TUGAS ALPguyfgiuygiuR

6
TUGAS MATA KULIAH ANALISIS LOKASI & POLA RUANG “RESUME TEORI LOKASI VON THUNEN” Oleh : Yunita Ratih Wijayanti (145060601111060) JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA

description

ytvfiytfivytfiyfiyfytfytftfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffv65rv8r5v85

Transcript of TUGAS ALPguyfgiuygiuR

TUGAS MATA KULIAHANALISIS LOKASI & POLA RUANG

RESUME TEORI LOKASI VON THUNEN

Oleh :Yunita Ratih Wijayanti(145060601111060)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2015Resume Teori Lokasi VonThunenSeorang ahli ekonomi pertanian asal Jerman, Johan Heinrich Von Thunen (1783-1850) telah membuat teori tentang lokasi pertanian pada awal abad ke 19. Von Thunen mengembangkan teori ini berdasarkan pengamatan di daerah tempat tinggalnya. Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era industrialisasi. Teori ini bekerja dalam asumsi-asumsi sebagai berikut1. Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian isolated stated2. Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain single market3. Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan single destination4. Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah5. Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan maximum oriented6. Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah angkutan darat one moda transportation7. Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar equidistant.Berdasarkan asumsi tersebut, model Von Thunen ingin mengemukakan bahwa sewa lahan bergantung hanya pada faktor jarak lokasi pertanian ke pasar serta sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut). Inti dari teori Von Thunen adalah bahwa harga sewa lahan pertanian akan berbeda-beda nilainya tergantung tata guna lahannya. Harga lahan yang tinggi di pusat kota dan makin menurun jika makin menjauh dari pusat kota, harga tanah yang tinggi di jalan-jalan utama dan makin menurun jika makin menjauh dari jalan-jalan utama. Semakin tinggi kelas jalan-jalan utama tersebut maka makin mahal sewa tanah di sekitar jalan-jalan utama tersebut.

Pola keruangan pertanian menurut Von Thunen akan berbentuk seperti lingkaran pada gambar di bawah ini

Sumber:http://teacherweb.com/CA/WestlakeHighSchool/MichaelLynch/vonthunen.gif

Gambar tersebut terbagi 2, yang pertama mencirikan "isolated area" yang memperlihatkan daerah yang teratur, sedangkan gambar kedua memerlihatkan adanya moda transportasi sungai. Semua petani akan memaksimalkan produktivitas lahannya mengikuti permintaan pasar. Gambar tersebut juga menggambarkan penggunaan lahan sebagai berikut :1. Zona kesatu yang paling mendekati kota/pasar, diusahakan tanaman yang mudah rusak (highly perishable) seperti sayuran dan kentang(free cash cropping)2. Zona kedua merupakan hutan dengan hasil kayu (foresting) 3. Zona ketiga menghasilkan biji-biji seperti gandum, dg hasil yang relatif tahan lama dan ongkos transportasi murah 4. Zona keempat merupakan lahan garapan dan rerumputan, yang ditekankan pada hasil perahan seperti susu, mentega dan keju 5. Zona kelima untuk pertanian yang berubah-ubah, dua sampai tiga jenis tanaman 6. Zona keenam, berupa lahan yang paling jauh dari pusat, digunakan untuk rerumputan dan peternakan domba dan sapi. Model teori lokasi pertanian Von Thunen membandingkan hubungan antara biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi. Kewajiban petani adalah memaksimalkan keuntungan yang didapat dari harga pasar dikurang biaya transportasi dan biaya produksi. Aktivitas yang paling produktif seperti berkebun dan produksi susu sapi, atau aktivitas yang memiliki biaya transportasi tinggi seperti kayu bakar, lokasinya dekat dengan pasar.

Namun tampaknya teori tata guna lahan Von Thunen tidak dapat sepenuhnya diterapkan saat ini. Zaman modern seperti sekarang, jasa angkutan telah menjamur dan berlomba-lomba menawarkan harga murah. Masalah biaya angkut dirasa sudah tidak membebani pelaku produksi yang berasal dari daerah desa. Tetapi, perbedaan sewa lahan tetap tinggi di wilayah kota.

Kesimpulan penting yang dapat diambil dari pengembangan teori von Thunen :1. Kecenderungan semakin menurunnya keuntungan akibat makin jauhnya lokasi produksi dari pasar, namun terhadap perbedaan laju penurunan (gradien) antarkomoditas.2. Jumlah pilihan-pilihan menguntungkan yang semakin menurun sengan bertambahnya jarak ke pusat kota/pasar.

Sumber: Nugroho Irwan dan Rochim Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta : LP3EShttp://geograph88.blogspot.com, agnas setiawan, diakses tanggal 15/3/2015Rustiadi, Ernan., Sunsun Saefulhakim dan Dyah R Panuju. 2011. Perencanaan danPengembangan Wilayah. Jakarta : Crestpent Press dan Yayasan Pustaka OborIndonesiaTarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara