tugas bedah
-
Upload
stefany-kasma -
Category
Documents
-
view
47 -
download
7
description
Transcript of tugas bedah
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TATALAKSANA KASUS
RS MARDI RAHAYU KUDUS
APPENDICITIS AKUT
1. Definisi Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis
dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
2. Anamnesis1. Demam ringan
2. Mual muntah
3. Nyeri periumbilikal
4. Nyeri perut kanan bawah
3. Pemeriksaan Fisik1. Demam tidak terlalu tinggi
2. Bising usus menurun atau menghilang
3. Nyeri tekan pada titik McBurney
4. Nyeri lepas pada titik kontralateral McBurney
( Blumberg sign )
5. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat palpasi perut
kuadran kiri bawah ( Rovsing Sign )
6. Nyeri perut kuadran kanan bawah saat ekstensi
panggul kanan ( Psoas Sign )
7. Nyeri perut kanan bawah pada saat rotasi internal
panggul kanan ( Obturator Sign )
4. Krieria Diagnosis Nyeri perut kanan bawah disertai demam ringan dengan
mcBurney sign positif
5. Diagnosis Kerja Appendicitis Akut
6. Diagnosis Banding1. Pielonefritis
2. Hidronefrosis
3. Nefrolitiasis
4. Uretrolitiasis
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin
2. Foto Abdomen
3. USG Abdomen
8. Tatalaksana
1. Pre-Operatif
o Observatif ketat , tirah baring , dan puasa.
o Antibiotik Intravena spektrum luas
o Analgesik
2. Operatif
o Apendiktomi terbuka
o Laparaskopi Apendiktomi
3. Pasca-operatif
o Obeservasi Tanda tanda vital
9. Edukasi 1. Rawat luka jangan sampai basah
2. Diet makanan lemak
10. Prognosis1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan1. Sabiston textbook of surgery
2. Buku Ilmu Bedah de Jong
HERNIA INGUINALIS LATERALIS
1. Definisi Hernia yang melalui anulus ( cincin ) inguinalis interna
yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,
menelusuri kanalis inguinalis dan keluar di anulus
eksternal di atas krista pubis dengan diselubungi kantong
korda
2. Anamnesis1. Riwayat pekerjaan mengangkat benda berat /
mengejan
2. Merasakan ada benjolan di selangkangan atau
kemaluan yang bisa mengecil atau menghilang pada
waktu tidur dan keluar bila mengejan.
3. Pemeriksaan Fisik Tampak benjolan di inguinal
4. Krieria Diagnosis Tampak benjolan di selangkangan atau kemaluan
5. Diagnosis Kerja Hernia Inguinalis Lateralis
6. Diagnosis Banding1. Hidrokel
2. Limfadenitis inguinal
3. Hidraadenitis inguinal
7. Pemeriksaan Penunjang USG Abdomen
8. Tatalaksana1. Analgesik
2. Pembedahan
9. Edukasi1. Rawat luka jangan sampai basah
2. Jangan melakukan aktivitas berat
10. Prognosis1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan1. Sabiston textbook of surgery
2. Clinical Surgery
3. Buku Ilmu Bedah de Jong
NEOPLASMA JINAK PAYUDARA
1. Definisi
Tumor jinak yang ada di payudara terutama pada wanita
muda. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa
( mesenkim ) dan jaringan glanduler ( epitel ) yang berada di
payudara, tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat dan biasanya nyeri.
2. Anamnesis1. Nyeri di payudara
2. Terdapat benjolan di payudara
3. Pemeriksaan Fisik Teraba massa bulat atau berbenjol dengan simpai licin,
bebas digerakan dan konsistensinya kenyal padat.
4. Krieria Diagnosis Teraba benjolan yang muda digerakan ke sana dan kemari
dan dijumpai terutama pada wanita muda
5. Diagnosis Kerja Fibroadenoma Mamae
6. Diagnosis Banding1. Ca Mamae
2. Tumor Phyloides
7. Pemeriksaan Penunjang1. Mamografi
2. Ultrasonografi
3. Biopsi ( BAJAH )
8. Tatalaksana1. Mastektomi
2. Radioterapi
9. Edukasi1. Pemeriksaan SADARI
2. Kurangi makan makanan yang mengandung estrogen
( tahu , tempe , kadang kedelai )
3. Perbanyak makan sayur dan buah
10. Prognosis1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan Buku Ilmu Bedah de Jong
STRUMA
1. Definisi Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan
pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat
kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi
atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
2. Anamnesis 1. Pembesaran leher anterior.
2. Bila hipotiroidisme, terdapat keluhan
penambahan berat badan, sensitif terhadap udara
dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan
lamban, konstipasi, kulit kasar
3. Bila hipertiroidisme, terdapat keluhan berat
badan menurun, nafsu makan meningkat,
keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara
dingin, jantung berdebar-debar, mata melotot
(eksoftalamus)
3. Pemeriksaan Fisik 1. Teraba pembesaran regio coli anterior yang ikut
bergerak ketika menelan.
2. Exopthalmus, Stelwag Sign(+), Von Graefe
Sign(+), Morbus Sign(+), Joffroy Sign(+),
Ressenbach Sign(+).
3. Takikardi.
4. Kriteria Diagnosis 1. Pembesaran leher anterior yang ikut bergerak
saat menelan.
2. Exopthalmus, Stelwag Sign(+), Von Graefe
Sign(+), Morbus Sign(+), Joffroy Sign(+),
Ressenbach Sign(+).
3. Takikardi.
5. Dianosis Kerja Struma toksik
6. Diagnosis Banding 1. Struma non toksik
2. Karsinoma tiroid
3. Tiroiditis
7. Pemeriksaan Penunjang 1. FT3
2. FT4
3. TSH
8. Tatalaksana 1. PTU 3x100mg
2. Yodium radioaktif
3. Operasi: Tiroidektomi
9. Edukasi 1. Setelah pengobatan diperlukan kontrol
teratur/berkala untuk memastikan dan mendeteksi
adanya kekambuhan atau penyebaran.
2. Diet garam beryodium.
3. Membatasi konsumsi garam.
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsionam : bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong
2. Harrison’s principles of internal medicine
ULKUS DIABETIK
1. Definisi Adalah luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya
komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler
insufisiensi dan neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka
pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri
aerob maupun anaerob.
2. Anamnesis Sering kesemutan, nyeri kaki saat istirahat., sensasi rasa
berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan
denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea,
kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal dan kulit
kering.
3. Pemeriksaan Fisik Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka / ulkus
pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan
sensasi vibrasi / rasa berkurang atau hilang, palpasi
denyut nadi arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.
4. Kriteria Diagnosis Ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki.
5. Dianosis Kerja Ulkus Diabetikum
6. Diagnosis Banding 1. Ulkus tropicum
2. Ulkus non diabetic
7. Pemeriksaan Penunjang 1. GDS
2. GDP
3. HbA1c
4. Kultur ulkus
5. Electromyographi
8. Tatalaksana 1. Glimepirid 1x2mg
2. Metformin 3x 500 mg
3. Antibiotik Cefotaxim 3x 1 gr
4. Antibiotik Metronidazol 3x 500mg
5. Debridement atau nekrotomi
9. Edukasi 1. Mengistirahatkan kaki dan menghindari tekanan
pada daerah luka.
2. Menjaga kebersihan dan kelembapan kaki.
3. Mengontrol gula darah
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong
2. Harrison’s principles of internal medicine
NEOPLASMA GANAS PAYUDARA
1. Definisi Disebut juga sebagai kanker payudara merupakan suatu
penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari
sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi
ke
jaringan-jaringan normal.
2. Anamnesis 1. Benjolan pada payudara yang makin membesar.
2. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting
susu.
3. Pembesaran kelenjar di ketiak dan sekitarnya.
4. Luka yang tidak sembuh.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan pada payudara
2. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting
susu
3. Benjolan keras dan tidak bergerak.
4. Pembesaran kelenjar di ketiak dan sekitarnya.
4. Kriteria Diagnosis Benjolan pada payudara dan pembesaran kelenjar pada
ketiak.
5. Dianosis Kerja Neoplasma ganas payudara
6. Diagnosis Banding 1. FAM
2. Fibrocystic disease
3. Cystosarcoma pylloides
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Mammografi
2. Biopsi
8. Tatalaksana 1. Operatif: Mastektomi
9. Edukasi 1. Melakukan SADARI
2. Rutin periksa ke dokter
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Bedah
14. Indikator Klinis
15. Kepustakaan 1. Buku ajar Ilmu Bedah De Jong
CHOLELITHIASIS
1 Definisi penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada
kedua-duanya.
2 Anamnesis 1. Dispepsia disertai intoleran terhadap makanan
berlemak.
2. Nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau
prekordium
3. nyeri berlangsung > 15 menit dan menghilang beberapa
jam kemudian
4. penyebaran nyeri ke punggung bagian tengah, skapula ,
atau puncak bahu dan disertai mual-muntah
3 Pemeriksaan fisik Nyeri tekan di daerah kandung empedu
Murphy sign (+)
4 Kriteria diagnosis Nyeri tekan daerah kandung empedu
Murphy sign (+)
5 Diagnosis kerja Kolelitiasis
6 Diagnosis banding 1. Appendisitis
2. Kolesistitis
7 Pemeriksaan penunjang 1. Darah rutin, bilirubin
2. USG abdomen, kolesistografi dengan kontras, CT-scan
8 Tatalaksana 1. Diet rendah lemak
2. Analgesik
3. Operatif: Kolisistektomi
4. ERCP
5. ESWL
9 Edukasi 1. Olahraga
2. Hindari makanan kolesterol tinggi
10 Prognosis 1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
11 Tingkat evidens I/II/III/IV
12 Tingkat rekomendasi A/B/C
13 Telaah klinis SMF Bedah
14 Indikator Klinis
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
HEMOROID
1 Definisi Penebalan bantalan jaringan submukosa (anal cushion) yang
terdiri dari venula, arteriol, dan jaringan otot polos yang
terletak di kanalis anal
2 Anamnesis Peradarahan saat defekasi, warna merah segar, menetes, tidak
bercampur feses
3 Pemeriksaan fisik 1. Hemoroid mengalami prolaps, mengeluarkan mucus yang
dapat dilihat apabila pasien diminta mengedan
2. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna tidak
dapat diraba, dan tidak nyeri
4 Kriteria diagnosis 1. Hemoroid mengalami prolaps, mengeluarkan mucus
yang dapat dilihat apabila pasien diminta mengedan
2. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna
tidak dapat diraba, dan tidak nyeri
5 Diagnosis kerja Hemoroid interna
6 Diagnosis banding 1. Penyakit Divertikel
2. Kolitis ulserosa
7 Pemeriksaan penunjang 1. Anoskopi
2. Proktosigmoidoskopi
8 Tatalaksana 1. Skleroterapi: penyuntikan larutan kimia yang merangsang
(5% fenol dalam minyak nabati)
2. Ligasi dengan gelang karet
3. Hemoroidektomi
9 Edukasi 1. Konsumsi makanan berserat tinggi
2. Perbanyak minum air putih
3. Olahraga secara teratur
10 Prognosis 1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
11 Tingkat evidens I/II/III/IV
12 Tingkat rekomendasi A/B/C
13 Telaah klinis SMF Bedah
14 Indikator Klinis
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah,
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences
CEDERA KEPALA RINGAN
1 Definisi trauma kepala dengan GCS: 15 (sadar penuh) tidak
kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala,
hematoma, laserasi dan abrasi
2 Anamnesis 1. Sifat atau sebab-sebab trauma untuk estimasi berat
ringannya benturan
2. Ada tidaknya benturan kepala langsung dan keadaan
penderita saat kecelakaan seperti kejang, gangguan
bicara, nyeri kepala, mual-muntah
3 Pemeriksaan fisik 1. Tanda-tanda vital
2. Tingkat kesadaran dengan GCS
3. Ada riwayat amnesia retrograde atau antegrade
4. Sakit kepala
5. Mual-muntah
6. Ada tidaknya cedera luar yang terlihat
4 Kriteria diagnosis 1. Tanda-tanda vital
2. Tingkat kesadaran dengan GCS
3. Ada riwayat amnesia retrograde atau antegrade
4. Sakit kepala
5. Mual-muntah
6. Ada tidaknya cedera luar yang terlihat
5 Diagnosis kerja Cedera kepala ringan
6 Diagnosis banding 1. Cedera kepala sedang
2. Cedera kepala berat
7 Pemeriksaan penunjang 1. Rontgen foto tengkorak 3 posisi
2. CT-scan
3. MRI
8 Tatalaksana 1. Perawatan luka jika terdapat luka luar
2. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, gejala fokal
serebral
9 Edukasi pasien dengan CT Scan normal dizinkan untuk pulang
dengan peringatan apabila: mengantuk atau sulit bangun
(bangunkan setiap 2 jam), mual dan muntah, kejang,
perdarahan/keluar cairan dari hidung atau telinga, nyeri
kepala hebat, kelemahan/gangguan sensibilitas pada
ekstrimitas, bingung dan tingkah laku aneh, pupil anisokor,
penglihatan dobel/gangguan visus, nadi yang terlalu
cepat/terlalu pelan, pola nafas yang abnormal.
10 Prognosis Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : bonam
11 Tingkat evidens I/II/III/IV
12 Tingkat rekomendasi A/B/C
13 Telaah klinis SMF Bedah
14 Indikator Klinis
15 Kepustakaan Buku Ilmu Bedah Saraf Satyanegara
EPIDURAL HEMATOM
1. Definisi Keadaan dimana terdapat hematom pada ruang epidural
2. Anamnesis Riwayat trauma kepala
Keadaan saat kecelakaan
Adakah penurunan kesadaran
Pingsan?
Muntah?
3. Pemeriksaan Fisik Penurunan kesadaran
Pupil anisokor
4. Kriteria Diagnosis Gejala klinis dan CT scan kepala
5. Diagnosis Kerja Epidural hematom
6. Diagnosis Banding Subdural hematom
Cedera kepala ringan-berat
7. Pemeriksaan Penunjang CT scan kepala
8. Tatalaksana Operatif trepanasi
Mannitol
Asam traneksamat
Tramadol
Citicolin
9. Edukasi Bed rest, hindari trauma ulang
10. Prognosis Ad vitam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
Ad fungsionam dubia ad bonam
11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis dan CT Scan
15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta
FRAKTUR CLAVICULA
1. Definisi Fraktur yang terjadi pada os clavicula
2. Anamnesis Mekanisme terjadinya cedera secara rinci, seperti
riwayat jatuh dengan bertumpu pada tangan
Gejala yang dirasakan, seperti nyeri dan bengkak
Perhatikan apakah ada trauma atau keluhan di
daerah lainnya
3. Pemeriksaan Fisik Look, feel, move
Tanda-tanda trauma
4. Kriteria Diagnosis Klinis dan foto rontgen
5. Diagnosis Kerja Fraktur Claviculla
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Thorax
8. Tatalaksana Biasanya pengobatan konservatif tanpa reposisi, yaitu
dengan pemasangan mitela
Open reduction / Close reduction
Keterolac 3 x 30 mg
Amoxicillin 3 x 500mg
9. Edukasi Kurangi penggunaan berlebih pada bagian yang fraktur
Mobilisasi bertahap
Nyeri akan bertahan 2 bulan
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsionam : bonam
11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis dan Foto Rontgen
15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta
FRAKTUR ANTEBRACHII
1. Definisi Fraktur yang terjadi pada os ulna dan os radius.
2. Anamnesis Riwayat trauma
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis Klinis dan Rontgen antebrachii
5. Diagnosis Kerja Fraktur Antebrachii
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Antebrachii
8. Tatalaksana Open reduction / Close reduction
Keterolac 3 x 30 mg
Amoxicillin 3 x 500mg
9. Edukasi Kurangi penggunaan berlebih pada bagian yang fraktur
Mobilisasi bertahap
Nyeri akan bertahan 2 bulan
Makan makanan bergizi
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsionam : bonam
11. Tingkat Evidensi I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Telaah Klinis SMF Ilmu Bedah
14. Indikator Klinis dan Foto Rontgen
15. Kepustakaan De Jong, Kapita Selekta
FRAKTUR TIBIA
Definisi Terputusnya kontinuitas tulang tibia
Anamnesis Riwayat trauma
Pemeriksaan Fisik Look
Deformitas kruris
Pemendekan ekstremitas bawah
Feel
Krepitasi
Edema atau hematoma tungkai
Pulsasi bagian distal tidak teraba atau
sianotik bagian distal
Move
Range of motion
Capillary refil time
Gejala syok karena perdarahan: Takikardi,
hipotensi
Kriteria diagnosis Diskontinuitas tulang
Diagnosis kerja Fraktur Tibia
Diagnosis banding Fraktur kruris
Pemeriksaan penunjang Foto rontgen kruris
Darah rutin
PTT/APTT
Golongan darah
EKG
Tatalaksana Non-operatif
Operatif
Edukasi
Prognosis Ad vitam: bonam
Ad fungsionam: bonam
Ad sanationam: bonam
Tingkat evidens
Telaah klinis
Indikator
Kepustakaan
FRAKTUR FEMUR
Definisi Terputusnya kontinuitas tulang femur
Anamnesis Riwayat trauma keras
Riwayat cedera kaki
Pemeriksaan Fisik Look
Deformitas di paha
Pemendekan ekstremitas bawah
Feel
Krepitasi
Edema atau hematoma paha
Pulsasi bagian distal tidak teraba atau
sianotik bagian distal
Move
Range of motion
Capillary refil time
Gejala syok karena perdarahan:
Takikardi, hipotensi
Kriteria diagnosis Fraktur os femoralis
Diagnosis kerja Fraktur femoralis
Diagnosis banding Fraktur intertrochanteric
Fraktur genou
Fraktur pelvis
Pemeriksaan penunjang Foto rontgen regio femoralis AP/Lateral
Darah rutin
PTT/APTT
Golongan darah
Tatalaksana Imobilisasi Fraktur:
bidai
Traction splint
Long leg splint
Operatif: ORIF
Edukasi
Prognosis Ad vitam: dubia
Ad fungsionam: bonam
Tingkat evidens
Telaah klinis
Indikator
Kepustakaan
BATU URETER
Definisi Batu yang terdapat di ureter akibat batu yang
terbentuk di ginjal, turun ke ureter, biasanya
menetap pada: (1) Pelviureteric junction, (2)
bagian atas, (3) 1/3 distal ureter, (4) Pintu
masuk ureter ke buli-buli
Anamnesis Nyeri tajam pada pinggang dan menjalar ke
kaki ataupun testis
Nyeri tumpul pada pinggang
Urin bercampur darah
Pemeriksaan Fisik Tes balotement
Ketuk CVA
Kriteria diagnosis Tampak batu sepanjang saluran ureter
Diagnosis kerja Ureterolithiasis
Diagnosis banding Apendisitis
Kehamilan ektopik terganggu
Salpingitis
Pemeriksaan penunjang Foto BNO IVP
Urinanalisis rutin
USG ginjal
CT scan
Tatalaksana Ukuran batu < 5mm:
Pethidine IV
Atropine
IV RL
Furosemid
Ukuran batu >= 5mm: Indikasi operasi
Edukasi
Prognosis Ad vitam: bonam
Ad fungsionam: dubia
Tingkat evidens
Telaah klinis
Indikator
Kepustakaan
BPH
Definisi Pembesaran kelenjar prostat jinak
Anamnesis Frekuensi berkemih
Urgensi berkemih
Pancaran saat berkemih
Berkemih tidak lampias
Pemeriksaan Fisik Rectal touche: Pembesaran prostat
Kriteria diagnosis Pembesaran kelenjar prostat
Diagnosis kerja Benign Prostate Hyperplasia
Diagnosis banding Bladder Cancer
Bladder Stones
Bladder Trauma
Interstitial Cystitis
Neurogenic Bladder
Prostatitis
Radiation Cystitis
Urethral Strictures in Males
Urinary Tract Infection in Males
Pemeriksaan penunjang Urinanalisis
Kultur urin
PSA
Elektrolit darah
USG abdomen
Tatalaksana Farmakologis:
Alpha-1–receptor blockers
Alpha-adrenergic receptor blockers
Phosphodiesterase-5 enzyme
inhibitors
5-alpha reductase inhibitors
Anticholinergic agents
Operatif:
Reseksi prostat transurethral
Prostatektomi
Edukasi
Prognosis Ad vitam: bonam
Ad fungsionam: dubia bonam
Tingkat evidens
Telaah klinis
Indikator
Kepustakaan
BATU GINJAL (NEFROLITIASIS)
1 Definisi Suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis
atau calyces ginjal
2 Anamnesis Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke
pinggul. Rasa sakit yang luar biasa.
Kolik renalis – nyeri hebat hilang timbul daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke
perut, ke daerah kemaluan, dan paha bagian dalam.
3 Pemeriksaan Fisik Nyeri kolik hebat
Massa pada abdomen (distruksi berat atau hidronefrosis)
Nyeri ketuk CVA
4 Kriteria Diagnosis Nyeri kolik hebat
Massa abdomen
Nyeri ketuk CVA
USG terlihat batu, foto polos + pielografi (radioopak)
5 Diagnosis Kerja Nefrolitiasis (batu ginjal)
6 Diagnosis Banding Urolitiasis, tumor
7 Pemeriksaan Penunjang X-ray (kontras/non kontras)
USG
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan urin (mikroskopik)
8 Tatalaksana Obat (penghambat alfa untuk melebarkan saluran ureter)
Litotripsi – ESWL (extracorporeal shock wave litrotipsy)
Enduorologi
Open surgery
9 Edukasi Minum air yang cukup (diusahakan produksi urin 2-3
liter/hari)
Diet yang mengurangi produksi zat/komponen batu
(kurang protein, oksalat, garam, purin)
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam
Ad functionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
11 Tingkat Evidens I/II/III/IV
12 Tingkat Rekomendasi A/B/C
13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF penyakit dalam, SMF bedah
14 Indikator Klinis & Radiologi
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,
Wim de Jong, Penerbit: EGC
STRIKTUR URETHRA
1 Definisi Penyempitan lumen urethra karena fibrosis pada dindingnya
2 Anamnesis Tidak bisa BAK
Pancaran kencing lemah
Pancaran kencing bercabang
BAK menetes
Kadang penis membengkak
3 Pemeriksaan Fisik Meatus eksternus sempit > pembengkakan di daerah
penis
Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan urethra
Colok dubur (singkirkan dd BPH)
4 Kriteria Diagnosis Tidak bisa BAK, pancuran kencing lemah, menetes, tak
puas
Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan urethra
Pada pemasangan kateter, ada hambatan
5 Diagnosis Kerja Striktur urethra
6 Diagnosis Banding Benign Prostate Hypertrophy
Carsinoma urethra
7 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium – fungsi ginjal, kultur urin, darah rutin
Uroflowmetri
Uretrografi
Uretroskopi
8 Tatalaksana Bougie (dilatasi)
Uretrotomi interna, uretritomi eksterna
9 Edukasi Menghindari trauma urethra dan pelvis
Menghindari kontak langsung dengan pasien STD
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
11 Tingkat Evidens I/II/III/IV
12 Tingkat Rekomendasi A/B/C
13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF radiologi, SMF bedah
14 Indikator Klinis
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,
Wim de Jong, Penerbit: EGC
BATU BULI
1 Definisi Batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandungi komponen kristal dan matriks organik,
tepatnya pada vesika urinaria atau bahasa sehari-hari,
kandung kemih
2 Anamnesis Kalau batu kecil, tak ada keluhan
Nyeri perut bagian bawah, mual, muntah
Kencing berdarah
Nyeri saat BAK
3 Pemeriksaan Fisik Nyeri abdomen bagian bawah
4 Kriteria Diagnosis Nyeri saat BAK, berdarah saat BAK
Nyeri perut bagian bawah
Riwayat penyakit batu ginjal
5 Diagnosis Kerja Urolitiasis
6 Diagnosis Banding Urinary tract infection
Uretrolitiasis
7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan urin (mikroskopik, makroskopik)
Foto BNO/IVP
USG
8 Tatalaksana Vesikotektomi
ESWL (extracorporal shock wave litotropsy)
Nefrostomi
Ureteroskopi
9 Edukasi Minum cukup, diusahakan produksi urin 2-3 liter/hari
Diet yang mengurangi produksi zat/komponen batu
(kurang protein, oksalat, garam, purin)
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
11 Tingkat Evidens I/II/III/IV
12 Tingkat Rekomendasi A/B/C
13 Telaah Klinis SMF penyakit dalam, SMF urologi, SMF radiologi
14 Indikator Klinis & radiologi
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R. Sjamsuhidajat,
Wim de Jong, Penerbit: EGC
BATU URETHRA
1 Definisi Batu yang terdapat di saluran uretra
2 Anamnesis Sulit BAK
Tidak bisa BAK
Nyeri saat BAK
BAK berdarah
Riwayat penyakit batu ginjal, batu buli
3 Pemeriksaan Fisik Meatus eksternus sempit > pembengkakan di
daerah penis
Teraba jaringan parut sepanjang perjalanan
urethra
Colok dubur (singkirkan dd BPH)
4 Kriteria Diagnosis Sulit BAK
Tidak bisa BAK
Nyeri saat BAK
BAK berdarah
Riwayat penyakit batu ginjal, batu buli
5 Diagnosis Kerja Batu urethra
6 Diagnosis Banding Striktur urethra
BPH
UTI
7 Pemeriksaan Penunjang Ureteroskopi
X-ray
Pemeriksaan urin (makroskopik, mikroskopik)
8 Tatalaksana Operasi (meatotomi)
9 Edukasi Minum cukup, diusahakan produksi urin 2-3
liter/hari
Diet yang mengurangi produksi zat/komponen
batu (kurang protein, oksalat, garam, purin)
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
11 Tingkat Evidens I/II/III/IV
12 Tingkat Rekomendasi A/B/C
13 Telaah Klinis SMF urologi, SMF radiologi
14 Indikator Klinis & radiologi
15 Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3), Oleh: R.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Penerbit: EGC