Tugas Audit Kelompok 7

11

Click here to load reader

Transcript of Tugas Audit Kelompok 7

Page 1: Tugas Audit Kelompok 7

TUGAS PENGAUDITAN I

BAB 8 / MATERIALITAS, RESIKO DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN

ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009 ( no, 8-6 sampai 8-10 )

YUSRA AGUARISTA HAWING A31111008 ( no, 8-16 sampai 8-20)

Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Hasanuddin

2013

8-6 a. Bagaimana pertimbangan kualitatif berkaitan dengan pembuatan pertimbangan materialitas ?

Page 2: Tugas Audit Kelompok 7

b. Salah saji yang secara kuantitatif tidak material mungkin akan material secara kualitatif.

Jelaskan ?

Jawab :

a. Berdasarkan pengertian materialitas itu adalah besarnya salah saji informasi akuntansi (hal

331). Pertimbangan kualitatif ditbutuhkan untuk mendeteksi salah saji sebagimana dijelaskan AU

312.13 menyatakan bahwa walupun auditor harus waspada terhadap salah saji secara kualitatif

material, biasanya tidak praktis untuk merancang prosedur untuk mendeteksi salah saji tersebut.

Ini diartikan bahwa pertimbangan kualitatif sangat berkaitan dengan pembuatan pertimbangan

materialitas karena pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab salah saji.(hal 333)

b. Dapat terjadi ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan (irregularities) atau

tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat

mengakibatkan auditor menyimpulkan bahwa terdapat resiko yang signifikan akan adanya salah

saji tambahan serupa. AU 312.13 menyatakan bahwa walupun auditor harus waspada terhadap

salah saji secara kualitatif material, biasanya tidak praktis untuk merancang prosedur untuk

mendeteksi salah saji tersebut. (hal 333)

8-7 a. Defenisikan materialitas pada tingkat saldo akun.

b. Apakah nama lain untuk materialitas pada tingkat ini ?

c. Bedakan antara istilah saldo akun materialitas dan materialitas

Jawab :

a. Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu akun hingga

dianggap mengandung salah saji material. (hal 334)

b. Salah saji hingga hingga tingkat tersebut (penjelasan materialitas tingkat saldo akun) dikenal

sebagai salah saji yang dapat ditolerir (hal 334)

c. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dikacaukan dengan istilah saldo akun

material. Saldo Akun Material merujuk pada ukuran dari suatu saldo akun yang tercatat,

sedankan konsep materialitas berkaitan dengan jumlah salah saji yang dapat mempengarhi

keputusan pemakai informasi keuangan. (hal 334)

8-8 a. identifikasikan dua faktor yang harus dipertimbangkan auditor dalam mengalokasikan materialitas

laporan keuangan pada akun-akun

b. Jika jumlah kekeliruan yang ditemukan dalam suatu akun lebih kecil dari alokasi materialitas,

dampak apakah yang mungkin terjadi pada audit terhadap akun lain.

Page 3: Tugas Audit Kelompok 7

c. Bagaimana materialitas dan bukti audit berhubungan ? jelaskan.

Jawab :

a. Dalam membuat alokasi materialitas laporan keuangan pada akun-akun, auditor harus

mempertimbangkan (1) kemungkinan salah saji dalam akun, dan (2) biaya yang mungkin

untuk menguji akun.

b. Dampaknya adalah selisih nilai antara alokasi materialitas dan jumlah kekeliruan yang

ditemukan dapat direalokasikan kea kun lain. Sebagai contoh, di alokasikan materialitas

senilai $25.000 terhadap akun piutang, akan tetapi jumlah kekeliruan yang ditemukan

$15.000, maka nilai $10.000 dapat direalokasikan ke akun lain. (hal 335)

c. Materialitas adalah satu dari factor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor

mengenai kecukupan bahan bukti. Dalam membuat generalisasi mengenai hubungan

tersebut, sebagai contoh, secara umum adalah benar untuk mengatakan bahwa semakin

rendah tingkat materialitas maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. Hal ini sama

dengan mengatakan bahwa diperlukan semakin banyak bukti untuk memperoleh keyakinan

yang memadai bahwa setiap salah saji yang terdapat dalam saldo akun. Hal 335 dan 336)

8-9 a. Apa yang dimaksud dengan risiko audit ?

b. Sebutkan empat komponen risiko audit

Jawab :

a. SAS nos. 47 dan 82, AU 312.02 mendefenisikan risiko audit adalah resiko bahwa auditor

mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan

keuangan yang mengandung salah saji material. (Hal 337)

b. Dijelaskan bahwa pada bab 5 risiko audit dibagi menjadi tiga komponen yaitu (1) risiko bawaan,

(2) risiko pengendalian dan (3) risiko deteksi. Akan tetapi lampiran AU 350, audit sampling (SAS

no. 39, 43, dan 45) membagi risiko deteksi menjadi dua yaitu 1. Risiko prosedur analitis dan 2.

Risiko pengujian terinci. Jadi komponen risiko audit adalah :

1. Risiko bawaan

2. Risiko pengendalian

3. Risiko prosedur analitis

4. Risiko pengujian terinci (hal. 337 dan 338 )

8-10 a. Defenisikan risiko bawaan ?

Page 4: Tugas Audit Kelompok 7

b. Kapan seorang auditor dapat memilih untuk tidak melakukan penilaian risiko bawaan untuk suatu

asersi ?

Jawab :

a. Statement on auditing standars (AU 312.27) mendefinisikan risiko bawaan adalah kerentanan

suatu asersi terhadap salah saji material, dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian.

(hal 340)

b. Ketika pertimbangan mengenai hal-hal yang mungkin tidak memiliki dampak yang mendalam

terhadap asersi-asersi untuk semua atau banyak akun dan hal-hal yang hanya berkaitan dengan

asersi-asersi spesifik untuk suatu akun spesifik.

Selain Contoh sebagai berikutlah seorang auditor dapat memilih tidak melakukan penilaian risiko bawaan untuk suatu asersi

1. hal-hal yang memiliki dampak yang mendalam:

Probabilitas dari entitas secara relatif terhadap industri. Sensitivitas dari hasil operasi terhadap faktor-faktor ekonomi. Masalah going concern (kurangnya modal) Salah saji terdeteksi dalam audit terdahulu

2. Hal-hal yang hanya berkaitan dengan akun-akun spesifik:

Akun atau transaksi yang sulit untuk di audit (minyak,lumpur lapindo) Masalah akuntansi yang sulit atau masih diperdebatkan Kerentanan terhadap penyalahgunaan Sensitivitas dari penilaian faktor-faktor ekonomi.

(hal 340 )

8-16 a. Apa yang dimaksud dengan model risiko audit dan kapan model tersebut digunakan?

b. Apa yang dimaksud dengan matriks komponen risiko dan kapan matriks tersebut digunakan?

Jawab :

a. Model risiko audit mengekspresikan hubungan antara komponen-komponen risiko audit seperti risiko

bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi, secara berurutan. Dalam menghubungkan komponen-

komponen risiko audit, auditor dapat mengekspresikan setiap komponen dalam istilah kuantitatif,

seperti persentase, atau istilah nonkuantitatif seperti sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, atau

maksimum. Dalam kedua kasus tersebut, pemahaman mengenai hubungan yang diekspresikan dalam

model risiko audit adalah penting ketika menentukan tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat

diterima.

Model risiko audit audit yang diperluas menyediakan auditor suatu alat untuk

mempertimbangkan keyakinan yang diperoleh dengan melaksanakan prosedur analitis. Ketika model

Page 5: Tugas Audit Kelompok 7

risiko audit digunakan dalam tahap perencanaan untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan

atas suatu asersi, CR seringkali didasarkan pada tingkat risiko pengendalian yang direncanakan

auditor untuk dinilai. Jika selanjutnya ditentukan bahwa tingkat actual dari risiko pengendalian untuk

suatu asersi berbeda dari tingkat yang direncanakan, maka model dapat diaplikasikan ulang dengan

menggunakan tingkat actual yang dinilai untuk CR. Risiko deteksi yang direvisi kemudian digunakan

dalam menyelesaikan rancangan pengujian substantive atas transaksi atau pengujian saldo. (hal 337,

338, 339)

b. Beberapa auditor yang menggunakan ekspresi nonkuantitatif untuk risiko menggunakan suatu matriks

komponen risiko. Mengenai matriks ini menunjukkan bahwa hal tersebut konsisten dengan model risiko

audit, yaitu bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima berhubungan secara terbalik dengan

penilaian risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis. Matrik tersebut

mengasumsikan bahwa risiko audit dibatasi pada suatu tingkat yang rendah. (hal 339)

8-17 Secara umum auditor menspesifikasikan suatu tingkat risiko audit keseluruhan untuk laporan keuangan

secara keseluruhan dan kemudian menggunakan tingkat yang sama untuk setiap asersi. Bagaimanapun,

tingkat risiko bawaan, risiko pengendalian, risiko prosedur analitis, dan risiko pengujian terinci dapat

bervariasi menurut asersi. Jelaskan.

Jawab :

Saat ini, jika seorang auditor akan menggunakan tingkat risiko audit yang berbeda untuk akun-akun dan

asersi-asersi yang berbeda, tidak akan ada suatu cara yang berlaku secara umum untuk

mengkombinasikan hasil-hasil tersebut dalam menentukan tingkat risiko audit keseluruhan yang dicapai

untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Sebaliknya penilaian tingakt risiko audit yang berbeda untuk

masing-masing asersi, auditor tidak mengendalikan tingkat komponen risiko pengendalian dan risiko

bawaan, serta sengaja memvariasikan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima secara terbalik dengan

tingkat yang dinilai dari komponen risiko lainnya untuk menjaga agar risiko audit konstan. Oleh karena itu,

pernyataan mengenai tingkat risiko bawaan, risiko pengendalian, risiko prosedur analitis, dan risiko

pengujian terinci berhubungan dengan asersi individual pada tingkat saldo akun, bukan pada laporan

keuangan secara keseluruhan. (hal 345)

8-18 Apakah menurut GAAS tepat bagi auditor untuk menyimpulkan bahwa risiko bawaan dan risiko

pengendalian sangat rendah hingga tidak diperlukan untuk memeriksa asersi apapun untuk suatu saldo

akun yang material? Jelaskan.

Jawab :

Menurut GAAS adalah tidak tepat bagi auditor untuk menyimpulkan bahwa risiko bawaan dan risiko

pengendalian sangat rendah sehingga tidak perlu untuk melaksanakan pengujian substantif atas semua

asersi yang berhubungan dengan akun. Beberapa bukti harus selalu diperoleh melalui pengujian substantif

Page 6: Tugas Audit Kelompok 7

untuk setiap saldo akun yang signifikan, walaupun tidak perlu untuk setiap asersi yang berkaitan dengan

akun. (hal 346)

8-19 Apakah yang menjadi tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit?

Jawab :

Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi risiko audit

hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu pendapat apakah laporan keuangan telah

disajikan secara wajar dalam segala hal yang material. Hal ini dicapai dengan mengumpulkan dan

mengevaluasi bukti berkenaan dengan asersi-asersi yang terdapat dalam laporan keuangan manajemen.

(hal 349)

8-20 a. Apakah yang dimaksud dengan strategi audit pendahuluan?

b. Sebutkan empat alternatif strategi audit.

Jawab :

a. Strategi Audit Pendahuluan merepresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu

pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai pelaksanaan audit.

b. Alternatif Strategi Audit Pendahuluan

Strategi Audit

Pendekatan substantif utama yang

menekankan pada prosedur analitis.

Pendekatan substantif utama yang

menekankan pada pengujian terinci.

Strategi Audit

Pendekatan substantif utama yang

menekankan pada pengujian terinci.

Pendekatan tingkat risiko pengendalian yang

lebih rendah.

Tingkat Risiko Prosedur Analitis yang

Direncanakan untuk Dinilai

RENDAH SEDANG TINGGI MAKSIMUM

Tingkat Risiko Pengendalian yang

Direncanakan untuk Dinilai

MAKSIMUM TINGGI SEDANG RENDAH

Luasnya Pemahaman tentang Bisnis dan

Industri

Keyakinan dari Prosedur Analitis

Keyakinan dari Pengujian Substantif Terinci

Luasnya Pemahaman mengenai Pengendalian

Intern

Keyakinan dari Pengujian Pengendalian

Keyakinan dari Pengujian Subtantif Terinci

Biaya Prosedur yang Dikombinasikan Biaya Prosedur yang dikombinasikan