Tugas Anak Poliomyelitis Dan Osteomyelitis

43
KEPERAWATAN ANAK I ASUHAN KEPERAWATAN ANAK POLIOMYELITIS DAN OSTEOMYELITIS Disusun oleh : 1. Moch Fajar Sidiq Maulana H. P17320312026 2. Mirza Riadiani Surono P17320312041 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

description

hdjhcjdhcjhd

Transcript of Tugas Anak Poliomyelitis Dan Osteomyelitis

KEPERAWATAN ANAK IASUHAN KEPERAWATAN ANAKPOLIOMYELITIS DAN OSTEOMYELITIS

Disusun oleh :1. Moch Fajar Sidiq Maulana H.P173203120262. Mirza Riadiani SuronoP17320312041

Tingkat II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNGPROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGORJl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor

14

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang POLIOMYELITIS dan OSTEOMYELITIS. Meskipun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat menyelesaikannya dengan baik.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ANAK I. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Terutama terhadap pembimbing kami Ibu Ningning S, M.Kep.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian

Bogor, April 2013

Penyusun

Daftar Isi

Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I1PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah1C.Tujuan2BAB II3TINJAUAN TEORI POLIOMYELITIS3A.Pengertian3B.Etiologi3C.Manifestasi Klinis31.Poliomielitis Asimtomatis32.Poliomielitis Abortif33.Poliomielitis Non Paralitik34.Poliomielitis Paralitik4D.Patofisiologi4E.Pathway5F.Pemeriksaan Penunjang Diagnostik71.Viral Isolation72.Uji Serology73.Cerebrospinal Fluid ( CSF)7G.Penatalaksanaan Medis7H.Prognosis8I.Komplikasi8J.Konsep Asuhan Keperawatan pada Poliomielitis91.Pengkajian92.Diagnosa Keperawatan113.Intervensi11BAB III12TINJAUAN TEORI OSTEOMYELITIS12A.Definisi12B.Etiologi12C.Manifestasi Klinis13D.Patofisiogi13E.Pathway15F.Pemeriksaan Diagnostik16G.Penatalaksanaan Medis16H.Komplikasi17I.Konsep Asuhan Keperawatan pada Osteomyelitis181.Pengkajian182.Diagnosa Keperawatan193.Intervensi194.Implementasi205.Evaluasi20BAB IV21PENUTUP21DAFTAR PUSTAKA2211

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPoliomyelitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus engan predileksi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang daninti motorik batang otak,dan akibat kerusakan bagian sususan saraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta atrofi otot. Di indonesia penyakit poliomyelitis orng dewasa jarang terjadi. Penyakit poliomyelitis jarang terdapat pada bayi dibawah umur 6 bulan, diperkirakan masih mempunyai kekebalan dari ibunya. Penyakit dapat ditularkan oleh karier yang sehat atau oleh kasus yang abortif. Bila virus prevalen pada suatu daerah, maka penyakit ini dapat dipercepat penyebarannya dengan operasi seperti tonsilektomi, ekstraksi gigi yang merupakan porte dentree atau penyuntikan.Di Negara-negara berkembang osteomielitis masih merupakan masalah dalam bidang ortopedi. Sebelum ditemukannya antibiotik, osteomielitis masih merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak. Keberhasilan pengobatan osteomielitis ditentukan oleh fakor-faktor diagnosis yang dini dan penatalaksanaan pengobatan berupa pemberian antibiotik atau tindakan pembedahan. Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang yang disebabkan oleh invasi mokroorganisme (bakteri dan jamur). Diagnosis perlu ditegakkan sedini mungkin, terutama pada anak-anak sehingga pengobatan dapat segera dimulai dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan kerusakan yang lebih lanjut pada tulang.Rumusan Masalah1. Apa definisi dari Poliomyelitis dan Osteomyelitis?2. Apa etiologi dari Poliomyelitis dan Osteomyelitis?3. Apa manifestasi klinis Poliomyelitis dan Osteomyelitis?4. Apa patofisiologi dari Poliomyelitis dan Osteomyelitis?5. Apa pathway Poliomyelitis dan Osteomyelitis?6. Apa pemeriksaan diagnostik Poliomyelitis dan Osteomyelitis?7. Apa penatalaksanaan medis Poliomyelitis dan Osteomyelitis?8. Apa komplikasi Poliomyelitis dan Osteomyelitis?9. Bagaimana asuhan keperawatan pada Klien Poliomyelitis dan Osteomyelitis?Tujuan1. Tujuan UmumSecara umum makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan pada Klien dengan poliomielitis dan osteomielitis.2. Tujuan Khususa. Menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisiologi dari poliomielitis dan osteomielitis.b. Menjelaskan manifestasi klinis dan pengobatan dari poliomielitis dan osteomielitis.c. Menjelaskan asuhan keperawatan dari poliomielitis dan osteomielitis.

BAB IITINJAUAN TEORI POLIOMYELITIS1. PengertianPoliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).EtiologiPenyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran (feses) atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut. Virus polio masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak ditenggorokan dan usus. Berkembang biak selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan dikeluarkan melalu tinja selama beberapa minggu kemudian.PatofisiologiVirus biasanya memasuki tubuh melalui rongga orofaring, berkembang biak dalam traktus digestivus, kelenjar getah bening regional dan sistem retikuloendotelial. Dalam keadaan timbul : Perkembangan virus. Tubuh bereaksi dengan membentuk tipe antibody spesifik. Bila pembentukan zat anti dalam tubuh mencukupi dan cepat maka virus akan dinetralisasikan sehingga timbul gejala klinik yang ringan, atau tidak terdapat sama sekali dan timbul imunitas terhadap virus tersebut. Bila proliferasi virus tersebut lebih cepat dari pembentukan zat anti, maka akan timbul viremia dan gejala klinik,kemudian virus akan terdapat dalam feses untuk beberapa minggu lamanya.

Pohon MasalahPoli virus PV(Genus Enterovirus dan family Picorna viridae)

Virus menular melalui kotoran (feses) atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi

Masuk kedalam tubuh melalui mulut

Menginfeksi saluran tenggorokan dan usus (berkembang biak)

Virus memasuki aliran darahTimbul verimia virus

Virus menyerang sistem saraf pusat Nyeri Hipertermi

Melemahnya otot

Kelumpuhan (paralysis)

Gangguan mobilitas fisik

Manifestasi KlinisManifestasi klinis dari poliomyelitis dapat berupa asimtomatis (silent infection), poliomyelitis abortif, poliomyelitis non paralitik, dan poliomyelitis paralitik, Poliomielitis yang terbagi menjadi empat bagian tersebut :Poliomielitis AsimtomatisSetelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.Poliomielitis AbortifTimbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.Poliomielitis Non ParalitikGejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke-2 dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.Poliomielitis ParalitikGejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau kranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :a. Bentuk spinalGejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.b. Bentuk bulbarGangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.c. Bentuk bulbospinalDidapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.d. Kadang ensepalitikDapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang kejang.Masa inkubasi poliomyelitis umumnya berlangsung selama 6-20 hari dengan kisaran 3-35 hari. Respon terhadap infeksi virus polio sangat bervariasi dan tingkatannya tergantung pada bentuk manifestasi klinisnya. Sekitar 95% dari semua infeksi polio termasuk sub-klinis tanpa gejala atau asimtomatis.Pemeriksaan Penunjang DiagnostikPenyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :1. Viral IsolationPoliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat. Jika poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.Uji SerologyUji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat Klien tersebut sakit.Cerebrospinal Fluid ( CSF)Cerebrospinal Fluid di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).Penatalaksanaan MedisPoliomyelitis asimtomatis tidak perlu perawatan. Poliomyelitis abortif diatasi dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktivitas dapat dimulai lagi. Sesudah 2 bulan dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kemungkinan kelainan muskuloskeletal. Poliomyelitis paralitik/ non-paralitik diatasi dengan Istirshat mutlak paling sedikit 2 minggu, perlu pengawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralisis pernapasan. Terapi kausal tidak ada.Fase akut: Analgetik untuk rasa nyeri otot. Lokal diberi pembalut hangat. Sebaiknya dipasang footboard (papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap tungkai. Antipiretik untuk menurunkan suhu. Jika terdapat retensi urine dilakukan kateterisasi. Bila terjadi paralisis pernapasan seharusnya dirawat di unit perawatan khusus karena Klien memerlukan bantuan pernapasan khusus (mekanis). Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang refleks menelan terganggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak harus diletakan lebih rendah dan dimiringkan ke salah satu sisi.Sesudah fase akut: Kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan fisioterapi. Tindakan ini dilakukan setelah 2 hari demam hilang. Akupuntur yang dilakukan sedini mungkin segera setelah diagnosis ditegakkan akan membawa hasil yang memuaskan.Penatalaksanaan KeperawatanPenatalaksanaan untuk mencegah penularan Klien perlu dirawat di kamar isolasi dengan perangkat lengkap kamar isolasi dan memerlukan pengawasan yang teliti. Mengingat bahwa virus polio juga terdapat pada feses Klien maka bila membuang feses harus betul-betul ke dalam lobang WC dan disiram air sebanyak mungkin. Kebersihan WC/sekitarnya harus diperhatikan dan dibersihkan dengan desinfektan. Masalah Klien yang perlu diperhatikan bahaya terjadi kelumpuhan, gangguan psikososial, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.Menganjurkan klien tidur selama 2 minggu/lebih bergantung pada jenis penyakit bentuk polio. Karena Klien merasakan sakit pada otot yang sarafnya terkena maka Klien tidak mau bergerak sendiri. Oleh karena itu Klien ditolong di atas tempat tidur dengan hati-hati misalnya mau memasang pot, atau bila akan mengubah posisi angkatlah dahulu kaki/anggota yang sakit dan orang lain memasangkan pot atau membereskan alat tenun.PrognosisBergantung pada beratnya penyakit. Pada bentuk palatik sesuai dengan bagian yang mana yang terkena. Bentuk spinal dengan paralisis pernafasan dapat ditolong dengan bantuan pernafasan buatan. Tipe bulbar prognosisnya buruk, kematian biasanya karena kegagalan fungsi pusat pernafasan atau infeksi sekunder pada jalan nafas. Otot-otot yang lumpuh dan tidak pulih kembali menunjukan paralisis tipe flasid dengan atonia,refleksi dan degenerasi. Komplikasi residual paralisis tersebut ialah kontraktur terutama sendi sublukasi bila otot yang terkena sekitar sendi, perubahan trofik oleh sirkulas yang kurang sempurna hingga mudah terjadi ulserasi. Pada keadaan ini diberikan pengobatan secara ortopedik.Penyakit poliomielitis akan selalu menimbulkan kelumpuhan otot yang sarafnya terkena virus polio tersebut (kecuali yang ringan tidak). Misalnya jenis paralitik, kelumpuhan mengenai anggota gerak terutama kaki. Kelumpuhan tersebut akibatatrofi otot sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. Bila mengenai saraf pusat pernapasan akan terjadi gagal napas. Pada bentuk bulbar juga dapat mengenai otot telan sehingga dapat terjadi aspirasi pneumoni. Jika polio mengenai bayi dapat terjadi kelumpuhan otot abdomen sehingga dapat terjadi gangguan eliminasi. Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami kelumpuhan, maka Klien perlu pengawasan secara kontinu.Komplikasi1. Hiperkalsuria2. Melena3. Pelebaran lambung akut.4. Hipertensi5. Ringan.6. Pneumonia.7. Ulkus dekubitus dan emboli paru.8. Psikosis

Konsep Asuhan Keperawatan pada Poliomielitis1. Pengkajiana. Identitas KlienNama Klien, No. RM, Tempat Tanggal Lahir, Umur, Agama, Pendidikan, Alamat, Jenis Kelamin, Penanggung Jawabb. Riwayat kesehatan1) Riwayat Penyakit Dahulu-Penyakit waktu kecil -Pernah MRS -Alergi -Imunisasi2) Riwayat Penyakit Sekarang-Keluhan utama-Tindakan pertama3) Riwayat Penyakit Keluarga.-Penyakit keturunan-Penyakit menular4) Riwayat Antenatal-Keluhan selama hamil-ANC5) Riwayat Natal-Umur kehamilan-Jenis persalinan-Keadaan bayi-Penyakit saar persalinan6) Riwayat Neonatal-Kondisi bayi-BB waktu lahir-TB waktu lahir7) Riwayat Gizi-Pemberian ASI-Pemberian MPASI-Makan sehari-hari8) Riwayat Psikososial-Yang mengasuh-Hub dengan keluarga-Hub dengan lingkungan sekitar9) Riwayat Tumbuh Kembang-Mengangkat kepala-Tengkurap-Duduk-Gigi tumbuh pertama-Merangkak-Berdiri- Berjalan dituntun-Berjalan berpegangan-Berjalan sendiri-Berbicara-Tidak ngompolc. Pemeriksaan fisik MuskuloskeletalEkstremitas klien akral hangat, ada nyeri waktu berjalan. Ekstremitas pada Bayi Perhatikan posisi tidur. Bayi normal menunjukkan posisi tungkai menekuk padalutut dan pinggul. Bayi yang lumpuh akan menunjukkan tungkai lemas dan lututmenyentuh tempat tidur. Lakukan rangsangan dengan menggelitik atau menekan dengan ujung pensil padatelapak kaki bayi. Bila kaki ditarik berarti tidak terjadi kelumpuhan. Pegang bayi pada ketiak dan ayunkan. Bayi normal akan menunjukkan gerakankaki menekuk, pada bayi lumpuh tungkai tergantung lemas Ekstremitas Anak besar Mintalah anak berjalan dan perhatikan apakah pincang atau tidak. Mintalah anak berjalan pada ujung jari atau tumit. Anak yang mengalamikelumpuhan tidak bisa melakukannya. Mintalah anak meloncat pada satu kaki. Anak yang lumpuh tak bisa melakukannya.Mintalah anak berjongkok atau duduk di lantai kemudian bangun kembali. Anak yang mengalami kelumpuhan akan mencoba berdiri dengan berpegangan merambat pada tungkainya. Tungkai yang mengalami lumpuh pasti lebih kecil.1. Diagnosa Keperawatana. Hipertermi b/d proses infeksi.b. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.c. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.d. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.e. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit.Rencana KeperawatanNo.Diagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1.Hipertermi b/d proses infeksi d/dDS : Klien mengatakan badannya demam.DO : Adanya peningkatan suhu tubuh.

Tujuan suhu akan kembali normal dalam waktu 1x 24 jam.Kriteria hasil : Suhu normal 36,5C- 37,5C. Nadi dan pernapasan dalam rentan normal (N= < 160x/menit , RR= 30-40 x/menit) Pantau suhu tubuh.

Jangan pernah menggunakan usapan alcohol saat mandi/kompres. Hindari mengigil.4

Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit.

Untuk mencegah kedinginan tubuh yang berlebih. Dapat menyebabkan efek neurotoksi.

Mengurangi penguapan tubuh. Dapat membantu mengurangi demam

2.Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis d/dDS : Klien mengatakan badan Klien lemas disekujur tubuhnya, tungkai kanan sulit digerakkanDO : Tidak mampu berdiri dan berjalan, letargi

Tujuan:Dalam waktu 3 x 24 jam, klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kriteria hasil : Klien dapat ikut serta dalam program latihan. Tidak terjadi kontraktur sendi. Bertambahnya kekuatan otot. Klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Tentukan aktivitas.

Catat dan terima keadaan kelemahan(kelelahan yang ada).

Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untukaktif seperti pemasukan makananyang tidak adekuat. Evaluasi kemampuan untukmelakukan mobilisasi secara aman.

Kolaborasi dengan fisioterapis Memberikan informasi untukmengembangkan rencana perawatanbagi program rehabilitasi. Kelelahan yang dialami dapatmengindikasikan keadaan anak.

Memberikan kesempatan untukmemecahkan masalah untukmempertahankan atau meningkatkan mobilitas.

Latihan berjalan dapat meningkatkankeamanan dan efektifan anak untukberjalan.

ImplementasiImplementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah di rencanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk kesehatan lainya. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.Evaluasia. Suhu tubuh normalb. Pola napas efektifc. Nyeri hilangd. Tidak terjadi gangguan mobilitase. Pengetahuan meningkat

BAB IIITINJAUAN TEORI OSTEOMYELITIS1. DefinisiOsteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.(Brunner, suddarth.(2001).Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).Osteomielitis adalah infeksi pada tulang yang biasanya menyerang metafisis tulang panjang (FKUI Jakarta, 1996, hal 131).EtiologiPatogen bakteri yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, meliputi 40-80% kasus. Haemophylus influenzae tipe b merupakan patogen penting yang menyebabkan osteomielitis, terutama pada anak sebelum umur 3 tahun. Namun, insidennya mungkin sangat menurun dengan imunisasi rutin dan luas. Pada neonatus, streptokokus tipe B dan koliform menunjang kepentingan yang lebih besar. Patogen bakteri yang kurang lazim adalah Streptococcus pneumoniae; Streptococcus pyogenes; basili gram negatif seperti Salmonella, Brucella, Kingella, Pseudomonas dan Serratia; juga Staphylococcus anaerob, kogulase-negatif dan Neisseria spp. Dua organisme terakhir kadang-kadang menyebabkan sepsis dan osteomielitis pada neonatus. Lagipula, Neisseria gonorrhoeae dapat menyebabkan osteomielitis pada remaja yang aktif secara seksual.Pseudomonas aeruginosa mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi struktur kartilago kaki, pasca luka tusuk. Pseudomonas juga menyebabkan osteomielitis pada pengguna obat intravena.Salmonella dan Brucella cenderung menyebabkan osteomielitis nonsupuratif, dengan kecenderungan melibatkan tulang vertebra. Osteomielitis nonsupuratif multifokal diuraikan di mana-mana. Osteomielitis Salmonella cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan hemoglobinopati, walaupun pada kelompok ini, Staphylococcus aureus tetap merupakan patogen yang dominan. Kingella kingae merupakan penyebab osteomielitis yang kurang disadari, artritis septik, dan spondilodiskitis pada anak, terutama sebelum umur 5 tahun.Osteomielitis anaerob mengkomplikasi infeksi pascatrauma, gigitan manusia dan ulkus dekubitus. Patogen yang menyebabkan osteomielitis disertai dengan sinusitis, mastoiditis, atau infeksi gigi adalah gambaran flora mikrobiologis permukaan mukosa berdekatan yang terinfeksi (sinus paranasal, mastoid, gingiva). Aktinomisetes dapat menyebabkan osteomielitis spina dan mandibula dengan mulainya tidak nyata. Mikrobakteria dan jamur (Cryptococcus, Candida, Sporothrix, Blastomyces, Aspergillus) merupakan patogen yang kurang lazim yang menyebabkan osteomielitis. Faktor-faktor yang memberi kecenderungan pada osteomielitis jamur adalah umur (neonatus), lunak tusuk, dan imunosupresi.PatofisiogiOsteomyelitis adalah infeksi tulang yang dapat terjadi pada sembarang tulang dalam tubuh. Lokasi paling sering adalah femur dan tibia. Humerus dan pinggul jarang terkena. Tengkorak adalah lokasi umum terjadinya osteomyelitis pada bayi. Biasanya terdapat suatu keadaan predisposisi seperti gizi dan higiene yang buruk.Emboli bakteri mencapai arteri kecil di metafisis yang sirkulasinya lambat. Kemudian, terbentuk suatu abses dan menggantikan tulang yang menyebabkan peningkatan tekanan dan nekrosis sekunder. Abses ini akhirnya dapat ruptur di dalam tulang ruang subperiosteal. Infeksi ini menyebar di bawah periosteum, mengakibatkan trombosis pada pembuluh darah dan menambah nekrosis. Kemudian terjadi gangguan siklus sirkulasi sehingga dapat terbentuk sebuah sinus dan memperluas infeksi ke kulit. Perluasan ke persendian dapat menyebabkan atritis septik. Kondisi ini dapat menjadi kronis dan cukup resisten terhadap terapi, serta sering kali memerlukan intervensi bedah. Epifisis umumnya tidak terkena karena memiliki sirkulasi yang terpisah.Berbagai organisme dapat menyebabkan osteomyelitis, baik secara langsung (eksogen) atau melalui darah dari infeksi di tempat lain (hematogen). Sumber eksogen meliputi kontaminasi dari luka tembus, fraktur terbuka, kontaminasi selama pembedahan, atau perluasan sekunder melalui abses, luka bakar, atau luka biasa. Rute hematogen biasanya lebih sering terjadi ; yang termasuk sumber hematogen adalah furunkel, abrasi kulit, infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, abses gigi dan pielonefritis. Bentuk hematogen sering bersifat subakut karena infeksi yang mendahuluinya sering sudah diobati dengan antibiotik.Pohon Masalah Fraktur Terbuka Fokus Septik Hygiene yg buruk.

Organisme

Metafisis/Diafisis

Proses Infeksi Suhu tubuh meningkat.

Penyebaran Korteks Periosteum Persendian.

Abses jaringan Lunak

Pengangkatan Aliran darah subperiosteal periosteum meningkat

Menembus kulit Menekan pembuluh darah

Bengkak

Fistula suplai darah terputus.

Intoleransi aktivitas

Defisit perawatan diriSekuester

Resiko infeksi

Sumber : Sachdeva, 2006 hal 93.Sjamsuhidayat W. De Jong, hal 1221

Manifestasi Klinis1. Nyeri tiba-tiba, nyeri tekan di atas tulang dan pembengkakan dan rasa hangat di atas tulang.2. Demam.3. Kemungkinan dehidrasi.4. Keengganan menggerakkan tungkai atau menahan beban 5. Menahan ekstremitas dalam posisi semifleksi (spasme otot)6. Iritabilitas7. Nafsu makan buruk8. Tanda-tanda inflamasi dan infeksi lokal (hangat,eritema,drainase,penurunan rentang pergerakan)9. Letargi

Pemeriksaan Diagnostik1. RontgenMenunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua minggu kemudian tampak bintik-bintik dekalsifikasi pada batang tulang, yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda-tanda pembentukan involukrom (Overdoff, 2002:572).2. Pemeriksaan darahSel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah.3. Pemeriksaan titer antibody anti staphylococcusPemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas.4. Pemeriksaan fesesPemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri salmonella.5. Pemeriksaan biopsy tulang.Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk serangkaian tes.6. Pemeriksaan ultra sound.Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.7. Pemeriksaan radiologis.Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.8. Pemeriksaan tambahan :a. Bone scan: Dapat dilakukan pada minggu pertama.b. MRI: Jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.Penatalaksanaan MedisPemberian antibiotik secara IV dimulai setelah bahan kultur darah diambil. Antibiotik biasanya diberikan selama minimal 4 minggu dan biasanya diberikan untuk 6 minggu,bergantung pada durasi gejala, respon terhadap pengobatan, dan sensitivitas organisme. Antibiotik intravena dapat digunakan di lingkungan rawat jalan atau di rumah, atau anak dapat diberikan antibiotik oral untuk melengkapi proses pengobatan di rumah untuk mengurangi biaya. Jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati osteomyelitis bergantung pada hasil kultur dan sensitivitas. Intruksi tirah baring dapat diberikan, dan ekstremitas yang sakit biasanya diimobilisasi dengan gips atau belat. Pembedahan dapatdilakukan untuk mengeringkan area tersebut dan mengeluarkan tulang yang nekrotik. Selama pembedahan, dipasang slang polientilen dalam tulang satuuntuk memberi larutan antibiotik (biasanya slang yang diatas) dan yang lain untuk drainase. Debridemen lokal dapat dilakukan untuk membuang sumber infeksi dan membersihkan area.Penatalaksanaan Keperawatan1. Daerah yang mengalami osteomielitis harus dilakukan diimobilisasi untuk mengurangi ketidak nyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah.2. Dapat dilakukan rendaman salin selama beberapa kali selama 20 menit perhari untuk meningkatkan aliran darah.3. Kompres : hangat, atau selang seling hangat dan dingin.Komplikasi1. Dini :a. Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi).b. Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya sembuh.c. Atritis septik2. Lanjut :a. Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan fungsi tubuh yang terkena.b. Fraktur patologis.c. Kontraktur sendi.d. Gangguan pertumbuhan

Konsep Asuhan Keperawatan pada Osteomyelitis1. Pengkajiana. IdentitasNama Klien, No. RM, Tempat Tanggal Lahir, Umur, Agama, Pendidikan, Alamat, Jenis Kelamin, Penanggung Jawab.b. Riwayat kesehatan1) Riwayat Penyakit Dahulu-Penyakit waktu kecil -Pernah MRS -Alergi -Imunisasi2) Riwayat Penyakit Sekarang-Keluhan utama-Tindakan pertama3) Riwayat Penyakit Keluarga.-Penyakit keturunan-Penyakit menular4) Riwayat Antenatal-Keluhan selama hamil-ANC5) Riwayat Natal-Umur kehamilan-Jenis persalinan-Keadaan bayi-Penyakit saar persalinan6) Riwayat Neonatal-Kondisi bayi-BB waktu lahir-TB waktu lahir7) Riwayat Gizi-Pemberian ASI-Pemberian MPASI-Makan sehari-hari8) Riwayat Psikososial-Yang mengasuh-Hub dengan keluarga-Hub dengan lingkungan sekitar9) Riwayat Tumbuh Kembang-Mengangkat kepala-Tengkurap-Duduk-Gigi tumbuh pertama-Merangkak-Berdiri- Berjalan dituntun-Berjalan berpegangan-Berjalan sendiri-Berbicara-Tidak ngompolc. Pemeriksaan Fisik1. Pemeriksaan Fisika) Keadaan UmumTingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada keadaan klien)Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan paa kasus osteomielitis biasanya akut)Tanda-tanda vital tidak normalb) Sistem PernafasanPada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara nafas tambahan.c) Sistem KardiovaskulerPada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur.d) Sistem MuskuloskeletalAdanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.1) B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.2) Look. Pada osteomielitis hematogen akut akan ditemukan gangguan pergerakan sendi karena pembengkakan sendi dan gangguan bertambah berat bila terjadi spasme local. Gangguan pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi (arteritis septik). Secara umum, klien osteomielitis kronis menunjukkan adanya luka khas yang disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening yang berasal dari tulang yang mengalami infeksi dan proses supurasi. Manifestasi klinis osteomielitas akibat fraktur terbuka biasanya berupa demam, nyeri, pembengkakan pada daerah fraktur, dan sekresi pus pada luka.3) Move. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (Mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. Pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguan/keterbatasan gerak sendi pada osteomielitis akut.Diagnosa Keperawatana. Nyeri dengan inflamasi dan pembengkakan.b. Gangguan mobilitas fisik dengan nyeri, alat imobilisasi danketerbatasan menahan beban.c. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.d. Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang Intervensi.e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.f. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan pengobatan.NoDiagnosaTujuanIntervensiRasional

1Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakanSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil klien dapat mengekspresikan perasaan nyerinya, klien dapat tenang dan istirahat1. Mengkaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala nyeri (0-10)2. Mempertahankan immobilisasi (back slab)

3. Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka

4. Amati perubahan suhu setiap 4 jam5. Kompres air hangat

Kolaborasi :Pemberian obat-obatan analgesik1. Mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat me- nentukan jenis tindak annya

2. Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaring- an yang luka.3. Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeri4. Mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi5. Mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman

Mengurangi rasa nyeri

2Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi danketerbatasan menahan beban berat badan.setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik dengan criteria hasil klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri1. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkan2. Tinggikan ekstremitas yang sakit, instruksikan klien / bantu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit3. Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak4. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas

5. Berikan dorongan pada klien untuk melakukan AKS dalam lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan6. Ubah posisi secara periodik

Kolabortasi :Fisioterapi / aoakulasi terapi1. Agar gangguan mobilitas fisik dapat berkurang

2. Dapat meringankan masalah gangguan mobilitas fisik yang dialami klien

3. Dapat meringankan masalah gangguan mobilitas yang dialami klien4. Agar klien tidak banyak melakukan gerakan yang dapat membahayakan Mengurangi terjadinya penyimpangan penyimpangan yang dapat terjadi5. Mengurangi gangguan mobilitas fisik

6. Mengurangi gangguan mobilitas fisik

Mengurangi gangguan mobilitas fisik

ImplementasiImplementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah di rencanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk kesehatan lainya. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.Evaluasia. Nyeri hilangb. Tidak terjadi gangguan mobilitas fisikc. Suhu tubuh normald. Tdak terjadi infeksie. Perfusi jaringan efektiff. Nutrisi seimbang

BAB IVPENUTUP1. KesimpulanPoliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).SaranPenulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, tapi kami telah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta :EGCWahab, A Samik.2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 2 Edisi 15.Jakarta:EGCLynn Betz,Cecily dan Linda A. Sowden.2009.Buku saku Keperawatan Pediatri edisi 5.Jakarta:EGC