TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan...

156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota Oleh: ISNAENI MURTI NUR WENI NIM. I0606027 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan...

Page 1: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

ISNAENI MURTI NUR WENI

NIM. I0606027

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TUGAS AKHIR

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

ISNAENI MURTI NUR WENI

NIM. I0606027

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun Oleh: ISNAENI MURTI NUR WENI

I0606027

Menyetujui, Surakarta, Juli 2010

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Soedwiwahjono, MT

NIP. 19620306 199003 1 001

Ir. Sumardi SM

NIP. 19450805 198410 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Hardiyati, MT Ir. Galing Yudana, MT

NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan I

Ir. Nugroho Djarwanti, MT 19561112 198403 2 007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 4: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRAK

Pertambahan penduduk suatu kota akan berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan lahan dan lapangan pekerjaan. Karena semua aktivitas dilakukan di atas lahan, maka akan terjadi persaingan penggunaan lahan. Kecenderungan dari persaingan ini menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, terutama di daerah hinterland di mana lahan persawahan masih tersedia cukup luas. Di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dimana zona industri Palur berada di dalamnya adalah salah satu daerah hinterland dan menjadi limpahan dari pergeseran penggunaan lahan tersebut. Studi ini mencoba menangkap fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi industri yang terdapat di zona industri Palur, dilihat dari sisi permintaan dan penawaran lahan.

Sasaran dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan industri, mengidentifikasi proses perubahan penggguna lahan yang terjadi, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor serta bobot penyebab perubahan tersebut.

Metode yang digunakan untuk analisis perubahan luas adalah metode overlay peta dengan membandingkan peta lama (peta rencana tata guna lahan) dengan sumber data lama dan baru. Metode analisis kualitatif deskriptif dengan mengkaji aspek manajemen lahan yang merupakan paduan dari tiga sistem, yaitu sistem aktifitas, pengembangan dan lingkungan digunakan untuk mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Sedangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan bobot faktor penyebab perubahan penggunaan lahan yang terjadi menggunakan metode analisis faktor.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di zona industri Palur berkurang 126,596 Ha, dan luas lahan industri bertambah 54,6 Ha. Selain terjadi penyimpangan luas, ternyata juga terdapat penyimpangan lokasi industri dari yang sudah ditetapkan. Adapun dalam proses perubahannya, terjadi pertemuan antara demand dan supply di mana dari sisi demand, preferensi pengusaha dalam berlokasi industri memerlukan lahan untuk membangun pabrik dan dari sisi supply, preferensi pemilik lahan pertanian dalam penjualan lahannya mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri. Berdasarkan perhitungan analisis faktor, diperoleh enam faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Dari sisi permintaan diperoleh faktor input proses produksi dengan bobot 0,917 (yang berarti bahwa faktor input proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 91,7%), faktor penunjang proses produksi dengan bobot 0,812 (yang berarti bahwa faktor penunjang proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 81,2%), dan faktor eksternal proses produksi dengan bobot 0,717 (yang berarti bahwa faktor eksternal proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 71,7%). Sedangkan dari sisi penawaran, diperoleh faktor internal pemilik lahan dengan bobot 0,783 (yang berarti bahwa faktor internal pemilik lahan pertanian mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 78,3%), faktor pertimbangan ekonomis dengan bobot 0,703 (yang berarti bahwa faktor pertimbangan ekonomis mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 70,3%), dan faktor intervensi pemerintah dengan bobot 0,921 (yang berarti bahwa

Page 5: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 92,1%).

Berdasarkan temuan hasil studi ini dapat diberikan suatu rekomendasi bahwa RTRK Palur tahun 1991-2001 perlu dievaluasi. RTRK yang telah disusun dapat dipertahankan namun perlu dievaluasi agar mampu mengarahkan mekanisme pasar (kondisi permintaan dan penawaran lahan) yang terjadi, sehingga pada praktiknya mampu mengarahkan pertumbuhan aktivitas-aktivitas lain yang muncul sebagai akibat dari pertumbuhan aktivitas industri.

Selanjutnya perlu dibuatkan RTRK Palur yang baru untuk memperbaharui RTRK yang lama. Di dalam penyusunan RTRK yang baru diharapkan dapat mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan yang cenderung menyimpang akan segera diantisipasi. Kata kunci : faktor pengaruh, perubahan penggunaan lahan, pertanian, industri

Page 6: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

M O T T O Perjalanan yang paling jauh adalah perjalanan menuju rasa puas. Perjalanan yang paling dekat adalah perjalanan menuju mati dan putus asa. (Usman Gumanti) Setiap manusia itu seperti bulan. Di samping kecemerlangannya, selalu ada sisi gelapnya. (Mark Twain)

Teruntuk yang tersayang : Ibu yang selalu mendorong dan mendoakan untuk selesainya tugas akhir ini

Adik yang turut memberi dorongan dan semangat

Semua sahabat karib yang juga selalu menyemangati

Page 7: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

dengan ridlo-Nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini, yang

berjudul ”Faktor Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur Kabupaten Karanganyar”.

Dengan tersusunnya laporan tugas akhir ini, penulis secara khusus ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Progam Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta..

3. Ibu Ir. Ana Hardiana, MT selaku ketua tim panitia tugas akhir.

4. Bapak Ir. Soedwiwahjono, MT selaku pembimbing pertama serta Bapak Ir.

Sumardi SM selaku pembimbing kedua yang telah membimbing penulis

dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Marsudi, MT dan Ibu Isti Andini, ST, MT selaku dosen penguji.

6. Bapak Ir. Fx. Soewandi, MT selaku Pembimbing Akademik.

7. Ibu Suwarni, ibuku yang selalu mendoakanku, mendukung setiap langkahku

dan memberi motivasi dalam hidupku.

8. Wisma Yoga Nugraha, adikku yang turut memberi dorongan dan semangat.

9. Seluruh staf Bappeda dan dinas terkait atas dukungan data-datanya.

10. Para dosen dan staf karyawan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

11. Teman-teman yang selalu memberikan dorongan dan bantuan dalam proses

penyusunan laporan tugas akhir ini, serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan tugas

akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Dengan tidak

Page 8: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

menutup mata terhadap kesalahan dan kekeliruan yang mungkin terdapat dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis memohon maaf dan kiranya laporan

ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Surakarta, Oktober 2010

Isnaeni Murti Nur Weni

Page 9: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran Studi ............................................................ 4

1.4 Ruang Lingkup dan Pembatasan ................................................. 5

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi ......................................... 5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ..................................................... 5

1.4.3 Pembatasan ....................................................................... 6

1.5 Kerangka Pemikiran .................................................................... 9

1.6 Pendekatan dan Metode Studi ..................................................... 11

1.6.1 Pendekatan dan Metode Studi .......................................... 11

1.6.1.1 Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri ..................................................... 13

1.6.1.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri ....................... 13

1.6.1.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri ....................... 14

1.6.2 Kebutuhan Data ................................................................ 16

1.6.2.1 Data Primer ......................................................... 16

Page 10: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

1.6.2.2 Data Sekunder ..................................................... 17

1.6.3 Pengumpulan Data .......................................................... 18

1.6.4 Teknik Sampling ............................................................. 19

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................. 20

BAB 2 KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI ..... 23

2.1 Tinjauan Umum Industri ............................................................. 23

2.1.1 Aktifitas Industri ............................................................... 23

2.1.2 Kebijakan Pengaturan Lokasi Industri ............................. 24

2.1.3 Teori Lokasi ...................................................................... 25

2.1.3.1 Teori Alfred Weber ............................................ 25

2.1.3.2 Teori Lokasi Pasar Losch .................................... 26

2.2 Tinjauan Terhadap Lahan ........................................................... 28

2.2.1 Pengertian Lahan .............................................................. 28

2.2.2 Hubungan Lahan dan Aktifitas Pertanian ......................... 28

2.2.3 Hubungan Lahan dan Aktifitas Industri ........................... 29

2.2.4 Harga Lahan ..................................................................... 31

2.2.5 Teori Permintaan dan penawaran Lahan .......................... 31

2.2.6 Teori Permintaan Lahan ................................................... 32

2.2.7 Teori Penawaran Lahan .................................................... 33

2.3 Tinjauan Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian ....................... 34

2.3.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian .......................... 34

2.3.2 Faktor Penentu Perubahan Pengunaan Lahan Ditinjau

dari Sisi Pengusaha Industri ............................................. 35

2.3.3 Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau

dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian .................................... 36

BAB 3 TEMUAN LAPANGAN ........................................................... 41

3.1 Tinjauan Regional Wilayah Perkotaan Surakarta ....................... 41

3.1.1 Perkembangan Wilayah Perkotaan Surakarta .................. 41

Page 11: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3.1.2 Hubungan Perkembangan Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar terhadap Perkembangan Zona Industri Palur 42

3.1.3 Arahan Pengembangan Kabupaten Karanganyar dan Zona

Industri Palur ................................................................... 43

3.1.4 Kebijakan Pengembangan Aktivitas Industri di Zona

Industri Palur .................................................................... 44

3.2 Kondisi Umum Zona industri Palur ........................................... 48

3.2.1 Letak Geografis ................................................................ 48

3.2.2 Kondisi Fisik Lahan dan Iklim ......................................... 48

3.2.3 Struktur Kota dan Penggunaan Lahan .............................. 49

3.2.4 Karakteristik Kependudukan ............................................ 53

3.2.4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ................... 53

3.2.4.2 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis

Kelamin .............................................................. 54

3.2.4.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 55

3.2.4.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 55

3.2.5 Kondisi Struktur Ekonomi ................................................ 56

3.2.6 Karakteristik Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas

Industri ............................................................................. 58

3.2.6.1 Sarana dan Prasarana Transportasi ..................... 58

3.2.6.2 Sarana Kesehatan ................................................ 61

3.2.6.3 Sarana Perdagangan ............................................ 61

3.2.6.4 Jaringan Listrik ................................................... 62

3.2.6.5 Saluran Air Bersih ............................................... 62

3.2.6.6 Jaringan Telekomunikasi .................................... 62

3.2.7 Karakteristik Harga Lahan dan Pasar Lahan .................... 62

3.2.8 Karakteristik Perkembangan Kegiatan Industri ................ 65

3.2.9 Karakteristik Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri .................................................... 68

3.2.10 Karakteristik Permintaan Aktivitas Industri ..................... 68

3.2.11 Karakteristik Penawaran Lahan Industri .......................... 69

Page 12: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3.2.11.1 Penawaran Internal .............................................. 69

3.2.11.2 Penawaran Eksternal ........................................... 69

BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................ 72

4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan

Industri di Zona Industri Palur .................................................... 72

4.1.1 Analisis Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ............... 73

4.1.2 Analisis Sebaran Keruangan Analisis Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur .................................................................... 76

4.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur ......................................... 78

4.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

di Zona Industri Palur ................................................................. 80

4.3.1 Analisis Faktor Permintaan yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

di Zona Industri Palur ....................................................... 81

4.3.1.1 Analisis Input Proses Produksi ........................... 81

4.3.1.2 Analisis Faktor Penunjang Proses Produksi........ 84

4.3.1.3 Analisis Faktor Eksternal Produksi ..................... 87

4.3.2 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ............... 90

4.3.2.1 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi ......... 91

4.3.2.2 Keterkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi .. 94

4.3.2.3 Keterkaitan Faktor Eksternal Produksi .............. 98

4.3.3 Analisis Faktor Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur .................................................................... 99

Page 13: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4.3.4 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Penawaran yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ................ 103

4.3.4.1 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan

Pertanian............................................................. 104

4.3.4.2 Keterkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis ...... 106

4.3.4.3 Keterkaitan Faktor Intervensi Pemerintah .......... 107

4.3 Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur ............................................................................... 108

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................ 112

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 112

5.2 Kelemahan Studi ......................................................................... 116

5.3 Rekomendasi .............................................................................. 117

5.3.1 Rekomendasi Bagi Rencana Penggunaan Lahan ............. 117

5.3.2 Rekomendasi Bagi Studi Lanjutan ................................... 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kebutuhan Data ................................................................. 17

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Industri ...................................................... 27

Tabel 2.2 Faktor-Faktor Lokasi Industri ............................................ 38

Tabel 2.3 Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan

Ditinjau dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian ....................... 39

Tabel 3.1 Pemanfaatan Lahan Eksisting Tahun 2009 dan Rencana

Tahun 1991-2001 di Zona Industri Palur (Ha) .................. 50

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2009 (Jiwa) ... 53

Tabel 3.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

di Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ......................... 54

Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ............................. 55

Tabel 3.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ............................. 56

Tabel 3.6 Upah Minimum Regional Provinsi Jawa Tengah dan

Kabupaten Karanganyar (Rupiah/bulan) ........................... 56

Tabel 3.7 Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Pembentukan

PDRB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 (Persen)57

Tabel 3.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan

Usaha di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 (2000=100) 58

Tabel 3.9 Sarana Perdagangan di Zona Industri Palur Tahun 2009 .. 61

Tabel 3.10 Tingkat Harga Lahan di Zona Industri Palur Tahun

1991-2010 (Rp/m2) ............................................................ 63

Tabel 3.11 Jumlah dan Jenis Industri di Zona Industri Palur .......... 65

Tabel 4.1 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur Tahun 1991-2009 (Ha)73

Tabel 4.2 Variabel Input Proses Produksi yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

di Zona Industri Palur dari Sisi Pengusaha (Permintaan) .. 81

Page 15: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.3 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi

terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi

Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor ....... 83

Tabel 4.4 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi

terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona Industri

Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor ........... 83

Tabel 4.5 Variabel Faktor Penunjang Proses Produksi yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur

dari Sisi Pengusaha (Permintaan) ...................................... 84

Tabel 4.6 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses

Produksi .... terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari

Sisi Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor 86

Tabel 4.7 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses

Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona

Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor 87

Tabel 4.8 Variabel Faktor Eksternal Proses Produksi yang

Berpengaruh Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona industri Palur

dari Sisi Pengusaha (Permintaan) ...................................... 88

Tabel 4.9 Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses Produksi

Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi

Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor ....... 89

Tabel 4.10 Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses

Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona

Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor 90

Tabel 4.11 Variabel Penawaran yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Industri di Zona Industri

Palur dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian (Penawaran) ...... 100

Page 16: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Table 4.12 Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor Sebelum

Rotasi Faktor ...................................................................... 101

Tabel 4.13 Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor Berdasarkan

Rotasi Faktor ...................................................................... 102

Page 17: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi ............................................. 8

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran .......................................................... 10

Gambar 1.3 Proses Perubahan Penggunaan Lahan ............................... 12

Gambar 1.4 Kerangka Studi .................................................................. 22

Gambar 2.1 Sistem Proses Produksi ...................................................... 24

Gambar 2.2 Bagan Proses Pengaturan Lokasi Industri ......................... 25

Gambar 2.3 Penentu Harga Lahan ......................................................... 32

Gambar 2.4 Pengaruh Permintaan Terhadap Harga Lahan Kota .......... 33

Gambar 2.5 Pengaruh Penawaran Terhadap Harga Lahan Kota ........... 34

Gambar 2.6 Kerangka Teori .................................................................. 40

Gambar 3.1 Peta Hirarki Pusat Kota Wilayah Perkotaan Surakarta ...... 46

Gambar 3.2 Peta Lokasi Industri Yang Diizinkan ................................. 47

Gambar 3.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Zona Industri Palur

Tahun 2009 ........................................................................ 51

Gambar 3.4 Peta Rencana Penggunaan Lahan Zona Industri Palur

Tahun 1991-2001 ............................................................... 52

Gambar 3.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2008-2009

(Jiwa) ................................................................................. 53

Gambar 3.6 Jalan Lokal Yang Rusak .................................................... 59

Gambar 3.7 Jalan Arteri Primer Palur-Sragen ....................................... 59

Gambar 3.8 Peta Kondisi Aksesibilitas ................................................. 60

Gambar 3.9 Peta Pasar Harga Lahan ..................................................... 64

Gambar 3.10 Prosentase Jenis Industri di Zona Industri Palur ................ 65

Gambar 4.1 Peta Analisis Luas Perubahan Lahan ................................. 75

Gambar 4.2 Peta Sebaran Keruangan Industri ....................................... 76

Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur . 79

Gambar 4.4 Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang Berpengaruh

terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Page 18: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lahan Industri di Zona Industri Palur ................................ 91

Gambar 4.5 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi ......................... 92

Gambar 4.6 Perolehan Sumber Bahan Baku ......................................... 93

Gambar 4.7 Daerah Asal Tenaga Kerja ................................................. 94

Gambar 4.8 Katerkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi ................. 95

Gambar 4.9 Sarana dan Prasarana Pendukung yang Dikehendaki di

Sekitar Lokasi Industri ....................................................... 96

Gambar 4.10 Perolehan Sumber Energi Listrik untuk Aktivitas Industri

di Zona Industri Palur ........................................................ 97

Gambar 4.11 Sumber Perolehan Air untuk Aktivitas Industri di Zona

Industri Palur ..................................................................... 97

Gambar 4.12 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian ..... 104

Gambar 4.13 Tingkat Usia Responden Pemilik Lahan Pertanian di Zona

Industri Palur ..................................................................... 105

Gambar 4.14 Luas Lahan Pertanian Responden Sebelum Dijual Kepada

Pengusaha .......................................................................... 106

Gambar 4.15 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pertimbangan Penjualan

Lahan Pertanian ................................................................. 106

Gambar 4.16Pengaruh Penawaran Pengusaha terhadap Motivasi

Penjualan Lahan Pertanian ............................................... 106

Gambar 4.17 Katerkaitan Faktor Pertimbanagn Ekonomis ..................... 106

Gambar 4.18Pengaruh Pajak Lahan terhadap Motivasi Penjualan

Lahan Pertanian ................................................................. 108

Gambar 4.19 Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur ........................................................................................... 111

Gambar 5.1 Diagram Alir Proses Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur ............ 114

Page 19: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

LAMPIRAN

Lampiran A Form Kuisioner

Lampiran B Rekapitulasi Kuisioner

Lampiran C Hasil Output Analisis Berdasarkan Perhitungan SPSS

Lampiran D Interpretasi Analisis Faktor Berdasarkan Perhitungan SPSS

Page 20: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.8 Latar Belakang

Pertambahan penduduk kota yang sangat pesat akan berimplikasi terhadap

peningkatan kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatannya dan salah satunya

dimanifestasikan dalam bentuk lahan. Di atas lahan inilah kemudian penduduk

melakukan berbagai kegiatan, baik secara individual maupun secara kelompok.

Padahal untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut terdapat keterbatasan-

keterbatasan yang dimiliki suatu kota, baik secara fisik dan geografis, maupun

kemampuan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan pelayanan kota.

Pertambahan penduduk yang pesat tersebut juga akan mengakibatkan peningkatan

tuntutan pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan, dan salah satu penyedianya

adalah sektor industri.

Pertumbuhan lapangan pekerjaan di sektor industri menjadi sangat pesat

setelah masa orde baru. Dari tahun ke tahun, pangsa sektor industri dalam total

lapangan pekerjaan mengalami peningkatan. Sektor industri memiliki kemampuan

yang tinggi dalam menyerap tenaga kerja, menyebarkan kegiatan pembangunan di

daerah serta mempunyai kekuatan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor

lainnya. Mengingat secara administrasi luas suatu kota adalah tetap dengan

meningkatnya kebutuhan akan lahan baik untuk kegiatan industri maupun dalam

penyediaan fasilitas, maka akan terjadi kelangkaan lahan di suatu kota yang

selanjutnya menyebabkan harga lahan mahal dan sulit didapat. Tidak dapat

dipungkiri jika industrialisasi tersebut kemudian juga akan menimbulkan gejala

alih fungsi lahan di daerah pinggiran (Hall, 1996:241-242).

Fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri secara teoritis

dapat dijelaskan dalam konteks ekonomi lahan yang menempatkan sumberdaya

lahan sebagai faktor produksi. Karena karakteristiknya, maka secara alamiah akan

terjadi persaingan dalam penggunaan lahan untuk aktifitas pertanian dan aktifitas

industri. Gejala alih fungsi lahan dari penggunaan persawahan menjadi non

persawahan semakin meningkat, khususnya bagi suatu kota yang berpenduduk

Page 21: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lebih dari satu juta jiwa. Gejala ini cenderung terjadi di desa-desa di daerah

hinterland dimana lahan persawahan masih tersedia cukup luas (Bachriadi,

1997:2).

Salah satu kabupaten yang mempunyai potensi industri yang cukup tinggi

adalah Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu

kabupaten yang termasuk dalam Wilayah Perkotaan Surakarta, dan Kota

Surakarta itu sendiri merupakan pusat pertumbuhan bagi Wilayah Pembangunan

IV Jawa Tengah. Wilayah terbangunnya secara fisik telah tumbuh dan

berkembang melebihi batas administrasinya (Peninjauan Kembali RTRW

Kabupaten Karanganyar, 2006). Perkembangan ini masih terjadi hingga saat ini

terutama di wilayah administrasi kabupaten tetangga yang berbatasan dengan

Kota Surakarta. Sehingga daerah-daerah ini telah menjadi satu kesatuan dalam

perkembangan Kota Surakarta, atau masuk ke dalam Wilayah Perkotaan

Surakarta.

Salah satu daerah yang termasuk dalam Wilayah Perkotaan Surakarta

adalah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dimana zona industri Palur

berada di dalamnya. Seperti yang disebutkan dalam Permenpera Nomor

16/PERMEN/M/2006, yang dimaksud dengan zona industri adalah bentangan

lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan. Kecamatan Jaten ini meliputi 8 (delapan) desa. Namun dari delapan

desa tersebut, keberadaan industri di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

hanya tersebar di lima desa yaitu Desa Ngringo, Sroyo, Dagen, Jetis,dan Brujul

(RTRK Palur, 1991-2001). Lokasi zona industri ini sangat strategis karena berada

pada lokasi yang menghubungkan antara Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar

dan Kabupaten Sragen.

Zona industri Palur adalah salah satu zona industri yang perkembangannya

sangat pesat. Sektor industri yang terdapat di zona industri Palur mempunyai

kontribusi yang cukup tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Karanganyar.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir sektor industri masih merupakan sektor

yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB di

Page 22: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar 52,08% (PDRB Kabupaten Karanganyar,

2008). Dari pembentukan PDRB, sektor industri didominasi oleh kelompok

industri besar dengan jumlah tenaga kerja minimal 100 orang dan kelompok

industri sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang (BPS dalam

PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008).

Perkembangan industri di zona industri Palur sesungguhnya secara hukum

telah dibatasi dengan dikeluarkannya SK Gubernur Jawa Tengah No.

593.6/6865/1980. Berdasarkan peraturan tersebut, sejak tanggal 5 Juni 1980 izin

pendirian industri baru tidak dikeluarkan. Pengembangan zona industri Palur

hanya diperbolehkan pada lahan sela yang dibatasi antara jalan arteri primer Solo-

Sragen dan jalur kereta api Solo-Surabaya. Lahan yang terletak di sebelah barat

jalan arteri primer Palur-Sragen tidak dapat dikembangkan untuk kegiatan industri

kecuali yang sudah ada dan mempunyai izin serta tidak mengganggu sawah irigasi

teknis. Namun pada kenyataannya, masih terdapat pembangunan industri baru

setelah peraturan tersebut dikeluarkan (RTRK Palur, 1991-2001). Keberadaan

industri di zona industri Palur yang pertumbuhannya meningkat pesat itu tentunya

menimbulkan perubahan-perubahan segi fisik. Salah satu perubahan yang terjadi

adalah penyusutan luas lahan pertanian produktif.

Masih terdapatnya pembangunan industri baru setelah dikeluarkannya SK

Gubernur Jawa Tengah No. 593.6/6865/1980 dan RTRK Palur Tahun 1991-2001

mengenai peraturan pembatasan pembangunan industri, menimbulkan

ketidaksesuaian atau penyimpangan dengan peraturan yang ada. Studi ini

mencoba menangkap fenomena perubahan penggunaan lahan yang terjadi di

wilayah studi dilihat dari sisi permintaan lahan oleh pengusaha industri dan

penawaran lahan oleh pemilik lahan pertanian, yang kemudian akan diteliti lebih

lanjut dalam penelitian ini.

1.9 Perumusan Masalah

Pertumbuhan perkotaan yang pesat menyebabkan peningkatan intensitas

penggunaan lahan di dalam kota sehingga menyebabkan pertumbuhan ekstensif

Page 23: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penggunaan lahan di daerah hinterland, baik di dalam maupun ke luar batas

wilayah administrasi kota.

Zona industri Palur berpotensi dalam penyediaan lahan pertanian yang luas

dan memiliki lokasi strategis sebagai daerah penghubung antar kota-kota di

sekitar Kota Surakarta. Akibat potensi lokasi yang cukup strategis serta

ketersediaan lahan yang masih luas, zona industri Palur semakin tumbuh pesat dan

banyak diminati oleh para investor sebagai salah satu lokasi yang strategis untuk

pengembangan usaha dan bisnis. Pertumbuhan dan perkembangan industri di

Palur yang cukup pesat disisi lain menyebabkan perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian yang dalam hal ini menjadi lahan industri.

Fenomena perubahan penggunaan lahan tersebut berkaitan dengan adanya

persaingan kebutuhan lahan yaitu permintaan lahan untuk aktifitas industri dan

penawaran dari pemilik lahan pertanian. Masalah utama yang terjadi di zona

industri Palur adalah adanya faktor-faktor permintaan dan penawaran terhadap

lahan yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri yang cenderung tidak sesuai dengan Rencana Palur.

Dalam penelitian ini, secara lebih jelas akan menjawab beberapa

pertanyaan penelitian, yaitu:

· Seberapa luas telah terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Bagaimana proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri di zona industri Palur?

· Apa saja faktor-faktor serta berapa bobot faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri dilihat dari sisi demand dan supply di zona industri Palur?

1.10 Tujuan dan Sasaran Studi

Tujuan dari penyusunan studi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri dilihat dari sisi permintaan dan penawaran lahan di zona industri Palur.

Page 24: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah:

· Mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri di zona

industri Palur.

· Mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri di zona industri Palur.

· Mengidentifikasi faktor-faktor dan besaran/bobot faktor-faktor demand

(preferensi pengusaha dalam berlokasi industri) yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona

industri Palur.

· Mengidentifikasi faktor-faktor dan besaran/bobot faktor-faktor supply

(preferensi pemilik lahan pertanian dalam penjualan lahannya) yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri di zona industri Palur.

1.11 Ruang Lingkup dan Pembatasan

Ruang lingkup penelitian meliputi ruang lingkup wilayah studi dan ruang

lingkup materi. Penjelasan masing-masing ruang lingkup dan pembatasan tersebut

adalah sebagai berikut.

1.11.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi

Ruang lingkup wilayah studi ini adalah zona industri Palur yang

merupakan bagian dari Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, meliputi lima

desa yaitu Desa Ngringo, Sroyo, Brujul, Jetis dan Dagen. Analisis dilakukan

dengan unit spasial kelima desa di zona industri Palur. Peta orientasi wilayah studi

dapat dilihat pada gambar 1.1.

1.11.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi ini mencakup lingkup penjabaran aspek-aspek

sasaran studi. Adapun aspek-aspek bahasan tersebut adalah:

· Identifikasi perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri di zona

industri Palur dengan perbandingan peta rencana penggunaan lahan

dengan peta penggunaan lahan eksisting.

Page 25: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

· Identifikasi proses perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur

dengan mengaitkan sistem aktifitas, sistem pengembangan dan sistem

lingkungan dengan kompetisi lahan di zona industri Palur.

· Sintesa kajian literatur dan kondisi eksisting dalam mengidentifikasi

faktor-faktor dari sisi permintaan (preferensi pengusaha terhadap lokasi

industri) dan dari sisi penawaran (preferensi pemilik lahan dalam

penjualan lahan), yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur.

1.11.3 Pembatasan

Ruang lingkup wilayah studi dalam penelitian ini dibatasi pada lingkup

zona, yaitu zona industri Palur. Hal ini dikarenakan lokasi persebaran industri

berada di bagian wilayah administrasi Kabupaten Karanganyar. Dalam Peraturan

Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 16/PERMEN/M/2006, yang dimaksud

dengan “zona industri” adalah “bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan

industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan”. Dalam sebuah zona masih

dimungkinkan adanya kegiatan/aktivitas selain industri, seperti perumahan,

perdagangan, pendidikan dll.

Sedangkan pengertian “kawasan” dalam Permenpera tersebut adalah

“kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan

industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri”. Dalam hal ini jika

dalam sebuah areal dikatakan sebagai kawasan industri, maka hanya terdapat

fungsi kegiatan/aktivitas industri saja. Seperti cantoh kawasan industri Jawa

Tengah di Cilacap, dalam areal aktivitas/kegiatan industri tersebut tidak

dimungkinkan terdapat aktivitas/kegiatan pendukung seperti perumahan dan

perdagangan di dalam kawasan industri tersebut. Adapun kegiatan pendukung

tersebut berada di luar kawasan industri.

Sedangkan “wilayah” dalam UU RI Nomor 26 Tahun 2007 mempunyai

pengertian yaitu “ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

Page 26: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan/atau aspek fungsional”. Dalam hal ini lingkup wilayah lebih general dan lebih

luas, sehingga istilah wilayah dirasa kurang lazim jika digunakan untuk menyebut

Palur.

Sehingga dalam studi ini, istilah zona dirasa lebih sesuai untuk obyek

penelitian karena di Palur tidak hanya terdapat kegiatan/aktivitas industri saja

yang umum disebut kawasan industri, tetapi juga masih dimungkinkan terdapat

peruntukan perumahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan serta fasilitas-

fasilitas yang lain sebagai pendukung aktivitas/kegiatan industri.

Page 27: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Gambar 1.1

Peta Orientasi Wilayah Studi

Page 28: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1.12 Kerangka Pemikiran

Pertambahan penduduk perkotaan yang meningkat menyebabkan

kebutuhan lahan untuk aktifitas juga meningkat. Namum di sisi lain

demand/permintaan lahan dengan supply/ketersediaan lahan yang tidak seimbang

mengakibatkan terjadinya perkembangan pusat kota ke daerah hinterland

sehingga muncul restrukturisasi keruangan daerah hinterland.

Perkembangan sektor industri di Provinsi Jawa Tengah yang pesat

memerlukan adanya penempatan lokasi industri di beberapa kabupaten atau kota

di Jawa Tengah untuk mendukung keberadaannya. Salah satu alternatif lokasi

yang cukup diminati oleh para investor atau pengusaha di Kabupaten Karanganyar

adalah zona industri Palur. Preferensi pengusaha dalam memilih lokasi industri

menjadi elemen demand yang mempengaruhi menjamurnya industri di Palur. Di

sisi lain, penawaran (preferensi pemilik lahan dalam penjualan lahan) menjadi

faktor supply yang ikut menentukan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di

zona industri Palur.

Terkait dengan perluasan secara fisik yang dalam hal ini adalah

penggunaan lahan kota, maka diperlukan suatu instrumen pengendali penggunaan

lahan kota dan rencana penggunaan lahan yang terhimpun dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah/Kawasan. Adapun tujuan dari bentuk instrumen tersebut adalah

membatasi penggunaan lahan yang diizinkan, menjamin ketersediaan lahan untuk

seluruh aktifitas pada lokasi yang strategis, dan menghindari penggunaan lahan

yang tidak harmonis (Napitupulu, 1999:3). Kebijakan dan peraturan yang disusun

oleh pemerintah sangat menentukan proses perubahan yang terjadi. Jika arahan

kebijakan mampu mengendalikan proses perubahan tersebut, maka perubahan

yang terjadi tidak akan menimbulkan permasalahan baru.

Melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

penggunaan lahan, diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi evaluasi dan

arahan rencana penggunan lahan industri di Kabupaten Karanganyar selanjutnya.

Page 29: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

Pertambahan penduduk kota

Faktor supply penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri

Perkembangan aktifitas kota

Peningkatan kebutuhan lahan

Restrukturisasi daerah pinggiran

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

Analisis perubahan luas lahan pertanian dan lahan

industri

Analisis proses perubahan guna lahan pertanian menjadi lahan

industri

faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri

Faktor demand penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri

Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri

Temuan studi dan rekomendasi

Perubahan luas lahan pertanian

dan lahan industri

Tahapan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri

· SK Gubernur

· RTRK Palur · RTRW Kab · RUTRK-

RDTRK IKK Jaten

· Undang-undang dan peraturan terkait

Kajian teori

Page 30: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1.13 Pendekatan dan Metode Studi

1.13.1 Pendekatan dan Metode Studi

Studi ini didasari oleh pemikiran bahwa perubahan lahan yang terjadi

disebabkan oleh kuatnya pengaruh permintaan pasar industri terhadap penawaran

lahan dalam kompetisi lahan. Berdasarkan pemikiran ini, maka tahap awal yang

dilakukan adalah meneliti kondisi pasar lahan di zona industri Palur yang

menentukan preferensi lokasi industri dan karakteristik kebutuhan lahan untuk

industri.

Pendekatan studi ini didasarkan pada pengertian tentang preferensi

pengaruh demand/permintaan lahan untuk aktifitas industri yang dibandingkan

dengan supply/ketersediaan lahan. Dasar pendekatan studi dalam penelitian ini

mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Chapin (1979), dimana pertumbuhan

lahan dipengaruhi oleh keterkaitan atau interaksi antara tiga sistem, yaitu sistem

aktifitas, pengembangan dan lingkungan. Sistem aktifitas diasumsikan sistem

permintaan lahan sebagai pembentuk faktor demand dan sistem pengembangan

serta lingkungan mewakili pembentuk faktor supply. Dengan adanya pasar, kedua

aktifitas tersebut bertemu dan harga lahan ditetapkan sebagai standar nilai lahan.

Setiap aktifitas kota memiliki nilai harga lahan yang berbeda-beda, tergantung

dari potensi yang dimiliki lahan tersebut terhadap permintaan aktifitas dan

kemampuan membayar suatu lokasi. Nilai lahan yang tertinggi akan mengalahkan

penawaran dalam kompetisi nilai lahan dan akan mendapatkan lokasi lahan.

Harga lahan akan dipertimbangkan dengan kebijakan arahan penggunaan

lahan kota. Proses pasar menyesuaikan arah rencana penggunaan lahan sepanjang

bisa mengakomodasi permintaan pasar. Pada kenyataannya, rencana penggunaan

lahan tidak mempertimbangkan kecenderungan pasar dan kekuatan pasar cukup

kuat mempertahankan penggunaan lahan eksisting sehingga rencana tersebut

diabaikan. Di sisi supply, harga lahan mencerminkan keuntungan komparatif antar

lokasi-lokasi yang ada. Elemen-elemen keuntungan komparatif terdiri dari

karakteristik penawaran suatu lahan. Elemen utama keuntungan komparatif dalam

penelitian ini adalah aksesibilitas dan tingkat pelayanan. Keduanya dibentuk oleh

sistem pengembangan yang membangun sarana dan prasarana. Idealnya,

Page 31: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pengembangan tersebut disesuaikan dengan arahan rencana penggunaan lahan

agar pembangunannya dapat efektif dan dapat mempermudah arahan

pengembangan sistem pertumbuhan aktifitas. Untuk lebih jelas dalam mengetahui

keterkaitan antar tiga sistem aktifitas tersebut dapat diilihat pada bagan berikut.

Sistem Pengembangan

Sumber : Wijaya, 1999 dan hasil modifikasi

Gambar 1.3 Proses Perubahan Penggunaan Lahan

SUPPLY SIDE

DEMAND SIDE

Proses kompetisi penggunaan lahan (penyebab perubahan fungsi lahan)

Perkembangan kota Pertumbuhan ekonomi Pertambahan penduduk

Meningkatnya aktifitas kota · Produksi · konsumsi

Pembentuk penggunaan lahan kota · Komersial · Perumahan · Industri · dll

Kemampuan daya beli lokasi Kebutuhan untuk industri · Aksesibilitas dan aspek lokasi · Fasosum · Ekonomi/nilai lahan · Kebijakan pemerintah

Kebutuhan akan ruang dan lokasi

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri

Perubahan harga lahan

Sistem lingkungan · Kondisi fisik · Lokasi lahan

Karakteristik penawaran suatu lahan

Kebijakan pengembangan · Peruntukan lahan · peraturan

Pengembangan · Sarana · prasarana

Page 32: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dalam penelitian ini ada beberapa analisis yang akan diulas berkaitan

dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di bawah ini akan

diuraikan beberapa analisis yang akan dilakukan beserta metode pendekatan studi

yang dilakukan.

1.13.1.1 Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi Lahan

Industri

Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui luasan

lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan industri. Metode yang

digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis peta/overlay peta. Menurut

Sutanto (1986) dalam Maulana (1999:17), terdapat empat cara untuk mendeteksi

perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan analisis peta, yaitu dengan

membandingkan:

1. Sumber data lama dengan data baru

2. Peta lama dengan sumber data baru

3. Peta lama dengan sumber data lama dan sumber data baru

4. Peta lama dengan peta baru

Pendeteksian perubahan penggunaan lahan suatu daerah, kawasan atau

wilayah dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode di atas atau

gabungan dari beberapa metode (Sutanto, 1986 dalam Maulana, 1999:17). Pada

penelitian ini digunakan metode yang ketiga yaitu membandingkan peta lama

dengan sumber data lama dan sumber data baru. Hal ini disebabkan karena belum

dibuatnya peta baru tetapi data-data lama dan baru telah tersedia.

1.13.1.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri

Analisis ini merupakan analisis yang menjelaskan bagaimana

proses/tahapan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri bisa

terjadi. Dalam analisis ini akan mengkaji aspek manajemen lahan yang

merupakan paduan dari tiga sistem, yaitu sistem aktifitas, pengembangan dan

lingkungan. Sistem aktifitas dikategorikan sebagai sistem permintaan lahan dan

kedua sistem lainnya mewakili sistem penawaran lahan. Metode yang digunakan

dalam analisis ini adalah metode analisis kualitatif deskriptif.

Page 33: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1.13.1.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri

Analisis ini merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur yang dilihat dari sisi

permintaan dan penawaran. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu

metode Analisis Faktor. Analisis faktor adalah teknik statistika yang berguna

untuk mengelompokkan kriteria-kriteria atau variabel-variabel menjadi beberapa

faktor (Davies, 1984 dalam Teknik Kuantitatif untuk Arsitektur dan Perancangan

Kota Disetai Contoh-contoh). Dasar bagi pengelompokkan itu adalah korelasi

antar variabel. Variabel-variabel yang saling berkorelasi cukup kuat akan

dikelompokkan ke dalam sebuah faktor. Jika sebuah variabel atau lebih

berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan

dikeluarkan dari analisis faktor.

Metode Analisis Faktor digunakan untuk mendukung analisis faktor-faktor

perubahan penggunaan lahan dari sisi permintaan (pengusaha) dan dari sisi

penawaran (pemilik lahan). Proses pengolahan dengan menggunakan metode

Analisis Faktor dalam studi ini dilakukan secara terpisah antara sisi pengusaha

dan sisi pemilik lahan. Hal ini disebabkan karena adanya jumlah sampel/data,

sehingga analisis yang dilakukan juga dipisahkan. Namun pada akhirnya akan

dikaitkan pada sub bab terakhir yang merupakan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan secara keseluruhan.

Alat uji yang digunakan pada tahap ini adalah Kaiser Meyer Oitkin

Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan Bartlett’s Test of Sphericity (BTS).

Kaiser Meyer Oitkin measures of sampling adequacy (MSA) yaitu ukuran tingkat

korelasi antar dua variabel yang dapat diwakili oleh variabel-variabel lainnya.

kriteria tingkat korelasi sehingga model cukup baik adalah KMO MSA ≥ 0,5. Jika

angka MSA yang dihasilkan di atas 0,5 maka kumpulan variabel tersebut dapat

diproses lebih lanjut sebagai variabel terpilih. Sedangkan dari angka-angka MSA

di bawah 0,5 pada tahap selanjutnya harus dilakukan proses reduksi (proses

seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang diperoleh). Dalam

Page 34: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tahap tersebut, nilai terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel. Tahap ini

dilakukan secara terus menerus hingga tidak ada lagi variabel yang memiliki

angka MSA di bawah 0,5.

Bartlet’st Test of Sphercity (BTS) yaitu test statistik terhadap matriks

korelasi dari data apakah merupakan matrik identitas atau bukan. Sedangkan

kriteria uji statistiknya adalah membandingkan nilai BTS dengan nilai

signifikasinya. Apabila nilai BTS > nilai signifikasinya maka matriks korelasinya

disebut matriks identitas.

Setelah menguji variabel dengan mencari nilai/angka MSA dan nilai BTS

untuk mencari variabel terpilih, tahapan selanjutnya adalah ekstraksi faktor utama.

Pada tahap ekstraksi faktor ini mencakup hasil perhitungan yang terdiri dari nilai

komunal (communalities), nilai total variansi (total variance explained), matrik

komponen (component matrix), dan grafik scree plot.

Nilai komunal menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan

terbentuk. Semakin kecil nilai komunal, maka hubungannya semakin lemah.

Hubungan variabel tersebut dapat dijelaskan dengan besaran persentase ekstraksi

variabel.

Perhitungan nilai total variansi menunjukkan jumlah faktor yang

terbentuk, yang dapat dilihat dari nilai eigenvalues. Nilai eigenvalues itu sendiri

menunjukkan kepentingan relatif masing-masing varians. Nilai eigenvalues di atas

1 dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Sedangkan

nilai eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor

yang terbentuk. Jumlah faktor yang terbentuk ini dapat juga dilihat pada grafik

scree plot.

Pada perhitungan matrik komponen, diperoleh nilai/angka faktor loading

yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang

terbentuk. Jika nilai faktor loading/nilai korelasinya besar, maka variabel

termasuk dalam komponen faktor yang terbentuk tanpa memperhatikan tanda

positif dan negatif. Nilai faktor loading tersebut harus di atas 0,55. Jika nilai

faktor loading di bawah 0,55 maka variabel tersebut tidak secara nyata masuk ke

dalam faktor dan perlu dilakukan rotasi faktor.

Page 35: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Rotasi faktor dimaksudkan agar dapat diperoleh faktor-faktor yang tidak

saling berkorelasi. Proses ini dilakukan untuk memperjelas apakah faktor yang

terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Proses rotasi ini

merupakan kelanjutan dari ekstraksi faktor yang dilakukan sebelumnya, di mana

faktor loading tiap variabel pada masing-masing faktor yang semula kecil semakin

diperkecil, dan faktor yang besar akan semakin diperbesar. Rotasi akan terus

dilakukan jika masih terdapat variabel yang berada di bawah angka pembatas

yang ditetapkan yaitu 0,55.

Tahapan yang selanjutnya adalah penamaan faktor. Tidak ada ketentuan

secara khusus dalam memberikan nama faktor-faktor yang telah dihasilkan.

Penamaan faktor biasanya disesuaikan dengan kesamaan karakteristik dari

masing-masing komponen variabel yang membentuknya. Pada dasarnya tahap

penamaan faktor tidak terlalu diutamakan. Hal yang ditekankan adalah bagaimana

cara mendekati esensi/intisari dari variabel-variabel yang terpisah dan

mengidentifikasi abstraksi yang lebih mendalam untuk menghasilkan jalan cerita

yang lebih komplit untuk melukiskan subyek yang diteliti, dan mungkin jalan

cerita tersebut memberi pengembangan hipotesis lain yang dapat diteliti dalam

lingkup penelitian yang serupa (Kachigan, 1986:393-394).

1.13.2 Kebutuhan Data

Kebutuhan data berisi uraian data yang akan diperlukan dalam analisis.

Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1.13.2.1 Data Primer

Data primer ini diperolah dari pengamatan langsung di lapangan,

angket/kuisioner dan wawancara dengan informan terkait. Sasaran data primer

adalah pengusaha dan pemilik lahan pertanian. Sasaran pengumpulan data primer

melalui kuisioner bagi para pengusaha ditujukan untuk mengetahui latar belakang

para pengusaha dalam pemilihan lokasi industri di zona industri Palur. Sedangkan

bagi pemilik lahan pertanian, data primer diperoleh melalui pembagian kuisioner

yang berkaitan dengan kepemilikan lahan pertanian.

Page 36: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1.13.2.2 Data Sekunder

Jenis data ini diperoleh melalui studi literatur atau studi pustaka yang

berkaitan dengan kecenderungan perkembangan wilayah studi untuk memperoleh

gambaran awal mengenai lokasi industri di wilayah studi dan untuk memperjelas

permasalahan yang akan dibahas selanjutnya.

Data sekunder ini misalnya dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Palur,

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar, Monografi Kecamatan

Jaten, data-data tentang perindustrian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

serta Koperasi Kabupaten Karanganyar, peraturan-peraturan terkait sektor

industri, peta-peta pendukung dan sumber ilmiah mengenai zona industri Palur.

Tabel 1.1 Kebutuhan Data

Jenis Analisis

Metode Analisis

Kebutuhan Data

Sumber

Analisis luas perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

Analisis peta/ overlay peta

Peta rencana penggunaan lahan Bappeda Peta penggunaan lahan eksisting Bappeda, digitasi dan

plot kondisi eksisting Persebaran dan lokasi industri Disperindagkop Karakteristik fisik dan harga lahan BPN Sarana dan prasarana Monografi Kecamatan

Analisis proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

Analisis kualitatif diskriptif

Karakteristik aktifitas sosial ekonomi yang berkembang

Bappeda

Pengaturan bentuk penanganan perkembangan industri Arahan pengembangan zona industri Palur Karakteristik segmen pasar yang berkembang

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

Analisis faktor Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi permintaan terkait pertimbangan industri memilih lokasi industri

Kuisioner kepada pengusaha dan pemilik lahan

Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi penawaran terkait karakteristik sosial ekonomi masyarakat petani yang menjual lahan (pendapatan, pendidikan, pekerjaan)

Sumber : Analisis, 2010

Page 37: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1.13.3 Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data terdiri dari inventarisasi kebutuhan data, baik

data sekunder (data berbentuk peta, laporan atau dokumen yang tersedia di

beberapa instansi atau perpustakaan), maupun data primer (diperoleh langsung

dari beberapa pengusaha/instansi yang terkait dan masyarakat).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik mendekati sumber informasi dengan

jalan tanya jawab kepada narasumber/informan yang tinggal di zona

industri Palur. Wawancara juga dilakukan terhadap pimpinan dan staf

Bappeda, Disperindagkop, BPN, kantor Kecamatan Jaten, kantor

Kelurahan Ngringo, Kelurahan Sroyo, Kelurahan Brujul, Kelurahan Jetis

dan Kelurahan Dagen, serta lembaga terkait lainnya.

2. Observasi Langsung

Observasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh informasi

tambahan tentang apa yang dilihat, didengar dan diperhatikan pada saat di

lapangan yaitu di zona industri Palur yang terdiri dari lima desa, termasuk

dalam teknik ini adalah pengambilan gambar.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data dari sumber

buku literatur (buku referensi), laporan/penelitian terkait sebelumnya

(seperti skripsi atau jurnal) dan data-data instansional yang diperoleh dari

lembaga pemerintahan (seperti dokumen RTRW Kabupaten Karanganyar,

RTRK Palur, RTRK-RDTRK IKK Jaten, Monografi Kelurahan, UU dan

peraturan-peraturan terkait).

4. Kuisioner

Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti yang akan

ditujukan untuk dijawab oleh narasumber/responden. Dalam penelitian ini,

yang akan menjadi responden/narasumber adalah perusahaan untuk

menggali faktor demand dan pemilik tanah untuk menggali faktor supply,

serta masyarakat di zona industri Palur.

Page 38: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1.13.4 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diamati dalam penelitian, atau

dengan kata lain, sampel adalah individu yang diselidiki dalam penelitian. Sampel

diperlukan untik mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya. Dalam studi ini,

sampel dibutuhkan untuk penyebaran kuesioner kepada responden (pengusaha dan

petani). Hasil penyebaran kuisioner kepada responden melalui sampel dapat

dianggap mewakili kondisi seluruh populasi di wilayah studi.

Teknik sampling yang digunakan adalah Sampel Quota. Dalam pemilihan

subyek-subyek sampelnya, diambil anggota-anggota sampel sedemikian rupa

sehingga sampel tersebut benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi yang

sudah dikenal sebelumnya. Sampel ini selalu melandaskan diri pada informasi-

informasi dan pengetahuan yang telah diperoleh dan dicek mengenai ciri-ciri

khusus satu populasi. Informasi tadi sudah bersifat tetap, jelas dan tidak

diragukan. Subyek-subyek yang dipilih menjadi anggota sampel itu mempunyai

sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi tempat sampel untuk ditarik (Kartono,

1996:148).

Dalam penentuan jumlah sampel, yang diambil pada prinsipnya tidak ada

peraturan-peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan berapa persen

sampel tersebut harus diambil dari populasi. Dalam studi ini, populasi sampel

pengusaha dan sampel pemilik lahan pertanian diasumsikan bersifat relatif

homogen. Setelah diketahui homogen atau tidaknya populasi, kemudian dihitung

besarnya populasi dengan menentukan perbandingann dan perimbangan riil dari

jumlah masing-masing kategori faktor-faktor tadi (Kartono, 1996:135).

1. Untuk Industri

Sampel yang diambil untuk industri adalah sebanyak 41 perusahaan.

Sampel ini diambil berdasarkan perhitungan proporsi dari jumlah

keseluruhan industri yang ada di zona industri Palur. Jumlah sampel

responden pengusaha tidak dibedakan berdasarkan jenis industrinya

(dianggap homogen) dan sampel yang diambil tidak berdasarkan unit per

desa mengingat sebaran industri per desa tidak sama.

Page 39: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f = ��0弥:谜 (Singarimbun, 1989:22)

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = derajat kecermatan (0,1) 柜= ��ú挠+ 1

柜= 7070.0,1挠+ 1

= 41 responden

2. Untuk pemilik lahan pertanian

Sampel yang diambil untuk masyarakat pemilik lahan pertanian sebanyak

30, sedangkan kuisioner yang disebarkan untuk mayarakat dibagi secara

merata untuk lima desa, sehingga masing-masing desa ada 6 sampel.

Sampel sebanyak 30 tersebut berdasarkan pertimbangan minimal sampel

distribusi normal yaitu 30 (Sudjana, 1992:32). Hal ini mengingat

terbatasnya data mengenai pemilik lahan pertanian yang menjual lahannya

untuk kepentingan industri. Ciri-ciri dari populasi dianggap homogen yaitu

responden merupakan pemilik lahan pertanian yang bertempat tinggal dan

yang pernah menjual lahan pertaniannya untuk kepentingan industri, di

lokasi pengambilan sampel.

1.14 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari

lima bab pembahasan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi paparan latar belakang studi, perumusan masalah, tujuan dan

sasaran studi, ruang lingkup dan pembatasan, kerangka pemikiran,

pendekatan dan metode studi, serta sistematika penyusunan laporan.

Page 40: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB II KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

Berisi teori-teori yang mendukung pembahasan permasalahan seperti

teori-teori tentang industri, lahan dan alih fungsi/perubahan penggunaan

lahan, serta kebijakan-kebijakan terkait.

BAB III TEMUAN LAPANGAN

Berisi paparan kondisi umum Wilayah Perkotaan Surakarta dan zona

industri Palur, seperti arahan kebijakan pembangunan, kondisi fisik dan

geografis, ekonomi dan kependudukan, karakteristik perkembangan

industri, karakteristik perubahan penggunaan lahan dan karakteristik

permintaan industri.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi hasil analisis luas perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri, analisis proses perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri, dan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri dari sisi permintaan oleh dan sisi penawaran .

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, kelemahan

studi, dan rekomendasi untuk kemungkinan studi lanjutan.

Page 41: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sumber: Analisis, 2010

Gambar 1.4 Kerangka Studi

Tema : Alih fungsi lahan

Judul : Faktor pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur Kabupaten Karanganyar

Latar belakang : · Pertambahan penduduk · Peningkatan kebutuhan infrastruktur, pelayanan

serta lapangan pekerjaan · Peningkatan kebutuhan lahan, namun luas

administrasi tetap · Persaingan penggunaan lahan · Perubahan penggunaan lahan pertanian ke non

pertanian di daerah pinggiran/hinterland salah satunya adalah zona industri Palur

Permasalahan : · Seberapa luas telah terjadi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Bagaiman proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Apa saja faktor-faktot serta bobot faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur dilihat dari sisi demand/permintaan dan supply/penawaran lahan?

Tujuan : mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur dilihat dari sisi permintaan dan penawaran terhadap lahan Sasaran : · Mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan

lahan industri di zona industri Palur. · Mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur · Mengidentifikasi faktor-faktor demand yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

· Mengidentifikasi faktor-faktor supply yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

Tinjauan Teori : · Tinjauan terhadap industri · Tinjauan terhadap lahan · Tinjauan terhadap alih fungsi lahan pertanian

Data : · Peta rencana penggunaan lahan · Peta penggunaan lahan eksisting · Persebaran dan lokasi industri · Karakteristik fisik dan harga lahan · Sarana dan prasarana · Arahan pengembangan zona industri Palur · Karakteristik aktifitas sosial ekonomi yang

berkembang · Karakteristik segmen pasar yang berkembang · Varibel-variabel penentu perubahan guna lahan

dari sisi permintaan dan penawaran

Analisis : · Analisis perubahan luas lahan pertanian dan

lahan industri, menggunakan metode overlay peta

· Analisis proses perubahan guna lahan pertanian menjadi lahan industri, menggunakan metode kualitatif diskriptif

· Analisis faktor permintaan dan penawaran yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri, menggunakan metode analisis faktor

Output : Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pengguna lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur Kabupaten Karanganyar dilihat dari sisi demand dan sisi supply

Page 42: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB 2

KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

2.4 Tinjauan Umum Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah

kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Djoko santoso, 2003:11 membagi industri menjadi empat, yaitu:

1. Industri Rumah Tangga

Seperti industri batik tulis, kerajinan tenun, kerajinan logam, kerajinan

anyaman, kerajinan ukir-ukiran, dan kerajinan tanah liat.

2. Industri Ringan

Seperti industri jenang dodol, industri batik cap, dan industri sepatu.

3. Industri sedang

Seperti industri pakaian jadi dan industri percetakan.

4. Industri Besar

Seperti industri dasar (mesin, besi baja, pemintalan, dan kimia dasar)

Dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

16/Permen/M/2006, yang dimaksud dengan “zona industri” adalah “bentangan

lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan”.

2.4.1 Aktifitas Industri

Aktifitas industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang

berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem produksi. Sistem produksi adalah

gabungan dari beberapa unit/elemen yang saling berhubungan dan saling

menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan

(Djojodipuro, 1990:7).

Page 43: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Input : · Bahan baku · Tenaga kerja · Modal

Proses produksi Output/ produk Pasar

Secara garis besar sistem produksi industri terbagi menjadi tiga bagian

yaitu input, proses produksi dan output industri. Input sistem produksi terdiri dari

bahan baku, tenaga kerja dan dana. Sedangkan proses produksi meliputi fasilitas,

mesin dan peralatan, serta lingkungan kerja dan output sistem yang berupa produk

yang dihasilkan (Djojodipuro, 1990:7-8).

Dalam faktor yang termasuk input, proses dan output, masih terdapat

faktor lain yaitu berupa permintaan pasar, manajemen perusahaan, lingkungan

eksternal yang meliputi pemerintah, teknologi, perekonomian dan kondisi sosial

politik (David&Russel, 1994:11). Selain itu, Smith (1981:84) menambahkan

bahwa masih terdapat faktor transportasi dan pasar dalam proses produksi

industri.

Transportasi Sumber : Smith, 1981:24

Gambar 2.1 Sistem Proses Produksi

2.4.2 Kebijakan Pengaturan Lokasi Industri

Penanganan masalah pendirian di suatu daerah melibatkan berbagai

instansi dalam proses perizinannya. Secara umum penanganan dilakukan oleh dua

instansi yang berbeda untuk jenis yang berbeda pula, yakni BKPM/BKPMD

(Badan Koordinasi Penanaman Modal/Daerah) serta Departemen Perindustrian

dan Perdagangan.

Dalam hal pengaturan lokasi industri, proses terjadi pada tingkatan Daerah

Tingkat II. Instansi Pusat dan Dati I, tidak memiliki kebijaksanaan pengalokasian

khusus karena hanya mengeluarkan Persetujuan Prinsip Usaha dan Izin Usaha

Tetap (IUT). Mengenai persetujuan lokasi industri, instansi ini berpedoman pada

rekomendasi yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang mengacu

Page 44: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pada Rencana Tata Ruang yang telah ada. Adapun jenis dan proses pengaturan

lokasi dapat dilihat dari gambar berikut.

Sumber : Keppres No.41 tahun 1996

Gambar 2.2 Bagan Proses Pengaturan Lokasi Industri

Bagan tersebut menunjukkan bahwa lokasi industri sangat bergantung dari

kualitas rencana tata ruang yang ada, dan pemerataan pertumbuhan industri akan

sulit terjadi. Bila perencana dan pemda salah menetapkan rencana pengalokasian

kegiatan industri, maka dampak apapun akan terjadi. Padahal posisi pemerintah

pusat dalam mempengaruhi lokasi kegiatan ekonomi sangat penting.

2.4.3 Teori Lokasi

2.4.3.1 Teori Alfred Weber

Pemilihan lokasi industri menurut Weber didasarkan pada prinsip

meminimalisasi biaya. Weber mengatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung

Izin UUG oleh sekwilda dati II a.n. Bupati/

Walikota

· Izin Usaha Tetap · Izin tenaga kerja asing

Perusahaan di dalam kawasan industri

Perusahaan di luar kawasan/ kawasan berikat

Mengajukan usulan usaha dan fasilitas yang diinginkan

Mengajukan usulan lokasi usaha

Permohonan HGB

Investor

Kanwil perindustrian

Izin lokasi oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kodya

sesuai RTR

Izin lokasi oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kodya

sesuai RTR

Page 45: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya

harus minimum. Tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang

minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.

Menurut Weber, ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu

biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.

Dalam menjelaskan keterkaitan transportasi dan bahan baku, Weber menggunakan

konsep segitiga lokasi atau Locational Triangle untuk memperoleh lokasi

optimum (Tarigan, 2005:140).

2.4.3.2 Teori Lokasi Pasar Losch

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand). Dalam teori ini

diasumsikan bahwa lokasi optimum dari suatu pabrik atau industri adalah apabila

dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan

pendapatan yang besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa

pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai dari pusat

(industri), volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat

industri, semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin

tinggi akibat dari naiknya biaya transportasi. Berdasarkan teori ini setiap tahun

pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya.

Di samping itu, teori ini tidak menghendaki pendirian pabrik-pabrik secara merata

dan saling bersambung sehingga berbentuk heksagonal karena hal ini akan

menyebabkan harga semakin turun/murah.

Terhadap pandangan Losch ini, perlu dicatat bahwa saat ini banyak

pemerintah yang melarang industri berada di dalam kota. Dengan demikian lokasi

produksi/industri harus bergeser ke pinggir kota atau bahkan ke luar kota dengan

membuka kantor pemasaran di dalam kota. Artinya dalam industri tersebut

walaupun proses produksi berada di luar kota tetap merupakan bagian dari

kegiatan kota dalam arti kata memanfaatkan range atau wilayah dari kota tersebut

(Tarigan, 2005:145).

Page 46: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Industri

Lokasi

Standar Teknis

Komplek Industri

Estet Industri Lahan Peruntukan

Industri Kawasan Berikat/

Bonded Zone Pemukiman

Industri kecil Sentra Industri Kecil

Sarana Usaha Industri Kecil

Jarak terhadap pusat kota

Di luar kota Maksimum 15 km Daerah pinggiran kota

Daerah pinggiran kota dengan aksesibilitas tinggi ke pelabuhan/ airport

Tak tertentu Tak tertentu Di dalam estet industri

Jarak terhadap permukiman

Terpisah dari permukiman

Minimal 2 km Minimal 3 km Terpisah dari permukiman

Relatif berbaur dengan permukiman

Relatif berbaur dengan permukiman

Di dalam estet industri

Jaringan jalan Di sekitar jalan regional

Di sekitar jalan regional

Di sekitar jalan regional

Di sekitar jalan regional Di sekitar jalan lokal

Di sekitar jalan lokal Di dalam estet industri

Fasilitas dan prasarana

Minimal tersedia sumber air

Dalam radius pelayanan listrik, air bersih, telekomunikasi, sistem transportasi dan perbankkan

Dalam radius pelayanan listrik, air bersih, dan telekomunikasi

Dalam radius pelayanan listrik, air bersih, telekomunikasi, sistem transportasi terutama pelabuhan/ airport dan kargo terminal

Minimal terlayani listrik dan sumber air

Minimal tersedia sumber air

Di dalam estet industri

Kualitas air sungai

Terlayani sungai golongan C, D, E

Terlayani sungai golongan C, D, E

Terlayani sungai golongan C, D, E

Terlayani sungai golongan C, D, E

Terlayani sungai golongan C, D, E

Terlayani sungai golongan C, D, E

Di dalam estet industri

Peruntukan lahan

Budidaya pertanian

Budidaya pertanian Budidaya pertanian

Budidaya pertanian Dapat berbaur antara lain dengan permukiman dan pertanian

Dapat berbaur antara lain dengan perdagangan, pertanian dan permukiman

Di dalam estet industri

Keterangan : Sungai Golongan A : air yang digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu Sungai Golongan A : air baku yang baik untuk air minum dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, selain keperluan A Sungai Golongan A : air baku yang baik untuk air minum dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, selain keperluan A dan B Sungai Golongan A : air yang baik untuk pertanian, usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air, lintasan air dan keperluan lain, selain keperluan A, B, C Sungai Golongan A : air yang tidak sesuai untuk keperluan dalam golongan A, B, C dan D Sumber : Kriteria Lokasi Industri dan Standar Teknis Industri, Departemen Perindustrian 1988 dalam RTRK Palur 1991-2001

Page 47: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2.5 Tinjauan Terhadap Lahan

2.5.1 Pengertian Lahan

Tata guna lahan (landuse) adalah komponen keseluruhan dari suatu

bentang alam yang mencakup tutupan vegetasi, tanah, kemiringan, permukaan

geomeorfologis, sistem hidrologis dan kehidupan binatang di dalamnya

(Nurlambang, 2002:2). Terkadang istilah lahan sering disalahartikan dengan

istilah lain sehingga tidak jarang lahan diartikan semata-mata oleh tanah, atau

bahkan disamaartikan dengan ruang (space). Namun sesungguhnya ketiganya

memiliki definisi dan pengertian yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan

tanah (soil) adalah bagian dari lahan yang merupakan kerak atau lapisan teratas

bumi yang mampu menunjang kehidupan tanaman secara permanen dan mengatur

tata air pada lapisan tersebut.

Pengertian lahan dapat ditinjau dari dua segi (Lichfield dan Drabkin,

1980:5), yaitu:

· Ditinjau dari segi fisik geografi, lahan adalah tempat dimana sebuah

hunian tercipta dan mempunyai kualitas fisik yang penting dalam

penggunaannya.

· Ditinjau dari segi ekonomi, lahan adalah suatu sumberdaya alam yang

mempunyai peranan penting dalam produksi.

2.5.2 Hubungan Lahan dan Aktifitas Pertanian

Lahan pertanian adalah lahan yang digunakan untuk usaha produksi bahan

makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian),

dan tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran (Orleanti, 2000:35).

Beberapa masalah pembangunan ekonomi khususnya di dunia ketiga,

orang tidak akan lepas dari masalah pertanian. Sedangkan berbicara masalah

pertanian, kita tidak bisa terlepas dari lahan. Meskipun mulai saat ini dirintis

pertanian tanpa lahan dengan teknologi dan sejenisnya namun tidak sampai

beberapa dekade, lahan untuk pertanian masih dibutuhkan mengingat mahalnya

teknologi tersebut. Pertanian tangguh yang mampu berfungsi seperti tersebut

diatas menjadi harapan untuk mempercepat proses pembangunan negara-negara

berkembang.

Page 48: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah perbaikan masalah-

masalah yang menyangkut pemilikan lahan bahkan kalau dipandang perlu bisa

dilakukan land reform (Reksohadiprojo, 1998:64-65).

2.5.3 Hubungan Lahan dan Aktifitas Industri

Lokasi merupakan tinjauan lahan dari aspek ruang (space). Jika kekayaan

alam dapat dipindah ke tempat lain, maka tidak demikian dengan aspek ruang.

Dengan tidak bisa dipindahkannya aspek ruang ini maka terdapat perhitungan

untung rugi bagi suatu lokasi. Bagi lokasi tertentu cukup menguntungkan

sedangkan lokasi lain mungkin kurang menguntungkan. Pentingnya lokasi

sebenarnya dapat ditinjau dari tiga hal, yaitu alokasi ekonomi, penggunaan lahan

dan status hukum. Konsep lokasi ekonomi berdasar anggapan bahwa suatu tempat

dapat menikmati keuntungan lokasi di bidang tempat lainnya berupa antara lain

berkurangnya biaya dan waktu tranportasi ke pusat pasar, adanya produksi yang

lebih tinggi dan biaya produksi yang lebih rendah pada tempat tertentu

(Reksohadiprojo, 1998:58).

Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan tersebut diantaranya

dengan memperkecil biaya yang dikeluarkan. Penempatan pabrik yang baik

dengan sendirinya adalah pada lokasi yang dapat menyumbangkan keuntungan

terhadap penghematan biaya transportasi, produksi dan distribusi. Kesalahan

pemilihan lokasi akibat kurangnya perencanaan akan mengakibatkan pemborosan

dalam jangka waktu yang panjang. Lokasi diisyaratkan dapat membawa

keuntungan dari masa pra produksi melalui biaya transportasi bahan baku, alat

produksi, tenaga dan sebagainya sampai masa produksi dan biaya pascaproduksi.

Pengaruh kehadiran industri terhadap perkembangan dan tata ruang

wilayah atau kota sudah dirasakan sejak awal revolusi industri yang dimulai

dengan penemuan teknologi mesin uap pada tahun 1769. Pembangunan industri

kota-kota Eropa pada awalnya di pusat kota, bersamaan dengan itu pusat kota

menjadi tempat yang kotor, kumuh dan penuh kesemrawutan sebagai konsekuensi

logis peningkatan aktifitas kota (Catanese, 1989:14). Hal ini mengakibatkan

struktur kota berubah dan timbul pula teori-teori keruangan yang membicarakan

Page 49: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pola guna lahan menyangkut lokasi konsentrasi industri seperti teori Alfred

Weber, Edgar Hoover, Losch, Von Thunnen, dan lainnya.

Di Indonesia, penyebaran industri memiliki kecenderungan bergerak dari

daerah kota ke arah daerah pinggiran kota atau daerah yang disebut Sub Urban

Area (Desa Kota), dikarenakan peningkatan pembangunan transportasi.

Pergeseran ini terjadi pada masa 80-an sampai 90-an yang didukung pula oleh

kebijaksanaan paemerintah daerah yang pada umumnya mengarahkan

pertumbuhan industrinya ke daerah pinggiran (Koestoer dalam Iskandar, 1997:3)

Pergeseran penyebaran ini disebabkan pula oleh beberapa pertimbangan

(Koestoer dalam Iskandar, 1997:3-4) antara lain karena:

· Adanya kompetisi penggunaan lahan/ruang yang sangat ketat di daerah

kota sehingga berdampak pada tingginya nilai lahan.

· Daerah pinggiran pada awalnya relatif lapang, sehingga penempatan

industri diasumsikan dapat aman dan tidak mengganggu kelancaran dan

ketertiban lalulintas.

· Disisi lain dengan kelancaran lalulintas akan meningkatkan akses ke

perusahaan industri. Hal ini yang menyebabkan persebaran terpola di

sekitar jalan raya.

· Pertimbangan kedekatan dengan sumber air.

Terlepas dari batasan fisik yang masuk dalam wilayah ini adalah daerah

ambang antara kota dan desa yang terjadi karena perluasan kota terutama daerah

metropolitan. Kecenderungan ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya yang

telah dikemukakan di atas.

Perkembangan pada awal abad dua puluh satu lahir suatu masa yang

disebut era globalisasi, di mana tersebarnya hubungan-hubungan aktifitas dari

batasan geografis maupun masyarakat. Era ini dimulai dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi. Dapat dipastikan akan terjadi perubahan dan

perkembangan dalam pembangunan industri terutama menyangkut lokasi industri,

atas roda sejarah yang telah berputar yang menunjukkan adanya korelasi sangat

positif antara pertumbuhan industri dan teknologi (Smith, 1981:14).

Page 50: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Para perencana kota dan wilayah harus dapat membaca trend yang muncul

dalam masa globalisasi agar dapat mengantisipasi atau dapat meminimalisir

dampak negatif yang mungkin akan muncul. Ketidaksiapan para perencana tata

ruang dalam menghadapi perubahan hanya akan melahirkan kerugian dan

kesemrawutan. Hal ini terjadi pada setiap masa perkembangan industri. Perencana

selalu bersikap reaktif, dimana melakukan perencanaan setelah timbul

permasalahan yang besar. Pada masa revolusi industri lahir konsep Garden City,

muncul setelah lingkungan kota rusak (Catanese, 1989:17).

2.5.4 Harga Lahan

Lahan adalah komoditi yang dapat diperjualbelikan dan memiliki harga/

nilai tergantung dari berbagai permintaan. Harga lahan berbeda secara keruangan,

mencerminkan ketersediaan kualitas baik di pusat kota daripada lahan berkualitas

rendah di lokasi periphery dan biasanya memiliki harga tinggi di pinggiran kota

dimana kompetisi lahan antara aktifitas pertanian, industri, komersial dan

perumahan sering terjadi. Dalam situasi ini, pertanian biasanya beralih fungsi

meskipun petani dapat lebih berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan

menggunakan teknologi dan sejenisnya. Penukaran lahan semula dengan lahan

yang lebih murah di lokasi lain biasanya sering terjadi (Healey dan Ilbery,

1990:47).

Faktor terbesar yang menyebabkan harga lahan meningkat yaitu adanya

perlakuan spekulasi pembeli dalam pasar kepemilikan lahan. Lahan adalah input

yang penting bagi proses produksi dan sejumlah lembaga keuangan, bergantung

pada ketersediaan lahan. Industri menggunakan skala besar dan banyak

perusahaan ingin memiliki lahan di mana mereka beroperasi (Healey dan Ilbery,

1990:51).

2.5.5 Teori Permintaan dan Penawaran Lahan

Pada dasarnya, pembentuk harga lahan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu

adanya fungsi permintaan (demand function) dan fungsi penawaran lahan (supply

function). Kedua fungsi tersebut akan membentuk harga lahan yang terdapat pada

gambar di bawah ini.

Page 51: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Pola permintaan dan penawaran lahan juga berlaku unuk lahan industri.

Semakin banyak permintaan produksi industri maka kebutuhan akan lahan

industri juga akan semakin tinggi. Tersedianya lahan pertanian yang

produktifitasnya rendah maka akan dikonversi untuk memenuhi permintaan yang

ada. Dari permintaan dan penawaran tersebut harga lahan industri akan tercapai.

S

Rent of land for A particular use

R

D

0 M Land demand and suppy For a particular use

Sumber : Harvey, 1992:173

Gambar 2.3

Penentu Harga Lahan .

2.5.5.1 Teori Permintaan Lahan

Permintaan lahan adalah refleksi dari keuntungan atau kebutuhan yang

muncul dari penggunaan tertentu oleh masyarakat sebagai pengguna potensial.

Makin besar keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan lahan di lokasi tersebut

untuk berbagai tujuan, maka makin tinggi harga lahan atau sewa lahan, tidak

menghambat keinginan pengguna untuk membayarnya (Harjanti, 2001:134).

Permintaan lahan sangat dipengaruhi oleh faktor keuntungan lokasi.

Keuntungan lokasi tersebut sangat dipengaruhi oleh :

· Jarak dari pusat kota

· Aksesibilitas

· Jumlah pesaing (pemasaran produk)

· Efek-efek eksternal untuk meminimalisasi biaya

Fungsi permintaan sebagai salah satu faktor pembentuk harga lahan, juga

berpengaruh pada fluktuasi harganya. Makin tinggi permintaan lahan maka harga

Page 52: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

lahan akan semakin tinggi pula, dengan catatan lahan yang yang ditawarkan

adalah tetap. Fungsi lahan dapat diasumsikan sebagai fungsi permintaan.

Harga lahan

Permintaan

Jumlah lahan yang ditawarkan

Sumber : Chinloy dalam Harjanti, 2001:134

Gambar 2.4 Pengaruh Permintaan terhadap Harga Lahan Kota

2.5.5.2 Teori Penawaran Lahan

Penawaran total terhadap tanah pada setiap negara dipengaruhi oleh

keuntungan teritorial dan keterbatasan jumlah lahan. Tetapi penawaran lahan

untuk penggunaan tertentu dapat ditingkatkan atau diturunkan, dengan kata lain

perubahan dalam penawaran terkait dengan waktu, dimana penggunaan lahan

pada suatu tempat dapat berubah seiring dengan perubahan yang terjadi di

masyarakat. Sebagai contoh adalah perubahan lahan dari penggunaan lahan

perkebunan/hutan menjadi penggunaan lahan lain, dari pertanian menjadi

perkotaan, begitu pula dari permukimam menjadi perkantoran atau komersial,

termasuk perubahan lahan pribadi menjadi ruang publik (Balchin dan Piere dalam

Harjanti, 2001:135).

Peningkatan perubahan lahan cenderung berkembang lebih lambat

menyebabkan permintaan akan lahan yang memegang kendali. Dengan

meningkatnya permintaan yang tidak diikuti dengan penawaran yang mencukupi

harga lahan, dimungkinkan untuk meningkat tidak terkendali. Meningkatnya

permintaan lahan tersebut adalah akibat dari inflasi, kemudahan mendapatkan

kredit, pertumbuhan penduduk, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Berikut ini adalah grafik pengaruh penawaran terhadap harga lahan perkotaan.

Page 53: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Harga lahan Penawaran

Lahan yang ditawarkan

Sumber : Chinloy dalam Harjanti, 2001:135

Gambar 2.5

Pengaruh Penawaran terhadap Harga Lahan Kota

2.6 Tinjauan terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian

2.6.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian

Perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai perubahan suatu jenis

penggunaan lahan ke penggunaan lahan lainnya. Konversi lahan merupakan suatu

tindak lanjut penyesuaian penggunaan lahan dalam fungsinya sebagai ruang kota,

terhadap peningkatan kebutuhan ruang untuk aktifitas sosial dan ekonomi kota

berikut sarana dan prasarana penunjangnya, serta penduduk kota (Wijaya dalam

Orleani, 2000:46).

Konversi lahan atau alih fungsi lahan dapat bersifat permanen dan dapat

juga bersifat sementara. Jika lahan pertanian beririgasi teknis berubah menjadi

perumahan atau industri, maka alih fungsi lahan ini bersifat permanen.

Penggunaan lahan dipengaruhi oleh tiga sistem yang merupakan

keterkaitan antara bagian dalam struktur ruang kota (Chapin, 1979:28-31), yaitu :

· Sistem aktifitas kota, berhubungan dengan manusia dan lembaganya,

seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintahan, dan lembaga-lembaga

lainnya dalam mengorganisasikan hubungan keterkaitan antara yang satu

dengan yang lainnya dalam waktu dan ruang.

· Sistem pengembangan lahan, berhubungan dengan proses konversi atau

rekonversi lahan (ruang) dan penyesuaiannya bagi kegunaan manusia

dalam mendukung sistem aktifitas yang telah ada sebelumnya.

· Sistem lingkungan, berhubungan dengan unsur-unsur biotik dan abiotik

yang hasilnya dari proses alam yang terkait dengan air, udara dan zat-zat

Page 54: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang lain. Sistem ini berfungsi untuk menyediakan tempat bagi kehidupan

manusia dan habitat serta sumberdaya untuk mendukung kelangsungan

hidup mereka.

Pada dasarnya ketiga sistem tersebut saling berinteraksi satu dengan yang

lain dan akan membentuk suatu pola penggunaan lahan yang akan terus

berkembang sesuai perkembangan kota.

2.6.2 Faktor Penentu Perubahan Pengunaan Lahan Ditinjau dari Sisi

Pengusaha Industri

Pengaruh faktor utama dan turunannya dalam proses pemilihan lokasi

industri berbeda-beda menurut fase pemilihan. Proses didasarkan pada

pemahaman atas konsep lokasi tiga fase, yaitu fase pemilihan daerah, lingkungan

dan tapak. Pelaksanaan pemilihan melalui tiga fase ini akan menyempitkan

pilihan dari faktor yang besar, sehingga pemilihan tapak akan lebih terarah (Apple

dalam Iskandar, 1997:24).

Namun pemilihan lokasi pabrik seringkali tidak mempertimbangkan

faktor-faktor lokasi secara merata, hal ini dilakukan baik kesengajaan maupun

karena kekurangtelitian perencana. Adapun yang dimaksud kesengajaan adanya

pengaruh satu dua faktor yang terlalu besar, yang menyebabkan perhitungan

secara ekonomis tidak perlu dilakukan dengan cermat karena kepentingan

tertentu. Faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah (Harding dalam Iskandar,

1997:2004) :

· Bahan baku/sumberdaya alam meterial mencakup jenis bahan baku, jarak

dari lokasi sumber, harga, dan kualitas serta ketersediaan bahan dalam

jangka waktu yang panjang serta biaya angkut yang murah.

· Pasar (market), meliputi kuantitas pembeli serta karakteristiknya dan

persaingan.

· Tenaga kerja (labour), meliputi biaya atau Upah Minimal Regional

(UMR), sikap pekerja, kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah

penduduk yang terdidik.

· Pembangkit tenaga (power), terdiri kapasitas ketersesiaan dari tenaga

listrik, gas alam, air dan bahan bakar.

Page 55: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

· Fasilitas perkotaan, diantaranya perumahan bagi karyawan, pusat

perbelanjaan, kesehatan dan pengolahan limbah.

· Akses transportasi, terhadap sistem lalulintas dan jalan, tingkat pencapaian

fasilitas (pelabuhan, bandar udara, kereta api, dsb), biaya angkut, laju

muatan dan kapasitas.

· Iklim, mencakup arah angin, ketinggian, pengaruh cuaca, suhu udara dan

termasuk bahaya banjir.

· Kebijaksanaan pemerintah, meliputi peraturan mengenai pengendalian

limbah, perpajakan, birokrasi, insentif dari pemerintah, perbankan, dsb.

Untuk melihat faktor-faktor pertimbangan lokasi industri menurut

beberapa pakar dapat dilihat dari tabel 2.2.

2.6.3 Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau dari Sisi

Pemilik Lahan Pertanian

Studi mengenai penentuan keputusan dari segi pertanian telah

memperjelas kekurangan pendekatan neoklasik terhadap lokasi pertanian, dengan

menggunakan pengetahuan yang komplit dan rasionalitas ekonomi. Mather, 1986

dalam Healey dan Ilbery, 1990:191 telah menggambarkan secara skematis

beberapa faktor baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

penentuan keputusan penggunaan lahan. Faktor-faktor ini terdiri dari faktor

intenal dan eksternal alami, meliputi usia, kemampuan, dan kepribadian pemilik

lahan pertanian serta luasan lahan. Proses-proses yang digambarkan dalam bagan,

sama dengan matriks perilaku yang dikemukakan oleh Pred (1967), dengan

jangkauan keputusan mulai dari tingkat kesadaran, pemikiran rasional sampai

perilaku non rasional (Healey dan Ilbery, 1990:191).

Bukti nyata yang telah terbentuk dalam kaitannya dengan tujuan

pembuatan keputusan pertanian yaitu berdasarkan asumsi bahwa tujuan satu-

satunya dari mengolah lahan pertanian adalah pemaksimalan keuntungan dan

mewujudkan tuujuan serta nilai-nilai. Utilitas dapat didefinisikan sebagai

kepemilikan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan, kesenangan dan

kebaikan bagi suatu kelompok (Mather, 1986 dalam Healey dan Ilbery,

1990:192). Keuntungan non material dan elemen personal yang tergabung dalam

Page 56: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

konsep tidak sama untuk setiap orang. Tujuan dan nilai-nilai berkaitan dengan

motivasi para pemilik lahan dimana lebih ditekankan pada pembuatan jalannya

keputusan.

Gasson 1973 dalam dalam Healey dan Ilbery, 1990:92 mengklasifikasikan

nilai-nilai yang kemungkinan besar terhadap pada situasi dan suasana pertanian ke

dalam empat kelompok besar, yaitu :

· Instrumental, dimana bertani digambarkan sebagai media memperoleh

pendapatan dan rasa aman dalam kondisi kerja yang menyenangkan

· Sosial, dimana dengan bertani akan dapat menjalin hubungan antar

individu dalam bekerja

· Ekspresif, dimana dengan bertani dapat mengekspresikan diri dan

memenuhi kepuasan pribadi

· Instrinsik, dimana bertani dinilai sebagai aktifitas yang merupakan hak

individu

Keempat kelompok tersebut relatif satu sama lain dalam mempengaruhi

keputusan pemilik lahan pertanian dalam suatu situasi. Menurut Gasson,

pentingnya motif non ekonomi, yaitu konsep pemuasan dalam mengolah lahan

pertanian lebih ditekankan (Gasson, 1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990:92).

Untuk melihat pendapat beberapa para ahli mengenai faktor-faktor

penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi pemilik lahan pertanian dapat

dilihat pada tabel 2.3.

Page 57: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 2.2 Faktor-Faktor Lokasi Industri

(a) Apple (b) Harding (c) Smith (d) Sofyan Assauri (e) Kartasapoetra Dalam studi ini Ø Pemilihan daerah 1. Bahan baku 2. Pasaran 3. Transportasi 4. Hk. Negara 5. Pajak

Ø Iklim pemilihan

kota 1. Buruh 2. Jumlah penduduk 3. Pajak setempat 4. Fas. Pelayanan 5. Utilitas 6. Trasnportasi 7. Pajak 8. Peraturan

perwilayahan 9. Peraturan kota 10. Biaya hidup 11. Sikap lingkungan

(masyarakat – pemerintah)

Ø Faktor-faktor lokasi makro

1. Jarak dari bahan baku 2. Posisi terhadap pasar 3. Tenaga kerja yang

banyak 4. Akses dengan

transportasi 5. Iklim setempat 6. Persetujuan

pemerintah 7. Subsidi investasi 8. Biaya hidup

Ø Faktor spesifik lokasi

detail 1. Kualitas tenaga kerja 2. Sumber energi lain 3. Posisi dari fasilitas

kota 4. Pengetahuan limbah 5. Akses transportasi 6. Perda tentang

lingkungan dan jalan 7. Tanah dan iklim 8. Lahan untuk luasan 9. Jenis industri lain di

sekeliling

1. Bahan baku dan energi

2. Pasar dan harga 3. Tenaga kerja 4. Transportasi 5. Kebijakan

pemerintah 6. Kondisi lahan 7. Aglomerasi 8. Keuangan dan

perlengkapan 9. Bentuk dan skala

operasi usaha

Ø Faktor-faktor utama 1. Letak bahan dari baku 2. Letak dari pasar 3. Tenaga kerja 4. Power stasion/ listrik 5. Fasilitas

pengangkutan

Ø Faktor sekunder 1. Water supply 2. Fasilitas service 3. Fasilitas

pembelanjaan 4. Perumahan yang ada

dan fasilitas lainnya 5. Ikliim 6. Pajak dan UU buruh 7. Lingkungan

masyarakat 8. Tanah 9. Biaya tanah dan

gedung 10. Rencana masa depan 11. Rencana perluasan

1. Bahan mentah - Kemudahan

didapat - Persediaan - Harga layak - Kualitas - Biaya angkut

2. Tenaga kerja 3. Energi penggerak 4. Iklim 5. Keamanan/

stabilitas 6. Adat budaya

penduduk

1. Lokasi bahan baku (a,b, d, e)

2. Harga bahan baku (a, e) 3. Pasar/ konsumen (a, b,

c, d e) 4. Jumlah tenaga kerja (a,

b, c, d, e) 5. Tingkat Pendidikan

tenaga kerja (a, b, c, d, e)

6. Sumber energi (b, d, e) 7. Ketersediaan air (d) 8. Fasilitas perkotaan (a,

b, d) 9. Transportasi (a, b, c) 10. Iklim (a, b, d, e) 11. Intervensi pemerintah

(a, b, c) 12. Sikap pemerintah-

masyarakat (a, d, e) 13. Stabilitas keamanan

(a, d, e) 14. Kondisi fisik lahan (b,

c) 15. Investasi/ modal (b) 16. Harga lahan (d) 17. Kedekatan dengan

CBD (b, d) Sumber : Adaptasi dari Iskandar, 1998 dan modifikasi

Page 58: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 2.3 Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan

Ditinjau dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian

Sumber Faktor-faktor penentu Dalam studi ini Mather, 1986

· Internal (intrinsik) - Pendidikan - Usia - Kemampuan - Kepribadian

· Eksternal (ekstrinsik) - Luas lahan - Unit informasi - Budaya

· Internal - Pendidikan - Usia - Pekerjaan - Penghasilan - Pola pemikiran masyarakat

yang semakin berkembang tentang pekerjaan

· Eksternal - Luas lahan - Biaya produksi - Pajak tanah - Penawaran yang tinggi dari

pihak perusahaan

Gasson, 1973

· Intrinsik - Keleluasaan - Melakukan pekerjaan yang disukai - Kehidupan yang menyehatkan di

luar ruangan · Ekspresif

- Banyak tantangan - Mendorong kreatifitas - Kebanggaan dalam memiliki lahan

pertanian - Melatih kemampuan khusus yang

dimiliki · Instrumental

- Membuat pendapatan yang maksimum

- Mendapat pendapatan yang memuaskan

- Pendapatan yang membuat rasa aman di kemudian hari

- Memperluas usaha - Dapat menyusun waktu kerja

· Sosial - Masuk ke dalam suatu komunitas

sendiri - Kebanggaan sebagai seorang petani - Melanjutkan tradisi keluarga - Pekerjaan yang dekat dengan rumah

dan keluarga Sumber : Gason, 1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990 : 190-192 dan hasil modifikasi

Page 59: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Sumber : Analisis Gambar 2.6

Kerangka Teori

Permintaan lahan

Penggunaan lahan pertanian Penggunaan lahan industri

Faktor supply penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

industri

faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi industri

Faktor demand penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

industri

Penawaran lahan Faktor eksternal

· Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan

masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar

Faktor penunjang faktor produksi

· Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi

· Harga, lokasi, luas, dan pajak lahan

· Biaya produksi lahan pertanian

· Pendidikan, pekerjaan, penghasilan, usia, dan pola pikir pemilik lahan pertanian

Faktor input proses produksi

· Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan baku · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga

kerja

Kebijakan pemerintah · RTRK Palur · RTRW Kabupaten Karanganyar · RUTRK-RDTRK IKK Jaten · SK Gubernur JawaTengah · Undang-undang dan peraturan terkait

Page 60: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB 3

TEMUAN LAPANGAN

3.3 Tinjauan Regional Wilayah Perkotaan Surakarta

3.3.1 Perkembangan Wilayah Perkotaan Surakarta

Menurut RTRW Jawa Tengah, terdapat delapan kawasan strategis yang

mendapatkan prioritas pengembangan daerah dan wilayah. Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar termasuk dalam kawasan strategis SuBoSuKa (Surakarta,

Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar).

Kota Surakarta merupakan pusat pertumbuhan bagi Wilayah

Pembangunan IV Jawa Tengah. Wilayah terbangunnya secara fisik telah tumbuh

dan berkembang melebihi batas administratifnya (over bounded). Perkembangan

ini masih akan terjadi terutama di wilayah administrasi kabupaten tetangga yang

berbatasan dengan Kota Surakarta. Palur merupakan suatu daerah di pinggiran

Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan Kota Surakarta. Letak geografis

Kabupaten Karanganyar yang berdekatan dengan Kota Surakarta menjadikan

perkembangan Kota Surakarta merambat kuat ke wilayah Kabupaten

Karanganyar. Sehingga daerah-daerah ini telah menjadi satu kesatuan dalam

perkembangan Kota Surakarta. Dengan demikian wilayah terbangun ini dapat

disebut sebagai Wilayah Perkotaan Surakarta. Daerah-daerah ini direncanakan

sebagai simpul-simpul perkembangan bagi Wilayah Perkotaan Surakarta. Simpul-

simpul tersebut antara lain adalah:

· Kota Surakarta sebagai pusat utama

Sebagai pusat orde utama mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintahan

dan perkantoran, perdagangan-jasa, industri, rekreasi, olahraga,

pendidikan dan budaya.

· Kartasura, Grogol dan Jaten sebagai pusat orde kedua

o Kecamatan Kartasura diarahkan, arahan pengembangan untuk

perdagangan-jasa, perbengkelan, perumahan dan pendidikan

perguruan tinggi.

Page 61: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

o Kecamatan Grogol, arahan pengembangan untuk perumahan dan

fasilitas.

o Kecamatan Jaten, arahan pengembangan untuk perumahan,

perdagangan dan industri.

· Colomadu, Baki, Gondangrejo dan Gatak sebagai pusat orde ketiga.

o Kecamatan Colomadu, arahan pengembangan untuk perumahan dan

perdagangan.

o Kecamatan Baki, arahan pengembangan untuk perumahan, industri

batik dan pertanian.

o Kecamatan Gatak, arahan pengembangan untuk perumahan dan

pertanian

o Kecamatan Gondangrejo, arahan perkembangan untuk perumahan,

industri dan pertanian.

Untuk mengetahui lebih jelas keberadaan zona industri Palur dalam

hirarki pusat wilayah perkotaan Surakarta dapat dilihat pada gambar 3.1.

3.3.2 Hubungan Perkembangan Kota Surakarta dan Kota Karanganyar

terhadap Perkembangan Zona Industri Palur

Dalam RUTRK-RDTRK IKK Jaten disebutkan bahwa tumbuh dan

berkembangnya zona Palur selain dipengaruhi oleh tata letak dan aksesibilitas

serta potensi wilayah pendukungnya, juga sangat dipengaruhi oleh sistem

perkotaan secara internal (kecamatan) dan sistem hubungan dengan kota-kota

disekitarnya secara eksternal (kabupaten/provinsi).

Kota Karanganyar sebagai kota sedang merupakan ibukota Kabupaten

Dati II Karanganyar. Dengan semakin berkembangnya Kota Karanganyar, maka

membawa konsekuensi-konsekuensi, yaitu:

· Semakin meningkatnya kebutuhan hidup

· Bertambah padatnya kegiatan sepanjang jalan Jaten-Surakarta-Sragen

· Terjadi limpahan investasi yang meluas keluar Kota Karanganyar

maupun Kota Surakarta

Page 62: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dengan demikian, alternatif pengembangan fungsi zona Palur bagi Kota

Karanganyar adalah:

· Sebagai salah satu area pengumpul dan penyangga bagi pelayanan

ekonomi atau hasil bumi bagi Kota Karanganyar

· Sebagai salah satu kota transit bagi arus regional Kota Surakarta menuju

Kota Karanganyar

3.3.3 Arahan Pengembangan Kabupaten Karanganyar dan Zona Industri

Palur

Meskipun termasuk sebagai salah satu daerah imbas perluasan

perkembangan Kota Surakarta, zona Palur masih berada dalam batasan

administrasi Kabupaten Karanganyar. Sehingga arahan pengembangan daerah

Palur masih tetap masuk dalam pola perwilayahan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Karanganyar.

Menurut pola perwilayahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Karanganyar, wilayah Kabupaten Karanganyar dibagi atas tujuh Sub Wilayah

Pembangunan (SWP) dengan spesifikasi pengembangan wilayah sebagai berikut:

· Sub Wilayah Pembangunan I

SWP I memiliki pusat di Kota Karanganyar dengan wilayah

pembangunan meliputi Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Tasikmadu

dan Kecamatan Mojogedang. Sektor pemerintahan dan pembangunan

yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan adalah pendidikan,

perumahan, kesehatan, perhubungan, perdagangan dan pertanian.

· Sub Wilayah Pembangunan II

SWP II dengan pusat di Kecamatan Jaten meliputi Kecamatan Jaten dan

Kecamatan Kebakkramat. Sektor pembangunan yang dominan dan

berpotensi untuk dikembangkan meliputi sektor perdagangan,

perhubungan, pertanian dan industri.

· Sub Wilayah Pembangunan III

SWP III berpusat di Kota Karangpandan dengan wilayah pembangunann

meliputi Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Kerjo dan Kecamatan

Matesih. Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk

Page 63: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dikembangkan meliputi sektor perkebunan, perdagangan, perhubungan,

pariwisata dan perikanan.

· Sub Wilayah Pembangunan IV

SWP IV dengan pusat di Kecamatan Tawangmangu, meliputi Kecamatan

Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan Jenawi. Sektor

pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan

meliputi sektor pariwisata, perhubungan, perkebunan, pertanian

holtikultura dan perdagangan.

· Sub Wilayah Pembangunan V

SWP V dengan pusat di Kecamatan Jumapolo meliputi wilayah

pembangunan Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan

Jatiyoso dan kecamatan Jatipuro. Sektor pembangunan yang dominan

dan berpotensi untuk dikembangkan meliputi sektor pertanian,

peternakan, pengairan dan perdagangan.

· Sub Wilayah Pembangunan VI

SWP VI memiliki wilayah pembangunan Kecamatan Colomadu. Adapun

Sektor pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan

meliputi perumahan, pendidikan, perhubungan dan perdagangan.

· Sub Wilayah Pembangunan VII

SWP VII dengan pusatnya di Kecamatan Gondangrejo. Sektor

pembangunan yang dominan dan berpotensi untuk dikembangkan adalah

sektor industri, perhubungan, perumahan dan perdagangan.

3.3.4 Kebijakan Pengembangan Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Perkembangan kegiatan industri di zona industri Palur secara hukum

telah dihentikan sejak tanggal 5 Juni 1980, dengan keluarnya SK Gubernur Jawa

Tengah No. 593.6/6865 Tahun 1980. Dengan demikian, sejak saat itu tidak lagi

dikeluarkan izin untuk industri baru. Pembatasan pemberian izin tersebut

diperkuat melalui SK Gubernur tanggal 4 Juli 1988 No. 593.8/13862 dan Surat

Ketua BKPMD tanggal 17 April 1990 No. 593.8/779/1990/II perihal Kawasan

Industri Kabupaten Daerah tingkat II Karanganyar. Berdasarkan hasil kesepakatan

antara Menteri Negara KLH dengan Gubernur Provinsi Jawa Tengah,

Page 64: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pengembangan kegiatan industri di Zona industri Palur terbatas hanya pada

“lahan sela” antara jalan arteri primer Palur-Sragen dengan rel KA dengan luas

109,506 Ha. Lahan yang terletak di sebelah barat jalan arteri primer Palur-Sragen

tidak dapat dikembangkan untuk kegiatan industri kecuali yang telah dan

mempunyai izin serta tidak menggunakan lahan irigasi teknis. Demikian pula

dengan lahan di sepanjang jalan kolektor primer Palur-Karanganyar, kegiatan

industri sama sekali dihentikan kecuali yang telah ada dan mempunyai ijin serta

tidak menggunakan lahan irigasi teknis. Dengan demikian maka pemanfaatan

ruang industri sampai akhir tahun perencanaan hanya terdapat di Desa Dagen,

Desa Jetis dan Desa Brujul yang berada di lahan yang telah ditetapkan, yaitu

antara jalan arteri Palur-Sragen dengan rel KA, sedangkan kegiatan industri yang

berada di luar yang telah ditetapkan dapat dikembangkan sepanjang untuk

perluasan dan tidak menggunakan lahan irigasi teknis serta tidak mengganggu

lingkungan. Untuk menampung kegiatan industri di masa mendatang di arahkan

ke kawasan industri di Gondangrejo yang sebagian besar berupa tegalan dan

persawahan tadah hujan. Penunjukan lokasi ini dituangkan ke dalam Surat

Gubernur Jawa Tengah No. 593.6/24547 tanggal 18 Desember 1980 yang

ditujukan kepada Bupati Karanganyar. Penunjukan lokasi Gondangrejo ini

terakhir ditegaskan kembali oleh Gubernur Jawa Tengah melalui suratnya kepada

menteri KLH pada tanggal 4 Maret 1985. Lokasi industri Gondangrejo ini terletak

kurang lebih 9 km di sebelah utara Kota Surakarta. Lokasi ini telah direncanakan

menjadi lokasi pengganti kawasan industri sesuai dengan SK Gubernur Jawa

Tengah No. 008/087968 seluas kurang lebih 700 ha. Kawasan industri

Gondangrejo meliputi Desa Tuban, Bulurejo, Wonorejo dan Selokaton.

Implementasi rencana tersebut diawali dengan pembebasan lahan tahap I seluas

10 Ha yang terdapat di Desa Bulurejo dan Desa Tuban pada bulan agustus 1986.

Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun perencanaannya

kawasan pengganti di Kecamatan Gondangrejo masih belum siap untuk menarik

minat investor karena sarana prasarana pendukung kegiatan industri belum

tersedia. Untuk melihat lebih jelas areal yang masih diperbolehkan dalam

pembangunan industri dapat dilihat pada gambar 3.2.

Page 65: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 3.1

Peta Hirarki Pusat Kota Wilayah Perkotaan Surakarta

Page 66: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 3.2

Peta Lokasi Industri yang Diizinkan

Page 67: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3.4 Kondisi Umum Zona industri Palur

3.4.1 Letak Geografis

Zona industri Palur merupakan areal yang mencakup beberapa wilayah

dan diperuntukkan untuk pengembangan kegiatan industri. Lokasi zona industri

Palur berada dalam lingkup wilayah administrasi Kecamatan jaten, Kabupaten

Karanganyar. Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Palur disebutkan bahwa zona

industri ini mencakup lima desa, yaitu Desa Dagen, Desa Ngringo, Desa Jetis,

Desa Sroyo, Desa Brujul, dengan luas total 1.709,289 Ha. Hal ini disebabkan

keberadaan industri di Jaten tersebar di lima desa tersebut.

Secara geografis, letak zona industri Palur adalah berada pada garis

110o45’35” BT - 110o45’49” BT dan 7o47’ LS - 7o56’ LS. Sedangkan batas-batas

zona industri Palur yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan

Kebakkramat, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tasikmadu, sebelah

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan

dengan Kota Surakarta.

Lokasi zona industri Palur ini sangat strategis mengingat berada pada

lokasi yang menghubungkan antara Kota Surakarta, Kota Sragen dan Kota

Karanganyar. Zona Palur ini juga bisa dikatakan sebagai transit antar ketiga kota

tersebut. Zona ini berkembang akibat pengaruh keberadaan jalan utama yaitu jalan

arteri primer Palur-Sragen, jalan arteri primer Palur-Surakarta, dan jalan kolektor

primer Palur-Karanganyar. Kondisi ini sangat mendorong pertumbuhan aktivitas-

aktivitas yang menggunakan sarana dan prasarana transportasi sebagai media

utama, antara lain aktivitas industri dan perdagangan.

3.4.2 Kondisi Fisik Lahan dan Iklim

Karakteristik tanah di zona industri Palur merupakan susunan jenis tanah

dengan spesifikasi jenis tanah grumosol kelabu. Jenis tanah ini memiliki struktur

keras di bagian atas, bergumpal di bagian bawah dan memiliki kandungan bahan

organik di lapisan atas yang umumnya rendah antara 1-1,5%. Jenis tanah seperti

ini bisa digunakan untuk tegalan dan persawahan. Hal ini sesuai dengan

penggunaan lahan pertanian yang banyak ditemui di zona industri Palur.

Page 68: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ketinggian tanah rata-rata di zona industri Palur adalah 100 dpl. Kondisi

kemiringan tanah di zona ini tergolong datar, namun di lokasi yang berdekatan

dengan Sungai Bengawan Solo, sedikit curam dengan tingkat erosi yang cukup

tinggi.

Iklim yang terjadi di zona industri Palur tidak jauh berbeda dengan iklim

yang mempengaruhi Kabupaten Karanganyar, yaitu iklim tropis, dengan musim

hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata

sepanjang tahun berkisar antara 21o-31oC. Kondisi iklim tersebut tidak begitu

berpengaruh terhadap pertanian yang ada di zona Palur karena telah diterapkan

pola sawah irigasi teknis sehingga pertanian tidak terlalu bergantung pada kondisi

iklim. Begitu pula dengan industri, karena industri-industri di zona industri Palur

umumnya tidak memiliki masalah dengan keadaan iklim dan cuaca.

Ketersediaan lahan pertanian dan lahan pekarangan yang luas di kawasan

Palur menyebabkan banyak investor atau pengusaha yang melirik lahan tersebut

untuk digunakan sebagai lahan industri. Lokasi potensial yang dimiliki zona

tersebut mendorong pertumbuhan industri semakin pesat, dan memicu pula

terjadinya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan untuk untuk aktivitas

lainnya, misal perumahan dan komersial.

3.4.3 Struktur Kota dan Penggunaan Lahan

Secara umum, pola penggunaan lahan mengikuti kombinasi arahan

kebijakan pemerintah dan mengikuti perkembangan aktivitas masyarakat pada

masa sebelumnya. Penggunaan lahan secara intensif sebenarnya berada di Desa

Jaten yang merupakan ibukota Kecamatan Jaten. Sedangkan penggunaan lahan

industri sendiri cenderung tersebar mengikuti arah jalan-jalan, terutama jalan

arteri primer Palur-Sragen. Akibat perkembangan industri yang pesat, kemudian

mulai berkembang aktivitas-aktivitas yang bersifat komersial di zona tersebut.

Pusat komersial yang ada di zona tersebut awalnya terpusat di pertigaan jalan

Palur, kemudian berkembang ke arah jalan utama. Pusat komersial yang ada

berupa pasar, pertokoan dan perkantoran. Aktivitas di zona Palur semakin

berkembang lagi setelah dibangunnya sebuah sub terminal di samping pasar Palur.

Page 69: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Selain aktivitas industri dan ekonomi, di zona industri Palur juga mulai

dikembangkan untuk zona perumahan. Berdasarkan informasi, minat para

pengembang terhadap lokasi perumahan di zona ini cukup tinggi. Beberapa

komplek perumahan bahkan telah ditempati masyarakat yang umumnya dari

golongan menengah. Komplek-komplek perumahan tersebut antara lain adalah

Perumahan Ngringo Indah, Dagen Permai, Sroyo Indah, dan Gunungsari Permai.

Lokasi-lokasi aktivitas tersebut mengikuti sumbu jalan utama, dari pertigaan Palur

ke arah utara, mengikuti jalan arteri primer Palur-Sragen, ke arah timur mengikuti

jalan kolektor primer Palur-Karanganyar, dan ke arah barat mengikuti jalan arteri

primer Palur-Surakarta.

Pemanfaatan lahan di zona industri Palur didominasi oleh tanah pertanian

sebesar 51%, pekarangan/bangunan sebesar 43%, dan lainnya sebesar 6%. Lahan

sawah yang ada di zona industri Palur merupakan lahan yang produktif dengan

didukung saluran irigasi sehingga masa panen minimal bisa dua kali dalam setiap

tahunnya. Untuk melihat penggunaan lahan eksisting zona industri Palur tahun

2009 dan rencana penggunaan lahan zona industri Palur tahun 1991-2001, dapat

dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4.

Distribusi pemanfaatan lahan di zona industri Palur dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Pemanfaatan Lahan Eksisting Tahun 2009 dan Rencana Tahun 1991-2001

di Zona Industri Palur (Ha)

Pemanfaatan Eksisting Rencana Industri 82,25 80,39 Perumahan 673,772 390,43 Pertanian 741,788 1.176,58 Fasosum 46,57 12,99 Jalan dan saluran 81,63 15,38 Jalur hijau 14,55 13,50 perdagangan 68,71 20,00 Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009dan diolah

Page 70: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 3.3

Peta Penggunaan Lahan Eksisting Zona Industri Palur Tahun 2009

Page 71: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 3.4

Peta Rencana Penggunaan Lahan Zona Industri Palur Tahun 1991-2001

Page 72: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3.4.4 Karakteristik Kependudukan

3.4.4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data tahun 2009, Kecamatan Jaten memiliki jumlah

penduduk sebesar 70.957 jiwa. Jumlah penduduk dalam zona industri

Palur 46.546 jiwa, atau 65 % dari keseluruhan jumlah penduduk

Kecamatan Jaten. Perbandingan proporsi yang hampir sama antara laki-

laki dan perempuan (50% : 50%) membuat Kecamatan Jaten memiliki

profil penduduk yang seimbang.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2009

(Jiwa)

No Kelurahan Proporsi

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Sroyo 4.096 4.031 8.126 2 Brujul 2.537 2.535 5.072 3 Ngringo 11.678 11.792 23.470 4 Dagen 2.476 2.425 4.901 5 Jetis 2.441 2.536 4.977 6 Jati 3.104 3.047 6.151 7 Jaten 6.881 6.732 13.613 8 Suruh Kalang 2.324 2.323 4.647 Jumlah 35.537 35.421 70.957

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009

Gambar 3.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2008-2009 (Jiwa)

8,042

5,021

23,386

4,843 4,9436,119

13,526

4,607

8,126

5,072

23,470

4,901 4,9776,151

13,613

4,647

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Sroyo Brujul Ngringo Dagen Jetis Jati Jaten SuruhKalang

2008

2009

Page 73: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Jumlah penduduk Kecamatan Jaten dari tahun 2008 sampai tahun 2009

mengalami peningkatan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 1,8% per

tahun. Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di zona industri

Palur bervariasi, dan jumlah penduduk tertinggi berada di Desa Ngringo yaitu

sebesar 23.470 jiwa.

3.4.4.2 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Tabel 3.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

di Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa)

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka , 2009

Dari total penduduk di zona industri Palur sebanyak 46.546 jiwa,

23.228 jiwa diantaranya berjenis kelamin laki-laki, dan jumlah penduduk yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 23.319 jiwa.

Dari perbandingan komposisi di atas, terlihat bahwa di zona industri

Palur didominasi oleh penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia produktif

(angkatan kerja), sehingga berpeluang besar untuk mengembangkan potensi yang

tersedia dengan dukungan sumber daya manusia yang memadai.

DR = �Jiwa)�ŖmrJrJ3JƼ.a�ŖwJi:Hem�暖erJ3疟.牛�Jiwa)�ŖmrJrJ3啮Ƽ.a�暖erJ3疟.牛 x100%

=

囊11呢%脑难内呢脑果100% = 50,28%

Berdasarkan angka perhitungan menunjukkan bahwa setiap 100 orang

penduduk usia produktif di Kecamatan Jaten harus menanggung sebanyak 51

No Desa

Belum Produktif (0-14 Tahun)

Produktif (15-59 Tahun)

Tidak Produktif (60 Tahun ke Atas)

Laki-Laki

Perempuan Laki- Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan

1 Sroyo 1142 890 2653 2976 301 165 2 Brujul 743 758 1705 1683 89 94 3 Ngringo 2279 2262 7454 7488 1945 2042 4 Dagen 500 534 1917 1815 59 76 5 Jetis 746 793 1637 1645 58 98

jumlah 5410 5237 15366 15607 2452 2475

Page 74: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

jiwa penduduk yang belum dan tidak produktif. Meningkatnya jumlah penduduk

usia produktif dan usia beban ketergantungan di masa yang akan datang, harus

dapat diimbangi dengan meningkatnya kebutuhan lapangan kerja melalui program

dan strategi tertentu.

3.4.4.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk di zona industri Palur paling banyak adalah tamatan SLTA

sederajat sebesar 10.343 jiwa, disusul dengan tamatan SLTP sederajat sebesar

8.468 jiwa dan tamatan SD sebebesar 7.915. Sedangkan Jumlah penduduk yang

mengenyam pendidikan pasca sarjana, sarjana dan diploma adalah sebesar 5.504

jiwa.

Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

di Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa)

No Desa Tingkat Pendidikan

TK SD/ MI

SLTP/ MTS

SLTA/ MA

D1-D3 S1 S2/ S3

1. Sroyo 313 2.921 1.626 1.318 139 127 12 2. Brujul 173 2.119 692 421 57 48 13 3. Ngringo 615 1.533 3.427 5.328 1.952 2.675 26 4. Dagen 309 479 1311 1.460 62 191 12 5. Jetis 158 863 1.412 1.816 103 86 1

Jumlah 1568 7915 8468 10343 2313 3127 64 Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009

3.4.4.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian sangat berguna untuk

memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk yang menggantungkan

hidupnya pada berbagai lapangan pekerjaan.

Jenis mata pencaharian penduduk di zona industri Palur didominasi

sebagai buruh industri sebesar 45,73%, buruh tani sebesar 21,71%, buruh

bangunan sebesar 12,68%, pedagang 16,18% dan angkutan 2,74%. Sedangkan

distribusi mata pencaharian penduduk di zona industri Palur dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Page 75: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 3.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa)

Mata Pecaharian Sroyo Brujul Ngringo Dagen Jetis Jumlah Pegawai Negeri Sipil 195 96 2.014 119 89 501.014 Buruh industri 1.139 269 763 2.046 2.519 1037.704 Buruh Tani 193 109 563 431 159 1455 Petani 266 239 145 149 176 975 Wiraswasta/ perdagangan 293 167 313 73 320 1166 Pertukangan 92 36 275 35 68 506 Pensiunan 93 62 892 47 29 1123 Angkutan 23 15 46 38 18 140 Jasa 48 16 137 23 0 224 Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009 3.4.5 Kondisi Struktur Ekonomi

Sebagian besar penduduk di zona industri Palur berpekerjaan sebagai

buruh industri. Itu berarti pendapatan yang mereka dapatkan umumnya mengikuti

Upah Minimum Kabupaten Karanganyar. Berikut ini adalah Upah Minimum

Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Karanganyar dari tahun 1995-2010.

Tabel 3.6 Upah Minimum Regional

Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Karanganyar (Rupiah/bulan)

No Tahun Upah Minimum Nilai 1 1995 UMR Jawa Tengah Rp. 90.000,00 2 1996 UMR Jawa Tengah Rp. 102.000,00 3 1997 UMR Jawa Tengah Rp. 113.000,00 4 1998 UMR Jawa Tengah Rp. 130.000,00 5 1999 UMR Jawa Tengah Rp. 153.000,00 6 2000 UMK Karanganyar Rp. 185.000,00 7 2001 UMK Karanganyar Rp. 245.000,00 8 2002 UMK Karanganyar Rp. 328.000,00 9 2003 UMK Karanganyar Rp. 375.000,00

10 2004 UMK Karanganyar Rp. 400.000,00 11 2005 UMK Karanganyar Rp. 420.000,00 12 2006 UMK Karanganyar Rp. 500.000,00 13 2007 UMK Karanganyar Rp. 580.000,00 14 2008 UMK Karanganyar Rp. 650.000,00 15 2009 UMK Karanganyar Rp. 719.000,00 16 2010 UMK Karanganyar Rp. 761.000,00

Sumber : Dinsotrakernas, 2009

Page 76: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Jika dilihat dari mata pencaharian penduduk di Zona industri Palur,

sepertinya penduduk berpendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup layak. Untuk mengetahui struktur perekonomian secara detail termasuk

struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di zona industri Palur saja

terdapat keterbatasan data. Adapun struktur perekonomian di Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada struktur Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) baik menurut harga konstan maupun berlaku. Selama lima tahun terakhir

sektor industri masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar

terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 52,08%

(PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008). Dari pembentukan sektor industri

didominasi oleh kelompok industri besar dengan jumlah tenaga kerja minimal 100

orang dan sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang (BPS dalam

PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008).

Tabel 3.7 Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Pembentukan PDRB

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 (Persen)

No Sektor Ekonomi Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 1 Pertanian 19,68 19,68 19,50 19,47 20,08 2 Pertambangan dan penggalian 0,87 0,86 0,85 0,83 0,80 3 Industri pengolahan 51,02 51,55 52,72 52,88 52,08 4 Listrik, gas dan air minum 1,37 1,38 1,40 1,38 1,36 5 Bangunan 2,44 2,43 2,41 2,40 2,37 6 Perdagangan, hotel dan restoran 10,50 10,33 10,25 10,09 10,29 7 Pengangkutan dan komunikasi 2,94 2,89 2,66 2,80 2,75 8 Keuangan dan persewaan 2,13 2,14 2,15 2,12 2,09 9 Jasa-jasa 8,05 7,74 7,87 8,03 8,19

jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008

Tabel 3.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 (2000=100)

Page 77: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

No Lapangan Usaha PDRB

Harga Berlaku Harga Konstan 1 Pertanian 1.701.539,07 988.203,76 2 Pertambangan dan penggalian 80.483,00 39.547,95 3 Industri pengolahan 3.578.431.04 2.563.118,36 4 Listrik, gas dan air minum 124.816,13 66.863,21 5 Bangunan 228.249,70 116.419,59 6 Perdagangan 890.413,99 506.353,94 7 Angkutan dan komunikasi 256.509,36 135.392,91 8 Keuangan dan persewaan 207.807,07 102.673,80 9 Jasa-jasa 611.425,99 402.881,12

Sumber : PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008

Dalam PDRB sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

memberikan kontribusi terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan. Sektor

industri pengolahan ini banyak berkembang di zona industri Palur. Dari data di

atas terlihat bahwa sektor industri mempunyai kontribusi yang cukup tinggi

terhadap perekonomian di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan dalam sektor

pertanian, berdasarkan Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009 jenis tanaman

pertanian yang paling banyak dihasilkan di zona industri Palur adalah tanaman

padi sebesar 735,5 ha. Hasil panenan padi selama tahun 2009 tercatat sebesar

11.179,144 ton dengan masa panenan selama dua kali dalam setahun.

3.4.6 Karakteristik Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas Industri

3.4.6.1 Sarana dan Prasarana Transportasi

Wilayah Kabupaten Karanganyar dilalui oleh jalan arteri, jalan kolektor

dan jalan lokal. Zona industri, lahan pengembangan pertanian dan kawasan

pariwisata keseluruhannya dihubungkan dengan sarana jalan arteri, jalan kolektor

dan jalan lokal dalam kondisi yang memadai. Bahkan jalan arteri primer dan

kolektor primer berkualitas hotmixed dengan lebar empat jalur. Jalan lokal

mayoritas sudah beraspal dan kondisinya cukup baik. Tetapi terdapat beberapa

ruas jalan lokal yang kondisinya buruk, terutama jalan lokal yang sering dilalui

truk-truk pengangkut material dari industri.

Page 78: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 3.6

Jalan Lokal Yang Rusak

Gambar 3.7

Jalan Arteri Primer Palur-Sragen

Jalan yang ada di zona industri Palur terdiri dari jalan arteri primer Palur-

Surakarta, jalan arteri primer Palur-Sragen, jalan kolektor primer Palur-

Karanganyar, dan jalan-jalan lokal. Jalan arteri ini merupakan jalan propinsi yang

menghubungkan kota-kota di Jawa Tengah dan kota-kota di Jawa Timur.

Sedangkan jalan kolektor merupakan jalan regional antara Surakarta-

Karanganyar-Tawangmangu. Tingkat kemacetan di jalan ini cukup tinggi,

terutama di pertigaan jalan Palur, karena arus kendaraan di pertigaan ini

mengalami penumpukan arus dari arus jalan Palur-Sragen, jalan Palur-Surakarta

dan jalan Palur-Karanganyar. Ketiga ruas jalan tersebut merupakan jalan dua arah

sehingga sangat padat. Kondisi kemacetan semakin parah lagi ketika terjadi

pemberhentian arus kendaraan di jalur lintasan kereta api dan arus keluar masuk

angkutan umum dan bus dari sub terminal Palur. Titik kemacetan biasanya terjadi

pada jam-jam karyawan pabrik berangkat dan pulang kerja, yaitu pada pukul

07.00 WIB, dan pukul 18.00 WIB. Kondisi aksesibilitas yang terjadi di zona

industri Palur dapat dilihat pada gambar 3.8.

Sarana transportasi umumnya berupa angkutan lokal, angkutan kota dan

angkutan pedesaan. Di Palur juga terdapat stasiun kereta api yang biasanya

sebagai tempat tujuan pengiriman barang-barang seperti semen, pupuk dan lain-

lain. Jumlah sarana transportasi di zona industri Palur cukup memadai bagi

kebutuhan transportasi masyarakat. Banyaknya pengguna kendaraan pribadi dan

angkutan umum ini juga menjadi salah satu faktor tingginya tingkat mobilitas

yang dilakukan masyarakat.

Page 79: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 3.8

Peta Kondisi Aksesibilitas

Page 80: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3.4.6.2 Sarana Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di zona industri Palur antara

lain:

Rumah sakit umum swasta : 1 unit

Puskesmas : 2 unit

Puskesmas pembantu : 6 unit

Posyandu : 43 unit

Rumah bersalin : 4 unit

Apotik : 6 unit

PKD : 3 unit

3.4.6.3 Sarana Perdagangan

Perkembangan di zona industri Palur tidak luput dari pengaruh

perkembangan pusat kota. Kedekatan kawasan ini dengan Kota Surakarta sebagai

salah satu pusat perdagangan dan bisnis di kawasan strategis pertumbuhan

SuBoSuKa semakin menarik para investor dan pengusaha untuk mengembangkan

usahanya dengan mendirikan industri di Palur. Hal demikian kemudian berlanjut

pada perkembangan sektor-sektor lainnya seperti perdagangan dan perumahan.

Tabel 3.9 Sarana Perdagangan di Zona Industri Palur Tahun 2009

Desa Pasar Umum (Desa/Kota) Pasar Hewan Toko/kios/warung Bank

Dagen - - 197 4 Ngringo 1 - 480 11 Jetis 1 - 56 - Sroyo - - 175 - Brujul - - 50 Total 2 - 908 15 Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009

Sebagai konsekuesi dari perkembangan daerah yang cepat ditambah

dengan peningkatan kebutuhan masyarakat yang bertambah pula, maka di zona

industri Palur mulai dipenuhi dengan berbagai penyedia fasilitas, yang salah

satunya adalah sarana perdagangan yang memadai. Grosir dan pusat perdagangan

(mall luwes) berdiri di Kota Palur. Renovasi pasar dan sub terminal juga

dilaksanakan di daerah tersebut guna mengimbangi bertambahnya permukiman

Page 81: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dan mobilitas penduduk. Fasilitas umum perdagangan yang tersedia di zona

industri Palur meliputi pasar umum, pasar hewan, toko/ warung/ kios dan jasa

perbankan.

3.4.6.4 Jaringan Listrik

Fasilitas listrik di Kabupaten Karanganyar telah menjangkau seluruh

desa, termasuk di desa-desa yang ada di zona industri Palur (100%). Keseluruhan

daya yang terpasang sebesar 257.904.192 KWH. Kebutuhan listrik untuk

penggunaan industri di zona industri Palur menjadi sangat penting karena hampir

100% pengoperasian mesin dan peralatan menggunakan tenaga listrik (hasil

survey, 2010).

3.4.6.5 Saluran Air Bersih

Potensi air bersih cukup besar, baik dari sumber permukaan di lereng

Gunung Lawu, Air Bawah Tanah (ABT), maupun gabungan dari keduanya. Air

bersih dikelola oleh PDAM Karanganyar dan telah menjangkau seluruh zona

industri Palur.

3.4.6.6 Jaringan Telekomunikasi

Fasilitas telekomunikasi terus diperluas jangkauan dan kualitasnya.

Hampir seluruh wilayah di zona industri Palur telah terlayani fasilitas

telekomunikasinya. Disamping fasilitas yang telah disediakan oleh PT Telkom,

saat ini telah terdapat berbagai fasilitas telepon selulair yang dikelola oleh pihak

swasta.

3.4.7 Karakteristik Harga Lahan dan Pasar Lahan

Harga lahan digunakan untuk mengindikasi kapasitas keuangan dari

setiap aktivitas perkotaan terhadap lahan kota, karena lahan kota merupakan salah

satu barang ekonomi yang terus dibutuhkan. Sehingga untuk itulah harga lahan

dikonpensasi dengan nilai uang (Wijaya, 1999:36).

Secara umum, harga lahan sesuai dengan distribusi keruangan dari tiap

lokasi aktivitas kota. Harga lebih tinggi di pusat kota dan semakin menurun jika

jaraknya menjauh dari pusat kota. Harga lahan juga menjadi lebih tinggi jika

berdekatan dengan ruas jalan raya.

Page 82: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Di zona industri Palur, harga lahan pasaran bervariasi antara Rp 400.000

/m2 sampai Rp 550.000 /m2. Variasi harga lahan ini berdasarkan kedekatan lokasi

dengan ruas jalan utama Palur. Dari tahun ke tahun harga lahan berubah dan

semakin lama semakin tinggi. Variasi harga lahan ini dapat dilihat perbedaannya

pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Tingkat Harga Lahan di Zona Industri Palur Tahun 1991-2010 (Rp/m2)

Tahun Harga lahan (Rp/m2) 1991-1995 a. 275.000 - 325.000

b. 225.000 - 250.000 1996-2000 a. 350.000 - 400.000

b. 275.000 - 350.000 2001-2005 a. 400.000 - 450.000

b. 350.000 - 400.000 2006-2010 a. 475.000 - 550.000

b. 400.000 - 450.000 Sumber : NJOP Kantor pajak Kabupaten Karanganyar, 2010 Keterangan : a. Lokasi lahan di pinggir ruas jalan utama

b. Lokasi lahan radius 100 m di sekitar ruas jalan utama

Harga lahan cenderung tinggi di zona industri Palur ini tidak terlepas dari

pengaruh banyaknya permintaan lahan untuk aktivitas industri dan komersial. Hal

ini sesuai dengan teori ekonomi lahan yang dikemukakan oleh Harvey, dimana

penawaran lahan bersifat tetap dan harga lahan bergantung dari pengaruh

permintaan. Lahan akan beralih fungsi menjadi penggunaan lahan lain sesuai

dengan permintaan antar jenis penggunaan yang menyebabkan bervariasinya

tingkat harga bagi aktivitas tertentu. Misalnya, peningkatan permintaan untuk

aktivitas industri di zona industri Palur akan meningkatkan permintaan lahan

untuk aktivitas tersebut, yang diikuti dengan peningkatan harga penawaran. Untuk

mengetahui harga lahan di zona industri Palur dapat dilihat pada gambar 3.9.

Page 83: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 3.9

Peta Pasar Harga Lahan

Page 84: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3.4.8 Karakteristik Perkembangan Kegiatan Industri

Berdasarkan RTRK industri Palur tahun 1991-2001, peruntukan untuk

industri dibatasi hanya pada lahan sela antara jalan arteri primer Palur-Sragen dan

rel KA. Sebelum awal tahun penetapannya (1990), perkembangan zona industri

Palur sangat cepat, terutama aktivitas industri dan komersial yang terletak di

sepanjang koridor jalan arteri primer Palur-Sragen. Perkembangan itu terus

berlanjut, terutama untuk aktivitas industri hingga ke daerah belakang jalan raya.

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka, 2009

Gambar 3.10

Prosentase Jenis Industri di Zona Industri Palur

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa jenis industri yang paling

dominan dan berkembang pesat adalah industri tekstil yaitu sebesar 29%. Industri

tekstil di zona industri Palur merupakan industri terbesar di Wilayah Perkotaan

Surakarta, dimana komoditi tekstil yang dihasilkan cukup berkualitas dan mampu

bersaing dengan komoditi daerah lain.

33

8

5

14

46 Tekstil dan Produk

TekstilPlastik

Percetakan danPenerbitanMakanan danMinumanMebel danPengolahan KayuLogam

Page 85: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 3.11 Jumlah dan Jenis Industri di Zona Industri Palur

No Nama Perusahaan Desa Jenis Usaha Jumlah Karyawan

Kapasitas Produksi (per th)

Investasi (juta Rp) Keterangan

1 PT. Tunggak Waru Semi

Jetis Sodium syclamate

75 810 ton 450 Melanggar lokasi

2 PT. Lombok Gandaria

Jaten Kecap, saostomat, sirup

312 5.690.800 botol

1.126 Melanggar lokasi

3 PT. Sapi Gunung Dagen Kain tenun 171 3.250.000 m 331 Tidak melanggar 4 CV.New Suburtex Jetis Kain tenun 400 9.450.000 m 700 Melanggar lokasi 5 PT. Dunia Setia

Sandang Asli Tekstil

Dagen Kain finish, Kain celup

556 12.000.000 m 1.000.000

Tidak melanggar

6 PT. Wati Sucipto HS

Jetis Kain printing

36 330.000 m 250 Melanggar lokasi

7 PT. Agra Kencana Gita Cemerlang

Ngringo Kain printing, sprey

168 1.575.000 yard

250 Melanggar lokasi

8 PT. Konveksi hero Ngringo Pakaian jadi 71 15.000 dezon 415 Melanggar lokasi 9 PT. New Aiditex Dagen Kain tenun 143 3.500.000 m 495 Melanggar lokasi 10 PT. Krido Rejosari

Kusuma Santoso Jetis Kain

printing 100 240.000 m 234

11 PT. Alfa Jaya Surya Mukti

Dagen Pakaian jadi 218 1.5000.000 potong

3507 Tidak melanggar

12 PT. Jaya Asri Garmindo

Sroyo Pakaian jadi 200 500 dosin 200 Melanggar lokasi

13 PT. Indatex Ngringo Kain tenun 420 6.000.000 m 4.500 Melanggar lokasi 14 PT. Michael

Komala Jetis Pakaian jadi 320 500.000 kodi 1.500 Melanggar lokasi

15 PT. Indo Caly Plast Brujul Kantong plastik, waring dari plastik

838 11.666.666 kg 3.254 Melanggar lokasi

16 PT. Ladewindo Garment Manufacture

Dagen Pakaian jadi 870 9.000.000 packs

5.000 Melanggar lokasi

17 PT. Agung Sejahtera Sidoarjotex

Jetis Kain tenun 1.005 15.000 Ball 34.706 Tidak melanggar

18 PT. New Adhiatex Dagen Kain finish 741 5.000.000 m 250 Melanggar lokasi 19 CV. Ledok Sari Dagen Alat tulis 32 11.283.750 700 20 CV. Adi Nugraha Ngringo Buku LKS 15 600 eks 500 Melanggar lokasi 21 PT. Sinar Agung

Selalu Sukses Brujul Spare part

mobil dan motor

60 300.000 buah 900 Melanggar lokasi

22 PT. Putri Salju Jetis Es balok 43 32.000 ton 500 Tidak melanggar 23 PT. Tomoko Daya

Perkasa jetis Kertas

berlapis 129 1.000 ton 2.952 Tidak melanggar

24 PT. Kusuma Remaja

Jetis Minyak goreng

28 4.500 ton 180 Melanggar lokasi

25 PT. Adi Warna Pelangi

Brujul Barang-barang cetakan, buku tulis

50 10.000.000 buah

349 Tidak melanggar

26 PT. Rukun Jadi Santosa

Ngringo Es balok 64 45.000 ton 416 Melanggar lokasi

27 PT. Suba Prima Ngringo Makanan 25 40 ton 240 Melanggar lokasi

Page 86: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Utama Feed Riil ternak 28 PT. Plastik Santoso Jetis Kantong

plastik 350 400.000 ton 109 Tidak melanggar

29 PT. Lumbung Rejeki

Ngringo Tikar plastik 33 125.000 lembar

112 Melanggar lokasi

30 PT. Inti Indah Dunia Plastindo

Dagen Kantong plastik

270 108 ton 4.557 Melanggar lokasi

31 PT. Haryanto Prasetyo

Jetis Makanan kecil

150 3 ton 780 Melanggar lokasi

32 PT. Plastpack Prima Industri

Dagen Kantong plastik

585 25.000 ton 15 Melanggar lokasi

33 PT. Wijawa Kwarta Penta

Dagen Kain finish, kain celup

135 3.600.000 m 400 Melanggar lokasi

34 PT. Tsunami Santoso

Dagen Pakaian jadi 240 1.300.000 potong

300 Melanggar lokasi

35 PT. Harum sari Kencana

Dagen Tembakau rajangan

153 8.000 ton 650 Tidak melanggar

36 CV. Nova Furniture Dagen Kursi, meja, almari

40 14.000 buah 1000 Melanggar lokasi

37 PT. Sumber Jaya Garment

Brujul Kain tenun 181 5.500 dosin 1.700 Tidak melanggar

38 PT. Bengawantex Jetis Kain tenun 776 6.700.000 m 4.348 Tidak melanggar 39 PT. Sumber Alam

Jati Makmur Sroyo Meja, kursi 115 3.400 buah 1.000 Melanggar lokasi

40 PT. Sinar Agung Prasa Dikindo

Jetis Wheel silinder

30 1.500.000 pcs 350 Melanggar lokasi

41 CV. Beta Foam Ngringo Mebel metal, kasur busa, payung

23 113.500 buah 750 Melanggar lokasi

43 PT. Sekar Bengawan

Jetis Kain tenun 567 1.200.000 m 6.561 Tidak melanggar

44 PT. Sekar Lima Jetis Kain printing, kain finish

404 20.000.000 m 4.975 Tidak melanggar

45 PT. Kharisma Parwitex

Ngringo Kain tenun 53 1.300.000 m 232 Melanggar lokasi

48 PT. Agungtex Sroyo Kain tenun 493 2.200.000 m 10.988 Tidak melanggar 51 CV. Afantex Brujul Kain tenun,

Kain finish, Kain celup

489 3.250.000 m 577 Tidak melanggar

52 PT. Surakarta Santoso Sejahtera

Jetis Benang tenun

404 14.680 Ball 22.594 Tidak melanggar

53 PT. Sawah Karunia Agungtex

Dagen Kain finish 661 12.260.000 m 1.965 Melanggar lokasi

54 PT. Lawu Busana Tamatex

Jetis Kain tenun 597 16.800.000 m 7.500 Melanggar lokasi

55 PT. Senang Kharismatex

Jetis Kain tenun 750 1.650.000 m 840 Melanggar lokasi

56 PT. Aladintex Abadi

Brujul Kain tenun, Kain finish

1580 21.500.000 m 11.822 Melanggar lokasi

57 PT. Air Mancur Dagen Jamu 1.200 53 juta bungkus

750 Tidak melanggar

58 PT. Sridadi Jetis Bahan bangunan

80 800 m 420 Melanggar lokasi

59 PT. Sekar Nusa Kreasi Indonesia

Sroyo Tekstil 800 14.000.000 m 4.000 Melanggar lokasi

60 PT. Tiga Pilar Sakti Dagen Makanan 360 2.750 ton 400 Melanggar lokasi 61 PT. Agung

Winyawan Santosa Tekstil

Jetis Tekstil 850 2.200.000 m 357 Melanggar lokasi

Page 87: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

62 PT. Restugas Aji Jetis Gas elpiji 100 5.000 m 4.130 Melanggar lokasi 63 PT. Top Asli Jetis Makanan 80 800.000

bungkus 240 Melanggar lokasi

64 PT. Yosidotama Cemerlang

Jetis Makanan 70 500.000 bungkus

300 Melanggar lokasi

65 PT. Sarana Indoboga Pratama

Brujul Makanan 120 280 juta bungkus

400 Melanggar lokasi

66 PT. Daya Delta Intertama

Ngringo Bijih Plastik 50 180 ton 740 Melanggar lokasi

67 PT. Sari Warna Tekstil

Brujul Tekstil 750 30 juta m 5.250 Melanggar lokasi

68 PT. Plastik Matahari Jetis Kantong Plastik

200 1000 ton 1.200 Melanggar lokasi

69 PT.Sumber Bengawan Plasindo

Sroyo Karung 260 30 juta lembar 2.500 Melanggar lokasi

70 PT. Javabeg Brujul Tas 80 288.000 buah 900 Melanggar lokasi Sumber : Disperindagkop Kabupaten Karanganyar, 2009 3.4.9 Karakteristik Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Industri

Saat ini apabila dilihat dari proporsinya, lahan pertanian memang masih

cukup besar, namun jika dilihat dari perkembangannya, kecenderungan terjadinya

perubahan fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian menunjukkan

peningkatan yang cukup tinggi (lihat tabel 3.1). Hal ini dapat dilihat bahwa

penggunaan lahan untuk industri cenderung bertambah karena ada beberapa

bangunan baru yang menunjukkan bangunan industri yang belum beroperasi dan

lahan-lahan kosong yang sudah diberi papan panandaan hak milik perusahaan.

3.4.10 Karakteristik Permintaan Aktivitas Industri

Dalam mencari penyebab perubahan fungsi lahan melalui pendekatan

pengguna, perlu dideskripsikan mengenai permintaan para pengguna yang terkait

dengan wilayah studi khusunya aktivitas industri.

Untuk mengetahui kemampuan aktivitas industri dalam berlokasi, akan

dilihat dari karakteristik modal/ investasi yang mewakili karakterisik kemampuan

aktivitas industri. Sedangkan untuk mengidentifikasi kebutuhan ruang tiap

aktivitas yang terkait, akan dilakukan secara menyeluruh berdasarkan teori dan

data empiris, karena tidak ada yang baku mengenai keinginan atau permintaan

aktivitas industri untuk berlokasi.

Dalam menilai kemampuan aktivitas industri untuk berkompetisi

memperebutkan lahan terhadap aktivitas pertanian, salah satunya dapat dilihat dari

produktivitas yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Keuntungan yang didapat

Page 88: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

melalui pembangunan industri menjadi salah satu faktor berkembangnya industri.

Industri lebih fleksibel dalam metode, kompetisi dan output yang diihasilkannya

daripada pertanian. Selain itu penilaian kemampuan juga dapat dilihat dari

besarnya modal atau investasi yang dikeluarkan untuk membeli lahan atau

menyewa bangunan (lihat tabel 3.11).

Hal lain yang menjadi pertimbangan aktivitas industri untuk memilih

lokasi adalah segmen pasar. Dalam proses produksi, hasil akhir yang ingin dicapai

adalah bagaimana hasil produksi tersebut dapat memperoleh keuntungan

maksimum.

3.4.11 Karakteristik Penawaran Lahan Industri

Dalam penawaran lahan, sistem-sistem yang terkait yaitu sistem

pengembangan lahan dan sistem lingkungan. Sehingga untuk mengetahui

karakteristik penawaran lahan industri ini dapat dilihat melalui dua sisi, yaitu

penawaran internal dan penawaran eksternal.

3.4.11.1 Penawaran Internal

Penawaran internal ini dapat dilihat dari karakteristik fisik dan

karakteristik lokasional.

· Karakteristik fisik

Kondisi fisik di Zona industri Palur memang tergolong sesuai dengan

kebutuhan industri. Berdasarkan standar teknis untuk kawasan industri,

lahan yang datar dan bebas banjir menjadi salah satu pilihan yang sesuai

dengan kebutuhan industri (lihat sub bab 3.2.2).

· Karakteristik lokasional

Lokasi Zona industri Palur ini sangat strategis, merupakan daerah

pinggiran kota yang juga merupakan simpul transportasi, dilalui jalan

arteri dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan dekat dengan pusat Kota

Surakarta (lihat sub bab 3.2.1)

3.4.11.2 Penawaran Eksternal

Penawaran eksternal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan

prasarana, faktor ekonomis lahan, dan faktor kebijakan pemerintah.

· Ketersediaan sarana dan prasarana

Page 89: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kedekatan Zona industri Palur dengan pusat Kota Surakarta memberikan

keuntungan yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan

menunjang keberadaan industri. Keberadaan sarana dan prasarana ini

juga sangat diperhatikan pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar,

yang bisa dilihat dari peningkatan penyediaan fasilitas-fasilitas

pendukung aktivitas industri, misalnya pembuatan dan perbaikan jalan

tanah menjadi jalan aspal, bekerjasama dengan pihak swasta membangun

pom bensin, renovasi dan penertiban pasar Palur, serta pembangunan sub

terminal Palur. Akses menuju Zona industri Palur ini sangat mudah,

terlebih lagi setelah pemerintah Kota Surakarta yang membuat jalan

lingkar Surakarta-Karanganyar sehingga arus kendaraan antar kota tidak

menumpuk di pertigaan Palur yang rawan kemacetan. Jalan lingkar

tersebut berujung di Zona industri Palur sehingga arus kendaraan tetap

melewati Zona industri Palur (lihat sub bab 3.2.6).

· Faktor ekonomis lahan

Pola pikir masyarakat pemilik lahan dalam menjual lahan ikut menjadi

salah satu pendorong berkembangnya industri di Zona industri Palur.

Para pemilik lahan tidak memiliki kontrol terhadap kekuatan alam dari

lingkungan fisik yang mereka kelola. Tanaman lebih tergantung pada

kondisi alam, dan usaha-usaha untuk tidak bergantung pada alam seperti

pembuatan saluran irigasi, pemberian pupuk, dan proses pengolahan dan

pemeliharaan tanaman memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar.

Ditambah lagi, pajak lahan yang harus mereka keluarkan tidaklah sedikit,

mengingat lahan berada di kawasan industri Palur dan berada di pinggir

jalan arteri sehingga pajak yang dikeluarkan juga berbeda dengan lahan

di daerah lain lihat sub bab 3.2.7).

· Faktor kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan industri adalah

sejak dikeluarkannya surat keputusan dari gubernur pada tahun 1980.

Sebelum keluarnya surat tersebut, dalam RTRK 1980-1990 daerah palur

telah ditetapkan sebagai kawasan industri. Sehingga sebelum tahun 1990

Page 90: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sebenarnya cukup banyak industri-industri yang berkembang di Zona

industri Palur. Namun pada kenyataannya setelah dibuatkan RTRK Palur

1991-2001 dan telah ada peraturan yang membatasi kegiatan industri di

Zona industri Palur, masih ada banyak industri yang diijinkan berlokasi

di luar batas yang telah ditetapkan (lihat sub bab 3.1.4).

Data-data terkait preferensi dari sisi pengusaha dan pemilik lahan

pertanian yang dianalisis sebagai input data analisis faktor dapat dilihat pada

lampiran B.

Page 91: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur yang meliputi luas serta

sebaran, dan proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

dengan mengaitkan sistem-sistem yang mempengaruhi perubahan penggunaan

lahan perkotaan. Selain itu juga akan membahas faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yang terjadi yang merupakan hasil

dari analisis dengan menggunakan metode analisis faktor. Dengan demikian akan

diketahui faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap perubahan

penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur.

4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan

Industri di Zona Industri Palur

Lahan merupakan salah satu unsur dari lingkungan hidup dan merupakan

faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada lahanlah manusia

bergantung untuk segala macam aktivitas masyarakat di daerah bersangkutan.

Permasalahan utamanya adalah keberadaan lahan yang terbatas, sedangkan

kebutuhan manusia akan lahan tidak ada batasnya selama kehidupan manusia

masih berjalan.

Perubahan penggunaan lahan yang penting adalah perubahan penggunaan

lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Bila hal ini berlangsung secara terus

menerus, akan berakibat buruk bagi pengembangan sektor pertanian karena

dengan semakin besarnya penyusutan lahan pertanian akan berakibat pada

menurunnya produksi pangan/pertanian. Padahal sudah bukan rahasia lagi bahwa

ciri utama masyarakat Indonesia adalah masyarakat agraris yang berarti masih

banyak orang yang menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian.

Page 92: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4.1.1 Analisis Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur

Luas perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di

zona industri Palur terlihat signifikan dimana lahan yang digunakan untuk

kebutuhan industri kebanyakan berasal dari lahan pertanian sawah, tegalan dan

tanah pekarangan.

Tabel 4.1 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

di Zona Industri Palur Tahun 1991-2009 (Ha)

Desa Luas Lahan Pertanian Luas Lahan Industri Total Perubahan

1991 2001 2009 1991 2001 2009 pertanian Industri Dagen 145,795 142,695 141,145 4,13 6,2 9,76 -4,65 +5,63 Ngringo 108,084 84,051 72,035 3,54 9,77 17,32 -36,049 +13,78 Jetis 147,829 107,779 87,754 4,84 13,27 20,46 -60,075 +15,62 Sroyo 263,822 247,822 239,822 4,68 5,27 11,88 -24 +7,2 Brujul 202,854 201,942 201,032 10,46 19,21 22,83 -1,822 +12,37 Total 868,384 784,289 741,788 27,65 53,56 82,25 -126,596 +54,6

Sumber : Hasil Perhitungan Rekapitulasi Ijin Lokasi Kabupaten Karanganyar 1991-2008 BPN Kabupaten Karanganyar

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa luas lahan pertanian selama hampir 20 tahun

di zona industri Palur mengalami penurunan sebesar 126,596 Ha, dan disisi lain

luas lahan industri mengalami peningkatan sebesar 54,6 Ha. Perubahan luas lahan

pertanian menjadi lahan industri ini memang relative lebih kecil, yaitu hanya

sekitar 40%. Penyusutan luas lahan pertanian ini selain beralih fungsi menjadi

industri, lahan pertanian juga beralih fungsi menjadi permukiman, perdagangan,

jasa, dll.

Seperti yang terlihat di Desa Jetis, Desa Ngringo, dan Desa Sroyo dimana

perubahan luas lahan pertanian cukup mencolok diantara dua desa lainnya.

sedangkan pertambahan luas lahan industri paling rendah terdapat di Desa Dagen.

Di Desa Ngringo, Desa Sroyo, dan Desa Jetis memang banyak dikembangkan

perumahan-perumahan baru seperti Perum Ngringo Indah, Perum Griya Adi,

Perum Gunungsari permai, Perum Sroyo Indah, sehingga luas lahan pertanian di

ketiga Desa ini lebih banyak dialihfungsikan untuk lahan perumahan. Meskipun

demikian, alih fungsi lahan dari penggunaan pertanian menjadi industri tetap

Page 93: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menjadi fokus penelitian karena ada indikasi penyimpangan dari peraturan yang

telah ditetapkan.

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona

industri palur ini terjadi karena industri/pabrik menginginkan lokasi industri yang

sesuai, yaitu dengan maksud mencari keuntungan maksimum. Menurut Weber,

Keuntungan maksimum akan diperoleh jika biaya yang harus dikeluarkan

(diantaranya transportasi dan tenaga kerja) minimum. Lokasi zona industri Palur

ini sangat strategis karena berada pada lokasi yang menghubungkan antara Kota

Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen. Sumber bahan baku

tergolong mudah diperoleh karena sebagian besar bahan baku diperoleh dari

dalam kota dan luar kota dalam provinsi, dengan tingkat aksesibilitas yang cukup

lancar. Zona industri palur juga memiliki potensi ketersediaan tenaga kerja yang

cukup, dimana menurut data sebagaian besar daerah asal tenaga kerjanya beasal

dari sekitar zona industri. Jika mengacu pada teori Losch dan Weber, lokasi

industri di zona industri Palur dirasa oleh industri dapat memberikan keuntungan

karena lokasinya yang strategis. Lokasi strategis ini selain karena berada di sekitar

jalan regional juga karena berada di pinggiran Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar. Tersedianya pelayanan listrik, air dan telekomunikasi juga turut

memicu berkembang pesatnya industri di zona industri palur. Sehingga tidaklah

mengherankan jika banyak industri yang menginginkan berlokasi di zona industri

Palur. Karena di zona industri Palur sebagai daerah pinggiran masih terdapat

cukup luas lahan non terbangun (persawahan), maka alih fungsi lahan dari

pertanian menjadi industri untuk mendukung permintaan yang ada tidak dapat

dihindarkan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan Koestoer dalam Iskandar

(1997:3-4), hall (1996:241-242, dan Bachriadi (1997:2).

Page 94: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 4.1

Peta Analisis Luas Perubahan Lahan

Page 95: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4.1.2 Analisis Sebaran Keruangan Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur

Berdasarkan arahan dalam RTRK Palur 1991-2001, disebutkan bahwa

perkembangan aktivitas industri di zona industri Palur dibatasi hanya pada lahan

sela antara jalan arteri primer Solo-Sragen dan jalur rel KA Solo-Surabaya.

Namun pada kenyataannya masih terdapat pembangunan industri baru yang

berlokasi di luar areal yang telah ditetapkan. Gambaran distribusi keruangan

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri

Palur dapat diketahui dengan membandingkan peta rencana penggunaan lahan

tahun 1991-2001 dengan kumpulan data eksisting tahun 2009.

Lahan-lahan industri baru lebih banyak menyebar disisi kiri-kanan jalan

dan sebagian kecil berada diantara permukiman penduduk, mengingat lahan yang

sebelum beralihfungsi adalah sawah dan pekarangan. Perubahan penggunaan

lahan pertanian menjadi lahan industri ini terlihat sangat tergantung pada

keberadaan jaringan jalan. Hal ini tidak bisa dielakkan dari kebutuhan transportasi

untuk memperlancar proses produksi dan distribusi.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak BPN Kabupaten

Karanganyar, industri-industri baru di zona industri Palur yang tidak sesuai

dengan rencana guna lahan adalah sebanyak 32 industri. Industri-industri tersebut

berlokasi diluar areal yang telah ditetapkan. Berdasarkan keterangan tersebut,

terbukti bahwa masih ada izin yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan

pendirian industri, meskipun telah ada peraturan pembatasan lokasi industri dan

pembuatan Rencana Tata Ruang Zona Palur. Berdasarkan keterangan, perubahan

luas lahan industri tersebut bervariasi dan kebanyakan adalah industri tekstil.

Pihak BPN mengatakan bahwa total luas lahan industri yang tidak sesuai dengan

peraturan pembatasan lokasi industri dan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

Zona Palur yaitu sebesar 259,196 m2 atau sekitar 25,91 Ha.

Sedangkan industri-industri yang telah berdiri sebelum peraturan

pembatasan lokasi industri dan penyusunan RTRK masih tetap diizinkan

beroperasi sepanjang tidak melakukan perluasan di luar areal yang ditetapkan dan

tidak menggangu lingkungan sekitarnya.

Page 96: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar 4.2

Peta Sebaran Keruangan Industri

Page 97: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4.4 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur

Proses terjadinya perubahan penggunaan lahan terkait dengan konsep

yang dikemukakan oleh Chapin (1979), dimana pertumbuhan lahan dipengaruhi

oleh keterkaitan atau interaksi antara tiga sistem, yaitu sistem aktivitas kota,

sistem pengembangan lahan, dan sistem lingkungan. Sistem aktivitas kota

mewakili sisi permintaan, dan kedua sistem lainnya mewakili sistem penawaran.

Hubungan ketiga sistem seperti yang diungkapkan oleh Chapin apabila dikaitkan

dalam kasus di zona industri Palur secara ringkas adalah seperti pada gambar 4.3.

Dalam kolom input pada tabel menunjukkan keterkaitan variabel sisi

demand yang tergabung ke dalam tiga faktor. Ketiga faktor tersebut adalah

elemen faktor utama proses produksi dalam setiap aktivitas industri, yaitu faktor

input proses produksi, faktor penunjang proses produksi, dan faktor eksternal. Sisi

demand tersebut mencerminkan preferensi pengusaha dalam berlokasi industri.

Dipihak lainnya, terdapat sisi supply yang merupakan preferensi pemilik lahan

pertanian dalam menjual lahan.

Page 98: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

INPUT PROSES OUTPUT

SISI DEMAND

Sumber : Analisis, 2010 Gambar 4.3

Diagram Alir Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur

DEMAND

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri : · Luas lahan industri

bertambah 54,6 ha · Luas lahan pertanian

menurun 126,596 ha

Faktor input proses produksi · Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan baku · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga kerja

Faktor penunjang faktor produksi

· Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi

Faktor eksternal · Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan

masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar

Kebijakan pemerintah : RTRK Palur, RTRW Kabupaten Karanganyar, RUTRK-RDTRK IKK Jaten, SK Gubernur

SUPPLY · Penghasilan · Luas lahan · Usia · Pendidikan · Pekerjaan · Pajaklahan · Pola pemikiran pemilik lahan · Biaya produksi · Penawaran tinggi daripengusaha

Perkembangan aktivitas industri : · Penduduk yang bekerja di sektor

industri 6736 orang · Penduduk yang bekerja di sektor

pertanian 2430 orang · PDRB dari sektor industri

(ADHB) 52,08 % · PDRB dari sektor pertanian

(ADHB) 20,08%

Motivasi penjual lahan pertanian untuk mendukung aktivitas industri

Kebutuhan lahan untuk pembangunan industri

Page 99: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dalam prosesnya, terjadi pertemuan antara demand dan supply dimana

dari sisi demand, preferensi pengusaha dalam berlokasi industri memerlukan

lahan untuk membangun pabrik dan dari sisi supply, preferensi pemilik lahan

pertanian dalam penjualan lahannya mengakibatkan terjadinya perubahan

penggunaan lahan pertanian menjadi industri. Pengaruh perkembangan industri

yang pesat dapat dilihat dari bergesernya mata pencaharian penduduk zona Palur

dari sektor pertanian (petani/ buruh tani) ke sektor industri (karyawan pabrik) dan

besarnya PDRB yang didapatkan dari sektor industri lebih besar dari sektor

pertanian.

Sesuai dengan arahan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam RTRK,

sebelum tahun 1990 masuknya investasi industri di zona Palur justru ditingkatkan

dan menjadi salah satu program yang diharapkan mampu meningkatkan

pemasukan yang lebih besar bagi pemerintah Kabupaten Karanganyar. Namun

ternyata seiring waktu berjalan, perkembangan industri itu ternyata memberi

dampak atau menyebabkan pada menyempitnya lahan pertanian produktif.

Dengan dikeluarkannya peraturan baru yang tertuang dalam RTRK tahun 1991-

2001 dan diperkuat dengan peraturan-peraturan baru, maka pemberian izin lokasi

industri di zona industri Palur dibatasi.

Terkait dengan konsep yang dikemukakan oleh Chapin tentang

keterkaitan sistem yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, dapat

diterangkan bahwa sistem aktivitas kota diwakili oleh sisi demand, sistem

lingkungan dan pengembangan lahan diwakili oleh sisi supply.

4.5 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona

Industri Palur

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh pertimbangan pengusaha

dalam pemilihan lokasi industri dan pertimbangan pemilik lahan pertanian dalam

penjualan lahannya terhadap penggunaan lahan industri di zona industri Palur.

Analisis ini menggunakan analisis faktor untuk melihat faktor-faktor apa saja

Page 100: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri di

zona industri Palur.

4.3.1 Analisis Faktor Permintaan yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri

Palur

Pertimbangan lokasi merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk

mencapai keberhasilan bagi suatu perusahaan. Dalam usahanya meminimumkan

biaya, maka suatu perusahaan salah satunya berusaha untuk memilih lokasi yang

tepat.

4.3.1.1 Analisis Input Proses Produksi

Variabel awal yang dimasukkan dalam analisis input proses produksi

berjumlah 5 variabel. Nilai angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) atau

Bartlett’s Test (ukuran kecukupan dari sampling yang diambil berada di atas 0,5),

maka kumpulan variabel tersebut dapat diproses lebih lanjut. Berdasarkan output

analisis faktor, nilai MSA untuk semua variabel yang dimasukkan berada di atas

0,5 sehingga tidak perlu melalui proses reduksi (proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan dan abstraksi data yang diperoleh.

Tabel 4.2 Variabel Input Proses Produksi yang Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur

dari Sisi Pengusaha (Permintaan)

No Variabel MSA 1 Modal 0,678 2 Lokasi bahan baku 0, 641 3 Harga bahan baku 0,645 4 Jumlah tenaga kerja 0,908 5 Tingkat pendidikan tenaga kerja 0,709

Sumber : Analisis, 2010

Tahap selanjutnya, setelah sejumlah variabel telah terpilih adalah

melakukan ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor.

Perhitungan pada tahap selanjutnya mencakup tabel perhitungan nilai komunal

(communalities), nilai total variansi (total variance explained), matriks komponen

Page 101: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

(component matrix), dan grafik scree plot. Perhitungan nilai komunal pada tabel

hanya menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan terbentuk,

semakin kecil nilai komunal sebuah variabel, maka semakin lemah hubungannya

dengan faktor yang akan tebentuk.

Pada analisis tersebut, dapat dilihat bahwa nilai komunal terbesar

didapatkan pada variabel lokasi bahan baku dan harga bahan baku, yaitu sebesar

0,942 (lampiran D tabel D.2). Hal ini menunjukkan sekitar 94,2% varians dari

variabel-variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Sedangkan

variabel dengan nilai komunal terendah adalah variabel tenaga kerja, yaitu sebesar

0,776 yang berarti bahwa 77,6% varians dari variabel ini dapat dijelaskan oleh

faktor yang akan terbentuk.

Hasil perhitungan nilai total variansi (lampiran C) yang dijelaskan dalam

analisis ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat terbentuk. Dua

faktor tersebut digunakan karena nilai eigenvalues yang dihasilkan berada di atas

1, namun untuk tiga faktor nilai eigenvalues berada dibawah 1.

Untuk memperjelas hasil ekstraksi variabel terpilih menjadi dua faktor ini

dapat dilihat melalui grafik scree plot pada lampiran (lampiran D gambar D.1).

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dari satu sampai dua faktor (garis sumbu

component number 1 ke 2), berada di atas angka 1 dari sumbu y (eigenvalues).

Berdasarkan gambar tersebut, maka terdapat dua faktor dan paling baik meringkas

lima variabel yang ada.

Setelah diketahui dua faktor adalah yang paling optimal, maka matrik

komponen menunjukkan distribusi kelima variabel tersebut pada dua faktor yang

ada. Angka yang terdapat pada faktor ini adalah factor loading, atau besar korelasi

antara satu variabel dengan faktor 1 dan faktor 2. Untuk mengetahui suatu

variabel masuk atau tidak pada suatu faktor dapat diketahui dari besarnya nilai

korelasi variabel, nilai yang paling besar menentukan variabel yang dapat masuk

ke suatu faktor dengan mengabaikan tanda positif atau negatif.

Berdasarkan hasil perhitungan matrik komponen tersebut, maka variabel-

variabel uji dapat dikelompokkan menjadi dua faktor seperti dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut yang juga mencakup nilai factor loading tiap variabel.

Page 102: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.3 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi terhadap Perubahan

Penggunaan Lahan dari Sisi Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Modal - 0.896

Lokasi bahan baku 0,747 Harga bahan baku 0,754 Jumlah tenaga kerja -0,769 Tingkat pendidikan tenaga kerja 0,898

2 - - Sumber : Analisis, 2010

Factor loading yang dihasilkan oleh tiap variabel memiliki angka

pembatas (out-off point). Angka pembatas factor loading adalah sebesar 0,55. Jika

terdapat factor loading di bawah angka pembatas ini, maka variabel tersebut tidak

dapat secara nyata dimasukkan ke dalam salah faktor sehingga perlu untuk

dilakukan rotasi faktor.

Nilai factor loading beberapa variabel (dengan mengabaikan tanda

positif dan negatif) masih ada yang yang berada di bawah angka pembatas (dapat

juga dilihat di lampiran D tabel D.3), sehingga selanjutnya perlu dilakukan proses

rotasi faktor untuk menunjukkan suatu variabel termasuk ke dalam faktor mana

dengan lebih nyata. Hasil perhitungan rotasi faktor didapatkan hasil akhir

komponen-komponen yang termasuk dalam suatu faktor berdasarkan besaran

faktor loading. Hal ini akan memperlihatkan distribusi variabel yang lebih nyata

dan jelas.

Tabel 4.4 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi terhadap Perubahan

Penggunaan Lahan di Zona Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Modal 0,928

Tk. Pendidikan tenaga kerja -0,900 Jumlah tenaga kerja 0,872

2 Lokasi bahan baku 0,946 Harga bahan baku 0,943

Sumber : Analisis, 2010

Page 103: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Nilai variabel setelah proses rotasi seluruhnya berada di atas angka

pembatas yang ditetapkan (0,55). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen

variabel setelah rotasi lebih dapat dikelompokkan menjadi satu faktor akibat

kesamaan ragam yang dimilikinya.

Proses penamaan faktor pada bagian ini tidak begitu ditekankan

mengingat sebelum proses pengolahan data atau saat pemasukan variabel data

telah dikelompokkan kesamaan karakteristik variabel yang terbentuk yaitu faktor

input proses produksi.

4.3.1.2 Analisis Faktor Penunjang Proses Produksi

Variabel awal yang dimasukkan ke dalam analisis input proses produksi

berjumlah 7 variabel. Nilai angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) atau

Bartlett’s Test (ukuran kecukupan dari sampling yang diambil berada di atas 0,5),

maka kumpulan variabel tersebut dapat diproses lebih lanjut. Berdasarkan output

analisis faktor, nilai MSA untuk semua variabel yang dimasukkan berada di atas

0,5 sehingga tidak perlu melalui proses reduksi.

Tabel 4.5 Variabel Faktor Penunjang Proses Produksi yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur dari Sisi Pengusaha (Permintaan)

No Variabel MSA 1 Kondisi fisik lahan 0,798 2 Ketersediaan air 0,895 3 Kelengkapan sarana dan prasarana 0,783 4 Aksesibilitas 0.794 5 Harga lahan 0,790 6 Iklim 0,686 7 Sumber energi 0,728

Sumber : Analisis, 2010

Tahap selanjutnya, setelah sejumlah variabel telah terpilih adalah

melakukan ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor.

Perhitungan pada tahap selanjutnya mencakup tabel perhitungan nilai komunal

(communalities), nilai total variansi (total variance explained), matriks komponen

(component matrix), dan grafik scree plot. Perhitungan nilai komunal pada tabel

Page 104: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

hanya menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan terbentuk,

semakin kecil nilai komunal sebuah variabel, maka semakin lemah hubungannya

dengan faktor yang akan terbentuk.

Pada analisis, dapat dilihat bahwa nilai komunal terbesar didapatkan pada

variabel kondisi fisik lahan, yaitu sebesar 0,853 (lampiran D tabel D.6). Hal ini

menunjukkan sekitar 85,3% varians dari variabel-variabel ini dapat dijelaskan

oleh faktor yang akan terbentuk. Sedangkan variabel dengan nilai komunal

terendah adalah variabel ketersediaan air, yaitu sebesar 0,445 yang berarti bahwa

44,5% varians dari variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk.

Hasil perhitungan nilai total variansi (lampiran C) yang dijelaskan dalam

analisis ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat terbentuk. Dua

faktor tersebut digunakan karena nilai eigenvalues yang dihasilkan berada di atas

1, namun untuk lima faktor nilai eigenvalues berada dibawah 1.

Untuk memperjelas hasil ekstraksi variabel terpilih menjadi dua faktor ini

dapat dilihat melalui grafik scree plot pada lampiran (lampiran D gambar D.2).

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dari satu sampai dua faktor (garis sumbu

component number 1 ke 2). Berada di atas angka 1 dari sumbu y (eigenvalues).

Berdasarkan gambar tersebut, maka terdapat dua faktor dan paling baik meringkas

tujuh variabel yang ada.

Setelah diketahui dua faktor adalah yang paling optimal, maka matrik

komponen menunjukkan distribusi ketujuh variabel tersebut pada dua faktor yang

ada. Angka yang terdapat pada faktor ini adalah factor loading, atau besar korelasi

antara satu variabel dengan faktor 1 dan faktor 2. Untuk mengatahui suatu

variabel masuk atau tidak pada suatu faktor dapat diketahui dari besarnya nilai

korelasi variabel, nilai yang paling besar menentukan variabel yang dapat masuk

ke suatu faktor dengan mengabaikan tanda positif atau negatif.

Bedasarkan hasil perhitungan matrik komponen tersebut, maka variabel-

variabel uji dapat dikelompokkan menjadi dua faktor seperti dapat dilihat pada

tabel 4.6 Berikut yang juga mencakup nilai factor loading tiap variabel.

Page 105: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 4.6 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi Permintaan pada Tiap Faktor

Sebelum Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Kondisi fisik lahan 0,923

Ketersediaan air 0,583 Kelengkapan sarana dan prasarana 0,903 Aksesibilitas 0,859 Harga lahan 0,889 Sumber energi 0,631

2 Iklim 0,841 Sumber : Analisis, 2010

Factor loading yang dihasilkan oleh tiap variabel memiliki angka

pembatas (out-off point). Angka pembatas factor loading adalah sebesar 0,55. Jika

terdapat factor loading di bawah angka pembatas ini, maka variabel tersebut tidak

dapat secara nyata dimasukkan ke dalam salah faktor sehingga perlu untuk

dilakukan rotasi faktor.

Nilai factor loading beberapa variabel (dengan mengabaikan tanda

positif dan negatif) masih ada yang yang berada di bawah angka pembatas (dapat

juga dilihat di lampiran D tabel D.7), sehingga selanjutnya perlu dilakukan proses

rotasi faktor untuk menunjukkan suatu variabel termasuk ke dalam faktor mana

dengan lebih nyata. Hasil perhitungan rotasi faktor didapatkan hasil akhir

komponen-komponen yang termasuk dalam suatu faktor berdasarkan besaran

factor loading. Hal ini akan memperlihatkan distribusi variabel yang lebih nyata

dan jelas. Pembagian komponen variabel pada tiap faktor berdasarkan analisis

rotasi faktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 106: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.7 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses Produksi terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan di Zona Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Kelengkapan sarana dan prasarana 0,893

Aksesibilitas 0,885 Kondisi fisik lahan 0,867 Harga lahan 0,853 Ketersediaan air 0,655

2 Iklim 0,858 Sumber energi 0,676

Sumber : Analisis, 2010

Nilai variabel setelah proses rotasi seluruhnya berada di atas angka

pembatas yang ditetapkan (0,55). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen

variabel setelah rotasi lebih dapat dikelompokkan menjadi satu faktor akibat

kesamaan ragam yang dimilikinya.

Proses penamaan faktor pada bagian ini tidak begitu ditekankan mengingat

sebelum proses pengolahan data atau saat pemasukan variabel data telah

dikelompokkan kesamaan karakteristik variabel yang terbentuk yaitu faktor

penunjang proses produksi.

4.3.1.3 Analisis Faktor Eksternal Produksi

Variabel awal yang dimasukkan ke dalam analisis input proses produksi

berjumlah 6 variabel. Nilai angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) atau

Bartlett’s Test (ukuran kecukupan dari sampling yanng diambil berada di atas

0,5), maka kumpulan variabel tersebut dapat diproses lebih lanjut. Berdasarkan

output analisis faktor, nilai MSA untuk semua variabel yang dimasukkan berada di

atas 0,5 sehingga tidak perlu melalui proses reduksi.

Tabel 4.8

Variabel Faktor Eksternal Proses Produksi yang Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona

Industri Palur dari Sisi Pengusaha (Permintaan)

No Variabel MSA 1 Kedekatan dengan CBD 0,888 2 Intervensi pemerintah 0,746

Page 107: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3 Sikap penerimaan masyarakat 0,783 4 Stabilitas keamanan 0,786 5 Sosialisasi RTRK 0,873 6 Jangkauan pasar 0,733

Sumber : Analisis, 2010

Tahap selanjutnya, setelah sejumlah variabel telah terpilih adalah

melakukan ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor.

Perhitungan pada tahap selanjutnya mencakup tabel perhitungan nilai komunal

(communalities), nilai total variansi (total variance explained), matriks komponen

(component matrix), dan grafik scree plot. Perhitungan nilai komunal pada tabel

hanya menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan terbentuk,

semakin kecil nilai komunal sebuah variabel, maka semakin lemah hubungannya

dengan faktor yang akan tebentuk.

Pada analisis tersebut, dapat dilihat bahwa nilai komunal terbesar

didapatkan pada variabel intervensi pemerintah, yaitu sebesar 0,908 (lampiran D

tabel D.10). Hal ini menunjukkan sekitar 90,8% varians dari variabel-variabel ini

dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Sedangkan variabel dengan nilai

komunal terendah adalah variabel Kedekatan dengan CBD, yaitu sebesar 0,750 yang

berarti bahwa 75% varians dari variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang akan

terbentuk.

Hasil perhitungan nilai total variansi (lampiran C) yang dijelaskan dalam

analisis ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat terbentuk. Dua

faktor tersebut digunakan karena nilai eigenvalues yang dihasilkan berada di atas

1, namun untuk empat faktor nilai eigenvalues berada dibawah 1.

Untuk memperjelas hasil ekstraksi variabel terpilih menjadi dua faktor ini

dapat dilihat melalui grafik scree plot pada lampiran (lampiran D gambar D.3).

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dari satu sampai dua faktor (garis sumbu

component number 1 ke 2). Berada di atas angka 1 dari sumbu y (eigenvalues).

Berdasarkan gambar tersebut, maka terdapat dua faktor dan paling baik meringkas

enam variabel yang ada.

Setelah diketahui dua faktor adalah yang paling optimal, maka matrik

komponen menunjukkan distribusi kelima variabel tersebut pada dua faktor yang

Page 108: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

ada. Angka yang terdapat pada faktor ini adalah factor loading, atau besar korelasi

antara satu variabel dengan faktor 1 dan faktor 2. Untuk mengatahui suatu

variabel masuk atau tidak pada suatu faktor dapat diketahui dari besarnya nilai

korelasi variabel, nilai yang paling besar menentukan variabel yang dapat masuk

ke suatu faktor dengan mengabaikan tanda positif atau negatif.

Bedasarkan hasil perhitungan matrik komponen tersebut, maka variabel-

variabel uji dapat dikelompokkan menjadi dua faktor seperti dapat dilihat pada

tabel 4.9 Berikut yang juga mencakup nilai factor loading tiap variabel.

Tabel 4.9 Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses Produksi terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Kedekatan dengan CBD 0,747

Intervensi pemerintah 0,786 Sikap penerimaan masyarakat 0,912 Stabilitas keamanan 0,888 Sosialisasi RTRK -0,897 Jangkauan pasar -0,704

2 - - Sumber : Analisis, 2010

Factor loading yang dihasilkan oleh tiap variabel memiliki angka

pembatas (out-off point). Angka pembatas factor loading adalah sebesar 0,55. Jika

terdapat factor loading di bawah angka pembatas ini, maka variabel tersebut tidak

dapat secara nyata dimasukkan ke dalam salah faktor sehingga perlu untuk

dilakukan rotasi faktor.

Nilai factor loading beberapa variabel (dengan mengabaikan tanda

positif dan negatif) masih ada yang yang berada di bawah angka pembatas (dapat

juga dilihat di lampiran D tabel D.11), sehingga selanjutnya perlu dilakukan

proses rotasi faktor untuk menunjukkan suatu variabel termasuk ke dalam faktor

mana dengan lebih nyata. Hasil perhitungan rotasi faktor didapatkan hasil akhir

komponen-komponen yang termasuk dalam suatu faktor berdasarkan besaran

factor loading. Hal ini akan memperlihatkan distribusi variabel yang lebih nyata

Page 109: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dan jelas. Pembagian komponen variabel pada tiap faktor berdasarkan analisis

rotasi faktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10

Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona Industri Palur pada Tiap Faktor

Berdasarkan Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Stabilitas keamanan 0,916

Sikap penerimaan masyarakat 0,877 Kedekatan dengan CBD 0,860 Sosialisasi RTRK -0,721

2 Jangkauan pasar -0,930 Intervensi pemerintah 0,904

Sumber : Analisis, 2010

Nilai variabel setelah proses rotasi seluruhnya berada di atas angka

pembatas yang ditetapkan (0,55). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen

variabel setelah rotasi lebih dapat dikelompokkan menjadi satu faktor akibat

kesamaan ragam yang dimilikinya.

Proses penamaan faktor pada bagian ini tidak begitu ditekankan

mengingat sebelum proses pengolahan data atau saat pemasukan variabel data

telah dikelompokkan kesamaan karakteristik variabel yang terbentuk yaitu faktor

eksternal proses produksi.

4.3.2 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Industri di Zona Industri Palur

Variabel-variabel terpilih untuk sisi permintaan (sisi preferensi

pengusaha tentang lokasi industri) ini pada dasarnya merupakan elemen-elemen

dari tiga bagian utama proses produksi yang pasti dilakukan dalam aktivitas

industri. Tiga bagian utama tersebut yaitu input, proses, dan output.

Page 110: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

output

Faktor eksternal

· Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar

Faktor input proses produksi

· Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan baku · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga

kerja

Faktor penunjang faktor produksi

· Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi

Input proses

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.4 Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur

Setiap faktor terbentuk oleh variabel-variabel yang memiliki kesamaan

karakteristik yang saling terkait satu sama lain. Keterkaitan antar variabel dapat

dilihat dari tingkatan nilai factor loading dari rotasi faktor yang telah dilakukan

sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan keterkaitan variabel untuk setiap faktor

yang terbentuk.

4.3.2.1 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi

Faktor input produksi meliputi modal, lokasi bahan baku, harga bahan

baku, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan tenaga kerja. Dari tabel 4.4

terlihat bahwa modal, jumlah tenaga kerja, lokasi bahan baku, harga bahan baku,

dan tingkat pendidikan tenaga kerja memiliki keterkaitan yang erat namun relatif

independen dalam membentuk faktor input proses produksi. Modal dan tenaga

Page 111: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

kerja berkorelasi positif dengan faktor input proses produksi yang berarti bahwa

modal dan tenaga kerja dalam studi penelitian ini sebagai faktor dominan dalam

preferensi lokasi pengusaha. Sebaliknya, lokasi bahan baku, harga bahan baku,

dan tingkat pendidikan tenaga kerja berpengaruh secara negatif.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.5 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi

Bagi sebuah industri, modal akan dipergunakan untuk berbagai

keperluan salah satunya adalah untuk membeli bahan baku. Dalam perolehan

sumber bahan baku ini tentunya berkaitan juga dengan harga dan lokasi bahan

baku. Semakin jauh lokasi bahan baku dari sebuah pabrik, maka akan

mempengaruhi harga bahan baku yang pada selanjutnya akan menaikkan biaya

opersional sebuah industri.

Modal juga akan dipergunakan untuk membayar upah tenaga kerja.

Berbicara mengenai tenaga kerja, tidak dapat dilepaskan dari tingkat

pendidikannya. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, maka mereka akan

bekerja di tingkatan yang lebih tinggi pula (tidak hanya sebagai buruh biasa).

Konsekuensi selanjutnya adalah mereka menuntut upah yang lebih tinggi pula.

Sehingga dalam hal ini, semakin banyak jumlah tenaga kerja dan semakin tinggi

tingkat pendidikan tenaga kerjanya, maka akan menyebabkan modal yang akan

dikeluarkan untuk pembayaran upah tenaga kerja juga akan tinggi, dan biaya

operasional sebuah industri pun juga akan tinggi.

Modal

Lokasi bahan baku

Harga bahan baku

Jumlah tenaga kerja

Tk. Pendidikan tenaga kerja

Page 112: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sebagian besar industri yang terdapat di Palur memiliki modal di atas 20

juta (lihat tabel 3.10). Besarnya modal tersebut dapat digunakan untuk

memperoleh lahan, mengorganisasi usaha, menyediakan bangunan yang

diperlukan, membeli bahan baku, biaya pemeliharaan, pembayaran upah serta

kebutuhan lainnya untuk kelanjutan usaha.

Lokasi bahan baku dan harga bahan baku memiliki keterkaitan dimana

berkat perkembangan teknologi, perolehan bahan baku dan harga bahan baku

yang tinggi bukan menjadi salah satu kendala besar dalam aktivitas industri.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.6 Perolehan Sumber Bahan Baku

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah industri yang mendapatkan

bahan baku paling banyak berasal dari dalam kota dan luar kota dalam provinsi,

yaitu sebanyak 44% dari seluruh jumlah industri yang terdapat di Palur. Lokasi

bahan baku ini termasuk dekat jika dibandingkan dengan yang berasal dari luar

provinsi, bahkan ada yang berasal dari luar jawa dan luar negeri. Kedekatan lokasi

bahan baku ini tentunya menguntungkan pengusaha karena akan memperkecil

biaya opresional sebuah industri.

Jumlah tenaga kerja di zona industri Palur paling banyak berasal dari

sekitar lokasi pabrik yang masih termasuk ke dalam zona industri Palur. Dari

jumlah penduduk yang terdapat di Palur, sekitar 45,73% bekerja di sektor industri

sebagai buruh industri (lihat tabel 3.5). Pekerja non ahli tetap, dengan tamatan

SLTA (lihat tabel 3.4) dianggap penting terutama pada jenis industri padat karya

22%

44%

17%

17%

Dalam kota

Dalam kota dan luarkota dalam provinsi

Dalam kota dan luarprovinsi

Luar pulau/ luarnegeri

Page 113: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

seperti tekstil, jamu dan pembuatan karung, dengan maksud agar sebuah industri

mampu memperoleh keuntungan.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.7 Daerah Asal Tenaga Kerja

4.3.2.2 Keterkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi

Faktor penunjang proses produksi meliputi kondisi fisik lahan,

ketersediaan air, sarana dan prasarana pendukung, aksesibilitas, harga lahan, iklim

dan sumber energi.

Pada tabel 4.7, terlihat bahwa semua variabel memiliki keterkaitan yang

erat namun relatif independen dalam membentuk faktor penunjang proses

produksi. Semua variabel berkorelasi positif dengan faktor penunjang proses

produksi yang berarti bahwa semua variabel dalam studi penelitian ini sebagai

faktor yang penting dalam preferensi lokasi pengusaha.

Kelengkapan sarana prasarana pendukung, aksesibilitas yang lancar,

ketersediaan sumber energi dan air yang cukup, iklim dan kondisi fisik lahan yang

baik menjadikan harga lahan dimana sebuah industri/ pabrik berdiri menjadi

mahal/ tinggi. Kebutuhan terhadap lahan industri ini, masih tetap dapat dijangkau

karena didukung oleh kemampuan industri dalam memperoleh lokasi lahan yang

ditunjukkan dengan besarnya modal yang dimiliki, yaitu rata-rata lebih dari 20

juta rupiah. Meskipun iklim terkait dengan musim dan temperatur tidak begitu

mempengaruhi aktivitas industri, namun kondisi iklim terkait dengan curah hujan

akan mendukung ketersediaan air yang cukup.

17

13

11

0

0 5 10 15 20

Sekitar lokasi pabrik dalam zonaindustri

Luar zona industri dalamkabupaten

Luar kabupaten

luar provinsi

Page 114: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.8

Katerkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi

Kondisi fisik lingkungan yang umum sesuai dengan kriteria lokasi

industri adalah lokasi yang bebas banjir, bebas longsor dan memiliki kemiringan

tanah yang rendah. Namun dengan perkembangan teknologi, hambatan-hambatan

dapat diminimalkan. Berdasarkan hasil survey, faktor fisik lingkungan yang

sesuai dengan kriteria lokasi industri bagi para pengusaha di zona industri Palur

adalah bebas banjir (85%), dan bebas longsor (15%). Terkait dengan kondisi fisik

lingkungan, upaya untuk menjaga kondisi lingkungan sekarang ini perlu

ditingkatkan mengingat lokasi industri yang berada di dekat lahan pertanian

beririgasi teknis yang diharapkan produktif. Perkembangan industri yang begitu

pesat dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan fisik alam akibat

pencemaran yang dihasilkan industri.

Bagi industri-industri yang berorientasi pada pasar, sarana dan prasarana

pendukung sangatlah diperlukan. Misalnya bangunan pasar dan pertokoan, halte

bagi karyawan, perumahan bagi karyawan, fasilitas kesehatan, fasilitas

telekomunikasi, dan fasilitas pengolahan limbah. Kelengkapan sarana dan

prasarana ikut menjadi daya tarik bagi pendirian industri. Salah satu upaya untuk

meminimalkan biaya perusahaan adalah mengurangi biaya transportasi karyawan.

Sehingga dengan tersedianya perumahan yang dekat dengan lokasi industri bagi

karyawan terutama bagi penglaju diharapkan juga dapat meminimalkan biaya

transportasi dan disisi lain memberikan kesejahteraan bagi para karyawan

Harga lahan

Kondisi fisik lahan Iklim

Sarana prasarana pendukung Aksesibilitas

Ketersediaan air Sumber energi

Page 115: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

sehingga meningkatan semangat karyawan dalam bekerja. Untuk fasilitas

pengolahan limbah pada saat ini, masih bersifat terpadu, namun keberadaan

fasilitas ini menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar

lokasi industri.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.9

Sarana dan Prasarana Pendukung yang Dikehendaki di Sekitar Lokasi Industri

Permintaan lahan industri di zona industri Palur merupakan salah satu

refleksi pengaruh perkembangan aktivitas perkotaan. Keterbatasan lahan di pusat

kota yang tidak seimbang dengan permintaan menyebabkan pencarian lahan ke

luar/ ke daerah pinggiran kota yang sangat potensial, yaitu lahan yang masih luas.

Aktivitas industri memerlukan ruang yang luas baik untuk gedung operasional,

perkantoran, gudang dan tempat parkir.

Lokasi pengembangan industri harus didukung oleh ketersediaan energi

listrik berdaya besar. Sumber energi listrik merupakan penggerak utama peralatan

industri. Sumber energi yang utama bagi industri-industri di zona industri Palur

adalah energi listrik yang dipasok dari PLN. Namun ada beberapa industri yang

memiliki cadangan sumber tenaga dari mesin diesel yang mereka usahakan sendiri

dengan alasan bahwa listrik pasokan PLN terkadang tidak mencukupi untuk

menggerakkan mesin-mesin yang umumnya beroperasi selama 24 jam, sehingga

37 37 37 3632 30

3 4 4 3 4 61 0 0 2 3 5

05

10152025303540

Sangat penting

Penting

Tidak penting

Page 116: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

membutuhkan tenaga/ energi listrik tambahan untuk mendukung kegiatan

tersebut.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.10

Perolehan Sumber Energi Listrik untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Seperti juga listrik, air menjadi salah satu elemen yang sangat penting

bagi kelangsungan proses produksi. Selain digunakan dalam proses pengolahan,

air juga digunakan untuk media pembuangan limbah industri. Limbah industri

yang merupakan sisa-sisa proses pengolahan mengandung zat-zat kimia yang

lebih mudah dihilangkan dengan air, terutama untuk industri tekstil.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.11

Sumber Perolehan Air untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Aksesibilitas dalam hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses

produksi terutama dalam mengangkut bahan baku sampai mendistribusikan

produk ke daerah-daerah lain. Semakin tinggi aksesibilitas berarti semakin mudah

pencapaian ke daerah lain. Jangkauan pemasaran menjadi semakin tambah luas

akibat perkembangan teknologi terhadap pengangkutan baik perkembangan

51%

17%

32%PLN

Pembangkit sendiri/diesel

42%

37%

19%Air tanah/permukaanAir PDAM

Gabungan

Page 117: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kendaraan angkutan (sarana angkutan) dan jaringan jalan (prasarana jalan), seperti

perkapalan dan angkutan udara yang memudahkan lintas antar daerah. Hal ini

tentu saja sangat menguntungkan bagi industri dalam perolehan bahan baku yang

sulit didapat di daerah sendiri dan akan memudahkan dalam transaksi ekspor-

impor dalam skala yang lebih besar. Pembangunan jalan raya memberi dampak

terhadap daerah sekitarnya, semakin lebar dan keras jalan yang bersangkutan

maka semakin besar dampaknya. Di daerah dampak ini akan tumbuh kegiatan

ekonomi yang memanfaatkan jalan raya tersebut. Jalan raya tersebut akan

merangsang timbulnya sarana angkutan baru yang mendorong kegiatan ekonomi.

Berkaitan dengan kondisi aksesibilitas di zona industri Palur, keberadaan

jalan provinsi (arteri primer Palur-Surakarta dan Palur-Sragen) serta jalan kolektor

primer Palur-karanganyar yang melintasi zona Palur mengakibatkan

perkembangan industri yang sangat pesat di sepanjang jalan raya. Hal tersebut

juga memberi dampak pada terjadi perkembangan aktivitas perekonomian dan

mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri

maupun kegiatan lain.

4.3.2.3 Keterkaitan Faktor Eksternal Produksi

Faktor eksternal proses produksi meliputi kedekatan dengan CBD,

intervensi pemerintah, sikap penerimaan masyarakat, stabilitas keamanan,

sosialisasi RTRK, dan jangkauan pasar.

Dari tabel 4.10 terlihat bahwa variabel kedekatan dengan CBD,

intervensi pemerintah, sikap penerimaan masyarakat dan stabilitas keamanan

memiliki keterkaitan yang erat dalam membentuk faktor penunjang proses

produksi.

Kedekatan dengan CBD dalam artian industri berlokasi dengan sasaran

utama dekat dengan pusat kota sangat penting karena dengan berada dekat dengan

CBD yang sarat dengan berbagai fasilitas pelayanan memudahkan interaksi

dengan masyarakat untuk mendukung proses produksi. Kemudahan dalam pasar,

tentu saja akan mempermudah distribusi pemasaran produk kepada konsumen.

Selain itu, lokasi yang dekat dengan pasar akan meminimalkan biaya transportasi.

Namun pada kenyataannya, industri-industri di zona industri Palur telah memiliki

Page 118: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pasar tersendiri. Dari keseluruhan industri yang berada di zona industri Palur,

sebagian besar produknya dipasarkan di Wilayah Perkotaan Surakarta. Adapun

yang juga dipasarkan ke luar pulau/ luar negeri hanya sebagian kecil.

Bentuk intervensi pemerintah yang bertujuan untuk mengarahkan industri

agar berlokasi disuatu tempat, misalnya untuk pemerataan pembangunan,

dorongan maupun larangan tersusun dalam bentuk rencana penggunaan lahan

yang berbeda di wilayah nasional, regional, dan lokal. Kebijaksanaan yang dapat

menarik para investor adalah Peraturan Daerah yang jelas dan konsisten, serta

jelasnya pajak dan dihapuskannya pungutan-pungutan.

Sistem birokrasi yang mudah dan sederhana merupakan hal yang sangat

diinginkan oleh industri. Bantuan secara finansial bagi para responden tidak

begitu penting, maka yang diharapkan adalah kebijaksanaan dan pelaksanaan

yang bersifat mendukung.

Faktor yang juga dianggap sangat penting adalah sikap penerimaan

masyarakat sekitar terhadap kehadiran industri dan stabilitas keamanan daerah

yang terjamin. Kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan berkaitan erat dengan

kelangsungan industri dalam jangka waktu lama. Faktor ini merupakan salah satu

faktor yang dibentuk melalui pendekatan-pendekatan dengan melibatkan peran

berbagai pihak, baik dari pihak pengusaha, pemerintah, maupun masyarakat itu

sendiri. Sejauh ini, sikap penerimaan masyarakat di zona industri Palur terhadap

keberadaan industri dipandang positif. Hal ini dapat dilihat dari sisi keuntungan

yang sama-sama diperoleh kedua pihak. Sedangkan stabilitas keamanaan dirasa

sangat penting terutama berkaitan dengan pengamanan aset perusahaan dan

mempengaruhi suasana aktivitas kerja.

4.3.3 Analisis Faktor Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri

Palur

Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan penggunaan

lahan dari sisi penawaran pemilik lahan pertanian memanfaatkan hasil dari

analisis kualitatif terhadap kajian literatur. Selanjutnya, jawaban dari setiap

kuisioner tersebut diolah dengan metode analisis faktor sehingga didapatkan

Page 119: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan dari

sisi penawaran (pemilik lahan).

Variabel awal yang dimasukkan adalah tahap ini berjumlah 9 variabel.

Nilai angka MSA (Measure of Sampling Adequecy) atau Bartlett’s Test dari

sampling yang diambil berada diatas 0,5. Sehingga kumpulan variabel tersebut

dapat diproses lebih lanjut.

Tabel 4.11 Variabel Penawaran yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Penggunaan

Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona Industri Palur dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian (Penawaran)

No Variabel MSA 1 Penghasilan 0,842 2 Luas lahan 0,531 3 Usia 0,717 4 Pendidikan 0,796 5 Pekerjaan 0,719 6 Pajak lahan 0,524 7 Pola pemikiran pemilik lahan 0,901 8 Biaya produksi 0,726 9 Penawaran tinggi dari pengusaha 0,605

Sumber : Analisis, 2010

Tahap selanjutnya, setelah sejumlah variabel telah terpilih adalah

melakukan ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor.

Perhitungan pada tahap selanjutnya mencakup tabel perhitungan nilai komunal

(communalities), nilai total variansi yang dijelaskan (total variance explained),

matriks komponen (component matrix), dan grafik scree plot. Perhitungan nilai

komunal pada tabel hanya menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang

akan terbentuk. Semakin kecil nilai komunal, maka semakin lemah hubungannya

dengan faktor yang akan terbentuk.

Pada analisis tersebut, dapat dilihat bahwa nilai komunal terbesar

didapatkan pada variabel pekerjaan, yaitu sebesar 0,915 (lampiran D tabel D.14).

Ini menunjukkan sekitar 91,5% varians dari variabel ini dapat dijelaskan oleh

faktor yang akan terbentuk. Sedangkan variabel dengan nilai komunal terendah

Page 120: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

adalah variabel biaya produksi, yaitu sebesar 0,477 yang berarti bahwa 47,7%

varians dari variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk.

Hasil perhitungan nilai total variansi (lampiran C) yang dijelaskan dalam

analisis ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat terbentuk. Tiga

faktor tersebut digunakan karena nilai eigen (eigenvalues) yang dihasilkan di atas

1, namun untuk ke enam faktor atau lebih nilai eigen di bawah 1.

Untuk memperjelas hasil ekstraksi variabel terpilih menjadi tiga faktor

ini dapat dilihat melalui grafik scree plot pada lampiran (lampiran D gambar D.4).

Dari gambar tersebur dapat dilihat bahwa dari satu sampai tiga faktor (garis

sumbu komponen 1 ke 3) berada di atas angka 1 dari sumbu y (eigenvalues).

Berdasarkan gambar tersebut, maka terdapat tiga faktor dan paling baik untuk

meringkas sembilan variabel yang ada.

Setelah diketahui tiga faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka

matrik komponen menunjukkan distribusi kesembilan variabel tersebut pada tiga

faktor yang ada. angka yang terdapat pada faktor ini adalah factor loading, atau

besar korelasi antara satu variabel dengan faktor 1, faktor 2, dan faktor 3. Untuk

mengetahui suatu variabel masuk atau tidak pada suatu faktor dapat diketahui dari

besarnya nilai korelasi variabel. Nilai yang paling besar menentukan variabel yang

dapat masuk ke suatu faktor dengan mengabaikan tanda positif dan negatif.

Berdasarkan hasil perhitungan matrik komponen tersebut, maka variabel-

variabel uji dapat dikelompokkan mejadi tiga faktor seperti dapat dilihat pabel di

bawah ini, yang juga mencakup nilai factor loading tiap variabel.

Tabel 4.12 Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Penghasilan 0,882

Usia 0,815 Pendidikan -0,776 Pekerjaan -0,871 Pola pemikiran pemilik lahan 0,786 Biaya produksi 0,600

Page 121: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

2 Luas lahan 0,615 Penawaran tinggi dari pengusaha -0,562

3 Pajak lahan 0,687 Sumber : Analisis, 2010

Factor loading yang dihasilkan oleh tiap variabel memiliki angka

pembatas (out-off point). Angka pembatas factor loading adalah sebesar 0,55. Jika

terdapat factor loading di bawah angka pembatas ini, maka variabel tersebut tidak

dapat secara nyata dimasukkan ke dalam salah satu faktor sehingga perlu untuk

dilakukan rotasi faktor.

Dari tabel di atas, nilai factor loading beberapa variabel (dengan

mengabaikan tanda positif dan negatif) masih ada yang yang berada di bawah

angka pembatas (dapat juga dilihat di lampiran D tabel D.15), sehingga

selanjutnya perlu dilakukan proses rotasi faktor untuk menunjukkan suatu variabel

termasuk ke dalam faktor mana dengan lebih nyata. Hasil perhitungan rotasi

faktor didapatkan hasil akhir komponen-komponen yang termasuk dalam suatu

faktor berdasarkan besaran factor loading. Hal ini akan memperlihatkan distribusi

variabel yang lebih nyata dan jelas. Pembagian komponen variabel pada tiap

faktor berdasarkan analisis rotasi faktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13

Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor

Berdasarkan Rotasi Faktor

Faktor Komponen Variabel Factor Loading 1 Pekerjaan -0,938

Usia 0,867 Pola pemikiran pemilik lahan 0,758 Pendidikan -0,707 Penghasilan 0,648

2 Luas lahan 0,883 Penawaran tinggi dari pengusaha -0,700 Biaya produksi 0,528

3 Pajak lahan 0,921 Sumber : Analisis, 2010

Page 122: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Nilai variabel setelah proses rotasi seluruhnya berada di atas angka

pembatas yang ditetapkan (0,55). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen

variabel setelah rotasi lebih dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor akibat

kesamaan ragam yang dimilikinya.

Proses selanjutnya adalah proses penamaan faktor berdasarkan variabel

yang terbentuk, yaitu :

· Faktor 1, yang terdiri dari variabel pekerjaan, usia, pola pemikiran

pemilik lahan, pendidikan, dan penghasilan dapat dinamakan faktor

internal pemilik lahan pertanian

· Faktor 2, terdiri dari luas lahan, biaya produksi, dan penawaran yang

tinggi dari para pengusaha, dapat dinamakan faktor pertimbangan

ekonomis

· Faktor 3, terdiri dari pajak lahan dinamakan faktor intervensi pemerintah.

Fator-faktor yang terbentuk ini berfungsi untuk melihat sejauh mana

pertimbangan pemilik lahan pertanian (preferensi penjualan lahan pertanian)

berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan industri di zona industri Palur

dari sisi penawaran.

4.3.4 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Penawaran yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Industri di Zona Industri Palur

Faktor-faktor penawaran yang mempengaruhi perubahan penggunaan

lahan pada dasarnya meliputi dua aspek, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.

Aspek internal ini meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pola

pemikiran masyarakat yang berkembang tentang pekerjaan. Sedangan aspek

eksternal meliputi luas lahan, biaya produksi, pajak lahan, dan penawaran yang

tinggi dari pengusaha.

Berdasarkan hasil analisis faktor, variabel-variabel tersebut

dikelompokkan menjadi tiga faktor. Faktor yang pertama yaitu faktor internal

pemilik lahan pertanian yang meliputi pekerjaan, usia, pola pemikiran pemillik

lahan pertanian, pendidikan dan penghasilan. Faktor kedua adalah faktor

pertimbangan ekonomis yang meliputi luas lahan, biaya produksi, dan penawaran

Page 123: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

yang tinggi dari pengusaha. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu faktor intervensi

pemerintah yang meliputi pajak lahan.

Seperti halnya pada faktor-faktor permintaan, setiap faktor terbentuk oleh

variabel-variabel yang memiliki kesamaan karakteristik yang terkait satu sama

lain. Keterkaitan antar variabel dapat dilihat dari tingkatan nilai factor loading

hasil dari rotasi faktor yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini akan

dijelaskan keterkaitan variabel untuk setiap faktor yang terbentuk.

4.3.4.1 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

Dari tabel 4.13, terlihat bahwa pekerjaan, usia, pola pemikiran pemilik

lahan, pendidikan, dan penghasilan memiliki katerkaitan yang erat dalam

membentuk faktor internal pemilik lahan pertanian.

Berbicara mengenai pekerjaan tidak bisa dilepaskan dari latarbelakang

pendidikannya. Mereka yang berpendidikan tinggi umumnya berkeja pada posisi

atau jabatan yang lebih tinggi pula. Konsekuensi selanjutnya adalah mereka

menuntut penghasilan yang tinggi juga. Sehingga dalam hal ini, pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan memang saling terkait.

Mereka yang berpendidikan tinggi dan berusia muda umumnya lebih

berfikir maju dan terbuka mengenai pekerjaan. Umumnya mereka yang berusia

muda dengan tingkat pendidikan yang tinggi tidak mau bekerja sebagai petani dan

berniat alih pekerjaan ke sektor industri. Ternyata dalam hal ini, usia dan

pendidikan berkaitan dengan pembentukan pola pikir petani dalam menjual lahan

pertanian mereka kepada pengusaha.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.12 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian

Pendidikan Penghasilan

Pola pikir

Pekerjaan

Usia

Page 124: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Usia dan pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan pola pemikiran

dalam pertimbangan keputusan penjualan lahan. Berdasarkan keterangan yang

diperoleh dari responden melalui tanya jawab, responden tersebut menjual lahan

pertanian mereka pada saat usia mereka masih muda yaitu kisaran usia 30-40

tahun dan rata-rata tingkat pendidikan responden adalah tamatan SMP. Dalam hal

ini, mereka yang berusia muda cenderung lebih berfikiran terbuka dan maju

daripada usia tua yang cenderung konservatif.

Pekerjaan sebagai petani umumnya mendapatkan penghasilan tergantung

dari hasil panen. Padahal hasil panen juga tidak pasti karena faktor-faktor alam

yang sering membuat hasil panen tidak tentu. Setelah pemilik lahan menjual

tanahnya untuk kepentingan industri, mereka mendapatkan keuntungan dari

penjualan tanah serta mendapatkan keuntungan lain yaitu mendapatkan

kesempatan kerja sebagai buruh pabrik yang dapat memberikan penghasilan lebih

besar daripada bertani. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 30 responden,

sekitar 70% menyatakan bahwa pendapatannya meningkat setelah menjual

lahannya kepada pengusaha (dapat dilihat di rekapan hasil kuisioner). Beberapa

dari responden memberikan keterangan bahwa sebagian dari hasil penjualan lahan

mereka, mereka investasikan kembali ke dalam bentuk sawah/ lahan pertanian

dengan cara membeli tanah/ sawah di tempat lain. Mereka yang dulunya

berkesempatan bekerja sebagai buruh pabrik dan masih memiliki tanah sawah

kembali lagi menggarap sawah setelah usia bertambah dan tenaga berkurang serta

tidak lagi bekerja di pabrik.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.13

Tingkat Usia Responden Pemilik Lahan Pertanian di Zona Industri Palur

811

9

2

0

5

10

15

31-40 41-50 51-60 >60

Page 125: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

4.3.4.2 Keterkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis

Didalam faktor pertimbangan ekonomis terdapat keterkaitan luas lahan,

biaya produksi, dan penawaran yang tinggi dari pengusaha. Bagi pemilik lahan

pertanian yang memiliki lahan luas kemungkinan besar antara keuntungan yang

didapatkan lebih besar daripada biaya produksi yang dikeluarkan. Namun berbeda

sebaliknya dengan kondisi bagi pemilik lahan pertanian yang tidak luas.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.14

Luas Lahan Pertanian Responden Sebelum Dijual Kepada Pengusaha

Dari gambar 4.14 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pemilik lahan

pertanian yang memiliki lahan di atas satu hektar sangat sedikit dan yang paling

banyak menjual lahan pertaniannya adalah meraka yang memiliki lahan di kurang

dari satu kektar. Hal ini dapat diperjelas dari hasil rekapitulasi kuisioner bahwa

biaya produksi ikut menjadi salah satu pertimbangan penjualan lahan pertanian.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.15

Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pertimbangan Penjualan Lahan Pertanian

26

3 10

10

20

30

100-1.000 m2 1.001-10.000 m2 >10.000 m2

25

5

0

10

20

30

ya tidak

Page 126: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Kondisi ini kemudian didukung dengan adanya penawaran yang tinggi

dari penguasaha kepada pemilik lahan pertanian agar mereka berkenan menjual

lahan pertanian mereka. Selain penawaran harga yang tinggi, kesempatan agar

dapat bekerja di sektor pabrik juga ditawarkan oleh pengusaha kepada pemilik

lahan pertanian.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.16

Pengaruh Penawaran Pengusaha terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.17

Katerkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis

4.3.4.3 Keterkaitan Faktor Intervensi Pemerintah

Faktor intervensi pemerintah berkaitan dengan kepemilikan lahan adalah

pajak lahan atau yang lebih kita kenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan.

Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ini berdasarkan kelas-kelas luas tanah yang

telah ditetapkan dan bangunan dimana semakin luas tanahnya maka pajak yang

dikenakan juga semakin tinggi.

Berdasarkan hasil kuisioner, motivasi responden dalam penjualan

lahannya akibat pajak lahan yang dikenakan berkorelasi positif, yang berarti

27

3

0

10

20

30

ya tidak

Luas lahan Biaya produksi

Penawaran yang tinggi dari pengusaha

Page 127: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dengan adanya pajak lahan bagi sebagian besar responden menjadi pemicu dalam

penjualan lahannya kepada pengusaha.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.18

Pengaruh Pajak Lahan terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian

4.4 Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan

Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona

Industri Palur

Perkembangan aktivitas industri dan investasi wilayah perkotaan

Surakarta ke zona industri Palur membutuhkan lahan untuk mewadahi

aktivitasnya. Kebutuhan terhadap lahan industri tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang merupakan preferensi lokasi industri oleh pengusaha.

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui

bahwa faktor-faktor preferensi pengusaha itu antara lain faktor input proses

produksi dengan bobot faktor 0,917 (yang berarti bahwa faktor input proses

produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 91,7%), faktor

penunjang proses produksi dengan bobot 0,812 (yang berarti bahwa faktor

penunjang proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar

81,2%), dan faktor eksternal proses produksi dengan bobot 0,717 (yang berarti

bahwa faktor eksternal proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan

lahan sebesar 71,7%). Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.7, tabel 4.10. Variabel-variabel

terpilih untuk sisi permintaan (sisi preferensi pengusaha tentang lokasi industri)

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Apple, Harding, Smith, Sofyan

27

3

0

10

20

30

ya tidak

Page 128: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Assauri dan Kartasapoetra yang diadaptasi dari Iskandar, 1998 yang dapat dilihat

pada tabel 2.2 atau sub bab 2.3.2. Variabel-variabel terpilih tersebut pada dasarnya

merupakan elemen-elemen dari tiga bagian utama sistem proses produksi yang

pasti dilakukan dalam aktivitas industri, yaitu input, proses dan output.

Pengolahan dengan analisis faktor dilakukan secara terpisah sesuai dengan hasil

pengelompokan tersebut.

Semua faktor memliki keterkaitan yang sangat erat karena ketiga faktor

merupakan faktor-faktor utama proses kegiatan/ aktivitas industri yang sangat

vital bagi eksistensi industri. Kebutuhan terhadap lahan industri ini didukung oleh

kemampuan industri dalam memperoleh lokasi lahan yang ditunjukkan dengan

besarnya modal yang dimiliki, yaitu rata-rata lebih dari 20 juta rupiah. Selain itu,

penduduk di zona industri Palur yang bekerja sebagai buruh industri di zona

industri tersebut sebesar 45,73% dari keseluruhan penduduk yang bekerja,

sedangkan sumbangan PDRB yang diberikan oleh keberadaan industri sebesar

52,08%. Faktor preferensi lokasi industri ini mewakili faktor dari sisi demand

dalam keterkaitan sistem yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur.

Disisi lain pengaruh karakteristik penawaran yang meliputi keterkaitan

antara sistem pengembangan dan sistem lingkungan menjadi pendorong

berubahnya penggunaan lahan. Sistem pengembangan berupa arahan

pengembangan industri yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Karanganyar,

RTRK Palur, RUTRK-RDTRK IKK Jaten, dan SK Gubernur Jawa Tengah serta

motivasi penjualan lahan oleh pemilik lahan pertanian. Faktor-faktor motivasi

penjualan lahan oleh pemilik lahan pertanian ini meliputi faktor internal pemillik

lahan pertanian dengan bobot faktor 0,783 (yang berarti bahwa faktor internal

pemilik lahan pertanian mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar

78,3%), faktor pertimbangan ekonomis dengan bobot 0,703 (yang berarti bahwa

faktor pertimbangan ekonomis mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan

sebesar 70,3%), dan faktor intervensi pemerintah dengan bobot 0,921 (yang

berarti bahwa faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan

pernggunaan lahan sebesar 92,1%). Adapun sejumlah variabel yang membentuk

Page 129: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13. Variabel-variabel terpilih

untuk sisi penawaran (sisi preferensi pemilik lahan pertanian) sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Mather,1986 dan Gasson,1973 dalam Healey dan Ilbery,

1990 : 190-192 yang dapat dilihat pada tabel 2.3 atau sub bab 2.3.3. Ketiga faktor

ini mempengaruhi pola pemikiran pemilik lahan dalam menjual lahannya. Dengan

tanpa mengelompokkan variabel terpilih terlebih dahulu, telah didapatkan hasil

pengelompokan yang telah sesuai berdasarkan kesamaan karakteristik antara

variabel terpilih.

Perubahan penggunaan lahan muncul sebagai akibat dari interaksi antara

permintaan dan penawaran lahan. Dengan mengetahui faktor-faktor permintaan

dan penawaran lahan di zona industri Palur diharapkan dapat memberikan usulan

pengembangan zona industri Palur khususnya pengembangan aktivitas industri.

Untuk mengetahui lebih jelas proses beserta keterkaitan perubahan penggunaan

lahan di zona industri Palur dapat dilihat pada gambar 4.19.

Page 130: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Penyebab perubahan penggunaan lahan Usulan pengembangan

Karakteristik penawaran lahan

Sistem pengembangan · RTRW Kabupaten

Karanganyar (Review 2006)

· RTRK zona Palur 1991-2001

· RUTRK-RDTRK IKK Jaten

· SK Gubernur Jawa Tengah · Motivasi penjualan lahan

oleh pemilik lahan pertanian

· Perubahan penggunaan lahan, luas lahan pertanian menyusut 126,596 Ha dan luas lahan industri bertambah 54,6 Ha

· Harga lahan dari tahun 1991 sampai tahun 2010 terus meningkat (lihat tabel 3.8)

Sumber : Analisis 2010

Gambar 4.19 Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan

Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur

Faktor input proses produksi · Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga kerja

Faktor penunjang faktor produksi · Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi

Faktor eksternal · Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar

Sistem aktivitas industri

Kemampuan industri · Modal > 20 juta rupiah · Menyerap tenaga kerja 45,73%

dari keseluruhan penduduk yang bekerja

· Sumbangan PDRB dari sektor industri sebesar 52,08%

Page 131: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

BAB 5

PENUTUP

5.4 Kesimpulan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri yang telah dilakukan memberikan penjelasan

bagaimana pengaruh permintaan aktivitas industri terhadap lahan dan penawaran

lahan dari pemilik lahan pertanian. Beberapa temuan studi yang berkaitan dengan

fenomena perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri yang terjadi di

zona industri Palur adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan aktivitas perkotaan

Pertumbuhan kota Surakarta sebagai pusat pertumbuhan dalam

kawasan strategis SuBoSuka mengakibatkan terjadinya perkembangan

aktivitas kota ke daerah-daerah di sekitarnya, termasuk ke zona industri Palur,

Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar yang lokasinya berbatasan dengan

kota Surakarta. Akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan baik secara fisik

maupun non-fisik. Perubahan secara fisik tersebut dapat terlihat dari

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non-pertanian yang salah

satunya adalah untuk penggunaan lahan industri. Luas lahan pertanian selama

kurang lebih dua puluh tahun mengalami penyusutan sebesar 126,596 Ha, dan

disisi lain luas lahan industri mengalami peningkatan sebesar 54,6 Ha.

Perubahan luas lahan pertanian di zona industri Palur memang tidak

seluruhnya beralih fungsi menjadi lahan industri, namun juga beralih untuk

guna lahan perumahan, perdagangan, dan jasa. Meskipun demikian, alih

fungsi lahan dari penggunaan pertanian menjadi industri tetap menjadi fokus

penelitian karena ada indikasi penyimpangan dari peraturan yang telah

ditetapkan.

Perubahan luas lahan ini menunjukkan bahwa permintaan aktivitas

industri di zona industri Palur lebih tinggi dari permintaan aktivitas pertanian.

Salah satu temuan studi dari analisis perubahan penggunaan lahan lahan

adalah besarnya luas lahan untuk aktivitas industri yang tidak sesuai dengan

Page 132: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

arahan, salah satunya adalah arahan dalam RTRK Palur. Dalam kasus ini telah

terjadi peyimpangan luas dan lokasi industri dari yang telah ditetapkan dalam

RTRK Palur.

Jika mengacu pada teori Losch dan Weber, lokasi industri di zona

industri Palur dirasa oleh industri dapat memberikan keuntungan karena

lokasinya yang strategis. Sehingga tidaklah mengherankan jika banyak

industri yang menginginkan berlokasi di zona industri Palur. Karena di zona

industri Palur sebagai daerah pinggiran masih terdapat cukup luas lahan non

terbangun (persawahan), maka alih fungsi lahan dari pertanian menjadi

industri untuk mendukung permintaan yang ada tidak dapat dihindarkan. Hal

ini sesuai dengan yang disebutkan Koestoer dalam Iskandar (1997:3-4), hall

(1996:241-242, dan Bachriadi (1997:2).

Sedangkan perubahan non-fisiknya terlihat dari lifestile/ gaya hidup

dan karakteristik kegiatan masyarakat di zona industri Palur yang menjadi

kekotaan, salah satunya terlihat dari mata pencaharian masyarakat di zona

industri Palur yang bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri dan

besarnya PDRB yang didapatkan dari sektor industri lebih besar dari sektor

pertanian. Masyarakat yang bekerja di sektor industri adalah sebanyak 6736

jiwa, dan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 2430 jiwa.

Sumbangan PDRB dari sektor industri (ADHB) adalah 52,08 %, sedangkan

sumbangan PDRB dari sektor pertanian (ADHB) 20,08%.

2. Proses perkembangan aktivitas industri dan perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi industri

Adapun dalam proses perubahannya, terjadi pertemuan antara demand

dan supply dimana dari sisi demand, preferensi pengusaha dalam berlokasi

industri memerlukan lahan untuk membangun pabrik dan dari sisi supply,

preferensi pemilik lahan pertanian dalam penjualan lahannya mengakibatkan

terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri. Terkait

dengan konsep yang dikemukakan oleh Chapin, dapat diterangkan bahwa

sistem aktivitas kota diwakili oleh sisi demand, sistem lingkungan dan

pengembangan lahan diwakili oleh sisi supply.

Page 133: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

DEMAND

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri : · Luas lahan industri

bertambah 54,6 ha · Luas lahan pertanian

menurun 126,596 ha

Faktor input proses produksi · Modal · Lokasi bahan baku · Harga bahan baku · Jumlah tenaga kerja · Tk. Pendidikan tenaga kerja

Faktor penunjang faktor produksi

· Fisik lahan · Ketersediaan air · Sarana dan prasarana · Aksesibilitas · Harga lahan · Iklim · Sumber energi

Faktor eksternal · Kedekatan dengan CBD · Intervensi pemerintah · Sikap penerimaan

masyarakat · Stabilitas keamanan · Sosialisasi RTRK · Jangkauan pasar

Kebijakan pemerintah : RTRK Palur, RTRW Kabupaten Karanganyar, RUTRK-RDTRK IKK Jaten, SK Gubernur

SUPPLY · Penghasilan · Luas lahan · Usia · Pendidikan · Pekerjaan · Pajaklahan · Pola pemikiran pemilik lahan · Biaya produksi · Penawaran tinggi daripengusaha

Perkembangan aktivitas industri : · Penduduk yang bekerja di sektor

industri 6736 orang · Penduduk yang bekerja di sektor

pertanian 2430 orang · PDRB dari sektor industri

(ADHB) 52,08 % · PDRB dari sektor pertanian

(ADHB) 20,08%

Motivasi penjual lahan pertanian untuk mendukung aktivitas industri

Kebutuhan lahan untuk pembangunan industri

Page 134: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri di zona industri Palur

· Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri dari sisi permintaan, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor input proses produksi, dengan bobot 0,917 yang berarti bahwa

faktor input proses produksi mempengaruhi perubahan pernggunaan

lahan sebesar 91,7%.

b. Faktor penunjang proses produksi, dengan bobot 0,812 yang berarti

bahwa faktor penunjang proses produksi mempengaruhi perubahan

pernggunaan lahan sebesar 81,2%.

c. Faktor eksternal proses produksi, dengan bobot 0,717 yang berarti

bahwa faktor eksternal proses produksi mempengaruhi perubahan

pernggunaan lahan sebesar 71,7%.

Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.7, tabel 4.10. Variabel-variabel terpilih untuk

sisi permintaan (sisi preferensi pengusaha tentang lokasi industri) ini

mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Apple, Harding, Smith, Sofyan

Assauri dan Kartasapoetra yang diadaptasi dari Iskandar, 1998 yang dapat

dilihat pada tabel 2.2 atau sub bab 2.3.2.

Variabel-variabel terpilih tersebut pada dasarnya merupakan elemen-elemen

dari tiga bagian utama sistem proses produksi yang pasti dilakukan dalam

aktivitas industri, yaitu input, proses dan output. Pengolahan dengan analisis

faktor dilakukan secara terpisah sesuai dengan hasil pengelompokan tersebut.

· Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri dari sisi penawaran, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal pemilik lahan, dengan bobot 0,783 yang berarti

bahwa faktor internal pemilik lahan pertanian mempengaruhi

perubahan pernggunaan lahan sebesar 78,3%.

b. Faktor pertimbangan ekonomis, dengan bobot 0,703 yang berarti

bahwa faktor pertimbangan ekonomis mempengaruhi perubahan

pernggunaan lahan sebesar 70,3%.

Page 135: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

c. Faktor intervensi pemerintah, dengan bobot 0,92 yang berarti bahwa

faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan pernggunaan

lahan sebesar 92,1%.

Adapun sejumlah variabel yang membentuk ketiga faktor tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.13. Variabel-variabel terpilih untuk sisi penawaran (sisi

preferensi pemilik lahan pertanian) ini mengacu pada teori yang dikemukakan

oleh Mather,1986 dan Gasson,1973 dalam Healey dan Ilbery, 1990 : 190-192

yang dapat dilihat pada tabel 2.3 atau sub bab 2.3.3.

Ketiga faktor ini mempengaruhi pola pemikiran pemilik lahan dalam menjual

lahannya. Dengan tanpa mengelompokkan variabel terpilih terlebih dahulu,

telah didapatkan hasil pengelompokan yang telah sesuai berdasarkan

kesamaan karakteristik antara variabel terpilih.

5.5 Kelemahan Studi

Studi yang telah dilakukan ini memiliki keterbatasan dan kelemahan, yaitu :

1. Jumlah sampel responden pengusaha tidak dibedakan berdasarkan jenis

industrinya (dianggap homogen) dan sampel yang diambil tidak

berdasarkan unit per desa mengingat sebaran industri per desa tidak sama.

2. Data mengenai pemilik lahan pertanian yang pernah menjual lahannya

untuk kepentingan industri sangat terbatas, sehingga pengambilan sampel

pemilik lahan pertanian dalam studi ini hanya terbatas pada standar

minimal distribusi normal yaitu sebanyak 30 responden. Dalam studi ini

ciri-ciri dari populasi dianggap homogen, yaitu responden pemilik lahan

pertanian yang hanyamenjual lahnnya untuk kepentingan industri.

Page 136: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

5.6 Rekomendasi

5.6.1 Rekomendasi Bagi Rencana Guna Lahan

Dilihat dari faktor penyebab perubahan, terjadinya perubahan

penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

disebabkan pengaruh aktivitas industri yang berorientasi pada keuntungan

ekonomi, yaitu mencari lokasi yang paling menguntungkan bagi usahanya.

Permintaan yang tinggi terhadap lahan industri di zona industri Palur

menunjukkan besarnya investasi industri ke zona tersebut. Besarnya investasi

industri yang masuk ini hendaknya telah diantisipasi dengan penyediaan lahan

yang sesuai dengan kriteria lokasi industri. Berkaitan dengan fenomena perubahan

penggunaan lahan di zona industri Palur, berdasarkan temuan studi yang

dihasilkan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan beberapa masukan atau

rekomendasi untuk kesempurnaan produk rencana pengguna lahan dimasa

mendatang, yaitu:

1. Pengendalian perubahan pengguna lahan

Pada lokasi studi, dimungkinkan untuk tetap konsisten terhadap RTRK Palur

1991-2001. Untuk mempertahankan lahan pertanian produktif di zona industri

Palur, perkembangan industri baru diarahkan ke kawasan industri

Gondangrejo yang tentunya juga ditunjang dengan fasilitas berupa

infrastruktur dan masterplan nya sehingga kawasan industri yang baru dapat

mengakomodasi segala kepentingan industri. Industri yang telah ada dan telah

dibatasi sesuai peraturan yang telah ditetapkan, perkembangannya harus

berwawasan lingkungan. Selanjutnya diperlukan RTRK Palur yang baru untuk

memperbaharui RTRK yang lama. Di dalam penyusunan RTRK yang baru

diharapkan dapat mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang

tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terrjadi perubahan

yang cenderung menyimpang akan segera diantisipasi.

2. Pengendalian penyebab perubahan penggunaan lahan

Penyebab perubahan penggunaan lahan berdasarkan faktor-faktor yang telah

dijelaskan sebelumnya memberi penjelasan bahwa permintaan yang besar

terhadap lahan menunjukkan adanya potensi besar yang dimiliki zona industri

Page 137: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Palur, sehingga menjadi daya tarik bagi pengusaha industri untuk mendirikan

pabriknya di lokasi tersebut. Permintaan lahan yang besar tersebut

menyebabkan terjadinya penawaran lahan oleh pemilik lahan pertanian

sehingga perubahan penggunaan lahan pun terjadi. Hal tersebut sulit dicegah,

namun dapat diarahkan dengan melaksanakan sosialisasi terhadap peraturan,

program, dan kebijakan dengan melibatkan pihak swasta dan pemilik lahan

pertanian secara efektif.

3. Kewenangan Pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk mengarahkan dan

lebih jauh lagi menentukan penggunaan lahan harus diatur oleh suatu

ketentuan dan standar yang jelas sehingga tidak dapat dioperasikan seenaknya

berdasarkan keinginan/ kebutuhan sesaat, serta harus secara benar diarahkan

pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

4. Selain itu juga diperlukan kebijakan terkait sektor pertanian, dimana

pemerintah perlu merangsang sektor pertanian agar dapat lebih maju, salah

satunya dengan menstabilkan harga produk pertanian.

5.6.2 Rekomendasi Bagi Studi Lanjutan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat dilakukan studi-studi lanjutan

berkenaan dengan materi studi.

1. Studi evaluasi RTRK Palur, studi ini bertujuan untuk mengetahui rencana arah

perkembangan Palur yang disesuaikan dengan perkembangan zona industri

Palur di lapangan.

2. Studi analisis perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

dengan lingkup wilayah studi yang lebih luas, misalnya Kabupaten

Karanganyar atau wilayah perkotaan Surakarta.

3. Studi analisis perbandingan lokasi industri potensial di Kabupaten

Karanganyar.

4. Studi dampak perkembangan industri di zona industri Palur terhadap

perkembangan Kabupaten Karanganyar, baik dari segi fisik maupun non-fisik.

Page 138: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Buku Terbitan :

Bachriadi, Dianto et al. 1997. Restorasi Agraria. Jakarta: Lembaga Penelitian FE

UI.

Catanese, Anthony. J, James C. Snyder. 1989. Pengantar Perencanaan Kota.

Terjemahan Susongko. Jakarta: Erlangga.

Chapin Jr. F Stuart and Edward J. Kaiser. 1979. Urban Land Use Planning.

Third Edition. Chicago: University of Illinoise Press.

Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Kamus Tata Ruang.

Jakarta: JAP

Djojodipuro, Marsudi. 1990. Teori Lokasi. Jakarta: FE UI.

Hall, Hill. 1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966: Sebuah Studi

Krisis dan Komprehensif. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Harvey, Jack. 1992. Urban Land Economics. Third Edition. London: Macmillan.

Kachigan, Sam Kash. 1986. Statistical Analysis. New York: Radius Press.

Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Cv.

Mandar Maju.

Michael, J. Healey and Brian, W. Ilbery. 1990. Location and Change

Perspectives on Economic Geography. New York: Oxford University

press.

Lichfield, Nathaniel; Darin-Drabkin, Haim. 1980. Land Policy in Planning.

London: George Allen and Unwin.

Reksohadiprojo, Pradono Sukanto. 1998. Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Energi. Yogyakarta: BPFE.

Santoso, Djoko. 2003. Manajemen Industri. Surakarta: Lab BKK UNS

Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS.

Singarimbun, Effendi. 1999. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Smith, David M. 1981. Industrial Location. New York. John Willey and Sons

Ltd.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Page 139: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara

Buku Data dan Laporan :

Daftar Perusahaan Menengah dan Besar Di Kabupaten Karanganyar. Dinas

Perindustrian dan Perdagangan serta Koperasi Kabupaten Karanganyar,

2009.

Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Karanganyar,

2009.

Mantri Statistik Kecamatan Jaten. Monogarfi Kecamatan Jaten 2009. Kantor

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, 2009.

Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar

1996-2006. Bappeda Kabupaten Karanganyar, 2006.

Rekapitulasi Ijin Lokasi Kabupaten Karanganyar 1990-2008. BPN Kabupaten

Karanganyar, 2008.

Rencana Tata Ruang Kawasan Palur 1991-2001. Bappeda Kabupaten

karanganyar, 1991.

Hasil penelitian :

Harjanti, Astriana. 2001. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Perubahan

Penggunaan Lahan Permukiman Menjadi Komersial di Kawasan

Kemang. Kolokium. Program Studi Teknik Planologi Sekolah Tinggi

Teknologi Nasional, Yogyakarta.

Iskandar, Benny. 1997. Preferensi Industri manufaktur di Kota Semarang dan

Surabaya Terhadap Kriteria Lokasi Industri. Tugas Akhir. Program

Studi Teknik Planologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional, Yogyakarta.

Maulana, David Alvian. 1999. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Non Pertanian di Kotamadya Madiun tahun 1986 sampai

dengan tahun 1996. Skripsi. Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.

Napitulu, Tetti. 1999. Pengaruh Pembangunan Kota Baru Terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Jabotabek. Kolokium.

Page 140: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Program Studi Teknik Planologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional,

Yogyakarta.

Nurlambang, Triarko. 2001. Pendekatan Tinjauan Sosial Ekonomi Dalam

Kajian Kerusakan Lahan/Tanah.

http: /www.bk.or.id/artikel.php?op=versi cetak&artid=4.

Orleanti, Dwi. 2000. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Konversi lahan Pertanian (Sawah) Menjadi Lahan Perkotaan (Studi

Kasus Semarang). Kolokium. Program Studi Teknik Planologi Sekolah

Tinggi Teknologi Nasional, Yogyakarta.

Wijaya, Holi Bina. 1999. Improvement of Land Use Planning by Land Market

Analysis on Land bid Rent Model. Tesis. Urban Management Centre,

Rotterdam.

Page 141: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : ISNAENI MURTI NUR WENI

2. NIM : I0606027

3. Tempat/ Tanggal Lahir : Sukoharjo, 29 Agustus 1987

4. Alamat : Dukuh Rt. 04 Rw. 02 Dukuh Mojolaban Sukoharjo

5. Pendidikan :

a. SD Negeri Dukuh 01 Mojolaban (Tahun 1994-200)

b. SLTP Negeri 02 Mojolaban (Tahun 2000-2003)

c. SMU WARGA Surakarta (Tahun 2003-2006)

d. S1 pada Progam Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta (Tahun 2006-2010)

6. Pengalaman Kegiatan:

a. Peserta dalam Seminar Nasional “Peran Sektor Transportasi dalam

Pertumbuhan Ekonomi” yang deselenggarakan oleh Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret di

Universitas Sebelas Maret Surakarta tanggal 20 September 2006

b. Peserta dalam Seminar Nasional “Solo Long-lived Heritage 77 tahun

Pasar Gede in Memorian of Herman Thomas Karsten” yang

diselenggarakan oleh Solo Heritage Community Surakarta tanggal 13

Januari 2007

c. Peserta dalam Kegiatan “Pelatihan Sistem Informasi Geografi Tingkat

Dasar Angkatan VI” yang diselenggarakan oleh Program Studi

Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta tanggal 29 Januari s.d. 03

Februari 2007.

d. Peserta pada Seminar Nasional “Transit City Development” yang

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Planologi Universitas

Diponegoro di Universitas Diponegoro Semarang tanggal 17 Maret

2007.

Page 142: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Peserta dalam Kuliah tamu “Peran Ilmu Perencanaan Wilayah dan

Kota dalam Pambangunan Nasional dan Daerah” yang

diselenggarakan oleh Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

tanggal 2 Juni 2007.

f. Peserta dalam Kegiatan “Pelatihan Pendampingan Pengenalan

Masalah dan Rencana Tindak Desa” yang diselenggarakan oleh

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta di Fakultas

Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta tanggal 13 Oktober 2008.

g. Peserta dalam Kegiatan “Stadium General Prospect of Engineering’s

World in The Future" yang diselenggarakan oleh Forum Eksekutif

Mahasiswa Teknik Jateng-DIY bekerjasama dengan Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

tanggal 19 Desember 2008.

h. Fasilitator dalam Kegiatan “Pendampingan Pengenalan Masalah dan

Rencana Tindak Desa” yang diselenggarakan oleh Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta di Lingkungan Sentul Kelurahan

Delingan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar tanggal 24

Januari 2009.

i. Peserta Praktik Profesi pada proyek “Penyusunan Peraturan Zonasi

Sebagian Kawasan (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) di Sebagian

Wilayah Perkotaan Yogyakarta Tahun 2010-2029” yang

diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU) di PT.

Titimatratujutama Yogyakarta tanggal 27 Juli s.d. 27 Oktober 2009.

j. Peserta dalam Studi Ekskursi/Kuliah Kerja Lapangan Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta

ke Singapura tanggal 9-12 November 2009.

Page 143: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lembar kuisioner ini disusun dan dibuat untuk kepentingan penelitian Mata Kuliah Tugas Akhir mahasiswa S1 Reguler Progam Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAGIAN I : IDENTITAS RESPONDEN

1.1. Nama pengisi data : .................................................................................. 1.2. Jabatan pengisi data : .................................................................................. 1.3. Nama Perusahaan : .................................................................................. 1.4. Alamat : .................................................................................. 1.5. Jumlah Tenaga kerja : ........................................................................ orang 1.6. Perusahaan/ pabrik di lokasi saat ini, berdiri tahun ....... dan berproduksi sejak

tahun ....... 1.7. Produksi perusahaan industri ini:

a. Produksi utama : .................................................................................. b. Produksi lain : (bila lebih dari satu jenis, tuliskan mulai dari

produksi terbesar). ........................................................................................................................ ................................................................................................................................................................................................................................................

BAGIAN II : FAKTOR-FAKTOR LOKASI INDUSTRI

2.1. Seberapa penting faktor-faktor dalam pertimbangan penentuan lokasi perusahaan/pabrik anda? (berilah tanda √ pada kolom SP apabila menurut anda sangat penting, P untuk pertimbangan penting, dan TP untuk pertimbangan tidak penting/tidak mempengaruhi)

Page 145: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Faktor-Faktor Lokasi Secara Umum

No Faktor Lokasi SP P TP Kenyataan lapangan

di lokasi pabrik 1 Kedekatan lokasi bahan

baku dengan pabrik

2 Harga bahan baku yang murah

3 Kondisi fisik lingkungan terkait dengan jenis tanah, ketinggian tanah dan kemiringan tanah yang sesuai untuk lokasi pabrik

4 Iklim terkait dengan musim, temperatur dan curah hujan yang sesuai untuk lokasi pabrik

5 Kedekatan pabrik dengan sarana pendukung :

Perumahan

Bank

Fasilitas kesehatan

Fasilitas pengolahan limbah

Terminal

Pangkalan truk

6 Aksesibilitas/kelancaran arus pergerakan untuk melakukan faktor produksi

7 Harga lahan tempat industri/pabrik yang murah

8 Tingkat pendidikan dan upah tenaga kerja yang rendah dan murah

9 Kedekatan lokasi industri/pabrik dengan pusat kota

10 Intervensi pemerintah dalam melakukan aktivitas

Page 146: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

industri/pabrik, misalnya dalam bentuk pembatasan-pembatasan tertentu

11 Sikap penerimaan masyarakat setempat yang baik terhadap keberadaan dan aktivitas industri/pabrik

12 Stabilitas keamanan pabrik yang baik

13 Sosialisasi RTRK

b. Faktor-Faktor Lokasi Terinci (lingkari jawaban anda)

1. Berapakah modal yang digunakan untuk memulai usaha ini? a. < 100 juta b. 100 – 500 juta c. > 500 juta

2. Darimanakah bahan baku diperoleh? a. Dalam kota b. Luar kota dalam provinsi c. Luar provinsi d. Luar pulau/luar negeri

3. Kemanakah produk/hasil produksi dipasarkan?

a. Dalam kota b. Luar kota dalam provinsi c. Luar provinsi d. Luar pulau/ luar negeri

4. Berapakah jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan/pabrik anda? a. 5 – 19 orang b. 20 – 99 orang c. > 100 orang

5. Apakah rata-rata tingkat pendidikan tenaga kerjanya? a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan Tinggi

6. Dari daerah manakah sebagian besar tenaga kerja perusahaan anda berasal? a. Sekitar lokasi pabrik yang termasuk ke dalam kawasan industri,

yaitu dari Desa Ngringo, Dagen, Sroyo, Jetis, Brujul. b. Luar kawasan industri namun masih dalam satu kota/kabupaten c. Luar kota/luar kabupaten

Page 147: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Luar provinsi 7. Darimanakah sumber tenaga/sumber energi diperoleh?

a. Pembangkit tenaga listrik (PLN) b. Pembangkit tenaga sendiri c. Gabungan

8. Apakah sejauh ini anda mengetahui adanya peraturan mengenai pembatasan lokasi dan aktivitas industri di kawasan industri Palur, misalnya SK Gubernur Jawa Tengah No. 593.6/68651980 tanggal 5 Juni 1980 atau Rencana Tata Ruang Kawasan industri Palur? a. Ya b. tidak

Terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan kepada kami, dan semoga kerjasama yang terjalin ini dapat berlangsung di masa mendatang.

Untuk menjaga hubungan kerjasama dan komitmen kerahasiaan data yang kami janjikan, maka kami mohon untuk dapat diberikan gambaran mengenai bagaimana saja yang sekiranya tidak boleh kami sebarluaskan informasinya, yaitu bagian : ....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Apabila dalam proses selanjutnya, dalam rangkaian studi ini kami memerlukan data tambahan, pihak yang dapat kami hubungi adalah :

Bapak/ibu : ..............................................................................................

Bagian : ..............................................................................................

Telepon/fax/email : ..............................................................................................

Page 148: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lembar kuisioner ini disusun dan dibuat untuk kepentingan penelitian Mata Kuliah Tugas Akhir mahasiswa S1 Reguler Progam Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAGIAN I : IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ..............................................................................................

Usia : ..............................................................................................

Pekerjaan : ..............................................................................................

Pendidikan : ..............................................................................................

BAGIAN II

1. Tahun berapa anda membeli tanah? 2. Tahun berapa anda menjual tanah? 3. Berapa luas lahan yang anda miliki sebelum dijual? 4. Mengapa anda menjual lahan pertanian anda? (turunnya kebanggaan sebagai

petani, alih profesi/memilih pekerjaan lain, alasan lain) * 5. Berapa penghasilan yang anda dapat dari hasil pengolahan lahan anda

sebelum dijual? 6. Apakah penghasilan dari pengolahan lahan lebih besar daripada biaya

produksi/biaya mengolah lahan? (ya/tidak)* 7. Apakah anda mempunyai pemikiran bahwa anak/ penerus anda hendaknya

bekerja sebagai petani saja? (ya/tidak)*

Page 149: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Apakah pajak tanah/ Pajak Bumi dan Bangunan yang dikenakan kepada anda cukup memberatkan sehingga anda termotivasi untuk menjual lahan anda? (ya/tidak)*

9. Apakah harga yang ditawarkan oleh pembeli untuk lahan anda cukup tinggi sehingga anda tertarik untuk menjual lahan anda untuk kepentingan industri? (ya/tidak)*

10. Setelah anda menjual tanah, bagaimana pendapatan yang anda dapat? (meningkat/tidak)*

Keterangan :

*) coret yang tidak perlu

Terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang telah anda berikan.

Page 150: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN A

FORM KUISIONER

Page 151: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

REKAPITULASI HASIL KUISIONER PENGUSAHA INDUSTRI

Responden Luas Lahan

(m2)

Jumlah

Tenaga Kerja

Modal

(juta)

PT. Tunggak Waru Semi

8.650 75 450

PT. Lombok Gandaria 9.940 312 1.126

PT. Sridadi 10.000 30 420

PT. Sekar Nusa Kreasi Indonesia

2.120 800 4.000

PT. Agung Winyawan Sentosa Tekstil

10.000 850 357

PT. Tiga Pilar Sakti 9.000 360 400

PT. Restugas Aji 14.130 100 4.130

PT. Plastik Santosa 14.695 350 109

PT. Warih Sejahtera 11.198 354 220

PT. Top Asli 6.000 80 240

PT. Yosidoromo Cemerlang

11.086 70 300

PT. Haryanto Prasetyo 20.000 150 780

PT. Indatex 25.034 420 4.500

PT. Sarana Indoboga Pratama

1820 120 400

PT. Indo caly Plast 26.090 838 3200

PT. Inti Indah Dunia Plastindo

16.065 183 100

PT. Daya Delta Intertama

800 60 900

PT. Sariwarna Tekstil 13.361 750 5250

Page 152: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PT. Plastik Matahari 10.315 200 1.200

PT. Sumber Bengawan Palsindo

3.765 260 2.500

PT. Sinar Agung Selalu Sukses

10.000 60 900

PT. Javabag 10.000 80 900

c. Faktor-Faktor Lokasi Secara Umum

Faktor Lokasi Frekuensi

Total SP P TP

Kedekatan lokasi bahan baku dengan pabrik 26 12 3 41

Harga bahan baku yang murah 27 14 0 41

Kondisi fisik lingkungan terkait dengan jenis tanah, ketinggian tanah dan kemiringan tanah yang sesuai untuk lokasi pabrik

22 13 6 41

Iklim terkait dengan musim, temperatur dan curah hujan yang sesuai untuk lokasi pabrik

1 1 39 41

Kedekatan pabrik dengan sarana pendukung : perumahan 37 3 1 41

Bank 37 4 0 41

fasilitas kesehatan 37 4 0 41

fasilitas pengolahan limbah 36 3 2 41

terminal 32 4 3 41

pangkalan truk 30 6 5 41

Aksesibilitas/kelancaran arus pergerakan untuk melakukan faktor produksi

34 7 0 41

Harga lahan tempat industri/ pabrik yang murah

27 14 0 41

Page 153: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tingkat pendidikan dan upah tenaga kerja yang rendah dan murah

37 4 0 41

Kedekatan lokasi industri/ pabrik dengan pusat kota

35 6 0 41

Intervensi pemerintah dalam melakukan aktivitas industri/pabrik, misalnya dalam bentuk pembatasan-pembatasan tertentu

16 21 4 41

Sikap penerimaan masyarakat setempat yang baik terhadap keberadaan dan aktivitas industri/pabrik

28 13 0 41

Stabilitas keamanan pabrik yang baik 32 9 0 41

d. Faktor-Faktor Lokasi Terinci

9. Berapakah modal yang digunakan untuk memulai usaha ini? d. < 100 juta (0) e. 100 – 500 juta (15) f. > 500 juta (26)

10. Darimanakah bahan baku diperoleh? a. Dalam kota (9) b. Dalam kota dan luar kota dalam provinsi (18) c. Dalam kota dan luar provinsi (7) d. Luar pulau/luar negeri (7)

11. Kemanakah sebagian besar produk/ hasil produksi dipasarkan? e. Dalam kota (13) f. Dalam kota dan luar kota dalam provinsi (16) g. Dalam kota dan luar provinsi (10) h. Luar pulau/luar negeri (2)

12. Berapakah jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan/pabrik anda? d. 5 – 19 orang (0) e. 20 – 99 orang (9) f. > 100 orang (32)

13. Apakah rata-rata tingkat pendidikan sebagian besar tenaga kerjanya? e. SD (0) f. SLTP (15) g. SLTA (26) h. Perguruan Tinggi (0)

14. Dari daerah manakah sebagian besar tenaga kerja perusahaan anda berasal?

e. Sekitar lokasi pabrik yang termasuk ke dalam kawasan industri, yaitu dari Desa Ngringo, Dagen, Sroyo, Jetis, Brujul (17)

Page 154: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Luar kawasan industri namun masih dalam satu kota/kabupaten (13) g. Luar kota/luar kabupaten (11) h. Luar provinsi (0)

15. Darimanakah sumber tenaga/sumber energi diperoleh? d. Pembangkit tenaga listrik (PLN) (21) e. Pembangkit tenaga sendiri (7) f. Gabungan (13)

16. Darimanakan sumber air diperoleh? a. Air tanah/permukaan (17) b. Air PDAM (15) c. Ganbungan (8)

d. Apakah sejauh ini anda mengetahui adanya peraturan mengenai pembatasan lokasi dan aktivitas industri di kawasan industri Palur, misalnya SK Gubernur Jawa Tengah No. 593.6/68651980 tanggal 5 Juni 1980 atau Rencana Tata Ruang Kawasan industri Palur? c. Ya (10) d. Tidak (31)

REKAPITULASI HASIL KUISIONER PEMILIK LAHAN PERTANIAN

No Nama Alamat Usia Pekerjaan Pendidikan Penghasilan Tahun

Pembelian Tanah

Luas Lahan yang dijual

(m2)

1 Sunarno Jetis 50 Petani SD 1.500.000 1985 800

2 Santoso Jetis 51 Buruh pabrik SMP 700.000 1987 800

3 Kasiman Jetis 60 Petani SD 2.500.000 1980 8.500

4 Suroto Jetis 46 Buruh tani SMP 900.00 1990 1.000

5 Atmorejo Jetis 64 Petani SD 3.500.000 warisan 12.000

6 Tokarno Jetis 58 Petani SD 2.000.000 1980 900

7 Karyorejo Dagen 55 Buruh pabrik SD 700.000 1981 1.000

8 Hartoyo Dagen 55 Buruh pabrik SMP 700.000 1988 800

9 Mariman Dagen 49 Buruh pabrik SD 800.000 1985 900

10 Todikromo Dagen 60 Buruh tani SD 600.000 warisan 1.000

11 Martorejo Dagen 46 Buruh pabrik SD 800.000 1978 1.000

Page 155: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 Sumarso Dagen 46 Petani SMP 1.600.000 1989 600

13 Sowirejo Sroyo 63 Petani SD 2.800.000 1978 6.000

14 Mudakir Sroyo 52 Buruh pabrik SMP 700.000 1987 500

15 Sholikhin Sroyo 54 Buruh pabrik SD 700.000 1986 400

16 Taryono Sroyo 50 Buruh pabrik SMA 1.500.000 1992 8.000

17 Suntoro Sroyo 55 Buruh pabrik SMP 700.000 1991 600

18 Rochmat Sroyo 49 Buruh pabrik SMA 800.000 1986 800

19 Kartorejo Brujul 35 petani SD 1.400.000 1986 750

20 Sodirejo Brujul 35 Petani SD 2.500.000 1975 1.000

21 Marino Brujul 35 petani SD 1.500.000 1983 500

22 Suroto Brujul 40 Buruh pabrik SMP 800.000 1988 300

23 Sadiman Brujul 41 Buruh pabrik SMP 800.000 1985 1.000

24 Suratmin Brujul 40 Buruh tani SMP 900.000 1987 500

25 Ponijan Ngringo 38 Petani SD 2.500.000 1984 1.000

26 Katimin Ngringo 49 Petani SD 1.500.000 1989 900

27 Sukarso Ngringo 40 Buruh pabrik SMP 800.000 1985 600

28 Suparwono Ngringo 42 Buruh pabrik SMA 900.000 1986 800

29 Parwito Ngringo 42 Buruh pabrik SMP 700.000 1988 600

30 Sukasto Ngringo 38 Buruh pabrik SMA 800.000 1987 800

Page 156: TUGAS AKHIR FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... · mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah penghasilan dari pengolahan lahan lebih besar daripada biaya produksi/biaya mengolah lahan

25 5

2 Apakah anda mempunyai pemikiran bahwa anak/penerus anda hendaknya bekerja sebagai petani saja

7 23

3 Apakah pajak tanah/Pajak Bumi dan Bangunan yang dikenakan kepada anda cukup memberatkan sehingga anda termotivasi untuk menjual lahan anda

27 3

4 Apakah harga yang ditawarkan oleh pembeli untuk lahan anda cukup tinggi sehingga anda tertarik untuk menjual lahan anda untuk kepentingan industri? (ya/tidak)

27 3

5 Setelah anda menjual tanah, bagaimana pendapatan yang anda dapat?

21 9