TUGAS 2 RANGKUMAN

download TUGAS 2 RANGKUMAN

of 16

Transcript of TUGAS 2 RANGKUMAN

DWI PRASETYO WIBOWO, ST

MAGISTER TEKNIK SARANA PRASARANA DAN BAHAN BANGUNAN 2012

3.KUALITAS 3.1 Definisi Kualitas Seri InternationalStandar ISO 9000 mendefinisikan kualitas sebagaikesesuaian terhadap tujuan. Ukuran kualitas adalah apakah produk itu memenuhi kebutuhan(tujuan)dari pelanggan pada yang ia harapkan. Kesesuaian apa yang diharapkan dengan apa yang disediakan adalah kerja kualitas. Para insinyur mungkin berbicara tentang kualitas sebagai ukuran seberapa baik produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi yang disepakati sesuatu yang disebut Kesesuaianterhadap Desain/ Spesifikasi. Kegiatan-kegiatan yang dipandu dengan definisi ini akan menjamin konsistensi dicapai dan dipertahankan. Sayangnya, definisi ini juga bertanggung jawab atas kritik yang tidak fair dari Jaminan MutudanISO 9000. Setiap kekurangan dalam desain atau spesifikasi itu sendiri tidak termasuk dalam pertimbangan. Kita bisa memperbaiki keadaan ini dengan memasukkan pelanggan kedalam persamaan. Definisi ISO diperluas untuk ini dan dinyatakansebagai: Kesesuaian terhadap tujuan seperti yang dirasakan pelanggan. 3.2 Quality Control, QA, TQC, TQM, Kaizen Dalam hal kualitas, lima akronim umumnya menggambarkan kegiatan yang melibatkan - QC (Kendali Mutu), QA (Jaminan Mutu), TQC (Total Kendali Mutu), TQM (Total Manajemen Kualitas) dan Kaizen (Orang Jepang untuk perbaikan kecil yang kontinyu).Gambar di bawah ini secara grafik menunjukkan hubungan antara istilah-istilah tersebut.TQM K A I Z E N TQC QA QC

3.2.1 Kendali Mutu/ Quality Control (QC) Proses kendali mutu biasanya untuk memisahkan antara yang baik dari yang buruk. Proses QC ditunjukkan pada berikut ini

Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu (sumber : wikipedia)

3.2.2 Quality Assurance Jaminan Mutu QA adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua kegiatan yang menjamin produk yang dihasilkan dari proses. Yaitu, menghilangkan kebutuhan pemeriksaan untuk memisahkan produk yang buruk dari yang baik. Untuk melakukan hal ini, prosedur, sistem dan pengukuran yang tepat harus diletakkan sebagai bagian dari proses. Sebagai hasilnya, QA (dimanifestasikan dengan seri yang sekarang terkenal dengan ISO 9000) kadang-kadang dituduh sebagai birokrastif dan documentative. QA birokratif karena dianggap banyak persyaratan untuk pencatatan, proses, prosedur, praktek, standar, aliran bahan dan pekerjaan dan sebagainya. Persyaratan tersebut adalah logis, terutama dalam organisasi yang besar dan rumit. Memori atau pengetahuan perusahaan biasanya ditemukan dalam dokumen-dokumen tersebut. Gambar berikut menggambarkan Quality Assurance

3.2.3 TQC (Total Quality Control / Total Kendali Mutu) TQC adalah usaha inklusif dalam organisasi, meskipun dalam prakteknya masih sangat banyak terbatas pada departemen-departemen atau bagian-bagian yang memiliki hubungan langsung dengan produksi. Kemudian konsep Total Quality Control, di tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah hulu, yaitu di area engineering dan purchasing.Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality Control yaitu : Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.

Implementasi Total Penekanan

Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama. umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.(sumber :wikipedia)

3.2.4 TQM Total Quality Manajemen / Total Manajemen Kualitas Istilah ini mengacu pada semua kegiatan dalam semua aspek memproduksi dan menghasilkan produk dan/atau pelayanan untuk kepuasan penuh pelanggan. Istilah ini meliputi kegiatan baik huludanhilir dari proses produksi ini juga. Istilah ini juga melihat segala macam aspek yang relevan yang dapat berdampak pada efektivitas seluruh sistem, seperti potensi bahan baku baru, investasi masa depan, perubahan lingkungan, perubahan politik, pengembangan keuangan dan sebagainya. Gambar berikut adalah gambaran sederhana tentang TQM

3.2.5 Perbaikan Kontinyu ~ Kaizen Kepuasan pelanggan bisa dicapai jika sistem (produksi, pengiriman, dll) mampu bergerak dengan persyaratan pelanggan, baik riil maupun menurut persepsi. Masaaki Imai memperkenalkan kata Kaizen untuk menjabarkan kegiatan yang terus berlanjut dalam perbaikan sistem dan setiap unsur dari sistem itu. Imai menulis dalam bukunya tentang Kaizen pada tahun 1986, dan pada tahun 1988 kalangan teoretisi dan praktisi kualitas terus menerima bahwa Kaizen merupakan syarat logis untuk keberhasilan kualitas. 3.3 ISO 9000 Seri ISO 9000 terdiri dari empat bagian, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, dan ISO 9004. ISO 9001 merupakan tingkat kualitas ISO tertinggi yang bisa dicapai dan ISO 9003 adalah yang terendah, sebagaimana bisa kita lihat dari yang di bawah ini:

ISO 9003 Sistem Kualitas ~ Model untuk jaminan mutu dalam inspeksi dan pengujian akhir ISO 9002 Sistem Kualitas ~ Model untuk jaminan mutu dalam produksi dan instalasi ISO 9001 Sistem Kualitas ~ Model untuk jaminan mutu dalam desain/pengembangan, produksi, instalasidan pelayanan.

3.4 Kriteria Penganugerahan Kualitas Untuk melengkapi seri ISO 9000, muncul beberapa penghargaan kualitas yang berbeda. Misalnya Malcolm Bardrige Award, Australian Quality Award, New Zealand Quality Award dan European Foundation for Quality Management (EFQM) Award. Gambar 3.7(a) menunjukkan kerangka New Zealand Quality Award dan gambar 3.7(b) menunjukkan kerangka EFQM Award. Leaderwship dan Business Results menopang semua hal lain dalam kerangka itu. Pengkualifikasi untuk Penghargaan itu harus memiliki jumlah minimum poin yang terakumulasi dari skorskor yang diperoleh dari tiap unsur. Sebagai contoh, dalam Kriteria Penghargaan Kualitaws NZ, daftar berikut ini diterapkan: Kepemimpinan Perencanaan Strategis Fokus Pelanggan & Pasar Analisis Informasi Pengembangan SDM Manajemen Proses Hasil Usaha Hasil usaha meliputi : Kepuasan Pelanggan Hasil Pasar Keuangan Hasil SDM Hasil pemasok Hasil khusus organisasi 130 poin 130 poin 35 poin 25 poin 130 poin 450 poin 110 poin 80 poin 80 poin 80 Poin 100 Poin 100 Poin 450 poin

Gambar 3 (a). Kerangka Penghargaan Kualitas New Zealand .3

Gambar 3 (b) Kerangka Penghargaan Kualitas EFQM Eropa .3

4. KUALITAS DALAM PENDIDIKAN 4.1 Beberapa Contoh Kualitas dalam Pendidikan Pen y Dre merupakan sebuah sekolah di kawasan yang miskin secara sosial di Wales Selatan, Inggris. Upaya mencapai kualitas di Pen y Dre dipimpin oleh Kepala Sekolah yang kebetulan sudah akrab dengan TQM sewaktu bekerja di Rank Xerox. Dimulai pada 1993, sekolah itu meraih Penghargaan Wales Quality untuk Pendidikan pada tahun 1995. Fox Valley Technical College di AS juga merupakan contoh institusi pendidikan yang berhasil mengimplementasikan TQM. Jaminan uang-Kembali dan Gratis Mengulang Kuliah merupakan sebagian inovasi yang diperkenalkan di sana. Inovasi lain adalah hubungan eratnya dengan industri lokal. Sekali lagi, ia dipimpin dari atas oleh pelaksana utamanya. Pemerintah Australia memperkenalkan skema pendanaan kompetitif untuk implementasi kualitas di universitas-universitas Australia, dan mengalokasikan sekitar A$77 juta per tahun selama dua tahun untuk tujuan ini. Di sektor TAFF (Pendidikan Teknis dan Pendidikan Lanjutan) di Australia, implementasi kualitas diupayakan secara ketat. Holmesglen Tafe College di Melborune, misalnya, berhasil mendapat akreditasi ISO 9001 beberapa tahun silam, dan merupakan lembaga pendidikan tertier yang mendapatkan akreditasi seperti itu di Australia. Pemerintah New Zealand menekankan kualitas dari institusi tersiernya melalui pengurangan pendanaan, peningkatan daya saing, peningkatan akuntabilitas melalui pemantauan dan tuntutan akan pertanggungjawaban kualitas yang tiada henti. Komite Wakil Kepala Perguruan Tinggi membentuk Academic Audit Unit untuk melakukan swa-evaluasi tingkat kualitas anggota perguruan tinggi. Tingkat kualitas Politeknik dipantau dan disetujui oleh Komite Program Politeknik New Zealand (NZPPC). Akan segera terjadi perkembangan untuk mengaitkan pendanaan dengan kinerja kualitas institusi-institusi tertier.

4.3 Model yang Memungkinkan Dalam usaha mencapai QA dalam pendidikan, pendidikan khusus yang lebih tinggi, dan mempertimbangkan komentar-komentar di atas, kiranya pantas bagi kita untuk mendiskusikan model yang memungkinkan dari pendidikan tersier berbasis prosesnya. Gambar berikut menunjukkan rincian proses dari sebuah institusi tersier.

Wilayah akademik yang terkadang tidak begitu dikenal dan mendapatkan perhatian, mengoperasikan hampir semua aspek kualitas, dinamakan QC. Wilayah pendukung menyediakan fungsi administratif untuk institusi. Sebuah sistem produksi dapat dicontohkan oleh rangkaian proses pada gambar berikut ini. Proses bahan mentah berakhir pada tahap logika.

Pengaturan kualitas saling berhadapan antar pelanggan (mahasiswa) harus dibenahi bila variasi aspek dari subjek-subjek diminimalisasi. Ketika rangkaian sistem harus menjamin konsistensi dari setiap proses, bahan mentah diamankan dari pembongkaran bersama, dengan pendidikan.

4.4 Syarat untuk Memproduksi Lulusan Insiyur yang Kompetitif Pendekatan secara menyeluruh dan sistematik dibutuhkan untuk percobaan peningkatan kualitas, fakultas atau sekolah keinsinyuran harus mengevaluasi kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh masukan pada keluaran yang dihasilkan. Penting untuk dijadikan contoh bahwa pertimbangan keseluruhan aspek secara matang juga dimasukkan ke dalamnya, misalnya keberadaan sekolah dasar yang nantinya dapat menjamin dengan baik jumlah pendaftar fakultas atau sekolah. Mengenai masalah sumber untuk mengajar dan belajar, penyedia barang haruslah orang yang dapat dipercaya.

4.5. EEDP Indonesia Sebuah Tinjauan Indonesia mengetahui kebutuhan untuk bersikap kompetitif secara global dalam banyak aspek, termasuk dalam hal sumber daya manusia. Berbagai langkah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia pada bidang tersebut telah disebutkan pada bagian 2.3. Bagian ini meninjau program EEDP melalui jaminan kualitas dan peningkatan kualitas pendidikan keinsinyuran di Indonesia. Tiga pendidikan objektif Proyek EED yang dapat diikuti dengan mudah:

Peningkatan Kualitas dan Hubungan Meningkatkan akses dan keikutsertaan Memperkuat Kapasitas Institusi Tujuan-tujuan berikutnya yang dicapai terdaftar sebagai berikut ini:

1.Menentukan kerangka kerja 2.Meningkatkan hubungan antara industri dan institusi 3.Mengembangkan pelajaran dan kurikulum yang relevan 4.Memperkuat institusi keinsinyuran privat 5.Memperkuat departemen keinsinyuran universitas 6.Memperbarui pendidikan keinsinyuran di politeknik

5. PERTIMBANGAN PRAKTIS 5.1 Tantangan terhadap Implementasi Sistem Proyek ini melibatkan perubahan dalam sistem, dalam sikap, dalam paradigma, dalam proses, dalam praktek manajemen dan dalam banyak hal lain yang melibatkan pengajaran, pembelajaran, penatalaksanaan dan lain-lain. Yang tidak kalah penting, perlunya penerimaan oleh siapa pun yang terlibat dalam proses perubahan itu sendiri, karena kurangnya komitmen akan secara serius merusak perubahan yang berpotensi berhasil. Upaya umum dalam bidang kualitas akan memerlukan sekitar lima hingga tujuh tahun sebelum melihat hasilnya. Tiga tahun usia QA, bagian dari Proyek itu baru layak untuk memulai proyek tersebut. Proyek ini khusus untuk Pendidikan Teknik dan dengan demikian upaya-upaya yang terkait dengan kualitas juga dimulai di tingkat Jurusan atau Fakultas Teknis. Pengalaman menunjukkan bahwa berhasilnya pelaksanaan QA, TQM atau Perbaikan Kontinu dipimpin oleh manajemen utama organisasi. Mengingat bahwa perkuliahan Teknik berlangsung selama empat setengah tahun, dampak dari perubahan apa pun pada kurikulum dan pelaksanaannya tidak akan dirasakan dalam waktu dekat. Implementasi QA dan/atau praktek-praktek terkait QA bisa bertentangan dengan budaya yang berlaku. Potensi hilangnya pekerjaan dan jenis-jenis pekerjaan karena diperkenalkannya QA memiliki konsekuensi riil bagi mereka yang terkena dampaknya. Penghilangan praktek kerja yang berlebihan akan menjadikan mubazirnya sebagian operator. Keberhasilan implementasi QA bergantung pada pemberdayaan dan devolusi. Budaya sosial dan kerja Indonesia pada awalnya bisa menghalangi praktek tersebut. Karena itu jelas bahwa diperkenalkannya QA melibatkan perubahan budaya, dan mesti diterima bahwa perubahan budaya itu perlu waktu. Kendala keuangan makro pada institusi akan membatasi kemampuannya untuk memasukkan perubahan kurikulum, memperbaiki peralatan, dan mengupgrade bangunan, yang kesemuanya merupakan syarat dasar untuk memastikan lingkungan belajar yang berkualitas. Pengembangan Profesi Staf merupakan prasyarat untuk organisasi yang berkualitas dan terus belajar. Manajemen juga perlu membahas pertanyaan apakah institusi mampu memberikannya ketika kebutuhan lain juga menuntut. Kendala keuangan mikro pada staf perseorangan dapat membatasi kemampuannya untuk berpartisipasi penuh dalam program pelaksanaan QA. Dipahami bahwa banyak akademisi memiliki lebih dari satu jabatan. Namun, yang menimbulkan situasi ini ialah kemungkinan akan adamu beberapa organisasi yang berbeda di mana orang itu bekerja dapat dipaparkan pada konsep dan praktek QA. Namun demikian, komitmen pribadi setiap orang dalam organisasi diperlukan untuk suksesnya pelaksanaan QA. Dengan demikian, tantangan yang menghadang manajemen fakultas dan institusi di Indonesia dalam mengimplementasikan perubahan seperti QA, tampaknya jauh lebih besar dibanding yang dihadapi di luar negeri seperti Australia, Inggris, dan New Zealand. Manajemen fakultas atau institusi perlu menemukan solusi yang bisa diterima tanpa mengorbankan prasyarat implementasinya.