tugas 1

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Metrologi adalah sebuah istilah yang mempunyai banyak aspek. Dari sisi ilmiah, metrologi berarti ilmu pengetahuan mengenai tata cara dan sistem pengukuran. Walaupun masyarakat pada umumnya tidak terlalu akrab dengan istilah atau konsep metrologi, implikasi metrologi sangat besar artinya bagi kehidupan mereka sehari-hari. Metrologi bertujuan untuk memberikan hasil pengukuran yang benar. Tanpa metrologi, hasil dari suatu pengukuran tidak dapat dijamin kebenarannya. Kebenaran suatu hasil pengukuran hanya dapat dipastikan jika ada suatu acuan pengukuran yang diakui oleh semua pihak yang berkepentingan dengan hasil pengukuran tersebut. Secara teknis, diperlukan suatu acuan berupa standar fisik, metode-metode baku dan kompetensi untuk melakukan pengukuran pada berbagai tingkat ketelitian. Hal ini disebut sebagai infrastruktur metrologi. Pengukuran dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk banyak keperluan: memastikan jumlah atau ukuran komoditas yang diperdagangkan, guna menentukan nilai transaksinya; memastikan bahwa suatu produk mempunyai karakteristik yang sesuai dengan suatu spesifikasi tertentu, guna memenuhi kebutuhan konsumen yang akan menggunakannya; memastikan bahwa peralatan ukur yang dipergunakan untuk keperluan medis mempunyai akurasi yang memadai, guna melindungi kesehatan masyarakat; memastikan bahwa 1

Transcript of tugas 1

Page 1: tugas 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metrologi adalah sebuah istilah yang mempunyai banyak aspek. Dari sisi ilmiah,

metrologi berarti ilmu pengetahuan mengenai tata cara dan sistem pengukuran. Walaupun

masyarakat pada umumnya tidak terlalu akrab dengan istilah atau konsep metrologi, implikasi

metrologi sangat besar artinya bagi kehidupan mereka sehari-hari. Metrologi bertujuan untuk

memberikan hasil pengukuran yang benar. Tanpa metrologi, hasil dari suatu pengukuran tidak

dapat dijamin kebenarannya.

Kebenaran suatu hasil pengukuran hanya dapat dipastikan jika ada suatu acuan

pengukuran yang diakui oleh semua pihak yang berkepentingan dengan hasil pengukuran

tersebut. Secara teknis, diperlukan suatu acuan berupa standar fisik, metode-metode baku dan

kompetensi untuk melakukan pengukuran pada berbagai tingkat ketelitian. Hal ini disebut

sebagai infrastruktur metrologi.

Pengukuran dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk banyak keperluan: memastikan

jumlah atau ukuran komoditas yang diperdagangkan, guna menentukan nilai transaksinya;

memastikan bahwa suatu produk mempunyai karakteristik yang sesuai dengan suatu spesifikasi

tertentu, guna memenuhi kebutuhan konsumen yang akan menggunakannya; memastikan bahwa

peralatan ukur yang dipergunakan untuk keperluan medis mempunyai akurasi yang memadai,

guna melindungi kesehatan masyarakat; memastikan bahwa sarana publik seperti kendaraan

umum berada dalam kondisi layak pakai, guna melindungi keselamatan umum, dan lain-lain.

Dikaitkan dengan daya saing produk, pengukuran merupakan suatu bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian terhadap komoditas yang

diperdagangkan. Bagi produk nasional yang akan diekspor, bukti penilaian kesesuaian terhadap

standar yang dipersyaratkan oleh negara tujuan adalah syarat mutlak. Sebaliknya, untuk

memastikan bahwa produk impor tidak membahayakan konsumen di Indonesia dan tidak

menimbulkan persaingan tidak sehat bagi produk lokal, maka harus ada sistem standardisasi dan

penilaian kesesuaian yang handal, yang didukung oleh sistem pengukuran yang dapat dipercaya.

1

Page 2: tugas 1

Dalam hal ini dapat ditunjukkan bahwa pengukuran mempunyai kaitan langsung terhadap daya

saing bangsa.

Kegiatan pengukuran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Akan tetapi, percayalah

manfaat yang dirasakan akan jauh lebih besar. Metrologi telah menjadi bagian dari hidup kita

sehari-hari dan sudah berjalan secara alami serta sangat vital. Kita lihat saja, komoditas bahan

pokok seperti sembako atau bahan bangunan dan bahan keperluan infrastruktur diperjualbelikan

berdasarkan berat atau ukuran. Kebutuhan rumah tangga, air ledeng, listrik, gas, dan pulsa

telepon harus diukur.

Semua ini memengaruhi kehidupan pribadi kita. Kadar zat aktif dalam obat-obatan,

pengukuran sampel darah, dan keefektifan laser yang digunakan untuk pembedahan di dunia

medik harus diukur dengan teliti agar kesehatan dan keselamatan pasien terjamin. Hampir segala

sesuatu dinyatakan dalam ukuran, suhu udara, tinggi badan, nilai kalori makanan, berat paket

kiriman, tekanan udara ban kendaraan, jarak tempuh, waktu tunggu, dan seterusnya. Nyaris tidak

mungkin dalam kehidupan ini kita bicara tanpa menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan

timbangan dan ukuran.

1.2 Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui bagaimana materi-materi dari Teori Kesalahan itu

berkaitannya dengan Kemetrologian

Mahasiswa akan mampu untuk mengembangkan materi kuliah ini nantinya di dalam

prateknya, di bidang Metrologi

1.3 Manfaat

Mahasiswa mampu memahami materi yang disampaikan didalam mata kuliah Teori

Kesalahan

Mahasiswa mampu mengaplikasikan materi-materi yang disampaikan di dalam

Kemetrologian

Mahasiswa diharapkan kedepannya dapat lebih mengembangkan pembangunan di

bidang kemetrologian melalui berbagai penelitian ilmiah dikaitkan dengan disiplin

ilmu yang diperoleh di dalam mata kuliah Teori Kesalahan

2

Page 3: tugas 1

BAB II

METROLOGI LEGAL, METROLOGI INDUSTRI

DAN METROLOGI ILMIAH

Metrologi dikelompokkan dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang

berbeda-beda, yaitu :

2.1 METROLOGI LEGAL

Metrologi legal adalah metrologi yang mencakup semua kegiatan yang terkait dengan

pelaksanaan persyaratan legal mengenai pengukuran, satuan pengukuran, alat ukur dan metode

pengukuran. Kegiatan metrologi legal dilaksanakan atas nama otoritas pemerintah untuk

menjamin tingkat kredibilitas hasil pengukuran yang layak pada wilayah yang diwajibkan oleh

pemerintah. Metrologi legal adalah metrologi yang mengelola satuan ukuran, metoda

pengukuran dan alat ukur yang hubungannya dengan persyaratan teknik dan peraturan yang

diwajibkan, yang bertujuan untuk menjamin kepentingan umum dalam hal kebenaran serta

keamanan pengukuran. Metrologi Legal (legal metrology) : berkaitan dengan pengukuran yang

berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan dan keselamatan.

Metrologi legal merupakan aplikasi dari ilmu kemetrologian yang bertujuan untuk

memperoleh ketertelusuran dan acuan yang tepat dan dapat berlaku untuk setiap besaran yang

tercakup dalam kegiatan kemetrologian. Metrologi legal itu sendiri berlaku bagi para pelaku

perdagangan dan ditujukan untuk perlindungan setiap warga Negara dan masyarakat secara

keseluruhan. Metrologi legal diperlukan bila kekuatan pasar tidak cukup terorganisir atau tidak

kompeten atau tidak seimbang yang umumnya mencakup pengaturan berkaitan dengan satuan

pengukuran, hasil pengukuran misalnya barang dalam keadaan terbungkus dan terhadap alat

ukur. Pengaturan tersebut dilakukan atas nama pemerintah yang meliputi kewajiban hukum

berkaitan dengan hasil pengukuran dan alat ukur. Pemerintah juga bertanggung jawab atas

peraturan perundang-undangan mengenai kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan.

Maka dari fungsi-fungsi tersebut ada hal-hal tertentu yang berkaitan dengan hasil pengukuran

sehingga disini pemerintah seharusnya memperhatikan proses pengukuran agar sesuai dengan

seharusnya tidak ada yang memihak dari sisi manapun.

3

Page 4: tugas 1

Kegiatan yang dilakukan pemerintah adalah menetapkan peraturan perundang-undangan,

mengendalikan pengukuran melalui pengawasan pasar dan mengembangkan serta memelihara

infrastruktur yang dapat mendukung akurasi pengukuran tersebut melalui ketertelusuran yang

sangat mendasar untuk melengkapi peran pemerintah. Metrologi legal bermula dari kebutuhan

untuk menjamin keadilan dalam perdagangan, khususnya di bidang penimbangan dan

pengukuran. Metrologi legal terutama berkaitan dengan alat-alat ukur yang diatur oleh undang-

undang. Tujuan metrologi legal adalah menjamin terlaksananya pengukuran yang benar bagi

warga negara bilamana pengukuran itu dilakukan :

a. dalam transaksi resmi dan transaksi niaga

b. berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Sehingga tujuan akhir dari metrologi legal adalah untuk memberikan kepercayaan terhadap hasil

pengukkuran dengan pengaturan legal, kebutuhan dan persyaratan hasil pengukuran harus

dipertimbangkan sebelum menetapkan persyaratan terhadap alat ukur.

Pembagian Metrologi

Kegiatan metrologi legal yang utama adalah :

- Penetapan persyaratan legal

- Pengendalian atau penilaian kesesuaian produk atau kegiatan yang tercakup dalam

regulasi

- Pengawasan produk dan kegiatan yang tercakup di dalam regulasi

4

Page 5: tugas 1

- Pendirian infrastruktur yang memadai untuk memastikan ketertelusuran dari

pengukuran atau alat ukur yang tercakup di dalam regulasi

Alat-alat ukur yang dikendalikan secara legal mesti menjamin kebenaran hasil pengukuran :

- ketika digunakan;

- selama waktu penggunaan;

- dengan kesalahan yang tidak melebihi batas tertentu.

Di Indonesia, metrologi legal sudah ada sejak :

Perundangan Nama kantor

ORDONANSI TERA TAHUN 1923

ORDONANSI TERA TAHUN 1928

ORDONANSI TERA TAHUN 1949

DIENST VAN IJKWEZEN (1923-1954)

JAWATAN TERA (1954-1962)

DIREKTORAT METROLOGI (1962-1968)

DIREKTORAT METROLOGI

STANDARDISASI DAN NORMALISASI

(1968-1975)

UURI NOMOR 2 TAHUN 1981 DIREKTORAT METROLOGI (1975-SAAT

INI)

2.2 METROLOGI INDUSTRI

Telah dijelaskan bahwa metrologi legal diperlukan bila kekuatan pasar tidak cukup

terorganisir atau tidak cukup kompeten atau tidak seimbang, sehingga pemerintah harus

bertindak sebagai wasit untuk memastikan keadilan dalam kondisi-kondisi tersebut. Di dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak semua kegiatan mengukur memerlukan keterlibatan

pemerintah secara langsung sebagai wasit yang harus menjamin keadilan dalam kegiatan

pertukaran atau transaksi yang melibatkan pengukuran.

Bagi produsen manufaktur, misalnya produksi suku cadang kendaraan bermotor, kegiatan

kemetrologian lebih diperlukan dalam proses perancangan, produksi maupun pengujian dan

inspeksinya untuk memastikan bahwa produknya memenuhi keinginan pasar, dalam arti cocok

untuk dipasang menggantikan suku cadang aslinya, sehingga produk tersebut dapat diterima oleh

pasar dan memberikan keuntungan ekonomis bagi produsen tersebut.

5

Page 6: tugas 1

Di sisi lain, bagi produsen kendaraan bermotor yang membeli suku cadang dari pihak lain

untuk dipasang pada produknya, kegiatan kemetrologian khususnya diperlukan untuk menguji

atau menginspeksi suku cadang yang dibelinya sehingga terhindar dari resiko kerugian akibat

suku cadang yang telah dibeli dalam jumlah besar sebagian besar tidak dapat dipasang dalam

finalisasi produknya. Dapat dikatakan dalam contoh transaksi ini, kedua belah pihak memiliki

kemampuan dan kompetensi yang seimbang untuk memastikan dapat memperoleh keuntungan

ekonomi yang setimbang dengan investasi yang telah dilakukannya. Demikian pula, bagi

lembaga penelitian, kegiatan kemetrologian diperlukan dalam proses penelitian dan pembuatan

prototipenya untuk memastikan bahwa produk penelitiannya dapat diterima atau dibeli oleh

pasar, sedemikian hingga dalam kasus ini tidak diperlukan pula keterlibatan pemerintah secara

langsung sebagai wasit yang menjamin keadilan transaksi antara peneliti dengan pembeli produk

penelitian.

Secara teknis, kegiatan untuk memastikan ketertelusuran pengukuran ini dapat dilakukan

oleh pemerintah dan pihak swasta. Partisipasi pihak swasta sangat diperlukan, karena sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri, cakupan

besaran yang harus dapat dipastikan ketertelusurannya menjadi semakin banyak, dan

perkembangan ini akan terus berjalan. Untuk memastikan bahwa pengukuran yang dilakukan

memiliki tingkat kebenaran yang layak, pemerintah perlu untuk mengembangkan sistem

pengakuan kompetensi terhadap pihak-pihak yang melakukan kegiatan kemetrologian, sehingga

transaksi-transaksi yang dilaksanakan tanpa kehadiran pemerintah secara langsung sebagai wasit,

tetap terjamin keadilan dan keterpercayaannya. Metrologi Industri bertujuan untuk memastikan

bahwa sistem pengukuran dan alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik

dalam proses persiapan, produksi maupun pengujian

2.3 METROLOGI ILMIAH

Kegiatan metrologi legal dan kegiatan kemetrologian lainnya pada dasarnya merupakan

aplikasi dari metrologi, yang tujuan utamanya untuk mewujudkan kepercayaan terhadap hasil

pengukuran melalui penciptaan rantai ketertelusuran ke acuan yang sama. Supaya setiap pihak di

suatu negara dapat memiliki tingkat kepercayaan yang sama terhadap hasil pengukuran, tentunya

diperlukan acuan pengukuran nasional yang dapat diakses oleh semua pihak yang

berkepentingan dengan kegiatan kemetrologian. Lebih jauh lagi, dalam konteks transaksi lintas

6

Page 7: tugas 1

negara, diperlukan standar pengukuran yang dapat diterima oleh semua negara, sedemikian

hingga hasil-hasil pengukuran dari suatu negara dapat diterima dan dipercaya oleh negara-negara

lain. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan standar pengukuran yang bersifat universal dan

dapat mengakomodasi perkembangan ilmu dan teknologi yang menggerakkan pasar.

Dalam sejarahnya, sejak awal telah ditemukan adanya kesulitan untuk mewujudkan

prototipe yang seragam, yang kemudian dapat dikelola oleh setiap negara sedemikian hingga

setiap negara memiliki acuan yang sama. Kesulitan ini kemudian menggerakkan perubahan

definisi standar pengukuran internasional, dari yang semula berupa prototipe internasional,

menjadi definisi-definisi berdasarkan tetapan alamiah, yang dapat direalisasikan oleh negara

mana pun. Untuk dapat menjamin kesetaraan standar pengukuran suatu negara dengan standar

pengukuran negara lain, tentunya diperlukan lembaga yang diberi tanggung jawab untuk

mengelola standar pengukuran nasional dan mengupayakan kesetaraan standar pengukuran

nasional tersebut dengan standar pengukuran negara-negara lain dan nilai yang disepakati secara

internasional.

Ilmu pengukuran merupakan ilmu lintas disiplin yang dapat mengintegrasikan berbagai

cabang ilmu, oleh karena itu untuk mendukung seluruh aspek kegiatan kemetrologian diperlukan

pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengukuran. Lebih jauh lagi, karena kebutuhan

kegiatan kemetrologian mencakup lintas negara, diperlukan teori-teori pengukuran yang koheren

dan disepakati secara internasional sedemikian sehingga aplikasinya dalam berbagai bidang oleh

berbagai negara yang saling bertransaksi dapat dipercaya satu sama lain. Teori-teori pengukuran

yang kemudian disepakati oleh masyarakat metrologi internasional ini perlu selalu diikuti

perkembangannya oleh setiap negara, dipahami, didiseminasikan dan kemudian

diimplementasikan di berbagai sektor kehidupan sehingga sistem metrologi di negara tersebut

dapat mencapai tujuannya. Dengan didasarkan pada penguasaan terhadap ilmu pengukuran inilah

suatu bangsa dapat mengembangkan standar pengukuran nasionalnya yang setara dengan standar

pengukuran negara lain, dan dengan penguasaan ilmu pengukuran yang lebih tinggi, pemerintah

negara dapat menetapkan persyaratan-persyaratan teknis yang lebih tinggi untuk memroteksi

kepentingan negaranya.

7

Page 8: tugas 1

Metrologi Ilmiah oleh BIPM dibagi menjadi 9 bidang teknis, yaitu :

- massa dan besaran terkait;

- kelistrikan dan kemagnetan;

- panjang;

- waktu dan frekwensi;

- suhu;

- radiasi pengion dan radioaktivitas;

- fotometri dan radiometri;

- akustik;

- jumlah zat.

Metrologi Ilmiah (scientific metrology) adalah metrologi berhubungan dengan pengaturan dan

pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya (tingkat tertinggi).

8

Page 9: tugas 1

BAB III

KALIBRASI & TERA

3.1. KALIBRASI

3.1.1. Pengertian kalibrasi

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan

membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan

besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang

digunakan  juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka

besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar

internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.

Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya,

karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi

akibat pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyimpanan, cara pemakaian, dan

sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara

ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.

3.1.2. Kalibrasi dan cek antara

Kalibrasi mengandung pengertian sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk menentukan

kebenaran konvensional suatu alat ukur dengan cara membandingkan hasil ukur alat tersebut

dengan standar ukur yang sesuai dan tertelusur ke standar nasional atau internasional.

Sedangkan cek antara mempunyai pengertian sebagai suatu konfirmasi dengan cara pengujian

dan penyajian bukti bahwa persyaratan yang ditetapkan telah terpenuhi. Cek antara dimaksudkan

untuk pemeliharaan ketelusuran peralatan kepada standar nasional. Cek antara dilakukan diantara

selang kalibrasi untuk memeriksa bahwa alat yang telah dikalibrasi tersebut masih memenuhi

persyaratan teknis, misalnya fluktuasi suhu oven masih dalam batas 2°C sehingga masih boleh

digunakan untuk pengujian kadar air kopi yang mempersyaratkan suhu pengeringan 130°±5°C.

Sebagai dasar untuk pengoperasian alat semisal oven di atas, laboratorium dapat melihat

hasil kalibrasi dalam sertifikat kalibrasi untuk menentukan posisi penempatan bahan yang

9

Page 10: tugas 1

dipanaskan di dalam oven. Dengan demikian jelas perbedaannya antara kalibrasi dan cek antara.

Kalibrasi memerlukan alat standar yang terkalibrasi sedangkan cek antara tidak selalu harus

dilakukan dengan alat standar yang terkalibrasi.

3.1.3. Proses kalibrasi

Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai kegiatan

persiapan kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi, penentuan ketidakpastian

dan penerbitan laporan kalibrasi.

Persiapan kalibrasi

a.   Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi

Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai metode

kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat pengaruh

lingkungan.

b. Pelaksana kalibrasi

Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang kalibrasi yang akan dilaksanakan,

misalnya telah pernah mengikuti kursus

kalibrasi, telah berpengalaman dibidangnya, dan dalam hal tertentu memerlukan persyaratan latar

belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu (misalnya tidak boleh buta warna). Hal ini 

diperlukan untuk menghindari kesalahan pengambilan data ukur.

c. Kondisi lingkungan kalibrasi

Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian sesuai persyaratan metode kalibrasi

umpama suhu dan kelembaban. Tidak selamanya kalibrasi harus dilakukan pada ruang yang

terkondisi dengan ketat. Pengkondisian lingkungan kalibrasi biasanya dilakukan untuk kalibrasi

peralatan yang mudah berubah akibat pengaruh suhu, kelembaban, getaran, cahaya, dan

sebagainya.

d. Metode kalibrasi

Metode kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar internasional maupun metode standar

lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan manual peralatan, namun perlu diperhatikan bahwa

acuan tersebut harus merupakan publikasi yang diakui masyarakat luas. Selain itu dari beberapa

pilihan metode kalibrasi dapat dipilih metode yang mudah dilaksanakan, karena sulitnya

mengikuti metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan data kalibrasi.

10

Page 11: tugas 1

Pelaksanaan kalibrasi

a. Pengamatan awal

Jika alat yang dikalibrasi berupa instrumen, pastikan bahwa alat tersebut dapat beroperasi

normal. Jika alat berupa objek ukur pastikan bahwa alat mempunyai bentuk sempurna. Pada

prinsipnya pelaksanaan kalibrasi tidak bertujuan untuk memperbaiki alat, karenanya alat yang

tidak normal seyogyanya tidak boleh dikalibrasi. Alat demikian harus diperbaiki dulu oleh

petugas yang khusus menangani perbaikan alat hingga alat tersebut diyakini beroperasi normal.

b. Penyetelan

Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk menghindari kesalahan titik nol.

Penyetelan dapat berupa menyetel kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel titik nol,

dalam hal misalnya kalibrasi neraca elektronik penyetelan dapat berupa kalibrasi internal sesuai

prosedur dalam manual.

c. Pengamatan kewajaran hasil ukur

Pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran penunjukan alat. Jika alat

menunjukan hasil ukur yang tidak wajar mungkin perlu penyetelan kembali atau perlu dicari

penyebab ketidakwajaran penunjukan alat tersebut.

d. Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam dokumen acuan kalibrasi

sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna alat. Jika

dokumen acuan kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan dalam

selang 10% dari kapasitas ukur alat. Titik uku harus dibuat mudah dibaca oleh pengguna alat.

Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan data dan tidak boleh melakukan

kegiatan lainnya yang mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi salah.

e. Pencatatan

Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa yang dirasakan.

Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan format yang telah dirancang dengan

teliti sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang perlu dicatat adalah

identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi seperti suhu ruangan,

kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.

11

Page 12: tugas 1

Perhitungan

Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi. Perhitungan biasanya melibatkan

pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar

deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi dasar dalam

penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.

Penentuan ketidakpastian

Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil kalibrasi yang

diperoleh dipengaruhi oleh  berbagai faktor antara lain operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan,

lingkungan, metode kalibrasi. Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan

ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian nilai

telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu

melainkan dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi. Untuk keterangan

lebih rinci termuat dalam butir 8.

Laporan kalibrasi

Format laporan kalibrasi hendaknya mengacu kepada pedoman SNI 19-17025. Proses penerbitan

laporan kalibrasi secara sederhana meliputi tahap:

a. Pengkonsepan

Pengkonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, dan perhitungan

ketidakpastian;

b. Pemeriksaan konsep

Pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang untuk mengecek kesalahan identitas alat,

pengambilan data, kesalahan perhitungan data dan perhitungan ketidakpastian;

c. Pengetikan konsep

Pengetikan konsep laporan dan pemeriksaan kebenaran pengetikan dengan cara membandingkan

antara konsep laporan dengan konsep net laporan.

d. Pengesahan laporan

Pengesahan laporan. Biasanya yang mengesahkan laporan kalibrasi adalah kepala laboratorium

kalibrasi atau seseorang yang ditunjuk atas dasar pengetahuannya di bidang kalibrasi.

12

Page 13: tugas 1

3.1.4. Pelayanan kalibrasi

Pelayanan kalibrasi dapat ditujukan untuk keperluan internal maupun eksternal sebagai

pelayanan kalibrasi kepada masyarakat luas. Pada prinsipnya agar kalibrasi dapat dilaksanakan

harus disediakan : alat standar yang terkalibrasi, metode kalibrasi yang diakui, pelaksana

kalibrasi yang berkualifikasi, rekaman yang memadai serta lingkungan kalibrasi yang memenuhi

persyaratan metode kalibrasi.

Kalibrasi internal dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kelengkapan fasilitas

tersebut. Instansi bersangkutan hanya terbatas melayani kebutuhan kalibrasi internal untuk jenis

kalibrasi tertentu, namun instansi yang bersangkutan tidak dibenarkan memberikan pelayanan

kepada masyarakat luas.

Pelayanan kalibrasi eksternal dimungkinkan setelah instansi bersangkutan memperoleh

akreditasi misalnya dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau dari badan akreditasi lain yang

diakui KAN seperti NATA, NAMAS, RNE. Akreditasi laboratorium kalibrasi mengacu kepada

ISO/IEC 17025:2005 dalam hal penerapan sistem mutu. Saat ini telah terakreditasi sebanyak 95

laboratorium kalibrasi dan 377 laborattorium penguji di seluruh Indonesia.

3.1.5. Beberapa parameter kalibrasi

Bagian dari ilmu metrologi, karena itu pekerjaan kalibrasi banyak terlibat dengan

kegiatan ukur mengukur. Dalam pengukuran banyak digunakan istilah yang perlu dipahami

dengan baik antara lain sebagai berikut :

Ketepatan (accuracy)

Harga terdekat pembacaan suatu alat ukur dengan harga sebenarnya

Ketelitian (precision)

Ukuran kemampuan alat ukur untuk memperoleh hasil pengukuran serupa yang

dilakukan berulang

Resolusi

Perubahan terkecil hasil ukur yang dapat diberikan sebagai respon suatu instrumen atau

alat ukur

Sensitifitas

Perbandingan antara respon alat ukur dengan perubahan masukan dari variable yang

diukur

13

Page 14: tugas 1

3.1.6. Selang kalibrasi

Pertanyaan yang sering muncul dalam program kalibrasi adalah tentang frekuensi

kalibrasi. Alat yang sering digunakan tentu cenderung lebih sering dikalibrasi daripada alat yang

jarang digunakan. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk instrumen berbasis elektronik, karena

jarangnya digunakan justru cenderung merusak, karena itu alat harus dipanaskan setiap hari

selama waktu tertentu.Secara umum selang kalibrasi ditentukan oleh beberapa faktor sebagai

berikut:

Kemantapan alat ukur / bahan ukur

Rekomendasi pabrik

Kecendrungan data rekaman kalibrasi sebelumnya

Data rekaman perawatan dan perbaikan

Lingkup dan beban penggunaan

Kecendrungan keausan dan penyimpangan

Hasil pengecekan silang dgn peralatan ukur lainnya

Kondisi lingkungan

Akurasi pengukuran yang diinginkan

Bila peralatan tidak berfungsi dengan baik

Menyatakan selang kalibrasi dapat berupa waktu kalender misal sekali setahun, berupa waktu

pakai misal 1000 jam pemakaian, berupa banyaknya pemakaian misal 1000 kali, dan berupa

kombinasi dari cara tersebut tergantung mana yang lebih dulu tercapai.

3.1.7. Persyaratan kalibrasi

• Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional

• Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang

terakreditasi

• Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran

udara, dan kedap getaran

• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

14

Page 15: tugas 1

3.2. TERA

3.3.1. Tanda Tera

Pada tanggal 1 April 1981, pemerintah Indonesia telah mengundangkan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. Tersedialah sarana untuk

menjamin kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian

satuan ukuran, standar satuan metoda pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan

perlengkapannya (UTTP). Untuk memberikan kepastian hukum bagi setiap UTTP yang sudah

ditera atau ditera ulang serta dilakukan pengujian dibubuhi tanda-tanda tera sebagai berikut:

a) Tanda tera sah atau tanda tera batal dibubuhkan dan/atau dipasang pada UTTP atau pada

surat keterangan tertulis yang berbentuk sampul atau label atau bentuk lainnya, saat

dilakukan peneraan atau peneraulangan atau pengujian.

b) Tanda jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang guna menjamin agar UTTP atau bagian

UTTP tidak dirubah.

c) Tanda Daerah dan Tanda Pegawai yang Berhak dibubuhkan dan/atau dipasang pada

UTTP untuk diketahui siapa dan dimana UTTP tersebut pertama kali ditera.

15

Page 16: tugas 1

3.2.2. Undang-Undang Mengenai Tera

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44/M-DAG/PER/12/2011

TENTANG

TANDA TERA TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a) bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981

tentang Metrologi Legal dan Pasal 4 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Nomor 635/MPP/Kep/10/2004 tentang Tanda Tera, perlu menetapkan ukuran, bentuk,

jangka waktu berlakunya tanda tera dan tera ulang Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan

Perlengkapannya (UTTP) Tahun 2012;

b) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Tanda Tera Tahun 2012;

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3193);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

16

Page 17: tugas 1

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4916);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarif Biaya Tera (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3257) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

16 Tahun 1986 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 22, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3329);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera

dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan

Perlengkapannya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3283);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun

2011;

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 77

Tahun 2011;

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 61/MPP/Kep/2/1998 tentang

Penyelenggaraan Kemetrologian, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan Nomor 251/MPP/Kep/6/1999;

11. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 635/MPP/Kep/10/2004

tentang Tanda Tera;

17

Page 18: tugas 1

12. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perdagangan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG TANDA TERA TAHUN 2012.

Pasal 1

1. Tanda Tera Tahun 2012 terdiri dari:

a. Tanda Sah;

b. Tanda Batal;

c. Tanda Jaminan;

d. Tanda Daerah; dan

e. Tanda Pegawai Yang Berhak.

2. Tanda tera sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan dalam kegiatan tera atau tera

ulang.

Pasal 2

1. Tanda Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a, dibubuhkan dan/atau

dipasang pada UTTP atau pada Surat Keterangan Tertulis, setelah disahkan pada waktu

ditera atau ditera ulang.

2. Tanda Batal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, dibubuhkan dan/atau

dipasang pada UTTP yang tidak memenuhi persyaratan pada waktu ditera atau ditera

ulang.

3. Tanda Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c, dibubuhkan

dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari UTTP yang sudah disahkan pada

waktu ditera atau ditera ulang untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan.

4. Tanda Daerah dan Tanda Pegawai Yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

ayat (1) huruf d dan huruf e, dibubuhkan pada UTTP pada waktu ditera untuk mengetahui

tempat kedudukan dan pegawai yang melakukan peneraan.

18

Page 19: tugas 1

Pasal 3

1. Tanda Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berbentuk segilima beraturan

yang didalamnya terdapat angka arab 12, terdiri dari 3 (tiga) ukuran masing-masing

dengan jarak titik sudut dengan sisi di hadapan sudut tersebut: 6 mm, 4 mm, dan 2 mm.

2. Pembubuhan dan/atau pemasangan Tanda Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1), dilakukan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 31

Desember 2012.

3. Tanda Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memiliki masa berlaku terhitung sejak

tanggal pembubuhan dan/atau pemasangannya sampai dengan:

a. saat alat-alat ukur dari gelas mengalami pecah, retak, atau rusak;

b. tanggal 30 November 2022 untuk Meter kWh 1 (satu) fase dan 3 (tiga) fase;

c. tanggal 30 November 2018 untuk Tangki Ukur Apung dan Tangki Ukur Tetap;

d. tanggal 30 November 2017 untuk Meter Gas Tekanan Rendah;

e. tanggal 30 November 2017 untuk Meter Air Rumah Tangga;

f. tanggal 30 November 2014 untuk Meter Prover dan Bejana Ukur yang khusus digunakan

untuk menguji Meter Prover;

g. tanggal 30 November 2014 untuk Alat Ukur Permukaan Cairan (Level Gauge); dan

h. tanggal 30 November 2013 untuk UTTP selain UTTP pada huruf a sampai dengan huruf

Pasal 4

1. Tanda Batal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berbentuk segitiga sama sisi

yang didalamnya terdapat 13 (tiga belas) garis sejajar tegak lurus pada salah satu sisinya,

terdiri dari 3 (tiga) ukuran, masing-masing dengan garis tengah: 6 mm, 4 mm, dan 2 mm.

2. Tanda Batal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memiliki masa berlaku terhitung sejak

saat dibubuhkan dan/atau dipasang sampai dengan UTTP tersebut dinyatakan dapat

digunakan kembali dan diberi Tanda Sah.

Pasal 5

Tanda Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) berbentuk lingkaran yang

didalamnya terdapat gambar bunga teratai berdaun sebanyak 8 (delapan) helai, terdiri dari 4

(empat) ukuran, masing-masing dengan garis tengah: 8 mm, 5 mm, 4 mm, dan 2 mm.

19

Page 20: tugas 1

Pasal 6

Tanda Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4), berbentuk ellips yang didalamnya

terdapat angka arab yang menunjukkan kode unit organisasi Metrologi Legal di Indonesia, terdiri

dari 2 (dua) ukuran, masing-masing dengan sumbu panjang 8 mm dan sumbu pendek 6 mm,

serta sumbu panjang 4 mm dan sumbu pendek 3 mm.

Pasal 7

Tanda Pegawai Yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4), berbentuk lingkaran

yang didalamnya terdapat huruf latin yang menunjukkan inisial Pegawai Yang Berhak, terdiri

dari 3 (tiga) ukuran, masing-masing dengan garis tengah: 8 mm, 5 mm dan 4 mm.

Pasal 8

Tanda Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Tanda Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6, dan Tanda Pegawai Yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, memiliki

masa berlaku terhitung sejak saat dibubuhkan dan/atau dipasang pada UTTP sampai dengan

dinyatakan dicabut.

Pasal 9

Contoh Bentuk Tanda Sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Tanda Batal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Tanda Jaminan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 Tanda Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dan Tanda Pegawai Yang Berhak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

20

Page 21: tugas 1

Perbedaan Kalibrasi dan TeraKalibrasi dan tera merupakan kegiatan serupa dalam pelaksanaan, tetapi berbeda dalam tujuan.

Kalibrasi bertujuan memberikan jaminan bahwa alat yang telah dikalibrasi memiliki sifat ukur

yang tertelusur ke standar nasional atau internasional. Sedangkan tera menjamin transaksi yang

adil dan menjamin keamanan radiasi.

Beberapa perbedaan kalibrasi dan tera seperti terlihat dalam tabel di bawah ini

Parameter Tera Kalibrasi

Aturan

Sifat aturan

Personil

Tujuan

Jenis peralatan

Instansi pengelola

Hasil pekerjaan

Selang waktu

Pengecekan antara

UU No.2 1981

Wajib

Disumpah

Transaksi yang adil

Semua alat ukur yang akan digunakan

Departemen Perdag.

Tanda Tera, Srt. Ket.

Diatur UU No.2 1981

Tidak diketahui

ISO 17025 : 2005

Suka rela

Belum ada aturan

Ketelusuran

Lab, produksi, jasa

Lab Kalibrasi

Label, Sertf. Kalibrasi

Sesuai sifat alat.

Diantara selang kal

Selain ISO 17025: 2005 juga standar lainnya seperti ISO 9000 series, dan standar yang

melibatkan pengendalian peralatan ukur mencantumkan kalibrasi sebagai salah satu persyaratan

kompetensi.

21

Page 22: tugas 1

BAB IV

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Definisi

Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut

antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan

pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi

hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami gangguan. Dengan

demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran.

Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya.

Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang nilai yang di

dalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur. Jadi bisa diartikan bahwa hasil

pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan sebagai satu angka atau nilai tunggal, misalnya

“pH = 3,7”. Dari hasil pengukuran tersebut kita tidak yakin bahwa nilai tersebut benar, namun

akan lebih yakin jika nilai tersebut adalah nilai perkiraan. Jika customer yang mengujikan

menghendaki pada nilai benar maka cara yang terbaik adalah dengan melaporkan rentang nilai

yang merupakan batas-batas perkiraan yang mana nilai benar tersebut berada dalam rentang itu.

Dari maksud inilah didalam menentukan dan menghitung rentang nilai disebut menentukan nilai

ketidakpastian.

Sumber Ketidakpastian

Definisi measurand tidak lengkap

Realisasi definisi measurand tidak sempurna

Pengambilan sampel measurand tidak memadai

Kurangnya pengetahuan mengenai efek lingkungan pada saat pengukuran

Pengaturan kondisi lingkungan pengukuran kurang memadai

Bias pembacaan instrumen pengukuran

Resolusi instrument

22

Page 23: tugas 1

Tidak tersedianya standar pengukuran dan pedoman pengukuran

Pendekatan dan asumsi pada metode dan prosedur pengukuran

Variasi kondisi measuran pada pengukuran berulang

Estimasi Ketidakpastian

Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian adalah

mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan) kesalahan-kesalahan

tadi.

Proses estimasi sendiri meliputi  5 tahapan :

1) Penetapan spesifik.

2) Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian

3) Menentukan ketidakpastian baku

4) Penggabungan ketidakpastian baku dan

5) Perhitungan ketidakpastian yang diperluas

1).  Penetapan spesifikasi

Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya diberi spesifikasi dalam

bentuk formula atau persamaan.

Misalnya : konsentrasi  = berat / volume larutan

2). Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian

Ketidakpastian pengukuran bersumber dari :

-Kesalahan acak

- Kesalahan sistematik

Uraian dari 2 hal tersebut telah dipaparkan diatas.

Sumber-sumber ketidakpastian harus diidentifikasi secara individual, sebelum menentukan

ketidakpastian pengukuran secara menyeluruh.

23

Page 24: tugas 1

Jika kita masuk pada bab estimasi (kuantifikasi) ketidakpastian yang bersumber dari individual

maka estimasi ini akan melalui 2 tipe evaluasi yaitu evaluasi tipe A dan evaluasi tipe B.

Evaluasi tipe A.

Merupakan evaluasi komponen acak (random)

Nilai ketidakpastian diperoleh dari pengukuran berulang (via eksperimen)

Nilai ketidakpastian baku = μ = deviasi standar

Evaluasi tipe B

Merupakan evaluasi komponen random + sistematik

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

Nilai ketidakpastian diperoleh dari sumber informasi, misal :

Sertifikat kalibrasi

Spesifikasi alat / bahan

Handbook

Catalog

3).  Penentuan Nilai ketidakpastian baku

a).   μ = Quoted Ucertainty / faktor cakupan,

       Jika QU sebagai faktor cakupan x deviasi standar

b).   μ = QU/2

       Jika Q.U. dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 %, populasi data memiliki distribusi

normal.

24

Page 25: tugas 1

c).   μ=QU/√3

jika kita yakin bahwa kesalahan yang lebih besar lebih mungkin terjadi, populasi data memiliki

distribusi rectangular.

d).   μ=QU/√6

jika yakin bahwa kesalahan yang lebih kecil lebih mungkin terjadi populasi data memiliki

distribusi triangular.

4). Kombinasi (penggabungan) ketidakpastian baku

Semua ketidakpastian baku dari masing-masing sumber individual dikombinasikan/digabungkan

agar didapat nilai ketidakpastian yang menyeluruh.

Terdapat  3 aturan untuk melakukan proses penggabungan :

Aturan 1

Untuk penjumlahan atau pengurangan

Model : Y = a + b + c   (a,b,c bisa positif atau negatif)

Model : Y = a + b + c   (a,b,c dapat positip atau negatip)

Ketidakpastian baku gabungan :

μy =  √ [ μa2  + μb

2  + μc2  ]

Contoh :

Y = a + b + c

a = 9,27                           μa = ± 0,011

25

Page 26: tugas 1

b = -2,33                          μb  = ± 0,013

c = 5,11                           μc  = ± 0,012

μy =  √ [ μa2  + μb

2  + μc2  ]

Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05

μy = √ [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]

    = √ [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]

    = √ 0,000434

           = ±  0,020833

Y  = 12,05 ±  0,02

Aturan 2

•         Perkalian atau pembagian

          Y = a.b.c   atau Y = a/b.c

•         Ketidakpastian baku gabungan :

          μy =   Y √ [ (μa /a)2  + (μb/b)2  + (μc /c)2  ]

Contoh :

Y = a.b.c.

•         μy =   Y √ [ (μa /a)2  + (μb/b)2  + (μc /c)2  ]

Y = 9,27 X – 2,33 X 5,11 = -110,3714

•         μy =

          -110,3714 √ [(0,011 /9,27)2+(0,013/-2,33)2+(0,012 /5,11)2 ]

26

Page 27: tugas 1

μy = ± 0,6808

Y =  -110,37 ± 0,68

Aturan 3

•         Pangkat :

          Y = an   ( a = yang diukur, n = bil tetap)

•         Ketidakpastian baku gabungan :

μy =   (nY μa ) / a

Persamaan Umum

Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan persamaan :

•          μy = √ [ (dy /dp)2 x (μb/Y)2  + (dy /dq)2 x(μQ /Y)2  ]

5).  Ketidakpastian Yang Diperluas

                   U = μC  x  k

                   k : faktor cakupan

                   Nilai k = 2

                   (ini yang umum digunakan, distribusi normal 95%)

27

Page 28: tugas 1

BAB V

KETELUSURAN

5.1 Ketertelusuran Pengukuran

Ketertelusuran (mampu telusur - traceability)

Adalah sifat dari suatu hasil pengukuran yang dapat dikaitkandengan standar tertentu

yang tepat, umumnya standar nasional atau internasional, melalui rantai pembanding

yang tak terputus.

Adalah kemampuan dari suatu pengukuran secara individual untuk dihubungkan ke;

Standar nasional/internasional untuk satuan ukuran Dan/atau sistem pengukuran yang

disahkan secara nasional maupun internasional melalui suatu rantai perbandingan yang

tak terputus 

Semua peralatan pengujian, termasuk peralatan sekunder (seperti kondisi lingkungan) diverifikasi

sebelum mulai digunakan. Program kalibrasi peralatan laboratorium kalibrasi dirancang dan

dioperasikan sedemikian untuk menjamin kalibrasi dan pengukuran yang dilakukan.

Laboratorium tertelusur ke sistem SI Lab kalibrasi menetapkan ketertelusuran standar pengukuran

dan peralatan ukurnya ke SI melalui kalibrasi atau uji banding.

Lab penguji mempunyai program dan prosedur untuk kalibrasi standar acuan yang

dimilikinya. Bahan acuan harus tertelusur ke satuan pengukuran SI, bila mungkin Pengecekan

antara untuk memelihara kepercayaan pada status kalibrasi dari standar acuan, standar primer,

standar transfer/standar kerja dan bahan acuan dilakukan sesuai dengan prosedur dan jadwal

tertentu Lab mempunyai prosedur untuk penanganan, penyimpanan, transportasi dan penggunaan

standar/bahan untuk mencegah kontaminasi/deteorisasi dan melindungi keutuhannya

5.2 Standar Internasional (SI) terdiri dari 7 satuan :

1. Panjang (length) = meter, m

2. Massa (mass) = kilogram, kg

28

Page 29: tugas 1

3. Waktu (time) = second, s

4. Arus listrik (electric current) = ampere, A

5. Tempereatur (dynamic temperature) = Kelvin k

6. Intensitas cahaya/lumen (luminous intensity) = candela (cd)

7. Kuantitas zat (amount of substance) = mole (mol)

1 - 6 : unit besaran fisika ; 7 : unit besaran kimia

5.3 Hirarki standar-standar

1. Standar Primer :memiliki kualitas metrologi yang tertinggi

2. Standar Internasional :diakui oleh internasional dan digunakan sebagai standar untuk

acuan internasional

3. Standar Nasional :diakui oleh nasional dan digunakan sebagai standar untuk acuan

nasional

4. Standar acuan :memiliki kualitas metrologi tertinggi di lokasi atau organisasi tertentu dan

digunakan sebagai acuan tertinggi untuk pengukuran di situ

5. Standar transfer :standar yang dipakai sebagai pembanding untuk mengkalibrasi standar

lain

6. Standar traveling :standar yang dapat dibawa ke lokasi lain

7. Standar kerja :dikalibrasi dengan standar acuan, digunakan untuk kalibrasi rutin peralatan

pengukuran

29

Page 30: tugas 1

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Metrologi legal adalah metrologi yang mengelola satuan ukuran, metoda pengukuran dan alat ukur yang hubungannya dengan persyaratan teknik dan peraturan yang diwajibkan, yang bertujuan untuk menjamin kepentingan umum dalam hal kebenaran serta keamanan pengukuran. Metrologi Legal (legal metrology) : berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan dan keselamatan.Metrologi legal merupakan aplikasi dari ilmu kemetrologian yang bertujuan untuk memperoleh ketertelusuran dan acuan yang tepat dan dapat berlaku untuk setiap besaran yang tercakup dalam kegiatan kemetrologian.

Metrologi Ilmiah oleh BIPM dibagi menjadi 9 bidang teknis, yaitu :

- massa dan besaran terkait;

- kelistrikan dan kemagnetan;

- panjang;

- waktu dan frekwensi;

- suhu;

- radiasi pengion dan radioaktivitas;

- fotometri dan radiometri;

- akustik;

- jumlah zat.

Metrologi Ilmiah (scientific metrology) adalah metrologi berhubungan dengan

pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya

(tingkat tertinggi).

30

Page 31: tugas 1

Beberapa perbedaan kalibrasi dan tera seperti terlihat dalam tabel di bawah ini

Parameter Tera Kalibrasi

Aturan

Sifat aturan

Personil

Tujuan

Jenis peralatan

Instansi pengelola

Hasil pekerjaan

Selang waktu

Pengecekan antara

UU No.2 1981

Wajib

Disumpah

Transaksi yang adil

Semua alat ukur yang akan digunakan

Departemen Perdag.

Tanda Tera, Srt. Ket.

Diatur UU No.2 1981

Tidak diketahui

ISO 17025 : 2005

Suka rela

Belum ada aturan

Ketelusuran

Lab, produksi, jasa

Lab Kalibrasi

Label, Sertf. Kalibrasi

Sesuai sifat alat.

Diantara selang kal

Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang nilai

yang di dalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur. Jadi bisa diartikan

bahwa hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan sebagai satu angka atau

nilai tunggal, misalnya “pH = 3,7”. Dari hasil pengukuran tersebut kita tidak yakin bahwa

nilai tersebut benar, namun akan lebih yakin jika nilai tersebut adalah nilai perkiraan. Jika

customer yang mengujikan menghendaki pada nilai benar maka cara yang terbaik adalah

dengan melaporkan rentang nilai yang merupakan batas-batas perkiraan yang mana nilai

benar tersebut berada dalam rentang itu. Dari maksud inilah didalam menentukan dan

menghitung rentang nilai disebut menentukan nilai ketidakpastian.

31

Page 32: tugas 1

Ketertelusuran (mampu telusur - traceability)

- Adalah sifat dari suatu hasil pengukuran yang dapat dikaitkandengan standar

tertentu yang tepat, umumnya standar nasional atau internasional, melalui rantai

pembanding yang tak terputus.

- Adalah kemampuan dari suatu pengukuran secara individual untuk dihubungkan

ke; Standar nasional/internasional untuk satuan ukuran Dan/atau sistem pengukuran yang

disahkan secara nasional maupun internasional melalui suatu rantai perbandingan yang

tak terputus 

32

Page 33: tugas 1

DAFTAR PUSTAKA

BSML . Pengantar Metrologi

http://adi2003.files.wordpress.com/2008/11/kalibrasi.pdf

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, pukul 14.20 Wib.

http://bangorien.blogspot.com/2011/10/ketertelusuran-pengukuran.html

Diakses pada tanggal 7 Oktober 2012. Pukul 15.34 WIB

http://disperindag.jatimprov.go.id/index.php?pilih=hal&id=17

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, pukul 14.35 Wib.

http://id.wikipedia.org/wiki/Metrologi

Diakses pada tanggal 7 Oktober 2012. Pukul 15.34 WIB

http://ilmukalibrasi.blogspot.com/2008/12/dasar-dasar-kalibrasi_01.html

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, pukul 14.30 Wib.

http://ngada.org/bn80-2012.htm

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, pukul 14.45 Wib.

http://xbrasi.wordpress.com/download/

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, pukul 14.00 Wib.

33