tugas bedah

36
PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS MARDI RAHAYU KUDUS APPENDICITIS AKUT 1. Definisi Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. 2. Anamnesis 1. Demam ringan 2. Mual muntah 3. Nyeri periumbilikal 4. Nyeri perut kanan bawah 3. Pemeriksaan Fisik 1. Demam tidak terlalu tinggi 2. Bising usus menurun atau menghilang 3. Nyeri tekan pada titik McBurney 4. Nyeri lepas pada titik kontralateral McBurney ( Blumberg sign ) 5. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat palpasi perut kuadran kiri bawah ( Rovsing Sign ) 6. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat ekstensi panggul kanan ( Psoas Sign ) 7. Nyeri perut kanan bawah pada saat rotasi internal panggul kanan

description

case

Transcript of tugas bedah

Page 1: tugas bedah

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

TATALAKSANA KASUS

RS MARDI RAHAYU KUDUS

APPENDICITIS AKUT

1. Definisi Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis

dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

2. Anamnesis1.  Demam ringan

2. Mual muntah

3. Nyeri periumbilikal

4. Nyeri perut kanan bawah

3. Pemeriksaan Fisik1.  Demam tidak terlalu tinggi

2. Bising usus menurun atau menghilang

3. Nyeri tekan pada titik McBurney

4. Nyeri lepas pada titik kontralateral McBurney

( Blumberg sign )

5. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat palpasi perut

kuadran kiri bawah ( Rovsing Sign )

6. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat ekstensi

panggul kanan ( Psoas Sign )

7. Nyeri perut kanan bawah pada saat rotasi internal

panggul kanan ( Obturator Sign )

4. Krieria Diagnosis  Nyeri perut kanan bawah disertai demam ringan dengan

mcBurney sign positif

5. Diagnosis Kerja  Appendicitis Akut

6. Diagnosis Banding1.  Pielonefritis

2. Hidronefrosis

3. Nefrolitiasis

4. Uretrolitiasis

7. Pemeriksaan Penunjang 1.  Darah Rutin

Page 2: tugas bedah

2. Foto Abdomen

3. USG Abdomen

8. Tatalaksana

1.  Pre-Operatif

o Observatif ketat , tirah baring , dan puasa.

o Antibiotik Intravena spektrum luas

o Analgesik

2. Operatif

o Apendiktomi terbuka

o Laparaskopi Apendiktomi

3. Pasca-operatif

o Obeservasi Tanda tanda vital

9. Edukasi 1. Rawat luka jangan sampai basah

2. Diet makanan lemak

10. Prognosis1. Ad vitam : bonam

2. Ad sanationam : bonam

3. Ad fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis

15. Kepustakaan1.  Sabiston textbook of surgery

2. Buku Ilmu Bedah de Jong

HERNIA INGUINALIS LATERALIS 

1. Definisi Hernia yang melalui anulus ( cincin ) inguinalis interna

yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,

menelusuri kanalis inguinalis dan keluar di anulus

eksternal di atas krista pubis dengan diselubungi kantong

Page 3: tugas bedah

korda

2. Anamnesis1.  Riwayat pekerjaan mengangkat benda berat /

mengejan

2. Merasakan ada benjolan di selangkangan atau

kemaluan yang bisa mengecil atau menghilang pada

waktu tidur dan keluar bila mengejan.

3. Pemeriksaan Fisik  Tampak benjolan di inguinal

4. Krieria Diagnosis Tampak benjolan di selangkangan atau kemaluan

5. Diagnosis Kerja  Hernia Inguinalis Lateralis

6. Diagnosis Banding1. Hidrokel

2. Limfadenitis inguinal

3. Hidraadenitis inguinal

7. Pemeriksaan Penunjang  USG Abdomen

8. Tatalaksana1.  Analgesik

2. Pembedahan

9. Edukasi1.  Rawat luka jangan sampai basah

2. Jangan melakukan aktivitas berat

10. Prognosis1.  Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanationam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : Dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis

15. Kepustakaan1.  Sabiston textbook of surgery

2. Clinical Surgery

3. Buku Ilmu Bedah de Jong

NEOPLASMA JINAK PAYUDARA 

Page 4: tugas bedah

1. Definisi

 Tumor jinak yang ada di payudara terutama pada wanita

muda. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa

( mesenkim ) dan jaringan glanduler ( epitel ) yang berada di

payudara, tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,

bertekstur kenyal atau padat dan biasanya nyeri.

2. Anamnesis1.  Nyeri di payudara

2. Terdapat benjolan di payudara

3. Pemeriksaan Fisik  Teraba massa bulat atau berbenjol dengan simpai licin,

bebas digerakan dan konsistensinya kenyal padat.

4. Krieria Diagnosis  Teraba benjolan yang muda digerakan ke sana dan kemari

dan dijumpai terutama pada wanita muda

5. Diagnosis Kerja  Fibroadenoma Mamae

6. Diagnosis Banding1.  Ca Mamae

2. Tumor Phyloides

7. Pemeriksaan Penunjang1.  Mamografi

2. Ultrasonografi

3. Biopsi ( BAJAH )

8. Tatalaksana1.  Mastektomi

2. Radioterapi

9. Edukasi1.  Pemeriksaan SADARI

2. Kurangi makan makanan yang mengandung estrogen

( tahu , tempe , kadang kedelai )

3. Perbanyak makan sayur dan buah

10. Prognosis1.  Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanationam : dubia

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis

Page 5: tugas bedah

15. Kepustakaan Buku Ilmu Bedah de Jong

STRUMA

1. Definisi Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan

pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat

kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi

atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.

2. Anamnesis 1. Pembesaran leher anterior.

2. Bila hipotiroidisme, terdapat keluhan

penambahan berat badan, sensitif terhadap udara

dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan

lamban, konstipasi, kulit kasar

3. Bila hipertiroidisme, terdapat keluhan berat

badan menurun, nafsu makan meningkat,

keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara

dingin, jantung berdebar-debar, mata melotot

(eksoftalamus)

3. Pemeriksaan Fisik 1. Teraba pembesaran regio coli anterior yang ikut

bergerak ketika menelan.

2. Exopthalmus, Stelwag Sign(+), Von Graefe

Sign(+), Morbus Sign(+), Joffroy Sign(+),

Ressenbach Sign(+).

3. Takikardi.

4. Kriteria Diagnosis 1. Pembesaran leher anterior yang ikut bergerak

saat menelan.

2. Exopthalmus, Stelwag Sign(+), Von Graefe

Sign(+), Morbus Sign(+), Joffroy Sign(+),

Ressenbach Sign(+).

3. Takikardi.

5. Dianosis Kerja Struma toksik

6. Diagnosis Banding 1. Struma non toksik

Page 6: tugas bedah

2. Karsinoma tiroid

3. Tiroiditis

7. Pemeriksaan Penunjang 1. FT3

2. FT4

3. TSH

8. Tatalaksana 1. PTU 3x100mg

2. Yodium radioaktif

3. Operasi: Tiroidektomi

9. Edukasi 1. Setelah pengobatan diperlukan kontrol

teratur/berkala untuk memastikan dan mendeteksi

adanya kekambuhan atau penyebaran.

2. Diet garam beryodium.

3. Membatasi konsumsi garam.

10. Prognosis Ad vitam : bonam

Ad sanationam : bonam

Ad fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Bedah

14. Indikator Klinis

15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong

2. Harrison’s principles of internal medicine

ULKUS DIABETIK

1. Definisi Adalah luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya

komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler

insufisiensi dan neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka

pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat

berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri

aerob maupun anaerob.

2. Anamnesis Sering kesemutan, nyeri kaki saat istirahat., sensasi rasa

Page 7: tugas bedah

berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan

denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea,

kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal dan kulit

kering.

3. Pemeriksaan Fisik Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka / ulkus

pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan

sensasi vibrasi / rasa berkurang atau hilang, palpasi

denyut nadi arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.

4. Kriteria Diagnosis Ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki.

5. Dianosis Kerja Ulkus Diabetikum

6. Diagnosis Banding 1. Ulkus tropicum

2. Ulkus non diabetic

7. Pemeriksaan Penunjang 1. GDS

2. GDP

3. HbA1c

4. Kultur ulkus

5. Electromyographi

8. Tatalaksana 1. Glimepirid 1x2mg

2. Metformin 3x 500 mg

3. Antibiotik Cefotaxim 3x 1 gr

4. Antibiotik Metronidazol 3x 500mg

5. Debridement atau nekrotomi

9. Edukasi 1. Mengistirahatkan kaki dan menghindari tekanan

pada daerah luka.

2. Menjaga kebersihan dan kelembapan kaki.

3. Mengontrol gula darah

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Bedah

14. Indikator Klinis

Page 8: tugas bedah

15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong

2. Harrison’s principles of internal medicine

NEOPLASMA GANAS PAYUDARA

1. Definisi Disebut juga sebagai kanker payudara merupakan suatu

penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari

sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi

ke

jaringan-jaringan normal.

2. Anamnesis 1. Benjolan pada payudara yang makin membesar.

2. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting

susu.

3. Pembesaran kelenjar di ketiak dan sekitarnya.

4. Luka yang tidak sembuh.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan pada payudara

2. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting

susu

3. Benjolan keras dan tidak bergerak.

4. Pembesaran kelenjar di ketiak dan sekitarnya.

4. Kriteria Diagnosis Benjolan pada payudara dan pembesaran kelenjar pada

ketiak.

5. Dianosis Kerja Neoplasma ganas payudara

6. Diagnosis Banding 1. FAM

2. Fibrocystic disease

3. Cystosarcoma pylloides

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Mammografi

2. Biopsi

8. Tatalaksana 1. Operatif: Mastektomi

9. Edukasi 1. Melakukan SADARI

2. Rutin periksa ke dokter

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Page 9: tugas bedah

Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Bedah

14. Indikator Klinis

15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong

CHOLELITHIASIS

1 Definisi penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam

kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada

kedua-duanya.

2 Anamnesis 1. Dispepsia disertai intoleran terhadap makanan

berlemak.

2. Nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau

prekordium

3. nyeri berlangsung > 15 menit dan menghilang beberapa

jam kemudian

4. penyebaran nyeri ke punggung bagian tengah, skapula ,

atau puncak bahu dan disertai mual-muntah

3 Pemeriksaan fisik Nyeri tekan di daerah kandung empedu

Murphy sign (+)

4 Kriteria diagnosis Nyeri tekan daerah kandung empedu

Murphy sign (+)

5 Diagnosis kerja Kolelitiasis

6 Diagnosis banding 1. Appendisitis

2. Kolesistitis

7 Pemeriksaan penunjang 1. Darah rutin, bilirubin

2. USG abdomen, kolesistografi dengan kontras, CT-scan

8 Tatalaksana 1. Diet rendah lemak

Page 10: tugas bedah

2. Analgesik

3. Operatif: Kolisistektomi

4. ERCP

5. ESWL

9 Edukasi 1. Olahraga

2. Hindari makanan kolesterol tinggi

10 Prognosis 1. Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanationam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

11 Tingkat evidens I/II/III/IV

12 Tingkat rekomendasi A/B/C

13 Telaah klinis SMF Bedah

14 Indikator Klinis

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong

HEMOROID

1 Definisi Penebalan bantalan jaringan submukosa (anal cushion) yang

terdiri dari venula, arteriol, dan jaringan otot polos yang

terletak di kanalis anal

2 Anamnesis Peradarahan saat defekasi, warna merah segar, menetes, tidak

bercampur feses

3 Pemeriksaan fisik 1. Hemoroid mengalami prolaps, mengeluarkan mucus yang

dapat dilihat apabila pasien diminta mengedan

2. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna tidak

dapat diraba, dan tidak nyeri

4 Kriteria diagnosis 1. Hemoroid mengalami prolaps, mengeluarkan mucus

yang dapat dilihat apabila pasien diminta mengedan

2. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna

tidak dapat diraba, dan tidak nyeri

5 Diagnosis kerja Hemoroid interna

6 Diagnosis banding 1. Penyakit Divertikel

2. Kolitis ulserosa

Page 11: tugas bedah

7 Pemeriksaan penunjang 1. Anoskopi

2. Proktosigmoidoskopi

8 Tatalaksana 1. Skleroterapi: penyuntikan larutan kimia yang merangsang

(5% fenol dalam minyak nabati)

2. Ligasi dengan gelang karet

3. Hemoroidektomi

9 Edukasi 1. Konsumsi makanan berserat tinggi

2. Perbanyak minum air putih

3. Olahraga secara teratur

10 Prognosis 1. Ad vitam : bonam

2. Ad sanationam : bonam

3. Ad fungsionam : bonam

11 Tingkat evidens I/II/III/IV

12 Tingkat rekomendasi A/B/C

13 Telaah klinis SMF Bedah

14 Indikator Klinis

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah,

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences

CEDERA KEPALA RINGAN

1 Definisi trauma kepala dengan GCS: 15 (sadar penuh) tidak

kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala,

hematoma, laserasi dan abrasi

2 Anamnesis 1. Sifat atau sebab-sebab trauma untuk estimasi berat

ringannya benturan

2. Ada tidaknya benturan kepala langsung dan keadaan

penderita saat kecelakaan seperti kejang, gangguan

bicara, nyeri kepala, mual-muntah

3 Pemeriksaan fisik 1. Tanda-tanda vital

2. Tingkat kesadaran dengan GCS

Page 12: tugas bedah

3. Ada riwayat amnesia retrograde atau antegrade

4. Sakit kepala

5. Mual-muntah

6. Ada tidaknya cedera luar yang terlihat

4 Kriteria diagnosis 1. Tanda-tanda vital

2. Tingkat kesadaran dengan GCS

3. Ada riwayat amnesia retrograde atau antegrade

4. Sakit kepala

5. Mual-muntah

6. Ada tidaknya cedera luar yang terlihat

5 Diagnosis kerja Cedera kepala ringan

6 Diagnosis banding 1. Cedera kepala sedang

2. Cedera kepala berat

7 Pemeriksaan penunjang 1. Rontgen foto tengkorak 3 posisi

2. CT-scan

3. MRI

8 Tatalaksana 1. Perawatan luka jika terdapat luka luar

2. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, gejala fokal

serebral

9 Edukasi pasien dengan CT Scan normal dizinkan untuk pulang

dengan peringatan apabila: mengantuk atau sulit bangun

(bangunkan setiap 2 jam), mual dan muntah, kejang,

perdarahan/keluar cairan dari hidung atau telinga, nyeri

kepala hebat, kelemahan/gangguan sensibilitas pada

ekstrimitas, bingung dan tingkah laku aneh, pupil anisokor,

penglihatan dobel/gangguan visus, nadi yang terlalu

cepat/terlalu pelan, pola nafas yang abnormal.

10 Prognosis Ad vitam : bonam

Ad fungsionam : bonam

Ad sanationam : bonam

11 Tingkat evidens I/II/III/IV

12 Tingkat rekomendasi A/B/C

13 Telaah klinis SMF Bedah

Page 13: tugas bedah

14 Indikator Klinis

15 Kepustakaan Buku Ilmu Bedah Saraf Satyanegara

EPIDURAL HEMATOM

1. Definisi Keadaan dimana terdapat hematom pada ruang epidural

2. Anamnesis Riwayat trauma kepala

Keadaan saat kecelakaan

Adakah penurunan kesadaran

Pingsan?

Muntah?

3. Pemeriksaan Fisik Penurunan kesadaran

Pupil anisokor

4. Kriteria Diagnosis Gejala klinis dan CT scan kepala

5. Diagnosis Kerja Epidural hematom

6. Diagnosis Banding Subdural hematom

Cedera kepala ringan-berat

7. Pemeriksaan Penunjang CT scan kepala

8. Tatalaksana Operatif trepanasi

Mannitol

Asam traneksamat

Tramadol

Citicolin

9. Edukasi Bed rest, hindari trauma ulang

10. Prognosis Ad vitam dubia ad bonam

Ad sanationam dubia ad bonam

Ad fungsionam dubia ad bonam

11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis dan CT Scan

15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta

Page 14: tugas bedah

FRAKTUR CLAVICULA

1. Definisi Fraktur yang terjadi pada os clavicula

2. Anamnesis Mekanisme terjadinya cedera secara rinci, seperti

riwayat jatuh dengan bertumpu pada tangan

Gejala yang dirasakan, seperti nyeri dan bengkak

Perhatikan apakah ada trauma atau keluhan di

daerah lainnya

3. Pemeriksaan Fisik Look, feel, move

Tanda-tanda trauma

4. Kriteria Diagnosis Klinis dan foto rontgen

5. Diagnosis Kerja Fraktur Claviculla

6. Diagnosis Banding -

7. Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Thorax

8. Tatalaksana Biasanya pengobatan konservatif tanpa reposisi, yaitu

dengan pemasangan mitela

Open reduction / Close reduction

Keterolac 3 x 30 mg

Amoxicillin 3 x 500mg

9. Edukasi Kurangi penggunaan berlebih pada bagian yang fraktur

Mobilisasi bertahap

Nyeri akan bertahan 2 bulan

10. Prognosis Ad vitam : bonam

Ad sanationam : bonam

Ad fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis dan Foto Rontgen

15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta

Page 15: tugas bedah

FRAKTUR ANTEBRACHII

1. Definisi Fraktur yang terjadi pada os ulna dan os radius.

2. Anamnesis Riwayat trauma

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis Klinis dan Rontgen antebrachii

5. Diagnosis Kerja Fraktur Antebrachii

6. Diagnosis Banding -

7. Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Antebrachii

8. Tatalaksana Open reduction / Close reduction

Keterolac 3 x 30 mg

Amoxicillin 3 x 500mg

9. Edukasi Kurangi penggunaan berlebih pada bagian yang fraktur

Mobilisasi bertahap

Nyeri akan bertahan 2 bulan

Makan makanan bergizi

10. Prognosis Ad vitam : bonam

Ad sanationam : bonam

Ad fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah

14. Indikator Klinis dan Foto Rontgen

15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta

FRAKTUR TIBIA

Definisi Terputusnya kontinuitas tulang tibia

Anamnesis Riwayat trauma

Pemeriksaan Fisik Look

Deformitas kruris

Pemendekan ekstremitas bawah

Feel

Krepitasi

Page 16: tugas bedah

Edema atau hematoma tungkai

Pulsasi bagian distal tidak teraba atau

sianotik bagian distal

Move

Range of motion

Capillary refil time

Gejala syok karena perdarahan: Takikardi,

hipotensi

Kriteria diagnosis Diskontinuitas tulang

Diagnosis kerja Fraktur Tibia

Diagnosis banding Fraktur kruris

Pemeriksaan penunjang Foto rontgen kruris

Darah rutin

PTT/APTT

Golongan darah

EKG

Tatalaksana Non-operatif

Operatif

Edukasi

Prognosis Ad vitam: bonam

Ad fungsionam: bonam

Ad sanationam: bonam

Tingkat evidens

Telaah klinis

Indikator

Kepustakaan

FRAKTUR FEMUR

Definisi Terputusnya kontinuitas tulang femur

Anamnesis Riwayat trauma keras

Page 17: tugas bedah

Riwayat cedera kaki

Pemeriksaan Fisik Look

Deformitas di paha

Pemendekan ekstremitas bawah

Feel

Krepitasi

Edema atau hematoma paha

Pulsasi bagian distal tidak teraba atau

sianotik bagian distal

Move

Range of motion

Capillary refil time

Gejala syok karena perdarahan:

Takikardi, hipotensi

Kriteria diagnosis Fraktur os femoralis

Diagnosis kerja Fraktur femoralis

Diagnosis banding Fraktur intertrochanteric

Fraktur genou

Fraktur pelvis

Pemeriksaan penunjang Foto rontgen regio femoralis AP/Lateral

Darah rutin

PTT/APTT

Golongan darah

Tatalaksana Imobilisasi Fraktur:

bidai

Traction splint

Long leg splint

Operatif: ORIF

Edukasi

Prognosis Ad vitam: dubia

Ad fungsionam: bonam

Tingkat evidens

Page 18: tugas bedah

Telaah klinis

Indikator

Kepustakaan

BATU URETER

Definisi Batu yang terdapat di ureter akibat batu yang

terbentuk di ginjal, turun ke ureter, biasanya

menetap pada: (1) Pelviureteric junction, (2)

bagian atas, (3) 1/3 distal ureter, (4) Pintu

masuk ureter ke buli-buli

Anamnesis Nyeri tajam pada pinggang dan menjalar ke

kaki ataupun testis

Nyeri tumpul pada pinggang

Urin bercampur darah

Pemeriksaan Fisik Tes balotement

Ketuk CVA

Kriteria diagnosis Tampak batu sepanjang saluran ureter

Diagnosis kerja Ureterolithiasis

Diagnosis banding Apendisitis

Kehamilan ektopik terganggu

Salpingitis

Pemeriksaan penunjang Foto BNO IVP

Urinanalisis rutin

USG ginjal

CT scan

Tatalaksana Ukuran batu < 5mm:

Pethidine IV

Atropine

IV RL

Furosemid

Ukuran batu >= 5mm: Indikasi operasi

Edukasi

Prognosis Ad vitam: bonam

Page 19: tugas bedah

Ad fungsionam: dubia

Tingkat evidens

Telaah klinis

Indikator

Kepustakaan

BPH

Definisi Pembesaran kelenjar prostat jinak

Anamnesis Frekuensi berkemih

Urgensi berkemih

Pancaran saat berkemih

Berkemih tidak lampias

Pemeriksaan Fisik Rectal touche: Pembesaran prostat

Kriteria diagnosis Pembesaran kelenjar prostat

Diagnosis kerja Benign Prostate Hyperplasia

Diagnosis banding Bladder Cancer

Bladder Stones

Bladder Trauma

Interstitial Cystitis

Neurogenic Bladder

Prostatitis

Radiation Cystitis

Urethral Strictures in Males

Urinary Tract Infection in Males

Pemeriksaan penunjang Urinanalisis

Kultur urin

PSA

Elektrolit darah

USG abdomen

Tatalaksana Farmakologis:

Alpha-1–receptor blockers

Page 20: tugas bedah

Alpha-adrenergic receptor blockers

Phosphodiesterase-5 enzyme

inhibitors

5-alpha reductase inhibitors

Anticholinergic agents

Operatif:

Reseksi prostat transurethral

Prostatektomi

Edukasi

Prognosis Ad vitam: bonam

Ad fungsionam: dubia bonam

Tingkat evidens

Telaah klinis

Indikator

Kepustakaan

BATU GINJAL (NEFROLITIASIS)

1 Definisi Suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis

atau calyces ginjal

2 Anamnesis Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke

pinggul. Rasa sakit yang luar biasa.

Kolik renalis – nyeri hebat hilang timbul daerah antara

tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke

perut, ke daerah kemaluan, dan paha bagian dalam.

3 Pemeriksaan Fisik Nyeri kolik hebat

Massa pada abdomen (distruksi berat atau hidronefrosis)

Nyeri ketuk CVA

4 Kriteria Diagnosis Nyeri kolik hebat

Massa abdomen

Nyeri ketuk CVA

USG terlihat batu, foto polos + pielografi (radioopak)

5 Diagnosis Kerja Nefrolitiasis (batu ginjal)

6 Diagnosis Banding Urolitiasis, tumor

Page 21: tugas bedah

7 Pemeriksaan Penunjang X-ray (kontras/non kontras)

USG

Pemeriksaan fungsi ginjal

Pemeriksaan urin (mikroskopik)

8 Tatalaksana Obat (penghambat alfa untuk melebarkan saluran ureter)

Litotripsi – ESWL (extracorporeal shock wave litrotipsy)

Enduorologi

Open surgery

9 Edukasi Minum air yang cukup (diusahakan produksi urin 2-3

liter/hari)

Diet yang mengurangi produksi zat/komponen batu

(kurang protein, oksalat, garam, purin)

10 Prognosis Ad vitam: ad bonam

Ad functionam: ad bonam

Ad sanationam: ad bonam

11 Tingkat Evidens I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi A/B/C

13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF penyakit dalam, SMF bedah

14 Indikator Klinis & Radiologi

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,

Wim de Jong, Penerbit: EGC

STRIKTUR URETHRA

1 Definisi Penyempitan lumen urethra karena fibrosis pada dindingnya

2 Anamnesis Tidak bisa BAK

Pancaran kencing lemah

Pancaran kencing bercabang

BAK menetes

Kadang penis membengkak

3 Pemeriksaan Fisik Meatus eksternus sempit > pembengkakan di daerah

Page 22: tugas bedah

penis

Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan urethra

Colok dubur (singkirkan dd BPH)

4 Kriteria Diagnosis Tidak bisa BAK, pancuran kencing lemah, menetes, tak

puas

Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan urethra

Pada pemasangan kateter, ada hambatan

5 Diagnosis Kerja Striktur urethra

6 Diagnosis Banding Benign Prostate Hypertrophy

Carsinoma urethra

7 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium – fungsi ginjal, kultur urin, darah rutin

Uroflowmetri

Uretrografi

Uretroskopi

8 Tatalaksana Bougie (dilatasi)

Uretrotomi interna, uretritomi eksterna

9 Edukasi Menghindari trauma urethra dan pelvis

Menghindari kontak langsung dengan pasien STD

10 Prognosis Ad vitam: ad bonam

Ad fungsionam: ad bonam

Ad sanationam: ad bonam

11 Tingkat Evidens I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi A/B/C

13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF radiologi, SMF bedah

14 Indikator Klinis

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,

Wim de Jong, Penerbit: EGC

BATU BULI

1 Definisi Batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang

mengandungi komponen kristal dan matriks organik,

Page 23: tugas bedah

tepatnya pada vesika urinaria atau bahasa sehari-hari,

kandung kemih

2 Anamnesis Kalau batu kecil, tak ada keluhan

Nyeri perut bagian bawah, mual, muntah

Kencing berdarah

Nyeri saat BAK

3 Pemeriksaan Fisik Nyeri abdomen bagian bawah

4 Kriteria Diagnosis Nyeri saat BAK, berdarah saat BAK

Nyeri perut bagian bawah

Riwayat penyakit batu ginjal

5 Diagnosis Kerja Urolitiasis

6 Diagnosis Banding Urinary tract infection

Uretrolitiasis

7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan urin (mikroskopik, makroskopik)

Foto BNO/IVP

USG

8 Tatalaksana Vesikotektomi

ESWL (extracorporal shock wave litotropsy)

Nefrostomi

Ureteroskopi

9 Edukasi Minum cukup, diusahakan produksi urin 2-3 liter/hari

Diet yang mengurangi produksi zat/komponen batu

(kurang protein, oksalat, garam, purin)

10 Prognosis Ad vitam: ad bonam

Ad fungsionam: ad bonam

Ad sanationam: ad bonam

11 Tingkat Evidens I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi A/B/C

13 Telaah Klinis SMF penyakit dalam, SMF urologi, SMF radiologi

14 Indikator Klinis & radiologi

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,

Wim de Jong, Penerbit: EGC

Page 24: tugas bedah

BATU URETHRA

1 Definisi Batu yang terdapat di saluran uretra

2 Anamnesis Sulit BAK

Tidak bisa BAK

Nyeri saat BAK

BAK berdarah

Riwayat penyakit batu ginjal, batu buli

3 Pemeriksaan Fisik Meatus eksternus sempit > pembengkakan di

daerah penis

Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan

urethra

Colok dubur (singkirkan dd BPH)

4 Kriteria Diagnosis Sulit BAK

Tidak bisa BAK

Nyeri saat BAK

BAK berdarah

Riwayat penyakit batu ginjal, batu buli

5 Diagnosis Kerja Batu urethra

6 Diagnosis Banding Striktur urethra

BPH

UTI

7 Pemeriksaan Penunjang Ureteroskopi

X-ray

Pemeriksaan urin (makroskopik, mikroskopik)

8 Tatalaksana Operasi (meatotomi)

9 Edukasi Minum cukup, diusahakan produksi urin 2-3

liter/hari

Diet yang mengurangi produksi zat/komponen

batu (kurang protein, oksalat, garam, purin)

10 Prognosis Ad vitam: ad bonam

Ad fungsionam: ad bonam

Ad sanationam: ad bonam

Page 25: tugas bedah

11 Tingkat Evidens I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi A/B/C

13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF radiologi

14 Indikator Klinis & radiologi

15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R.

Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Penerbit: EGC