Tugas 5 EL Ryanti

9
Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183) Manfaat dan Bahaya Medan Listrik dan Medan Magnet I. PENDAHULUAN Medan listrik merupakan efek yang diakibatkan oleh adanya tegangan listrik, dan besarannya dapat bernilai positif ataupun negatif. Medan listrik diukur dalam volt/m (V/m atau kV/m). Sedangkan, medan magnet ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak, dan bersifat tidak dapat dihalangi oleh material. Satuan baku untuk pengukuran medan magnet adalah Tesla (T). Tetapi, karena medan magnet dalam penggunaan listrik jauh lebih kecil dari Tesla maka biasanya dipakai milligauss (mG) untuk menyatakan kekuatan medan magnet (1 mG=10 -6 T). II. MANFAAT MEDAN LISTRIK & MEDAN MAGNET Pemanfaatan medan listrik dan medan magnet buatan dapat ditemukan di dalam rumah ataupun di tempat kerja, baik berasal dari instalasi listrik maupun peralatan listrik. Pada peralatan listrik, biasanya terdapat lilitan-lilitan kawat penghantar listrik yang di dalamnya terdapat inti besi. Lilitan kawat penghantar ini apabila dialiri listrik oleh arus listrik akan menimbulkan medan magnet. Peralatan listrik pada umumnya memanfaatkan medan magnet untuk membantu dalam proses konversi energi. Intensitas medan magnet dalam lingkungan rumah biasanya berkisar pada tingkat 0,03 µT sampai 30 µT. Sedangkan, dari berbagai pengukuran di tempat kerja, didapatkan medan magnet yang cukup tinggi berasal dari mesin las dan furnace (dapur api), yaitu lebih dari 10 µT (Lovsund, dkk, 1982). Medan listrik dan medan magnet Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 1

description

Tugas 5 EL Ryanti

Transcript of Tugas 5 EL Ryanti

Page 1: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

Manfaat dan Bahaya

Medan Listrik dan Medan Magnet

I. PENDAHULUAN

Medan listrik merupakan efek yang diakibatkan

oleh adanya tegangan listrik, dan besarannya dapat

bernilai positif ataupun negatif. Medan listrik diukur

dalam volt/m (V/m atau kV/m). Sedangkan, medan

magnet ditimbulkan oleh muatan listrik yang

bergerak, dan bersifat tidak dapat dihalangi oleh

material. Satuan baku untuk pengukuran medan

magnet adalah Tesla (T). Tetapi, karena medan

magnet dalam penggunaan listrik jauh lebih kecil

dari Tesla maka biasanya dipakai milligauss (mG)

untuk menyatakan kekuatan medan magnet (1

mG=10-6 T).

II. MANFAAT MEDAN LISTRIK & MEDAN MAGNET

Pemanfaatan medan listrik dan medan magnet

buatan dapat ditemukan di dalam rumah ataupun di

tempat kerja, baik berasal dari instalasi listrik

maupun peralatan listrik. Pada peralatan listrik,

biasanya terdapat lilitan-lilitan kawat penghantar

listrik yang di dalamnya terdapat inti besi. Lilitan

kawat penghantar ini apabila dialiri listrik oleh arus

listrik akan menimbulkan medan magnet. Peralatan

listrik pada umumnya memanfaatkan medan magnet

untuk membantu dalam proses konversi energi.

Intensitas medan magnet dalam lingkungan rumah

biasanya berkisar pada tingkat 0,03 µT sampai 30

µT. Sedangkan, dari berbagai pengukuran di tempat

kerja, didapatkan medan magnet yang cukup tinggi

berasal dari mesin las dan furnace (dapur api), yaitu

lebih dari 10 µT (Lovsund, dkk, 1982). Medan

listrik dan medan magnet dalam lingkungan rumah

dapat ditemukan pada sistem kabel listrik rumah,

oven listrik, setrika listrik, kulkas, mesin cuci, mesin

penyedot debu, televisi, bola lampu, radio,

pengering rambut, dsb. Dalam lingkungan kerja,

medan listrik dan medan magnet diantaranya

dihasilkan oleh mesin pabrik, lampu, mesin

fotocopy, kabel listrik, dsb.

Selain itu, keberadaan medan listrik dan medan

magnet juga berperan dalam suplai tenaga listrik,

yaitu meliputi Saluran Udara Tegangan Ekstra

Tinggi (SUTET), busbar, trafo daya, pemutus daya,

dll. SUTET berfungsi untuk menyalurkan energi

listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya

jauh menuju pusat-pusat beban, sehingga energi

listrik bisa disalurkan dengan efisien. Dari

pengukuran yang dilakukan oleh Lee dkk (1982)

diperoleh bahwa besarnya medan magnet di bawah

jaringan 500 kV pada jarak lateral 1 m adalah

sebesar 35 µT dan pada jarak lateral 60 m besarnya

kurang dari 5 µT.

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 1

Page 2: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

III. KLASIFIKASI EFEK BIOLOGIS DARI PAJANAN

MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET

United Nations Environmental Programme

(UNEP), World Health Organization (WHO) dan

International Radiation Protection Association

(IRPA) pada tahun 1987 mengeluarkan pernyataan

tentang nilai rapat arus induksi dengan efek-efek

biologisnya yang ditimbulkan oleh pajanan medan

listrik dan medan magnet pada frekuensi 50/60 Hz

terhadap tubuh manusia, yaitu:

a) 1 – 10 mA/m2 (terinduksi oleh medan magnet

di atas 0,5 – 5 mT), tidak menimbulkan efek

biologis berarti.

b) 10 – 100 mA/m2 (di atas 5 – 50 mT),

menimbulkan efek biologis yang berarti,

termasuk efek pada sistem penglihatan dan

syaraf. Dilaporkan juga bahwa medan ini dapat

menyambung kembali keretakan tulang.

c) 100 – 1000 mA/m2 (di atas 50 – 500 mT),

menimbulkan stimulasi pada jaringan-jaringan

yang dapat dirangsang dan kemungkinan

berbahaya bagi kesehatan.

d) 1000 mA/m2 (lebih besar dari 500 mT), dapat

menimbulkan gangguan pada jantung, berupa

irama ekstrasistole dan fibrilasi ventrikular.

Sehubungan dengan itu maka demi alasan keamanan

diperlukan batas-batas medan listrik dan medan

magnet pada manusia. Berikut ini merupakan batas

pajanan medan listrik dan medan magnet yang

diadopsi dari rekomendasi IRPA dan WHO (1990).

Klasifikasi Medan Listrik (kV/m) Medan Magnet (mT)

Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja

Sepanjang hari kerja

Waktu singkat

Anggota tubuh

10

30 (s.d. 2 jam/hari)

-

0,5

5 (s.d. 2 jam/hari)

25

Lingkungan Umum

Sampai 24 jam/hari

Beberapa jam/hari

Lingkungan Umum

5

10

Lingkungan Umum

0,1

1

IV. BAHAYA MEDAN LISTRIK & MEDAN MAGNET

Medan listrik dan medan magnet, sebagaimana

dikemukakan oleh World Health Organization

(WHO) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),

berpotensi menimbulkan berbagai gangguan, antara

lain terhadap sistem darah, sistem kardiovaskular,

sistem saraf maupun sistem reproduksi. Hal ini

menimbulkan kecemasan akan dampak SUTET

terhadap kesehatan bagi penduduk yang tinggal di

wilayah yang dilewati jalur SUTET. Awal tahun

2006 merupakan puncak akumulasi protes yang

dilakukan oleh masyarakat yang bertempat tinggal

di bawah SUTET. Pada 14 Januari 2006, tanah yang

dilalui jaringan SUTET di Ciseeng, hanya laku Rp

50.000,00 /m2 – Rp 75.000,00 /m2. Padahal, tanah di

luar kawasan ini bisa laku rata-rata Rp 200.000,00 /

m2. Tanah di kawasan Ciseeng ini pun, tidak laku

untuk barang agunan. Oleh karena itu, 125 kepala

keluarga di Desa Ciseeng menuntut pemerintah

memberikan ganti rugi pada setiap tanah yang

dilalui jaringan SUTET, sesuai harga pasar. Di sisi

lain, PLN yakin yang dilakukan saat ini tak

menyalahi aturan. Ganti rugi Rp 75.000,00 /m2

sudah layak. Bahkan, berdasarkan Kepmen 975

Tahun 1999, sebenarnya tidak ada kewajiban bagi

PLN untuk mengganti tanah warga yang dilalui

SUTET. Berbagai bentuk protes, mulai dari demo,

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 2

Page 3: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

aksi mogok makan, menjahit mulut, sampai

ancaman untuk merobohkan tower 500 kV tersebut

dilakukan untuk menuntut ganti rugi lahan tempat

tinggal mereka yang dilintasi SUTET. Sebelumnya,

pada bulan September 2004, masyarakat dari 6

kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung,

Sumedang, Bogor, Cianjur, Majalengka, dan

Cirebon, menuju Istana Merdeka untuk memprotes

keberadaan SUTET yang melintas di atas

pemukiman mereka. Demikian pula masyarakat di

beberapa daerah di Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta, dan Jawa Timur, melakukan aksi

serupa di daerah masing-masing. Sebenarnya, sejak

tahun 1991 warga Singosari, Gresik, Jawa Timur,

telah melakukan aksi protes dan memperkarakan

lewat jalur hukum. Kemudian muncul pula kasus-

kasus hukum lain dengan tujuan yang sama, yaitu

meminta ganti rugi bagi lahan dan rumah yang

dilintasi SUTET. Alasan utama yang dikemukakan,

khawatir mengganggu kesehatan. [1] Berikut ini

merupakan beberapa penelitian yang mendukung

kekhawatiran tersebut.

a) Korobkova, dkk (1972) melakukan penelitian

terhadap 250 tenaga kerja pada gardu induk 500

kV di Uni Soviet yang terpapar selama 10 tahun.

Ditemukan adanya gangguan susunan syaraf

pusat, keluhan nyeri kepala dan gangguan tidur.

b) Anies (2004) dari UNDIP melakukan penelitian

terhadap penduduk Kabupaten Pekalongan,

Pemalang, dan Tegal, yang tinggal di bawah

SUTET 500 kV. Dari penelitian tersebut didapati

adanya sekumpulan gejala hipersensitivitas yang

dikenal dengan electrical sensitivity, yaitu berupa

keluhan sakit kepala (headache), pening

(dizziness), dan keletihan menahun (chronic

fatigue syndrome). Besarnya resiko tersebut

adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan

penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah

SUTET 500 kV.

c) Wertheimer dan Leper (1979) meneliti hubungan

kanker otak pada anak di Amerika dengan

paparan medan listrik dan medan magnet.

Penelitian tsb menggambarkan adanya hubungan

kenaikan resiko kematian akibat kanker pada

anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat

jaringan transmisi listrik tegangan tinggi.

d) Milham (1985) melakukan penelitian terhadap

pekerja di Washington, antara tahun 1950 -1982,

didapati bahwa terjadi peningkatan proporsional

rasio kematian untuk leukemia dan limfoma non

hodgkin pada pekerja yang terpapar medan

listrik.

e) Reiter (1997) melakukan penelitian terhadap

dampak pemajanan medan listrik dan magnet,

yaitu dapat mempengaruhi metabolisme hormon

melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) yang

diproduksi oleh kelenjar pineal. Hormon ini

berfungsi menekan timbulnya kanker, terutama

kanker payudara. Rendahnya produksi hormon

melatonin dapat menimbulkan resiko kanker

payudara. Kenaikan kadar hormon melatonin

dapat menaikkan kadar prolaktin, menyebabkan

pembesaran payudara dan menurunkan

kemampuan seksual. Di samping itu, hormon

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 3

Page 4: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

melatonin mengatur irama sirkadian atau irama

bangun dan tidur, sehingga rendahnya kadar

melatonin dapat mengakibatkan sukar tidur.

f) Dr. Gerald Draper - Chilhood Cancer Research

Group di Oxford University dan Dr. John

Swanson, penasehat sains di National Grid

Transco, menemukan bahwa (1) anak-anak yang

tinggal kurang dari 200 m dari jalur tegangan

tinggi, saat dilahirkan memiliki risiko menderita

leukimia sebesar 70% dari pada anak-anak yang

tinggal dari jarak 600 m atau lebih; (2) kasus

leukimia pada bayi yang dilahirkan di daerah

sekitar SUTET 5 kali lipat lebih besar atau

sebesar 400 dalam setahun dari 1% jumlah

penduduk yang tinggal di daerah tersebut.

V. KONTRADIKSI DAMPAK MEDAN MAGNET DAN

MEDAN LISTRIK TERHADAP KESEHATAN

Sejak penelitian Wertheimer dan Leper (1979),

berbagai studi epidemiologi dan laboratorium

lainnya dilakukan di berbagai negara, sebagai

replikasi dan eskpansi penelitian Wertheimer.

Namun, sebagian besar hasil yang didapat justru

bersifat kontradiktif.

a) Kowenhoven, dkk (1979) dari John Hopkins

Hospital melakukan penelitian terhadap tenaga

kerja yang telah bekerja selama 3,5 tahun pada

sistem transmisi 345 kV, tidak ditemukan adanya

gangguan kesehatan.

b) Qiang K (1994) melakukan penelitian terhadap

964 pekerja yang terpapar medan listrik dan

medan magnet, dan 66 pekerja yang bertugas

sebagai petugas pemeliharaan jaringan transmisi

750 kV di Cina. Mereka yang bertugas pada

pemeliharaan jaringan, tinggal sepenuhnya di

bawah jaringan dengan tingkat pemaparan kurang

dari 5 kV/m. Dari penelitian tersebut, tidak

terdapat gangguan kesehatan.

c) Maria Linett, dkk (1997) dari National Cancer

Institute - Amerika melakukan penelitian yang

melibatkan ±1200 anak, melaporkan bahwa tidak

ada hubungan antara kejadian kanker pada anak

yang terpajan medan listrik dan medan magnet,

dengan anak-anak yang tidak terpajan.

d) Corrie Wawolumaya dari Bagian Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia pernah melakukan

penelitian terhadap pemukiman di sekitar

SUTET. Hasilnya tidak ditemukan hubungan

antara kanker darah (leukemia) dan SUTET.

e) Para ahli telah sepakat bahwa medan listrik dan

medan magnet yang berasal dari jaringan listrik

digolongkan sebagai frekuensi ekstrem rendah

dengan konsekuensi kemampuan memindahkan

energi sangat kecil, sehingga tidak mampu

mempengaruhi ikatan kimia pembentuk sel-sel

tubuh manusia. Di samping itu, sel tubuh

manusia mempunyai kuat medan listrik sekitar

10.000 kV/m, yaitu jauh lebih kuat dari medan

listrik luar. Medan listrik dan medan magnet

dengan frekuensi ekstrem rendah ini juga tidak

mungkin menimbulkan efek panas, seperti yang

dapat terjadi pada efek medan elektromagnet

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 4

Page 5: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

gelombang mikro (misalnya frekuensi radio) dan

frekuensi yang lebih tinggi (seperti pada telepon

seluler). Adanya sementara orang yang tinggal

dekat dengan jaringan transmisi listrik

melaporkan keluhan-keluhan seperti sakit kepala,

pusing, berdebar dan susah tidur serta kelemahan

seksual adalah bersifat subyektif, dikarenakan

persepsi mereka yang kurang tepat.

f) John Moulder mencoba menarik kesimpulan dari

ratusan penelitian tentang dampak SUTET

terhadap kesehatan. Moulder menyimpulkan

bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara

medan listrik dan kesehatan manusia (termasuk

kanker). Jika ada bahaya kesehatan terhadap

manusia maka itu hanya terjadi pada sebagian

kecil kelompok.

g) WHO berkesimpulan bahwa tidak banyak

pengaruh yang ditimbulkan oleh medan listrik

sampai 20 kV/m pada manusia. Selain itu,

percobaan beberapa sukarelawan pada medan

magnet 5 mT hanya memiliki sedikit efek pada

hasil uji klinis dan fisik.

VI. KEAMANAN SUTET DI INDONESIA

Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat

medan listrik yang diduga dapat menimbulkan efek

biologis untuk umum adalah 5 kV/m. Hasil

pengukuran di lapangan terbuka terhadap kuat

medan listrik di bawah SUTET mencapai angka

maksimum 4.78 kV/m (di Ungaran) pada jarak 15

m, sedangkan 17 kV/m (di Cirata) [2]. Namun,

daerah Cirata merupakan tebing curam yang tidak

dilalui penduduk. Selanjutnya, batasan pajanan kuat

medan magnet yang diduga dapat menimbulkan efek

biologis untuk umum adalah 0,5 mT. Kuat medan

magnet di bawah SUTET 500 kV di lapangan

terbuka mencapai harga maksimum 0,036 mT (di

Cirata) pada titik 0 m sejajar tower. Artinya,

menurut hasil pengukuran ElektroIndonesia dan

hasil penelitian WHO tersebut, SUTET 500 kVA

masih aman karena masih di bawah ambang yang

diujikan oleh WHO.

VII. KESIMPULAN

Dari tulisan ini dapat disimpulkan beberapa

poin sebagai berikut.

1. Pemanfaatan medan listrik dan medan magnet

buatan dalam kehidupan sehari-hari dapat

ditemukan pada suplai tenaga listrik, instalasi

tenaga listrik, dan peralatan listrik di rumah,

maupun di tempat kerja.

2. Dampak medan listrik dan magnet terhadap

faktor kesehatan masih merupakan isu

kontroversial di kalangan ilmuwan. Meskipun

begitu, sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa

tidak terdapat hubungan antara SUTET dan

kanker.

VIII. REFERENSI

[1] https://antonarmadi.wordpress.com/2010/01/06/mengatasi-ganguan-kesehatan-masyarakat-akibat-

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 5

Page 6: Tugas 5 EL Ryanti

Tugas ke-5 Ryanti Widya Savitri (1406584183)

radiasi-elektromagnetik-dengan-manajemen-berbasis-lingkungan/

[2] http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener32a.html

[3] http://priyadi.net/archives/2006/03/09/kontroversi-saluran-tegangan-tinggi/

[4] F. Widuri, 2000. Analisis Standard Ambang Batas Akibat Paparan Medan Listrik, Medan Magnet,

dan Medan Elektromagnetik pada Manusia. Skripsi Teknik Elektro UI

[5] S. S. Soesanto, 1996. Medan Elektromagnetik. Artikel Media Litbangkes Vol. 6 No.3.

Tugas 5 Energi dan Lingkungan (Gasal 2015/2016) | 6