Tugas Audit 1 Kelompok 7
-
Upload
iand-novian-nurtanio -
Category
Documents
-
view
136 -
download
12
Transcript of Tugas Audit 1 Kelompok 7
BAB 8 / MATERIALITAS, RESIKO DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009 ( no, 8-1 sampai 8-5)
YUSRA AGUARISTA HAWING A31111008 ( no, 8-11 sampai 8-15)
KELOMPOK 7 (TUJUH)
8-1. a. defenisikan materialitas
b. persyaratan apakah yang diajukan pada auditor menurut defenisi itu ?
Jawab :
a. FASB mendefenisikan materialitas sebagai besarnya suatu pengabaian atau salah saji
informasi akuntansi yang, di luar keadaan di sekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan
seseorang yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
pengabaian atau salah saji tersebut (hal. 330)
b. Persyaratan untuk auditor mempertimbangkan baik (1) situasi yang berkenaan dengan entitas
dan (2) informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang bergantung pada laporan keuangan yang
diaudit. (hal. 330)
8-2 sebutkan dua tingkat di mana pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas harus dibuat
dalam tahap perencanaan dan sebutkan alasan masing-masing ?
Jawab :
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai
laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan
keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan. (hal. 331)
8-3 mengapa materialitas perencanaan berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan dalam
mengevaluasi temuan audit ?
Jawab :
Karena (1) situasi yang ada disekitarnya mungkin akan berubah dan (2) informasi tambahan
mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit (hal. 330)
8-4 a. dalam perencanaan audit, auditor harus mengakui bahwa terdapat lebih dari satu tingkat
materialitas yang berhubungan dengan laporan keuangan. Jelaskan ?
b. peraturan keputusan apakah yang harus digunakan ketika tingkat materialitas yang berbeda
diidentifikasikan untuk neraca dan laporan laba-rugi ? mengapa ?
Jawab :
a. Dalam Setiap laporan pada kenyataannya, dapat memiliki beberapa tingkatan.Untuk laporan
laba rugi,materialitas dapat dihubungkan dengan total pendapatan,laba operasi,laba sebelum
pajak atau laba bersih.Untuk neraca,materialitas dapat didasarkan pada total aktiva,aktiva
lancar,modal kerja,atau ekuitas pemegang saham. Maka dari itu auditor harus mengakui lebih
dari satu tingkat materialitas karena beberapa tingkatan laporan keuangan tersebut. (hal 331)
b. Peraturan putusan yang digunakan adalah tingkat agregat terkecil dari salah saji yang
dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan keuangan kerena laporan keuangan
saling berkaitan dan banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari stu laporan keuangan.
(hal. 331)
8-5 a. pedoman kuantitatif resmi apakah yang berlaku untuk materialitas laporan keuangan?
b. sebutkan lima pedoman kuantitatif yang biasa digunakan dalam praktik.
Jawab :
a. Pedoman kuantitif resmi yang berlaku untuk materialitas laporan keuangan adalah standar
auditing (GAAS) dan standar akuntansi (GAAP) (hal. 332)
b. Beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik yaitu :
1. 5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak ( 10% untuk laba yang lebih kecil, 5%
untuk laba yang lebih besar )
2. ½% hingga 1% dari total aktiva
3. 1% dari ekuitas
4. ½% hingga 1% dari pendapatan kotor
5. Suatu presentase variable berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau
total pendapatan
8-11 a. Defenisi risiko pengendalian.
b. Dapatkah risiko pengendalian ditetapkan nol? Jelaskan.
c. Apa yang harus dilakukan oleh seorang auditor untuk mendukung suatu penilaian mengenai
risiko pengendalian di bawah maksimum?
d. Apa yang harus dilakukan oleh seorang auditor untuk mendukung suatu tingkat penilaian risiko
pengendalian yang lebih rendah?
Jawab:
a. Risiko pengendalian (control risk) risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam
suatu asersi tidak akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian
intern. (hal 342)
b. Risiko pengendalian tidak dapat ditetapkan nol karena pengendalian intern tidak dapat
menyediakan keyakinan yang lengkap bahwa semua salah saji yang material akan dicegah
atau dideteksi. (hal 342)
c. Kemampuan auditor untuk menilai risiko pengendalian di bawah maksimum dapat dikurangi
dan auditor harus peka terhadap kemampuan manajemen untuk mengesampingkan
pengendalian adalah salah satu cara auditor untuk mempertimbangkan akan meningkatnya
risiko salah saji laporan keuangan akibat kecurangan yang dapat mempengaruhi
pertimbangan profesional. (hal 344)
d. Auditor tidak dapat mengubah tingkat actual dari risiko pengendalian untuk suatu asersi. Akan
tetapi, auditor dapat memvariasi tingkat risiko pengendalian yang dinilainya dengan
memodifikasi (1) prosedur-prosedur yang digunakan untuk memperoleh suatu pemahaman
tentang struktur pengendalian intern yang berhubungan dengan asersi, dan (2) prosedur-
prosedur yang digunakan untuk melaksanakan pengujian pengendalian. Secara umum,
penggunaan kedua golongan prosedur yang semakin ekstensif tersebut diperlukan ketika
auditor ingin mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah. (hal 342)
8-12 a. Apakah tanggung jawab auditor untuk menilai risiko salah saji akibat kecurangan?
b. Bedakan antara risiko kecurangnan akibat pelaporan keuangan yang curang dan risiko
kecurangan akibat penyalahgunaan aktiva.
c. Uraikan bagaimana auditor dapat menilai risiko kecurangan dalam proses menilai risiko bawaan
dan risiko pengendalian.
d. Uraikan beberapa cara yang berbeda yang dapat dilakukan oleh auditor dalam risiko salah saji
akibat kecurangan.
Jawab :
a. Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, baik itu kekeliruan maupun kecurangan.
AU 316, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, (SAS No. 82), mensyaratkan
auditor untuk menilai risiko salah saji material akibat kecurangan tanpa peduli apakah auditor
akan merencanakan untuk menilai risiko bawaan atau risiko pengendalian pada tingkat
maksimum. (hal 343)
b. Pelaporan keuangan yang curang mungkin akan melibatkan tindakan-tindakan sebagai
berikut:
Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen-dokumen
pendukung yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
Interpretasi yang salah dalam, atau penghilangan yang disengaja dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya dalam laporan keuangan.
Penerapan yang salah secara sengaja dari prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara peyajian, atau pengungkapan.
Sedangkan penyalahgunaan aktiva dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
penyelundupan penerimaan, pencurian aktiva, atau menyebabkan suatu entitas untuk
membayar barang atau jasa yang tidak diterima.(hal 343)
c. Factor-faktor spesifik yang mungkin akan dipertimbangkan oleh seorang auditor ketika menilai
risiko bawaan dan risiko pengedalian adalah ekstensif. Standar professional (AU 316),
Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, mensyaratkan auditor untuk menilai
risiko salah saji material akibat kecurangan dalam setiap audit. (hal 343, 344, 358)
d. Pertimbangan mengenai meningkatnya risiko salah saji laporan keuangan akibat kecurangan
dapat mempengaruhi pertimbangan professional auditor melalui cara berikut:
Tim audit dapat dipilih dengan suatu cara yang memastikan bahwa pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan personel yang ditugaskan dalam tanggung jawab perikatan
yang signifikan sesuai dengan penilaian auditor terhadap tingkat risiko.
Tim audit dapat melaksanakan audit dengan memperjelas tingkat skeptisme professional.
Auditor dapat memutuskan untuk mempertimbangkan lebih lanjut pemilihan dan
penerapan manajemen terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang belaku umum, terutama
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan atau penilaian
aktiva.
Kemampuan auditor untuk menilai risiko pengendalian di bawah maksimum dapat
dikurangi dan auditor harus peka terhadap kemampuan manajemen untuk
mengesampingkan pengendalian. (hal 344)
8-13 a. Defenisi risiko prosedur analitis.
b. Apakah yang mempengaruhi tingkat aktual dari risiko prosedur analitis untuk suatu asersi?
Jawab :
a. Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran, misalnya
membandingkan saldo suatu akun dengan data nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun
tersebut. (hal 211)
b. Tingkat aktual dari risiko prosedur analitis dapat dirubah oleh auditor dengan memvariasikan
sifat, waktu, dan ekstensivitas pengujian-pengujian atau penempatan staf audit yang
berhubungan dengan pengujian substantive yang dilaksanakan pada suatu asersi. (hal 344)
8-14 a. Defenisi risiko pengujian terici.
b. Apakah yang mempengaruhi tingkat aktual dari risiko prosedur analitis untuk suatu asersi.
Jawab :
a. Risiko pengujian terinci berarti auditor pelru merencanakan pengujian transaksi dan pengujian
saldo dengan suatu cara yang akan menghasilkan risiko yang dapat diterima bahwa terdapat
kemungkinan kegagalan dalam mendeteksi salah saji yang material. (hal 339)
b. Seperti pada pertanyaan sebelumnya bahwa tingkat aktual dari risiko prosedur analitis dapat
dirubah oleh auditor dengan memvariasikan sifat, waktu, dan ekstensivitas pengujian-
pengujian atau penempatan staf audit yang berhubungan dengan pengujian substantive yang
dilaksanakan pada suatu asersi begitupun dengan risiko pengujian terinci. (hal 344)
8-15 Bagaimana hubungan di antara komponen-komponen risiko audit?
Jawab :
Risiko audit dapat dinyatakan dalam tiga atau empat komponen. Komponen risiko bawaan dan
risiko pengendalian berada di luar pegendalian audto dan jarang dinilai oleh auditor. Seringkali
berguna untuk menyatakan risiko deteksi sebagai suatu produk dari dua komponen, risiko
prosedur analitis dan risiko pengujian terinci. Auditor mempertahankan risiko audit pada tingkat
rendah yang sesuai, dengan mengendalikan risiko-risiko tersebut untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Tingkat risiko
prosedur analitis dan risiko pengujian terinci yang rendah menunjukkan bahwa tingkat keyakinan
yang lebih tinggi diperlukan dari jenis bukti audit tersebut. Berikut gambar yang menunjukkan
hubungan dari komponen-komponen ini:
Menilai Risiko Menilai Risiko Merancang Audit untuk = Risiko Audit
Bawaan Pengendalian Mencapai Risiko Deteksi
Salah saji material
tetap tidak dapat
dideteksi dalam
asersi individual
Kerentanan asersi individual terhadap salah saji material
Pengendalian intern
Salah saji material tidak dapat dicegah atau dideteksi dan dikoreksi oleh pengendlian intern klian
Prosedur auditor untuk
melakukan verifikasi
Laporan keuangan dengan keyakinan yang memadai bahwa laporan tersebut bebas dari salah saji material