Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

7
Hanifah Nur Azizah 13/348290/TK/40870 GARAM NaCl Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 0 C. Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl 2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat pengawet. Kelarutan dan Ksp Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan.Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antara molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air. Calcium chloride (CaCl 2 ) s =74,5 gram/100gram(suhu 20 o C) s =100gram/100gram(suhu 30 o C) Sodium chloride NaCl s =35,89 gram/100gram(suhu 20 o C) s =36,09gram/100gram(suhu 30 o C)

description

pik

Transcript of Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

Page 1: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

Hanifah Nur Azizah 13/348290/TK/40870

GARAM NaCl

Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C. Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat pengawet.

Kelarutan dan Ksp

Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan.Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antara molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air. Calcium chloride (CaCl2) s =74,5 gram/100gram(suhu 20oC) s =100gram/100gram(suhu 30oC) Sodium chloride NaCl

s =35,89 gram/100gram(suhu 20oC) s =36,09gram/100gram(suhu 30oC)

Page 2: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

Potassium chloride KCl

s =34,2 gram/100gram(suhu 20oC) s =37,2gram/100gram(suhu 30oC) Magnesium chloride MgCl2

s =54,6 gram/100gram(suhu 20oC) s =55,8gram/100gram(suhu 30oC) Ammonium chloride NH4Cl

s =37,2 gram/100gram(suhu 20oC) s =41,4gram/100gram(suhu 30oC)

Senyawa-senyawa ion yang terlarut di dalam air akan terurai menjadi partikel dasar pembentuknya yang berupa ion positif dan ion negatif. Bila ke dalam larutan jenuh suatu senyawa ion ditambahkan kristal senyawa ion maka kristal tersebut tidak melarut dan akan mengendap. Kelarutan garam dalam larutan yang telah mengandung elektrolit lain dengan ion yang sama dengan salah satu ion garam tersebut, akan lebih kecil dari kelarutan garam dalam air murni. Yang tidak berubah adalah Ksp garam tersebut. Sehingga kesimpulannya komponen komponen garam tersebut karena bercampur dengan ion yang sama maka akan lebih mudah mengendap. Produk yang ingin diendapkan adalah NaCl dan KCl(KCl kelarutan rendah dan garam yang lebih sehat daripada NaCl) sedangkan komponen garam lainnya diharapkan dapat terbuang. Proses Pembuatana Garam pada PT. GARAM (persero)

Page 3: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

A. Saluran Inlet Air laut dimasukan ke saluran tambak dengan bantuan kincir. Tinggi saluran ini berkisar antara 80 – 120 cm. Saluran inlet ini dibuat tinggi agar tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut.

B. Kolam I (Air 2-3 bittern) Air dari saluran inlet dimasukan kedalam kolam I dengan bantuan kincir untuk dibuat menjadi jenuh. Tinggi pematang saluran ini antara 70 – 80 cm. Setelah air di kolam ini berubah menjadi 10 bittern, air lalu dipindahkan ke kolam II. Kolam I ini kemudian diisi kembali dengan air dari saluran inlet (air 0).

C. Kolam II (Air 10 bittern) Air dari kolam I yang telah mencapai 10 bittern dipindahkan ke kolam II dengan bantuan kincir untuk dibuat menjadi jenuh. Tinggi pematang saluran ini antara 60 – 70 cm. Setelah air di kolam ini berubah menjadi 15 bittern, air lalu dipindahkan ke kolam III. Kolam II ini kemudian diisi kembali dengan air dari kolam I (air 10 bittern).

D. Kolam III (Air 15 bittern) Air dari kolam II yang telah mencapai 15 bittern dipindahkan ke kolam III dengan bantuan kincir untuk dibuat menjadi jenuh. Tinggi pematang saluran ini antara 50 – 60 cm. Setelah air di kolam ini berubah menjadi 20 bittern, air lalu dipindahkan ke kolam IV. Kolam III ini kemudian diisi kembali dengan air dari kolam II (air 15 bittern).

E. Kolam IV (Air 20 bittern) Air dari kolam III yang telah mencapai 20 bittern dipindahkan ke kolam IV tanpa bantuan kincir tetapi hanya dengan bantuan saluran air saja. Kolam penjenuhan terakhir ini membuat air menjadi tua (jenuh) dengan kisaran 25 bittern. Tinggi pematang saluran ini antara 30 – 50 cm. Setelah air di kolam ini berubah menjadi 25 bittern, air lalu dipindahkan ke meja garam. Kolam IV ini kemudian diisi kembali dengan air dari kolam III (air 20 bittern).

F. Meja Garam I (Air 25 bittern) Air tua dari kolam IV yang telah mencapai 25 bittern dipindahkan ke meja garam I dengan bantuan saluran air atau serok (semacam gayung) untuk diubah menjadi kristal garam. Tinggi pematang meja garam ini antara 20 – 30 cm. Air dari saluran ini kemudian berubah menjadi kristal garam muda. Setelah garam dipanen, meja garam I ini kemudian diisi kembali air tua (25 bittern) dari kolam IV.

G. Meja Garam II (Air ≥ 29 bittern) Sisa air tua (29 ≥ bittern) dari meja garam 1 kembali dialirkan ke meja garam II dengan bantuan saluran air atau serok (semacam gayung) untuk diubah menjadi kristal garam. Tinggi pematang meja garam ini antara 10 – 20 cm. Pada kolam ini dilakukan penguapan total hingga seluruh air berubah menjadi kristal garam tua. Setelah garam dipanen, meja garam II ini kemudian diisi kembali sisa air tua (29 ≥ bittern) dari meja garam I

Page 4: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

H. Gudang garam i Hasil kristal garam yang telah dipanen dari meja garam I dan II kemudian disimpan di dalam gudang garam. Konstruksi gudang garam ini umumnya terbuat dari bahan bambu dan bilik untuk menekan biaya produksi meski masa pakainya singkat (1 – 2 tahun).Saluran Inlet (Air 2 – 3 bittern). Air laut dimasukan ke sodetan tanah yang menyerupai sungai yang mengelilingi PT Garam melalui mekanisme pasang surut.

I. Peminihan I (Air 5 bittern) Air dari sodetan tanah (inlet) dimasukan kedalam peminihan I dengan bantuan saluran air untuk dibuat menjadi jenuh. Peminihan I difungsikan juga sebagai tandon sumber air laut bagi proses produksi PT. Garam. Setelah mencapai 10 bittern, air dari peminihan I kemudian dipindahkan ke peminihan II dan diisi kembali oleh air dari inlet (2 – 3 bittern).

J. Peminihan II (Air 10 bittern) Air dari peminihan I dimasukan kedalam peminihan II dengan bantuan pompa air berukuran besar serta saluran air untuk dibuat menjadi lebih jenuh. Setelah mencapai 15 bittern, air dari peminihan II kemudian dipindahkan ke peminihan III dan diisi kembali oleh air dari peminihan I (5 bittern).

K. Peminihan III (Air 15 bittern) Air dari peminihan II yang telah mencapai 15 bittern dipindahkan ke kolam III dengan bantuan pompa air berukuran besar serta saluran air untuk dibuat menjadi jenuh. Setelah mencapai 20 bittern, air dari peminihan III kemudian dipindahkan ke peminihan IV dan diisi kembali oleh air dari peminihan II (15 bittern).

L. Peminihan IV (Air 20 bittern) Air dari peminihan III yang telah mencapai 20 bittern dipindahkan ke kolam IV tanpa bantuan kincir atau pompa tetapi hanya dengan bantuan saluran air saja. Kolam penjenuhan terakhir ini membuat air menjadi tua (jenuh) dengan kisaran 23 – 25 bittern. Tinggi pematang saluran ini antara 30 – 50 cm. Setelah mencapai 23 – 25 bittern, air dari peminihan IV kemudian dimasukan ke meja-meja garam dan diisi kembali oleh air dari peminihan III (20 bittern).

M. Meja Garam (Air 23 – 25 bittern) Air tua dari peminihan IV yang telah mencapai 23 – 25 bittern dipindahkan ke meja-meja garam dengan bantuan saluran air untuk diubah menjadi lantai dan kristal garam. Air dari meja garam ini kemudian berubah menjadi kristal. Setelah garam dipanen, meja garam ini kemudian diisi kembali air tua (23 – 25 bittern) dari peminihan IV.

N. Saluran Outlet (Air ≥ 29 bittern) Sisa air tua (29 ≥ bittern) dari meja-meja garam kemudian dialirkan ke saluran outlet dengan bantuan saluran air. Air tua ini kemudian dibuang dan dialirkan kembali ke laut.

Page 5: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

O. Gudang Garam Hasil kristal garam yang telah dipanen dari meja-meja garam kemudian disimpan di dalam gudang garam. Konstruksi gudang garam ini umumnya terbuat dari bahan bata dan rangka baja (permanen).

Proses Pemurnian

Tanpa adanya proses pemurnian, maka garam dapur yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang terlarut, seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4, CaCO3 dan KBr , KCl dalam jumlah kecil (Jumaeri, 2003). Pencucian garam adalah suatu cara menghilangkan/ mengurangi komponen - komponen yang tidak diinginkan dengan melalui pengkontakkan antara benda padat dengan cairan.

Alat Pencucian Garam

Keterangan Gambar: I,II,III : Bak sirkulasi air pencuci terbuat dari beton 1,2,3 : Bak penampung yang berisi garam yang bercampur air A : Alat penghapus garam (crusher) B1,B2,B3 : Talang pencucian garam terbuat dari kayu yang bagian dalam dilapisi plat

aluminium dengan posisi kemiringan 15 – 300C C : Pipa pencucian garam terbuat dari pipa paralon D : Pompa sirkulasi air pencuci E : Saluran pembuangan air pencuci garam menuju ke bak sirkulasi air pencuci

Page 6: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

Prosedur pencucian garam:

a) Garam dan air dimasukkan ke dalam alat penghalus garam (Crusher) untuk dihaluskan (A).

b) Garam yang telah dihaluskan setelah keluar dari crusher masuk ke dalam talang pencuci pertama (B1) sambil disemprotkan air pencucian.

c) Garam bersama air pencuci meluncur masuk ke dalam bak penampungan garam (1). d) Garam yang telah dicuci dari bak penampung garam (1) dimasukkan ke dalam talang

pencuci kedua (B2) dengan sekop terbuat dari monel. e) Garam yang telah masuk ke dalam talang pencuci kedua (B2) sambil disemprotkan air

pencuci, meluncur masuk ke dalam bak penampungan garam (2). f) Garam yang telah dicuci dari bak penampung garam (2) dimasukkan ke dalam talang

pencuci ketiga (B3) sekop terbuat dari monel. g) Garam yang telah masuk ke dalam pencuci talang ketiga (B3) sambil disemprotkan air

pencuci, meluncur masuk ke dalam bak penampung garam (3). h) Garam yang telah dicuci dari bak penampung garam (3) dipindahkan ke dalam bak

penampung pengeringan bahan. i) Sedangkan air dari pencuci garam dari masing-masing bak penampung garam mengalir

masuk ke dalam saluran pembuangan air pencuci (E) yang menuju ke dalam bak sirkulasi air pencuci (I) terus mengalir ke bak sirkulasi (II) hingga mengalir ke bak sirkulasi (III).

j) Air pencuci garam dari bak sirkulasi (III) dialirkan dengan pompa sirkulasi pencuci (D) ke pipa air pembagi (B1, B2, B3) demikian seterusnya.

Proses :

a) Pencucian Awal Peralatan yang digunakan antara lain: 1. Mixing Pump 2. Crusher

Pada proses pencucian awal, dari Hopper bahan baku dicampur dengan larutan garam jenuh masuk ke dalam Mixing Pump, atau Wet Cyclone, dimana sebelumnya bias menggunakan Crusher (Grinder) untuk memperoleh butiran yang seragam. Garam yang berupa Slurry masuk ke dalam Mixing Pump untuk dicuci awal dan dikirimkan ke pencucian kedua.

b) Pencucian Kedua Pada proses pencucian kedua garam yang berasal dari pencucian awal dicuci lagi

dengan larutan jenuh. Pada pencucian kedua ini alat yang bisa dipakai adalah: 1. Static Drainer 2. Wet Cyclone

Dimana garam yang berupa Slurry ditambahkan larutan garam jenuh sambil diaduk perlahan-lahan agar kotoran yang masih ada bias diendapkan atau garam dibilas/disemprotkan dengan larutan garam jenuh. Garam berbentuk slurry dipompakan ke tahapan pemisahan atau jatuh secara statis ke alat pemisah. 33

c) Tahapan Pemisahan atau Separasi Tahapan pemisahan ini adalah proses untuk memisahkan garam dengan larutan

jenuh yaitu garam yang berupa slurry dipisahkan satu sama lain sehingga diperoleh garam yang diinginkan. Ada dua macam peralatan yang dapat dipakai yaitu:

Page 7: Tugas 4 Pik-1b Hanifah Nur Azizah Nacl

1. Theckener Di dalam Theckener ini garam diberi kesempatan untuk mengendap sambil dibersihkan lagi dengan larutan garam jenuh yang dimasukkan dari bawah. Larutan garam jenuh sebagai over flow masuk dalam bak dipakai sebagai pencucian. Garam yang mengendap dimasukkan ke dalam Centrifuger untuk dipisahkan antara garam dengan larutan garam jenuh. 2. Centrifuger Centrifuger berfungsi untuk memisahkan antara garam dengan larutan garam jenuh sehingga air yang terkandung dalam garam menjadi sekecil mungkin.

d) Tahapan Proses Lanjutan Tahapan proses lanjutan setelah diadakan pencucian dan pemisahan garam

dengan larten jenuh adalah proses yodisasi dan dikemasi atau dikeringkan dan dicrusher untuk garam halus. Bila dilaksanakan dengan meyodisasi peralatan yang dapat dipakai sesuai kebutuhan antara lain: Belt conveyor; Screw Conveyor dan Piring berputar.

Yodisasi Garam

Yodisasi garam adalah memberikan atau menambahkan larutan iodium kedalam garam dengan perbandingan tertentu. Iodisasi dilakukan hendaknya setelah garam mengalami proses pengeringan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kehilangan KIO3 dalam kondisi basah. Untuk memperoleh kadar KIO3 dalam 30-80 ppm, maka larutan yang digunakan dengan perbandingan 1:15 atau kata lain 1 Kg KIO3 dilarutkan dalam air laut atau air tawar sebanyak 15 liter, untuk 15 ton garam. Daftar Pustaka http://www.djpt.kkp.go.id/index.php/arsip/file/191/pembuatan-garam-bermutu.pdf/ diakses pada Jumat, 13 Maret 2015 pukul 18.30 WIB https://dhamadharma.wordpress.com/2013/01/30/penerapan-teknologi-tepat-guna-untuk-mengoptimalkan-produksi-garam-rakyat-di-desa-tanjakan-kecamatan-kerangkeng-kabupaten-indramayu/ diakses pada Jumat, 13 Maret 2015 pukul 18.40 http://en.wikipedia.org/wiki/Solubility_table diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015 pukul 11.00 WIB http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Purwanti%20Widhy%20Hastuti,%20S.Pd.,%20M.Pd./ksp%20%2810%29.pdf diakses pada 15 Maret 2015 pada pukul 11.43