TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

144
TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN PEMBAWA (WATERWAY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BINUANG 3 KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN EFISIENSI VOLUME GALIAN DAN TIMBUNANDisusun oleh: MUHAMMAD FARID 4515041099 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2021

Transcript of TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Page 1: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

TUGAS AKHIR

“PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN

PEMBAWA (WATERWAY) PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BINUANG 3

KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN EFISIENSI

VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN”

Disusun oleh:

MUHAMMAD FARID 4515041099

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021

Page 2: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 3: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 4: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 5: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan Konstruksi

Saluran Pembawa (Waterway) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(Pltmh) Binuang 3 Kabupaten Luwu Utara Dengan Efisiensi Volume

Galian Dan Timbunan”

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada

program studi sarjana Teknik Sipil jurusan Sipil Fakultas Teknik

Universitas Bosowa.

Proses penyusunan ini melalui berbagai proses panjang dan tidak

lepas dari dukungan banyak pihak-pihak yang telah membantu secara

moril maupun materil. Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis

hanturkan kepada:

1. Kedua orang tua penulis

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng selaku Rektor

Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak Dr. Ridwan, ST.,M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Bosowa Makassar.

4. Ibu Nur Hadijah Yunianti, S.T.,M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik

Sipil Universitas Bosowa Makassar.

Page 6: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

vii

5. Bapak Ir. A. Rumpang, M.T selaku Pembimbing 1

6. Ibu Ir. Hj. Satriawati Cangara, MSP selaku Pembimbing 2.

7. Pimpinan proyek dan karyawan/karyawati Proyek Penanganan

Longsoran Kayulangi Bts. Prov. Sulteng dan Akses Malili.

8. Seluruh Staff dan Dosen Pengajar Pada Jurusan Sipil Universitas

Bosowa di Makassar

9. Seluruh kerabat saya yang terus memberi support pada banyak

proses tugas akhir ini. Dari berjalan hingga usai seperti

seharusnya. Kepada Saudara Johan Halik,wandi, seluruh teman

angkatan, adik-adik (junior).Saya yakin Tuhan akan membalas

kebaikkan kalian. Sungguh wajah-wajah kalianlah yang memberi

membentuk saya pada banyak proses ini. Sebab sebaik-baik

kerabat adalah mereka yang senantiasa menjaga kita pada jalur

kebaikkan, bukan sebaliknya. I Miss You So Much and Never stop

ending. Kita ketemu di episode Selanjutnya.

Harapan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebaik-baiknya

telah penulis lakukan, namun demikian penulis sebagai manusia biasa

menyadari bahwa didalam tugas akhir ini terdapat banyak kekurangan dan

masih memerlukan perbaikan. Baik itu sebagian atau secara menyeluruh.

Hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan

yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan. Oleh karenanya berbagai

Page 7: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

viii

masukan dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis

harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Disamping itu penulis berharap agar tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat kepda kita semua dan terkhusus kepada penulis

sendiri. Akhir kata penulis ucapkan, semoga Allah SWT senantiasa

memberikan jalan dan perlindungan kepada kita semua untuk mencapai

kesuksesan, Aamiin.

Makassar, 25 Februari 2021

Muhammad Farid

Page 8: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

x

ABSTRAK

PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN PEMBAWA (Waterway) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BINUANG 3

KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN EFISIENSI VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

Oleh : Muhammad Farid1) Andi Rumpang2) Satriawati Cangara3)

Abstrak: Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020 (Muchlis, 2003). Terkait mengenai permasalahan tersebut, kita sebagai orang sipil dalam merencanakan suatu pekerjaan pembangunan proyek PLTMH perlu lebih mengoptimalkan dalam merencanakan pekerjaan tersebut. Hal yang terpenting dalam mendesain suatu pekerjaan adalah volume galian dan timbunan. Penelitian ini bertujunan untuk merencanakan Konstruksi dan Dimensi saluran, merencanakan alternative trase saluran pembawa dan Menghitung Debit air yang dibutuhkan dan kecepatan aliran pada konstruksi saluran pembawa (waterway) PLTMH. Penelitian menggunakan program Autocad Land Desktop Development 2009 dan metode pendekatan F.J.Mock untuk menghitung volume galian dan timbunan, trase yang optimal serta menghitung debit kebutuhan turbin, debit saluran pembawa (waterway), kecepatan aliran air dan dimensi saluran pembawa (waterway). Analisis data dengan menggunakan program Autocad Land Desktop Development 2009 dan metode pendekatan F.J.Mock diperoleh data debit bulanan rata-rata adalah Q rata-rata = 22,36 m3,Q maksimum = 45,45 m3 Q minimum = 10,40 m3, Dari hasil analisis debit yang optimal berada pada probabilitas 70% yaitu :Debit desain untuk PLTM = 17,18 m3/det. Debit maksimal pengambilan = 120% x 17,18 m3/det = 20,62 m3/det. Dari hasil yang di peroleh dari perhitungan luasan dan volume untuk daerah galian dan timbunan, maka di ketahui bahwa perencanaan saluran pembawa (waterway) lebih banyak di temukan volume galian yaitu sebesar 31.905 m3, sedangkan untuk daerah timbunan hanya sebesar 30.903 m3.

Kata kunci: PLTMH, Saluran Pembawa (Waterway), Autocad Land Desktop Development 2009, Galian Dan Timbunan, debit.

1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa Makassar 2 Dosen Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa Makassar 3 Dosen Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa Makassar

Page 9: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ....................................... iv

LEMBAR ASISTENSI ....................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................. I-1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ I-5

1.3 Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Masalah ................ I-5

1.3.1 Batasan Masalah ...................................................... I-5

1.3.2 Ruang Lingkup Masalah ........................................... I-5

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................... I-6

1.4.1 Tujuan Penelitian ...................................................... I-6

1.4.2 Manfaat Penelitian .................................................... I-6

Page 10: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Saluran ............................................................... II-1

2.1.1 Saluran Pembawa (Waterway) ................................. II-2

2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ........... II-4

2.1.2.1 Klasifikasi PLTMH ......................................... II-6

2.1.3 Kebutuhan Debit Air PLTMH ........................................ II-8

2.1.4 Dimensi Saluran ....................................................... II-10

2.2 Pengertian Trase .............................................................. II-12

2.2.1 Trase Saluran Pembawa (Waterway) ....................... II-13

2.2.2 Analisa Optimasi ....................................................... II-14

2.2.3 Konsep Dasar Model Efesiensi/Optimasi .................. II-15

2.2.4 Pengertian Volume Galian ........................................ II-16

2.2.5 Pengertian Volume Timbunan................................... II-18

2.2.6 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan .............. II-18

2.2.7 Autocad Land Desktop Development 2009 ............... II-21

2.2.7.1 Cara Mendesain Dengan Menggunakan Program

Autocad Land Desktop Development 2009 ............. II-22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................. III-1

3.2 Persiapan .......................................................................... III-1

3.3 Survey Lapangan .............................................................. III-1

3.4 Studi Literatur .................................................................... III-1

3.5 Lokasi Penelitian ................................................................ III-2

Page 11: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xii

3.6 Pengumpulan Data ............................................................ III-2

3.7 Pengolahan Data ............................................................... III-3

3.7.1 Analisa Keadaan Topografi ....................................... III-4

3.7.2 Analisa Data Debit Sungai Binuang 3 ....................... III-4

3.8 Bagan Alir Penelitian .......................................................... III-5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis ................................................................. IV-1

4.2 Penentuan Titik Referensi .................................................. IV-2

4.3 Survei Hidrologi ................................................................. IV-3

4.3.1 Kondisi Hidroklimatologi ............................................ IV-3

4.4 Survey dan Pengukuran .................................................... IV-6

4.4.1 Pengamatan Muka Air Sungai Binuang 3 ................. IV-6

4.4.2 Analisis Hidrologi ..................................................... IV-8

4.4.3 Analisis Low Flow ..................................................... IV-8

4.4.4 Pengamatan Muka Air Sungai Binuang 3 ................. IV-10

4.4.5 Debit Andalan ........................................................... IV-12

4.4.6 Perhitungan Head Efektif .......................................... IV-12

4.4.7 Perhitungan Kapasitas dan Energi ............................ IV-13

4.4.8 Pengukuran Kecepatan Aliran Air ............................. IV-15

4.4.9 Perhitungan Debit ..................................................... IV-16

4.5 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan Dengan Metode

Sistematis Menggunakan Autocad Land Desktop Development

2009 ................................................................................... IV-17

Page 12: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xiii

4.6 Desain Saluran Pembawa (Waterway) .............................. IV-18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... V-1

B. Saran ................................................................................ V-2

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... xvii

LAMPIRAN

Page 13: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk-Bentuk Umum Saluran Terbuka Dan Fungsinya ..... II-11

Tabel 4.1 Koordinat Hasil Pengukuran Titik Bench Mark (BM) PLTM

Binuang 2, Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan ................................... IV-2

Tabel 4.2 Data Klimatologi Rata-Rata Stasiun Meteorologi Klas III Andi

Jemma Masamba .................................................................................. IV-4

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Rata-rata Sungai Binuang

3– Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan ................................................ IV-6

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan F.J.Mock .............................. IV-9

Tabel 4.5 Flow Duration Curve ......................................................... IV-11

Tabel 4.6 Perhitungan Daya dan Energi Pembangkitan .................. IV-14

Tabel 4.7 Cara Pengukuran Kecepatan ............................................ IV-14

Page 14: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Metode penampang rata – rata ................................................ II-19

Gambar 2.2 Metode kontur .......................................................................... II-20

Gambar 2.3 Metode Borrow pit .................................................................... II-21

Gambar 3.1 Peta lokasi royek pembangunan PLTM Binuang 3 .................. III-2

Gambar 4.1 Peta Curah Hujan di Lokasi Studi ............................................ IV-5

Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) PLTM BINUANG 3 ............. IV-5

Gambar 4.3 Peta Letak data Sekunder terhadap Lokasi Studi dan

Catchment Area ........................................................................................... IV-5

Gambar 4.4 Trase saluran pembawa (waterway) optimal ............................ IV-17

Gambar 4.5 Sketsa Penampang Saluran .................................................... IV-19

Page 15: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Grafik

Lampiran II Tabel

Lampiran III Gambar

Page 16: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan

dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan

kebutuhan listrik diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun

hingga tahun 2020 (Muchlis, 2003). Selain itu di era digital ini semakin

banyak aktivitas masyarakat yang dibantu dengan barang elektronik.

Konsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi suatu masalah

bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebijakan-

kebijakan yang diambil PLN (Perusahaan Listrik Nasional) sebagai BUMN

(Badan Usaha Milik Negara) penyedia energi listrik semakin menunjukkan

bahwa PLN sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Apabila permasalahan penyediaan listrik tidak segera diatasi maka

sistem perekonomian bangsa Indonesia akan terganggu. Karena pada

sektor rumah tangga dan industri banyak menggunakan mesin dengan

tenaga listrik. Krisis energi listrik ini juga dapat memunculkan kebijakan

pemadaman bergilir, dimana pemadaman bergilir tersebut dapat

mengganggu aktivitas masyarakat dan menyebabkan peralatan elektronik

cepat rusak.

Dengan keterbatasan energi ini menuntut kita harus bisa

memanfaatkan energi mikro yang ada, karena energi mikro tersebut dapat

Page 17: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 2

membuat masyarakat menjadi masyarakat yang mandiri eneriy. Dari sekian

banyak energi mikro kami memilih energi mikro hidro. Mikro hidro dipilih

karena sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia yang mempunyai

banyak bukit dan sungai.

PLTMH merupakan salah satu teknologi yang ramah lingkungan

yang memanfatkan aliran air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH

merupakan pembangkit listrik berskala kecil yaitu kurang dari 200 kW,

namun PLTMH adalah salah satu sumber energy terbarukan atau

renewable energy dan juga ramah lingkungan. Keunggulan lain dari PLTMH

adalah salah satu teknologi dengan konstruksi yang sederhana, mudah

dioperasikan, mudah dalam perawatan dan ketersediaan suku cadang.

Dalam segi ekonomi, PLTMH memiliki biaya operasi dan perawatan yang

relatif murah. PLTMH juga dapat membantu dalam menyediakan pasokan

listrik di desa desa terpencil yang memiliki potensi air. Oleh karena itu

PLTMH sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik di

desa yang terpencil atau tertinggal.

Terkait mengenai permasalahan tersebut, kita sebagai orang sipil

dalam merencanakan suatu pekerjaan pembangunan proyek PLTMH perlu

lebih mengoptimalkan dalam merencanakan pekerjaan tersebut. Hal yang

terpenting dalam mendesain suatu pekerjaan adalah konstruksi saluran

pembawa (waterway) serta volume galian dan timbunan.

Saluran pembawa atau biasa disebut saluran irigasi merupakan

salah satu prasarana irigasi yang memiliki fungsi antara lain mengambil air

Page 18: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 3

dari sumber air, membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan

pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman serta mengatur dan

mengukur aliran air. Saluran pembawa adalah prasarana fisik yang memiliki

bobot terbesar kedua setelah bangunan utama dalam rangka penilaian

kinerja sistem irigasi. Terdapat beberapa indikator untuk menilai kinerja

saluan pembawa menurut Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 tentang

Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, antara lain:

1. Profil saluran untuk memenuhi kapasitas rencana

2. Ditemukannya sadap liar atau bocoran pada saluran

3. Adanya endapan atau erosi di saluran

4. Stabilitas tanggul dan tinggi jagaan yang aman agar air tidak

melimpah

5. Tanggul luar yang utuh dan tidak ada tumbuhan liar.

Dalam melakukan perencanaan saluran pembawa perlu memperhatikan

data topografi, kapasitas rencana, data geoteknik serta data sedimen. Data-

data tersebut akan mempengaruhi pemilihan trase saluran, dimensi

saluran, jenis konstruksi saluran serta kemiringan saluran. Perencanaan

saluran dilakukan secara matang agar menghasilkan biaya konstruksi dan

pemeliharaan yang terendah. Perencanaan saluran dapat mengacu pada

Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-03) bagian Saluran dan Kriteria

Perencanaan Irigasi (KP-05) bagian Petak Tersier.

Page 19: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 4

Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal oleh orang-orang

lapangan adalah Cut and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting baik pada

pekerjaan pembuatan jalan,bendungan, bangunan, dan reklamasi. Galian

dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan

garis-garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui

pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau

bangunan.

Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah

(Cut and Fill) hampir tidak pernah dapat dihindarkan. Hal tersebut

diakibatkan adanya perbedaan letak permukaan tanah asli dan permukaan

tanah rencana yang disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda.

Sekalipun permukaan tanah asli sama dengan permukaan tanah rencana,

akan tetapi tanah asli tersebut belum tentu memenuhi syarat daya dukung

tanah. Dalam hal ini galian dan timbunan perlu diperhitungkan secara

seksama sehingga biaya pekerjaan konstruksi dapat dibuat lebih efisien

dan ekonomis.

Dari latar belakang di atas, penulis melaksanakan penelitian tentang “

PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN PEMBAWA (Waterway)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BINUANG 3

KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN EFISIENSI VOLUME GALIAN

DAN TIMBUNAN ”.

Page 20: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana debit air dan kecepatan aliran pada konstruksi saluran

pembawa (waterway) PLTMH desa Binuang 3.

2. Bagaimana Alternatif Trase Saluran Pembawa (Waterway) PLTMH

yang optimal dan efisien.

3. Bagaimana Konstruksi saluran pembawa (waterway) PLTMH Binuang

1.3 Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Masalah

Pembatasan suatu masalah dan ruang lingkup masalah digunakan

untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok

masalah agar penelitian penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan

dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Batasan Masalah

1. Tidak merencanakan bangunan pengambilan (bendung).

2. Tidak Menghitung bangunan-bangunan pelengkap.

3. Tidak mendesain Turbin.

1.3.2 Ruang Lingkup Masalah

1. Penelitian ini hanya membahas mengenai Debit air, menentukan Trase

Optimal dan merencanakan konstruksi saluran pembawa (waterway)

Page 21: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

I - 6

pada PLTMH Binuang 3, Data diperoleh dari data primer dan data

sekunder

2 Data diperoleh dari pengamatan/survey di lapangan.

3 Perencanaan trase dan Perhitungan volume galian dan timbunan

menggunakan bantuan software Autocad Land Desktop Development

2009.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian :

1. Menghitung Debit air yang dibutuhkan dan kecepatan aliran pada

konstruksi saluran pembawa (waterway) PLTMH desa Binuang 3.

2. Merencanakan alternative trase saluran pembawa (waterway) PLTMH

Binuang 3

3. Merencanakan Konstruksi dan Dimensi saluran pembawa (waterway)

PLTMH Binuang 3.

1.4.2 Manfaat Penelitian :

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara analisis perencanaan konstruksi saluran pembawa

(waterway) PLTMH dengan menggunakan software Autocad Land

Desktop Development 2009.

2. Mengetahui optimasi volume galian dan timbunan pada konstruksi

Waterway PLTMH

3. Meminimalisir biaya, dan waktu pekerjaan.

Page 22: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definsi Saluran

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan

atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun

dibuat manusia. Dalam Bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk

pada parit di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah.

Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi

pencegahan banjir. Drainase mempunyai arti mengalirkan,

menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum,

drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari

suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara

optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol

kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin,

M.Eng.2004) Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada

dasarnya telah diatur dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987.

Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota adalah jaringan

pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian

wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air,

baikdari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam kota.

Page 23: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 2

2.1.1 Saluran Pembawa (Waterway)

Waterway atau sering disebut saluran pembawa, yang

dimaksud disini ialah saluran pembawa material air (water).

Berdasarkan penggunaannya waterway difungsikan untuk

mengalirkan atau membawa air dari bendungan menuju penstock

(pipa pesat) atau langsung menuju power house.

Secara teknis waterway bekerja dengan memanfaatkan gaya

gravitasi yaitu air mengalir dari elevasi tertinggi (hulu) di bendungan

menuju elevasi terendah (hilir) di power house. Sehingga waterway

dibangun mengikuti titik elevasi (ketinggian) yang telah diukur

sebelumnya.

Berdasarkan jenisnya, waterway ada dua jenis yaitu waterway: open

channel atau saluran terbuka dan saluran tertutup atau headrace.

Saluran terbuka ialah saluran yang letak dan aktivitas

pembangunannya berada diatas permukaan tanah atau batuan.

Biasanya saluran terbuka ini terbuka persisi seperti gorong-gorong

atau parit untuk keperluan irigasi persawahan ataupun

pertanian. Ada 2 jenis bentuk open channel yang sering digunakan

yaitu bentuk kotak (box) dan dengan cara gali timbun yaitu bentuk

bulat (circle).

Bentuk kedua dari waterway ialah saluran tertutup yang disebut

dengan headrace yaitu saluran pembawa air yang dibangun

dibawah permukaan tanah/bumi. Bangunan ini terdiri dari

Page 24: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 3

terowongan (tunnel) yang digali menembus batuan untuk

mengalirkan air dari bendungan menuju power house. Bentuk

terowongan yang sering digunakan ialah bentuk bulat dan bentuk

kotak atau perpaduan kedua bentuk tersebut, tapal kuda.

Dalam beberapa kasus pembangunan PLTA di Indonesia,

kedua jenis waterway baik saluran terbuka (open channel) dan

saluran tertutup (headrace) digunakan secara bersamaan

tergantung dari segi ekonomisnya dan segi teknisnya, seperti

tercapainya elevasi aliran air yang diinginkan.

Berdasarkan materialnya kedua jenis waterway ini dibangun dari

beton bertulang yaitu terdiri dari pasangan batu, semen dan besi.

Bangunan waterway dibangun dengan kekuatan beton yang sangat

kokoh atau kuat dan kedap air untuk menghidari pengikisan

permukaan yang disebabkan oleh gesekan air secara terus-

menerus, sehingga didesain dapat bertahan mencapai puluhan

tahun.

Waterway mempunyai karakteristik membawa air dengan

kecepatan tinggi dengan volume air yang sangat besar. Jalur

pembangunan waterway didesain seminimal mungkin menghindari

jalur belokan patah atau membentuk sudut yang cukup besar, karena

dapat mempengaruhi laju kecepatan air sehingga dapat

mempengaruhi jumlah energi listrik yang dihasilkan.

Page 25: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 4

Waterway saluran terbuka, merupakan jenis saluran yang

mudah dalam hal pengerjaannya, karena proses pembangunannya

yang dilakukan diatas permukaan tanah sehingga ruang kerjanya

lebih besar dan resiko keselamatan kerja tidak terlalu besar, Namun

membutuhkan pembebasan lahan yang cukup besar tergantung dari

panjang dan lebar waterway yang dibuat.

Waterway saluran tertutup atau headrace dari segi

pengerjaannya jelas merupakan jenis pengerjaan paling sulit. Ruang

kerja yang sempit dan resiko keselamatan kerja yang besar,

disamping itu membutuhkan peralatan penggalian yang sangat

mahal seperti Pemboran dan Peledakan atau menggunakan Tunnel

Bore Machine (TBM) untuk membuat terowongan, sehingga biaya

(cost) pembuatannya sangat tinggi.

Namun ada juga keuntungannya saluran tertutup yaitu

pembangunan terowongan tidak membutuhkan pembebasan lahan

karena memanfaatkan lahan yang berada dibawah permukaan bumi.

2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

PLTMH adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang

menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti,

saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara

memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Tenaga

air berasal dari aliran air yang dibendung dengan ketinggian tertentu

dan memiliki debit sehingga dapat memutar turbin yang dihubungkan

Page 26: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 5

dengan generator listrik. Pada dasarnya, PLTMH memanfaatkan

energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka

semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi

listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan

air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga

permukaan air menjadi tinggi. Perbedaan tinggi yang semakin besar

membuat energi potensialnya semakin besar juga. Perbedaan tinggi

dalam PLTMH disebut dengan tinggi jatuh air (head), tinggi jatuh air

tersebut nantinya akan dikalikan dengan hambatan-hambatan lain

agar didapatkan tinggi jatuh efektif. Air dialirkan melalui sebuah pipa

pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di

bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air

mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin

akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Pembangkit tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan tenaga

dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga

listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Bentuk

pembangkit tenaga mikro hidro bervariasi, tetapi prinsip kerjanya

adalah sama, yaitu: “ Perubahan tenaga potensial menjadi tenaga

elektrik (listrik)”. Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-

turut melalui perubahan sebagai berikut:

• Tenaga potensial menjadi tenaga kinetik

• Tenaga kinetik menjadi tenaga mekanik

Page 27: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 6

• Tenaga mekanik menjadi tenaga listrik

Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada

ketinggian. Energi kinetik adalah tenaga air karena mempunyai

kecepatan. Tenaga mekanik adalah tenaga kecepatan air yang terus

memutar kincir/turbin. Tenaga listrik adalah hasil dari generator yang

berputar akibat berputarnya kincir/turbin.

2.1.2.1 Klasifikasi PLTMH

1. Berdasarkan head

• Head tinggi : H > 100 m biasanya digunakan turbin

pelton

• Head menengah : 30 m < H < 100 m biasanya digunakan

turbin cross-flow

• Head rendah : 2 m <H< 30 m biasanya digunakan

turbin propeller

2. Berdasarkan kapasitas

• PLTA piko : < 500 W

• PLTA mikro : 0,5-100 kW

• PLTA mini : 100-1000 kW

• PLTA kecil : 1-10 mW

• PLTA skala penuh : > 10 mW

Page 28: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 7

3. Berdasarkan Jenis Desain

• Run-Of The-River

Bentuk yang paling sederhana dalam konteks PLTA

mikro dan mini. Desain ini tidak memanfaatkan bendungan

untuk mengarahkan air ke bangunan penyadap, melainkan

mengubah lajur aliran air menuju turbin melalui pipa atau

penstock.

• Sistem Penyimpanan

Dalam penggunaan sistem ini. Air ini akan disimpan

terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu (beberapa jam

atau dalam beberapa bulan) dan akan digunakan untuk

menghasilkan energi ketika dibutuhkan. Dalam

pengertiannya air dimasukkan dalam wadah sehingga dalam

kurun waktu tertentu, volume air yang mula-mula sedikit akan

meningkat. Dengan bertambah besarnya volume air yang

tersimpan akan menambah besarnya energi air.

• Sistem Pompa Penyimpan

Ketika terjadi kebutuhan listrik yang rendah atau

kelebihan kebutuhan listrik secara tiba-tiba, maka pompa

secara otomatis akan mengisi penuh tangki penyimpanan.

Namun, apabila terjadi lonjakan kebutuhan listrik yang tinggi,

maka tangki akan segera dikosongkan menuju turbin untuk

memenuhi kebutuhan produksi yang mencukupi.

Page 29: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 8

2.1.3 Kebutuhan Debit Air PLTMH

Secara umum, debit erat kaitannya dengan ilmu hidrologi dan

merupakan sejumlah besar dari volume air yang mengalir termasuk

sedimen padatan (pasir), mineral terlarut (magnesium klorida), dan

bahan biologis lainnya seperti alga secara bersama – sama mengalir

melalui luas penampang melintang tertentu. Sedangkan debit air

dapat diartikan sebagai ukuran dari banyaknya volume air yang

mampu melewati suatu tempat ataupun yang dapat ditampung di

dalam sebuah tempat per satuan waktu. Ternyata istilah debit tidak

hanya berhubungan dengan air saja, namun juga dapat ditemukan

di bidang lain seperti aliran gas.

Untuk debit air sungai sendiri merupakan tinggi permukaan air

sungai yang diukur dengan menggunakan alat ukur khusus

permukaan air sungai. Pengukuran dapat dilakukan setiap hari,

terutama saat musim hujan tiba, sebab saat itu biasanya debit air

sungai akan meningkat jika dibandingkan pada hari biasa. Debit air

sungai juga bisa disebut dengan istilah laju aliran air yang melewati

sebuah penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit air

mempunyai satuan khusus yaitu volume per satuan waktu yaitu m3/s

(dibaca meter kubik per detik) dalam satuan internasional.

Debit yang digunakan dalam perencanaan PLTMH adalah

debit andalan. Debit andalan didefinisikan sebagai debit yang

Page 30: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 9

tersedia guna keperluan tertentu misalnya untuk keperluan irigasi,

PLTA, air baku dan lain-lain sepanjang tahun, dengan resiko

kegagalan yang telah diperhitungkan(C.D. Soemarto, 1986:214).

Flow Duration Curve (FDC) adalah suatu grafik yang

memperlihatkan debit sungai selama beberapa waktu tertentu dalam

satu tahun.Flow Duration Curve dihasilkan dari kurva debit aliran

sungai dengan mengelompokkan keseluruhan 365 data yang ada.

Analisis FDC adalah sebuah teknik plot yang menunjukkan

hubungan antara nilai dari sebuah besaran dengan frekuensi

terjadinya. Informasi penting yang diberikan oleh FDC adalah debit

aliran yang melewati lokasi tertentu dan dalam rentang waktu

tertentu akan bermanfaat untuk merancang struktur PLTMH yang

dibutuhkan. Untuk kepentingan perancangan PLTMH, sangat

penting untuk bisa mendapatkan data debit dari tahun ke tahun

sebanyak mungkin sehingga dapat diketahui berapa banyak air (baik

di musim kemarau atau penghujan) yang bisa dipergunakan untuk

menggerakkan turbin. Data ini memberikan masukan paling

mendasar bagi perancang untuk memilih jenis turbin yang paling

efisien dan cocok dengan sumber daya yang ada.

Page 31: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 10

2.1.4 Dimensi Saluran

Dalam menentukan bentuk dan dimensi saluran yang akan

digunakan dalam pembangunan saluran baru maupun dalam

kegiatan perbaikan penampang saluran yang sudah ada, salah satu

hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan lahan.

Mungkin di daerah pedesaan membangun saluran dengan kapasitas

yang besar tidak menjadi masalah karena banyaknya lahan yang

kosong, tapi di daerah perkotaan yang padat tentu bisa menjadi

persoalan yang berarti karena terbatasnya lahan. Oleh karena itu,

penampang saluran drainase perkotaan dan jalan raya dianjurkan

mengikuti penampang hidrolis terbaik, yaitu suatu penampang yang

memiliki luas terkecil untuk suatu debit tertentu atau memiliki keliling

basah terkecil dengan hantaran maksimum. Dimensi saluran harus

mampu mengalirkan debit rencana atau dengan kata lain debit yang

dialirkan harus sama atau lebih besar dari debit rencana. Untuk

mencegah muka air ke tepi (meluap) maka diperlukan adanya tinggi

jagaan pada saluran, yaitu jarak vertikal dari puncak saluran ke

permukaan air pada kondisi debit rencana.

Bentuk penampang saluran pada muka tanah umumnya ada

beberapa macam antara lain; bentuk trapesium, empat persegi

panjang, segitiga, setengah lingkaran. Beberapa bentuk saluran dan

fungsinya dijelaskan pada tabel berikut ini :

Page 32: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 11

Tabel 2.1. Bentuk-Bentuk Umum Saluran Terbuka Dan Fungsinya.

Selain bentuk-bentuk yang tertera dalam tabel, masih ada

bentuk-bentuk penampang lainnya yang merupakan kombinasi dari

bentuk-bentuk tersebut, misalnya kombinasi antara empat persegi

panjang dan setengah lingkaran, yang mana empat persegi panjang

pada bagian atas yang berfungsi untuk mengalirkan debit maksimum

dan setengah lingkaran pada bagian bawah yang berfungsi untuk

mengalirkan debit minimum.

Page 33: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 12

2.2 Pengertian Trase

Trase merupakan tarikan garis menerus dengan trase suatu

titik lokasi dihubungkan dengan titik lokasi lainnya, sehingga

terpetakan garis jalur diatas denah. Penarikan garis trase dari satu

titik ke titik lainnya merupakan keputusan desain yang

memperhitungkan kriteria disain, antara lain :

• Elevasi rencana

• Panjang dan lebar rencana saluran

• volume galian dan timbunan

• dan lain-lain.

Alinemen horizontal, sama artinya dengan trase. Merupakan

hasil desain pada denah atau plan atau tampak atas. Alinemen

horisontal di disain pada tahap awal dengan menarik garis as dari

titik ke titik tempat tau lokasi yang akan dihubungkan. Pada

penampang melintang saluran, as saluran merupakan titik tengah

atau titik letak garis ‘center line’, dengan elevasi tertinggi pada

saluran lurus. Pada disain pembukaan saluran baru alinemen

horizontal diplot diatas peta kontur hasil survey topografi. Skala yang

dipakai biasanya 1:1000, dengan garis kontur per 1 m. Penarikan

garis disain alinemen horizontal dilakukan dengan

mempertimbangkan kriteria yang disebutkan diatas (penarikan trase

saluran ), secara lebih aplikatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Sebisa mungkin mengikuti atau sejajar garis kontur

Page 34: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 13

• Jika terpaksa memotong kontur, diusahakan jarak pemotongan

panjang

• Dihindari menabrak infrastruktur yang ada, misalnya rumah,

gedung, tempat ibadah,gardu listrik, menara telekomunikasi,

kuburan,dll.

• Dihindari melewati lokasi batuan keras menurut hasil survey

geologi

• Diusahakan volume galian = volume timbunan

• Dihindari banyak membangun jembatan sebagai akibat dari

optimasi memenuhi kriteria tersebut diatas akhirnya, saluran

tidak selalu bisa lurus, munculah yang disebut tikungan.

Terutama di daerah pegunungan.

2.2.1 Trase saluran Pembawa (Waterway)

Saluran pembawa (Waterway) atau juga dinamakan head

race mengikuti konstur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air

yang disalurkan dan menjaga energy potensial air tetap pada

nilainya.

Page 35: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 14

Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dimulai

dari bangunan pengambilan sampai dialirkan le petak lahan

pertanian. Saluran pembawa ini terdiri dari saluran pembawa utama

dan saluran tersier. Saluran pembawa berdasarkan fungsinya antara

lain sebagai berikut :

1. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju

saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas

ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.

2. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer menuju

petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder

tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan

sadap terakhir.

3. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap air

saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani

oleh saluran sekunder tersebut.

2.2.2 Analisis Optimasi

Dalam penelitian ini, analisis optimasi diartikan sebagai

suatu proses perhitungan volume galian dan timbunan serta

pembiayaannya untuk mendapatkan perhitungan volume galian

dan timbunan paling baik (optimal) antar volume galian dan

timbunan (optimal) dengan menggunakan berbagai alternatif

ditinjau dari perhitungan trase data kontur yang ada. Proses

perhitungan trase pada data kontur tersebut membantu

Page 36: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 15

meringankan beban biaya, waktu dan pemakaian alat berat pada

konstruksi tersebut sehingga biaya dan waktu penyelesaian total

dapat dikurangi disebut sebagai crashing proyek (Heizer dan

Render 2005).

2.2.3 Konsep Dasar Model Efesiensi/Optimasi

Konsep dasar dari model optimasi adalah rasionalitas.

Rasionalitas merujuk ke pilihan-pilihan yang konsisten dan

memaksimalkan nilai. Oleh karena itu pengambilan keputusan

rasional menyiratkan bahwa pengambil keputusan dapat objektif

sepenuhnya dan logis. Wirausahawan harus mempunyai suatu

tujuan yang jelas, dan keempat langkah dalam model optimasi

diandaikan menghantar ke seleksi alternatif yang akan

memaksimalkan tujuan tersebut. Unsur-unsur dalam rasionalitas,

terdiri atas :

1. Berorientasi Tujuan

Setiap pengambilan keputusan harus berorientasi dan tidak

boleh menyimpang dari tujuan usaha yang telah ditetapkan.

2. Mengetahui Semua Alternatif Pilihan

Pengambil keputusan harus mengenali semua kriteria yang

relevan dan dapat mendaftar semua alternatif yang ada.

Wirausahawan harus mengetahui semua informasi yang terkait

dengan seluruh pilihan alternatif yang ada.

3. Prioritas Alternatif Solusi

Page 37: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 16

Faktor-faktor penyebab dan alternatif solusi dapat diberi nilai

nomorisasi (numeris) dan diperingkatkan dalam suatu urutan

preferensi.

4. Pilihan Terakhir Akan Memaksimalkan Hasil

Pengambil keputusan rasional, dengan mengikuti model

optimasi, akan memilih alternatif yang mempunyai resiko

terendah dan keuntungan tertinggi. Diharapkan proses ini dapat

memberikan manfaat yang maksimum.

2.2.4 Pengertian Volume Galian

Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran

air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-

gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan

bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan

stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian

bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk

pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada

perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan

penampang badan jalan. Pekerjaan galian dapat berupa :

1. Galian biasa

Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi

sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow

excavation) dan galian perkerasan beraspal.

Page 38: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 17

2. Galian batu

Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1

m3 atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut

adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan alat bertekanan

udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk

galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal

yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan

tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.

3. Galian struktur

Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam

batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar

untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian

Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian

Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi

jembatan, tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul

beban lainnya. Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan

kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian

yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan,

penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja

atau cofferdam beserta pembongkarannya.

4. Galian perkerasaan beraspal

Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan

lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan

Page 39: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 18

maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas

perkerasan beraspal tanpa pemanasan).

2.2.5 Pengertian Volume Timbunan

Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa,

timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa. Timbunan

pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)

untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di

daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit

dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan

untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika

diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan,

dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan

adalah faktor yang kritis. Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan

digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang

oleh air.

2.2.6 Perhitungan volume galian dan timbunan

Prinsip hitungan volume adalah 1 (satu) luasan dikalikan

dengan 1 (satu) wakil tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau

beberapa tinggi, maka dibuat wakilnya, misalnya dengan merata-

ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya. Ada beberapa

cara atau metode untuk menghitung volume tanah baik timbunan

Page 40: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 19

yang harus ditambahkan maupun galian yang harus diambil

tanahnya yaitu dengan cara :

A. Penampang rata – rata

Volume =𝐴1+𝐴2

2 x d………………………………………………………(1)

Keterangan :

A1 = luas penampang 1

A2 = luas penampang 2

d = jarak antar penampang 1 dan 2

Gambar 2.1 Metode penampang rata – rata

B. Kontur

Prinsipnya hampir sama dengan penampang rata-rata.

Volume = 𝐴1+𝐴2+𝐴3+⋯+𝐴𝑛

𝑛 x {(n - 1) x d)…………………………(2)

Keterangan :

A1, A2, dan An = luas penampang 1, 2 dan n diukur dengan

planimeter d = interval kontur ( umumnya sama)

Page 41: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 20

Gambar 2.2 Metode kontur

C. Motode borrow pit

Cara menghitung volume dengan Borrow Pit adalah dengan

membagi daerah tersebut kedalam beberapa “kapling” yang

seragam, biasanya bujur sangkar atau empat persegi panjang.

adapun Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Volume = 𝐴

4 X ( 1 X ∑h1 + 2 x ∑h1 + 3 x ∑h3 + 4 x ∑h4 )

Keterangan :

A = luas penampang satu kapling yang seragam ( m2 )

h1 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 1 kali (m)

h2 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 2 kali (m)

h3 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 3 kali (m)

h4 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 4 kali (m)

Page 42: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 21

Gambar 2.3 Metode Borrow pit

2.2.7 Autocad Land Desktop Development 2009

Land Desktop Development 2009 adalah sebuah aplikasi dari

CAD untuk membuat Permukaan tanah (Surface) secara digital atau

biasa disebut Digital Terrain Models (DTM), dengan memakai titik –

titik (point) secara tiga dimensional sebagai referensi, di mana titik –

titik tersebut langsung diambil dari hasil pengukuran di lapangan

dengan koordinat XY serta elevasi-nya. Sedangkan Civil Design

adalah penggunaan DTM yang telah dibuat di Land Desktop untuk

merencanakan Jalan, Perpipaan, Penembokan, Saluran, Drainase

dan sebagainya.

Page 43: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 22

2.2.7.1 Cara Mendesain Dengan Menggunakan Program

Autocad Land Desktop Development 2009

1. Setting folder Directory project

A. Pada tampilan start up pilih New untuk membuat project

baru. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

B. Setelah itu akan muncul new drawing : project based.

Klik create project untuk membuat project baru

Nama gambar

Untuk membuat project baru

Page 44: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 23

C. Setelah itu akan muncul menu project details.

D. Setelah klik ok pada menu project details akan muncul

menu load setting.

Dalam menu load setting terdapat beberapa skala gambar.

Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Satuan gambar

Nama Project

Page 45: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 24

Untuk pemilihan skala gambar menggunakan skala 1 :

1000 Metric. Setelah itu klik next untuk pindah ke lembar

selanjutnya.

E. Setelah klik next pada menu load setting akan mucul menu

units.

Dalam menu units terdapat beberapa item seperti pada

gambar dibawah ini :

1) Linear units : Meter

2) Angle Units : Degress

3) Angle display style : North Azimuth

F. Setelah klik next pada menu units akan mucul menu zone.

Page 46: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 25

Dalam menu zone terdapat beberapa item seperti pada gambar

dibawah ini :

Dalam penelitian ini menggunakan zona UTM (Universal

Tranverse Mercator) 51 S untuk daerah Masamba, Sulawesi

Selatan. Berikut pembagian zona UTM (Universal Tranverse

Mercator) di Indonesia seperti pada gambar dibawah ini :

Page 47: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 26

G. Setelah klik next pada menu Zone akan mucul menu text

style.

Dalam menu text style terdapat beberapa item seperti pada

gambar dibawah ini :

Kegunaan menu text style untuk mengatur nama tulisan,

tipe tulisan serta ketebalan garis. Dapat disesuaikan

sesuain kebutuhan. Dalam penelitian ini menggunakan

pengaturan text sebagai berikut :

1) Style set name : Mili stp

2) Styles in this set : 2MM

3) Select current style : Standard

H. Setelah klik next pada menu text style akan muncul

menu finish.

Page 48: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 27

Dalam menu finish kita telah menyelesaikan Setting folder

directory project. seperti pada gambar dibawah ini :

2. Import data ukur / data survey

Setelah menyelesaikan Setting folder directory project langkah

selanjutnya memasukkan data ukur/data survey hasil dari

pengukuran topografi. Adapun langkah-langkah Import data ukur

/ data survey sebagai berikut :

A. Pada menu Toolbar klik menu points > Point setting.

Page 49: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 28

B. Pada menu point settings terdapat beberapa item, yang

perlu diperhatikan pada menu point setting adalah menu

cords, Marker dan Text.

1) Menu cords : untuk menentukan tipe file koordinat

yang akan digunakan. Dalam penelitian ini

menggunakan koordninat X – Y. dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Page 50: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 29

2) Menu marker : Untuk menentukan jenis dan ukuran

data ukur yang akan di masukkan kedalam lembar

kerja gambar. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

a) Pada pilihan Use costum Marker dapat di

sesuaikan sesuai keinginan.

b) Pada pilihan Size in absolute units menggunakan

ukuran 1 unit agar ukuran poin sesuai dengan

skala gambar yang direncanakan.

Page 51: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 30

3) Menu text : untuk menentukan ukuran

tulisan/Deskripsi dari pengukuran topografi. Dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Pada pilihan size in absolute units menggunakan

ukuran 0.5 unit agar ukuran point sesuai dengan skala

gambar yang direncanakan.

C. Selanjutnya pada toolbar klik menu points > Import/Export

Point > Impor points. Dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Page 52: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 31

1) Pada menu format manager kita dapat memasukkan

data ukur/data survey sesuai dengan format yang

sesuain keinginan, dalam hal ini menggunakan

PNEZD.

Ket :

a) P : POINT

b) N : NORTH

c) E : EAST

d) Z : ELEVATION

e) D : DESCRIPTION

Page 53: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 32

2) Pada menu Source file kita dapat memasukkan data

ukur/data survey secara otomatis dengan format

notepad.

Adapun data ukur/data survey seperti pada gambar

dibawah ini :

Page 54: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 33

3) Setelah klik ok maka akan muncul tampilan sebagai

berikut ini :

Pada lembar kerja gambar telah selesai mengimport

data survey ke autocad land desktop development

2009. Langkah selanjutnya yaitu menentukan

alignment / as rencana drainase dari data ukur yang

telah di masukkan kedalam autocad land desktop

development 2009.

Page 55: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 34

3. Menggambar as / ALINGMENT

Setelah mengimport data ukur/data survey selanjutnya

menggambar/ menentukan as / Alingment pada gambar

tersebut. Sesuaikan dengan elevasi kontur pada gambar. Dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

4. Membuat kontur / Terrain

Setelah membuat as drainase, kemudian akan membuat

kontur/elevasi data dari pengukuran topografi. Adapun langkah-

langkah membuat kontur sebagai berikut :

A. Pada toolbar klik menu Terrain > Terrai model explorer.

Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 56: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 35

Pada menu terrain model explorer klik kanan pada folder

terrain kemudian klik create new surface.

Memasukkan data ukur poin kedalam menu point groups.

Page 57: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 36

Setelah klik oke kemudian klik kanan pada menu surface

lalu klik tombol build untuk mengunci data koordinat.

B. Pada toolbar klik menu terrain > create contur untuk

menggambarkan kontur pada lembar kerja. Dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :

Page 58: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 37

Setelah itu akan tampil menu create contur. Dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :

1) Elevation range : elevasi kontur

tertinggi dan terendah

2) Intervals (both minor and major) : interfal kontur

minor dan major antara 1 m dan 5 m

C. Untuk mengedit kontur agar lebih baik dalam

penggambaran klik style manager. Dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Page 59: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 38

Pada menu style manager ada beberapa yang perlu di

perhatikan. antara lain sebagai berikut :

1) Menu contour appereance untuk mengatur apa saja

yang perlu di tampilkan pada lembar kerja. Adapun

pilihan pada menu contour appereance yaitu :

a) Menu contour display : contours and grip

b) Menu label display : labels and grip

c) Smoothing oprions : add vertices ukuran 9

Page 60: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 39

2) Menu text style untuk mengatur besar kecil teks

keterangan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

a) Height : 1,00

b) Precision : 1

Setelah semua siap pilih ok maka akan tampil gambar

seperti dibawah ini :

Page 61: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 40

5. Membuat plan profil/profil melintang

Plan profil bertujuan mengetahui potongan melintang dari

rencana as drainase yang telah di buat sebelumnya, adapun

langkah-langkah membuat plan profil sebagai beikut :

A. Pada toolbar buka menu profiles > profile settings > values

Page 62: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 41

Kegunaan menu values untuk melihat seberapa jauh potongan

melintang dari as rencana drainase. Menu values dapa dilihat

pada gambaar dibawah ini :

B. Pada menu profile pilih surface > set current surface

Kegunaan menu set current surface untuk memilih kontur yang

telah di buat pada langkah pembuatan kontur.

Page 63: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 42

C. Pada menu profile pilih create profile > full profil

kegunaan menu full profil untuk menampilkan plan profil pada

lembar kerja. Menu full profil dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

1) horizontal spacing : 50 m (jarak horizontal pada

gambar)

Page 64: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 43

2) Vertical spasing : 5 m (jarak vertical pada gambar)

3) Grid height : 110 m (tinggi grid)

Adapun hasil plan profil/potongan melintang as rencana drainase

adalah sebagai berikut :

6. Membuat Cross Section / potongan memanjang.

Cross Section bertujuan mengetahui potongan

mememanjang dari rencana as drainase yang telah di buat

sebelumnya. Cross Section juga sangat menentukan untuk

perhitungan optimasi volume galian dan timbunan . Adapun

langkah-langkah membuat Cross Section sebagai beikut :

Page 65: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 44

A. Pada toolbar buka menu profiles > Surfaces > Set Current

Surface

Kegunaan menu Set Current Surface untuk memilih data kontur

yang telah dibuat sebelumnya. . Menu values dapa dilihat pada

gambar dibawah ini :

Page 66: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 45

B. Pada menu Cross Section pilih Existing Ground > Sampe for

surface

Kegunaan menu Existing Ground untuk memilih lebar, radius

dan jarak yang akan di tampilkan pada gambar.

Page 67: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 46

1) Swatch Widht : untuk menentukan lebar ( dalam hal ini

lebar saluran) yang akan di tampilkan pada gambar.

2) Sample Increments : Untuk menentukan radius dan

jarak (dalam hal ini radius dan jarak saluran) yang akan di

tampilkan pada gambar.

C. Pada menu Cross Section pilih Templates > Import template

Kegunaan menu Templates untuk sebagai acuan dari elevasi

tanah asli ke elevasi rencana yang akan dibuat dan nantinya

sebagai dasar untuk menghitung volume galian dan timbunan.

Page 68: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

II - 47

D. Pada menu Cross Section pilih Section Plot > All

Kegunaan menu Section Plot untuk menampilkan hasil gambar

croos section pada gambar dari hasil pengimputan data

sebelumnya.

Page 69: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

III - 1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian manajemen / lapangan (Studi

Kasus). Hal ini dilakukan untuk meninjau suatu kasus tertentu dan

memberikan solusi pemecahan kasus tersebut.

3.2 Persiapan

Persiapan dilakukan untuk mendukung kelancaran penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini, diantaranya yaitu :

1. Mengurus surat-surat yang diperlukan sebagai kelengkapan

administrasi penyusunan Tugas Akhir.

2. Menentukan pihak-pihak (Instansi) yang akan dihubungi terkait

penyusunan Tugas Akhir untuk mencari informasi dan meminta data.

3.3 Survey Lapangan

Survey lapangan dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi dan

situasi di lapangan.

3.4 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori- teori yang

berkaitan dengan judul Laporan Tugas Akhir yaitu “ PERENCANAAN

KONSTRUKSI SALURAN PEMBAWA (Waterway) PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BINUANG 3 KABUPATEN LUWU

UTARA DENGAN EFISIENSI VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN ”.

Page 70: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

III - 2

3.5 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan pada proyek PLTM Binuang 3,

Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara – Sulawesi Selatan.

Gambar 3.1 Peta lokasi royek pembangunan PLTM Binuang 3

Sumber : Google earth

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek

konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi volume galian

dan timbunan secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti

kontraktor,konsultan pengawas, dan lain-lain.

Peta Lokasi Proyek

2°35'48.68"S

120° 8'9.00"E

Page 71: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

III - 3

1. Data Topografi

Data yang mempengaruhi volume galian dan timbunan dapat

diperoleh dari konsultan perencana. Data yang dibutuhkan untuk

Topografi adalah :

a. Data ukur lapangan

b. Elevasi rencana

c. Gambar desain trase Konstruksi Saluran Waterway

d. Gambar desain PLTMH (Mikro Hidro).

2. Data Hidrologi

Data yang mempengaruhi perencanaan dimensi konstuksi saluran

waterway dapat diperoleh dari konsultan perencana. Data yang

dibutuhkan untuk hidrologi adalah :

a. Debit rencana.

b. Kecepatan aliran

c. Debit yang dibutuhkan Turbin 2x5 MW

3.7 Pengolahan data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Autocad land

Desktop Development 2009. Dengan mengimputkan data yang terkait

untuk analisis ke dalam program, maka Autocad land Desktop Development

2009 ini nantinya akan menghasilkan data untuk membantu dalam

perhitungan volume galian dan timbunan

Page 72: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

III - 4

3.7.1 Analisa Keadaan Topografi

Gambaran keadaan topografi digunakan sebagai dasar untuk

perencanaan / desain saluran pembawa (waterway) PLTMH pada lokasi

yang terpilih. Desain skema PLTMH meliputi alternative saluran pembawa

(waterway), dimensi saluran, kecepatan aliran dan debit yang dibutuhkan.

Dengan mengacu pada peta topografi, maka komponen bangunan PLTMH

dapan direncanakan sesuai dengan keadaan situasi yang ada. Dari

gambaran diatas nantinya akan direncanakan trase saluran pembawa

(waterway) yang optimal terhadap efisiensi volume galian dan timbunan.

Namun untuk data situasi di lapangan, diperlukan peninjauan langsung ke

lokasi guna mendapatkan data yang akurat. Peninjauan langsung ke lokasi.

3.7.2 Analisa data debit sungai binuang 3

Pada perencanaan PLTMH, debit andalan sangat berpengaruh pada

daya yang akan dikeluarkan. Debit andalan yang digunakan untuk tujuan

pusat listrik tenaga air sebesar 80%. Namun angka tersebut masih dapat

berubah tergantung tujuan perencanaan. Jika PLTMH tersebut adalah

sumber listrik utama penduduk setempat, maka persentase debitnya harus

dinaikan sekurangkurangnya 90%-95%. Jika PLTMH tersebut hanya

sebagai support listrik (diambil potensi daya untuk dijual secara komersial)

dan terdapat sumber listrik lain, maka persentase debitnya dapat dikurangi

sehingga didapatnya debit yang lebih besar agar keuntungan penjualannya

meningkat.

Page 73: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

III - 5

3.8 Bagan Alir Penelitian

Adapun penelitian ini dalam bentuk bagan alir ditujukan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian

Perhitungan Dimensi Saluran Penghantar / Waterway

Kesimpulan dan Saran

Analisa data

Mengitung debit rencana, kecepatan aliran air

dan debit kubutuhan air turbin 2x5 mw

Hasil dan pembahasan

Survey lapangan

Studi literatur Pengolahan data trase dengan

mengambil beberapa contoh

trase yang dibuat dengan

menggunakan Autocad Land

Desktop Development 2009

Perhitungan volume dengan metode

sistematis menggunakan Autocad

Land Desktop Development 2009

Trase

Optimal

Ya

Tidak

Data Pengukuran Lokasi

Mulai

Mulai

Page 74: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis

Kabupaten Luwu Utara terletak pada koordinat 2 30 45 – 2 37 30

LS sampai 119 41 15 – 121 43 11 BT. Sedangkan Kecamatan

Sabbang terletak pada koordinat 2 21 46 – 2 45 29 Lintang Selatan

dan 119 47 35 – 120 11 13 Bujur Timur.

Kecamatan Sabbang yang terletak di ujung sebelah Barat merupakan

pintu gerbang Kabupaten Luwu Utara dari arah Makassar. Dengan luas

wilayah sekitar 525,08 Km², kecamatan ini berbatasan langsung dengan

Kabupaten Luwu di sebelah Barat. Sedangkan batas sebelah Utara adalah

Kecamatan Limbong, serta batas sebelah Timur dan Selatan adalah

Kecamatan Baebunta. Pemerintah Kecamatan Sabbang membawahi 20

desa dimana semuanya sudah berstatus desa definitif. Desa yang paling

luas wilayahnya adalah desa Pararra (99,69 Km²) atau meliputi 18,99

persen luas wilayah Kecamatan Sabbang. Adapun desa yang paling sempit

wilayahnya adalah Desa Batu Alang dengan luas wilayah 4,11 Km².

Batas-batas wilayah Kecamatan Sabbang adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara /North Side : Kecamatan Limbong / Subdistrict of

Limbong

Page 75: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 2

• Sebelah Timur /East Side : Kecamatan Baebunta / Subdistrict of

Baebunta

• Sebelah Selatan /South Side : Kecamatan Baebunta / Subdistrict of

Baebunta

• Sebelah Barat / West Side : Kabupaten Luwu / Regency of Luwu

Penentuan Titik Refferensi

Titik referensi yang digunakan sebagai dasar pemetaan Topografi ini

adalah titik (Bench Mark – 1) yang ada disebelah kanan rencana Bendung

PLTM Binuang 3. Koordinat dan elevasi ini ditetapkan dengan

menggunakan GPS tetapi dengan pembulatan sebagai refferensi koordinat

lokal. Koordinat yang digunakan berbasis pada sistim UTM.

Tabel 4.1 Koordinat Hasil Pengukuran Titik Bench Mark (BM) PLTM

Binuang 3, Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan

No. Patok Koordinat Elv. Ket.

X Y Z

1 BM-1 181812,000 9722069,000 375,00 Refferensi.

2 BM. 2 181961,741 9722194,555 389,919

3 BM. 3 182156,396 9722476,482 431,807

4 BM. 4 182285,553 9722532,575 444,384

Page 76: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 3

Survei Hidrologi

Survai hidrologi dimaksudkan untuk mengumpulkan data primer di

lapangan. Namun data primer di lapangan tidak dapat berdiri sendiri

sebagai data dasar Analisis Hidrologi mengingat lingkup dan jangka waktu

survai yang terbatas. Dikombinasikan dengan data hidrologi sekunder yakni

data yang tersedia di instansi/badan terkait, data hasil survai diolah untuk

mendapatkan besaran-besaran hidrologi yang diperlukan untuk desain

PLTM.

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui :

a. Besarnya debit andalan (plant discharge) dan debit yang selalu tersedia

(firm discharge) yang akan dipakai untuk perancangan komponen-

komponen PLTM.

b. Kurva debit (rating curve) dan kurva durasi (flow duration curve)

c. Melakukan tinjauan (review) terhadap kondisi dan karakteristik dari

Daerah Aliran Sungai (DAS)

d. Besarnya debit banjir rencana.

Kondisi Hidroklimatologi

Uraian hidroklimatologi berikut ini untuk memberikan gambaran awal

atas kondisi hidroklimatologi lokasi studi. Kondisi hidroklimatologi dan curah

hujan rata-rata yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) Klas III Andi Jemma Masamba– Luwu Utara adalah

seperti pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Page 77: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 4

Tabel 4.2 Data Klimatologi rata–rata Stasiun Meteorologi Klas III Andi

Jemma Masamba

Sumber : BMG Stasiun Klas III Andi Jemma Masamba – Luwu Utara

Selain data diatas, pada Gambar 4.1 disajikan peta curah hujan pada

daerah lokasi studi PLTM Binuang 2. Dari peta tersebut diketahui bahwa

pada daerah studi dan daerah tangkapan airnya mempunyai curah hujan

yang cukup tinggi. Tercatat bahwa curah hujan di daerah tangkapan air

potensi ini mencapai antara 3000 mm sampai 3500 mm. Sedangkan daerah

tangkapan air dari lokasi potensi PLTM mencapai luasan 373,05 km2.

Daerah ini mayoritas berupa Hutan Primer sedangkan sisanya berupa

pertanian, lahan kering, serta kebun rakyat. Peta daerah tangkapan air

PLTM Binuang 2 disajikan pada Gambar 4.2

No Uraian Nilai Rata-rata

1. Suhu / Temperatur (C) 22,4 – 35,4

2. Penyinaran Mataharai rata-rata (%) 68,6

3. Kelembaban Udara rata-rata (%) 74 - 87

4. Kecepatan angin (knot) 2 – 5

5. Rata-rata hari hujan / bulan 22

6. Curah hujan rata-rata (mm) 18,2 – 409,6

Page 78: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 5

Gambar 4.1 Peta Curah Hujan di Lokasi Studi

Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) PLTM BINUANG 3

(Pada Peta Bakosurtanal)

Sumber : Peta RBI Bakosurtanal skala 1 : 50.000 lembar 2113-13 (sabbang)

U

Note : Luasan 1 kotak = 3,3 km2

CATCHMENT AREA

PLTM BINUANG 2373,05 km2

Page 79: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 6

4.4. Survei Dan Pengukuran

Survei dan pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung yaitu

pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa alat

pengukur arus (current meter), pelampung, dll. Debit hasil pengukuran

dapat dihitung segera setelah pengukuran selesai dilakukan. Dan

Pengambilan sampel sedimen terlarut dilakukan setelah pengukuran debit

selesai.

4.4.1. Pengamatan Muka Air Sungai Binuang 3

Pembacaan papan duga (Staff Gauge) yang dimaksud adalah

pengamatan muka air sungai Binuang 3 yang dilakukan setiap hari selama

survai di lapangan, secara berturut-turut. Pembacaan dilakukan dua kali

tiap hari pada pagi hari dan sore hari.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Rata-rata Sungai Binuang

3– Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan

. . . . .

Pengukuran Tanggal Waktu y (m) Q (m3/det)

1 20 Pebr. 2016 Pagi 0.38 19.33

2 Sore 0.38 19.18

3 21 Pebr. 2016 Pagi 0.39 19.24

4 Sore 0.39 19.08

5 22 Pebr. 2016 Pagi 0.40 19.69

6 Sore 0.40 19.45

7 23 Pebr. 2016 Pagi 0.40 21.43

8 Sore 0.40 21.31

9 24 Pebr. 2016 Pagi 0.41 21.05

10 Sore 0.41 20.86

11 25Pebr. 2016 Pagi 0.40 20.14

12 Sore 0.40 19.87

13 26 Pebr. 2016 Pagi 0.38 19.79

14 Sore 0.38 19.46

19.99DEBIT RATA-RATA (M3/DET)

Page 80: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 7

Dari hasil survey di lapangan, diperoleh data sekunder sebagai berikut :

• Data Klimatologi dari stasiun BMG Stasiun Klas III Andi Jemma

Masamba Luwu Utara tahun 1998 sampai dengan 2015.

• Data hujan dari stasiun Andi Jemma Masamba (Data dari Tahun 1998

s/d 2015) selama 15 tahun.

Data klimatologi dan data curah hujan akan digunakan sebagai data

analisis debit dengan menggunakan Metode F.J. Mock dan data curah

hujan maksimum tahunan digunakan untuk menghitung debit banjir.

Lokasi stasiun terdekat (Stasiun BMKG Andi Jemma Masamba) dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Peta Letak data Sekunder terhadap Lokasi Studi dan

Catchment Area

2

2

2

2

Page 81: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 8

4.4.2 Analisis Hidrologi

Pada analisis hidrologi PLTM Binuang 3 ini menggunakan data

klimatologi, karena pada lokasi studi tidak ada data AWLR (data sungai).

Sehingga data klimatologi dianalisis menggunakan metode F.J. Mock.

Dipilih metode F.J Mock karena metode Mock berfungsi untuk

memperkirakan besarnya debit suatu daerah aliran sungai berdasarkan

konsep water balance. Air hujan yang jatuh (presipitasi) akan mengalami

evapotranspirasi sesuai dengan vegetasi yang menutupi daerah tangkapan

hujan. Evapotranspirasi pada Metode Mock adalah evapotranspirasi yang

dipengaruhi oleh jenis vegetasi, permukaan tanah dan jumlah hari hujan.

4.4.3 Analisis Low Flow

Dalam analisa hidrologi berdasarkan curah hujan, dilakukan analisis

dengan menggunakan pendekatan F.J. Mock. Salah satu faktor penentu

untuk memperkirakan debit dengan Mock adalah Evapotranspirasi.

Besarnya limpasan (run off) dapat diperkirakan dari hujan dikurangi

evapotranspirasi.

Metode Mock adalah metode yang digunakan untuk

memperhitungkan debit atas dasar data curah hujan, evapotranspirasi, dan

karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai. Sesuai dengan filosofinya,

metode Mock akan menggunakan data dengan dengan interval waktu

bulanan. Pertimbangan penggunaan waktu bulanan adalah bahwa interval

waktu tersebut masih dapat mewakili hari-hari hujan yang terjadi. Metode

Page 82: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 9

Mock mensimulasikan kesetimbangan air bulanan pada suatu daerah

tangkapan, yang ditujukan untuk menghitung total run off dari nilai-nilai data

dan asumsi yang digunakan.

Dari perhitungan yang sudah dilakukan sesuai dengan tahapan-

tahapan di atas, diperoleh hasil debit bulanan rata-rata seperti pada Tabel

4.4. (Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran I).

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan F.J.Mock

Gambar 4.4

Grafik Debit Bulanan PLTM Binuang 2

Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1998 6.61 21.59 24.22 46.04 45.80 70.57 61.43 58.83 52.27 41.98 31.92 32.18

1999 28.01 31.16 33.80 29.94 36.22 52.30 37.85 28.45 23.13 39.14 26.38 26.95

2000 25.86 28.97 21.97 25.09 32.75 56.73 52.97 35.05 31.12 31.95 18.44 21.57

2001 32.59 28.49 33.39 32.84 25.80 53.49 40.35 26.61 23.56 16.77 22.72 26.60

2002 29.06 41.94 42.10 31.77 27.25 46.77 32.25 23.01 16.06 10.98 11.53 10.40

2003 12.54 26.25 26.20 25.14 27.62 44.15 31.85 31.17 24.77 19.75 12.90 21.24

2004 16.78 30.15 26.76 23.01 25.11 43.86 37.99 22.52 21.49 14.97 8.50 16.37

2005 23.98 21.76 25.53 30.40 37.35 49.94 42.82 26.99 21.37 21.58 15.04 31.14

2006 23.97 43.77 32.26 33.34 44.60 68.78 45.77 28.54 23.83 16.56 9.37 12.93

2007 12.70 20.38 19.05 24.38 28.76 52.15 38.50 29.18 23.25 9.96 15.40 18.61

2008 16.37 21.38 22.61 28.40 24.54 51.54 55.62 45.04 37.08 36.37 38.99 45.45

2009 39.40 41.32 46.17 32.54 35.26 48.14 39.79 26.10 28.83 19.81 9.84 11.10

2010 23.28 27.36 35.44 32.69 28.78 59.03 51.17 48.81 46.44 52.29 36.67 35.13

2011 28.52 37.07 32.27 31.88 39.33 59.56 46.36 30.01 30.40 20.96 11.50 26.07

2012 24.38 36.90 44.97 43.18 50.45 64.99 49.36 36.14 30.62 22.00 14.62 22.90

2013 39.78 68.26 49.13 46.77 53.73 71.34 54.97 40.83 32.78 24.04 12.81 18.68

2014 16.23 33.32 30.08 27.75 31.73 42.57 31.00 18.32 13.65 10.58 5.82 14.92

2015 8.75 9.94 7.02 5.64 6.99 11.24 6.98 4.59 3.31 2.69 1.82 10.20

Q Rata-rata 22.71 31.67 30.72 30.60 33.45 52.62 42.06 31.12 26.89 22.91 16.90 22.36

Q Max 39.40 43.77 46.17 46.04 45.80 70.57 61.43 58.83 52.27 41.98 38.99 45.45

Q Min 6.61 20.38 19.05 23.01 24.54 43.86 31.85 22.52 16.06 9.96 8.50 10.40

Page 83: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 10

4.4.4. Flow Duration Curve (FDC)

Terhadap data debit hasil analisis F.J. Mock perlu dibuat Flow

Duration Curve.

Gambar 4.4 Grafik Flow Duration Curve Dari Data Hujan

Keterangan :

Q sungai = grafik debit sungai di titik rencana PLTM yang didapat dari

perhitungan F.J.Mock.

Q PLTM = lengkung debit yang akan digunakan untuk pembangkit. Debit

PLTM ini diperoleh dari Q potensi dikurangi debit pemeliharaan yang

dilepas kehilir bending selama pembangkit beroperasi. Hal ini bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan keseimbangan ekologi sungai

sesuai PP No.42 Tahun 2008 Pasal 11. Mekanisme continuous flow ini

Page 84: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 11

dilakukan dengan cara membuka pintu flushing setinggi tertentu sesuai

dengan kebutuhan yang ada. Debit ekologi diambil 10% dari Q sungai.

Dilihat dari Gambar 4.5 Grafik Flow Duration Curve, maka dapat disajikan

seperti Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Flow Duration Curve

Keterangan:

- Q Sungai adalah debit di titik rencana PLTM yang didapat dari

perhitungan F.J.Mock.

- Q Ekologi adalah debit pemeliharaan ekologi sebesar 10% dari debit

sungai

- Q PLTM adalah Q SUNGAIi dikurangi 10% (release flow).

Q SUNGAI Q EKOLOGI Q PLTM

(m3/det) (m3/det) (m3/det)

5 % 55.791 5.579 50.21

10 % 50.670 5.067 45.60

15 % 46.102 4.610 41.49

20 % 43.037 4.304 38.73

25 % 39.381 3.938 35.44

30 % 36.638 3.664 32.97

35 % 33.318 3.332 29.99

40 % 31.996 3.200 28.80

45 % 30.756 3.076 27.68

50 % 29.370 2.937 26.43

55 % 27.253 2.725 24.53

60 % 26.026 2.603 23.42

65 % 24.208 2.421 21.79

70 % 22.907 2.291 20.62

75 % 21.408 2.141 19.27

80 % 18.364 1.836 16.53

85 % 14.950 1.495 13.46

90 % 11.199 1.120 10.08

95 % 8.280 0.828 7.45

100 % 1.821 0.182 1.64

PROBABILITAS

Page 85: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 12

4.4.5 Debit Andalan

Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi

kebutuhan air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Besar

debit andalan dalam analisis optimasi skala pengembangan untuk PLTM

Binuang 3 adalah sebesar 20,62 m3/det pada probabilitas 70%. Dari angka

ini, diperoleh gambaran bahwa debit andalan PLTM Binuang 3 cukup besar,

dan dari data pengamatan yang diperoleh sungai ini tidak pernah kering

pada musim kemarau.

4.4.6 Perhitungan Head Efektif

Perhitungan Head atau tinggi jatuh akan menentukan potensi PLTM

yang tersedia yang akan memutar turbin. Perhitungan head ini diperlukan

disini untuk melengkapi pembahasan data teknis PLTM untuk setiap

alternatif yang dibuat sebelum tahap optimalisasi dilakukan. Head yang

digunakan dalam optimasi ini adalah head bruto yang diperoleh dari :

Elevasi mercu bendung = +315 m

Elevasi muka air tailrace = +238,58 m -

Head Bruto = 76,42 m

Losses = 3,3253 m –

Head net = 73,0947 m

Page 86: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 13

4.4.7 Perhitungan Kapasitas Dan Energi

Pada perhitungan ini, kehilangan tinggi jatuh bruto diperhitungkan

dalam penentuan head, dan besarnya efisiensi Turbin diambil berdasarkan

perbandingan Q/Q max. Sedangkan efisiensi generator diambil 0,95.

Daya yang dihasilkan dihitung berdasarkan persamaan berikut :

dimana :

= Massa jenis air (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (m/det2)

hef = Tinggi jatuh efektif (m)

Q = Debit air (m3/det)

T = Efisiensi Turbin

G = Efisiensi Generator

Untuk perhitungan energi, dipergunakan gambar Flow Duration Curve

yang memberikan besaran energy sesuai dengan luas Area dari debit

yang digunakan per satuan waktu, sehingga persamaan yang digunakan

adalah :

E = g . . Hef . Q . t (Kwh)

dimana :

g = Percepatan gravitasi

Hef = Tinggi Jatuh efektif

Page 87: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 14

= Efisiensi Turbin dan Generator (Efisiensi Total).

Q = Debit.

t = Waktu.

Tabel Optimasi Daya dan energy adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Perhitungan Daya dan Energi Pembangkitan

Dari hasil analisis debit yang optimal berada pada probabilitas 70% yaitu

Q = 20,62 m3/det. Akan tetapi berdasarkan kriteria perencanaan irigasi

bahwa pengambilan intake harus direncanakan 120% dari debit desain,

maka dalam perencanaan ini digunakan debit desain untuk PLTM sebesar

100%

120% × 20,62 𝑚3/𝑑𝑒𝑡 = 17,18 m3/det.

Jadi :

a. Debit desain untuk PLTM = 17,18 m3/det

b. Debit maksimal pengambilan = 120% x 17,18 m3/det = 20,62 m3/det

5% 73.0947 50.21 29073.738

10% 73.0947 45.60 26405.502

15% 73.0947 41.49 24024.721

20% 73.0947 38.73 22427.314

25% 73.0947 35.44 20522.319

30% 73.0947 32.97 19092.720

35% 73.0947 29.99 17362.899

40% 73.0947 28.80 16674.085

45% 73.0947 27.68 16027.818

50% 73.0947 26.43 15305.408

55% 73.0947 24.53 14202.301

60% 73.0947 23.42 13562.774

65% 73.0947 21.79 12615.082

70% 73.0947 20.62 11937.384

75% 73.0947 19.27 11156.352

80% 73.0947 16.53 9569.926

85% 73.0947 13.46 7790.847

90% 73.0947 10.08 5835.894

95% 73.0947 7.45 4314.828

100% 73.0947 1.64 949.018

Head

(m)

74,527,173.73

79,848,109.96

83,820,807.56

85,878,285.78

87,563,561.09

88,273,565.20

88,477,675.23

88,252,781.74

87,652,961.03

86,543,247.18

42,727,584.79

84,230,503.37

82,525,238.69

79,422,139.80

76,787,995.62

32,399,478.08

7,482,054.73

Prob

(%)

Debit

(m3/det)

Daya

(kW)Energi Pembangkit (kWh)

73,241,280.04

65,066,531.52

54,920,410.37

Page 88: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 15

4.4.8 Pengukuran Kecepatan Aliran Air

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengukuran kecepatan

aliran sungai meliputi:

1. Kecepatan aliran diukur dengan current meter yang telah dikalibrasi

dengan baik.

2. Pengukuran dilakukan pada lokasi dimana dibuat potongan melintang

sungai, untuk satu pias, dilakukan satu pengukuran untuk satu saat.

3. Pengukuran kecepatan dilakukan pada garis sumbu pias.

4. Pengukuran dibuat pada berbagai level muka air sungai meliputi air

rendah, menengah dan air tinggi yang terjadi selama periode

pengukuran.

5. Pengukuran kecepatan arus / debit sesaat dilakukan sebanyak 14 kali

selama kurun waktu 7 hari.

6. Staff gauge tetap dibaca selama dan sesudah setiap pengukuran

kecepatan.

7. Jumlah dan kedalaman titik-titik pengukuran kecepatan serta

perhitungan kecepatan rata-rata aliran pada pias dihitung sebagai

berikut :

Page 89: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 16

Tabel 4.7 Cara Pengukuran Kecepatan

D (m) Jumlah Titik

Ukur

Kedalaman alat Ukur Kecepatan Rata-rata

0,2 D 0,6 D 0,8 D (m/det)

< 0,6 1 - X - V 0,6

0,6 - 0,8 2 X - X 0,5 (v 0,2 + V 0,8)

> 0,8 3 X X X 0,25(V 0,2+V 0,6+V 0,8)

Catatan :

D = kedalaman sungai pada sumbu pins (meter).

V 0,2 V0,6 : V0,8 berturut-turut adalah kecepatan aliran pada titik yang

setara dengan kedalaman 0.2D; 0,6D dan 0.8D.

4.4.9 Perhitungan Debit

Debit sungai dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas :

dimana :

Q = Debit total pada penampang sungai (m3/det).

Vi = Kecepatan pada masing-masing pias (m/det).

Ai = Luas penampang masing-masing pias, untuk metode

pelampung adalah luas rata-rata pias hulu dan hilir (m2).

n = Jumlah pias pada satu penampang.

Kecepatan yang dimaksud pada persamaan di atas adalah

kecepatan rata-rata sesuai dengan cara pengukuran kecepatan

seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.6.

Page 90: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 17

Debit pada setiap seksi (ra/ri) adalah perkalian antara

kecepatan rata-rata dan luas penampang seksi tersebut. Total

debit pada penampang sungai di tempat pengukuran debit adalah

jumlah debit dari semua seksi.

4.5 Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan Dengan Metode Sistematis

Menggunakan Autocad Land Desktop Development 2009

Dari hasil pengolahan data menggunakan Autocad Land Desktop

Development 2009 , didapatkan trase optimal terhadap volume galian /

timbunan. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan dapat dilihat

pada Lampiran I. Trase optimal dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.4 Trase saluran pembawa (waterway) optimal

Page 91: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 18

Adapun perhitungan volume galian dan timbunan menggunakan

Persamaan Seperti Dibawah ini :

Rumus :

a) Volume Galian dan timbunan = 𝐴1+𝐴2

2 x d ………….Persamaan (1)

b) Volume Galian tot ≥ Volume timbunan tot ………….Persamaan (2)

c) Panjang Saluran (d) = 50 m

d) Volume Galian sta +0.00 = 𝐴𝑆𝑇𝐴+0.000+ 𝐴𝑆𝑇𝐴+0.050

2 .....…Persamaan (3)

e) Volume Timbunan sta +0.00= 𝐴𝑆𝑇𝐴+0.000+ 𝐴𝑆𝑇𝐴+0.050

2 ……Persamaan (4)

Dari hasil yang di peroleh dari perhitungan luasan dan volume untuk

daerah galian dan timbunan, maka di ketahui bahwa perencanaan saluran

pembawa (waterway) lebih banyak di temukan volume galian yaitu sebesar

31.905 m3, sedangkan untuk daerah timbunan hanya sebesar 30.903 m3

pada elevasi 418 m (Hulu) dan 416 m (Hilir). Dengan demikian, tidak

diperlukan biaya tambahan untuk daerah timbunan.

4.6 Desain Saluran Pembawa (Waterway)

Saluran direncanakan berbentuk segi empat.

1. Rumus persamaan Manning :

Q = A x V, dimana V = 1/n x R^2/3 x √𝑆

2. Tinggi jagaan (Free Board) :

Syarat = 0,5 < Fjagaan < 1,0 …. (KP 03 Saluran Hal 43)

diambil = 0,5 m

Page 92: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 19

3. Perhitungan Debit :

21

32

.Ik.RV =

dimana : V = Kecepatan Aliran (m/det)

K = Koefisien Strickler

R = Jari-jari Hidraulis (m)

I = Kemiringan Dasar

N = Koefisien Manning

Dari KP 03 Diperoleh V maks untuk saluran adalah 1.0 m/dt. Pada

perencanaan ini diambil kecepatan 1 m/dtk.

Bila dikombinasikan dengan Rumus Kontinyuitas, maka diperoleh

hubungan dengan penampang saluran sebagai berikut.

Q = A . V

A = Q / V

= 20,62/ 1,0

= 20,62 m2

A = b x h

Misal b = 2h

A = 2h2

20,62 = 2h2

h = 3,25 m

b = 2 x 3,25 m

= 6,50 m

Page 93: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

IV - 20

P = b + 2h = 13,00 m

R = A/P = 1,59

S = (V x n / R2/3)2

= (1,0 x 0,017 / 1,592/3)2 = 0,00916

Sketsa Penampang :

Gambar 4.5 Sketsa Penampang Saluran

Dari perencanaan dan penelitian di dapat kan data Desain konstruksi

saluran pembawa (waterway) sebagai berikut Lebar saluran (b) = 6,50

m

a. Tinggi Saluran (h) = 4,25 m

b. Tinggi muka air = 3,25 m

c. Tinggi jagaan (F) = 1,00 m

d. Kemiringan saluran (S) = 0.00916

B = 6,50 m

h = 3,25 m

F = 1,00 m

Page 94: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

V - 1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah kami

lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dari Hasil perhitungan debit dan Kecepatan aliran diperoleh :

• Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis pendekatan

menggunakan metode F.J. Mock diperoleh data debit bulanan

rata-rata adalah :

a. Q rata-rata = 22,36 m3

b. Q maksimum = 45,45 m3

c. Q minimum = 10,40 m3

d. Kecepatan aliran air V1 0,2 m/det, V1 0,6 m/det, V1 0,8

m/det berturut-turut adalah kecepatan aliran pada titik

yang setara dengan kedalaman 0.2 D, 0.6 D, 0.8 D,

• Dari hasil analisis debit yang optimal berada pada probabilitas

70% yaitu :

a. Debit desain untuk PLTM = 17,18 m3/det

b. Debit maksimal pengambilan = 120% x 17,18 m3/det =

20,62 m3/det

Page 95: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

V - 2

2. Dari perencanaan dan penelitian di dapat kan data trase optimal dan

efisien, serta volume galian dan timbunan sebagai berikut :

a. Panjang trase = 3.150 m / STA 3+150

b. Elevasi trase Hulu = 318 MPDL

c. Elevasi trase Hilir = 316 MPDL

d. Volume galian = 31.905 m3

e. Volume timbunan = 30.903 m3

3. Dari perencanaan dan penelitian di dapat kan data Desain konstruksi

saluran pembawa (waterway) sebagai berikut :

a. Lebar saluran (b) = 6,50 m

b. Tinggi Saluran (h) = 4,25 m

c. Tinggi muka air = 3,25 m

d. Tinggi jagaan (F) = 1,00 m

e. Kemiringan saluran (S) = 0,00916

f. Tipe saluran pembawa (Waterway) = Saluran Primer

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, penulis mempunyai beberapa

saran agar ke depannya penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik

lagi, yaitu :

1. Perlunya dilakukan survei pengukuran topografi yang lebih

lengkap dan detail agar pelaksanaan di lapangan menjadi lebih

mudah.

Page 96: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

V - 3

2. Sebelum dilakukan Perencanaan Konstruksi Saluran Pembawa

(Waterway) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH),

perlunya di tentukan lokasi yang baik agar nantinya dalam

mendesain trase Saluran Pembawa (Waterway) yang optimal

dan efisien terhadap volume galian dan timbunan dapat menjadi

lebih mudah.

Page 97: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1976. Engineering Monograph No. 20 Selecting Reaction Turbines.

Amerika: United States Bureau of Reclamation.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 02). Bandung : CV.

Galang Persada.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 04). Bandung : CV.

Galang Persada.

Anonim. 2005. RETScreen® Engineering & Cases Textbook. Kanada: RETScreen

International.

Anonim. 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Switzerland:

IPCC (International Panel In Climate Change).

Dandenkar, MM., dan Sharma, KN. 1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia.

Hasmar. 2002. Drainase Perkotaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit UI

http://lorenskambuaya.blogspot.com/2014/05/bentuk-dan-dimensi-saluran-

terbuka_18.html

http://www.ilmusipil.com/cara-memilih-trase-jalan-baru

https://eliant7.wordpress.com/2012/04/05/mengenal-land-desktop/

https://www.konstruksibesar.com/2020/09/waterway-atau-saluran-pembawa-

jenisnya.html

Page 98: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

xviii

IMIDAP, T. (2008). Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH ). Jakarta: Ditjen Listrik dan Pemanfaatan

Energi DESDM.

Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Praktis. CV. Lubuk Agung. Bandung.

Nasir Bilal Abdullah. 2013. “Design of Micro - Hydro – Electric Power Station”,

International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) ISSN: 2249 –

8958, Volume-2, Issue-5.

Patty, OF. 1995. Tenaga Air. Jakarta: Erlangga.

Suripin. 2004 . Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : ANDI OFFSET

Tata cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan, SK SNI T–07–1990–F

Urban Drainase guidelines and technical Design standars, WSWCF 092/020

Page 99: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

GRAFIK DEBIT BULANAN PLTM BINUANG 3 HASIL PERHITUNGAN

F.J.MOCK

GRAFIK FLOW DURATION CURVE

DEBIT BULANAN

PLTM BINUANG 3

FDC DATA CURAH HUJAN

PLTM BINUANG 3

Page 100: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Tabel 2.1. Bentuk-Bentuk Umum Saluran Terbuka Dan Fungsinya.

Tabel 4.1 Koordinat Hasil Pengukuran Titik Bench Mark (BM) PLTM Binuang

2, Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan

No. Patok Koordinat Elv. Ket.

X Y Z

1 BM-1 182238.000 9721014.000 335.00 Refferensi.

2 BM. 2 182259.472 9721041.821 325.76

3 BM. 3 183221.990 9720748.006 344.46

4 BM. 4 183267.101 9720744.056 339.06

Page 101: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Tabel 4.2 Data Klimatologi rata–rata Stasiun Meteorologi Klas III Andi Jemma

Masamba

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Rata-rata Sungai Binuang 3–

Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan

. . . . .

Pengukuran Tanggal Waktu y (m) Q (m3/det)

1 20 Pebr. 2016 Pagi 0.38 19.33

2 Sore 0.38 19.18

3 21 Pebr. 2016 Pagi 0.39 19.24

4 Sore 0.39 19.08

5 22 Pebr. 2016 Pagi 0.40 19.69

6 Sore 0.40 19.45

7 23 Pebr. 2016 Pagi 0.40 21.43

8 Sore 0.40 21.31

9 24 Pebr. 2016 Pagi 0.41 21.05

10 Sore 0.41 20.86

11 25Pebr. 2016 Pagi 0.40 20.14

12 Sore 0.40 19.87

13 26 Pebr. 2016 Pagi 0.38 19.79

14 Sore 0.38 19.46

19.99DEBIT RATA-RATA (M3/DET)

No Uraian Nilai Rata-rata

1. Suhu / Temperatur (C) 22,4 – 35,4

2. Penyinaran Mataharai rata-rata (%) 68,6

3. Kelembaban Udara rata-rata (%) 74 - 87

4. Kecepatan angin (knot) 2 – 5

5. Rata-rata hari hujan / bulan 22

6. Curah hujan rata-rata (mm) 18,2 – 409,6

Page 102: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan F.J.Mock

Tabel 4.5 Flow Duration Curve

Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1998 6.61 21.59 24.22 46.04 45.80 70.57 61.43 58.83 52.27 41.98 31.92 32.18

1999 28.01 31.16 33.80 29.94 36.22 52.30 37.85 28.45 23.13 39.14 26.38 26.95

2000 25.86 28.97 21.97 25.09 32.75 56.73 52.97 35.05 31.12 31.95 18.44 21.57

2001 32.59 28.49 33.39 32.84 25.80 53.49 40.35 26.61 23.56 16.77 22.72 26.60

2002 29.06 41.94 42.10 31.77 27.25 46.77 32.25 23.01 16.06 10.98 11.53 10.40

2003 12.54 26.25 26.20 25.14 27.62 44.15 31.85 31.17 24.77 19.75 12.90 21.24

2004 16.78 30.15 26.76 23.01 25.11 43.86 37.99 22.52 21.49 14.97 8.50 16.37

2005 23.98 21.76 25.53 30.40 37.35 49.94 42.82 26.99 21.37 21.58 15.04 31.14

2006 23.97 43.77 32.26 33.34 44.60 68.78 45.77 28.54 23.83 16.56 9.37 12.93

2007 12.70 20.38 19.05 24.38 28.76 52.15 38.50 29.18 23.25 9.96 15.40 18.61

2008 16.37 21.38 22.61 28.40 24.54 51.54 55.62 45.04 37.08 36.37 38.99 45.45

2009 39.40 41.32 46.17 32.54 35.26 48.14 39.79 26.10 28.83 19.81 9.84 11.10

2010 23.28 27.36 35.44 32.69 28.78 59.03 51.17 48.81 46.44 52.29 36.67 35.13

2011 28.52 37.07 32.27 31.88 39.33 59.56 46.36 30.01 30.40 20.96 11.50 26.07

2012 24.38 36.90 44.97 43.18 50.45 64.99 49.36 36.14 30.62 22.00 14.62 22.90

2013 39.78 68.26 49.13 46.77 53.73 71.34 54.97 40.83 32.78 24.04 12.81 18.68

2014 16.23 33.32 30.08 27.75 31.73 42.57 31.00 18.32 13.65 10.58 5.82 14.92

2015 8.75 9.94 7.02 5.64 6.99 11.24 6.98 4.59 3.31 2.69 1.82 10.20

Q Rata-rata 22.71 31.67 30.72 30.60 33.45 52.62 42.06 31.12 26.89 22.91 16.90 22.36

Q Max 39.40 43.77 46.17 46.04 45.80 70.57 61.43 58.83 52.27 41.98 38.99 45.45

Q Min 6.61 20.38 19.05 23.01 24.54 43.86 31.85 22.52 16.06 9.96 8.50 10.40

Q SUNGAI Q EKOLOGI Q PLTM

(m3/det) (m3/det) (m3/det)

5 % 55.791 5.579 50.21

10 % 50.670 5.067 45.60

15 % 46.102 4.610 41.49

20 % 43.037 4.304 38.73

25 % 39.381 3.938 35.44

30 % 36.638 3.664 32.97

35 % 33.318 3.332 29.99

40 % 31.996 3.200 28.80

45 % 30.756 3.076 27.68

50 % 29.370 2.937 26.43

55 % 27.253 2.725 24.53

60 % 26.026 2.603 23.42

65 % 24.208 2.421 21.79

70 % 22.907 2.291 20.62

75 % 21.408 2.141 19.27

80 % 18.364 1.836 16.53

85 % 14.950 1.495 13.46

90 % 11.199 1.120 10.08

95 % 8.280 0.828 7.45

100 % 1.821 0.182 1.64

PROBABILITAS

Page 103: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Tabel 4.6 Perhitungan Daya dan Energi Pembangkitan

Tabel 4.7 Cara Pengukuran Kecepatan

D (m) Jumlah Titik

Ukur

Kedalaman alat Ukur Kecepatan Rata-rata

0,2 D 0,6 D 0,8 D (m/det)

< 0,6 1 - X - V 0,6

0,6 - 0,8 2 X - X 0,5 (v 0,2 + V 0,8)

> 0,8 3 X X X 0,25(V 0,2+V 0,6+V 0,8)

5% 73.0947 50.21 29073.738

10% 73.0947 45.60 26405.502

15% 73.0947 41.49 24024.721

20% 73.0947 38.73 22427.314

25% 73.0947 35.44 20522.319

30% 73.0947 32.97 19092.720

35% 73.0947 29.99 17362.899

40% 73.0947 28.80 16674.085

45% 73.0947 27.68 16027.818

50% 73.0947 26.43 15305.408

55% 73.0947 24.53 14202.301

60% 73.0947 23.42 13562.774

65% 73.0947 21.79 12615.082

70% 73.0947 20.62 11937.384

75% 73.0947 19.27 11156.352

80% 73.0947 16.53 9569.926

85% 73.0947 13.46 7790.847

90% 73.0947 10.08 5835.894

95% 73.0947 7.45 4314.828

100% 73.0947 1.64 949.018

Head

(m)

74,527,173.73

79,848,109.96

83,820,807.56

85,878,285.78

87,563,561.09

88,273,565.20

88,477,675.23

88,252,781.74

87,652,961.03

86,543,247.18

42,727,584.79

84,230,503.37

82,525,238.69

79,422,139.80

76,787,995.62

32,399,478.08

7,482,054.73

Prob

(%)

Debit

(m3/det)

Daya

(kW)Energi Pembangkit (kWh)

73,241,280.04

65,066,531.52

54,920,410.37

Page 104: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Gambar 2.1 Metode penampang rata – rata

Gambar 2.2 Metode kontur

Gambar 2.3 Metode Borrow pit

Page 105: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Gambar 3.1 Peta lokasi royek pembangunan PLTM Binuang 3

Sumber : Google earth

Gambar 4.1 Peta Curah Hujan di Lokasi Studi

Peta Lokasi Proyek

2°35'48.68"S

120° 8'9.00"E

Page 106: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Sumber : Peta RBI Bakosurtanal skala 1 : 50.000 lembar 2113-13 (sabbang)

U

Note : Luasan 1 kotak = 3,3 km2

CATCHMENT AREA

PLTM BINUANG 2373,05 km2

Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) PLTM BINUANG 2

(Pada Peta Bakosurtanal)

2

2

2

2

Gambar 4.3 Peta Letak data Sekunder terhadap Lokasi Stud idan

Catchment Area

Page 107: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Gambar 4.4 Trase saluran pembawa (waterway) optimal

Gambar 4.5 Sketsa Penampang Saluran

B = 6,50 m

h = 3,25 m

F = 1,00 m

Page 108: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 109: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 110: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 111: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 112: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 113: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 114: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 115: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

POTONGAN MELINTANG WATER WAY PLTA MASAMBA

Pasangan batu kali

Timbunan dengan kemiringan

Galian dengan kemiringan

Disetujui

FEASIBILITY STUDY OF PLTM BINUANG 3 4X2.5 MW

No. Kontrak

SULAWESI SELATAN

Direksi

Kontraktor

No Register

No Lembar

Tgl.

Kabupaten :

Pekerjaan :

Propinsi :

LUWU UTARA

:

:

:

:

: -

: -

Desember

-

Gambar :

2016

01

DESA MALIMBU KEC SABBANG

Page 116: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 117: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 118: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 119: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 120: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 121: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 122: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 123: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 124: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 125: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 126: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 127: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 128: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 129: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 130: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 131: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 132: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …
Page 133: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

Pt. East North Elevation Code

1 181812,000 9722069,000 375,000 STN

2 181801,360 9722049,606 373,576 CP

3 181816,588 9722094,638 378,498 CP

4 181811,146 9722071,745 374,851 CP

5 181816,501 9722093,336 375,541 CP

6 181806,133 9722111,981 384,107 CP

7 181817,808 9722098,353 375,539 CP

8 181821,413 9722035,776 371,390 CP

9 181784,828 9722020,110 373,271 CP

10 181784,048 9722015,320 376,359 CP

11 181806,634 9722059,443 375,269 CP

12 181801,369 9722063,036 375,862 CP

13 181845,402 9721953,055 367,347 CP

14 181840,481 9722058,730 372,742 CP

15 181817,819 9722098,242 375,523 STN

16 181812,000 9722069,000 375,000 STN

17 181856,679 9722103,338 374,496 CP1

18 181856,666 9722103,342 374,498 CP1

19 181821,296 9722106,725 375,847 CP1

20 181817,363 9722111,008 377,413 CP1

21 181817,476 9722099,978 375,524 CP1

22 181788,108 9722097,831 376,170 STN

23 181785,450 9722088,692 377,471 CP2

24 181790,227 9722103,092 376,907 CP2

25 181792,295 9722112,716 377,324 CP2

26 181719,685 9722114,997 379,811 STN

27 181788,108 9722097,831 376,170 STN

28 181788,105 9722097,833 375,994 CP3

29 181721,737 9722118,079 380,103 CP3

30 181733,061 9722126,702 385,682 CP3

31 181713,994 9722111,586 380,381 CP3

32 181713,924 9722109,524 380,355 CP3

33 181691,544 9722127,308 385,332 STN

34 181719,685 9722114,997 379,811 STN

35 181719,743 9722114,972 379,685 CP4

36 181690,965 9722123,511 384,292 CP4

37 181688,594 9722113,817 382,066 CP4

Page 134: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

38 181691,184 9722128,899 386,315 CP4

39 181691,072 9722132,895 386,698 CP4

40 181685,803 9722129,342 386,165 CP4

41 181662,586 9722138,161 386,771 STN

42 181691,544 9722127,308 385,332 STN

43 181691,541 9722127,310 385,178 CP5

44 181668,584 9722135,916 386,274 CP5

45 181668,640 9722125,972 383,408 CP5

46 181655,121 9722141,032 385,672 CP5

47 181648,471 9722143,999 387,558 CP5

48 181651,094 9722161,714 386,783 CP5

49 181609,156 9722164,287 390,394 CP5

50 181609,156 9722164,287 390,394 STN

51 181662,586 9722138,161 386,771 STN

52 181662,621 9722138,145 386,537 CP6

53 181619,418 9722151,996 388,858 CP6

54 181596,573 9722159,892 389,628 CP6

55 181589,754 9722147,493 389,411 CP6

56 181602,507 9722171,482 390,744 CP6

57 181596,935 9722179,980 391,549 CP6

58 181604,153 9722210,183 397,101 CP6

59 181627,396 9722166,017 389,805 CP6

60 181648,263 9722167,996 388,441 CP6

61 181860,498 9722102,953 375,256 STN

62 181817,819 9722098,242 375,523 STN

63 181817,809 9722098,241 375,256 CP7

64 181817,809 9722098,241 375,256 CP7

65 181857,926 9722097,145 373,462 CP7

66 181866,316 9722102,702 375,374 CP7

67 181870,836 9722113,498 376,841 CP7

68 181877,565 9722116,557 382,531 CP7

69 181882,313 9722117,517 385,099 STN

70 181860,498 9722102,953 375,256 STN

71 181860,474 9722102,937 375,051 CP8

72 181880,669 9722116,578 385,379 CP8

73 181859,996 9722036,395 369,829 CP8

74 181885,783 9722120,722 386,054 CP8

75 181915,985 9722153,509 387,121 STN

Page 135: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

76 181882,313 9722117,517 385,099 STN

77 181882,262 9722117,513 384,895 CP9

78 181917,374 9722145,743 387,222 CP9

79 181921,821 9722151,451 387,766 CP9

80 181921,647 9722161,082 388,547 CP9

81 181943,783 9722194,555 389,919 STN

82 181915,985 9722153,509 387,121 STN

83 181915,968 9722153,483 386,981 CP10

84 181945,899 9722191,236 389,885 CP10

85 181945,200 9722190,698 390,523 CP10

86 181947,672 9722199,466 390,853 CP10

87 181952,868 9722206,102 394,077 CP10

88 181961,740 9722217,423 397,108 CP10

89 181961,741 9722217,423 397,107 STN

90 181943,783 9722194,555 389,919 STN

91 181943,601 9722194,324 389,743 BMBR

92 181943,626 9722194,311 389,744 CP11

93 181962,246 9722213,214 396,249 CP11

94 182006,088 9722159,586 377,281 CP11

95 181961,462 9722219,846 397,756 CP11

96 181953,387 9722234,451 402,250 CP11

97 181947,216 9722248,134 409,124 STN

98 181961,741 9722217,423 397,107

99 181961,768 9722217,363 396,986 CP12

100 181961,768 9722217,363 396,987 CP12

101 181957,049 9722227,592 399,821 CP12

102 181950,156 9722241,443 405,288 CP12

103 181941,603 9722244,290 408,041 CP12

104 181946,566 9722253,278 411,613 CP12

105 181941,228 9722285,042 426,504 CP12

106 181941,227 9722285,042 426,503 STN

107 181947,216 9722248,134 409,124 STN

108 181947,237 9722248,003 408,913 CP13

109 181942,370 9722280,824 424,644 CP13

110 181944,521 9722286,040 427,100 CP13

111 181943,170 9722291,220 430,231 CP13

112 181954,371 9722326,701 450,025 STN

113 181941,227 9722285,042 426,503 STN

Page 136: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

114 181941,244 9722285,095 426,365 CP14

115 181958,275 9722318,759 446,168 CP14

116 181956,013 9722324,658 449,106 CP14

117 181955,828 9722328,588 450,569 CP14

118 181953,537 9722331,915 451,985 CP14

119 181953,560 9722331,907 451,646 STN

120 181954,371 9722326,701 450,025 STN

121 181954,367 9722326,729 449,902 CPBR

122 181972,882 9722357,801 452,800 CPBR

123 181972,882 9722357,801 452,800 STN

124 181953,560 9722331,907 451,646 STN

125 181953,494 9722331,817 451,512 CP14

126 181971,403 9722359,245 454,335 CP14

127 181979,658 9722365,304 451,169 CP14

128 182011,003 9722381,445 446,221 CP14

129 182011,003 9722381,445 446,221 STN

130 181972,882 9722357,801 452,800 STN

131 181972,945 9722357,839 452,619 CP15

132 181972,944 9722357,838 452,619 CP15

133 182008,722 9722380,234 447,088 CP15

134 182009,705 9722382,439 447,460 CP15

135 182012,327 9722386,270 447,450 CP15

136 182034,114 9722394,842 441,494 CP15

137 182028,199 9722391,552 437,219 STN

138 182011,003 9722381,445 446,221 STN

139 182011,107 9722381,506 446,056 CP16

140 182023,678 9722388,514 438,025 CP16

141 182033,709 9722382,326 433,126 CP16

142 182038,480 9722382,788 435,666 CP16

143 182028,967 9722392,925 438,643 CP16

144 182030,658 9722395,165 440,792 CP16

145 182044,981 9722379,468 438,208 STN

146 182028,199 9722391,552 437,219 STN

147 182028,258 9722391,509 437,025 CP17

148 182028,258 9722391,508 437,025 CP17

149 182027,537 9722375,970 432,956 CP17

150 182045,734 9722380,799 439,522 CP17

151 182045,760 9722380,834 440,327 CP17

Page 137: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

152 182059,060 9722381,682 438,464 STN

153 182044,981 9722379,468 438,208 STN

154 182045,004 9722379,471 438,028 CP18

155 182057,678 9722383,251 439,968 CP18

156 182057,281 9722383,748 440,499 CP18

157 182057,649 9722384,281 440,688 CP18

158 182059,544 9722384,778 440,318 CP18

159 182099,619 9722420,445 439,584 STN

160 182059,060 9722381,682 438,464 STN

161 182059,068 9722381,688 438,337 CP19

162 182097,185 9722420,042 440,634 CP19

163 182082,453 9722406,343 437,868 CP19

164 182101,370 9722417,055 437,781 CP19

165 182116,114 9722447,225 433,008 CP19

166 182116,114 9722447,226 433,009 STN

167 182099,619 9722420,445 439,584 STN

168 182099,674 9722420,533 439,348 CP20

169 182116,705 9722428,330 422,818 CP20

170 182105,893 9722452,501 440,278 CP20

171 182115,742 9722448,680 434,182 CP20

172 182115,704 9722449,055 434,146 CP20

173 182130,685 9722455,094 433,867 STN

174 182116,114 9722447,226 433,009 STN

175 182116,067 9722447,200 432,829 CP21

176 182128,876 9722455,615 435,119 CP21

177 182128,216 9722455,805 435,605 CP21

178 182136,196 9722446,781 427,727 CP21

179 182156,418 9722476,500 433,305 CP21

180 182156,396 9722476,482 431,807 STN

181 182130,685 9722455,094 433,867 STN

182 182130,623 9722455,042 433,670 CP22

183 182154,887 9722475,229 432,207 CP22

184 182159,174 9722482,419 431,784 CP22

185 182164,649 9722481,009 430,761 CP22

186 182195,621 9722496,118 421,757 CP22

187 182195,621 9722496,118 421,757 STN

188 182156,396 9722476,482 431,807 STN

189 182156,314 9722476,441 431,597 CP23

Page 138: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

190 182186,741 9722492,013 419,285 CP23

191 182206,250 9722498,862 421,807 CP23

192 182243,077 9722499,718 423,016 STN

193 182195,621 9722496,118 421,757 STN

194 182195,345 9722496,097 421,499 CP24

195 182237,185 9722499,272 422,807 CP24

196 182243,404 9722483,587 412,954 CP24

197 182245,810 9722499,287 423,140 CP24

198 182243,689 9722500,975 423,880 CP24

199 182243,010 9722502,118 425,221 CP24

200 182260,502 9722509,007 430,641 CP24

201 182260,502 9722509,008 430,643 STN

202 182243,077 9722499,718 423,016 STN

203 182243,033 9722499,695 422,773 CP25

204 182260,196 9722509,942 431,652 CP25

205 182259,969 9722511,490 433,364 CP25

206 182285,553 9722532,575 444,384 STN

207 182260,502 9722509,008 430,643 STN

208 182260,414 9722508,926 430,340 CP26

209 182269,591 9722516,275 435,489 CP26

210 182288,921 9722532,559 443,559 CP26

Page 139: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

HASIL REKAPITULASI PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN

TIMBUNANTRASE UTAMA SALURAN

STA.

SALURAN

L (M)

LUAS BIDANG (M2) VOLUME (M3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

0+000,00

48,78 77,009

50,00 3.073,80 2.945,18

0+050,00 74,17 40,798 50,00

2.660,30 2.930,53

0+100,00 32,24 76,423 50,00

805,98 3.663,90

0+150,00 0,00 70,133 50,00

- 3.901,28

0+200,00 0,00 85,918 50,00

- 4.202,55

0+250,00 0,00 82,184 50,00

- 3.593,63

0+300,00 0,00 61,561 50,00

16,55 1.854,40

0+350,00 0,66 12,615

50,00 228,00 315,38

0+400,00 8,46 0,000 50,00

617,15 -

0+450,00 16,23 0,000 50,00

501,10 -

0+500,00 3,82 0,000

Page 140: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

0+550,00

50,00

0,72 1,108

113,40 27,70

50,00 151,63 30,70

0+600,00 5,35 0,120 50,00

133,63 3,00

0+650,00 0,00 0,000 50,00

- 103,05

0+700,00 0,00 4,122 50,00

24,18 326,88

0+750,00 0,97 8,953 50,00

65,83 406,45

0+800,00 1,67 7,305 50,00

137,35 248,55

0+850,00 3,83 2,637 50,00

181,18 155,15

0+900,00 3,42 3,569 50,00

114,90 170,53

0+950,00 1,18 3,252 50,00

100,95 81,30

1+000,00 2,86 0,000 50,00

209,90 -

1+050,00 5,54 0,000 50,00

239,20 -

1+100,00 4,03 0,000 50,00

356,05 -

1+150,00 10,209 0,000 50,00

255,23 368,08

Page 141: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

1+200,00 50,00

0,000 14,723

- 783,40

1+250,00 0,00 16,613 50,00

169,50 450,38

1+300,00 6,78 1,402 50,00

257,00 35,05

1+350,00 3,50 0,000 50,00

187,00 521,95

1+400,00 3,98 20,878 50,00

230,75 542,50

1+450,00 5,25 0,822 50,00

144,70 20,55

1+500,00 0,54 0,000 50,00

13,45 67,95

1+550,00 0,00 2,718 50,00

591,75 100,80

1+600,00 23,67 1,314 50,00

1.241,25 95,35

1+650,00 25,98 2,500 50,00

702,50 129,25

1+700,00 2,12 2,670 50,00

53,00 202,50

1+750,00 0,00 5,43 50,00

6,40 202,50

1+800,00 0,26 2,670 50,00

57,38 91,75

1+850,00 2,04 1,000

Page 142: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

1+900,00

50,00

1,98 2,670

100,45 91,75

50,00 83,53 130,75

1+950,00 1,36 2,560 50,00

81,33 129,00

2+000,00 1,89 2,600 50,00

312,28 65,00

2+050,00 10,60 0,000 50,00

559,50 -

2+100,00 11,78 0,000 50,00

861,25 -

2+150,00 22,67 0,000 50,00

566,75 75,33

2+200,00 0,000 3,013 50,00

892,00 121,65

2+250,00 35,68 1,853 50,00

1.403,25 92,65

2+300,00 20,45 1,853 50,00

1.025,75 46,33

2+350,00 20,58 0,000 50,00

1.164,00 46,25

2+400,00 25,98 1,850 50,00

1.164,50 101,25

2+450,00 20,60 2,200 50,00

905,00 135,00

2+500,00 15,60 3,200 50,00

981,75 137,50

Page 143: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …

2+550,00 50,00

23,67 2,300

1.236,25 87,50

2+600,00 25,78 1,200 50,00

1.269,50 30,00

2+650,00 25,00 0,000 50,00

633,49 55,00

2+700,00 0,34 2,200 50,00

143,49 135,00

2+750,00 5,40 3,200 50,00

242,50 192,50

2+800,00 4,30 4,500 50,00

326,50 157,50

2+850,00 8,76 1,800 50,00

308,00 92,50

2+900,00 3,56 1,900 50,00

354,00 86,00

2+950,00 10,60 1,540 50,00

487,50 74,25

3+000,00 8,90 1,430 50,00

486,50 74,50

3+050,00 10,56 1,550 50,00

828,00 75,00

3+100,00 22,56 1,450 50,00

1.208,50 78,00

3+150,00 25,78 1,670

24,74 639,38 21,37 3+174,74 25,90 0,058

TOTAL 3.174,74

31.905,89 30.903,70

Page 144: TUGAS AKHIR PERENCANAAN KONSTRUKSI SALURAN …