Tugas 2 SPP

download Tugas 2 SPP

of 13

Transcript of Tugas 2 SPP

TI 3204 Sistem Pengembangan Produk

TUGAS 2

CONTOH PRODUK YANG MENGGUNAKAN SEGMENTASI PASAR GEODEMOGRAFIS DAN PSIKOGRAFIS

13409094 | Ridho Pang Umardanu

Segmentasi pasar merupakan suatau aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian, maupun gaya hidup. Dalam melakukan segmentasi, perlu diperhatikan sfektivitas dari segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang baik adalah: 1. Measurable (Terukur), artinya segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen, dan ukuran alokasi sumber daya. 2. Substantial (banyak) artinya segmen pasar harus besar dan dapat menghasilkan keuntungan jika dilayani. 3. Accessible (dapat diakses) artinya segmen pasar harus mudah dijangkau untuk dilayani. 4. Differentiable (dapat dibedakan) artinya segmen pasar harus dapat dibedakan dengan jelas antara satu dengan yang lainnya 5. Actionable (dapat dilayani) artinya segmen pasar harus dapat dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Banyak metode segmentasi pasar yang dapat dilakukan, diantaranya adalah segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis, geografis, demogeografis, psikografis, teknografis, perilaku konsumen, dan lain-lain. Dalam tugas ini akan dibahas lebih lanjut mengenai contoh produk yang menggunakan segmentasi pasar berdasarkan aspek demogeografis dan psikografis.

Produk dengan Segmentasi GeodemografisSegmentasi demografis dilakukan dengan cara membagi pasar menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan variabel-variabel demografis seperti, usia, ukuran keluarga, jenis kelamin, penghasilan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel demografis ini merupakan dasar yang paling banyak digunakan dalam membuat kelompok pelanggan karena variabel ini sangat berhubungan dengan preferensi dan tingkat pemakaian. Sedangkan segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat beroperasi di semua wilayah geografis, tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang ada dalam segmen tersebut. Pengelompokan daerah geografis ini dapat dilakukan berdasarkan iklim, mayoritas agama yang dianut penduduknya, kepadatan penduduk, ukuran populasi, dan lain-lain. Segmentasi geodemografis merupakan segmentasi pasar yang merupakan perpaduan segmentasi demografis dan segmentasi geografis. Dalam segmentasi demografis dan geografis, tidak jelas alasan mengenai perbedaan perilaku kelompok-kelompok konsumen dalam merespon produk. Karena segmentasi geodemografis merupakan perpaduan dari kedua segmentasi di atas, maka segmentasi demogeografis pun memiliki kelemahan yang sama. Pengelompokan pasar dilakukan berdasarkan variabel demografis sekaligus geografis, namun belum dapat dijelaskan secara pasti mengapa konsumen berperilaku seperti itu. Contoh produk yang melakukan segmentasi pasar berdasarkan aspek geografis dan demografis adalah Vaseline Men UV Whitening Body Lotion. Latar belakang kemunculan produk ini adalah aktivitas pria saat ini yang lebih dinamis dengan medan lebih beragam membuat kulit lebih sering terpapar sinar matahari. Karena itu, Vaseline Men UV Whitening Body Lotion dengan kandungan micro-whitening agents, faktor vitamin B3 dan dual sunscreen-nya membantu memelihara dan

merawat kesehatan kulit pria. Kegunaan dari kandungan utama produk ini adalah micro-whitening agents yang membuat kulit yang gelap tampak lebih putih merata, vitamin B3 membuat kulit tampak lebih putih dan cerah, dan dual sunscreens akan melindungi kulit dari dampak buruk sinar matahari. Produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion dijual dalam kemasan botol da nisi ulang 220 mL. Pria pada umumnya, termasuk pria Indonesia, mengalami perubahan gaya hidup yang cukup signifikan dalam beberapa dekade ini. Gaya hidup pria dalam menjaga dan merawat kesehatan kulit terus berkembang. Pasar produk perawatan pria di segmen pembersih dan perawatan kulit di Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Di tahun 2009 angka pertumbuhannya mencapai 46,5 % untuk produk perawatan kulit pria dan 32,9 % untuk produk pembersih kulit pria. Fakta lain juga menunjukkan bahwa secara genetik dan fisiologis, kulit pria 25 % lebih tebal dan berminyak dibandingkan dengan kulit perempuan. Oleh karena itu, pria pun membutuhkan perawatan yang tepat. Hal inilah yang mendorong Vaseline untuk meluncurkan varian khusus bagi pria, yakni Vaseline Men. Berdasarkan riset yang dilakukan Vaseline bersama lembaga penelitian di Indonesia mengenai penyebaran produk perawatan khusus pria, terungkap bahwa setiap bulannya 1 juta pria di negara ini mengakui membeli serta menggunakan produk perawatan kulit. Artinya, hal ini menandakan adanya pergeseran pandangan mengenai perawatan kulit pria. Brand Manager Vaseline PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan bahwa mereka memahami bahwa kini pria perlu lebih merawat diri untuk menghadapi segala tantangan. Dan didukung hasil riset, terungkap bahwa ternyata saat ini, pria Indonesia baru menggunakan beberapa jenis rangkaian perawatan kulit tubuh. Maka, Vaseline Men memperkenalkan rangkaian produk yang diharapkan bisa membantu pria dalam menjaga kesehatan kulitnya. Ditambahkannya, fakta lain menunjukkan terdapat satu dari dua pria menginginkan kulit lebih cerah, lembab, dan sehat. Sebanyak 68 persen dari 400 pria tersebut juga berpendapat bahwa pria dengan kulit yang lebih cerah mempunyai kesempatan untuk memenangkan perhatian dari lingkungan sosialnya. Dan 348 pria (87 %) dari 400 pria berpendapat bahwa pria yang memiliki kulit cerah akan lebih mempunyai kesempatan untuk memenangkan perhatian dari kaum perempuan. Untuk memperkenalkan produk ke kalangan masyarakat, khususnya pria, Vaseline Men menggunakan brosur, spanduk, banner, dan beberapa media lainnya. Vaseline Men juga menginformasikan produk tersebut melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Bahkan, untuk TVC-nya, Vaseline Men mempunyai beberapa versi yang ditayangkan dalam kurun waktu yang bersamaan, materi iklan ada yang mengangkat produk ataupun program yang akan digelar. Tak hanya itu, Vaseline Men juga menggunakan brand ambassador Darius Sinathrya untuk mewakili target market mereka.

SegmentasiDalam aspek geografis, pengelompokkan pasar yang dilakukan oleh produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion secara garis besar adalah berdasarkan iklim daerah pemasaran. Ada berbagai macam pembagian iklim dunia, di antaranya adalah pembagian iklim matahari dan pembagian iklim fisis. Iklim matahari didasarkan pada banyak atau sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi, sedangkan iklim fisis didasarkan pada keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Karena produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion bertujuan melindungi tubuh dari paparan sinar matahari, maka pengelompokkan iklim yang digunakan adalah iklim matahrai. Berdasarkan iklim mataharinya, daerah di dunia ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Daerah iklim tropis Iklim tropis terletak antara 0 23,5 LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23C, bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30C. Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil, di khatulistiwa antara 1 5C, sedangkan amplitudo hariannya lebih besar. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Curah hujan pada daerah tropis lebih tinggi dari daerah-daerah lain di dunia. 2. Daerah iklim subtropis Iklim sub tropis terletak antara 23,5 40LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim subtropis abtara lain adalah batas yang tegas tidak dapat ditentukan. Pada iklim ini, terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panasnya tidak terlalu panas. Suhu sepanjang tahun menyenangkan, maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok. 3. Daerah iklim sedang Iklim sedang terletak antara 40 - 66,5 LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah banyak terdapat gerakangerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubahubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba. Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis. Contoh daerah yang beriklim sedang adalah Vietnam Utara. 4. Daerah iklim dingin (kutub) Iklim dingin terletak antara 66,5 - 90 LU/LS. Iklim dingin terdapat di daerah kutub, oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut: a) Musim dingin berlangsung lama b) Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. c) Udaranya kering.

d) e) f) g) h)

Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak. Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.

Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut: a) Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi. b) Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan. Dalam aspek demografis, pengelompokkan pasar Vaseline Men UV Whitening Body Lotion dilakukan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas sosial ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin, pasar produk ini tentu saja dikelompokkan menjadi pasar pria dan wanita. Sedangkan, berdasarkan usianya, manusia dapat dikelompokkan menjadi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Bayi, yaitu anak dengan umur dibawah satu tahun Batita, yaitu anak dengan umur di bawah tiga tahun Balita, yaitu anak dengan umur di bawah lima tahun Usia sekolah dini, yaitu anak dengan umur antara 6 s.d. 12 tahun Remaja awal, yaitu remaja dengan umur antara 13 s.d. 15 tahun Remaja lanjut, yaitu remaja dengan umur antara 16 s.d. 18 tahun Dewasa awal, yaitu orang dengan umur antara 19 s.d. 24 tahun Dewasa lanjut, yaitu orang dengan umur antara 25 s.d. 35 tahun Separuh baya, yaitu orang dengan umur antara 36 s.d. 50 tahun Tua, yaitu orang dengan umur antara 51 s.d. 65 tahun Lanjut usia, yaitu orang dengan umur di atas 65 tahun

Selanjutnya, berdasarkan kelas sosial ekonomi, pasar dapat dikelompokkan menjadi: 1. Pasar kelas bawah, yaitu penduduk dengan pendapatan di bawah pendapatan rata-rata atau UMR 2. Pasar kelas menengah, yaitu penduduk dengan pendapatan sekitar pendapatan rata-rata 3. Pasar kelas atas, yaitu penduduk dengan pendapatan di atas pendapatan rata-rata Produk ini menggunakan pendekatan segmentasi geodemografis karena dari segi geografis, produk ini tentu hanya akan diterima di daerah-daerah dengan curah matahari yang tinggi. Dan dari aspek demografis, sulit bagi Vaseline Men UV Whitening Body Lotion untuk menggapai seluruh pasar demografis yang ada sehingga dilakukan segmentasi demografis untuk membagi-bagi pasar. Produk ini juga dikhususkan untuk salah satu jenis kelamin dan tidak akan diterima oleh jenis kelamin lainnya sehingga pasar juga perlu dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya.

KarakteristikKarakteristik produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion yang berkaitan dengan aspek geodemografis adalah sebagai berikut.

1. Produk body lotion ini cocok digunakan untuk daerah yang memiliki paparan matahari yang cukup tinggi, produk ini tidak tepat digunakan pada daerah yang tidak pernah atau sangat jarang terpapar matahari seperti daerah kutub 2. Salah satu produk Vaseline ini sudah memasang nama Vaseline Men pada produknya, desain kemasan dan aromanya pun terkesan sangat lelaki sehingga produk ini memiliki karakteristik produk untuk pria, sangat jauh kesannya dari produk wanita 3. Produk body lotion pria seperti ini biasa digunakan oleh pria dengan umur 20 tahunan ke atas yang merupakan fase dewasa awal pada hidup seorang pria. Pria dengan kisaran umur ini biasanya mulai perhatian terhadap kesehatan dan penampilan kulitnya. 4. Dengan harga jualnya yang tidak mahal dan juga tidak terlalu murah, produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion memiliki karakter produk kelas menengah ke atas

Pendekatan segmentasi dalam 3 tahun mendatangProduk UV whitening body lotion memang hanya cocok dipasarkan pada daerah yang memiliki paparan matahari cukup tinggi, sehingga pendekatan segmentasi geografis sudah tepat digunakan oleh produk Vaseline Men UV Whitening Body Lotion. Sedangkan segmentasi demografis kurang tepat digunakan oleh produk ini karena tidak dapat menjelaskan alasan preferensi konsumen pada segmen-segmen yang ditetapkan. Selain segmentasi geografis, pendekatan segmentasi yang sebaiknya digunakan oleh Unilever dalam mengelompokkan pasar Vaseline Men UV Whitening Body Lotion adalah segmentasi psikografis karena produk ini sangatlah berhubungan dengan gaya hidup seseorang.

Produk dengan Segementasi PsikografisDalam segmentasi psikografis, alasan megenai perbedaan perilaku kelompok-kelompok konsumen dalam merespon produk dapat dijelaskan dengan lebih baik. Pada segmentasi psikografis, pasar dikelompokkan ke dalam segmen-segmen nilai dan gaya hidup (value and lifestyle) yang dianut. Dengan asumsi bahwa dalam lingkungan yang homogen sekalipun, pola akvititas, konsumsi, dan perilaku tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung nilai dan gaya hidupnya. Segmentasi ini mencoba mengelompokkan dinamika preferensi dan pilihan konsumen/pemakai berdasarkan kecederungan psikologis. Para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasrkan variabel-variabel AIO, yaitu aktivitas, interest (minat), dan opini (pandangan). Joseph Plurner (1974) misalnya mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas-aktifitas manusia dalam hal : a. b. c. d. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya. Pandangan-pandangannya terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang telah mereka lalui dalam kehidupan (life cyrcle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.

Komponen-komponen segmentasi gaya hidup dalam AIO dapat dilihat sebagai berikut:

Aktivitas Bekerja Hobi Kegiatan sosial Liburan Hiburan Anggota klub Masyarakat Belanja Olahraga

Minat Keluarga Rumah Pekerjaan Masyarakat Rekreasi Fashion Makanan Media Keberhasilan

Opini Diri sendiri Isu sosial Politik Bisnis Ekonomi Pendidikan Produk Masa depan Budaya

Demografis Usia Pendidikan Pendapatan Pekerjaan Besar Keluarga Jenis rumah Geografi Besar kota Siklus hidup

Contoh produk yang menggunakan segmentasi psikografis adalah Toyota Alphard. PT Toyota-Astra Motor memperkenalkan Toyota Alphard 2,4L sebagai salah satu agendanya dalam IIMS 2009. Mengambil nama dari huruf Yunanni Alpha, yang berarti bintang bersinar terang di gugusan galaksi, Toyota Alphard varian baru ini juga hadir untuk menjadi bintang dalam pasar MPV premium nasional dengan menyajikan kemewahan dan kenyamanan sekelas kendaraan bangsawan. Untuk memberikan pilihan baru kepada pecinta Alphard di Indonesia, kini varian 2,4L hadir, sekaligus untuk memperkuat dominasi Toyota di pasar kendaraan premium. Alphard terinspirasi dari kereta kencana yang yang biasa digunakan petinggi kekaisaran di Jepang, dan oleh Toyota kemudian diproduksi menjadi kendaraan bagi konsumen yang memang mengutamakan kemewahan dan kenyamanan. Begitupun di Indonesia, pengguna Alphard adalah keluarga-keluarga mapan di Indonesia, termasuk artis, pejabat pemerintahan maupun para publik figur. Toyota Alphard tipe 2,4L ini mengusung mesin 2,4L VVT-i IL 4 dan mampu menghasilkan tenaga 170/6000 ps/rpm dan maksimum torsi 22,4 kgm pada 4.000 rpm. Driving habit pengemudi juga menjadi concern utama pada mobil yang laku keras di China dan Hong Kong ini karena dilengkapi dengan teknologi eco driving indicator yang memberikan informasi bagaimana berkendara yang efisien dan tidak boros bahan bakar. Desain yang elegan dan dengan fitur-fitur interior dan eksterior yang mewah pada Toyota Alphard semakin menguatkan imejnya sebagai kendaraan kelas utama. All New Alphard yang bagian depannya terdapat garis berbentuk V terpahat dari pilar depan hingga bemper menambah kedinamisan bagian depan mobil. Pada bagian belakang mobil yang juga membentuk garis V dari pilar belakang memberi kesan tegas. Sebagaimana layaknya kendaraan kerajaan, Toyota Alphard sangat mengutamakan kenyamanan penumpang. Ketika penumpang memasuki kabin, akan disambut dengan cahaya hangat dan mewah dari iluminasi langit-langit ruang. Penumpang pun semakin dimanja dengan adanya foot rest dan

head rest yang terdapat di setiap bangku penumpang. Bahkan semua jok mobil, kecuali barisan paling belakang, mampu ditidurkan secara flat yang membuat penumpang rileks dan nyaman di dalam perjalanan. Fitur penyejuk udara yang menggunakan sensor kelembaban dapat mengatur suhu udara pengendara, kursi penumpang tengah, dan kursi penumpang belakang secara otomatis semakin memanjakan penumpang layaknya duduk di kabin pesawat first class. Apalagi ditambah dengan AC Plasmacluster yang mampu menghilangkan ion-ion atau debu yang masuk di dalam ruangan kabin. Ditambah dengan sound system Toyota 8 speaker dan 2 Din Audio Video touch screen 7 inci yang dapat memainkan segala jenis hiburan seperti radio AM/FM, DVD, VCD, CD, MP3, WMA serta fasilitas navigasi pada 2,4 G, serta Navigation Ready pada 2,4 X. Penumpang juga dimanjakan oleh kompartemen pada 12 titik, Rear roof monitor berada di bagian tengah kabin penumpang, dan royal curtain dapat memuaskan penumpang yang memang membutuhkan privasi. Sebagaimana varian di atasnya, Toyota Alphard 2,4L dilengkapi fitur keselamatan prima, misalnya Royal SRS airbag system 7 titik yang terdapat pada bagian pengemudi dan penumpang depan dapat mengurangi resiko cedera jika terjadi kecelakaan. Toyota Alphard 2,4L akan menjadi kendaraan sempurna dengan 6 keistimewaannya, yaitu desain kuat dan impresif, interior yang ramah dan ergonomis terhadap penumpang, ruangan interior yang memang disuguhkan untuk kelas atas, first class feel&comfort, performa kendaraan yang maksimal, serta komitmen akan safety dan ramah lingkungan. Sebagaimana produk-produk Toyota yang resmi diperkenalkan PT TAM selaku distributor resmi Toyota di Indonesia, Toyota Alphard mendapatkan fasilitas garansi selama 3 tahun atau 100.000km, bebas biaya jasa untuk servis berkala hingga 50ribu km, serta didukung penuh oleh kelengkapan layanan dan suku cadang dari 193 sales outlet, 179 bengkel, dan 41 body paint center Toyota di seluruh Indonesia. Terdapat 6 pilihan warna (Gold Pearl Crystal Shine, Beige Metallic, Dark Blue Mica, White Pearl Crystal Shine, Silver Metallic, Black). Harga On the road, DKI Jakarta untuk Toyota Alphard 2,4L adalah Rp 800 juta sedangkan 2,4L G adalah Rp 900 juta.

SegmentasiAlphard terinspirasi dari kereta kencana yang yang biasa digunakan petinggi kekaisaran di Jepang, dan oleh Toyota kemudian diproduksi menjadi kendaraan bagi konsumen yang memang mengutamakan kemewahan dan kenyamanan. Begitupun di Indonesia, pengguna Alphard adalah keluarga-keluarga mapan di Indonesia, termasuk artis, pejabat pemerintahan maupun para public figure. SRI Consulting Business Intelligence (http://www.sric-bi.com/VALS) mencoba membagi konsumen berdasarkan segmentasi psikografis ke dalam delapan kategori, yaitu: 1. Innovators Inovator adalah orang yang sukses, berwawasan luas dengan rasa percaya diri yang tinggi. Karena mereka mempunyai sumberdaya yang lebih dari cukup. Mereka pemimpin perubahan, dan terbuka terhadap ide-ide dan teknologi baru. Innovators merupakan konsumen yang sangat aktif, dan pola pembelanjaan mereka mencerminkan cita rasa yang tinggi atau produk dan layanan eksklusif. Citra merupakan hal yang penting bagi Innovators, bukan sebagai bukti status

2.

3.

4.

5.

6.

atau kekuasaan but sebagai ekspresi cita rasa, independensi dan personalitas. Innovators biasanya pimpinan bisnis dan pemerintahan yang sedang menanjak karirnya dan mereka mencari tantangan-tantangan baru. Thinkers Thinkers termotivasi oleh hal-hal yang ideal. Mereka orang-orang yang matang dan reflektif serta menghargai pengetahuan dan rasa tanggung jawab. Mereka biasanya berpendidikan baik, dan aktif mencari informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan. Mereka terus melakukan update informasi mengenai kejadian didunia maupun nasional dan terus mencari peluang untuk memperluas pengetahuan mereka. Thinkers cukup respek terhadap institusi status quo, tetapi terbuka akan ide-ide baru. Walaupun income mereka lebih dari cukup untuk membeli banyak hal, Thinkers orang yang konservatif, konsumen yang praktis; mereka mencari sesuatu yang tahan lama, fungsional dan nilai lebih dari produk yang mereka beli. Achievers Termotivasi oleh keinginan akan pencapaian, achievers mempunyai gaya hidup yang berorientasi tujuan dan komitmen yang mendalam untuk karir dan keluarga. Kehidupan sosial mereka mencerminkan hal ini dan terstruktur antara keluarga, tempat ibadah, dan pekerjaan. Achievers merupakan orang yang konvensional, dan secara politik respek terhadap otoritas dan status quo. Mereka menghargai konsensus, sesuatu yang bisa diperhitungkan, dan stabilitas dibanding resiko, keintiman dan pencarian diri. Dengan banyak keinginan dan kebutuhan, achievers merupakan konsumen yang aktif. Image merupakan hal yang penting bagi achievers. Mereka suka produk dan layanan yang sudah mapan, prestise yang mencerminkan sukses mereka. Karena kehidupan mereka yang sibuk, mereka sangat tertarik terhadap alat-alat yang bisa membantu mereka menghemat waktu. Experiencers Experiencers termotivasi oleh ekspresi diri. Sebagai konsumen yang muda, antusias, dan impulsif, Experiencers cepat antusias akan hal-hal baru tetap cepat pula bosan. Mereka mencari variasi dan kesenangan, suka akan hal baru yang diluar pakem dan beresiko. Energi mereka banyak dihabiskan ditempat-tempat fitnes, olahraga, aktifitas luar ruangan, dan aktifitas sosial. Experiencers merupakan konsumen yang royal dan menghabiskan sebagian besar penghasilannya pada fashion, hiburan, dan bersosialisasi. Pola pembelanjaan mereka mencerminkan pada hal-hal yang terlihat bagus dan keren. Believers Seperti juga Thinkers, Believers termotivasi oleh hal-hal yang ideal. Mereka konservatif dan konvensional dengan keyakinan yang kongkrit berbasiskan pada hal-hal yang tradisional dan mapan seperti: keluarga, agama, komunitas dan negara. Mereka mengikuti rutinitas yang sudah mapan dan terorganisasi disekitar rumah, keluarga, komunitas, dan organisasi sosial dan religius dimana mereka berada. Sebagai konsumen mereka bisa diprediksi; Mereka memilih produk dan merek yang sudah mapan dan secara umum merupakan konsumen yang loyal. Strivers Strivers kelompok orang yang trendi dan suka hal-hal yang menyenangkan. Karena mereka termotivasi dengan pencapaian, Strivers perhatian dengan opini dan persetujuan dari rekanrekannya. Uang merupakan ukuran kunci sukses mereka. Mereka suka produk-produk yang diasosiasikan sebagai produknya orang kaya. Banyak dari mereka melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang punya pekerjaan daripada karir, serta kekurangan skill dan fokus yang membuat mereka sulit untuk berkembang. Strivers merupakan konsumen aktif karena aktifitas

berbelanja merupakan aktivitas sosial dan kesempatan untuk menunjukkan kepada rekan mereka kemampuan mereka untuk membeli. Sebagai konsumen, mereka impulsif sejauh kondisi keuangan mereka memungkinkan. 7. Makers Seperti Experiencers, Makers termotivasi oleh ekspresi diri. Mereka mengekspresikan diri mereka dan menikmati kehidupan dengan membangun rumah, membesarkan anak-anak, memperbaiki mobil, menanam tumbuhan dan mempunyai cukup skill dan enerji untuk to membuat keinginan mereka terpenuhi. Makers adalah orang-orang yang praktis yang mempunyai skill konstruktif dan menghargai diri sendiri. Mereka tinggal dalam konteks tradisional sebuah keluarga, pekerjaan, dan rekreasi fisik, serta mempunyai sedikit interes terhadap hal-hal diluar itu. Makers curiga terhadap ide-ide baru. Mereka respek terhadap otoritas pemerintah dan buruh yang terorganisasi, tetapi tidak suka campur tangan pemerintah terhadap hak-hak individu. Mereka tidak terkesan dengan kepemilikan materi jika tidak praktis dan fungsional. Karena mereka menghargai nilai dan fungsional dari suatu kepemilikan, mereka membeli sesuatu yang memang dibutuhkan dan fungsional. 8. Survivors Survivors hidup dengan penuh keterbatasan sumberdaya. Mereka sering merasa bahwa hidup berubah terlalu cepat. Mereka merasa nyaman jika merasa familiar dan perhatian dengan keselamatan dan keamanan. Karena mereka harus fokus pada kebutuhan daripada keinginan, Survivors tidak menunjukkan motivasi dasar yang kuat. Survivors adalah konsumen yang berhatihati. Mereka mewakili perkembangan pasar terbaru untuk hampir semua produk dan layanan. Mereka loyal terhadap merek favorit, terutama jika mereka bisa membeli dengan diskon. Untuk pasar Indonesia, PT Surindo Utama Indonesia telah melakukan dua kali riset psikografi untuk memetakan segmentasi gaya hidup penduduk perkotaan di Indonesia. Dengan mengambil sample sebanyak 4000 responden dari lima kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan tiga kelompok analisa factor, yaitu pleasure / achievement factor, follower / commander factor, low profile / hight profile factor, maka perilaku gaya hidup masyarakat perkotaan Indonesia dapat dibagi dalam delapan segmen, yaitu : 1. The Affluent (15%) adalah pekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang kuat, menyukai inovasi, proaktif dan berani mengambil resiko. Senang mencari perhatian dan menyukai kehidupan yang dinamis. Kelompok ini cenderung terbuka terhadap hal-hal baru dan memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain. 2. The Achievers (14%) sama-sama memiliki keterampilan memilimpin seperti the affluent, hanya saja ia cenderung tidak suka diperhatikan orang lain. Mereka mengkonsumsi barang-barang secara fungsional (bukan seorang yang trendi). Pengambilan keputusan didasarkan oleh hal-hal yang sifatnya rasional. Meski begitu mereka tidak terlalu mudah menerima gagasan-gagasan baru. 3. The Anxious (6%). Segmen ini mempunyai sikap sebagai follower, tetapi ambisius. Mereka memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam pengambilan keputusan dan senang menunjukkan prestasinya, tetapi tidak banyak memiliki keberanian. Biasanya mereka memerlukan saran-saran dan dorongan dari orang lain. Mereka mudah dibujuk dengan hal-hal yang sifatnya rasional. 4. The Loners (10%). Segment ini terdiri dari mereka yang senang menyendiri dan kurang berani untuk tampil. Mereka cenderung individualistic dan kurang tertarik untuk berafiliasi dengan teman, tetangga, atau orang-oarang disekitarnya.

5. The Socialite (11%) adalah segment yang senang bergaul, bersosialisasi dengan orang lain. Tetapi mereka juga pengambil resiko yang berani bertindak meski dasar rasionalnya kurang begitu kuat. Segmen ini cenderung ingin menguasai orang lain dan senang menonjol. Mereka juga reaktif terhadap perubahan-perubahan dan cenderung bersifat impulsive. 6. The Pusher (6%). Ini asalah segment yang terdiri dari orang-orang yang tidak ingin diperhatikan tetapi ingin mendominasi segala sesuatu tanpa arah yang jelas. Mereka tidak memiliki objektif yang jelas untuk meraih sesuatu tetapi senang mengontrol orang lain. Segmen ini tidak begitu mudah untuk menerima hal-hal baru. 7. The Attention Seekers (17%). Seperti namanya, orang-orang ini cenderung ingin menarik perhatian. Mereka senang membeli barang-barang baru untuk menenarik perhatian orang lain, impulsif dan sering kali irasional. Mereka cenderung mudah untuk dibujuk secara emosional dan cenderung follower. 8. Pleasure Seekers (20%). Dari namanya mudah diterka, yaitu suatu segment yang ingin mencapai sesuatu tanpa kerja terlalu keras. Mereka cederung individualistik, kurang senang bersosialisasi, tetapi tekun teren. Mereka tidak memiliki prinsip hidup yang cukup kuat sehingga mudah digoyahkan. Meski begitu segmen ini tidak menghendaki perubahan-perubahan. Selain itu, Lowe Indonesia juga membagi masyarakat Indonesia ke dalam 8 segmen berdasarkan building blocks yang disebut: 1. Gold yang menyangkut persepsi terhadap kebendaan, 2. Glory yang menyangkut pengakuan diri, dan 3. Group sebagai pernyataan hidup berkelompok. Kedelepan segmen tersebut dejelaskan pada tabel berikut.

KarakteristikKarakteristik dari produk Alphard yang mencerminkan segmentasi psikografis adalah: 1. Desain interior dan eksteriornya dibuat sangat elegan sehingga mengesankan kemewahan produk ini yang berarti memiliki karakter kelas pasar dengan gaya hidup mewah 2. Harganya yang sangat mahal (mendekati 1 Milyar) mengesankan produk yang hanya cocok untuk orang dengan gaya hidup glamor 3. Pemasaran produknya difokuskan pada daerah-daerah yang penduduknya memiliki gaya hidup mewah dan berpenghasilan tinggi

Pendekatan segmentasi dalam 3 tahun mendatangPendekatan segmentasi yang tepat untuk dilakukan oleh Toyota Alphard dalam membagi-bagi pasar saat ini maupun tiga tahun mendatang adalah segmentasi psikografis. Metode ini sudah cocok diterapkan untuk membagi pasar produk ini ke dalam kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan gaya hidupnya karena produk ini sangat identic dengan gaya hidup mewah, tidak hanya sekedar penghasilan tinggi saja. Orang dengan penghasilan tinggi yang tidak mementingkan kemewahan kemungkinan tidak akan memilih produk ini, orang-orang tersebut munkin akan lebih memilih mobil lain, seperti Kijang Innova. Oleh karena itu, pendekatan segmentasi psikografis dalam pemasaran Toyota Alphard sudah sangat tepat digunakan saat ini dan dalam tiga tahun mendatang pun masih tepat untuk digunakan.

Referensi1. http://invesdana.com/konsep-peluang-pasar-dan-potensi-pasar/ 2. http://hendrowicaksono.multiply.com/journal/item/18?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2F item 3. http://saridewihidayani.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fi tem 4. http://vaselinemen.com/product/detail/15 5. http://www.marketing.co.id/2010/12/03/vaseline-men-menjawab-kebutuhan-pria/ 6. http://milasyafaah22.blogspot.com/p/pembagian-iklim-dunia_30.html 7. Budiman, Arief, dkk. Membedah 8 Karakter Konsumen Indonesia 8. http://www.toyota.co.id/company/mediarelations/article.php?article_id=3479