Tuberkulosis Anak
-
Upload
alkahfi-harifudin -
Category
Documents
-
view
39 -
download
2
description
Transcript of Tuberkulosis Anak
Pendahuluan
• Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang sudah sangat tua, bahkan lebih tua daripada sejarah manusia.
• Dunia medis baru mengenal sosok kuman TB setelah Robert Koch berhasil mengindentifikasinya pada abad ke 19, yaitu pada tanggal 24 maret 1882.
• Pada TB anak, permasalahn yang dihadapi adalah masalah diagnosis, pengobatan, pencegahan, serta TB pada infeksi HIV
Epidemiologi
• Diperkirakan jumlah kasusnya per tahun 5%-6% dari total kasus TB.
• Dari 1261 kasus TB anak berusia <15 tahun, 63% diantaranya berusia <5 tahun.
• Di Inggris dan Wales, didapatkan bahwa 452 anak berusia <15 tahun menderita TB
• Di Alabama, Ameika, didapatkan 171 kasus TB anak usia <15 tahun.
• Di negara berkembang, TB pada anak berusia <15 tahun adalah 15% dari seluruh kasus TB.
Faktor Risiko
• Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun timbulnya penyakit TB pada anak.
• Terbagi menjadi :– Faktor risiko infeksi TB– Risiko sakit TB
Risiko infeksi TB
• Anak yang terpajan dengan orang dewasa yang TB aktif.
• Daerah endemis• Kemiskinan• Lingkungan yang tidak sehat• Tempat penampungan umum, yang banyak pasien
TB dewasa aktif.
Risiko Sakit TB
• Usia Imunitas seluler• Waktu terjadinya progresivitas tertinggi dari infeksi
menjadi sakit TB adalah selama 1 tahun pertama setelah infeksi, terutama selama 6 bulan pertama.
• Malnutrisi• Keadaan imunokompromais• Diabetes melitus• Gagal ginjal• Status sosioekonomi yang rendah• Kurangnya dana untuk pelayanan masyarakat
Etiologi (Tuberculosis Bacteria)
• Yang termasuk tuberculosis bacteria yakni spesies Mycobacterium tuberculosis , Mycobacterium bovis , dan Mycobacterium africanum .
Morphology and Culturing
• Slender.• Acid-fast rods.• Wide : 0,4 μm Long : 3-4 μm• Nonsporing and nonmotile.• Can be stained with special agents (Ziehl-Neelsen,
Kinyoun, flourescence)• Obligate anaerobes.• Grown on culture mediums with a high lipid content, e.g.
Egg-encriched glycerol mediums acording to Lӧwenstein-Jensen
Cell Wall• Glycolipid and wax D
– Responsible for resistance to chemical and physical noxae
– Adjuvant effect (wax D) i.e. Enchancement of antigen immunogenicity
– Intracellulqr persistence, inhibiyion of phagosome-lysosome fusion
• Tuberculoproteins– Immunogens– Tuberculin
• Polysaccharides. Of unknown biological significance
Pathogenesis : Primary tuberculosisAerogenic
M. Tb memasuki paru-paru melalui percikan
Fagosit oleh makrofag alveolar
M. Tb merusak fungsi lisosom dan fagosom makrofag
10-14 hari terjadi peningkatan fokus inflamasi
Fokus primer menuju regional limfonodus di hilus menstimulasi sel T
Swelling lymph node
Terbentuk primary complex (Ghon’s complex) 6-14 minggu setelah infeksi
Granuloma Localized foci
Aktivasi makrofag oleh MAF dan (+) tuberkulin
Granuloma berfusi membentuk sel datia langhans
Membentuk massa amorf yang homogen nekrosis kaseosa
Silent infection 90% Reactivcatin 10%
• Hanya 10% yang teraktivasi– 5% dalam beberapa bulan– 5% setelah beberapa tahun
• Ditandai dengan adanya nekrosis kaseosa di tengan granuloma.
• Destruksi jaringan disebabkan oleh sitokin TNFα
Pathogenesis : Secondary tuberculosis
Diagnosis
• Pada anak kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan karena :– Sedikitnya jumlah kuman – Sulitnya pengambilan spesimen.
• Karena itu diagnosis TB anak terutama didasarkan pada penemuan klinis dan radiologis, yakni– Gambaran Klinik– Px penunjang seperti uji tuberkulin, foto rontgen toraks,
dan px lab.
Manifestasi Klinik
Sistemik• Demam• Anoreksia• BB tidak naik• Malaise• Batuk kronik• Diare
Spesifik• Kelenjar limfe
superfisialis• Otak dan saraf• Sistem Skeletal• Kulit• Organ lainnya
Pemeriksaan Penunjang
• Untuk mencari bukti adanya penyakit infeksi.• Dapat dibagi menjadi dua kelompok besar
– Pemeriksaan untuk menemukan patogen di dalam spesimen
– Pemeriksaan untuk mendeteksi respons imun terhadap kuman tsb
Pemeriksaan Penunjang
• Uji Tuberkulin• Uji interferon• Mikrobiologi• Radiologi• Serologi• Patologi Anatomi
Uji Tuberkulin• Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB
yang mempunyai sifat antigenik yang kuat.• Jika disuntikkan secara intrakutan kepada
seseorang yang telah terinfeksi TB, maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan.
• Hal ini terjadi karena vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin dan terakumulasinya sel-sel inflamasi di daerah suntukan.
• Ukuran indurasi dan bentuk reaksi tuberkulin tidak dapat menentukan tingkat aktivitas dan beratnya proses penyakit
Hasil Pembacaan Uji Tuberkulin
Pembacaan Indurasi Penafsiran
Negatif 0-4 Tidak ada infeksi
Sedang dalam masa inkubasi
Anergi
Positif meragukan 5-9 Infeksi M. Atipik
BCG
Infeksi TB alamiah
Kesalahan teknis
Positif 10-14 Infeksi TB alamiah
BCG
Infeksi M. atipik
>14 Sangat mungkin infeksi TB alamiah
Uji Interferon• Terdapat 2 macam uji interferon
– Inkubasi darah dengan Early Secretory Antigenic Target-6 (ESAT-6)
– Culture Filtrate Protein-10 (CFP-10)
• Prinsipnya adalah dengan merangsang limfosit T dengan antigen dari kuman TB.
• Bila sebelumnya limfosit T tsb telah tersensitisasi dengan antigen TB, maka limfosit T akan menghasilkan interferon gamma, yang kemudian dikalkulasi.
• Namun, memiliki sensitivitas yang tidak terlalu baik untuk pasien anak.
Radiologi
• Secara umum, gambaran radiologis yang sugesitf TB adalah– Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan/tanpa infiltrat– Konsolidasi segmental/lobar– Milier– Kalsifikasi dengan infiltrat– Atelektasis– Kavitas– Efusi pleura– Tuberkuloma
Serologi
• Untuk membedakan antara infeksi TB dan sakit TB.• Dengan pemeriksaan imunologik antigen-antibodi
spesifik untuk M. tuberculosis ELISA dengan mengggunakan PPD, A60, 38kDa, LipoArabinoManan.
• Bahan pemeriksaan dari darah, sputum, cairan bronkus, cairan pleura, dan CSS.
• Akan tetapi, hingga saat ini belum ada satu pun pemeriksaan serologis yang dapat memenuhi harapan itu.
Mikrobiologi
• Terdiri dari 3 macam– Pemeriksaan mikroskopis apusan langsung untuk
menemukan BTA– Pemeriksaan biakan kuman M. tuberculosis– Pemeriksaan PCR
• Pemeriksaan di atas sulit dilakukan pada anak karena sulitnya mendapatkan spesimen berupa sputum.
Patologi Anatomi
• Diagnosis histopatologik dapat ditegakkkan dengan menemukan– Gambaran khas granuloma– Perkijuan– Sel epiteloid– Limfosit– Sel datia Langhans
Tata Laksana
• Dengan pemberian & melakukan– Medikamentosa– Penanganan gizi– Pengobatan penyakti penyerta– Pelacakan sumber infeksi– Pengawasan terhadap jadwal pemberian obat– Keyakinan bahwa obat diminum
Medikamentosa• Obat TB yang digunakan
– Isoniazid– Rifampisin– Pirazinamid– Etambutol– Streptomisin
• Paduan obat TB• Fixed dose combination
Isoniazid
• Bersifat bakterisid (kuman dalam keadaan metabolit aktif) dan bakteriostatik (kuman yang diam)
• Diberikan p.o dengan dosis harian 5-15 mg/kgBB/hari, maks 300 mg/hari, dan diberikan 1x pemberian
• Konsentrasi puncak dapat dicapai dlm 1-2 jam, dan menetap selama 6-8 jam
• Mempunyai 2 efek toksik utama, yakni hepatotoksik dan neuritis perifer
Rifampisin
• Bersifat bakterisid pada intrasel dan ekstrasel• Diberikan p.o dengan dosis 10-20 mg/kgBB/hari,
maks 600 mg/hari, dengan dosis 1x pemoberian per hari.
• Efek sampingnya – perubahan warna urin, ludah, keringat, sputum, air mata,
menjadi warna oranye kemerahan. – Gangguan gastrointestinal dan hepatotoksisitas– trombositopeni
Pirazinamid
• Bakterisid hanya pada intrasel pada suasana asam.
• Pemberiannya p.o sesuai dosis 15-30 mg/kgBB/hari, maks 2 gram/hari.
• Diberikan pada fase intensif.• Efek sampingnya adalah atralgia, artritis, gout,
hepatotoksisitas, anoreksia, iritasi saluran cerna.
Etambutol
• Jarang diberikan pada anak-anak• Bersifat bakteriostatik dan bakterisid jika diberikan
dalam dosis tinggi• Dosisnya 15-20 mg/kgBB/hari, maks 1,25
gram/hari, dengan dosis tunggal.• Dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak pada
pemberian oral dengan dosis 1 atau 2 kali perhari.• Efek sampingnya adalah neuritis optik dan buta
warna merah-hijau.
Streptomisin
• Bersifat bakterisid dan bakteriostatik terhadap ekstraselular pada keadaan basal atau netral
• Diberikan i.m dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari, maks 1 gram/hari
• Sangat baik melewati selaput otak yang meradang• Efek sampingnya adalah dapat mengganggu
keseimbangan dan pendengaran, kehamilan, ginjal
Paduan Obat TB
• Pengobatan TB dibagi menjadi 2 fase– Fase intensif– Fase lanjutan
• Minimal tiga macam obat pada fase intensif• 2 macam obat pada fase lanjutan• Bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi
obat dan untuk membunuh kuman intraselular dan ekstraselular.
• OAT pada anak diberikan setiap hari.
Fixed Dose Combination
Berat badan (kg) Fase intensif (2bulan)RHZ (75/50/150 mg)
Fase lanjutan (4 bulan)RH (75/50 mg)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
• Bila BB >32 kg, dosis disesuaikan dengan dosis maksimal• Bila BB >5 kg, sebaiknya dirujuk ke RS• Obat tidak boleh diberikan setengah dosis tablet• Perhitungan pemberian tablet diatas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per kgBB
Nonmedikamentosa
• Pendekatan DOTS• Sumber penularan dan case finding• Aspek edukasi dan sosial ekonomi• Pencegahan
– Imunisasi BCG– Kemoprofilaksis