Tugas Besar Jalan Raya Derry
-
Upload
derryardiansyah -
Category
Documents
-
view
90 -
download
11
description
Transcript of Tugas Besar Jalan Raya Derry
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SEJARAH PERKERASAN JALAN
Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu
sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi
dengan sesama. Dengan demikian perkembangan jalan saling berkaitan dengan
pekembangan umat manusia. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangya
teknologi yang ditemukan umat manusia.
Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman keemasan romawi.
Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapisan
perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalanseakan terhenti dengan
mundurnya kekuasaan romawi sampai awal abad ke 18.
Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya telah
ditemukan pertama kali di BABYLON pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi
perkerasan jenis ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor.
Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan
menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya maju pesat. Konstruksi perkerasan
menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahun 1828 di
LONDON, tetapi sama halnya dengan perkerasan menggunakan aspal. Perkerasan ini
mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1990.
Jalan adalah prasana perhubungan yang menunjang peranan dalam
melaksanakan pengangkutan orang maupun barang-barang hasil produksi. Salah satu
bagian yang menentukan keamanan dan kenyamanan lalu lintas adalah lancarnya lalu
lintas dengan menjaga selalu kesetabilan perkerasan jalan (jalan tidak rusak).
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 2
1.2. JENIS-JENIS KONSTRUKSI PERKERASAN
Berdasarkan Pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas :
1. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat lapisan-lapisan perkerasannya bersifat
memikul dan menyeberkan beban lalu lintas ketanah dasar.
2. Konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikat. Plat beton dengan
atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tampak lapis pondasi
bawah. Beban lalu lintas sebagian dipikul oleh plat beton.
3. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement), yaitu perkerasan kaku
yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur
diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.
1.3. LAPISAN PERMUKAAN ( SURFACE COURSE )
Lapisan yang terletak paling atas di sebut lapisan permukaan, berfungsi antara
lain sebagai :
1. Lapisan perkerasan penahan roda,lapisan mempunyai stabilitas tinggi untuk
menahan beban roda selama masa pelayanan.
2. Lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan kebawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
3. Lapis aus ( wearing course ), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah menjaga di aus.
4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehinhgga dapat di pikul oleh
lapisan lain dengan daya day dukung yang lebih jelek.
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 3
BAB II
KAJIAN DAERAH STUDI
Pada tugas besar rekayasa jalan raya ini mengambil daerah studi ruas pada jalan
MATNOOR, dari kondisi daerah studi kami lakukan pengumpulan data yang berkenaan
dengan kepentingan terhadap perencanaan tebal perkerasan jalan menggunakan metode
analisa komponen untuk perkerasan lentur ( SKBI – 2.3.26.1987 ).
2.1 FAKTOR REGIONAL
Dalam menilai faktor regional perlu di lakukan kajian berupa keadaan lapangan
mencakup permeabilitas tanah, perlengkapan drainase, bentuk alinyemen ( kelandaian
dan tikungan ), serta persentase kendaraan dengan berat lebih besar = 13 ton dan
kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencakup curah hujan rata – rata
pertahun .
1. Jumlah kendaraan berat
Dari hasil survei lalu lintas di katagorikan secara umum untuk tipe-tipe pemakai
jalan yaitu kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor dan hal ini
merupakan salah satu satuan yang akan mempengaruhi terhadap desain tebal
perkerasan jalan.
2. Data hidrologi
Yang di maksud data hidrologi, sebagai data persiapan desain jalan ialah data tata
air, yang di perhitungkan akan memberi pengaruh gangguan terhadap badan jalan
dalam pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaannya. Pengaruh gangguan
tersebut berupa antara lain genangan, banjir, aliran dan atau rembesan, baik yang
berasal dari air permukaan atau hujan, ataupun air pemukaan.
Persiapan desain untuk mencegah pengaruh gangguan tersebut berupa :
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 4
1. Mencari letak tempat pengaruh gangguan
2. Menghitung jumlah debit air yang akan memberi pengaruh gangguan
3. Menentuka darenase yang memadai
Dalam tugas besar mata kuliah rekayasa jalan raya ini akan di lakukan salah satu
perhitungan data curah hujan yang mempengaruhi faktor regional.
3. TOPOGRAFI
Untuk memperkecil biaya bangunan , suatu standar perlu di sesuaikan dengan
keadaan topografi. Jenis medan di bagi dalam tiga golongan umum yang di bedakan
menurut besarnya lereng melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan
raya. Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah
sebagai berikut :
Golongan medan Lereng melintang ( % )
Datar ( D ) 0 – 9,9
Perbukitan ( B ) 10 – 24,9
Pegunungan ( G ) >25
Dari tabel di atas pada daerah lokasi studi ( JL Matnoor ) termasuk pada golongan
medan datar ( D )
2.2 PENYELIDIKAN TANAH
Pekerjaan ini terutama di tunjukan untuk menganalisa tanah dasar, material
timbunan dan perkerasan, lingkup kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan penyelidikan
tanah ini adalah :
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 5
1. Penyelidikan CBR lapangan dengan alat dinamik cone penetrometer ( DCP ) setiap
1 km, di lakukan dengan cara menggali lubang kecil pada sumbu rencana jalan (
perkerasan yang ada ) dan tempat – tempat kritis.
2. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu ( unditurbed sample ) menggunakan bor
tangan pada setiap 5 km atau minimal 2 buah titik samping pada awal dan akhir
lokasi jalan.
Untuk CBR lapangan sebagai mana lembaran tugas terlampir
2.3 JALUR RENCANA
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruang jalan raya,
yang menampung lalu lintas terbesar. Berdasarkan hasil suervei pada lokasi studi
terdapat 1 jalur 2 arah dengan lebar badan jalan 4,5 m lebar perkerasan aspal laston
4,5 m.
2.4 DISTRIBUSI LAJUR
Koefisien distribusi lajur ( C ) ditentukan berdasarkan kendaraan ringan ( berat total
krang dari 5 ton, misalnya, mobil penumpang, mobil box ) dan kendaraan berat (
berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truck, trktor, semi trailer, trailer ) yang lewat
pada jalur rencana. Jalur recana pada lokasi studi terdapat 1 lajur 2 arah.
2.5 UMUR RENCANA ( UR )
Pada umumnya umur desain jalan di ambail selama 5 tahun, ini merupakan standar
biasa yang dapat di terima yang dipake untuk pekerjaan rekonstruksi jalan dan
didasarkan pada keperluan untuk pemeliharaan yang sesuai dan harus dilaksanakan.
Juga didasarkan pada pertimbangan ekonomis praktus, bahwa kebanyakan
pekerjaan jalan umur pakainya sangat pendek ( 1 – 3 tahun ) yang mengakibatkan
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 6
berulang – ulang dengan biaya relatif tinggi, pada daerah studi untuk umur rencana
di ambil selama 7 tahun membutuhkan rehabilitasi besar dan secara.
2.6 PERKEMBANGAN LALU LINTAS
Perkembangan laju pertumbuhan lalu lintas ( i ) didasarkan pada perbandingan data
lalu lintas pertahun pada satu lokasi jalan. Mengingat keterbatasan data maka untuk
perkembangan lalu lintas selama pelaksanaan dimisalkan 7% pertahun.
2.7 JENIS PERKERASAN
Inpormasi terhadap jenis perkerasan dan sisa umur konstruksi yang ada pada lokasi
studi sangat dibutuhkan sehingga diperlukan penggalian data – data lapangan
dengan menggunakan teori – teori yang berlaku untuk hal dimaksud, didapat data
jenis perkerasan ada di lapangan sebagaimana lembaran soal.
2.8 SURVAI LALU LINTAS
Perhitungan lalu lintas ( PLL ) dilakikan untuk menentukan lalu lintas harian rata –
rata ( LHR ) pada tiap ruas jalan dan sebaran tipe pemakai jalan pada tiap ruas
jalan. Kedua informasi tersebut akan digunakan didalam pemilihan standar desain
yang cocok untuk tiap ruas jalan dan penetuan prioritas untuk perbaikan dan
pemeliharaan jalan.
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah penghitungan selama 2 hari penuh
( masing – masing 12 jam ), dilaksanakan paling tidak pada 1 pos penghitungan
disetiap ruas jalan dalam wilayah survei. Secara uymum dapat diasumsikan
diperlukan rata – rata 1 pos penghitungan untuk tiap 5 km dari ruas yang di survei
Data lalu lintas akan digunakan untuk memperkirakan manfaat dari suatu
peningkatan jalan dan untuk menentukan standar desain yang sesuai dengan
kebutuhan layanan yang diinginkan pada suatu ruas jalan. Pad lokasi daerah studi
dengan hasil survei lalu lintas sebagai berikut
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 7
BAB III
DESAIN KONSTRUKSI
2.1 PENENTUAN DESAIN
Perkerasan jalan di letakan di atas tanah dasar, dengan demikian secara
keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan jalan tak lepas dari sipat tanah
dasar. Sipat masing – masing jenis tanah tergabung dari tekstur, kepadatan, kadar air,
kondisi lingkungan dan sebagainya.
1. LAPISAN TANAH DASAR ( SUBGRADE )
Lapisan tanah setebal 50 – 100 cm di atas mana akan di letakan lapisan pondasi
bawah di namakan lapisan tanah dasar. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
di padatkan jika tanah aslinya baik, tanah yang di datangkan dari tempat lain dan di
padatkan atau tanah yang di stabilkan dengan kapur atau bahan lainya. Pemadatan yang
baik di peroleh jika di lakukan pada kadar air optimum dan di usahakan kadarair
tersebut konstan selama umur rencana. Hal ini dapat di capai dengan pelengkapan
drainase yang memenuhi syarat.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat di tentukan oleh sifat
– sifat daya dukung tanah dasar. Masal – masalah yang sering di temui menyangkut
tanah dasar adalah :
1. Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lau-lintas. Perubahan
bentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak. Tanah – tanah dengan
plastisits tinggi cenderung untuk mengalami hal tersebut. Lapisan – lapisan tanah
lunak yang terdapat di bawah tanah dasar harus di perhatikan. Daya dukung tanah
dasar yang di tunjukan oleh nilai CBRnya dapat merupakan indikasi dari perubahan
bentuk yang dapat terjadi.
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 8
2. Sipat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.
Hal ini dapat di kurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum
sehingga mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume yang mungkin
terjadi dapat di kurangi. Kondisi drainase yang baik dapat menjaga kemungkinan
berubahnya kadar air pada lapisan tanah dasar.
1. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah
yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sipat tanah dasar
sepanjang jalan dapat mengurangu akibat tidak meratanya daya dukung tanah
dasar.
2. Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal ini
akan lebih jelek pada tanah dasar dari jenis tanah berbutir kasar. Dengan
adanya tambahan pemadatan akibat pembebanan lau-lintas ataupun akibat berat
tanah dasar itu sendiri ( pada tanah dasar tanah timbunan ). Hal ini dapat di
atasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada saat pelaksanaan
pekerjaan tanah dasar.
3. Perbedaan penurunan ( Differential Settlement ) akibat terdapatnya lapisan –
lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk tetap. Hal ini dapat di atasi dengan melakukan penyelidikan
tanah debgan teliti. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bor dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang lapisan tanah di bawah lapis tanah
dasar.
4. Kondisi geologist dari lokasi jalan perlu di pelajari dengan teliti, jika ada
kemungkinan lokasi jalan berada pada daerah patahan, dls.
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 9
2. LAPISAN PONDASI ATAS ( BASE COURSE)
Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan
permukaan dinamakan lapisan pondasi atas (base course)
Fungsi dari lapisan pondasi atas ini antara lain :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban kelapisan dibawahnya.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
3. LAPISAN PONDASI BAWAH (SUB BASE COURSE)
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar di namakan
pondasi bawah (subase) . lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ketanah
dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR > 20% dan plastisitas
indeks (PI) < 10%.
2. Efisien penggunaan material. Material pondasi bawah lebih murah
dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak terkumpul dipondasi.
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
2.2 AGREGAT
Agregat didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras
dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefinisikan bantuan sebagai suatu bahan yang
terdiri dari mineral padat. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 10
jalan yan mengandung 90-95%. Agregat berdasarkan persentase berat atau 75-85%.
Agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan
mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat
dengan material lain.
2.3 SIFAT AGREGAT
Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban lalu-lintas. Agregat dengan kualitas dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan
permukaan yang langsung memikul beban lalu lintas dan menyebarkannya kelapisan
dibawahnya. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebabagai bahan konstruksi
perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan perkerasan dipengaruhi oleh
:
1. Gradasi
2. Ukuran maksimum
3. Kadar lempung
4. Kekerasan dan ketahanan (toughness atau durability
5. Bentuk butir
6. Tekstur permukaan
2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :
1. Porositas
2. Kemungkinan basah
3. Jenis agregat
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 11
3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman,
dipengaruhi oleh :
1. Tahanan geser (skid resistance)
2. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
2.4 PERHITUNGAN HIDROLOGI
Guna penentuan yang mempengaruhi faktor regional ( FR ) adalah dengan
menghitung data curah hujan, sesuai dengan lembaran soal data curah hujan di ambil
dari 4 stasion, Yaitu :
NO. Tahun
Data Curah Hujan
Stasion A Stasion C Stasion D Stasion E
1 2000 54 78 77 90
2 2001 78 123 56 45
3 2002 90 145 123 234
4 2003 98 111 90 143
5 2004 87 121 98 123
6 2005 88 98 123 89
7 2006 90 120 124 56
8 2007 78 121 78 65
9 2008 90 210 112 39
10 2009 78 98 115 160
11 2010 123 99 120 136
12 2011 130 95 100 79
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 12
DATA STASION A
NO. Tahun Curah Hujan
x (mm) (x - x) (mm) (x - x)² (mm)
TR = n + 1 /
m
1 2000 54
-36,333 1320,111 13,000
2 2001 78
-12,333 152,111 6,500
3 2002 90
-0,333 0,111 4,333
4 2003 98
7,667 58,778 3,250
5 2004 87
-3,333 11,111 2,600
6 2005 88
-2,333 5,444 2,167
7 2006 90
-0,333 0,111 1,857
8 2007 78
-12,333 152,111 1,625
9 2008 90
-0,333 0,111 1,444
10 2009 78
-12,333 152,111 1,300
11 2010 123
32,667 1067,111 1,182
12 2011 130
39,667 1573,444 1,083
n = 12 ∑x = 1084
∑x = 4492,667
X =
=
= 90,333 mm
σx = √
=
= 20,2095 mm
Untuk n = 12 dari tabel didapat :
yn = 0,5035
σn = 0,9833
=
=
= 20,5527 mm
= 90,333 - 20,5527 . 0,5035
= 79,985
Persamaan regresi Gumbel
Xt = µ
+ .yt
yt = 2,442
Maka
X12 = Xt =
= 79,9850 + 20,5527 . 2,442
= 130,175
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 13
DATA STASION C
NO. Tahun Curah Hujan x
(mm)
(x - x)
(mm) (x - x)² (mm)
TR = n + 1 /
m
1 2000 78 -40,250 1620,063 13,000
2 2001 123 4,750 22,563 6,500
3 2002 145 26,750 715,563 4,333
4 2003 111 -7,250 52,563 3,250
5 2004 121 2,750 7,563 2,600
6 2005 98 -20,250 410,063 2,167
7 2006 120 1,750 3,063 1,857
8 2007 121 2,750 7,563 1,625
9 2008 210 91,750 8418,063 1,444
10 2009 98 -20,250 410,063 1,300
11 2010 99 -19,250 370,563 1,182
12 2011 95 -23,250 540,563 1,083
n= 12 1419
12578,250
X =
=
= 118,250 mm
σx = √
=
= 33,815 mm
Untuk n = 12 dari tabel didapat :
yn = 0,5035
σn = 0,9833
=
=
= 34,389648
= 118,250 - 34,3896479 . 0,5035
= 100,93481
Persamaan regresi Gumbel
Xt = µ
+ . yt
yt = 2,442
maka
X12 = Xt =
= 100,9348 + 34,3896 . 2,442
= 184,9143
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 14
DATA STASION D
NO. Tahun Curah Hujan x (mm) (x - x) (mm) (x - x)² (mm) TR = n + 1
/ m
1 2000 77 -24,333 592,111 13,000
2 2001 56 -45,333 2055,111 6,500
3 2002 123 21,667 469,444 4,333
4 2003 90 -11,333 128,444 3,250
5 2004 98 -3,333 11,111 2,600
6 2005 123 21,667 469,444 2,167
7 2006 124 22,667 513,778 1,857
8 2007 78 -23,333 544,444 1,625
9 2008 112 10,667 113,778 1,444
10 2009 115 13,667 186,778 1,300
11 2010 120 18,667 348,444 1,182
12 2011 100 -1,333 1,778 1,083
n = 12 1216
5434,667
X =
=
= 101,333 mm
σx = √
=
= 22,227 mm
Untuk n = 12 dari tabel didapat :
yn =
σn =
= 22,60497725
= 101,333 - 22,6049772 . 0,5035
= 89,95172729
Persamaan regresi Gumbel :
Xt = µ
+ . yt
Yt = 2,442
maka
X12 = Xt =
= 89,95172729 + 22,6049772 . 2,442
= 145,1530817
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 15
DATA STASION F
NO. Tahun Curah Hujan x
(mm)
(x - x)
(mm) (x - x)² (mm)
TR = n + 1
/ m
1 2000 90 -11,333 128,444 13,000
2 2001 45 -56,333 3173,444 6,500
3 2002 234 132,667 17600,444 4,333
4 2003 143 41,667 1736,111 3,250
5 2004 123 21,667 469,444 2,600
6 2005 89 -12,333 152,111 2,167
7 2006 56 -45,333 2055,111 1,857
8 2007 65 -36,333 1320,111 1,625
9 2008 39 -62,333 3885,444 1,444
10 2009 160 58,667 3441,778 1,300
11 2010 136 34,667 1201,778 1,182
12 2011 79 -22,333 498,778 1,083
n = 12 1259
35663,000
X =
= 1259 = 104,917 mm
σx = √
=
= 56,939 mm
Untuk n = 12 dari tabel didapat :
yn =
sn =
= 57,9064
= 104,917 - 57,90639854 . 0,5035
= 75,7608
Persamaan regresi Gumbel :
Xt = µ
+ . yt
Yt = 2,442
Maka
X12 = Xt =
= 75,7608 + 57,90639854 . 2,442
= 217,1682
X = 130,175 + 184,9143 + 145,1530817 + 217,16822
4
= 169,353 mm/thn
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 16
2.5. PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH DASAR (DDT) dan CBR
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapan berdasarkan grafik korelasi, yang
dimaksud dengan harga CBR disini adalah harga CBR lapangan atau CBR
laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan maka pengambilan contoh tanah dasar
dilakukan dengan dengan tabung (unditurb), kemudian direndam dan diperiksa harga
CBRnya. Dapat juga mengukur langsung dilapangan (musim hujan/direndam). CBR
lapangan biasanya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan.
CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan pembangunaan jalan baru.
Harga CBR yang mewakili dari sejumlahharga CBR yang dilaporkan, ditentukan
sebagai berikut:
1. Tentukan harga CBR terendah.
2. Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-
masing nilai CBR
3. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%.Jumlah lainnya merupakan
persentase dari 100%.
4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
5. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%
Perhitungan DDT dan CBR sebagaimana berikut ini :
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 17
2; 100
3; 81
4; 63
5; 50 5; 50
6; 38
7; 25 8; 19
9; 13 10; 6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Menghitung CBR yang mewakili
Data CBR : 4,4,2,3,5,7,8,10,5,9,3,3,2,2,6,6
No. CBR
Jumlah yg
sama atau
lebih besar
Persen (%) yg sama atau lebih besar
1 2 16 16 / 16 x 100% = 100 %
2 2 - 16 / 16 x 100% = 100 %
3 2 - 16 / 16 x 100% = 100 %
4 3 13 13 / 16 x 100% = 81 %
5 3 - 13 / 16 x 100% = 81 %
6 3 - 13 / 16 x 100% = 81 %
7 4 10 10 / 16 x 100% = 63 %
8 4 - 10 / 16 x 100% = 63 %
9 5 8 8 / 16 x 100% = 50 %
10 5 - 7 / 16 x 100% = 50 %
11 6 6 6 / 16 x 100% = 38 %
12 6 - 6 / 16 x 100% = 38 %
13 7 4 4 / 16 x 100% = 25 %
14 8 3 3 / 16 x 100% = 19 %
15 9 2 2 / 16 x 100% = 13 %
16 10 1 1 / 16 x 100% = 6 %
Didapat CBR 2,6 %
Dari gambar korelasi DDT dan CBR didapat nilai DDT sebesar 3,5
DDT = (4.3 log CBR) + 1,7 = 3,5
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 18
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 19
2.6 PERHITUNGAN DESAIN KONSTRUKSI PERKERASAN
Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada kekuatan relatip masing-masing
lapisan perkerasan jangka panjang,dimana penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh
ITP(Indeks Tebal Perkerasan).
Desain perhitungan perencanaan tebal perkerasan sebagaimana berikut ini :
Data - data
Perkembangan LL (i) 5 tahun = 5%
Iklim = 169 mm/thn
Kelandaian = 1 – 3 %
Klasifikasi Jalan = Kolektor
Dari tabel hasil survey lapangan didapat perkerasan lama pada lokasi studi
- Sub base kelas ( umumnya tidak retak ) = SIRTU ( CBR 70% ) ( PI > 6 % ) = 10 cm
- Base kelas ( P1 > 6 ) = Batu pecah kelas A ( CBR 100 ) = 10 cm
- Surface ( retak sedang 60 % ) = Laston = 5 cm
Dari hasil survey lalu lintas, didapat dapat LHR pada saat jalan dibuka
- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 kendr
- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 kendr
- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 kendr
= 3334 kendr / hari / dua jurusan
Menentukan persentase kendaraan guna penentuan salah satu parameter faktor regional ( FR )
- Kendaraan ringan 2292 / 3334 x 100% = 69%
- Kendaraan berat 1042 / 3334 x 100% = 31%
LHR pada tahun ke 5 ( akhir umur rencana ), rimus ( 1 + i ) ⁿ
- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 3214,65
- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 1450,24
- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 ( 1 + 0,07 ) ⁵ = 11,22
4676,11
Menghitung angka ekivalen ( E ) masing - msaing kendaraan ( E = Lihat Tabel )
- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 0,141 + 0,9238 = 1,0648
- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
Menghitung LEP ( lintas ekivalen Permulaan ), rumus : LHR awal UR x C x E
- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 2292 x 0,5 x 0,0004 = 0,46
- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1034 x 0,5 x 1,0648 = 550,50
- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 8 x 0,5 x 1,0375 = 4,15 555,11
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 20
Menghitung LEA ( lintas ekivalen akhir ), rumus : LHR akhir UR x C x E
5 Tahun
- Mobil penumpang 2 ton ( 1 + 1 ) = 3214,65 x 0,5 x 0,0004 = 0,64
- Truck 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1450,24 x 0,5 x 1,0648 = 772,11
- Truck 3 as 20 ton ( 6 + 7,7) = 11,22 x 0,5 x 1,0375 = 5,82
LEA 5 778,57
Menghitung LET ( lintas ekivalen tengah )
LET 5 = ½ x ( LEP + LEA 5 )
= ½ x ( 555.11 + 778.57 )
= 666,84
Menghitung LER ( lintas ekivalen rata - rata )
LER 5 = LET 5 x UR / 10
= 666.84 x 5 /10
= 333,420
Mencari ITP
CBR tanah dasar = 2,6 %
DDT = 3,5
FR = 1,0 – 1,5
LER 5 = 333,420
didapat IP = 2
didapat IPo = 3,9 - 3,5
dari nomogram no . 4 Didapat
ITP 5 tahun = 8,75
Desain
Rencana perkerasan jalan terdiri dari = a3 = 0,13 tebal minimal 10 cm
Sub base sirtu (CBR 70%) = a2 = 0,14 tebal minimal 10 cm
Base batu pecah kelas A (CBR 100%) = a1 = 0,4
Surface laston
MENETAPKAN TEBAL LAPISAN TAMBAHAN :
- Kekuatan lama :
Surface laston = 15 % x 5 x 0,13 = 0,0975
Batu Pecah ( CBR 100 ) 10 = 100 % x 10 x 0,14 = 1,4
Sirtu ( CBR 70 % ) 10 = 100 % x 10 x 0,4 = 4
5,975
UR 5 Tahun :
Δ ITP = ITP5 – ITP = 8,75 – 5,975 = 3,2525 ≈ 3 cm (Surface Laston)
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 21
DESAIN RENCANA TEBAL LAPISAN PERKERASAN JALAN UR 5 TAHUN
Surface laston 3 Cm D1
Base batu pecah
Kelas A 10 cm D2
(CBR 100%)
Sub base sirtu
(CBR 70%)
10 cm D3
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 22
46 46859
450185 200
CLSurface Laston
Base Batu Pecah Kelas A (100%)
Sub Base Sirtu (CBR 70%)
Perkerasan Lama
Timbunan Bahu Jalan
POTONGAN MELINTANG JALAN
Skala : 1 : 100
2.7 GAMBAR TEKNIS
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 23
BAB IV
LAPORAN VISUAL
Lporan dalam bentuk foto – foto dengan kondisi 0% pada lokasi survei :
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 24
REKAYASA JALAN RAYA |
DERI ARDIANSYAH ( 09222010077 ) 25