Tugas 2 Korosi - Anindya Aulia Pratiwi - 1006704474
-
Upload
nindy-aulia -
Category
Documents
-
view
28 -
download
3
Transcript of Tugas 2 Korosi - Anindya Aulia Pratiwi - 1006704474
![Page 1: Tugas 2 Korosi - Anindya Aulia Pratiwi - 1006704474](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55721135497959fc0b8e93d1/html5/thumbnails/1.jpg)
Anindya Aulia Pratiwi 1006704474
Pitting Number Equivalent Number (PREN) dan Pitting Corrosion
Pitting corrosion atau korosi sumuran adalah bentuk lain dari serangan korosi
yang terlokalisasi dimana terbentuk rongga atau “lubang” pada material. Pitting
merupakan korosi yang lebih berbahaya dibandingkan dengan kerusakan yang
disebabkan oleh korosi yang uniform. Hal ini disebabkan karena korosi sumuran lebih
sulit untuk dideteksi dan jumlah material yang hilang sangat sedikit hingga terjadinya
kegagalan. Sumuran dapat diinisiasi oleh cacat permukaan yang terlokalisasi seperti
scratch.
Korosi sumuran biasanya ditemukan pada logam dan paduan pasif seperti
Paduan Aluminium, Stainless Steel, dan Stainless Alloy dimana lapisan pasif yang sangat
tipis rusak secara mekanis atau kimiawi dan tidak langsung membut lapisan pasif lagi.
Hasil dari sumuran menurut ASTM-G46 dapat ditunjukan pada gambar di bawah ini:
Mekanisme terjadinya korosi sumuran pada material yang bebas cacat adalah
karena pengaruh dari lingkungan yang mengandung senyawa kimia agresif seperti
klorida. Klorida merupakan penyebab utama yang dapat merusak lapisan pasif (oksida)
1
![Page 2: Tugas 2 Korosi - Anindya Aulia Pratiwi - 1006704474](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55721135497959fc0b8e93d1/html5/thumbnails/2.jpg)
Anindya Aulia Pratiwi 1006704474
sehingga sumuran dapat terinisiasi. Selain itu, lingkungan juga dapat menyebabkan
perbedaan aeration cell sehingga sumuran dapat diinisiasi pada bagian anodik.
Sedangkan pada lingkungan yang homogen, sumuran terjadi karena material
mengandung inklusi atau cacat.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi korosi sumuran, yaitu kandungan
klorida, pH, dan temperatur. Semakin tinggi temperatur dan kandungan klorida serta
menurunnya pH, maka kemungkinan terjadinya korosi sumuran menjadi lebih besar.
Sehingga untuk mengurangi terjadinya sumuran, kita harus menurunkan temperatur
dan menaikkan pH. Berikut ini adalah hubungan antara pH, kandungan Klorida dan
Molybdenum pada austenitic chromium alloy dengan temperatur 65-800C :
dari grafik menunjukan bahwa garis Molybdenum menunjukkan awal terjadinya
sumuran. Di atas garis Molybdenum, sumuran terjadi dengan sangat cepat. Sedangkan
jika di bawah garis Molybdenum, maka korosi pitting tidak terjadi. Grafik ini digunakan
untuk menentukan batasan Klorida dan pH yang dapat ditoleransi pada alloy class.
Untuk meningkatkan ketahanan material terhadap korosi sumuran, dapat
dilakukan dengan menambahkan paduan. Paduan yang ditambahkan biasanya
Molybdenum dan Nitrogen. Dari penelitian diketahui bahwa untuk memperkirakan
2
![Page 3: Tugas 2 Korosi - Anindya Aulia Pratiwi - 1006704474](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55721135497959fc0b8e93d1/html5/thumbnails/3.jpg)
Anindya Aulia Pratiwi 1006704474
ketahanan material terhadap sumuran dapat dilakukan dengan menghitung komposisi
unsur Kromium, Molybdenum, dan Nitrogen. Penghitungan ini dikenal dengan nama
Pitting Resistance Equivalent Number atau PREN. Berikut ini merupakan
perumusannya:
PREN=%Cr+3.3 (%Mo )+16(%N )
Pencegahan terhadap korosi sumuran dapat dilakukan dengan:
1. Mengontrol pH, konsentrasi klorida, dan temperatur
2. Menggunakan proteksi katodik atau anodik
3. Menggunakan paduan Molybdenum dan Kromium untuk meningkatkan
ketahanan terhadap korosi sumuran
4. Menggunakan material yang tahan terhadap service environment.
Referensi:
“Different Types of Corrosion -Recognition, Mechanisms & Prevention Pitting Corrosion”
http://www.corrosionclinic.com/types_of_corrosion/pitting_corrosion.htm
“SSS Guide” http://www.csidesigns.com/PDFs/SSSguide.pdf
Callister Jr., William D. Materials Science and Engineering eighth edition. Asia:
John Wiley & Sons. 2011.
3