Tugas Akhir

download Tugas Akhir

of 8

description

tugas akhir akuntansi

Transcript of Tugas Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangSeiring dengan perkembangan zaman kita sering terbuai oleh kecanggihan alat-alat terbaru yang membuat praktis pergerakan kita, pemandangan yang nampak gedung-gedung menghiasi alam sekitar kita, pembangunan-pembangunan yang selalu dilakukan perkotaan , namun dibalik semua itu kadang tidak terpikir oleh kita tentang bagaimana nasib lingkungan sekitar apakah berpengaruh dengan modernisasi yang dilakukan manusia. Dalam beraktivitas atau membuat sesuatu terkadang manusia hanya menilai dari sisi positifnya saja sedangkan negativenya hampir selalu dianggap tidak ada, hal semacam itu membuat kita berpikir segala sesuatu itu sangatlah mudah dan selalu sesuai dengan keinginan kita bagaimanapun jalannya tanpa mempertimbangkan dampak selanjutnya.Saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (Corporate Sustainability) hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Konsep pembangunan berkelanjutaan menjelaskan bahwa perusahaan adalah alat bagi manusia untuk mencapai tujuan bersama, yaitu keadilan intra dan antar generasi dalam dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. Apabila terdapat kondisi ketimpangan tiga ranah di atas maka hampir bisa dipastikan akan menghasilkan konflik. Konflik antara perusahaan dan masyarakat luas yang mendambakan keadilan dalam tiga ranah itu dipastikan akan membuat perusahaan dalam kondisi yang berisiko. Dalam kondisi demikian, tidak ada jaminan bahwa perusahaan bisa menjalankan usahanya dalam jangka panjang. Konsep CSR kemudian menjelaskan apa saja bentuk - bentuk tanggung jawab yang harus diemban oleh perusahaan dalam menjaga keseimbangan tiga ranah di atas, sementara teori stakeholder menjelaskan kepada siapa saja perusahaan harus bertanggung jawab. Dengan perubahan masyarakat yang semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial sehingga memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melakukan CSR (Corporate Social Responsibility) atau yang dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Istilah CSR (Corporate Social Responsibilty) Di Indonesia semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau Aktivitas Sosial Perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR (Corporate Social Responsibilty), secara tidak langsung CSA (Corporate Social Activity) sudah mendekati konsep CSR (corporate social responsibility) yang mempresentasikan dalam bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Program CSR (corporate social responsibility) mulai marak di tahun 2005-an, sedangkan di Negara Negara lain sudah bergerak di tahun 1980-an.Kepedulian sosial perusahaan utamanya didasari alasan mengenai kegiatan perusahaan yang memberikan dampak bagi kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004).Beragam tanggapan perusahaan terhadap kewajiban CSR (corporate social responsibility), ada yang tidak mempermasalahkan namun ada juga mengatakan bahwa CSR (corporate social responsibility) itu tidak wajib. Besarnya anggaran CSR (beragam pendapat) ada yang mengatakan 2% hingga 5% dari laba perusahaan. Perusahaan berskala besar dan dengan laba besar, tentu akan memiliki cadangan dana CSR (corporate social responsibility) besar pula. Namun demikian, tidak berarti perusahaan yang berskala kecil akan kehilangan kesempatan ataupun kreativitas dalam mengelola program CSR (corporate social responsibility).

CSR (corporate social responsibility) bisa dilakukan oleh perusahaan itu sendiri bisa juga dengan menggandeng pihak lain. Dengan melakukan CSR (corporate social responsibility) setidaknya perusahaan telah melakukan investasi jangka panjang yakni reputasi yang baik. Dalam lingkup wilayah Indonesia, standar akuntansi keuangan Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Secara implisit Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2004) paragraf 9 menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Indonesia saat ini sudah menegaskan CSR (corporate social responsibility) dalam Undang undang . Ada terdapat 2 Undang- undang yang menegaskan tentang CSR (corporate social responsibility) yang pertama Undang undang No.40 tahun 2007 tentang PT (Perseroan Terbatas) pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Yang kedua Undang undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 15 (b) menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Namun dari kedua Undang undang tersebut masih tidak di jelaskan tentang kisaran dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) bila ditelaah lebih dalam lagi ada Undang undang yang mengatur tentang kisaran dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yaitu UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Undang undang ini kemudian di jelaskan lebih mendalam lagi oleh Peraturan Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara) No.4 Tahun 2007 yang mengatur besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility).Pentingnya pengungkapan CSR telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Kalau perusahaan masih timpang dalam memenuhinya, maka ia tidak dapat dikatakan telah memenuhi kesetimbangan Triple Bottom Line (Konsep TBL ini memasukkan tiga ukuran kinerja sekaligus yaitu : economic, environmental and social) Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan informasi CSR sudah dilakukan. Penelitian Sembiring (2005), Hackston dan Milne (1996), dan Susbiyani (2001) memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan informasi CSR di laporan tahunan. Semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin banyak informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Demikian juga dengan profil perusahaan, penelitian Sembiring (2005), Hackston dan Milne (1996), dan Anggraini (2006) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengungkapan yang signifikan antara perusahaan high profile dengan perusahaan yang low profile. Profile perusahaan merupakan pengelompokan perusahaan berdasarkan jenis industri yang dijalankan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sumberdaya alam akan mengungkapkan informasi lebih banyak tentang dampak lingkungan yang mereka akibatkan dibandingkan dengan perusahaan lain. Dengan demikian, perusahaan high profile akan melakukan pengungkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang low profile. Susbiyani (2001) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur dan non manufaktur juga memperoleh hasil yang sama. Di lain pihak, bagi beberapa perusahaan, mereka menganggap bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan bagian dari strategi perusahaan. Perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya.

Penelitian ini dilakukan karena isu mengenai CSR (Corporate Social Responsibility) kini sudah mendapat tempat di seluruh dunia, dan memperoleh pengakuan dari kalangan dunia usaha, pemerintah bahkan LSM (Lembaga Sosial Masyarakat). Bertolak dari hal tersebut di atas, Peneliti ingin mengetahui praktik penerapan dan Pengungkapan CSR pada PT Insan Bonafide Banjarmasin sebagai wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan.

PT Insan Bonafide Banjarmasin adalah perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan karet/remiling (Crumb Rubber) yang memproduksi karet dengan nama Standart Indonesian Rubber (SIR). Sebagai perusahaan yang berbentuk PT sudah seharusnya PT Insan Bonafide Banjarmasin untuk melakukan Tanggung Sosial dari kegiatan kegiatan yang telah di lakukan perusahaan. Pada perusahaan ini telah melakukakan beberapa kegiatan tanggung jawab sosial namun kegiatan tersebut masih tidak di rencanakan dengan baik. PT Insan Bonafide Banjarmasin juga masih belum mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial mereka dalam laporan tahunan. Dalam hal pengungkapan selama ini kegiatan tanggung jawab sosial hanya di ungkapkan dalam laporan keuangan tahunan yang hanya masih di anggap belanja biasa (biaya-biaya). Pada peneletian ini Peneliti ingin melihat perkembangan penerapan CSR yang di lakukan pada PT Insan Bonafide Banjarmasin terutama setelah dikeluarkannya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk melaksanakan kegiatan CSR dan pengungkapan laporan Tanggung Jawab Sosial sesuai dari yang di sarankan oleh Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2004) paragraf 9 yang menyarankan kepada perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial. B. Rumusan MasalahCSR (Corporate Social Responsibilty) merupakan komitmen perusahaan supaya tidak hanya mencari keuntungan saja dari kegiatan perusahaannya akan tetapi juga bisa menjaga keserasian dengan lingkungan dan sosial disekitar tempatnya. Pada penelitian ini penulis mengangkat dua permasalahan yaitu :1. Apakah PT Insan Bonafide menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) sesuai dengan Undang undang yang telah dikeluarkan No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ?.2. Bagaimana pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) yang di lakukan oleh PT Insan Bonafide Banjarmasin ?C. Batasan MasalahDari uraian diatas, maka penelitian ini di batasi hanya pada kegiatan kegiatan tanggung jawab sosial pada tahun 2011 2012 di PT Insan Bonafide Banjarmasin.D. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan CSR (Corporate Social Responsbility) pada PT Insan Bonafide Banjarmasin2. Untuk mengetahui pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) yang di lakukan oleh PT Insan Bonafide Banjarmasin .E. Manfaat PenelitianManfaat dalam penelitian ini terbagi dalam dua manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat mengidentifikasi penerapan, pengembangan dan pengawasan Tanggung Jawab Sosial yang ada di lingkungan PT Insan Bonafide Banjarmasin sebagai pemahaman mengenai CSR (Corporate Social Responsibility) dalam pengembangan ilmu pengatahuan yang berkaitan dengan bidang akuntansi dalam ruang lingkup sosial, serta untuk perbandingan dalam ilmu pengetahuan dengan kenyataannya dilapangan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran kepada PT Insan Bonafide Banjarmasin tentang pentingnya pertanggung jawaban sosial perusahaan yang di ungkapkan dalam laporan CSR (corporate social responsibility), dan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial.1