Tugas Akhir PRAKSIGC Rossy
-
Upload
diah-rossy-pratiwi -
Category
Documents
-
view
93 -
download
0
description
Transcript of Tugas Akhir PRAKSIGC Rossy
-
Wilayah Kesesuaian Tanaman Jahe (Zingiber
officinale) dengan Sistem Informasi Geografis
Studi Kasus: Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Diah Rossy Pratiwi, 1106052221 1
1Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 16424 [email protected]
Abstrak. Tanaman jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman obat yang termasuk ke dalam rempah-rempah. Jahe memiliki banyak manfaat khusunya dalam hal menyembuhkan penyakit. Hingg saat ini masyarakat banyak menggunakan jahe sebagai obat herbal. Tidak hanya itu, jahe dapat disajikan dalam bentuk berbagai olahan makanan dan minuman yang memiliki cita rasa yang tinggi dan memiliki nilai jual yang bersaing. Sehingga permintaan jahe
terus naik seiring dengan perkembangan modifikasi olahan jahe yang memiliki khasiat tinggi. Namun produksi jahe belum menunjukkan jumlah yang optimal untuk memenuhi peningkatan permintaan ini.Seperti halnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terdapat berbagai macam olahan jahe seperti manisan jahe, wedang jahe, dll yang sangat digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya pengoptimalan produksi jahe di Kabupaten Karanganyar. Pengoptimalan produksi jahe dapat dilakukan dengan cara perluasan area tanam tanaman jahe. Area tanam yang dapat menghasilkan produksi optimal harus terdapat pada lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh
jahe. Dengan memperhatikan kondisi fisik Kabupaten Karanganyar dapat ditentukan menentukan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar. Variabel yang digunakan untuk menetukan wilayah kesesuaian tersebut menggunakan variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan tanah yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya tanaman jahe. Wilayah kesesuaian tanaman jahe didapatkan dengan mengoverlay semua variabel dengan menggunakan aplikasi dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada akhirnya, peta wilayah kesesuaian tanaman jahe ini dapat digunakan dengan
sebaik mungkin dan dapat berguna khususnya untuk Kabupaten Karanganyar.
Kata kunci: Area Tanam, Jahe, Karanganyar, Kesesuaian, Produksi, SIG, Wilayah.
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Mengingat sejarah panjang Indonesia yang dijajah oleh Eropa selama berabad-
abad lamanya. Belanda salah satu negara yang menjajah Indonesia, menduduki
Indonesia selama 3,5 abad. Salah satu yang menyebabkan hal itu adalah Indonesia
-
kaya rempah-rempah yang sangat diminati oleh penduduk Eropa. Sudah sejak lama
masyarakat Eropa telah mengetahui manfaat rempah-rempah dan menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu rempah-rempah yang diminati adalah
tanaman jahe (Zingiber officinale). [1]
Tanaman jahe berkhasiat langsung untuk menghangatkan tubuh serta dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Seiring dengan berkembangnya zaman,
aneka modifikasi olahan makanan dan minuman yang terbuat dari jahe mulai
berkembang. Hal tersebut membuat peningkatan permintaan jahe. Namun meningkatnya permintaan tidak diiringi oleh produksi yang optimum. Kabupaten
Karanganyar merupakan salah satu sentra industri olahan jahe. Olahan jahe yang
dapat dibuat adalah manisan jahe dan teh celup herbal jahe merah. Jahe juga
merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan di daerah
tersebut. Menurut Karanganyar dalam angka tahun 2011, jahe berpotensi untuk
dikembangkan bersama tanaman mete, tebu dan kelapa. Selain itu masyarakat
Kabupaten Karanganyar telah menjadikan pertanian jahe sebagai mata pencaharian
utama. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi jahe dengan perluasan
area tanaman dengan memperhatikan kondisi fisik Kabupaten Karanganyar yang
sesuai untuk tumbuh kembangnya tanaman jahe. [2]
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan paper ini adlah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel fisik terhadap wilayah kesesuaian jahe?
2. Bagaimana pengaruh wilayah kesesuaian jahe dengan produksi jahe di masing-masing kecamatan?
3. Apa manfaat mengetahui wilayah kesesuaian jahe di Kabupaten Karanganyar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memetakan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar
2. Mengetahui hubungan jumlah produksi jahe dengan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar
3. Mengetahui manfaat dari pemetaan wilayah kesesuian jahe di Kabupaten Karanganyar
-
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar
Sumber: Bappeda Kabupaten Karanganyar Tahun 2006
2.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Timur. Kabupaten ini memiliki batas sebagai berikut:
1. Utara : Kabupaten Sragen 2. Timur : Provinsi Jawa Timur 3. Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo 4. Barat : Kabupaten Surakarta dan Kabupaten Boyolali
Bila dilihat dari garis bujur dan haris lintang, maka Kabupaten Karanganyar
terletak antara 110o40 110o70 Bujur Timur dan 7o28 7o46 Lintang Selatan. Rata-rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas permukaan
laut yakni sebesar 511 m, adapun wilayah terendah berada di Kecamatan Jaten yang
hanya 90 m dan wilayah tertinggi di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai
2000 m diatas permukaan laur. Curah hujan rata-rata adalah 2601 mm, dimana
curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada bulan Juni dan Oktober. Kabupaten Karanganyar termasuk dalam iklim tropis dengan temperatur
22o - 31oC. [2]
-
Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha yang terdiri luas
tanah sawah 22.465, 11 Ha dan luas ranah kering 54.912,53 Ha. Tanah sawah terdiri
dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, non teknis 7.586,76 Ha dan tidak berpengairan
1.955,61 Ha. Sementara itu luas tanah untuk perkarangan/bangunan 21.197,69 Ha
dan luas tanah untuk tegalan/kebun 17.847,48 Ha. Di Kabupaten Karanganyar
terdapat hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan 3.251,50 Ha. [2]
2.1.2 Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan registrasi tahun 2009
sebanyak 872.821 jiwa, terdiri dari lakui-laki 433.840 jiwa dan perempuan 438.98
jiwa. Dibandingkan tahun 2008, maka terdapat pertumbuhan penduduk sebanyak
7.241 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,84%. Kecamatan dengan
penduduk terbanyak adalah Kecamatan Karanganyar yaitu 76.626 jiwa (8,78%),
kemudian Kecamatan Jaten yaitu 70.993 jiwa (8,13%) dan Kecamatan Gondangrejo
yaitu 69.264 jiwa (7,94%). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling
sedikit adalah Kecamatan Jenawi yaitu 27.927 jiwa (3,20%), kemudian Kecamatan
Ngangoyoso, yaitu 35.593 jiwa (4,08%) dan Kecamatan Kerjo yaitu 37.786 jiwa
(4,33%). [2]
Gambar 2. Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2009 Kabupaten Karanganyar
Sumber: Karanganyar dalam Angka 2011
Sesuai dengan kondis alam Kabupaten Karanganyar yang agraris, maka sebagian
besar penduduknya mempunya mata pencaharian di sektor pertanian (petani dan
buruh tani) yaitu 222.811 orang (30,58%). Kemudian sebagai buruh industri
sebanyak 105.536 orang (14,49%), buruh bangunan 49.619 orang (6,81%) dan
-
pedagang sebanyak 45.320 orang (6,22%). Selebihnya adalah sebagai pengusaha,
sektor pengangkutan, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, jasa dan lain-lain.
2.2 Jahe
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jeman yang menggembung
di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama
zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama imiah jahe
diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta,
singaberi. Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai
jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Dari India, jehe dibawa sebagai rempah
perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah.
Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan
pedas pada makanan menjadi komoditas populer di Eropa. [3]
2.2.1 Manfaat Jahe
Jahe merah dipercaya mampu meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh, selain
itu dipakai untuk memulihkan penderita: Rematik, asam urat, perut kembung, nyeri
persendian, pegal linu, sesak nafas, sering kesemutan, darah tinggi, stroke, tulang
keropos, kolesterol tinggi, flu, pilek, demam, sulit tidur, dan sembelit.[3]
2.2.2 Syarat Tumbuh jahe
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut,
kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter (Ishwara H., 2002) . Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per
tahun, kelembaban 80% dan tanah lembab dengan pH5,5 hingga 7,0 dan unsur hara
tinggi dengan syarat : Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh
tergenang. [3]
Tabel 1. Matriks Gambaran Umum Syarat Tumbuh Jahe
Kualitas Tanah
Ketin
gian
Tem
pat
(m)
Pengguna
an Lahan
Curah
Hujan
(mm/t
hn)
Ke
miri
nga
n
Ler
eng
(%)
Tutupa
n/
Naung
an (%)
Teb
al
Sol
um
(cm
)
Teks
tur
Drai
nase
Kesu
buran
p
H
>300
liat, sedan
g
Tak terge
nang
sedang-
subur
6,
8-7,
4
300-900
Tanah
terbuka, ladang,
semak
2500-4000
2-25
10-20
-
2.3. Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk penggunaan
tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (present) atau
setelah diadakan perbaikan (improvement). Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan
tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah,
topografi, hidrologi dan/atau drainase sesuai untuk suatu usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif. [4]
2.2.1 Struktur Klasifikasi Keseuaian Lahan
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan perkalian
parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum yaitu mencocokkan
(matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan
kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan
penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya yang
dievaluasi.
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dapat
dibedakan menurut tingkatannya sebagai berikut:
Ordo : Keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan yang
tergolong tidak sesuai (N).
Kelas : Keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Pada tingkat kelas, lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu:
lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3).
Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke
dalam kelas-kelas.
Kelas S1, sangat sesuai : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor
pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara nyata.
Kelas S2, cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan
tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh
petani sendiri.
Kelas S3, sesuai marginal : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang
tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan
modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan
(intervensi) pemerintah atau pihak swasta. Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.
Kelas N, tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.
Subkelas: Keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan
-
yang menjadi faktor pembatas terberat. Faktor pembatas ini sebaiknya dibatasi
jumlahnya, maksimum dua pembatas. Tergantung peranan faktor pembatas
pada masing-masing subkelas, kemungkinan kelas kesesuaian lahan yang
dihasilkan ini bisa diperbaiki dan ditingkatkan kelasnya sesuai dengan
masukan yang diperlukan.
Unit : Keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya. Semua unit
yang berada dalam satu subkelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkatan subkelas. Unit yang
satu berbeda dari unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari
pengelolaan yang diperlukan dan sering merupakan pembedaan detil dari
faktor pembatasnya. Dengan diketahuinya pembatas tingkat unit tersebut
memudahkan penafsiran secara detil dalam perencanaan usaha tani.
Pada tulisan ini akan digunakan tiga kelas sebagai kriteria kesesuian lahan.
Kelas tersebut adalah kelas Sangat Sesuai, Sesuai dan Tidak Sesuai. Hal tersebut
dilakukan karena banyaknya kelas akan menyebabkan pada kelas tertentu
mempunyai area yang sangat sempit sehingga dengan menggunakan tiga kelas akan
cukup baik merepresentasikan kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar. [4]
2.4. Sistem Informasi Geografi (SIG)
Menurut ESRI (1990), SIG sebagai suatu kumpulan yang teroganisir dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang
dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.
Sedangkan menurut Murai (1999), SIG sebagai sistem informasi yang digunakan
untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum
lainnya. [5]
3 Metode Penelitian
3.1 Daerah Penelitian
Daerah penelitian meliputi seluruh luasan Kabupaten Karanganyar, Provinsi jawa Tengah untuk mencari wilayah kesesuaian tanaman jahe (Zingiber officinale).
-
3.2 Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang meliputi
peta-peta dari statistik dan Bappeda Kabupaten Karanganyar. Data peta yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:
1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar (Bappeda Kabupaten Karanganyar tahun 2006)
2. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar dari Citra SRTM 3. Peta Curah Hujan 4. Peta Kemampuan Tanah
Data yang diperoleh dari laporan statistik Kabupaten Karanganyar yang didapat
pada Karanganyar dalam Angka 2011 adalah Jumlah produksi jahe per kecamatan
pada tahun 2009.
3.3 Kajian Literatur
Kajian literatur dalam tulisan ini adalah mencari informasi dan sumber mengenai
wilayah penelitian, tema paper dengan melihat jurnal dan panduan kesesuian lahan
serta variabel-variabel penelitian. Referensi dapat berasala dari buku, jurnal, laporan
statistik, website resmi serta peta-peta didapatkan dari instansi maupun sumber-
sumber lainnya.
3.4 Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Curah Hujan 2. Ketinggian 3. Kemampuan Tanah 4. Produksi Jahe
3.5 Pengolahan Data
Peta dan data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk mempermudahh
analisis. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
3.5.1 Pengolahan Peta Tematik
Peta tematik yang diolah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar 2. Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar 3. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar 4. Peta Kemampuan Tanah Kabupaten Karanganyar
-
3.5.2 Klasifikasi
Setelah didapatkan data dasar tersebut, kemudian dilakukan klasifikasi variabel
yang nantinya akan didapatkan wialayah kesesuaian tanaman jahe Kabupaten
Karanganyar
1. Variabel Curah Hujan Variabel curah hujan dilakukan tiga klasifikasi yaitu sangat sesuai, sesuai
dan tidak sesuai. Wilayah yang sesuai dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun, wilayah sesuai dengan curah hujan 2500-3000 mm/tahun dan
tidak sesuai dengan curah hujan kurang dari 2000 dan lebih dari 3000
mm/tahun.
2. Variabel Ketinggian Variabel ketinggian dilakukan tiga klasifikasi sama seperti variabel curah
hujan. Wilayah yang sangat sesuai dengan ketinggian 250-1000 mdpl, Sesuai
dengan ketinggian 50-250 dan 1000-1500 mdpl dan wialayah tidak sesuai
kurang dari 50 dan lebih dari 1500 mdpl.
3. Variabel Kemampuan Tanah Variiabel kemampuan tanah juga dilakukan tiga klasifikasi. Wilayah yang
sangat sesuai mempunyai kemampuan tanah yang sangat baik. Sangat baik
berarti tanah sesuai untuk segala jenis pertanian, tanahnya datar, dalam, betekstur halus dan sedang, mudah diolah dan responsif terhadap
pemupukan. Wilayah sesuai mempunyai kemampuan tanah baik yang
ditandai dengan tanahnya berlereng landai, kedalamannya dalam atau
betekstur halus sampai agak halus. Dan Wilayah tidak sesuaimemiliki
kemampuan tanah kurang baik ditandai dengan terletak di lereng miring,
berdrainase buruk dan kedalamannya dangkal.
Tabel 2. Klasifikasi Variabel
Variabel Sangat
Sesuai Sesuai
Tidak
Sesuai
Ketinggian
(mdpl)
250-1000
50-250
1000-1500
>1500
Nilai 3 2 1
Curah Hujan
(mm/tahun)
2000-2500
2500-3000
>3000
Nilai 3 2 1
Kemampuan
Tanah
Sangat
Baik
(A2aT,
B2aT,
A3aT,
B3aT)
Baik
(A2aE,
B2aE, A3aE,
B3aE)
Kurang
Baik
(A1aE, B1aE,
D2aT, D2aE)
Nilai 3 2 1
Sumber: Pengolahan Data 2013
Tabel 3. Rentang Nilai Klasifikasi Kesesuaian Lahan
-
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Rentang
Sangat Sesuai (S1) 7-9
Sesuai (S2) 5-6
Tidak Sesuai (T) 3-4
Sumber: Pengolahan Data 2013
3.6 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengoverlay semua variabel dan
menggunakan data produksi jahe Kabupaten Karanganyar untuk memvalidasi wilayah
kesesuaian lahan dan pemanfaatan selanjutnya untuk peningkatan produksi jahe.
Tabel 4. Matriks Kesesuaian Tanaman Jahe
Variabel Sangat
Sesuai (S1)
Sesuai
(S2)
Tidak
Sesuai (T)
Ketinggian
(mdpl)
250-1000
50-250
1000-1500
1500
Curah Hujan
(mm/tahun)
2000-
2500
2500-3000
>3000
-
3.7 Alur Pikir
Gambar 3. Alur Pikir
Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang sangat bermanfaat. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman,jahe tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat namun
berbagai macam jenis makanan dan minuman. Aneka olahan wedang jahe dan
makanan berbahan jahe seperti manisan jahe dapat meningkatkan nilai jual jahe. Oleh
karena itu jahe sangat berpotensi untuk dikembangkan . Pengembangan ini dapat meningkatkan produksi jahe dengan mengembangkan area tanam tanaman jahe.
Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang berpotensi dalam pengembangan
tanaman obat-obatan termasuk jahe serta karakteristik wilayahnya yang mendukung.
Dengan menganalisis karakteristik wilayah-wilayah tersebut dapat didapatkan
wilayah kesesuaian tanaman jahe untuk perluasan pengembangan area tanaman jahe.
-
3.8 Modelling GIS
Gambar 4. Modelling GIS
-
3.9 Model Builder
Model Builder membantu dalam memudahkan dalam melakukan penentuan
wialayah kesesuaian dengan menggunakan langkah-langkah yang terdapat di dalam
ArcGis.
Gambar 5. Model Builder
3.9 Query
Sangat Sesuai (7-9)
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Baik
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Kurang Baik Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = >1500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
-
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
Sesuai (5-6)
Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Sangat Baik
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Baik
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Tidak Sesuai (3-4)
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik
Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Baik
-
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar
Gambar 6. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan yaitu sebagi berikut:
1. Kecamatan Jatipuro 2. Kecamatan jatiyoso 3. Kecamatan Jumapolo 4. Kecamatan Jumantono 5. Kecamatan Matesih 6. Kecamatan
Tawangmangu 7. Kecamatan Ngargoyoso 8. Kecamatan
Karangpandan
9. Kecamatan Karanganyar 10. Kecamatan Tasikmadu 11. Kecamatan Jaten 12. Kecamatan Colomadu 13. Kecamatan Gondangrejo 14. Kecamatan Kebakkramat 15. Kecamatan Mojogedang 16. Kecamatan Kerjo 17. Kecamatan Jenawi
-
4.2 Pengolahan Data Variabel
1. Curah Hujan
Berikut adalah peta curah hujan Kabupaten Karanganyar:
Gambar 7. Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar
Curah hujan di Kabupaten Karanganyar dibagi meenjadi tiga klasifikasi yaitu
2000-2500, 2500-3000 dan lebih dari 3000 mm/tahun. Curah hujan rentang
2000-2500 mm/tahun banyak terdapat pada wilayah Kabupaten Karanganyar
bagian barat laut hingga selatan. Curah huujan ini mendominasi wilayah
Kabupaten Karanganyar. Sedangkan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun terdapat pada sebagian kecil wilayah Karanganyar yaitu Kecamatan
Karanganyar, Matesih, Jatiyoso, Jenawi dan Jumapolo. Sedangkan wilayah
dengan curah hujan paling tinggi yaitu lebih dari 3000 mm/tahun terletak pada
sebagian besar wilayah kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Jenawi dan
Ngargoyoso.
-
2. Ketinggian
Berikut adalah peta ketinggian Kabupaten karanganyar:
Gambar 8. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar
Wilayah Kabupaten Karanganyar bagian utara mempunyai elevasi yang
rendah antara 50-250 mdpl. Sedangkan pada bagian tengah terletak pada ketinggian 250-1000 mdpl. Wilayah yang mendekati Provinsi jawa Timur yaitu
Kecamatan Ngargoyoso, Tawangmangu dan Jatiyoso terletak pada daerah yang
tinggi yaitu lebih dari 1000 mdpl. Hal ini dikarenakan pada daerah ini terdapat
Gunung Lawu yang memiliki tinggi lebih dari 3000 mdpl.
-
3. Kemampuan Tanah
Berikut adalah peta kemampuan tanah Kabuppaten Karanganyar:
Gambar 8. Peta Kemampuan Tanah Kabupaten Karanganyar
Kemampuan suatu tanah dapat dilihat dari lereng, drainase, tekstur,
genangan dan masih banyak faktor-faktor lainnya. Dilihat dari faktor-faktor
tersebut kemampuan tanah di kabupaten Karanganyar dapat dibafi menajdi tiga
klasifikasi yaitu sangat baik, baik dan kurang baik. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Karanganya memiliki kemampuan tanah yang kurang baik. Hal ini
juga dapat diindikasi dari banyaknya kejadian longsor di kabupaten
Karanganyar. Sedangkan wilayah dengan kemampuan tanah yang sangat baik
terdapat pada Kecamatan Colomadu, Tasikmadu, Jaten, Kebakramat, sebagian
dari Kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Jumapolo dan Jumantono.
Kemampuan tanah yang baik hanya terdapat sebagian kecil saja di Kecamatan
jatiyoso, Jumapolo dan Kebakkramat.
-
4.3 Wilayah Kesesuaian Jahe Kabupaten Karanganyar
Wilayah kesesuaian jahe Kabupaten Karanganyar didapatkan dengan cara
mengoverlay semua variabel yaitu variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan
tanah. Masing-masing variabel dilakukan klasifikasi. Variabel curah hujan
mempunyai tiga klasifikasi yaitu curah hujan dengan rentang 2000-2500, 2500-3000
dan lebih dari 3000 mm/tahun. Sedangkan variabel ketinggian diklasifikan menjadi empat klasifikasi yaitu ketinggian 50-250, 250-1000, 1000-1500 dan lebih dari 1500
meter diatas permukaan laut. Dan yang terakhir adalah variabel kemampuan tanah
dikasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu kemampuan tnaah yang sangat baik,
baik dan kurang baik. Kelas sesuai diberi nilai 3, sesuai diberi nilai 2 dan tidak sesuai
diberi nilai 1.
Wilayah yang masuk kelas sangat sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten
Karanganyar dengan rentang nilai 7-9 terletak pada Kecamatan Kerjo, Jenawi,
Ngargoyoso, Mojogedang, Karangpandan, Matesih, Jumantono, Jumapolo, Jatipuro,
Jatiyoso dan Kebakkramat. Setiap kecamatan tersebut memiliki luas wilayah sangat
sesuai yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh variabel-variabel fisik
kecamatan tersebut yang masuk kategori sangat sesuai berbeda-beda. Kecamatan
dengan wilayah yang masuk kategori sangat sesuai terluas terletak di Kecamatan Jatipuro, Jumapolo, Matesih dan Kerjo. Sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah
yang masuk kategori sangat sesuai terkecil adalah Kecamatan Tawangmangu.
Wilayah yang masuk kategori sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten
Karanganyar dengan rentang nilai 5-6 terletak pada Kecamatan Gondangrejo,
Colomadu, Jaten, Kebakkramat, Tasikmadu, Mojogedang, Karanganyar,
Karangpandan, Matesih, Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso, Tawangmangu,
Ngargoyoso dan Jenawi. Dari peta kesesuaian tersebut dapat diketahui bahwa di
setiap kecamatan memiliki wilayah yang masuk kategori sesuai untuk tanaman jahe
namun dengan luas yang berbeda-beda. Kecamatan dengan luas wilayah yang masuk
kategori sesuai yang terluas terdapat di Kecamatan Gondangrejo dan Ngargoyoso.
Sedangkan dengan wilayah yang terkecil terdapat di Kecamatan Jaten, Tasikmadu, Kebakkramat dan Colomadu.
Wilayah yang masuk kategori tidak sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten
Karanganyar dengan rentang nilai 3-4 terletak pada Kecamatan Colomadu,
Gondangrejo, Kebakkramat, Tasikmadu, Jaten, Karanganyar, Jatiyoso,
Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi. Wilayah dengan kategori tidak sesuai terluas
adalah Kecamatan Colomadu, Kebakkramat, Tasikmadu, Jaten dan dengan wilayah
terkecil adalah Kecamatan Jumantono.
-
Gambar 10. Wilayah Kesesuaian Jahe Kabupaten Karanganyar
-
4.4 Analisis
Luas wilayah kesesuaian di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:
Gambar 11. Grafik wilayah kesesuaian tanaman jahe Kabupaten Karanganyar
Dari diagram tersebut dapat diketahu bahwa wilayah kesesuaian tanaman jahe
dengan kategori memiliki wilayah yang paling luas, diikuti dengan kategori sesuai
35% dan tidak sesuai sebesar 28%. Hal tersebut menandakan bahwa Kabupaten
Karanganyar memiliki potensi untuk pengembangan area tanam jahe untuk
meningkatkan poroduksi jahe. Peningkatan produksi jahe ini untuk memenuhi
permintaan masyarakat serta untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten
Karanganyar.
37%
35%
28%
Wilayah Kesesuaian Tanaman Jahe
Kabupaten Karanganyar
Sangat sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Kelas Luas (km2)
Sangat Sesuai 287
Sesuai 277
Tidak Sesuai 219
-
Gambar 12. Data Luas tanam dan produksi Jahe di Kabupaten Karanganyar
Data luas tanam dan produksi dapat digunakan untuk memvalidasi wilayah kesesuaian tanaman jahe. Wilayah yang masuk kategori sangat sesuai memiliki luas
tanama yang luas dan produksi jahe yang besar seperti di Kecamatan Karangpandan,
Jatiyoso dan Kerjo. Sedangkan wilayah atau kecamatan yang tidak memiliki produksi
jahe seperti kecamatan Tasikmadu, Colomadu, Kebakkramat, dll karena masuk dalam
kategori tidak sesuai untuk tanaman jahe. Namun dengan adanya wilayah-wilayah
yang sudah diketahui kondisi lahannya yang sangat sesuai dan sesuuai dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk peningkatan produksi tanaman jahe.
-
5 Kesimpulan
Variabel-variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan tanah di overlay
sehingga mendapatkan wilayah kesesuian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar.
Wilayah yang masuk kategori sangat sesuai memiliki presentase 37% atau paling luas
di Kabupaten Karanganyar. Wilayah ini termasuk Kecamatan Jatipuro, Jumapolo,
Matesih dan Kerjo. Wilayah yang masuk kategori sesuai memiliki presentase 35%
dari luas Kabupaten Karanganyar. Wilayah ini termasuk Kecamatan Gondangrejo dan
Ngargoyoso. Sedangkan wilayah yang masuk kategori tidak sesuai memiliki
presentase paling kecil yaitu 28%. Wilayah ini termasuk Kecamatan Colomadu, Jaten, Kebakkramat, dll. Wilayah-wilayah kesesuaian ini dikuatkan dengan data produksi
jahe dan luas tanam jahe per kecamatan Kabupaten Karanganyar. Wilayah tidak
sesuai tidak memiliki produksi jahe, sedangkan wilayah yang sesuai dan sangat sesuai
memiliki produksi jahe. Dengan mengetahui wilayah kesesuian dan produksi jahe tiap
kecamatan dapat dibuat perencanaan pengembangan perluasan area tanam jahe untuk
meningkatkan produksi jahe. Dengan peningkatan produksi jahe akan memenuhi
kebutuhan masyarakat dan meningkatkan perekonomian bagi pelaku bisnis jahe
seperti petani dan sentra olahan jahe.
6 Daftar Pustaka
[1] Rahmanto, Bambang. 2004. Studi Agribisnis Tanaman Obat di Jawa tengah.
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan kebijakan pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian (online) Tersedia:
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_66_2004.pdf
[2] Karanganyar Dalam Angka 2011. BPS. (Online) Tersedia: http://www.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2011/01/Karanganyar-
Dalam-Angka-2011.pdf
[3] Sunarto, Kris., Wijanarto, Antonius Bambang., Sumartoyo, dkk. 2010. Aspek
Fitogeografi Dan Pola Penggunaan Lahan Sebagai Indikator Kesesuaian Lahan
Untuk Pembudidayaan Tanaman Obat. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL) (online) Tersedia:
http://km.ristek.go.id/assets/files/5.pdf
[4] Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk
Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 36p. (Online)
Tersedia: http://www.deptan.go.id/pedum2012/LITBANG/5.%20pedum-evaluasi-
sdl.pdf [5] Environmental System Research Institute (ESRI) (1990)