Tugas 1
description
Transcript of Tugas 1
1
1. Parameter GC
Parameter adalah hal-hal yang dapat menggambarkan karakteristik
objek yang diamati. Dalam analisis darah dengan menggunakan GC/MS,
parameter adalah hal-hal yang dapat menggambarkan kandungan alkohol dan
obat-obat terlarang dalam darah. Beberapa parameter yang penting dijelaskan
sebagai berikut.
Konsentrasi Zat
Konsentrasi zat dalam urine merupakan parameter yang sangat
penting untuk menganalisis kandungan narkotika dalam urine. Masing-masing
zat biasanya terkandung dalam urine dalam jumlah tertentu. Kelebihan atau
kekurangan jumlah zat dapat memberikan indikasi terjadinya masalah.
Penentuan konsentrasi zat, dapat dilakukan dengan menggunakan
salah satu dari dua cara berikut:
1. Metode Calibration with Standards
Pada metode ini, sejumlah larutan standar zatyang diketahui
konsentrasinya dilewatkan pada kolom pemisah dan detektor GC/MS.
Kemudian, dibuat hubungan grafik antara tinggi puncak atau luas area di
bawah kurva dengan konsentrasi larutan standar. Grafik yang dihasilkan
adalah garis lurus; persamaan linear yang didapatkan digunakan untuk
menentukan konsentrasi zat pada sampel dengan melihat tinggi puncak atau
area luas di bawah kurva yang terbaca pada detektor.
2. Metode Internal Standard Method
Metode ini merupakan metode yang lebih baik untuk analisis kuantitatif
karena mengurangi ketidakpastian yang muncul pada metode sebelumnya.
Pada metode ini, larutan standar internal diberikan pada sampel yang
dianalisis dan larutan standar yang disiapkan dengan volume yang sama.
Akibatnya, persen larutan pada campuran berbeda-beda. Kemudian, masing-
masing larutan dialirkan pada instrumen analisis GC/MS. Pada detektor, akan
terbentuk dua puncak yang mewakilkan puncak larutan standar/sampel dan
puncak larutan standar internal. Akhirnya, dibuat grafik antara konsentrasi zat
dan perbandingan tinggi puncak atau luas area di bawah puncak untuk larutan
2
standard an larutan standar internal. Garis lurus yang didapatkan digunakan
untuk menentukan konsentrasi zat pada sampel yang tidak diketahui.
Konstanta Distribusi
Konstanta distribusi menggambarkan karakteristik objek untuk terikat
pada fase bergerak dan fase diam pada kolom pemisah yang digunakan. Setiap
senyawa memiliki kosntanta distribusi yang berbeda sehingga besaran ini
dapat digunakan untuk melihat kandungan senyawa dalam darah. Pada
kromatografi, terjadi kesetimbangan zat pada fase diam dan fase bergerak. Untuk
zat A, reaksi kesetimbangan yang terjadi diberikan pada Persamaan (1):
A (fase bergerak) = A (fase diam) (1)
Konstanta kesetimbangan ini disebut konstanta distribusi, Kc, yang
dituliskan sebagai berikut
Kc=(a¿¿ A)S
(aA)M
=cs
cM
¿ (2)
dengan (aA)S dan (aA)M adalah aktivitas zat A pada fase diam dan fase
bergerak sedangkan cS dan cM adalah konsentrasi zat A pada fase diam dan fase
bergerak.
Retention Times
Retention times, tR, adalah waktu antara pemasukan sampel dan
kemunculan puncak pada detektor. Retention times dapat menjadi parameter yang
penting untuk menjelaskan karakteristik senyawa dalam darah. Karena setiap zat
memiliki konstanta distribusi yang berbeda, retention times yang dikaitkan
dengan lama sampel berada pada kolom pemisah juga berbeda walaupun nilainya
sama untuk zat yang sama dengan konsentrasi berbeda. Zat yang memiliki
retention times lebih lama menunjukkan zat ini lebih cenderung terikat pada fase
diam.
Gambar 2 memberikan ilustrasi kromatogram campuran yang terdiri atas dua
zat. Pada Gambar 2, salah satu zat (yang memberikan puncak terlebih dahulu)
merupakan zat yang tidak terikat pada fase diam. Retention times zat ini disebut
waktu mati (dead time), tM, dan zat ini hanya berada pada fase
3
bergerak ketike melewati kolom. Untuk zat yang kedua, retention times
dituliskan sebagai:
tR = tS + tM (3)
di mana tS adalah lama zat menempati fase diam.
Gambar 1 Kromatogram pada Campuran Berisi Dua Zat
(Sumber: Skoog, Douglas A., dkk. Fundamentals of Analitycal Chemistry, 8th Edition.
Hal. 924)
Laju Migrasi
Laju migrasi adalah laju suatu zat mengalir pada kolom pemisah. Laju migrasi
dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan lama proses pemisahan
diperlukan. Walaupun tidak secara langsung menjelaskan karakteristik objek, laju
migrasi merupakan besaran yang penting diketahui
dalam analisis GC/MS. Laju linear migrasi, v, adalah:
v=L/ tR (4)
dengan L adalah panjang kolom dan tR adalah retention times. Sedangkan
kecepatan linearsuatu zat pada fase bergerak, u, adalah:
u=L/ tM (5)
Faktor Selektivitas
Faktor selektivitas merupakan parameter yang penting dalam melihat
selektivitas kolom pemisah terhadap zat-zat yang terdapat pada darah yang
dianalisis. Faktor selektivitas, α, untuk campuran yang mengandung zat A dan
B adalah:
4
α=K B
K A
(6)
Dengan B merupakan zat yang lebih tertahan pada fase diam dibandingkan
zat A. Karena itu, nilai α selalu lebih dari satu.
α=K B
K A
(7)
dan nilai ini dapat diperoleh melalui kromatogram sesuai dengan Persamaan (7):
α=¿¿¿ (8)
Efisiensi Kolom
Efisiensi kolom, walaupun tidak menjelaskan secara langsung karakteristik
senyawa dalam darah, besaran ini sangat penting karena dapat memberikan
kualitas pemisahan campuran pada kolom. Besaran yang menunjukkan
efisiensi kolom adalah tinggi pelat, H, dan jumlah pelat, N. Kata ‘pelat’ tidak
menunjukkan arti sebenarnya. Kata ini dipakai karena pertama kali digunakan
untuk menjelaskan efisiensi kolom distilasi. Efisiensi kolom ditunjukkan
dengan nilai N yang besar dan nilai H yang rendah. Nilai H adalah:
N= LH
(9)
Nilai N dapat didapatkan melalui kromatogram menurut rumus:N=16 ¿ (10)
dengan W adalah lebar band yang terbaca pada kromatogram yang dapat
dilihat pada Gambar 1. Karena distribusi pada kromatogram biasanya adalah
Distribusi Gaussian, nilai H dipengaruhi oleh standar deviasi, σ , dan varian, σ2
. Nilai H adalah:
H=σ 2L
(11)
di mana besar H juga bisa ditulis sebagai jarak L dan L – σ .
Resolusi Kolom
5
Sama seperti efisiensi kolom, resolusi kolom tidak memberikan gambaran
langsung karakteristik objek yang diamati. Walaupun demikian, besaran ini
memberikan gambaran tentang kualitas pemisahan dalam kolom dan akhirnya
dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat keabsahan analisis kualitatif dan
kuantitatif yang dilakukan terhada sampel darah selanjutnya.
Resolusi kolom, Rs, didefinisikan sebagai jarak dua puncak yang muncul pada
detektor kromatografi relatif terhadap lebar dasar puncak masing-masing. Untuk
contoh kromatogram yang diberikan pada Gambar 2, nilai resolusi
kolom diberikan pada Persamaan (12) berikut:
RS=∆ Z
W A
2+
W B
2
= 2 ∆ ZW A +W B
=2¿¿(12)
dengan adalah jarah dua puncak kurva, WA, adalah lebar kurva zat
pertama, WB, adalah lebar kurva zat kedua, adalah retention times zat
kedua, dan adalah retention times zat pertama. Biasanya, semakin besar
resolusi kolom, pemisahan pada kolom semakin baik karena tidak ada zat A yang
tercamput pada zat B, dan sebaliknya.
Gambar 2 Kromatogram untuk Kolom dengan Tiga Resolusi Berbeda
(Sumber: Skoog, Douglas A., dkk. Fundamentals of Analitycal Chemistry, 8th Edition.
Hal. 937.)2.