TUGAS 1 ETPROF.docx

download TUGAS 1 ETPROF.docx

of 7

Transcript of TUGAS 1 ETPROF.docx

TUGAS 1 : ETIKA PROFESIARSITEKTUR PROFESIONAL DAN TINDAKANNYA (sebagai Supervisor) DALAM KASUS RUNTUHNYA PENAMBAHAN BANGUNAN PADA PUSAT GROSIR METRO TANAH ABANG

Oleh:June Lorina Lumare052.12.059

Dosen:Ir. Harry Wahjono, MSA

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANUNIVERSITAS TRISAKTI2015-2016ARSITEKTUR PROFESIONALISME SEBAGAI SUPERVISOR DAN TINDAKANNYA DALAM KEGAGALAN KONSTRUKSI PADA SAAT PENGERJAAN BERLANGSUNG

Dalam sebuah proyek bangunan pasti ada beberapa masalah-masalah yang muncul pada saat pengerjaan proyek. Masalah-masalah tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah kegagalan ataupun dapat hanya sebagai kesalahan yang tidak sampai gagal. Kegagalan dan kesalahan yang seperti apa yang terjadi pada saat pengerjaan suatu proyek? Kegagalan dan kesalahan yang terjadi pada saat pengerjaan ialah kegagalan bangunan, konstruksi, kesalahan kinerja, dan lain-lain.Kegagalan bangunan dapat disebabkan oleh faktor kesalahan manusia itu sendiri. Kesalahan manusia itu dapat diakibatkan dari ketidaktahuan, kesalahan kinerja (kecerobohan dan kelalaian) dan keserakahan. Ketidaktahuan dapat diakibatkan dari kurangnya pelatihan, pendidikan dan pengalaman. Kesalahan kinerja ( kecerobohan dan kelalaian) termasuk salahnya dalam perhitungan dan tidak terperinci, tidak benar dalam membaca gambar dan spesifikasi dan cacat konstruksi. Walaupun demikian, konsultan tersebut harus merencanakan segala sesuatunya dengan baik, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal juga.Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang setelah diserah-terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia dan/atau pengguna jasa. Kegagalan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat dari kesalahan dari pengguna jasa atau penyedia jasa.

CONTOH KASUS: RUNTUHNYA PENAMBAHAN BANGUNAN PADA PUSAT GROSIR METRO TANAH ABANGPada tanggal 23 Desember 2009 lalu telah dilakukan pembangunan di kawasan Pasar Tanah Abang, yakni tepatnya di Pusat Grosir Metro Tanah Abang. Rencana penambahan bangunan ini merujuk pada bangunan berbentuk persegi berukuran 6,3 kali 3 meter kali 3 meter yang akan digunakan sebagai toilet dan kios tambahan di lokasi parkir gedung utama Metro Tanah Abang. Proyek pembangunan ini dimiliki oleh PT Roynta Eka Jaya (Y), dengan konsultan pengawas dari PT Trimarta Jaya Persada (AT), konsultan struktur dari PT Susanto Cipta Jaya (ES), dan konsultan arsitek dari PT Mega Tika Internasional (YT).Dalam proses pembangunan penambahan ini terjadi kegagalan bangunan, yakni runtuhnya penambahan bangunan tersebut yang menyebabkan 4 korban meninggal dunia dan 14 korban luka-luka. Penyebab runtuhnya penambahan bangunan ini masih disebabkan adanya penyimpangan/kesalahan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Kesalahan perencanaan dan perencanaan yakni pemilihan jenis bahan yang digunakan berbeda dengan rencana, seperti contoh konsultan struktur telah membuat rencana untuk memakai bahan baja ukuran A, tetapi yang terjadi di dalam proyek yang digunakan bahan baja ukuran B dan kesalahan pengawasan yakni kurangnya pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan pembangunan, seperti mengecek bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan perencanaan atau tidak.Berikut adalah dokumentasi runtuhnya penambahan bangunan pada Pusat Grosir Metro Tanah Abang :

Gambar 1 dan 2 : Keadaan reruntuhan penambahan bangunan pada Pusat Grosir Metro Tanah Abang, penuh dengan baja-baja

Gambar 3 dan 4 : Penyelamatan korban oleh petugas pemadam kebakaran

ARSITEK PROFESIONALISME sebagai KONSULTAN PENGAWASMenurut Budiharjo (1997) dalam buku Jati Diri Arsitek Indonesia, kata Arsitek berasal dari Bahasa Yunani, Architekton yang merupakan rangkaian dua kata yaitu Archi yang berarti pemimpin atau yang pertama, dan Tekton yang berarti membangun. Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master builder). Sedangkan pengertian Arsitek dalam buku Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas (Ikatan Arsitek Indonesia, IAI) disebutkan bahwa Arsitek adalah Perorangan ataupun Badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan pengawasan pembangunan, memberikan nasehat atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan perancangan dan pengawasan gedung, tata ruang dalam pertamanan, perancangan kota, pembagian kota dan jalan-jalan dan jembatan.Profesionalisme (profsionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Sedangkan menurut KBBI (1994) Profesionalisme berasal dari kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).Konsultan Pengawasan adalah badan hukum/perusahaan yang bergerak dalam pengawasan menyeluruhan dari awal sampai akhir pelaksanaan pembangunan dan meliputi seluruh bidang-bidang keahlian yang diperlukan. (Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas Ikatan Arsitek Indonesia tahun 1991)Posisi arsitek dalam Konsultan Pengawas mewakili pihak pemberi tugas dalam segala hal yang menyangkut pengawasan dan pemanduan antara kesesuaian antara gambar bestek, syarat teknis dalam pelaksanaan proyek. Arsitek juga bertugas sesuai keahliannya mengawasi seluruh kegiatan konstruksi mulai dari persiapan, penggunaan, mutu bahan/material, pelaksaan pekerjaan, dan finishing hasil pekerjaan sebelum diserahkan kepada pemberi tugas. Tugas Konsultan Pengawas menurut Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas Ikatan Arsitek Indonesia tahun 1991 (pasal 15) :A. Pengelolaan Pengawasan mencakup :Pengendalian umum atas pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong. Pengelolaan di dalam organisasi pemborong bukan menjadi tanggungjawab Pengawas. Pengesahan Sub. Pemborong meliputi penelitian kemampuan teknis keuangan maupun administrasi dari yang bersangkutan. Menetapkan, meyediakan dan mengkoordinir tenaga ahli khusus meliputi bidang keahlian yang diperlukannya untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut. Meminta keputusan arsitek perencana tentang hal-hal yang menyangkut estetika dan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan kepada perancang.B.Pengawasan Teknik :1. Melakukan pengawasan kualitas atas bahan, tenaga, peralatan, hasil pekerjaan, serta waktu dan cara pelaksanaan sesuai dengan perjanjian pemborongan.2.Melakukan pengawasan kualitas atas bagian-bagian pekerjaan sesuai dengan perjanjian pemborongan. Posisi arsitek dalam konsultan pengawasan bertindak sebagai pimpinan pada pelaksanaan proyek di lapangan. Arsitek bertanggung jawab penuh terhadap proses pelaksanaan proyek dari tahap awal sampai akhir

KESIMPULANKegagalan bangunan merupakan suatu keadaan bangunan yang terjadi akibat dari ketidaksesuaian antara rencana dengan pelaksanaan. Kegagalan bangunan terjadi oleh karena beberapa faktor, salah satunya ialah kelalaian pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan. Salah satu contoh akibat kelalaian pengawasan yakni contoh kasus di atas, yakni pengawasan yang kurang teliti dan ketat sehingga terjadinya kegagalan bangunan yang mana bagunan yang dibangun runtuh dan menyebabkan beberapa orang meninggal dan luka-luka. Kegagalan ini dikarenakan ketidaksesuaian rencana pembangunan dengan kondisi lapangan dan ini merupakan tanggung jawab arsitek sebagai konsultan pengawasan yang mewakili pihak pemberi tugas dalam segala hal yang menyangkut pengawasan dan pemanduan antara kesesuaian antara rencana pembangunan, syarat teknis dalam pelaksanaan proyek. Arsitek juga bertugas sesuai keahliannya mengawasi seluruh kegiatan konstruksi mulai dari persiapan, penggunaan, mutu bahan/material, pelaksaan pekerjaan, dan finishing hasil pekerjaan.Dan pengawasan teknik yang dilakukan arsitek dalam konsultan pengawas salah-satunya melakukan pengawasan kualitas atas bahan, tenaga, peralatan, hasil pekerjaan, serta waktu dan cara pelaksanaan sesuai dengan perjanjian pemborongan. Arsitek bertanggung jawab penuh terhadap proses pelaksanaan proyek dari tahap awal sampai akhir.

SOLUSI DAN SARANSebagai arsitek profesionalisme dalam konsultan pengawas, sebaiknya bersikap lebih bertanggung jawab terhadap memenuhi tugas. Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan yang diberikan, kita sebagai arsitek dalam konsultan pengawas harus meminta penjelasan yang lebih rinci dan dapat dimengerti kepada perancang, sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan dalam proses pembangunan.Selain itu, kita juga sebagai konsultan pengawas sebaiknya melakukan pengawasan yang lebih ketat dan berkala untuk menjaga kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sehingga meminimalkan terjadinya kecurangan yang dapat menyebabkan kesalahan/kegagalan bangunan seperti contoh di atas serta harus bertindak sebagai team leader yang tegas, memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam menegur bawahan saat menemukan perbedaan antara rencana dan pekerjaan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.nusantaraku.org/forum/news-current-issues-rumours/41490-bangunan-di-tanah-abang-roboh.html (diakses : 5 Oktober 2015)http://www.antaranews.com/berita/166926/bangunan-runtuh-tanah-abang-tidak-berizin-pemda-dki (diakses : 5 Oktober 2015)IAI, (1991). Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas Ikatan Arsitek Indonesia.