Tugas Akhir WSBB

13

Click here to load reader

Transcript of Tugas Akhir WSBB

Page 1: Tugas Akhir WSBB

PERBEDAAN KEHIDUPAN MASYARAKAT BAHARI PADA SAAT MENGGUNAKAN PERAHU LAYAR DAN ALAT PENANGKAPAN IKAN

TRADISIONAL DENGAN KEHIDUPAN PADA SAAT TELAH MENGGUNAKAN PERAHU BERMOTOR

Sebuah proses revolusioner telah dimulai dan terus berkembang dari

zaman dahulu hingga sekarang, revolusi atau perubahan ini pad amulanya

Cuma terjadi pada konteks lokal saja, maksudnya perubahan itu mempunyai

batasan-batasan, apakah itu dari segi formalitasnya maupun dari aspek

pembatasan daerah berlakunya misalnya.

Revolusi ini kemudian berkembang pada daerah/wilayah yang

menganutnya, dan akan memberikan pengaruh pada daerah itu sendiri, baik

itu bersifat positif movement maupun negative movement. Dari sebuah

gerakan revolusioner inilah kemudian mengalami sebuah pandemic dan

“menyerang” daerah-daerah lain yang ada pada batas pengaruhnya, lama-

kelamaan hal ini tersebar di seluruh belahan dunia, sehingga muncullah

menjadi Globalisasi.

Globalisasi inilah yang memberikan pergerakan yang sangat cepat

dan dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar, dan kita harus bersifat

fleksibel dalam menghadapinya. Globalisasi ini dapat berwujud apa saja, dari

segi politik, ekonomi, agama, bahkan aspek kehidupan juga dapat termasuk

di dalamnya.

Jika dikoherensikan dengan Mata Kuliah Wawasan Sosial Budaya

Bahari, maka aspek Globalisasi ini juga tidak dapat terlepas, di dalamnya.

Bahkan globalisai ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada

kehidupan Bahari di Indonesia Khususnya masyarakat bahari di Sulawesi

Selatan.

Page 2: Tugas Akhir WSBB

1. Di Bidang Ekonomi yang meliputui, Unsur Produksi, Distribusi, dan

konsumsi

Sesuai penjelasan sebelumnya, aspek ekonomi yang terpengaruh

akibat globalisasi ini khususnya dari segi Produksi tentulah berbeda

pada saat nelayan-nelayan kita masih menggunakan perahu layar dan

alat-alat tradisional dengan saat sekarang ini dimana skita dapat melihat

para nelayan kita telah menggunakan perahu bermotor dan alat tangkat

ikan yang lebih modern. Dari segi Kwantitatifnya saja sudah sangat

menonjolkan perbedaan, dimana saat nelayan menggunakan perahu

bermotor dan alat tangkap modern akan lebih banyak dibandingkan jika

masih menggunakan perahu layar dan alat tangkap sederhana.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, seperti kita

ketahui bersama bahwa perahu layar itu menggunakan udara yang

bergerak dalam hal ini angin sebagai sumber tenaga yang kemudian

menggerakkan perahu, biasanya nelayan memberikan bantuan

dorongan berupa dayungan yang tentu akan menguras banyak tenaga

dan juga daerah jangkauannya relatif sempit, sebenarnya bisa saja

mereka memperluas daerah tangkapannya namun suatu kendala baru

yang muncul ketika hasil tangkapan itu telah ada dan harus di buang sis-

sia jika keburu rusak di perahu sebelum di perjual belikan, belum lagi

cuaca yang tidak menentu yang bisa saja mengombang-ambingkan

perahu para nelayan tanpa arah di lautan bebas.

Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan nelayan di zaman

modern sekarang ini, dengan pembekalan mesin pada perahunya, tentu

akan memperluas daerah tangkapnya dan lebih mengefisienkan waktu

serta dapat mernjaga kualitas hasil tangkapan.

Page 3: Tugas Akhir WSBB

Dari segi kualitas, tentunya ikan segar lebih berkualitas di

bandingkan dengan ikan hasil tangkapan beberapa hari yang lalu, hal ini

menjadi sebuah kendala besar nelayan-nelayan tradisonal yang masih

memanfaatkan perlengkapan tradisional.

Distribusi, kita ketahi bersama bahwa distribusi merupakan suatu

proses penyaluran barang ke konsumen, apakah itu konsumen tingkat

pertama kedua dan seterusnya. Sebagaimana distribusi-distribusi barang

yag lain, sangat memerlukan sebuah kelancaran, terlebih lagi untuk

distribusi barang seperti hasil tangkapan laut, selain kelancaran juga

dibutuhkan kecepatan, karena memang berbeda antara barang yang

didistribusikan seperti barang-barang siap pakai misalnya kaos/pakaian,

dan alat-alat elektronik yang dapat bertahan walaupun berminggu-

minggu bahkan bertahun-tahun dalam proses pendistribusiannya, namun

berbicara mengenai distribusi makanan (hasil tangkapan laut) tentunya

sangat dibatasi oleh waktu yang dapat mempengaruhi kwalitas barang

tersebut, seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Dari distribusi itu tentunya masih berkaitan dengan proses

konsumsi, dimana suatu barang dapat sampai ke konsumen melalui

tahapan tahapan yang di dalamnya melibatkan proses distribusi.

Pendistribusian hasil tangkapan laut khingga Sampai pada TPI (Tempat

Pelelangan Ikan) , pasar(tardisonal/moder) hingga pada konsumen akhir.

Jika nelayan menggunakan alat-alat taradisional tentunya yang dapat

bertahan hingga proses akhir sangat sedikit di bandingkan jika mereka

menggunakan alat-alat modern.

2. Kelembagaan Masyarakat Bahari

Kelembagaan dipahami sebagai kesatuan dari komponen

organisasi dan aturan serta bidang-bidang kegiatan tertentu di wadahi

Page 4: Tugas Akhir WSBB

dan diaturnya dalam suatu masyarakat atau segmen-segmen

masyarakat. Kelembagaan sebenarnya berkembang dal;am unsur umum

kebudayaan , pengetahuan, bahasa, organisasi sosial, ekonomi,

teknologi, religi dan kesenian.

Dalam konteks budaya bahari yang modern atau tradisaional

kelembagaan terpusat pada unsur ekonomi, terutama perikanan dan

pelayaran. Meskipun terpusat padsa unsur ekonomi , namun

kelembagaan ekonomi kebaharian saling terikat secara fungsional

dengan kelembagaanm lainnya. Yang terikat secara fungsional itu

seperti;

- Kelembagaan-kelembagaan kekerabatan

- Kelembagaan-kelembagaan Agama dan Kep[ercayaan

- Kelembagaan-kelembagaan politik

- Kelembagaan-kelembagaan Kesenian

Struktir Kelembagaan masyarakat Nelayan tradisional dan masih

ada yang berkembang hingga saat ini seperti kita ambil contoh

Ponggawa Sawi di Sulawesi Selatan, dari segi kelompok atau organisasi,

P.sawi terdiri dari P.sawi darat dan anak buah/anggota. Anak buah terdiri

dari p.laut dan anggota. Ponggawa darat inilah yang berperan sebagai

pemilik sekaligus pemimpin usaha, dan p.laut sebagai pemimpin

pelayaran di laut. Sedanghkan anggota senantiasa menyumbangkan

tenaganya serta pengetahuan teknis dalam proses pelayaran dan

penangkapan ikan.

Hal ini merupakjan contoh organisasi atau kelembagaan

masyarakat nelayan tradisional, untuk nelayan-nelayan yang lebih

Page 5: Tugas Akhir WSBB

modern, sistem kelembagaannya lebih kompleks dan teratur, sebut

saja koperasi sebagai bentuk kelembagaannya. Sangat berbeda dengan

sistem p.sawi tadi, dalam sistem koperasi sangat teratut dan sangat

nyata proses poergerakan modal dan pembagaian hasil usahanya

(SHU=sisa hasil usaha) yang diatur dalam AD/RT nya. Tidak seperti

halnya dengan ponggawa sawi yang keuntungannya lebih berat ke arah

sang pemilik modal dalam hal ini ponggawa sawi itu sendiri.

3. Pengatahuan dan Kepercayaan

Pada masyarakat bahari yang masih menngunakan perahu

layar,masih terdapat beberapa kepercayaan apabila mereka hendak

melaut yaitu masih adanya beberapa ritual-ritual khusus yang mereka

lakukan sebelum berangkat melaut guna mendapatkan hasil yang

memadai,selain itu mereka juga masih percaya akan beberapa bahasa

yang dilarang mereka gunakan dalam proses mencari ikan.Dari segi

pengetahuan,terutama dalam proses pencarian tempat dimana ikan

berkumpul,mereka masih mengandalkan keadaan cuaca dan alam

seperti keadaan rasi bintang dan sebagainya kemudian ada pula nelayan

diantara mereka yang sengaja diiikutkan dalam proses melaut karena

mempunyai keterampilan dalam mengatur layar dan memeperbaikinya

jika sewaktu-waktu rusak.

Pada nelayan modern yang menggunakan perahu

bermotor,mereka juga masih memegang prinsip seperti di atas,Cuma

bedanya system pengetahuan mereka hanya berpusat pada mesin

bermotor,maksudnya adalah nelayan-nelayan yang ada pada perahu

bermotor dituntut mempunyai skill dalam memperbaiki mesin jika

sewaktu-waktu rusak. Dari segi navigasi sendiri mereka telah mengenal

alat-alat seperti kompas untuk menentukan arah berlabuh dan tidak

Page 6: Tugas Akhir WSBB

hanya berpatokan pada rasi bintang, dari segi ilmu pengetahuan juga,

dalam kehidupan modern seperti sekarang ini ada beberapa nelayan

cerdas yang memebuat sebuah terobosan baru yaitu alat pemanggil ikan

yang ukurannya kecil yang kemudian di celupkan ke dalah air, alat ini

mengeluarkan gelombang suara yang akhirnya membuat ikan ber

kumpul pada titk itu kemudian para nelayan menangkapnya. Suatu hal

yang sangat menarik.

4. Hubungan Kekeluargaan/Kekerabatan

Pada nelayan tradisional yang menggunakan perahu layar sistem

kekeluargaan dan kekerabatan masih mereka junjung tinggi dalam

kegiatan pencarian ikan dan sebagainya.Dimana dalam suatu kelompok

masih terdapat nelayan-nelayan yang memiliki hubungan kekeluargaan

atau paling tidak bertetangga yang terbagi dalam beberapa bagian

sebagai berikut:

1.      Kekerabatan yang berdasarkan keturunan

2.      Kekerabatan yang berdasarkan ibu

3.      Kekerabatan yang berdasarkan pertalian turun temurun

Menurut nelayan tradisional yang menggunakan perahu layar

keberadaan hubungan ini dianggap membawa keberkahan tersendiri

bagi hasil yang akan mereka dapatkan.

Pada nelayan yang menggunakn perahu bermotor,hubungan

kekeluargaan antara nelayan–nelayan dalam suatu kelompoknya sudah

tidak mengutamakan lagi hubungan kekeluargaan dan kekerabatannya

karena daya jangkau perahu mereka cenderung bisa sampai diluar

perairan daerah mereka untuk menagkap ikan sehingga biasanya

Page 7: Tugas Akhir WSBB

nelayan-nelayan dalam suatu kelompok itu berasal dari daerah-daerah

yang berrbeda.meskipun tidak semua dari mereka yang mau

bekerjasama dengan nelayan dari luar daerah. Hal ini tentu sangat

dipengaruhi dari daya tampung kapal, karena nelayan-nelayan yang

menggunakan perahu bermotor kebanyakan menggunakan kapal dalam

ukuran besar. Kapal-kapal ini kemudian dilengkapai dengan peralatan

navigasi yang canggih sehingga tidak membutuhkan pengatur layar

seperti pada perahu layar.

Page 8: Tugas Akhir WSBB

SUMBANGAN APA YANG DAPAT DIBERIKAN OLEH DISIPLIN ILMU

SAUDARA SEBAGAI BENTUK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAHARI?

Sebagai seorang Civil Engineering, sumbangsih yang dapat diberikan

tentunya dalam bentuk-bentuk konstruksi, seperti Dermaga atau Pelabuhan,

lengkap dengan fasilitas jual belinya seperti TPI (Tempat Pelelangan Ikan),

dari segi strukturnya sendiri diperlukan sebuah dernaga yang kokoh dan

‘safe’, dalam artian bahwa safe itu aman pada saat pasang maupun surut,

dalam kajian dunia sipil letak keamanannya ini sangat dipengaruhi oleh

elevasi atau ketinggian dari dermaga itu.

Dalam disiplin ilmu sipil dikenal Ilmu Ukur Tanah yang memungkinkan

kita untuk membangun sebuah struktur yang aman dari berbagai kondisi

yang dapat mengancam, dalam hal ini air khususnya pada dermaga.

Selain pembangunan dermaga, juga dapat kami berikan sumbangsih

berupa ‘wave billow’ alat pemecah ombak, untuk melindungi tanaman-

tanaman bakau sebagai tempat bertelurnya berbagai spesies ikan tertentu,

selain itu dapat menjaga keselamatan jiwa bagi orang-orang yang ada di

sekitar daerah iutu jika suatu saat terjadi gelombang besar atau badai.

Jika ditinjau dari segi masyarakat bahari, bukan berarti bahwa Cuma

masyarakat sekitar pantai yang termasuk ke dalamnya tetapi semua

masyarakat yang secara tidak langsung menggantungkan hidupnya pada

hasil-hasil bahari. Maka dalam hal ini tidak terlepas dari pengguna

transportasi antar pulau, sebelumnya telah diberikan sebuah solusi berupa

dermaga yang aman, maka sumbangsih berikutnya yang dap[at diberikan

berupa pembangunan jembatan yang menghubungkan antar pulau yang

Page 9: Tugas Akhir WSBB

terpisah tidak terlalu jauh, atau jika memungkinkan kita bisa membangun

jembatan yang mengubungkan antar pulau dengan panjang sekian ratus km.

Dengan pembangunan itu tentunya akan lebih mengefisienkan waktu

jika kita menggunakan jalur transportasi laut, sehingga waktu yang terbuang

itu dapat dimanfaat opleh yang bersangkutan untu kmemaslahatkan

kehidupannya. Amin

Page 10: Tugas Akhir WSBB

DAFTAR PUSTAKA

1. Lampe, munsi . Wawasan Sosial Buday Bahari . 2009 Makassar :

Universitas Hasanuddin

2. Pinggawa-Sawi:Suatu Studi Kelompok Kelompok (Disertasi) (Arifin

Sallatang,1982). Universitas Hasanuddin.

3. http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/11/jaringan-produksi-dan-

distribusi-pemasaran-pada-komunitas-nelayan

4. http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/11/aspek-sosial-budaya-

pada-kehidupan-ekonomi-masyarakat-nelayan-tradisional/

5. http://telapak.org/index.php/Pesisir-dan-Laut/