TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

12
Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408 46 TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER TRAINER PADA LABORATORIUM TATA UDARA POLITEKNIK SEKAYU Ferry Irawan 1 , Zainudin 1 Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Troubleshooting sangat penting untuk proses perbaikan guna meminimalisir pengeluaran biaya untuk membeli mesin yang baru. Tujuan dari troubleshooting Industrial Ice Block Maker Trainer di Laboratorium Tata Udara Politeknik Sekayu yaitu untuk mengetahui kerusakan sistem kelistrikan, kurangnya refrigran dan korosi yang menyebabkan Industrial Ice Block Maker Trainer tidak bisa beroperasi secara maksimal akibat mengalami suatu kerusakan dan untuk memperbaiki Industrial Ice Block Maker Trainer agar dapat beroperasi kembali secara normal, Dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan komponen utama, pemeriksaan komponen tambahan, pemeriksaan tekanan sistem, kelistrikannya dan pemeriksaan pada area yang bermasalah lainnya. Troubleshooting pada tahapan ini adalah melakukan perbaikan pada komponen yang bermasalah sesuai dengan hasil pemeriksaan. Dimana dari hasil pemeriksaan terdeteksi kerusakan yang terjadi pada Ice Block tersebut yaitu kerusakan MCB Utama hal ini dapat dilihat dari kondisi setelah MCB Utama diganti dengan yang baru, dimana sebelum MCB Utama diganti Kelistrikan Ice Block selalu short ( turun ) dan setelah diganti yang baru Sistem kembali berjalan Normal. Selain itu Sistem juga mengalami Korosi dan Kurangnya Refrigran pada sistem. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan pengisian Refrigran sesuai standar manual book Ice Block Trainer dan melakukan perbaikan dan pengecatan ulang pada body alat. Kata kunci : Troubleshooting, Industrial Ice Block Maker Trainer, MCB

Transcript of TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Page 1: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

46

TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER TRAINER PADA

LABORATORIUM TATA UDARA

POLITEKNIK SEKAYU

Ferry Irawan1 , Zainudin1

Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Troubleshooting sangat penting untuk proses perbaikan guna meminimalisir pengeluaran biaya untuk membeli

mesin yang baru. Tujuan dari troubleshooting Industrial Ice Block Maker Trainer di Laboratorium Tata Udara

Politeknik Sekayu yaitu untuk mengetahui kerusakan sistem kelistrikan, kurangnya refrigran dan korosi yang

menyebabkan Industrial Ice Block Maker Trainer tidak bisa beroperasi secara maksimal akibat mengalami suatu

kerusakan dan untuk memperbaiki Industrial Ice Block Maker Trainer agar dapat beroperasi kembali secara normal,

Dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan komponen utama, pemeriksaan komponen tambahan, pemeriksaan

tekanan sistem, kelistrikannya dan pemeriksaan pada area yang bermasalah lainnya. Troubleshooting pada tahapan

ini adalah melakukan perbaikan pada komponen yang bermasalah sesuai dengan hasil pemeriksaan. Dimana dari

hasil pemeriksaan terdeteksi kerusakan yang terjadi pada Ice Block tersebut yaitu kerusakan MCB Utama hal ini

dapat dilihat dari kondisi setelah MCB Utama diganti dengan yang baru, dimana sebelum MCB Utama diganti

Kelistrikan Ice Block selalu short ( turun ) dan setelah diganti yang baru Sistem kembali berjalan Normal. Selain itu

Sistem juga mengalami Korosi dan Kurangnya Refrigran pada sistem. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka

dilakukan pengisian Refrigran sesuai standar manual book Ice Block Trainer dan melakukan perbaikan dan

pengecatan ulang pada body alat.

Kata kunci : Troubleshooting, Industrial Ice Block Maker Trainer, MCB

Page 2: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

47

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Refrigerasi merupakan suatu sistem yang

memungkinkan untuk membuat suhu suatu tempat

atau benda lebih rendah dari suhu lingkungan.

Adapun suhu jika mencapai 0 derajat kebawah

maka itu sudah termasuk kedalam sistem

refrigerasi. Salah satu contoh alat refrigerasi yaitu

mesin pembuat es yang dimana alat ini digunakan

untuk pembuatan es dalam jumlah yang kecil untuk

kebutuhan pangan.

Laboratorium Tata Udara Politeknik

Sekayu sebagai tempat belajar mengajar mahasiswa

Politeknik Sekayu memiliki mesin pembuat es

balok dengan skala besar. Dalam hal ini pada

Industrial Ice Block Maker Trainer yang

merupakan media pembelajaran mahasiswa

memiliki berbagai masalah yang terjadi sehingga

menggangu kenyamanan proses belajar mengajar.

Oleh karena itu penulis memutuskan untuk

mengambil judul“Troubleshooting Industrial Ice

Block Maker Trainer di Laboratorium Tata Udara

Politeknik Sekayu”

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian “Troubleshooting

Industrial Ice Block Maker Trainer” ini adalah

untuk memperbaiki alat Refrigerasi (Industrial Ice

Block Maker Trainer) di Laboratorium Tata Udara

Politeknik Sekayu agar dapat digunakan lagi

sebagaimana mestinya sehingga dapat digunakan

mahasiswa untuk melaksanakan Praktek.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Troubleshooting

Troubleshooting merupakan proses

mengidentifikasi masalah, menentukan penyebab

masalah dan memperbaiki penyebab masalah. (

Stanfield, C and Skaves.2013:1445.”Fundamentals

of HVAC” United of America )

Prosedur Troubleshooting adalah proses yang

harus dilakukan sebelum melakukan

troubleshootingkarena prosedur ini dapat

mengarahkan langkah selanjutnya dalam kegiatan

troubleshooting. (Rex,Miler.2009.Hal:599)

2.2 Sistem Refrigerasi Siklus Kompresi Uap

Secara umum refrigerasi didefinisikan

sebagai proses penghapusan panas. Lebih

spesifiknya refrigerasi adalah cabang ilmu yang

berhubungan dengan proses mengurangi dan

mempertahankan suhu ruang atau benda dibawah

suhu disekitarnya.(Dossat Roy,J, 1961, hal.71)

Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap

merupakan jenis mesin refrigerasi yang paling

banyak di gunakan saat ini. Mesin refrigerasi siklus

kompresi terdiri dari empat komponen utama, yaitu

kompresor, kondensor, katup ekspansi dan

evaporator.

Gambar 1. Siklus Kompresi Uap (Stoecker F.Wilbert, 1998,

hal.55).

Berikut ini adalah siklus sistem refrigerasi

kompresi uap tergambar dalam diagram P-H

Gambar 2. diagram P-H (Stoecker F.Wilbert, 1998,hal.55).

Cara Kerja Siklus

1.Proses 1-2 ; refrigeran meninggalkan evaporator

dalam wujud uap jenuh dengan temperatur dan

tekanan rendah, kemudian oleh kompresor uap

tersebut di naikkan tekanan menjadi uap super

Page 3: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

48

panas dengan temperatur yang tinggi, Lebih tinggi

dari temperatur lingkungan.

Proses Kompresi

Proses ini terjadi di kompresor di mana uap

refrigeran dengan tekanan dan temperatur rendah

yang masuk ke kompresor dan dikompresi didalam

silinder kompresor sehingga temperatur dan

tekanan uap refrigerant yang keluar dari kompresor

mengalami kenaikan.

2. Proses 2-3 ; setelah mengalami proses kompresi,

refrigeran berada dalam fase panas lanjut dengan

tekanan temperatur tinggi. Untuk merubah

wujudnya menjadi cair, kalor harus di lepaskan ke

lingkungan melalui alat yang di sebut kondensor.

Refrigeran mengalir melalui kondensor pada sisi

lain dialirkan fluida pendingin (udara atau air)

dengan temperatur lebih rendah dari pada

temperatur refrigeran. Oleh karena itu kalor akan

berpindah dari refrigerant ke fluida pendingin dan

refrigerant akan mengalami proses penurunan

temperatur dari kondisi uap jenuh, selanjutnya

mengalami proses pengembunan menjadi

refrigerant cair. Refrigerant keluar kondensor

sudah berupa refirigeran cair. Proses kondensasi

berlangsung pada temperatur dan tekanan konstan.

Proses kondensasi

Proses ini terjadi dikondensor dimana uap

refrigerant bertemperatur dan bertekanan tinggi

yang masuk ke kondensor di kondensasikan

didalam kondensor sehingga yang keluar dari

kondensor diharapkan berubah fasa dari fasa uap

kefasa cair.

3. Proses 3-4 ;refrigerant dalam keadaan wujud

cair jenuh, kemudian mengalir melalui katup

ekspansi. Refrigeran mengalami ekspansi pada

enthalpy konstan dan berlangsung secara reversibel

sehingga tekanan refrigeran menjadi rendah

(tekanan evaporator). Refrigerant keluar katup

ekspansi berwujud campuran uap cair pada tekanan

dan temperatur rendah.

Proses ekspansi

Proses ini terjadi di katup ekspansi dimana

refrigerant cair yang berasal dari kondensor di

ekspansi sehingga temperatur dan tekanan

refrigeran yang keluar dari katup ekspansi turun

drastis dan selanjutnya masuk evaporator untuk

menyerap kalor dari ruangan atau media yang

hendak didinginkan.

4. Proses 4-1 ;Refrigerant dalam fase campuran

uap-cair, mengalir melalui evaporator. Di dalam

evaporator refrigeran megalami proses penguapan

sebagai akibat dari panas yang di serap dari

sekeliling evaporator. Dengan adanya penyerapan

panas ini, maka disekeliling evaporator (ruangan

yang di kondisikan) mejadi dingin atau

temperaturnya turun. Selanjutnya refrigeran yang

meninggalkan evaporator dalam fase uap jenuh.

Proses penguapan tersebut berlangsung pada

temperatur dan tekanan yang konstan.

Proses evaporasi

Proses ini terjadi di evaporator dimana refrigerant

cair yang masuk ke evaporator menyerap kalor dari

ruangan atau media yang hendak didinginkan

dengan adanya penyerapan kalor tersebut maka

refrigerant diharapkan berubah fasa cair menjadi

fasa uap jenuh (saturasi).

2.3 Pengertian Industrial Ice Block Maker

Trainer

Gambar 3. Industrial Ice Block Maker Trainer

Page 4: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

49

Industrial Ice Block Maker Trainer merupakan

gabungan antara ilmu perpindahan kalor dan

thermodinamika, alat ini telah dirancang khusus

untuk pengoperasian sistem pendingin yang

menghasilkan es balok. Industrial Ice Block Maker

Trainer ini memungkin kan mahasiswa untuk

mensimulasikan berbagai jenis lingkungan dan

kondisi dalam sistem pembuatan es. Trainer sangat

ideal untuk menyelidiki faktor-faktor utama yang

dapat dikontrol dalam sistem pembuatan es biasa.

Unit ini menyediakan data dari instrumen termasuk

termometer, pengukur tekanan dan instrumen

listrik. Sistem data dipasang pada bingkai yang

terdapat pada Industrial Ice Block Maker Trainer.

2.4 Komponen Pada Industrial Ice Block Maker

Trainer

Industrial Ice Block Maker Trainer, terdapat 4

komponen utama yaitu Kompresor, Kondensor,

Pipa Kapiler, dan Evaporator.

1. Kompresor

Dalam sistem pendingin kompresor adalah

jantung dari sistem pendingin kompresi uap.

Kompresor memiliki fungsi untuk meningkatkan

tekanan refrigeran dan memberikan kekuatan

utama dalam sirkulasi refrigeran. Kompresor

mengubah uap refrigeran dari tekanan rendah ke

tekanan tinggi ( Ice Block Maker Trainer RCO-

ICM-C ).

2. Kondensor

Kondensor adalah komponen sistem utama

dari sistem pendingin. Kondensor juga merupakan

media perpindahan kalor kontak tidak langsung di

mana total panas yang dibuang dari refrigeran

dihilangkan oleh media pendingin, biasanya udara

atau air. Akibatnya, zat pendingin gas didinginkan

dan dikondensasi menjadi cairan pada tekanan

kondensasi ( Ice Block Maker Trainer RCO-ICM-

C).

3. Thermostatic Expansion Valve (TXV)

Katup ekspansi termostatik (TXV) umumnya

digunakan pada sistem pendingin udara. Katup ini

juga biasanya digunakan pada sistem multi-

evaporator. Namun, float sisi rendah juga dapat

digunakan pada banyak sistem. Sistem berganda

yang menggunakan katup ekspansi termostatik

dapat memberikan suhu yang berbeda di berbagai

cabinet (Ice Block Maker Trainer RCO-ICM)

4. Evaporator

Evaporator adalah salah satu komponen utama

dari sistem pendingin di mana pendingin menguap

untuk tujuan mengekstraksi panas dari udara di

sekitarnya, air dingin atau zat lainnya. Dalam

sistem pendingin kompresi uap, evaporator juga

merupakan penukar kalor kontak-tidak langsung (

Ice Block Maker Trainer RCO-ICM-C).

3. Metodologi Penelitian

3.1 Diagram Alir Commissioning

Page 5: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

50

Adapun diagram alir Troubleshooting Industrial

Ice Block Maker Trainer diatas dapat di jelaskan

bahwa:

1. Mulai

Merupakan rangkaian kegiatan sebelum

memulai pengumpulan dan pengolahan data.

Dalam tahap awal ini disusun hal-hal yang penting

yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk

efisiensi waktu dan pekerjaan.

2. Studi Literatur

Merupakan penelitian yang persiapannya sama

dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan

metode pengumpulan data dengan mengambil data

pustaka, membaca, mencatat, dan mengelolah

bahan penelitian.

3. Persiapan alat danbahan

Merupakan kegiatan untuk

mempersiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan sebelum pengambilan data, pada

tahapan ini dilakukannya running alat tersebut

untuk dilakukan proses perbandingan.

4. Identifikasi Masalah.

Merupakan tahapan yang sangat penting

dilakukan karena tahapan ini meliputi

pemeriksaan, pemeriksaan komponen utama,

pemeriksaan komponen tambahan dan juga

pemeriksaan sistem kelistrikannya.

5. Pemeriksaan area yang bermasalah dan

menentukan kerusakan.

Merupakan proses menentukankan masalah

sebab utama terjadinya kerusakan.

6. Melakukan perbaikan.

Tahapan ini adalah melakukan perbaikan

pada komponen yang bermasalah setelah

dilakukan pemeriksa

7. Sistem Bekerja

Mesin yang telah dilakukan perbaikan

dihidupkan atau diperiksa bekerja atau tidak. Jika

tidak bekerja perlu dilakukan pemeriksaan ulang

pada bagian yang bermasalah.

8. Kesimpulan dan pembuatan Laporan Akhir

Merupakan berisi ringkasan dari hasil data yang

diperoleh dari tahapan troubleshooting.

3.2 Waktu dan Tempat

Dalam perancangan suatu alat sebaiknya harus

dikerjakan di Laboratorium Tata Udara Politeknik

Sekayu.

1 Hari : Senin – Jum’at

2 Tanggal : 01 April - 11 Juli 2020

3 Waktu : 08.00 – 16.00 WIB

4 Tempat : Laboratorium Tata Udara

Politeknik Sekayu.

5 Nama Alat : Industrial Ice Block Maker Tainer

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengertian Troubleshooting

Troubleshooting merupakan proses

mengidentifikasi masalah, menentukan penyebab

masalah dan memperbaiki penyebab masalah, (

Stanfield, C and Skaves . 2013 : 1445 .

”Fundamentals of HVAC” United of America ).

4.1.1 Identifikasi Masalah

4.1.1.1 Pemeriksaan Terhadap Kompresor

Dalam sebuah sistem pendingin seperti

Industrial Ice Block Maker Trainer. Kompresor

adalah sebuah komponen vital yang berfungsi

mensirkulasikan gas refrigerant ke dalam sistem.

1. Pemeriksaan Gulungan Elektro Motor Di

Kompresor

1. Biarkan Ice Block tersebut dalam keadaan

on, siapkan peralatan.

2. Setting clamp meter (biasa disebut tang

ampere) pada posisi pengukuran ampere,

selipkan kabel yang terhubung dengan

overload switch R S T kedalam lingkar

Page 6: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

51

clamp meter dan perhatikan hasil

pengukurannya harus lebih rendah atau

sama dengan data spesifikasi yang tertulis

3. periksa tegangan listrik apakah sesuai

kebutuhan (380 v) atau tidak.

4. Setting multitester pada posisi pengukuran

arus AC, dengan pen pengukur multitester

pertama dihubungkan kelantai kemudian

yang lainnya ke body kompresor misalkan

baud ground di kompresor atau pipa

tembaga, apakah ada tegangan yang

terukur di multitester, jika tidak ada berarti

baik.

Gambar 4. Pengecekan Gulungan elektro motor

Gambar 5. Pengukuran arus RST untuk cek gulungan motor

2. Pemeriksaan Hambatan Elektro Motor

Kompresor

1. Pastikan Sistem dalam keadaan tidak

terpasang sumber listrik

2. Bukalah penutup soket listrik kompresor

yang berada di sisi atas kompresor

3. Setting multitester pada posisi pengukur

ohm. tempel kan pen multitester ke body

kompresor dan yang lainnya hubungkan ke

3 buah soket ( R S T ) yang terdapat pada

kompresor satu persatu, jika tidak ada

sama sekali resistansi dari ketiga soket ini

yang terukur berarti elektro motor

kompresor dalam keadaan baik.

3. Pemeriksaan Terminal Kompresor

Masih pada ke 3 Phasa atau soket yang

terdapat pada kompresor dan multitester pada

posisi ohm meter, ukur ketiga phasa ini dengan

cara phasa R S T menjadi soket utama atau

misalkan Phasa R dihubungkan dengan Phasa U

dan Phasa S dihubungkan ke Phasa V dan Phasa T

dihubungkan ke Phasa W. jika di alat pengukur

OHM meter membaca bahwa tiga Phasa tersebut

mempunyai nilai ohm maka dipastikan kompresor

dalam keadaan baik.

Gambar 6. Pengecekan lilitan Kompresor R1-U

1

Gambar 7. Pengecekan lilitan Kompresor S1-V1

Gambar 8. Pengecekan lilitan Kompresor S1-V1

4.1.1.2 Pemeriksaan Kondensor

Kondensor adalah salah satu dari empat

komponen utama pada Industrial Ice Block Maker

Page 7: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

52

Trainer maka perlu dilakukan pemeriksaan pada

kondensor karena kompresor berfungsi penting

dalam sistem pendingin.

1. Pemeriksaan Kebocoran Pada Kondensor

2. Hidupkan / on alat Industrial Ice Block Maker

Trainer

3. Setelah dihidupkan alat Industrial Ice Block

Maker Trainer, Siapkan air sabun lalu di

oleskan pada pipa yang terdapat pada kondensor

4. Jika mengalami kebocoran maka akan terlihat

pada pipa kondensor akan mengeluarkan

gelembung-gelembung air sabun.

4.1.1.3 Pemeriksaan TXV

1. Sama seperti pengecekan kondensor cek

terlebih dahulu kebocoran

dengan menggunakan air sabun untuk

mengetahui titik kebocoran.

2. Memeriksa pada sambungan-sambungan

TXV apakah ada yang tergores atau tidak.

3. Jika mengalami kebocoran akan terlihat

dengan indikatornya air sambun yang

menggelembung.

4.1.1.4 Pemeriksaan Pada Evaporator

1. Memeriksa kebocoran evaporator

menggunakan air sabun.

2. Oleskan air sabun pada pipa evaporator

dengan memperhatikan apakah air sabun

menggelembung atau tidak, jika

menggelembung maka dapat menentukan

titik kebocoran.

3. Dan memperhatikan pada sambungan-

sambungan yang terdapat pada evaporator.

4.1.1.5 Pemeriksaan Pada Sistem Kelistrikan

Setelah dilakukan pengecekan, saat

industrial Ice Block Trainer Running dan sudah

mencapai waktu 2 jam running maka sistem

langsung mati karena MCB Utama 1 turun

diakibatkan MCB Utama 1 sudah rusak.

4.1.1.6 Pemeriksaan Isolasi Pada Tekanan

sistem dan Body alat

Saat Industrial Ice Block Maker Trainer

running dan di ceck bahwa tekanan sistem kurang

ditandai dengan nilai pada pg1 dan pg2 tidak sama

dengan tekanan standart pada sistem. Kemudian

kendala selanjutnya yaitu korosi pada body alat

Industrial Ice Block Maker Trainer.

4.1.2 Menentukan Penyebab Masalah

Dari hasil pemeriksaan pada komponen utama

dan komponen tambahan, bahwa Industrial Ice

Block Maker Trainer yang mengalami kerusakan

pada kompenen utama dan komponen tambahan

seperti data hasil pemeriksaan pada tabel 1 Tabel

Pemeriksaan Industrial Ice Block Maker Trainer.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Komponen Industrial Ice Block

Maker Trainer

NO NAMA

KOMPONEN

RUSAK BAIK

1 Kompresor √

2 Kondensor √

3 Pipa kapiler √

4 Evaporator √

5 Refrigran √

6 Kelistrikan √

7 Body alat √

4.1.3 Memperbaiki Penyebab Masalah

4.1.3.1 Pergantian Pada MCB Utama

Berdasarkan Tabel 1 maka di dapat bahwa

rusaknya MCB 1 utama sehingga mengakibatkan

Page 8: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

53

seluruh sistem mati total secara terus-menerus yang

berdampak pada pemakaian arus listrik yang

melonjak naik

Untuk itu dilakukan langkah perbaikan pada

MCB 1 utama yaitu:

1. Melakukan Pelepasan MCB 1 utama pada

box panel.

2. Mengganti dan memasang MCB 1 yang

baru.

Gambar 9. Kondisi sebelum dilakukan troubleshooting

Gambar 10. Proses Penggantian MCB utama

4.1.3.2 Penambahan Refrigran yang kurang

Berdasarkan Tabel 1 maka di dapat bahwa

kurangnya refrigran mengakibatkan suhu yang

ingin dicapai tidak tercapai.

Untuk itu perlu dilakukan langkah

pengisian pada sistem menggunakan refrigran

R404a sebagai berikut :

1. Siapkan refrigran R404a dan Manipool

2. Pastikan sistem dalam keadaan ON

3. Bersihkan kelep pengisian yang terdapat

kotoran akibat sudah lama tak terpakai

4. Kemudian isi refrigran sesuai standard

saat sistem ON yaitu PG1 = 40 psi dan

PG2 = 220 psi

Gambar 11. Proses Pengisian refrigran R404a

4.1.3.3 Memperbaiki Body alat dan Bak

penampungan air garam

Berdasarkan Tabel 1 bahwa Korosi pada

bagian body alat dan bak penampungan air garam

diakibatkan oleh tampungan air garam yang terlalu

lama mengendap di bak penampungan.

Untuk itu dilakukan langkah perbaikan pada

body alat dan bak penampungan air garam yaitu:

1. Bersihkan semua body dan bak

penampung dari karatan dengan menyikat

seluruh bagiannya dan bilas menggunakan

air.

2. Setelah dikeringkan, amplas semua bagian

yang berlobang akibat karatan

menggunakan gerinda amplas.

3. Lakukan pengecatan dasar untuk

melekatkan dempul besi.

4. Selanjutnya yaitu mengganti penyangga

besi untuk meletakkan tank berisi air

tawar yang sudah rusak.

5. Kemudian dempul semua bagian bak

penampung agar lobang-lobang akibat

korosi tertutupi oleh dempul.

6. Kemudian amplas semua bagian yang

telah di lakukan proses dempul.

7. Selanjutnya cat body dan bak penampung

menggunakan cat dasar warna abu-abu.

8. Terakhir yaitu lakukan pengecatan inti

menggunakan cat mobil / besi.

Page 9: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

54

Gambar 12. Sebelum perbaikan

Gambar 13. Pembersihan bak penampungan

Gambar 14. Proses pengamplasan

Gambar 15. Proses pengecatan dasar

Gambar 16. Proses pengecatan inti

Gambar 17. Hasil

4.2 Hasil Pengambilan Data sebelum di

Troubleshootimg

Tabel 2. Data sebelum di troubleshooting

4.3 Hasil pengambilan data setelah di

Troubleshootimg ( Pengujian 1 )

Data hasil pengukuran mesin air conditioning

split setelah dilakukan troubleshooting perbaikan

pada komponen utama dan komponen tambahan

maka didapatkan hasil seperti pada pada Tabel 3.

Data setelah di troubleshooting.

Tabel 3. Data setelah di troubleshooting

Keterangan:

PG1 : Low Pressure Gauge (Bar)

PG2 : High Pressure Gauge (Bar)

T1 : Inlet Kompresor / Outlet Evaporator

(°C)

T2 : Outlet Kompresor (°C)

T3 : Inlet Kondensor (°C)

T4 : Outlet Kondensor(°C)

T5 : Inlet Ekspansi (°C)

T6 : Outlet Evaporator (°C)

T7 : Inlet Evaporator Water (°C)

T8 : Outlet Evaporator Water (°C)

Page 10: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

55

Tw : Water Temperature (°C)

Ta : Temperature Ambient (°C)

L1/L2/L3 : Arus yang Mengalir pada Soket

L1/L2/L3 Kompresor

4.4.1 Perbandingan Antara Pengujian Satu dan

Pengujian yang Kedua

Tabel 5. Perbandingan dengan pengujian 1 dan pengujian 2

Keterangan:

PG1 : Low Pressure Gauge (Bar)

PG2 : High Pressure Gauge (Bar)

T1 : Inlet Kompresor / Outlet Evaporator(°C)

T2 : Outlet Kompresor (°C)

T3 : Inlet Kondensor (°C)

T4 : Outlet Kondensor(°C)

T5 : Inlet Ekspansi (°C)

T6 : Outlet Evaporator (°C)

T7 : Inlet Evaporator Water (°C)

T8 : Outlet Evaporator Water (°C)

Tw : Water Temperature (°C)

Ta : Temperature Ambient (°C)

L1/L2/L3 : Arus yang Mengalir pada Soket

L1/L2/L3 Kompresor

4.5 Analisa data

Analisis berdasarkan data yang diambil dan

hasil pengukuran dengan mengingat kembali

keadaan lingkungan pada saat pengambilan data

yang sekiranya dapat mempengaruhi sistem.

Dari analisis data yang di ambil melalui

pengujian 1 ( 140 kg : 700 liter ) dengan pengujian

2 ( 1:3 ) antara air dan garam maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pengujian 1 lebih cepat

mendekati titik beku.

4.5.1 Analisa Perhitungan Data sebelum

dilakukan troubleshooting

Analisis berdasarkan data yang diambil dan

hasil pengukuran dengan mengingat kembali

keadaan lingkungan pada saat pengambilan data

yang sekiranya dapat mempengaruhi sistem.

Analisis salah satu data sebelum dilakukan

troubleshooting dari data hasil pengukuran dan

hasil analisa yang telah disusun dalam tabel,

dilakukan perhitungan COP setelah hasil

pengolahan data dari tabel ke diagram P-h dengan

penambahan 1 atm bar (absolute) didapat entalpi.

Tabel 6. Data sebelum di troubleshooting Pengukuran Satuan Hasil

T1 ( suction compressor) 0C 22,5

T2(discharge compressor) 0C 102

T3 ( inlet condenser) 0C 100

T4 ( outlet condenser) 0C 38,3

T5 ( inlet ekspansi) 0C 38

PG1 Bar 2,62

PG2 Bar 15,8

Dari hasil penarikan dangan diagram Ph R404A

dapat di ketahui ;

h 1 = 390 kj/kg

h2 = 459 kj/kg (1)

h3=h4 = 250 kj/kg

Coefficient Of Performance actual (COPaktual)

COPactual = QinWc =

- - (2)

= kJ/k − kJ/kkJ/k − kJ/k

= kJ/k kJ/k

COPactual = 2.0289

Besarnya kalor yang dibuang kondensor (Qc)

Qc = (h − h ) (3)

= kJ/kg –250 kJ/kg = 209 kJ/kg

Page 11: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

56

Coefficient Of Performance carnot (COPc)

COPc = Te +Tc − Te =

, +, – , (4)

= ,,

= 11,758

Besarnya kalor yang di serap Evaporator (qe)

qe = (h − h ) kJ/kg (5)

= 390 kJ/kg − kJ/kg

= 140 kJ/kg

Efisiensi (ᶯ)

ᶯ = 𝐶 𝑎𝐶 𝑐 x % (6)

= , , x %

= 17,25

Tabel 7. Hasil perhitungan

Hasil Perhitungan Data awal

COP actual 2,0289

COP carnot 11,758

Besarnya kalor yang

dibuang kondensor (Qc) 209 kJ/kg

Besarnya kalor yang di

serap Evaporator (qe) 140 kJ/kg

Efisiensi 17,25 %

4.5.2 Analisa Perhitungan Data setelah

dilakukan Troubleshooting

Analisis salah satu data setelah dilakukan

troubleshooting dari hasil pengukuran pada tabel 3

sebelumnya dan hasil perhitungan yang telah

disusun dalam table dan telah dilakukan

perhitungan COP. perhitungan diambil pada menit

30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270 dan menit

300.

Tabel 8. Data setelah di troubleshooting

Keterangan:

h1 : Nilai entalpi suction (kJ/kg)

h2 : Nilai entalpi discharge (kJ/kg)

h3 : Nilai entalpi keluaran kondensor

(kJ/kg)

h4 : Nilai entalpi keluaran pipa kapiler

(kJ/kg)

h2-h1 : Jumlah energi yang di kompresi

(kJ/kg)

h1-h4 : Jumlah energi yang diserap di

evaporator (kJ/kg)

h2-h3 : Jumlah energi yang dipindahkan ke

kondensor (kJ/kg) 𝑎 𝑎 : Coefficient Of Performance actual 𝑐𝑎𝑟 : Coefficient Of Performance carnot ɳ : Efisiensi Refrigerasi (%)

Perhitungan Data pada menit ke 300

Tabel 9. Data setelah di troubleshooting

Pengukuran Satuan Hasil T1 ( suction compressor) 0

C -4,4 T2 ( discharge compressor) 0

C 81,6 T3 ( inlet condenser) 0

C 69,1 T4 ( outlet condenser) 0

C 32 T5 ( inlet ekspansi) 0

C 31,6 PG1 Bar 2,68 PG2 Bar 15,8

Dari hasil penarikan dangan diagram Ph R404A

dapat di ketahui ;

h 1 = 368,63 kj/kg

h2 = 434,65 kj/kg (1)

h3=h4 = 248 kj/kg

Coefficient Of Performance actual (COPaktual)

COPactual = QinWc =

- - (2)

= , kJ/k − kJ/k, kJ/k – , kJ/k

= , kJ/k, kJ/k

COPactual = 1,827

Besarnya kalor yang dibuang kondensor (Qc)

Qc = (h − h ) (3)

= , kJ/kg –248 kJ/kg

= 186,65 kJ/kg

Coefficient Of Performance carnot (COPc)

COPc = Te +Tc − Te =

, + – , (4)

= ,, = 11

Besarnya kalor yang di serap Evaporator (qe)

qe = (h − h ) kJ/kg (5)

Page 12: TROUBLESHOOTING INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER …

Jurnal PETRA | Volume 7, No.1, Januari-Juni 2020 | EISN: 2654-508X ISSN: 2460 - 8408

57

= , kJ/kg – kJ/kg

= 120,63 kJ/kg

Efisiensi (ᶯ)

ᶯ = 𝐶 𝑎𝐶 𝑐 x % (6)

= , x %

= 16,60

Hasil Perhitungan Data

COP actual 1,827

COP carnot 11

Besarnya kalor yang

dibuang kondensor (Qc) 186,65 kJ/kg

Besarnya kalor yang di

serap Evaporator (qe) 120,63 kJ/kg

Efisiensi 16,60 %

5. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah

dilakukan pada troubleshooting Industrial Ice

Block Maker Trainer maka dapat di ambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

Setelah dilakukan pengecekan dan dianalisa

bahwa kerusakan yang terjadi pada Industrial

Ice Block Maker Trainer yaitu MCB Utama

mengalami kerusakan, kurangnya refrigeran

pada sistem, dan korosi pada body alat.

Dalam proses Troubleshooting pada unit

tersebut solusinya ialah mengganti MCB

utama lama dengan yang baru dengan

spesifikasi yang sama, memperbaiki brine tank

yang korosi, dan melakukan penambahan pada

refrigeran.

DAFTAR PUSTAKA Stanfield Carter and David Skaves. 2013.

Fundamentals of HVACR Second

Edition,US Amerika: Pearson Education.

Rex Miler. 2009. HVAC Troubleshooting Guide.

United States: The McGraw-

Hill Companies Inc.

Whitman, William C . 2008. Refrigeration & Air

Conditioning.Delmar, Cengage Learning.

Stoecker,W.,F & Jones,W.,J.1982.Refrigeration

and Air Conditioning.New York: The

McGaw-Hill, Inc.