Ttk Alveolus

download Ttk Alveolus

of 5

description

ttk alveolus

Transcript of Ttk Alveolus

ALVEOLUS (ANATOMI)Sumber : (Martini, 2013)

Alveolus adalah kelompok kelompok kantung mirip anggur yang berdinding tipis dan dapat mengembang di ujung cabang saluran napas penghantar. Anderson menyatakan bahwa diluar bronkiolus terminalis terdapat asinus sebagai unit fungsional paru yang merupakan tempat pertukaran gas, asinus tersebut terdiri dari bronkiolus respiratorius yang mempunyai alveoli. Duktus alveolaris yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris terminalis, merupakan struktur akhir paru-paru.dinding alveolus terdiri dari satu lapisan sel alveolus tipe I yang gepeng. Dinding anyaman padat kapiler paru yang mengelilingi setiap alveolus juga memiliki ketebalan hanya satu sel. Ruang interstisium antara sebuah alveolus dan anyaman kapiler di sekitarnya membentuk sawar yang sangat tipis, dengan ketebalan hanya 0,5 m yang memisahkan udara di alveolus dari darah di kapiler paru. Tipisnya sawar sawar ini mempermudah pertukaran gas.Selain itu, pertemuan udara alveolus dengan darah memiliki luas yang sangat besar bagi pertukaran gas. Paru mengandung sekitar 300 juta alveolus, masing masing bergaris tengah 300 m. sedemikian padatnya anyaman kapiler paru sehingga setiap alveolus dikelilingi oleh lembaran darah yang hamper kontinyu. Karena itu luas permukaan total yang terpajan antara udara alveolus dan darah kapiler paru adalah sekitar 75 m2 (seukuran lapangan tenis) sebaliknya, jika paru terdiri dari hanya satu organ berongga dengan dimensi yang sama dan tidak dibagi bagi menjadi unit unit alveolus yang sangat banyak maka luas permukaan total hanya akan mencapai 0,01 m2.Selain berisi sel alveolus tipe I yang tipis, eputel alveolus juga engandung sel alveolus tipe II. Sel sel ini mengeluarkan surfaktan paru, sutu kompleks fosfolipoprotein yang mempermudah ekspansi paru. Selain itu, terdapat makrofag alveolus yang berjaga jaga di dalam lumen kantung udara ini.Di dinding antara alveolus yang berdekatan terdapat pori Kohn yang halus. Keberadaan pori ini memungkinkan aliran udara antara alveolus alveolus yang berdekatan, suatu proses yang dikenal sebagai ventilasi kolateral. Saluran saluran ini sangat penting agar udara segar dapat masuk ke alveolus yang saluran penghantar terminalnya tersumbat akibat penyakit.

ALVEOLUS (HISTOLOGI)

Sumber : (Histologi diFiore, 2013)

Dinding Alveolus dan Sel AlveolusAlveoli (3) adalah invaginasi atau kantung-luar bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan sakus alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris. Alveoli (3) dilapisi oleh selapis tipis sel alveolus (7) gepeng atau sel pneumosit tipe I. Alveoli (3) yang berdekatan dipisahkan oleh septum interalveolare (4) atau dinding alveolus.Septum interalveolare (4) terdiri dari sel alveolus (7) selapis gepeng, serat jaringan ikat halus dan fibroblast, dan banyak kapiler (1) yang terletak di septum interalveolare (4) tipis. Septum interalveolare (4) yang tipis menyebabkan kapiler (1) berdekatan dengan sel alveolus (7) gepeng di alveoli yang berdekatan.Selain itu, alveoli (3) juga mengandung makrofag alveolaris (6) atau sel debu. Dalam keadaan normal, makrofag alveolaris (6) mengandung beberapa partikel karbon atau debu di sitoplasmanya. Di alveoli (3) juga ditemukan sel alveolus besar (2,5) atau pneumosit tipe II. Sel alveolus besar (2,5) terselip di antara sel alveolus selapis gepeng (6) di alveoli (3).Di ujung bebas septum interalveolare (4) dan di sekitar ujung terbuka alveoli (3) terdapat berkas tipis serat otot polos (8). Serat otot ini bersambungan dengan lapisan oto yang melapisi bronkiolus respiratorius.BAGIAN KONDUKSI SISTEM PERNAPASANBagian konduksi sistem pernapasan mengondisikan udara yang dihirup. Mucus secara terus menerus dihasilkan oleh sel goblet (exocrinocytus caliciformis) di epital respiratorik bertingkat semu bersilia dan kelenjar mukosa di lamina propria. Sekresi ini membentuk lapisan mukosa yang melapisi permukaan lumen sebagian besar saluran konduksi. Akibatnya, mukosa lembab pada bagian konduksi sistem pernapasan melembabkan udara. Mucus dan epitel bersilia juga menyaring dan membersihkan udara dari partikel renik, mikroorganisma infeksiosa, dan benda terbawa udara lainnya. Selain itu, anyaman kapiler yang banyak di bawah epitel pada jaringan ikat menghangatkan udara yang dihirup sewaktu udara mengalir melalui bagian konduksi dan sebelum mencapai bagian respiratorik paru.Sel ClaraSel Clara (exocrinocytus bronchiolaris) paling banyak ditemukan di bronkiolus terminalis. Sel ini merupakan jenis sel predominan di bagian paling distal bronkiolus respiratorius. Sel Clara memiliki beberapa fungsi penting. Sel ini mengeluarkan komponen lipoprotein surfaktan, yaitu bahan penurun tegangan permukaan yang juga ditemukan di alveoli. Sel Clara juga dapat berfungsi sebagai sel induk untuk menggantikan sel epitel bronkus yang rusak atau cedera. Sel ini juga mengeluarkan protein ke dalam percabangan bronkus yang rusak atau cedera. Sel ini juga mengeluarkan protein ke dalam percabangan bronkus untuk melindungi paru dari bahan toksik yang terhirup, polutan oksidatif, atau peradangan.Sel di Alveoli ParuAlveoli paru mengandung banyak jenis sel. Sel alveolus tipe I, yang juga disebut pneumosit tipe I (pneumocytus typus I) adalah sel selapis gepeng yang sangat tipis yang melapisi alveoli di paru dan merupakan tempat utama pertukaran gas. Di antara alveoli yang berdekatan terdapat septum interalveolare tipis. Di dalam septum interalveolare, di antara serat serat halus elastic dan reticular, terdapat anyaman kapiler. Sel alveolus tipe I berkontrak erat dengan lapisan endotel kapiler, membentuk sawar darah udara (claustrum aerosanguineum) yang sangat tipis, tempat pertukaran gas berlangsung. Sawar darah udara terdiri dari lapisan permukaan dan sitoplasma pneimosit tipe I, penyatuan membrane basalis pneumosit dan sel endotel, dan sitoplasma endotel kapiler yang tipis.Sel alveolus tipe II,yang juga disebut pneumosit tipe II (peumocytus typus II) atau sel septalis (cellula septalis), jumlahnya lebih sedikit dan berbentuk kuboid. Sel ini ditemukan tunggal atau berkelompok di sekitar sel alveolus tipe I di dalam alveoli. Apeksnya yang bulat menonjol ke dalam alveoli di atas sel alveolus tipe I. sel alveolus ini sekretorik dan mengandung corpusculum lamellare (lamellar body) terpulas gelap di sitoplasma apikalisnya. Sel ini menyintesis dan mengeluarkan produk kaya fosfolipid yaitu surfaktan paru. Ketika dikeluarkan ke dalam alveolus, surfaktan menyebar berupa lapisan tipis di atas permukaan sel alveolus tipe I, menurunkan tegangan permukaan alveolus. Berkurangnya tegagan permukaan di alveoli mengurangi gaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan alveoli sewaktu inspirasi. Karena itu, surfaktan menstabilkan diameter alveolus, mempermudah pengembangan alveolus, dan mencegah kolapsnya alveolus sewaktu respirasi dengan memperkecil gaya kolpas. Sewaktu perkembangan janin, sel alveolus besar mengeluarkan surfaktan dalam jumlah memadai untuk respirasi pada usia 28 sampai 32 minggu gestasi. Selain menghasilkan surfaktan, sel alveolus besar dapat membelah diri dan berfungsi sebagai sel induk untuk sel alveolus gepeng tipe I di alveoli. Surfaktan juga dianggap memiliki efek bakterisidal di alveoli untuk melawan pathogen inhalan yang memiliki potensi berbahaya.Makrofag alveolaris (macrophagocytus alveolaris) atau sel debu adalah monosit yang telah masuk ke jaringan ikat paru dan alveoli. Fungsi utama makrofag ini adalah membersihkan alveolidari mikroorganisme yang masuk dan partikel yang terhirup melalui mekanisme fagositosis. Sel sel ini terlihat di alveoli atau di septum alveolare. Sitoplasmanya biasanya mengandung partikel yang difagosit.

Sumber :Martini, Frederic H., Judi L. Nath, Edwin F. Bartholomew. 2013. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Ninth Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc.Eroschenko, Victor P. 2013. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta : EGC. Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia Dari Sistem ke Sistem. Jakarta : EGC