisan-lapisan perkerasannya bersifat

memikul dan menyeberkan beban lalu lintas ketanah dasar.

2. Konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikat. Plat beton dengan

atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tampak lapis pondasi

bawah. Beban lalu lintas sebagian dipikul oleh plat beton.

3. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement), yaitu perkerasan kaku

yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur

diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.

1.3. LAPISAN PERMUKAAN ( SURFACE COURSE )

Lapisan yang terletak paling atas di sebut lapisan permukaan, berfungsi antara

lain sebagai :

1. Lapisan perkerasan penahan roda,lapisan mempunyai stabilitas tinggi untuk

menahan beban roda selama masa pelayanan.

2. Lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke

lapisan kebawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

3. Lapis aus ( wearing course ), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem

kendaraan sehingga mudah menjaga di aus.

4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehinhgga dapat di pikul oleh

lapisan lain dengan daya day dukung yang lebih jelek.

Page 3: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 3

BAB II

KAJIAN DAERAH STUDI

Pada tugas besar rekayasa jalan raya ini mengambil daerah studi ruas pada jalan

MATNOOR, dari kondisi daerah studi kami lakukan pengumpulan data yang berkenaan

dengan kepentingan terhadap perencanaan tebal perkerasan jalan menggunakan metode

analisa komponen untuk perkerasan lentur ( SKBI – 2.3.26.1987 ).

2.1 FAKTOR REGIONAL

Dalam menilai faktor regional perlu di lakukan kajian berupa keadaan lapangan

mencakup permeabilitas tanah, perlengkapan drainase, bentuk alinyemen ( kelandaian

dan tikungan ), serta persentase kendaraan dengan berat lebih besar = 13 ton dan

kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencakup curah hujan rata – rata

pertahun .

1. Jumlah kendaraan berat

Dari hasil survei lalu lintas di katagorikan secara umum untuk tipe-tipe pemakai

jalan yaitu kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor dan hal ini

merupakan salah satu satuan yang akan mempengaruhi terhadap desain tebal

perkerasan jalan.

2. Data hidrologi

Yang di maksud data hidrologi, sebagai data persiapan desain jalan ialah data tata

air, yang di perhitungkan akan memberi pengaruh gangguan terhadap badan jalan

dalam pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaannya. Pengaruh gangguan

tersebut berupa antara lain genangan, banjir, aliran dan atau rembesan, baik yang

berasal dari air permukaan atau hujan, ataupun air pemukaan.

Persiapan desain untuk mencegah pengaruh gangguan tersebut berupa :

Page 4: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 4

1. Mencari letak tempat pengaruh gangguan

2. Menghitung jumlah debit air yang akan memberi pengaruh gangguan

3. Menentuka darenase yang memadai

Dalam tugas besar mata kuliah rekayasa jalan raya ini akan di lakukan salah satu

perhitungan data curah hujan yang mempengaruhi faktor regional.

3. TOPOGRAFI

Untuk memperkecil biaya bangunan , suatu standar perlu di sesuaikan dengan

keadaan topografi. Jenis medan di bagi dalam tiga golongan umum yang di bedakan

menurut besarnya lereng melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan

raya. Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah

sebagai berikut :

Golongan medan Lereng melintang ( % )

Datar ( D ) 0 – 9,9

Perbukitan ( B ) 10 – 24,9

Pegunungan ( G ) >25

Dari tabel di atas pada daerah lokasi studi ( JL Matnoor ) termasuk pada golongan

medan datar ( D )

2.2 PENYELIDIKAN TANAH

Pekerjaan ini terutama di tunjukan untuk menganalisa tanah dasar, material

timbunan dan perkerasan, lingkup kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan penyelidikan

tanah ini adalah :

Page 5: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 5

1. Penyelidikan CBR lapangan dengan alat dinamik cone penetrometer ( DCP ) setiap

1 km, di lakukan dengan cara menggali lubang kecil pada sumbu rencana jalan (

perkerasan yang ada ) dan tempat – tempat kritis.

2. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu ( unditurbed sample ) menggunakan bor

tangan pada setiap 5 km atau minimal 2 buah titik samping pada awal dan akhir

lokasi jalan.

Untuk CBR lapangan sebagai mana lembaran tugas terlampir

2.3 JALUR RENCANA

Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruang jalan raya,

yang menampung lalu lintas terbesar. Berdasarkan hasil suervei pada lokasi studi

terdapat 1 jalur 2 arah dengan lebar badan jalan 4,5 m lebar perkerasan aspal laston

4,5 m.

2.4 DISTRIBUSI LAJUR

Koefisien distribusi lajur ( C ) ditentukan berdasarkan kendaraan ringan ( berat total

krang dari 5 ton, misalnya, mobil penumpang, mobil box ) dan kendaraan berat (

berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truck, trktor, semi trailer, trailer ) yang lewat

pada jalur rencana. Jalur recana pada lokasi studi terdapat 1 lajur 2 arah.

2.5 UMUR RENCANA ( UR )

Pada umumnya umur desain jalan di ambail selama 5 tahun, ini merupakan standar

biasa yang dapat di terima yang dipake untuk pekerjaan rekonstruksi jalan dan

didasarkan pada keperluan untuk pemeliharaan yang sesuai dan harus dilaksanakan.

Juga didasarkan pada pertimbangan ekonomis praktus, bahwa kebanyakan

pekerjaan jalan umur pakainya sangat pendek ( 1 – 3 tahun ) yang mengakibatkan

Page 6: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 6

berulang – ulang dengan biaya relatif tinggi, pada daerah studi untuk umur rencana

di ambil selama 7 tahun membutuhkan rehabilitasi besar dan secara.

2.6 PERKEMBANGAN LALU LINTAS

Perkembangan laju pertumbuhan lalu lintas ( i ) didasarkan pada perbandingan data

lalu lintas pertahun pada satu lokasi jalan. Mengingat keterbatasan data maka untuk

perkembangan lalu lintas selama pelaksanaan dimisalkan 7% pertahun.

2.7 JENIS PERKERASAN

Inpormasi terhadap jenis perkerasan dan sisa umur konstruksi yang ada pada lokasi

studi sangat dibutuhkan sehingga diperlukan penggalian data – data lapangan

dengan menggunakan teori – teori yang berlaku untuk hal dimaksud, didapat data

jenis perkerasan ada di lapangan sebagaimana lembaran soal.

2.8 SURVAI LALU LINTAS

Perhitungan lalu lintas ( PLL ) dilakikan untuk menentukan lalu lintas harian rata –

rata ( LHR ) pada tiap ruas jalan dan sebaran tipe pemakai jalan pada tiap ruas

jalan. Kedua informasi tersebut akan digunakan didalam pemilihan standar desain

yang cocok untuk tiap ruas jalan dan penetuan prioritas untuk perbaikan dan

pemeliharaan jalan.

Pendekatan yang biasa dilakukan adalah penghitungan selama 2 hari penuh

( masing – masing 12 jam ), dilaksanakan paling tidak pada 1 pos penghitungan

disetiap ruas jalan dalam wilayah survei. Secara uymum dapat diasumsikan

diperlukan rata – rata 1 pos penghitungan untuk tiap 5 km dari ruas yang di survei

Data lalu lintas akan digunakan untuk memperkirakan manfaat dari suatu

peningkatan jalan dan untuk menentukan standar desain yang sesuai dengan

kebutuhan layanan yang diinginkan pada suatu ruas jalan. Pad lokasi daerah studi

dengan hasil survei lalu lintas sebagai berikut

Page 7: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 7

BAB III

DESAIN KONSTRUKSI

2.1 PENENTUAN DESAIN

Perkerasan jalan di letakan di atas tanah dasar, dengan demikian secara

keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan jalan tak lepas dari sipat tanah

dasar. Sipat masing – masing jenis tanah tergabung dari tekstur, kepadatan, kadar air,

kondisi lingkungan dan sebagainya.

1. LAPISAN TANAH DASAR ( SUBGRADE )

Lapisan tanah setebal 50 – 100 cm di atas mana akan di letakan lapisan pondasi

bawah di namakan lapisan tanah dasar. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang

di padatkan jika tanah aslinya baik, tanah yang di datangkan dari tempat lain dan di

padatkan atau tanah yang di stabilkan dengan kapur atau bahan lainya. Pemadatan yang

baik di peroleh jika di lakukan pada kadar air optimum dan di usahakan kadarair

tersebut konstan selama umur rencana. Hal ini dapat di capai dengan pelengkapan

drainase yang memenuhi syarat.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat di tentukan oleh sifat

– sifat daya dukung tanah dasar. Masal – masalah yang sering di temui menyangkut

tanah dasar adalah :

1. Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lau-lintas. Perubahan

bentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak. Tanah – tanah dengan

plastisits tinggi cenderung untuk mengalami hal tersebut. Lapisan – lapisan tanah

lunak yang terdapat di bawah tanah dasar harus di perhatikan. Daya dukung tanah

dasar yang di tunjukan oleh nilai CBRnya dapat merupakan indikasi dari perubahan

bentuk yang dapat terjadi.

Page 8: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 8

2. Sipat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.

Hal ini dapat di kurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum

sehingga mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume yang mungkin

terjadi dapat di kurangi. Kondisi drainase yang baik dapat menjaga kemungkinan

berubahnya kadar air pada lapisan tanah dasar.

1. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah

yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sipat tanah dasar

sepanjang jalan dapat mengurangu akibat tidak meratanya daya dukung tanah

dasar.

2. Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal ini

akan lebih jelek pada tanah dasar dari jenis tanah berbutir kasar. Dengan

adanya tambahan pemadatan akibat pembebanan lau-lintas ataupun akibat berat

tanah dasar itu sendiri ( pada tanah dasar tanah timbunan ). Hal ini dapat di

atasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada saat pelaksanaan

pekerjaan tanah dasar.

3. Perbedaan penurunan ( Differential Settlement ) akibat terdapatnya lapisan –

lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya

perubahan bentuk tetap. Hal ini dapat di atasi dengan melakukan penyelidikan

tanah debgan teliti. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bor dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang lapisan tanah di bawah lapis tanah

dasar.

4. Kondisi geologist dari lokasi jalan perlu di pelajari dengan teliti, jika ada

kemungkinan lokasi jalan berada pada daerah patahan, dls.

Page 9: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 9

2. LAPISAN PONDASI ATAS ( BASE COURSE)

Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan

permukaan dinamakan lapisan pondasi atas (base course)

Fungsi dari lapisan pondasi atas ini antara lain :

1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

menyebarkan beban kelapisan dibawahnya.

2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

3. LAPISAN PONDASI BAWAH (SUB BASE COURSE)

Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar di namakan

pondasi bawah (subase) . lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ketanah

dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR > 20% dan plastisitas

indeks (PI) < 10%.

2. Efisien penggunaan material. Material pondasi bawah lebih murah

dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.

3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.

4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak terkumpul dipondasi.

5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

2.2 AGREGAT

Agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras

dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefinisikan bantuan sebagai suatu bahan yang

terdiri dari mineral padat. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan

Page 10: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 10

jalan yan mengandung 90-95%. Agregat berdasarkan persentase berat atau 75-85%.

Agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan

mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat

dengan material lain.

2.3 SIFAT AGREGAT

Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul

beban lalu-lintas. Agregat dengan kualitas dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan

permukaan yang langsung memikul beban lalu lintas dan menyebarkannya kelapisan

dibawahnya. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebabagai bahan konstruksi

perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan perkerasan dipengaruhi oleh

:

1. Gradasi

2. Ukuran maksimum

3. Kadar lempung

4. Kekerasan dan ketahanan (toughness atau durability

5. Bentuk butir

6. Tekstur permukaan

2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :

1. Porositas

2. Kemungkinan basah

3. Jenis agregat

Page 11: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 11

3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman,

dipengaruhi oleh :

1. Tahanan geser (skid resistance)

2. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan

2.4 PERHITUNGAN HIDROLOGI

Guna penentuan yang mempengaruhi faktor regional ( FR ) adalah dengan

menghitung data curah hujan, sesuai dengan lembaran soal data curah hujan di ambil

dari 4 stasion, Yaitu :

NO. Tahun

Data Curah Hujan

Stasion A Stasion C Stasion D Stasion E

1 2000 54 78 77 90

2 2001 78 123 56 45

3 2002 90 145 123 234

4 2003 98 111 90 143

5 2004 87 121 98 123

6 2005 88 98 123 89

7 2006 90 120 124 56

8 2007 78 121 78 65

9 2008 90 210 112 39

10 2009 78 98 115 160

11 2010 123 99 120 136

12 2011 130 95 100 79

Page 12: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 12

DATA STASION A

NO. Tahun Curah Hujan

x (mm) (x - x) (mm) (x - x)² (mm)

TR = n + 1 /

m

1 2000 54

-36,333 1320,111 13,000

2 2001 78

-12,333 152,111 6,500

3 2002 90

-0,333 0,111 4,333

4 2003 98

7,667 58,778 3,250

5 2004 87

-3,333 11,111 2,600

6 2005 88

-2,333 5,444 2,167

7 2006 90

-0,333 0,111 1,857

8 2007 78

-12,333 152,111 1,625

9 2008 90

-0,333 0,111 1,444

10 2009 78

-12,333 152,111 1,300

11 2010 123

32,667 1067,111 1,182

12 2011 130

39,667 1573,444 1,083

n = 12 ∑x = 1084

∑x = 4492,667

X =

=

= 90,333 mm

σx = √

=

= 20,2095 mm

Untuk n = 12 dari tabel didapat :

yn = 0,5035

σn = 0,9833

=

=

= 20,5527 mm

= 90,333 - 20,5527 . 0,5035

= 79,985

Persamaan regresi Gumbel

Xt = µ

+ .yt

yt = 2,442

Maka

X12 = Xt =

= 79,9850 + 20,5527 . 2,442

= 130,175

Page 13: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 13

DATA STASION C

NO. Tahun Curah Hujan x

(mm)

(x - x)

(mm) (x - x)² (mm)

TR = n + 1 /

m

1 2000 78 -40,250 1620,063 13,000

2 2001 123 4,750 22,563 6,500

3 2002 145 26,750 715,563 4,333

4 2003 111 -7,250 52,563 3,250

5 2004 121 2,750 7,563 2,600

6 2005 98 -20,250 410,063 2,167

7 2006 120 1,750 3,063 1,857

8 2007 121 2,750 7,563 1,625

9 2008 210 91,750 8418,063 1,444

10 2009 98 -20,250 410,063 1,300

11 2010 99 -19,250 370,563 1,182

12 2011 95 -23,250 540,563 1,083

n= 12 1419

12578,250

X =

=

= 118,250 mm

σx = √

=

= 33,815 mm

Untuk n = 12 dari tabel didapat :

yn = 0,5035

σn = 0,9833

=

=

= 34,389648

= 118,250 - 34,3896479 . 0,5035

= 100,93481

Persamaan regresi Gumbel

Xt = µ

+ . yt

yt = 2,442

maka

X12 = Xt =

= 100,9348 + 34,3896 . 2,442

= 184,9143

Page 14: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 14

DATA STASION D

NO. Tahun Curah Hujan x (mm) (x - x) (mm) (x - x)² (mm) TR = n + 1

/ m

1 2000 77 -24,333 592,111 13,000

2 2001 56 -45,333 2055,111 6,500

3 2002 123 21,667 469,444 4,333

4 2003 90 -11,333 128,444 3,250

5 2004 98 -3,333 11,111 2,600

6 2005 123 21,667 469,444 2,167

7 2006 124 22,667 513,778 1,857

8 2007 78 -23,333 544,444 1,625

9 2008 112 10,667 113,778 1,444

10 2009 115 13,667 186,778 1,300

11 2010 120 18,667 348,444 1,182

12 2011 100 -1,333 1,778 1,083

n = 12 1216

5434,667

X =

=

= 101,333 mm

σx = √

=

= 22,227 mm

Untuk n = 12 dari tabel didapat :

yn =

σn =

= 22,60497725

= 101,333 - 22,6049772 . 0,5035

= 89,95172729

Persamaan regresi Gumbel :

Xt = µ

+ . yt

Yt = 2,442

maka

X12 = Xt =

= 89,95172729 + 22,6049772 . 2,442

= 145,1530817

Page 15: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 15

DATA STASION F

NO. Tahun Curah Hujan x

(mm)

(x - x)

(mm) (x - x)² (mm)

TR = n + 1

/ m

1 2000 90 -11,333 128,444 13,000

2 2001 45 -56,333 3173,444 6,500

3 2002 234 132,667 17600,444 4,333

4 2003 143 41,667 1736,111 3,250

5 2004 123 21,667 469,444 2,600

6 2005 89 -12,333 152,111 2,167

7 2006 56 -45,333 2055,111 1,857

8 2007 65 -36,333 1320,111 1,625

9 2008 39 -62,333 3885,444 1,444

10 2009 160 58,667 3441,778 1,300

11 2010 136 34,667 1201,778 1,182

12 2011 79 -22,333 498,778 1,083

n = 12 1259

35663,000

X =

= 1259 = 104,917 mm

σx = √

=

= 56,939 mm

Untuk n = 12 dari tabel didapat :

yn =

sn =

= 57,9064

= 104,917 - 57,90639854 . 0,5035

= 75,7608

Persamaan regresi Gumbel :

Xt = µ

+ . yt

Yt = 2,442

Maka

X12 = Xt =

= 75,7608 + 57,90639854 . 2,442

= 217,1682

X = 130,175 + 184,9143 + 145,1530817 + 217,16822

4

= 169,353 mm/thn

Page 16: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 16

2.5. PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH DASAR (DDT) dan CBR

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapan berdasarkan grafik korelasi, yang

dimaksud dengan harga CBR disini adalah harga CBR lapangan atau CBR

laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan maka pengambilan contoh tanah dasar

dilakukan dengan dengan tabung (unditurb), kemudian direndam dan diperiksa harga

CBRnya. Dapat juga mengukur langsung dilapangan (musim hujan/direndam). CBR

lapangan biasanya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan.

CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan pembangunaan jalan baru.

Harga CBR yang mewakili dari sejumlahharga CBR yang dilaporkan, ditentukan

sebagai berikut:

1. Tentukan harga CBR terendah.

2. Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-

masing nilai CBR

3. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%.Jumlah lainnya merupakan

persentase dari 100%.

4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.

5. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%

Perhitungan DDT dan CBR sebagaimana berikut ini :

Page 17: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 17

2; 100

3; 81

4; 63

5; 50 5; 50

6; 38

7; 25 8; 19

9; 13 10; 6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Menghitung CBR yang mewakili

Data CBR : 4,4,2,3,5,7,8,10,5,9,3,3,2,2,6,6

No. CBR

Jumlah yg

sama atau

lebih besar

Persen (%) yg sama atau lebih besar

1 2 16 16 / 16 x 100% = 100 %

2 2 - 16 / 16 x 100% = 100 %

3 2 - 16 / 16 x 100% = 100 %

4 3 13 13 / 16 x 100% = 81 %

5 3 - 13 / 16 x 100% = 81 %

6 3 - 13 / 16 x 100% = 81 %

7 4 10 10 / 16 x 100% = 63 %

8 4 - 10 / 16 x 100% = 63 %

9 5 8 8 / 16 x 100% = 50 %

10 5 - 7 / 16 x 100% = 50 %

11 6 6 6 / 16 x 100% = 38 %

12 6 - 6 / 16 x 100% = 38 %

13 7 4 4 / 16 x 100% = 25 %

14 8 3 3 / 16 x 100% = 19 %

15 9 2 2 / 16 x 100% = 13 %

16 10 1 1 / 16 x 100% = 6 %

Didapat CBR 2,6 %

Dari gambar korelasi DDT dan CBR didapat nilai DDT sebesar 3,5

DDT = (4.3 log CBR) + 1,7 = 3,5

Page 18: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 18

Page 19: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 19

2.6 PERHITUNGAN DESAIN KONSTRUKSI PERKERASAN

Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada kekuatan relatip masing-masing

lapisan perkerasan jangka panjang,dimana penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh

ITP(Indeks Tebal Perkerasan).

Desain perhitungan perencanaan tebal perkerasan sebagaimana berikut ini :

Data - data

Perkembangan LL (i) 5 tahun = 5%

Iklim = 169 mm/thn

Kelandaian = 1 – 3 %

Klasifikasi Jalan = Kolektor

Dari tabel hasil survey lapangan didapat perkerasan lama pada lokasi studi

- Sub base kelas ( umumnya tidak retak ) = SIRTU ( CBR 70% ) ( PI > 6 % ) = 10 cm

- Base kelas ( P1 > 6 ) = Batu pecah kelas A ( CBR 100 ) = 10 cm

- Surface ( retak sedang 60 % ) = Laston = 5 cm

Dari hasil survey lalu lintas, didapat dapat LHR pada saat jalan dibuka

- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 kendr

- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 kendr

- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 kendr

= 3334 kendr / hari / dua jurusan

Menentukan persentase kendaraan guna penentuan salah satu parameter faktor regional ( FR )

- Kendaraan ringan 2292 / 3334 x 100% = 69%

- Kendaraan berat 1042 / 3334 x 100% = 31%

LHR pada tahun ke 5 ( akhir umur rencana ), rimus ( 1 + i ) ⁿ

- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 3214,65

- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 1450,24

- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 11,22

4676,11

Menghitung angka ekivalen ( E ) masing - msaing kendaraan ( E = Lihat Tabel )

- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 0,141 + 0,9238 = 1,0648

- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

Menghitung LEP ( lintas ekivalen Permulaan ), rumus : LHR awal UR x C x E

- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 x 0,5 x 0,0004 = 0,46

- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 x 0,5 x 1,0648 = 550,50

- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 x 0,5 x 1,0375 = 4,15 555,11

Page 20: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 20

Menghitung LEA ( lintas ekivalen akhir ), rumus : LHR akhir UR x C x E

5 Tahun

- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 3214,65 x 0,5 x 0,0004 = 0,64

- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1450,24 x 0,5 x 1,0648 = 772,11

- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 11,22 x 0,5 x 1,0375 = 5,82

LEA 5 778,57

Menghitung LET ( lintas ekivalen tengah )

LET 5 = ½ x ( LEP + LEA 5 )

= ½ x ( 555.11 + 778.57 )

= 666,84

Menghitung LER ( lintas ekivalen rata - rata )

LER 5 = LET 5 x UR / 10

= 666.84 x 5 /10

= 333,420

Mencari ITP

CBR tanah dasar = 2,6 %

DDT = 3,5

FR = 1,0 – 1,5

LER 5 = 333,420

didapat IP = 2

didapat IPo = 3,9 - 3,5

dari nomogram no . 4 Didapat

ITP 5 tahun = 8,75

Desain

Rencana perkerasan jalan terdiri dari = a3 = 0,13 tebal minimal 10 cm

Sub base sirtu (CBR 70%) = a2 = 0,14 tebal minimal 10 cm

Base batu pecah kelas A (CBR 100%) = a1 = 0,4

Surface laston

MENETAPKAN TEBAL LAPISAN TAMBAHAN :

- Kekuatan lama :

Surface laston = 15 % x 5 x 0,13 = 0,0975

Batu Pecah ( CBR 100 ) 10 = 100 % x 10 x 0,14 = 1,4

Sirtu ( CBR 70 % ) 10 = 100 % x 10 x 0,4 = 4

5,975

UR 5 Tahun :

Δ ITP = ITP5 – ITP = 8,75 – 5,975 = 3,2525 ≈ 3 cm (Surface Laston)

Page 21: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 21

DESAIN RENCANA TEBAL LAPISAN PERKERASAN JALAN UR 5 TAHUN

Surface laston 3 Cm D1

Base batu pecah

Kelas A 10 cm D2

(CBR 100%)

Sub base sirtu

(CBR 70%)

10 cm D3

Page 22: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 22

46 46859

450185 200

CLSurface Laston

Base Batu Pecah Kelas A (100%)

Sub Base Sirtu (CBR 70%)

Perkerasan Lama

Timbunan Bahu Jalan

POTONGAN MELINTANG JALAN

Skala : 1 : 100

2.7 GAMBAR TEKNIS

Page 23: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 23

BAB IV

LAPORAN VISUAL

Lporan dalam bentuk foto – foto dengan kondisi 0% pada lokasi survei :

Page 24: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 24

Page 25: Tugas Besar Jalan Raya Derry

REKAYASA JALAN RAYA |

DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 25