Transposisi Arteri Besar

download Transposisi Arteri Besar

of 4

description

transposisi arteri besar

Transcript of Transposisi Arteri Besar

  • 5/27/2018 Transposisi Arteri Besar

    1/4

    1. TRANSPOSISI ARTERI BESARA. INSIDENS

    Transposisi arteri besar merupakan penyakit jantung bawaan sianotik

    kedua tersering setelah tetralogi fallot, kira-kira merupakan 5% dari seluruh

    penyakit jantung bawaan. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak lelaki.

    B. EMBRIOLOGIAorta dan a. pulmonalis utama berasal dari satu trunkus arteriosus.

    Pemisahan trunkus arteriosus menjadi a. pulmonalis dan aorta terjadi pada minggu

    ketiga dan keempat kehamilan. Dalam proses pemisahan tersebut trunkus

    arteriosus berpilin seperti spiral, bersamaan dengan terjadinya proliferasi dan

    resorpsi. Apabila proses berjalan normal, maka kedudukan akhir kedua pembuluh

    darah besar adalah : a. pulmonalis keluar dari ventrikel kanan dan terletak di

    kanan depan, sedangkan aorta keluar dari ventrikel kiri dengan posisi di belakang.

    C. ANATOMIKesalahan dalam proses pemutaran trunkus dapat menyebabkan aorta

    keluar dari ventrikel kanan sedangkan a. pulmonalis keluar dari ventrikel kir. Katup

    pulmonal biasanya terletak di belakang katub aorta. Akibatnya darah dari bena kava

    masuk ke atrium kanan dan terus ke aorta dank e seluruh tubuh, sedang darah dari

  • 5/27/2018 Transposisi Arteri Besar

    2/4

    atrium kiri ke ventrikel kiri kemudian ke a. pulmonalis kembali ke paru. Jadi pada

    transposisi terdapat 2 sirkulasi parallel. Keadaan tersebut tidak menjamin pasien

    hidup, kecuali ada percampuran darah pada atrium (melalui defek septum atrium

    atau foramen ovale), atau antara kedua ventrikel (melalui defek septum ventrikel),

    ataupun di arteri besar (melalui duktur arteriosus). Percampuran terbaik bila terjadi

    di atrium melalui defek septum atrium besar. Spectrum anatomic transposisi arteri

    besar sangat bervariasi; ia dapat disertai atau tanpa defek septum ventrikel, defek

    sektum atrium, foramen ovale persisten, duktus arteriosus persisten, stenosis

    pulmonal dan lain-lain

    D. ASPEK KLINISTransposisi arteri besar jauh lebih sering terdapat pada bayi lelaki daripada bayi

    perempuan. Pasien dengan transposisi biasanya lahir dengan berat badan normal

    ataupun lebih dari normal. Bergantung baik atau tidaknya percamuran darah,

    pasien dapat tampak sianosis ringan sampai berat. Pada aurkultasi akan terdengan

    bunyi jantung II tunggal oleh karena katup pulmonal bersembunyi di belakang

    katub aorta. Bising dapat bervariasi dari tidak ada bising sama sekali sampai

    bising pansistolik atau bising kontinu melalui duktus arteriosus.

  • 5/27/2018 Transposisi Arteri Besar

    3/4

    E. DIAGNOSISDiagnosis transposisi arteri besar perlu dipikirkan bila bayi (lebih banyak

    lelaki) sianotik dengan berat badan normal atau besar, tanpa bising, dengan bunyi

    jantung II tunggal. Pada foto toraks terdapat egg-on-side heart, dan vaskularisasi

    paru meningkat. Elektrokardiogram menunjukkan deviasi sumbu QRS ke kanan

    dan hipertrofi ventrikel kanan dengan atau tanpa pembesaran atrium kanan.

    Diagnosis dapat dipastikan dengan pemeriksaan ekokardiografi; akan tampak a.

    pulmonalis berasal dari ventrikel kiri dan aorta dari ventrikel kanan. Berbagai

    variasi kelainan yang mungkin ada daoat dipastikan dengan ekokardiografi dan

    Doppler. Hasil kateterisasi jantung sangat bergantung pada lesi lain yang ada.

    Transposisi arteri besar harus dibedakan dengan penyakit jantung sianotik

    lainnya, khususnya trunkus artiosus, atresia tricuspid, dan atresia pulmonal. Bila

    gambaran foto dada menunjukkan gambaran khas transposisi (egg-on-side heart),

    kemungkinan besar yang dihadapi adalah transosisi. Deviasi sumbu QRs ke kiri

    mengarah pada diagnosis atresia triskupid. Dalam banyak kasus, diagnosis

    definitive seringg tidak dapat ditegakkan tanpa ekokardiografi.

    F.

    TATA LAKSANAPasien transposisi arteri besar biasanya menunjukkan gejala sianosi pada

    hari-hari pertama, karena itu merupakan kasus gawat-darurat. Sebelum diagnosis

    dipastikan dengan ekokardiografi dianjurkan untuk member prostaglandin untuk

    menjamin duktus arteriosus terbuka yang sangat vital yang dihadapi adalah suatu

    duct dependent lesion. Setelah diagnosis dipastikan, secara rutin dilakukan

    septostomi atrium dengan balon atau prosedur rashkind. Dengan tindakan tersebut

    maka percampuran darah di tingkat atrium akan optimal, sehingga trium kanan

    mendapat darah dengan saturasi tinggi dari atrium kiri. Dari atrium kanan darah

    dialirkan ke ventrikel kanan, kemudian ke seluruh tubuh. Akibatnya sianosis

    berkurang. Prosedur ini merupakan prosedur rutin ada transposisi arteri besar.

    Setelah pasien stabil, dan bila diameter a. pulmonalisdan aorta sebanding

    serta tidak terdapat stenosis pulmonal, dapat dilakukan operasi pertukaran arteri,

  • 5/27/2018 Transposisi Arteri Besar

    4/4

    yakni operasi mempertukarkan aorta dan a. pulmonalis hingga aorta keluar dari

    ventrikel kiri dan a. pulmonalis dari ventrikel kanan. Kelainan lainnya, misalnya

    defek septum ventrikel, defek septum atrium, atau duktus arteriosus juga

    dikoreksi sekaligus. Kemajuan teknik operasi dan perawatan pasca bedah telah

    memungkinkan operasi pertukaran arteri ini dilakukan pada masa neonates.

    Namun apabila terdapat stenosis polmonal atau a. pulmonalis kecil, operasi

    pertukaran arteri tidak dapat di lakukan. Mungkin perlu dilakukan operasi paliatif

    dengan membuat pintasan, misalnya pintasan Blalock-taussig atau modifikasinya.

    Apabila diameter a. pulmonalis sudah memadai, maka baru di lakukan arterial

    switch.

    Sebelum dikenal operasi arterial switch dikenal operasi mustard dan

    senning yang disebut juga artrial swith, yakni memindahkan darah yang di atrium

    kanan menjadi ke atrium kiri dan sebaliknya.