Tugas Akhir Makroekonomi
-
Upload
afrizal-wildan -
Category
Documents
-
view
7 -
download
4
description
Transcript of Tugas Akhir Makroekonomi
Tugas Akhir
Pengantar Makroekonomi
Analisis Terhadap Laju Inflasi Indonesia
Dosen : Sita Wardhani Suparyono
Disusun oleh : Wildan Afrizal
NPM : 1406646162
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
2014
1
Statement of Authorship
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan /digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan dengan jelas
penggunaannya.
Saya /kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Mata Ajaran : Makroekonomi I
Judul Makalah/tugas : Analisa Terhadap Laju Inflasi Indonesia
Tanggal : 8 Oktober 2014
Dosen : Sita Wardhani Suparyono
Nama : Wildan Afrizal
NPM : 140666162
Tandatangan :
2
BAB I
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi di dunia, memiliki banyak permasalahan di bidang ekonomi, salah satunya adalah inflasi.
Seperti yang dikatakan oleh Prof. Erani Yustika, Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan di Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijya, inflasi diibaratkan sebagai suhu badan ekonomi. Jika inflasinya tinggi
berarti badan ekonomi suatu negara dalam keadaan demam, demikian juga jika inflasinya terjaga,
misalnya sekitar 3-5% maka suhu ekonominya bisa dikatakan bagus.
Jika inflasi mencapai angka 5% maka ini adalah alarm bagi suatu negara, selama 10 tahun terakhir
Indonesia pernah 2 kali mengalami suhu yang sangat panas yaitu tahun 2005 dan 2008. Pada tahun
2005 tingkat inflas Indonesia adalah sebesar 17,1%. Kemudian pada tahun 2008 inflasi Indonesia
sebesar 15,6% tingginya inflasi pada kedua tahun tersebut diakibatkan oleh kenaikan harga minyak
global, tahun 2012 memang terjadi kenaikan harga minyak tetapi tingkat inflasi hanya sebesar 8,3%
tetapi ini tetap sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara lain, apalagi negara maju yang tingkat
inflasi rata-rata nya adalah sekitar 3% saja.
1.2. Permasalahan
Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selalu menghadapi
bahaya dari inflasi, sebab-sebab inflasi di Indoensia bermacam-macam mulai dari kenaikan harga,
kenaikan permintaan akan barang, hingga banyaknya jumlah uang beredar di pasaran. Dalam makalah
ini dibahas macam-macam inflasi dan dampaknya bagi perekonomian Indonesia.
1.3. Tujuan Penulisan
Masalah inflasi yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia sangat penting untuk dibahas,
makalah ini bertujuan untuk membahas sebab-sebab terjadinya inflasi di Indonesia, cara pengukuran
inflasi, serta kebijakan-kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengontrol kestabilan
inflasi, dengan membaca makalah ini pembaca maupun penulis diharapkan dapat memahami apa itu
inflasi dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengendalikan inflasi.
3
BAB II
2.1. Landasan Teori
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai keadaaan dimana terjadi kenaikan tingkat harga barang
dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Menurut beberapa ahli inflasi diartikan sebagai :
1. Menurut Nopirin (1987:25)
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus
selama periode tertentu.
2. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:578-603)
Inflasi diartikan sebgai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat
perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Rate oh inflation (year t) = Price level (year t) – Price level (year t-1) : Price level (year t-1).
Beberapa ekonom seperti Frank shostak, Inflasi tidak memandang inflasi hanya sebagai suatu
kecenderungan dalam perekonomian tanpa melihat adanya campur angan aktivitas masyarakat. Inflasi
tidak hanya dilihat berdasarkan kenaikan harga saja, tetapi juga an increase in the supply of money,
wich in turns set in motion a general increase in the prices of goods and services. Argumen tersebut
ingin menajamkan argumen selanjutya tentang kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh inflasi yang
tak terkendali.
Dalam perekonomian terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi yaitu teori
kuantitas, teori Keyness dan teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang.
Teori kuantitas adalah teori tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya
teori ini mengalami penyempurnaan oleh para hali ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini
juga dikenal sebagai model kaum moneteris. Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar
dan ekspektasi masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.
Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rezeki antar golongan masyarakat bisa
menimbulkan permintaan agregat lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia.
Sementara itu teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang adalah teori yang menyoroti sebab-
sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, ketahanan supply makanan, dan barang-
barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan barang-barag produksi ini terlalu lambat
dibanding dengan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
4
Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang
berkepanjanganbila pembagunan sektor penghasil bahan pangan dan industry barang impor ekspor
tidak dibenagi/ditambah (Boediono, 1997, h.169-170
5
BAB III
3.1. Pengertian Inflasi
Yang dimaksud dengan inflasi yaitu kecendrungan naiknya harga-harga secara umum dan terus
menerus. Naiknya satu atau dua harga suatu barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali
bila kenaikan barang tersebut meluas dan mengakibatkan sebagian beasar harga barang naik.
Kenaikan yang terjadi musiman sepertti kejadian naiknya harga barang menjelang hari Raya Idul Fitri
juga tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Kenaikan harga semacam ini tidak dapat disebut sebagai
masalah atau penyakit ekonomi, sehingga tidak perlu kebijakan khusus untuk menanggulanginya.
3.2. Jenis-jenis Inflasi
1. Inflasi menurut sifatnya
Menurut sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
Inflasi rendah (creeping inflation)
Inflasi ringan adalah inflasi yang belum terlalu berpengaruh terhadap perekonomian suatu
negara, sehingga masih mudah dikendalikan. Dala hal ini memang terjadi kenaikan harga
barang secara umum tetapi belum menimbulkan krisis, inflasi ini berkisar dibawah 10% per
tahun.
Inflasi menengah (galloping inflation)
Inflasi ini belum membahayakan perekonomian suatu negara, tetapi telah mempengaruhi
tingkat kesejahteraan penduduk yang berpenghasilan tetap. Rentang inflasi sedang ini adalah
berkisar antara 10%-30% pertahun. Inflasi ini biasanya dimulai dari naiknya harga-harga
secara cepat dan biasanya relative besar.
Inflasi Berat (High Inflation)
Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian suatu negara, pada kondisi ini
kebanyakan masyarakat menyimpan uangnya dalam bentuk barang dan enggan memasukkan
uangnya ke tabungan karena tingkat bunga yang jauh lebih rendah daripada laju inflasi, inflasi
ini berkisar antara 30-100% per tahun.
Inflasi Sangat Tinggi (Hyper Inflation)
Inflasi ini ditandai dengan naiknya harga barang secara drastis hingga mencapai 4 kali lipat,
dalam kondisi ini biasanya masyarakat sudah tidak mau lagi menyimpan uang karena nilainya
yang merosot sangat tajam, inflasi ini berkisar diatas 300% per tahun.
6
3.4. Dampak Inflasi di Indonesia
INDONESIA 2011 – 2014
BULANTAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI
Jan 126.29 0.89 130.90 0.76 136.88 1.03 110.99 1.07
Feb 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26
Mar 126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08
Apr 125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.10 111.35 -0.02
Mei 125.81 0.12 131.41 0.07 138.60 -0.03 111.53 0.16
Jun 126.50 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112.01 0.43
Jul 127.35 0.67 133.16 0.70 144.63 3.29 113.05 0.93
Agt 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113.58 0.47
Sep 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 113.89 0.27
Okt 128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114.42 0.47
Nov 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116.14 1.50
Des 129.91 0.57 135.49 0.54 146.84 0.55 N.A N.A
Tahunan 3.79 4.30 8.38
Berdasarkan tabel diatas,dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 besarnya inflasi adalah 3,79%
pada tahun ini inflasi tidak terlalu tinggi,sehingga tidak mengganggu keiatan moneter, dan jika
dikelompokkan, maka tahun 2011 masih tergolong inflasi ringan, begitu pula dengan tahun 2012 pada
tahun tersebut juga hanya terjadi inflasi sebesar 4,30% memang terjadi peningkatan, tetapi tetap tidak
mengganggu kestabilan perekonomian sehingga masih tergolong inflasi ringan. Kemudian di tahun
2012 terjadi lonjakan yang cukup signifikan inflasi naik menjadi 8,38% walau masih tergolong inflasi
ringan, tetapi hal ini sudah menurunkan daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, Badan Pusat
Statistik mencatat bahwa kenaikan harga bensin menjadi faktor penyumbang inflasi terbesar, kenaikan
harga bahan bakar minyak ini berimbas kepada naiknya harga komoditas lainnya seperti, kenaikan
tarif angkutan umum sebesar 0,75%, bawang meranh dan listrik masing-masing naik sebesar 0,38%,
cabai merah naik sebesar 0,31%, ikan segar sebesar 0,3%, beras, nasi dengan lauk, dan tarif sewa
rumah naik masing-masing sebesar 0,2%, tari angkutan udara naik sebesar 0,18%, serta upah tukang
buan mandor dan bahan bakar rumah tangga masing-masing naik sebesar 0,16%.
Terlihat bahwa naiknya satu komoditas seperti bahan bakar minyak dapat mempengaruhi kenaikan
komoditas dan jasa lainnya sehingga mempengaruhi tingkat inflasi secara nasional.
Pada inflasi tahun 2012 tercatat tingkat inflasi adalah sebesar 4,3%, komoditas yang dominan sebagai
penyumbag inflasi adalah beras 0,3% diikuti oleh ikan segar sebesar 0,22%, emas perhiasan sebesar
0,2%, rokok kretek filter dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,19%.
7
Namun jika dilihat berdasarkan kelompok maka penyumbang inflasi terbesar tahun 201 adalah
kelompok bahan makanan sebesar 2,75% diikuti oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 1,48%, kemudian kelompok makanan jadi sebesar, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 1,34%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,26%, kelompok kesehatan
0,15% dan kelompok sanda sebesar 0,04%.
Jika dilihat dalam bulan maka inflasi tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada bulan juli yaitu sebesar
3,29%, kenaikan ini hanya berselang satu bulan dari kebijakan pemerintah untk menaikkan harga
bahan bakar minyak bersubsidi, dengan komoditas penyumbang terbesar adalah bensin, tarif angkutan
dalam kota dan bawang merah.
Laju inflasi pada tahun 2013 tergolong tinggi jika dibandingkan dengan asumsi pemerintah dalam
APBN perubahan yang hanya sebesar 7,2%dan laju inflasi tahun 2012 yang tercatat hanya sebesar
4,3%, karena terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada pertengahan tahun 2013.
Pemerintah bahkan sebelumnya telah memperkirakan bahwa laju inflasi pada akhir tahun 2013 adalah
sebesar 9,2% dan Bank Indonesia memprediksi pada kisaran 9,0%-9,8% dengan asumsi dampak
langsung kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi lebih dari tiga bulan.
8
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus, kenaikan
harga dari satu komoditas atau jasa saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, tetapi jika kenaikan
harga itu berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas dan jasa lain seperti yang terjadi pada tahun
2013 dimana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi telah mempengaruhi kenaikan harga tarif
angkutan umum dan komoditas atau jasa lainnya, sehingga hal ini mempengaruhi daya beli
masyarakat dan mempengaruhi kestablan ekonomi, selain hal hal diatas masih banyak lagi dampak
inflasi bagi perekonomian suatu negara, beberapa diantaranya adalah keadaan perekonomian menjadi
kacau,perekonomian lesu, menimbulkan gangguan pada funsi uang, mengakibatkan berkurangnya
investasi namun ada juga dampak positif inflasi seperti masyarakat akan semakin selektif dalam
mengonsumsi barang dan jasa, serta berkurangnya pengangguran karena masyarakat tergerak untuk
mendirikan usaha.
4.2. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih fokus terhadap masalah-masalah ekonomi yang berdampak luas bagi
masyarakat dengan tidak terlalu terpaku pada masalah-masalah kecil yang sebetulnya hanya disengaja
untuk mengalihkan perhatian publik dan melakukan pembenahan infrastruktur, karena dengan
infrastruktur yang baik maka pertumbuhan ekonomi dapat berjalan lancar dan maksimal.
9
DAFTAR PUSTAKA
Principle of Economics by Gregory Mankiw
http://beritasore.com/2014/01/02/inflasi
http://bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1
www.liialestari.blogspot.com
10