Tugas 1

9
Analisis Laporan Keuangan Tugas Diskusi I “Wawancara Tukang Becak” Oleh : Marchelin 13MPAXXVIIA16 Rika Noor Tamara 13MPAXXVIIA23 Sari Nuzullina Rahmadhani 13MPAXXVIIA24 Nurrahmah Kartikarini 13MPAXXVIIA18 Arianti Kusuma Wardani 13MPAXXVIIA03 Program Profesi Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2013

description

ALK

Transcript of Tugas 1

Page 1: Tugas 1

Analisis Laporan Keuangan

Tugas Diskusi I

“Wawancara Tukang Becak”

Oleh :

Marchelin 13MPAXXVIIA16

Rika Noor Tamara 13MPAXXVIIA23

Sari Nuzullina Rahmadhani 13MPAXXVIIA24

Nurrahmah Kartikarini 13MPAXXVIIA18

Arianti Kusuma Wardani 13MPAXXVIIA03

Program Profesi Akuntansi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2013

Page 2: Tugas 1

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MAKSI/PPAk

Tugas Diskusi I

Seorang tukang becak bertanya kepada analis: "Kalau saya mau investasi di perusahaan

berupa saham, atas dasar apa bapak menilai perusahaan tersebut?" Analis menjawab: "Nilai

intrinsik hasil prediksi nilai di masa yang akan datang." Tukang becak bertanya lagi: "Apa

itu?"

Analis menjawab: (1)

“Nilai intrinsik itu adalah nilai asli yang melekat pada fisik barang, seperti kalo Bapak punya

uang koin Rp 100 dan terbuat dari emas, maka nilai intrinsik dari uang tersebut adalah nilai

dari emas itu, bukan Rp 100 yg tercantum pada koinnya itu Pak.

Kalau pada perusahaan, nilai intrinsik itu memperhitungkan aset yang terlihat (ekuitas saham)

dan yang tidak terlihat (prospek, nama besar perusahaan), dan sangat berhubungan dengan

kondisi keuangan perusahaan. Karena itu, kalau ingin menentukan nilai perusahaan untuk

keputusan investasi, nilai intrinsik tersebut harus ditentukan dengan cara menganalisis faktor-

faktor fundamental terkait data-data historis perusahaan tersebut, seperti laba perusahaan,

yang terdiri laba akrual dan laba yang berdasarkan cash basis. Hasil dari analisis itulah Pak,

yang kemudian dipakai sebagai bahan untuk memprediksi prospek dan menentukan nilai

perusahaan di masa yang akan datang.”

"Oh jadi begitu yah, yang kudhu dipakai untuk prediksi apa pak?" Analis kemudian

mengungkapkan bahwa laba akuntansi berbasis akrual memiliki kemampuan lebih dalam

memprediksi nilai perusahaan di masa yang akan datang. Tukang becak bertanya lanjut, "Kok

bisa Mas? Tolong tunjukkan caranya dan beda efek kedua laba itu dong."

Analis kemudian menjelaskan, disertai memberikan bukti perhitungan perbandingan efek

prediktif kedua laba tadi: (2)

“Begini Pak, dalam Akuntansi itu, pencatatan pada umumnya berdasarkan dua sistem, yaitu:

- Cash basis, yaitu pencatatan transaksi ekonomi sesuai dengan jumlah atau nominal uang

yang benar-benar diterima atau dikeluarkan.

- Accrual basis, yaitu pencatatan transaksi ekonomi pada saat diterima, meskipun saat itu

uang belum diterima atau dikeluarkan. Pencatatan itu dilakukan karena mempunyai

implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Sehingga laba akuntansi berbasis akrual

merupakan laba yang dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan

perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi.

Nah, selain mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan kan, akuntansi berbasis akrual

juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi. Oleh karena itu, akuntansi berbasis

Page 3: Tugas 1

akrual memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi keuangan perusahaan

daripada kondisi keuangan daripada akuntansi berbasis kas.

Bagi pihak manajemen sendiri, pendekatan berbasis akrual memiliki keunggulan karena

membantu mereka melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas

setiap kegiatan operasional perusahaan.

Bukti kalo efek prediktif keduanya itu beda, gini Pak:

Misalnya Bapak seseorang yang memiliki toko yang menjual barang-barang retail. Pada

tanggal 13 Desember 2012, Bapak membeli persedian untuk dijual senilai Rp 1.000.000 dan

pembayaran atas barang yang Bapak beli itu dilakukan pada tanggal 10 Januari 2013.

Jika Bapak menggunakan accrual basis, maka pencatatan akan dilakukan pada tanggal

terjadinya transaksi, yaitu tanggal 13 Desember 2012 untuk mengakui transaksi tersebut.

Transaksi tersebut dicatat dan diakui sebagai “Sediaan Barang Dagangan” di debet sebesar

Rp 1.000.000 dan sebagai “Hutang Usaha” di kredit sebesar Rp 1.000.000. Artinya, telah

terjadi penambahan Persediaan Barang Dagangan sebesar Rp 1.000.000 yang menimbulkan

bertambahnya Hutang Usaha sebesar Rp 1.000.000.

Jadi, jika Bapak menyusun neraca basis akrual di akhir tahun 2012, di bagian Aktiva dari

toko milik Bapak bertambahlah pos untuk Sediaan Barang Dagangan sebesar Rp 1.000.000

dan di bagian Liabilitas bertambah pula pos untuk Hutang Usaha sebesar Rp 1.000.000.

Untuk perlakuan pada transaksi yang sama, jika Bapak menerapkan cash basis, maka

transaksi diakui ketika kas dibayarkan atau diterima. Sehingga, pada neraca di akhir tahun

2012 (31 Desember) tidak ada perubahan apapun, karena selama tahun 2012 belum terjadi

pembayaran atas transaksi tersebut. Transaksi baru diakui pada tanggal 10 Januari 2013,

karena pada saat tersebutlah Bapak baru melunasi pembelian yang Bapak lakukan di tahun

2012. Pengakuan transaksi tersebut dicatat sebagai “Sediaan Barang Dagangan” di debet

sebesar Rp 1.000.000 dan sebagai “Kas” di kredit sebesar Rp 1.000.000. Artinya, telah terjadi

penambahan Persediaan Barang Dagangan sebesar Rp 1.000.000 yang menimbulkan

berkurangnya Kas sebesar Rp 1.000.000.

Hehee..lumayan panjang ya penjelasannya Pak..

Tapi dari contoh tersebut, tampak bahwa perlakuan akuntansi dengan basis berbeda akan

berdampak pada perubahan jumlah dan komposisi aset yang berbeda.”

Tukang becak dengan sedikit ragu bertanya, saya dengar dari salah satu penumpang saya

sekarang muncul yang namanya laba komprehensif, siapa itu dan apa bedanya dengan laba

biasa? Analis mecoba menjelaskan terlebih dahulu mengenai psak 1 yang terbaru dan laporan

laba komprehensif: (3)

Page 4: Tugas 1

Begini pak,“Menurut PSAK 1 tentang Laporan Laba Rugi Komprehensif, entitas menyajikan

seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:

1) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

2) Dalam bentuk dua laporan:

a. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah).

b. Laporan yang dimulai dengan laba rugi yang menunjukkan komponen pendapatan

komprehensif lainnya (laporan laba rugi komprehensif).

Laba Rugi Komprehensif adalah Laporan Laba Rugi yang sebenarnya terdiri dari informasi

laba rugi yang biasa kita laporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No. 1 yang

lama, ditambah dengan informasi pendapatan komprehensif lain (selisih kurs dan lindung

nilai arus kas).

Berdasarkan PSAK 1, komponen-komponen yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi

Komprehensif adalah:

1. Pendapatan

2. Biaya keuangan

3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas

4. Beban pajak

5. Suatu jumlah tanggal yang mencangkup total dari: laba rugi setelah pajak dan dari

operasi yang dihentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dari

pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau

kelompok lepasan dalam rangka operasi yang dihentikan.

6. Laba rugi

7. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai

dengan sifat

8. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi lain dan ventura bersama

yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas

9. Kepentingan nonpengendali dan pemilik entitas induk

10. Total laba rugi komprehensif

Bedanya dengan laba biasa, kira-kira dapat digambarkan begini Pak:

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif

Pendapatan Pendapatan

(Beban-beban) (Beban-beban)

Page 5: Tugas 1

Laba Sebelum Pajak Laba Sebelum Pajak

(Beban Pajak) (Beban Pajak)

Laba Rugi Laba Neto

Pendapatan Komprehensif Lainnya

Laba Rugi Komprehensif

Contohnya begini pak, kebetulan saya bawa Laba Rugi Komprehensif kelompok usaha XYZ

"Oh begitu ya, jadi menurut Anda laba yang mana yang lebih baik dipakai untuk

memprediksi? Yang biasa atau yang komprehensif? Kenapa demikian?

Analis menjawab sambil mulai meraba-raba kepala: (4)

“hehehe ..., apa hayoooo pakkk, laba rugi komprehensif si yang paling baik karena laba rugi

komprehensif didasarkan pada konsep pelaporan pendapatan komprehensif. Diperaturan

IFRS terbarunya juga ada kok pak, kan Indonesia sudah mengadopsi IFRS. Pendapatan

Page 6: Tugas 1

komprehensif artinya seluruh perubahan ekuitas pemilik perusahaan di luar dari transaksi

kontribusi atau distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan.

Diharapkan pengguna laporan dapat mengetahui semua informasi berkaitan dengan

perubahan ekuitas pemilik yang bukan berasal dari kontribusi dan distribusi pemilik dalam

satu laporan, yaitu pada Laporan Laba Rugi Komprehensif. Laporan ini menyajikan total laba

rugi komprehensif selama satu periode, yaitu total perubahan ekuitas yang dihasilkan dari

seluruh transaksi selama satu periode, selain perubahan ekuitas akibat transaksi dengan

pemilik. Gitu pakkkkk, pripun?”

"Dengan adanya hal-hal baru kayak gitu, apa efeknya bagi pekerjaan Anda pak Analis?"

"Konvergensi standar berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan peran professional

judgement, baik dalam mempersiapkan laporan keuangan, review, maupun dalam hal

pengauditan. Selain itu, adanya konvergensi standar menyebabkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan penilaian, pengukuran dan prediksi tentang perusahaan menjadi penting,

sehingga kebutuhan atas pihak ketiga (seperti appraiser, akuntan dan konsultan) dalam

penyusunan Laporan Keuangan menjadi penting." jawab analis (5)

Tukang becak menggali lebih dalam, "Jika demikian, dasar prediksinya berasal dari akun-

akun di laporan keuangan khan? Misal untuk aktivitas pendanaan gituh, apa yang harus

diperhatikan dan disesuaikan saldonya oleh Anda? Kenapa harus seperti itu?"

"Saya khan becak ini nyewa mas, kira-kira ya seumur hidup bakalan saya pakai untuk kerja.

Kalo saya perusahaan, perlakuannya harusnya gimana, sebagai apa? Dasarnya apa aja tuh kok

perlakuannya bisa gitu? Denger-denger bisa berujung ke aktivitas pendanaan di luar neraca

yah? Gimana tuh, jelasin dong."

Analis berpikir tiga jenak, kemudian satu persatu menjawab pertanyaan tukang becak tadi

beserta memberikan ilustrasi: (6)

Ngenteniki loh pakkk,

- “Nggih. Dasar prediksi nilai perusahaan adalah akun-akun pada laporan keuangan

perusahaan tersebut. Misalnya Bapak sebagai kreditor dan ingin terlibat dalam aktivitas

pendanaan perusahaan melalui pemberian modal (kredit), maka Bapak pasti akan

memprediksi kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang tersebut di masa yang akan

datang. Jika Bapak terlibat dalam pemberian hutang jangka pendek, maka bapak akan

memperhatikan akun-akun hutang lancar dan aktiva lancar untuk mengamati rasio lancar

yang dapat menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio

lancarnya, maka likuiditas perusahaan juga semakin besar. Itu artinya, perusahaan

Page 7: Tugas 1

tersebut dapat melunasi hutang dari Bapak dalam jangka pendek, jika kas atau setara kas

perusahaan tersebut tidak cukup untuk melunasinya.

- Kalau yang tentang becak itu Pak, Bapak kan nyewa untuk kerja. Jadi itu diperlakukan

sebagai Sewa Guna Usaha atau bahasa gaulnya nih Pak, Leasing.

Karena dalam praktiknya, Bapak yang menanggung biaya-biaya pemeliharan atas becak

tersebut, seperti kalo rusak, Bapak yang tanggung biaya buat benerin, maka Leasing

becak itu dikelompokkan dalam Operating Leasing. Tapi Bapak harus menentukan masa

manfaatnya atau biasa disebut umur ekonomis. Karena pembayaran sewa atas becak itu

harus diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus, kecuali kalau ada dasar sistematis

lain yang lebih mencerminkan pola waktu manfaat yang Bapak nikmati walaupun tidak

atas dasar pola tersebut.

- Dasarnya pengakuan dan pengukurannya ada di PSAK 30 tentang Sewa. Perlakuan Sewa

dalam Laporan Keuangan Lessee diatur pada paragraph 32 (Sewa Operasi)

Kemudian, dalam pemberlakuan pajak, berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000

dan surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 Pasal 17 ayat 2a

diatur mengenai perlakuan pembayaran leasing oleh lessee. Menurut ayat pada pasal

tersebut, pembayaran leasing dari lessee, atau Bapak sebagai penyewa, kepada lessor,

yang menyewakan becak pada Bapak, untuk transaksi operational lease diperlukan

pemotongan pajak penghasilan pasal 23 karena menurut pajak, hal tersebut diperlakukan

sebagi sewa-menyewa biasa.

- Memang akan berujung pada pendanaan di luar neraca. Itu merupakan salah satu dampak

pemberlakuan leasing tersebut sebagai operating lease, dimana lessee atau penyewa

menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan

sewa guna usaha dalam neraca.”

"Terus mas, kalau saya jadi beli saham misalnya, saham khan juga sumber dana buat

perusahaan tuh, apa yang harus Anda perhatikan dalam menganalisis si saham ini? Efeknya

gimana tho kok perlu dianalisis?" lanjut si tukang becak.

Analis sambil menghembuskan napas terakhir mencoba menjawab: (7)

“Kalau bapak jadi beli saham, maka bapak secara tidak langsung turut memberikan dana ke

perusahaan dan turut menjadi pemilik perusahaan. Sebagai pemegang saham, bapak punya

hak untuk mengetahui keadaan perusahaan dan mengambil keputusan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham. Biasanya strategi investor menggunakan analisis fundamental yaitu:

membeli ketika nilai intrinsik saham melebihi nilai pasar, menjual saat harga pasar saham

melebihi nilai intrisik nya, dan tahan ketika nilai intrinsik saham mendekati nilai pasarnya.

Page 8: Tugas 1

Jadi bapak harus tahu kapan sebaiknya saham itu dibeli, dijual, dan ditahan. Kalau sudah

memperlihatkan tanda-tanda kesulitan keuangan, maka lebih baik saham dijual.”

Di akhir pertemuan dengan tukang becak tadi, analis kemudian menyimpulkan dan

menjelaskan sekali lagi pentingnya penyesuaian akuntansi terhadap aktivitas pendanaan di

perusahaan: (8)

“Jadi penyesuaian akuntansi berpengaruh penting terhadap aktivitas pendanaan perusahaan.

Akuntansi berhubungan dengan pencatatatan, hasil akhir dari pencatatan akuntansi adalah

laporan keuangan yang dipublikasikan manajemen tiap akhir periode. Laporan keuangan

yang dipublikasikan manajemen tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar para investor

dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Semakin tinggi ketertarikan investor untuk

berinvestasi menanamkan modalnya di perusahaan, maka aktivitas pendanaan perusahaan

semakin lancar. Jadi gitu ceritanya, Pak...”

Page 9: Tugas 1

Referensi:

IAI, PSAK per 1 Juni 2012

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/04/leasing-sewa-guna-usaha-pengertian.html,

online, diakses tanggal 17 September 2013

http://pepiediptyana.wordpress.com/2008/04/07/basis-pengakuan-transaksi-basis-akrual-vs-

basis-kas/, online, diakses tanggal 17 September 2013