Transplantasi Organ

29
BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran berkembang dengan pesat. Dalam dua dekade terakhir, kita mulai mengenal istilah transplantasi yang sering disebut transplantasi organ. Bukan hanya tumbuhan yang dapat dicangkok, manusiapun pada akhirnya disodori pilihan pencangkokan organ tubuh. Bila organ yang sangat diperlukan tubuh mengalami sakit berkepanjangan dengan kerusakan luas, maka tidak ada pilihan lain selain melakukan ganti organ tubuh yang rusak parah tersebut (end stage) dengan organ sejenis yang sehat. Cangkok hati dan cangkok ginjal paling populer dan dikenal luas, diantara cangkok organ lain seperti : sumsum tulang, jantung, paru, usus, dll. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk pergantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ individu lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan. Sejak kesuksesakn transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor pada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju pesat. Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ muncul berbagai masalah. Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan transplantasi, penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etik, legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan 1

Transcript of Transplantasi Organ

Page 1: Transplantasi Organ

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran berkembang dengan pesat. Dalam

dua dekade terakhir, kita mulai mengenal istilah transplantasi yang sering disebut

transplantasi organ. Bukan hanya tumbuhan yang dapat dicangkok, manusiapun pada

akhirnya disodori pilihan pencangkokan organ tubuh.

Bila organ yang sangat diperlukan tubuh mengalami sakit berkepanjangan dengan

kerusakan luas, maka tidak ada pilihan lain selain melakukan ganti organ tubuh yang rusak

parah tersebut (end stage) dengan organ sejenis yang sehat. Cangkok hati dan cangkok ginjal

paling populer dan dikenal luas, diantara cangkok organ lain seperti : sumsum tulang,

jantung, paru, usus, dll. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk

pergantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ individu lain atau tubuh

sendiri dalam rangka pengobatan. Sejak kesuksesakn transplantasi yang pertama kali berupa

ginjal dari donor pada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang

transplantasi maju pesat. Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ

muncul berbagai masalah.

Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan transplantasi, penolakan organ,

komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul akibat transplantasi telah

memunculkan berbagai pertanyaan tentang etik, legalitas dan kebijakan yang menyangkut

penggunaan teknologi itu. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah

dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial. Sampai saat

ini penelitian tentang transplantasi masih terus dilakukan. Permintaan untuk transplantasi

organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan organ donor yang ada. Sebagai

contoh di China, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000

jumlahnya mencapai 78. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah hingga 356. Jumlah

tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi. Tidak hanya hati,

jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat sangat drastis.

Setidaknya telah terjadi tiga kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara

jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia

Transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan suatu

jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan

pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu

1

Page 2: Transplantasi Organ

tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama.

Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada

penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Transplantasi organ akan

memiliki nilai sosial dan kemanusiaan tinggi bila dilakukan atas dasar kemanusiaan bukan

kepentingan komersial semata. Namun dengan adanya ketimpangan yang cukup besar antara

ketersediaan dengan kebutuhan organ masalah komersialisasi organ menjadi salah satu perdebatan

yang sensitive di bidang medikolegal.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23

tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis

serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu

pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana

Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang.

2

Page 3: Transplantasi Organ

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Kasus

Seorang mahasiswa berniat menjual organnya untuk membayar biaya kuliah.

Bolehkan hal ini dilakukan? Jelaskan alasan anda!

Daftar Pertanyaan

1. Apa tindakan dokter dalam kasus seorang mahasiswa ini?

2. Jika anda seorang dokter,Apakah perbuatan ini bertentangan dengan 4 kaidah dasar

Bioetik Kedokteran?

3. Dari 4 KDB,norma mana yang sesuai dengan kasus ini?

4. Termasuk dalam KUHP no berapa perbuatan mahasiswa ini?

5. Sanksi hukum yang di kenai atas perbuatan mahasiswa ini?

6. Termasuk dalam jenis tranplantasi mana dalam kasus ini?

3

Page 4: Transplantasi Organ

BAB III

TEORI

4.1 Sejarah dan Perkembangan Transplantasi

Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakuakan transpalantasi kulit. Sementara

jaman Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah

melakukan hal yang sama. Diduga John Hunter ( 1728 – 1793 ) adalah pioneer bedah

eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat kriteria teknik bedah

untuk menghasilkan suatu jaringan trnsplantasi yang tumbuh di tempat baru. Akan tetapi

sistem golongan darah dan sistem histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi

terhadap transplantasi belum ditemukan.

Pada abad ke – 20, Wiener dan Landsteiner menyokong perkembangan transplantasi

dengan menemukan golongan darah system ABO dan system Rhesus. Saat ini perkembangan

ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi.

Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah dengan perkembangan teknik

transplantasi. Ilmu transplantasi modern makin berkembeng dengan ditemukannya metode –

metode pencangkokan, seperti :

a. Pencangkokkan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr.

George E. Green.

b. Pencangkokkan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian

Bernhard, walaupun resepiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.

c. Pencakokkan sel – sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita

Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.

4.2 Pengertian Transplantasi Organ

Ada beberapa pengertian transplantasi organ, antara lain:

Rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia

yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk

4

Page 5: Transplantasi Organ

menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik (pasal 1 butir 5

UUK).

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat

bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu

tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan

dan kondisi tertentu.

Pasal 1 ayat 5 UU Kesehatan memberikan pengertian “Transplantasi” adalah rangkaian

tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal

dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan

organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk

menolong pasien dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan

dibandingkan dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun

tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan

dari segi non medik,yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain

yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi,adalah terbatasnya

jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah. Karena itu

diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum, kedokteran,

sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swasta

4.3 Jenis-jenis Transplantasi

a. AUTOGRAFT

Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang

dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi

b. ALLOGRAFT

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik

dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga,

c. ISSOGRAFT

5

Page 6: Transplantasi Organ

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada

kembar identik,

d. XENOGRAFT

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau

dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian

batang otak,

Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti: kulit ginjal, sumsum tulang, dan

darah (transfusi darah).

Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas,

paru-paru dan sel otak.

Dalam 2 dasawarsa terakhir telah dikembangkan teknik transplantasi seperti transplantasi

arteria mamaria interna dalam operasi lintas koroner oleh George E. Green. dan Parkinson.

A. SEL INDUK

Berasal dari bahasa inggris (stem cell) merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan

mempunyai potensi untuk dapat berdeferensiasi menjadi jenis sel lain.kemampuan tersebut

memungkinkan sel induk menjadi sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru

selama organisme bersangkutan hidup.

Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel induk berpotensi untuk mengubah

keadan penyakit manusia deangan cara digunakan perbaikan jaringan atau organ tubuh

tertentu,hal ini tampaknya belum benar-benar diwujudkan dewasa ini. Penelitian sel induk

dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960an setelah dilakukannya penelitian oleh ilmuan

kanada,Ernest A.McCulloch dan James E.Till.

B.MACAM-MACAM SEL INDUK

6

Page 7: Transplantasi Organ

Berdasarkan potensi :

• Sel induk ber-totipotensi (toti=total)

• Sel induk ber-multipotensi

• Sel induk ber-unipotensi (uni-tunggal)

Berdasarkan asalnya :

Sel induk embrio (embrio stem cell)

Sel induk dewasa (adult stem cell)

Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi :

Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)

Sumsun tulang adalah jaringan spond yang terdapat dalam tulang-tulang besar

seperti tulang pinggang,tulang dada,tulang punggung dan tulang rusuk. Sumsum

tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik.

Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)

Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang

terkandung tidak sebanyak pd sumsum tulang.untuk jumlah sel induk mencukupi

suatu transplantasi.biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating

factor (G-CSF). Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut Aferesis.

Transplantasi sel induk darah tali pusat

Darah tali pusat mengandung sejulah sel induk yang bermakna dan memiliki

keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulangatau dari darah tepi bagi

pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah

bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan

jiwa.

Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:

7

Page 8: Transplantasi Organ

1. Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam

tubuh orang itu sendiri.

2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke

tubuh orang lain.

3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke

tubuh spesies lainnya.

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang

sudah meninggal.

2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian

tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan

transplantasi, yaitu:

1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang

diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan

kekurangan jaringan / organ.

2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan / organ tubuh

baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan / organ tersebut, untuk

berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

4.4 Masalah Etik dan Moral dalam Transplantasi

Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah (a) donor hidup,

(b) jenazah dan donor mati, (c) keluarga dan ahli waris, (d) resipien, (e) dokter dan pelaksana

lain, dan (f) masyarakat. Hubungan pihak – pihak itu dengan masalah etik dan moral dalam

transplantasi akan dibicarakan dalam uraian dibawah ini.

8

Page 9: Transplantasi Organ

a. Donor Hidup

Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya kepada orang lain ( resepien ). Sebelum

memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang

dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun resiko untuk kehidupannya lebih

lanjut sebagai kekurangan jaringan / organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk

menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami tekanan psikologis. Hubungan psikis dan

omosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.

b. Jenazah dan donor mati

Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh –

sungguh untuk memberikan jaringan / organ tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia

telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan

apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang

merawatnya. Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain

bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang

hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan

c. Keluarga donor dan ahli waris

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling

pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin atau pun tekanan psikis dan emosi

di kemudian hari. Dari keluarga resepien sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan

kepada donor dan keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya apabila dibuat suatu

ketentuan untuk mencegah tinmulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.

d. Resipien

Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Pada dasarnya, seorang penderita

mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau

meringankan penderitaannya. Seorang resepien harus benar – benar mengerti semua hal yang

dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui tindakan transplantasi diharapkan dapat

memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resepien. Akan tetapi, ia harus menyadari

bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal. Juga perlu didasari bahwa jika

ia menerima untuk transplantasi berarti ia dalam percobaan yang sangat berguna bagi

kepentingan orang banyak di masa yang akan datang.

9

Page 10: Transplantasi Organ

e. Dokter dan tenaga pelaksana lain

Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan dari donor,

resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan hal – hal yang mungkin

akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di

kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien

dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam

melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh pertimbangan –

pertimbangan kepentingan pribadi.

f. Masyarakat

Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama

tim pelaksana dengan cara cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan

unutk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha

transplantasi. Dengan adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera

diperlikan, atas tujuan luhur, akan dapat diperoleh.

4.5 Aspek Hukum Transplantasi

Dari segi hukum ,transplantasi organ,jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu

hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia,walaupun ini adalah

suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan.tetapi

mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan

dapat dibenarkan.

Diatur dalam pasal 33 dan 34 UUK

Dalam PP No. 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat

Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia.

10

Page 11: Transplantasi Organ

UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

• Pasal 33:

1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi

organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah , implant obat dan atau alat kesehatan, serta

bedah pastik dan rekonstruksi

2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan

komersial

•Pasal 34:

1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan

tertentu .

2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan

kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli

waris atau keluarganya.

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

PP No. 18 Tahun 1981

• Pasal 11:

1. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang

ditunjuk oleh Menteri Kesehatan .

2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang

merawat atau mengobati donor yang bersangkutan .

11

Page 12: Transplantasi Organ

Pasal 12:

• Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 ( dua ) orang dokter yang

tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi

Pasal 16:

• Donor / keluarga donor yang tidak berhak atas kompensasi material apapun sebagai imbalan

transplantasi

Pasal 17:

• Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia .

Pasal 18:

• Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk

dari luar negeri.

4.6 Aspek Etik Transplantasi

Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan

kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib

dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam KODEKI, yaitu:

Pasal 2.

Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.

Pasal 10.

Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani.

Pasal 11.

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan penderita.

12

Page 13: Transplantasi Organ

Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,pada hakekatnya telah

mencakup aspek etik,mengenai larangan memperjual belikan alat atau jaringan tubuh untuk

tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material.

Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati seseorang

akan diambil organnya,yang dilakukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut

medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat kaitannya dengan keberhasilan

transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya. Tetapi jangan

sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus benar-benar

meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi

dan dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi

pernafasan dan denyut jantung secara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain

bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif.

TUJUAN PENGATURAN

melarang transplantasi untuk tujuan komersial

Transplantasi bukanlah suatu obyek yang dapat diperjual belikan dalam mencari

keuntungan. Tindakan transplantasi adalah suatu usaha mulia yang bertujuan

menolong sesama manusia untuk mengurangi penderitaannya.

Kadangkala orang sudah sangat putus asa, bahkan rela melakukan apapun termasuk

memberi imbalan agar ada orang yang mau menyumbangkan organnya. Di sisi lain,

ada juga orang yang sehat yang bersedia mendonorkan organnya “dengan imbalan”.

Di salah satu forum seorang dokter bercerita, rumah sakit tempatnya bekerja pernah

kedatangan orang yang mengatakan siap menyumbangkan ginjalnya asalkan

mendapat imbalan karena butuh biaya untuk anaknya sekolah, kesulitan ekonomi, dll,

tentu saja calon pendonor seperti ini langsung ditolaknya. Menurutnya donor yang dia

lakukan haruslah atas dasar kemanusiaan dan demi kesembuhan orang lain, bukan

atas dasar imbalan, karena itu sama saja dengan jual-beli organ.

Oleh karena itu, hukum di Indonesia sudah memberikan aturan hukumnya untuk tindakan

transplantasi organ ini. Janganlah mengambil jalan pintas untuk mengatasi masalah ekonomi

dengan mendonorkan organ penting dalam tubuhnya, hanya untuk mendapat imbalan dari

keluarga penderita. Coba pikirkan lagi bagaimana dampak yang akan muncul dikemudian

hari bagi dirinya.

13

Page 14: Transplantasi Organ

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Tindakan dokter dalam kasus ini :

Didalam PP no.18 tahun 1981 (tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan

transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia), pada pasal 11, yang berbunyi :

Ayat 1 : transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh

dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

Ayat 2 : transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter

yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.

Dalam pasal 11 ini sudah jelas dinyatakan bahwa dokter tersebut tidak boleh melakuan

proses operasi pengambilan organ dari mahasiswa tersebut. Dokter juga mempunyai hak

untuk menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika hukum,

agama dan hati nuraninya, hak ini dimiliki dokter untuk menjaga martabat profesinya

dan dalam hal ini juga berlaku “Sa science et sa conscience” (ya ilmu pengetahuan dan

ya hati nurani), karena tindakan mahasiswa tersebut sudah melanggar PP no.18 tahun

1981, pasal yang ke 17 dan bertentangan dengan norma-norma yang ada berlaku dalam

masyarakat (norma agama, norma kesusilaan, dan lain-lain). Tetapi di lain pihak dokter

tersebut juga bisa memberikan saran yang lain yang untuk membantu mahasiswa

tersebut, misalnya dengan memberikan pekerjaan sambilan atau memberikan pinjaman

berupa dana yang bisa meringankan beban mahasiswa tersebut.

14

Page 15: Transplantasi Organ

2. Kaidah dasar Bioetik Kedokteran :

Ada 4 Kaidah dasar Bioetik Kedokteran, yaitu :

- Beneficience

Prinsip moral tindakan yang selalumengutamakan kebaikan pasien.

- Non Malficience

Perinsip moral yang melarang melakukan tindakan buruk terhadap pasien.

- Justice

Prinsip moral keadilan dan fairness dalam bersikap untuk distribusi sumber daya.

- Autonomi

Perinsip moral menghargai hak pasien.

Dalam hal ini ada 2 pandangan yang berbeda, yaitu :

a. Dokter tersebut menerima permintaan mahasiswa itu untuk menjual organnya dan

kemudian melakukan transplantasi organ, maka dokter tersebut telah melanggar 3

dari 4 kaidah dasar bioetik kedokteran, yaitu :

- Beneficience : dokter tersebut telah melanggap prinsip tindakan yang

mengutamakan kebaikan pasien (dalam hal ini mahasiswa sebagai pendonor)

karena dengan mengambil salah satu organ, maka dokter tersebut menyebabkan

banyak kerugian daripada manfaat ke pasien tersebut.

- Non maficience : dokter tersebut telah melakukan tindakan buruk kepada pasien

berupa memendang pasien sebagai objek untuk mendapatkan keuntungan yang

besar

- Justice : dengan mengambil salah satu organ pasien, maka dokter tersebut tidak

menghargai hak sehat pasien seutuhnya (affordability, equality, accessibility,

avaliabillity dan quality).

b. Dokter tersebut menolak melakukan permintaan pasien (dalam hal ini mahasiswa

yang menjual organnya) untuk transplantasi organ, maka dokter tersebut telah

melanggar 1 dari 4 kaidah dasar bioetik kedokteran, yaitu :

15

Page 16: Transplantasi Organ

- Autonomi : dokter yang menolak permintaan pasien tersebut tidak menghargai

hak pasien dalam menentukan nasib sendiri.

A. KUHP dan undang-undang yang berkaitan dengan tranplantasi organ

Penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan organ tubuh belum jelas

sesuai dengan yang diharapkan karena di dalam KUHP. tidak ada satu pasal pun yang

formulasi isi pasalnya memberikan karakteristik mengenai tindakan apa saja yang

dikategorikan sebagai praktek jual-beli organ tubuh manusia. Di KUHP sendiri yang tidak

mengatur mengenai tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia.

Namun pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, tercantum

pasal tentang larangan jual beli organ dan atau jaringan tubuh manusia, yaitu

Pasal 33 Ayat (2)

Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud

dalam Ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan

komersial.

Pasal 34 Ayat (1):

Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan

tertentu.

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981, yaitu

Pasal 16 yang berbunyi: Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas

suatu kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17 yang berbunyi: Dilarang memperjualbelikan alat dan atau jaringan tubuh manusia.

16

Page 17: Transplantasi Organ

B. Sanksi yang berkaitan dengan tranplantasi organ

Sanksi hukum yang dikenai atas perbuatan mahasiswi ini sesuai dengan undang-

undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yaitu:

pasal 80 Ayat (3) yang berbunyi:

Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersil dalam

pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfusi darah sebagaimana

dimaksud Pasal 33 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)

tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000,00(tiga ratus ribu rupiah).

Pasal 81 Ayat (1), yang berbunyi:

Barang siapa yang tanpa keahlian dengan sengaja: a. melakukan transplantasi organ dan atau

jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00

(seratus empat puluh juta rupiah)11.

C. Macam-macam tranplantasi organ

Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian

organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada

tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau

tidak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor

organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal.

Organ yang ditransplantasikan disebut Graft. Ada 5 macam Graft:

Allograft. transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu

tubuh ke tubuh yang lain yang yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan

keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

Isograft. Terjadi pada kembar identik

Autograft. Terjadi dengan bahan tubuh sendiri. Contohnya operasi plastik.

Xenograft. Transplantasi organ yang berasal dari orang lain ataupun binatang

spesies lain.

17

Page 18: Transplantasi Organ

Syhthetic graft. Transplantasi bahan buatan untuk menggantikan atau

menambah fungsi aslinya.

D. Tranplantasi organ dengan norma yang berlaku

Norma Agama :

Tidak di benarkan

Karena dari segi agama, manusia diciptakan dengan penuh kesempurnaan sehingga tidak

sepantasnya anugrah yang telah Tuhan berikan justru disalahgunakan. Karena organ kita

(manusia) bukan merupakan barang dagangan yang bisa dinialai dengan uang. Apalagi

penjualan organ dijadikan sebagai sumber pendapatan,itu sangat tidak dapat di benarkan.

Norma Kesusilaan :

Tidak di benarkan

Karena tindakan tersebut di jadikan sumber pendapatan utama atau jalan keluar dalam

menyelesaikan masalahnya (masalah ekonomi) sehingga perlu di pertanyakan nilai-nilai

kemanusiaannya.

Norma Hukum :

Tidak di benarkan

Karena tidak sesuai dengan Hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu melakukan transplantasi

organ dengan tujuan. komersial

18

Page 19: Transplantasi Organ

BAB V

KESIMPULAN

Transplantasi Organ adalah Rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau

jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka

pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik

(pasal 1 butir 5 UUK) atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh

yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.

Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tidak befungsi pada

penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan

orang yang masih hidup ataupun telah meninggal. Organ yang ditransplantasikan disebut

Graft. Ada 5 macam Graft yakni: Allograft, Isograft, Autograft, Xenograft, Syhthetic graft.

Menurut norma-norma yang ada, tindakan yang dilakukan mahasiswa itu bertentangan

dengan norma-norma yang ada berlaku dalam masyarakat (norma agama, norma kesusilaan,

dan lain-lain). Tetapi di lain pihak dokter tersebut juga bisa memberikan saran yang lain yang

untuk membantu mahasiswa tersebut, misalnya dengan memberikan pekerjaan sambilan atau

memberikan pinjaman berupa dana yang bisa meringankan beban mahasiswa tersebut.

Penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan organ tubuh belum jelas sesuai

dengan yang diharapkan karena di dalam KUHP. tidak ada satu pasal pun yang formulasi isi

pasalnya memberikan karakteristik mengenai tindakan apa saja yang dikategorikan sebagai

praktek jual-beli organ tubuh manusia. Di KUHP sendiri yang tidak mengatur mengenai

tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia. Namun pada Undang-Undang No. 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan, tercantum pasal tentang larangan jual beli organ dan atau

jaringan tubuh manusia

19

Page 20: Transplantasi Organ

DAFTAR PUSTAKA

ETIKA KEDOKTERAN dan HUKUM KESEHATAN. 1999. Jakarta:EGC

http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ

http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=utama&id=45631

http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/transplantasi-organ-2/

http://www.percikaniman.org/tanya_jawab_aam.php?cID=11

20