tugas bahan konstruksi

10
Bahan Konstruksi Kimia Bagian Masalah Produksi Bahan dan Daur Ulang AHMAD IRAWAN 122013001 Universitas Muhammadiyah Palembang 2014 Teknik Kimia / Sem. 3

description

ghghgj

Transcript of tugas bahan konstruksi

Page 1: tugas bahan konstruksi

Bahan Konstruksi Kimia

Bagian Masalah Produksi Bahan dan Daur Ulang AHMAD IRAWAN 122013001

Universitas Muhammadiyah Palembang 2014 Teknik Kimia / Sem. 3

Page 2: tugas bahan konstruksi

1. a. Apa yang kamu ketahui tentang memproduksi bahan setengah jadi dan bahan jadi ?

b. Kelebihan dan Kekurangannya dari segala aspek, produksi, biaya, dan ketersediaan ?

Penyelesaian:

a. Barang setengah jadi adalah barang yang sudah diolah tapi belum menjadi barang yang siap pakai. Barang setengah jadi harus diolah lagi agar menjadi barang jadi yang siap pakai. Contoh barang setengah jadi, yaitu kopra untuk industri minyak goreng, benang untuk industri kain, serta kulit yang mudah disimak untuk industri tas dan jaket.

Barang jadi adalah barang yang sudah diolah dan menjadi barang yang siap pakai. Contoh barang jadi, yaitu pakaian, meja, kursi, kulkas, televisi, sepatu, dan minyak goreng.

b. Kelebihan dari produksi bahan setengah jadi adalah proses produksi yang cepat, biaya produksi yang murah, produk yang dihasilkan cepat sampai ke pasar.

Sedangkan kekurangan adalah pada sistem produksi ini sering terjadi kekurangan bahan mentah karena jumlah produksi barang kadang tidak sejalan dengan tersedianya bahan mentah, keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan memproduksi barang jadi.

Kekurangan dari sistem produksi barang jadi adalah proses yang lama, membutuhkan cost production yang lebih besar dibandingkan memproduksi barang setengah jadi. Kelebihan dari sistem ini adalah keuntungan lebih besar dari memproduksi barang setengah jadi, barang yang dihasilkan dapat bernilai jual tinggi.

2. Bgaimana kebijakan saudara jika produk yang saudara hasilkan banyak di pasaran ?

Penyelesaian:

Langkah strategis yang akan saya terapkan pada persaiangan bisnis dimana produk yang dihasilkan sudah banyak pesaingnya melalui strategic marketing dan terus melakukan inovasi agar produk yang dihasilkan berbeda dengan pesaing justru inovasi ini akan menjadi daya tarik tersendiri.

Langakah strategic marketing yang akan saya terapkan, diadopsi dari cara Tung Dasem Waringin (Coach Entrepreneur Sukses):

Menurut Tung Dasem Waringin tujuan marketing adalah menukarkan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli, sesering mungkin sehingga pembeli untung penjual untung.

Cara menciptakan penawaran yang meningkatkan kenikmatan/PERCEIVED VALUE/RETURN ON INVESTMENT (ROI)/Hal-hal yang positif

Berikut ini ada 12 cara meningkatkan nilai tambah

1. Berhadiah aksesoris yang masih terkait dengan produk/jasa yang dijual

2. berhadiah produk/jasa yang sejenis terkait dengan produk/jasa yang dijual

3. Berhadiah produk/jasa yang tidak ada hubungannya dengan produk/jasa yang dijual

Page 3: tugas bahan konstruksi

4. Melakukan undian berhadiah

5. Membuat paket dua produk/jasa dengan harga satu

6. Membuat paket lebih besar dengan harga lebih murah

7. Membuat produk/jasa dengan endorsment

8. Membuat paket banyak produk dengan harga total jauh lebih murah dibanding harga eceran

9. Menjelasakan keunggulan produk/jasa dibanding produk/jasa sejenis

10. Menjelaskan detail proses pembuatan yang unggul

11. Menjelaskan detail features

12. Menjelaskan detail benefits

Berikut ini 10 cara mengurangi/meniadakan keberatan/nilai-nilai kurang

a. Garansi

b. Asuransi

c. Coba sebelum membeli

d. Free Sample

e. Yang menjual bisa dipercaya

f. Tunjukkan Hasil

g. Bayar berdasarkan hasil

h. Free support

i. Free pemasangan

j. Testimoni

3. Apa tugas dari badan pertanggungjawaban hukum perlindungan konsumen ?

Penyelesaian:

Badan Perlindungan Konsumen Nasional diatur dalam Pasal 31 sampai dengan Pasal 43 UUPK yang kemudian ditindaklanjuti dengan PP No. 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional. BPKN berkedudukan di Ibu kota Negara Republik Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta mempunyai fungsi memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia. Karena kedudukanya independen dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden sangat baik untuk kepentingan perlindungan konsumen. Sifat yang lebih otonom ini dapat berperan memberikan perlindungan dari arus atas (top-down). Untuk menjalankan fungsi tersebut, BPKN mempunyai tugas yaitu :

Page 4: tugas bahan konstruksi

1. Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka menyusun kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumen

2. Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dibidang perlindungan konsumen

3. Melakukan penelitian terhadap barang dan atau jasa yang menyangkut keselamatan konsumen

4. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat

5. Memasyarakatkan prinsip perlindungan konsumen

6. Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau pelaku usaha

7. Melakukan survey yang menyangkut dengan perlindungan konsumen. Dalam rangka memberikan saran dan pertimbangan kebijakan kepada pemerintah tentang pengembangan perlindungan konsumen di Indonesia yang lebih fokus dan terarah sesuai fungsi BPKN, dibentuk 4 (empat) komisi yang masing-masing bertugas sebagai berikut :

1. Komisi penelitian dan pengembangan yaitu, bertugas meneliti dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perlindungan konsumen, melakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang berkaitan dengan keselamatan konsumen, melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa.

2. Komisi informasi/komunikasi dan edukasi, yaitu bertugas menyebarluaskan informasi melalui media masa maupun elektronik mengenai perlindungan konsumen, memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen dan pelaksanaan pendidikan konsumen kepada masyarakat.

3. Komisi pengaduan dan penanganan kasus, yaitu bertugas menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dan penanganan kasus yang diterima dari masyarakat, LPKSM atau pelaku usaha.

4. Komisi kerjasama yaitu, bertugas menjalin hubungan kerjasama dengan departemen, kementrian negara, instansi terkait, organisasi non pemerintah, lembaga konsumen baik nasional maupun internasional dan organisasi masyarakat sipil lainya serta melakukan kegiatan guna mendorong berkembangnya LPKSM.

1. Visi dan Misi Badan Perlindungan Konsumen Nasional

Pembangunan perlindungan konsumen di Indonesia memiliki urgensi nasional yang tinggi sehingga BPKN berupaya mewujudkan visi untuk “menjadi lembaga terdepan bagi terwujudnya konsumen yang bermartabat dan pelaku usaha yang bertanggungjawab”. Dengan visi tersebut BPKN mengemban misi :

a. Memperkuat landasan hukum dan kerangka kebijakan perlindungan konsumen nasional

b. Memperkuat akses jalur penyelesaian sengketa perlindungan konsumen

c. Memperluas akses informasi perlindungan konsumen serta mengembangkan edukasi dan informasi konsumen.

Page 5: tugas bahan konstruksi

Upaya Badan Perlindungan Konsumen Nasional Dalam Pemberdayaan Dan Perlindungan Terhadap Konsumen

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dibentuk sebagai upaya merespon dinamika dan kebutuhan perlindungan konsumen yang berkembang dengan cepat di masyarakat serta sebagai upaya untuk mengembangkan perlindungan konsumen khususnya tentang pengaturan hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha, pengaturan mengenai laranganlarangan bagi pelaku usaha dalam menjalankan usahanya, pengaturan tanggung jawab pelaku usaha dan pengaturan penyelesaian sengketa perlindungan konsumen serta upaya melakukan kajian terhadap masalahmasalah yang berkaitan dengan perlindungan konsumen.

1. Hak dan kewajiban konsumen Dalam Pasal 4 UUPK hak konsumen adalah sebagai berikut

a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhanya atas barang dan/atau jasa yang digunakan

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

g. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainaya.

Selain hak tersebut diatas adapun kewajiban konsumen yaitu :

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa demi keamanan dan keselamatan

b. Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2. Hak dan kewajiban pelaku usaha

Pasal 6, hak pelaku usaha adalah :

Page 6: tugas bahan konstruksi

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan

a. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beriktikad tidak baik.

b. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.

c. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

d. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainya.

Selain hak tersebut diatas adapun kewajiban dari pelaku usaha terdapat dalam Pasal 7 UUPK, yaitu :

a. Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya

b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan.

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai dengan perjanjian.

3. Tanggung jawab pelaku usaha

a. Contractual liability

Contractual liability atau pertanggungjawaban kontraktual yaitu tanggungjawab perdata atas dasar perjanjian/kontrak dari pelaku usaha (baik barang maupun jasa), atas kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan atau memanfaatkan jasa yang diberikanya

b. Pruduct liability yaitu tanggungjawab perdata secara langsung (strict liability) dari pelaku usaha atas kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan.

c. Profesional liability

Profesional liability atau tanggung jawab perdata yang dapat didasarkan pada :

1) Tanggung jawab perdata secara langsung (strict liability)

2) Tanggung jawab perdata atas dasar perjanjian/kontrak (contractual liability) dari pelaku usaha (pemberi jasa) atas kerugian yang dialami konsumen akibat memanfaatkan jasa yang diberikanya.

Page 7: tugas bahan konstruksi

d. Criminal liability

Criminal liability yaitu tanggung jawab pidana dari pelaku usaha (baik barang maupun jasa) atas terganggunya keselamatan dan keamanan masyarakat (konsumen).

4. Penyelesaian sengketa perlindungan konsumen

a. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan

1) Penyelesain penggantian kerugian seketika (secara langsung) dengan jalan damai Seseorang yang dirugikan karena memakai atau mengkonsumsi produk yang cacat hanya akan mendapat penggantian kerugian apabila mengajukan permintaan atau tuntutan atas hal tersebut. Permintaan atau penuntutan penggantian kerugian ini mutlak dilakukan oleh orang yang merasa berhak untuk mendapatkanya. Tidak akan ada penggantian kerugian selain karena dimohonkan terlebih dahulu ke pengadilan dengan syarat-syarat tertentu.

2) Tuntutan penggantian kerugian melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK ini dapat ditempuh, yaitu jika penyelesaian secara damai di luar proses pengadilan tidak berhasil, baik karena pelaku usaha menolak atau tidak memberi tanggapan maupun jika tidak tercapai kesepakatan. Yang dapat mengajukan gugatan atau permohonan penggantian kerugian melalui BPSK ini hanyalah seorang konsumen atau ahli warisnya.

b. Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan

Menurut Pasal 48 UUPK, penyelesain snegketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 45 yaitu :

1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum.

2) Penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

3) Penyelesain sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang.

4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil

REFERENSI

Indonesia, Undang-undang Tentang Perlindungan Konsumen. UU No. 8 Tahun 1999.LN No. 42 Tahun 1999.TLN No. 3821.

Irawan, Ahmad, 2014, Modul Kewirausahaan, Palembang: University Press

Yani Ahmad; dan Widjaja Gunawan.2002. Seri Hukum Bisnis Anti Monopoli.Cet. Ke 3. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Page 8: tugas bahan konstruksi