Transmisi Manual

40
Kelompok 2 Alfian dwi cahya 133300003 Bastian eko saputro 133300008 Transmisi manual

description

sistem transmisi

Transcript of Transmisi Manual

Kelompok 2

Kelompok 2Alfian dwi cahya 133300003Bastian eko saputro 133300008Transmisi manualFungsi TransmisiTransmisi adalah sebuah mekanisme perubahan hubungan gear. Tujuan utamanya adalah untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke poros propeler dan poros penggerak. Berikut fungsi-fungsi yang sangat penting untuk pengoperasian kendaraan. Ada 4 fungsi dari transmisi yaitu :1. Meneruskan/Menyalurkan Tenaga Transmisi menyalurkan tenaga dengan cara menghubungkan gear-gear secara bersamaan.

2.Meningkatkan Torsi dan Kecepatan Putaran Mesin Transmisi mengubah torsi dan kecepatan dengan cara mengubah kombinasi-kombinasi gear agar rasio gear berubah.

3. Membalik Putaran Sebuah gear ditambahkan untuk mengubah arah putaran.

4.Memutus Tenaga/Puatan Transmisi memutus aliran tenaga dengan cara memutus gear-gear yang bertautan.

Konstruksi Dan Kerja Transmisi Gear Rasio Rasio gear adalah rasio antara kecepatan putaran input gear dan output gear. Rasio gear berubah saat transmisi mengurangi atau menambah kecepatan putaran mesin dengan kombinasi gear yang berbeda-beda.

Gear rasio dapat di hitung dengan rumus :

Pada saat maju

Pada Transmisi terdapat dua pasang roda gigi, untuk memperoleh putaran input sahft dan output sahaft yang searah

Pada saat mundurUntuk menggerakkan kearah mundur, pada gigi transmisi ditambahkan Idle gear, untuk memperoleh putaran inputshaft dan output shaft yang berlawanan

B. Tuas pemindah (Shift Lever) Tuas pemindah dapat bergerak secara horizontal untuk memilih barisan gear (gerakan memilih), dan maju-mundur untuk menggerakan gear (gerakan merubah). Gerakan ini memindah komponen di dalam transmisi untuk mengubah posisi gear.

Terdapat 2 type tuas pemindah (shift lever) yaitu :

Jenis pemindah kontrol jauh(remote control type)Jenis pemindah langsung (direct control type)Jenis pemindah kontrol jauh(remote control type)Pada jenis pemindah kontrol jauh ini, batang (rod) atau kawat menghubungkan tuas pemindah dengan transmisi. Jenis ini meminimalisir getaran dan bunyi karena menggunkaan karet anti getaran yang membuat getaran mesin sulit disalurkan.

Jenis pemindah langsung (direct control type)Pada jenis ini, tuas pemindah secara langsung menyambung ke transmisi. Sebagian besar kendaraan FR menggunakan sistem ini karena pengoperasinya menjadi cepat dan mudah dilakukan.

Cara Kerja TransmisiPerpindahan GearPergerakan tuas pemindah (shift level) disalurkan ke gear shift selector level di dalam transmisi. Saat gear shift selector bergerak secara vertikal maka gear tersebut menggerakan synchro hub dan menautkan gear ke main shaftAda 3 type pada transmisi manual :Slidingmesh type

Pada tipe ini shift arm menggerakkan langsung roda gigi percepatan yang terpasang pada spline main shaft untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antara gigi percepatan dengan countergearConstantmesh type

Pada tipe ini main gear selalu berhubungan dengan gigi pada counter shaft, main gear dilengkapi dengan dog gear yang akan dirhubungkan dengan sleeve yang terpasang pada output shaft.Shift arm menggerakkan sleeve agar terjadi perpindahan putaran dari main gear ke main shaftSynchromesh type

Tipe ini mempunyai keuntungan perpindahan giginya lebih halus, Synchromesh berfungsi untuk menyamakan putaran roda - roda gigi yang akan berhunbungan dengan cara melakukan pengeremanStruktur mekanisme synchromesh

Kerja Mekanisme synchromeshTahap awal aksi sinkronisasi 1. Saat garpu pemindah (shift fork) menggerakkan synchronizer sleeve, sleeve dan meshed key bergerak bersama-sama. 2. Ujung key mendorong synchronizer ring kearah sisi gear yang berbentuk kerucut (cone). Tenaga gesek antara cone synchronizer ring dan cone gear ini menyalurkan gaya putar sleeve menuju ke gear. 3. Pada kondisi ini, perbedaaan kecepatan putar antara ring dan gear hanya oleh perbedaan lebar alur key dengan lebar key. Dengan demikian, jika dilihat dari atas, Splines pada sleeve dan ujung splines pada ring saling berhadapan sebagaimana diperlihatkan pada gambar A.

Tahap kedua kegiatan sinkronisasi 1. Ketika tuas pemindah digerakkan, gaya pada sleeve menekan spring. Sleeve bergeser di atas tonjolan key dan bergerak maju (pada gambar bergerak ke kanan). 2. Splines pada sleeve dan splines pada ring saling masuk satu dengan yang lain. 3. Gaya pada sleeve disalurkan melalui splines yang terus saling bersentuhan satu dengan lain, serta dengan kuat mendorong ring ke cone gear. Gaya gesek ini melakukan aksi sinkronisasi yang kuat.

Tahap ketiga sinkronisasi pertautan 1. Kecepatan Sleeve dan gear disamakan dan ring bebas dalam mengarahkan putaran. 2. Seperti yang dapat dilihat pada gambar, spines pada sleeve mendorong spines pada ring dan bergerak secara lembut hingga bertaut dengan spline pada gear. 3. Jika ada perbedaan putaran antara ring atau gear dan sleeve, gaya gesekan dari cone ring dan cone gear menghentikan gerak maju sleeve. Pergerakan maju sleeve bisa dilakukan hanya bila sinkronisasi telah selesai. Akan tetapi, saat aksi sinkronisasi (gaya gesekan) lemah, maka muncul bunyi saat gear akan bertautan akibat sulitnya proses pergeseran gear-gear.

IBS (Input shaft brake system) IBS menerapkan rem pada input shaft dengan synchronizer ring kecepatan ke-5 untuk mengurangi kecepatan putar dan memastikan perpindahan yang halus pada gear mundur.

Struktur IBSIBS terdiri dari synchronizer sleeve kecepatan ke-5, synchronizer hub kecepatan ke-5, synchronizer lever kecepatan ke-5, synchronizer ring kecepatan ke-5, dan input shaft gear ke-5.

Pengoperasian IBSdalam keadaan netral Ketika input shaft berputar dikarenakan gaya kelembaman, synchronizer sleeve kecepatan ke-5 dan synchronizer lever kecepatan ke-5 juga berputar. Maka, synchronizer lever kecepatan ke-5 terdorong keluar dikarenakan gaya sentrifugal. hal tersebut akan mengkaitkan flens dari synchronizer lever kecepatan ke-5 dengan alur dari synchronizer lever kecepatan ke-5. Lihat gambar dibalik.

Awal dari Sinkronisasi Ketika berpindah posisi mundur, shift fork gear ke-5 menggerakkan synchronizer sleeve kecepatan ke-5 dalam arah panah A. Akibatnya, synchronizer sleeve kecepatan ke-5 menggerakkan flens dari synchronizer lever kecepatan ke-5 dalam arah panah B dengan synchronizer hub kecepatan ke-5 sebagai titik tumpu karena synchronizer hub kecepatan ke-5 dipasangkan tetap pada input shaft. Hal ini berarti synchronizer lever kecepatan ke-5 mendorong synchronizer ring kecepatan ke-5, sehingga synchronizer ring. kecepatan ke-5 dan permukaan kerucut dari gear ke-5 input shaft bertemu. Hal ini menghasilkan efek rem pada input shaft dan menurunkan kecepatannya. Dengan demikian akan memudahkan bagi gear edler mundur dan gear mundur input shaft untuk bertautan, menghasilakn perpindahan yang halus.

Penyelesaian pergesaran gear Ketika synchronizer sleeve kecepatan ke-5 bergerak lebih jauh dalam arah panah A, synchronizer lever kecepatan ke-5 didorong dalam pergerakan arah panah C. Hal ini mengiliminasi gaya dari synchronizer lever kecepatan ke-5 dalam mendorong synchronizer ring kecepatan ke-5. Pada saat ini, synchronizer ring kecepatan ke-5 dan permukaan kerucut gear ke-5 input shaft terpisah, yang melepaskan pengereman. Hal ini berarti setelah pergantian gear selesai, input shaft berputar kembali.

Mekanisme Mengemudi Dengan AmanTransmisi manual mempunyai beberapa mekanisme untuk mengemudi secara aman yang meliputi: mekanisme untuk mencegah lepasnya pertautan gear saat berkendaran mekanisme untuk mencegah lebih dari satu gear yang berhubungan dalam waktu yang samamekanisme untuk mencegah kesalahan peletakan pada posisi mundur saat berkendara.

1) Mekanisme Pencegahan Lepasnya hubungan Gear

Gear Lepas adalah terlepasnya hubungan gear tanpa tuas pemindah digerakkan. Hal ini sering terjadi karena getaran atau beban saat berkendaraan, seperti saat akselerasi dan deselerasi. Apabila gear terlepas, transmisi akan dalam posisi netral. Gear yang terlepas sering dikarenakan oleh gear yang pertautannya tidak sempurna pada saat pergantian posisi atau oleh pergeseran posisi antara sleeve dan gear dikarenakan adanya keausan pada spline (gigi) sehingga terjadi kelonggaran yang berlebihan. Untuk mencegah lepasnya hubungan gear diusahakan hal-hal berikut.Chamfer Spline pada sleeve dan gear mempunyai permukaan gigi yang di chamfer (runcing). Selama berputar, spline pada gear digerakkan oleh permukaan yang runcing, yang membuat gear kesulitan untuk terlepas.

Bola Detent Bola detent didorong ke dalam alur bola pada poros shift fork oleh pegas. Hal ini mencegah terlepasnya hubungan gear dan memberikan pengoperasian yang bagus ketika pergantian posisi

Mekanisme Gerakan 1 Arah Pada Tuas Pemindah Gear Mundur

Pada transmisi manual, tuas pemindah dioperasikan untuk menggerakkan berbagai macam gerakan poros shift fork. Shift fork diintegrasikan dengan poros shift fork untuk menggeser gear. Pada kendaraan suzuki yang paling baru, perubahan gearmundur dilakukan tidak oleh pergerakan sleeve, akan tetapi oleh pergerakan gear idler mundur. Transmisi manual Longitudinal menggunakan mekanisme gerakan 1 arah pada tuas pemindah gear mundur. Ketika operasi pergantian posisi melibatkan gerakan gear ke-5 dan shift fork mundur, mekanisme gerakan 1 arah diaktifkan hanya ketika tuas pemindah gear mundur dioperasikan pada satu sisi (sisi mundur). Mekanisme ini menggerakkan gear idler mundur. Keadaan netral Ketika dalam keadaan netral, karena pin pada shift fork gear mundur menahan putaran tuas pemindah gear mundur, gear idler mundur tidak akan bergerak

Gear mundur Ketika berpindah dari posisi netral ke posisi mundur, pin dari shift fork gear mundur bergerak sepanjang alur dari tuas pemindah gear mundur, yang menghasilkan gaya pada tuas pemindah gear mundur (reverse gear shift lever) searah jarum jam. Putaran searah jarum jam dari tuas pemindah gear mundur menggerakkan gear idler mundur dan menyesuaikan dengan input shaft.

2) Mekanisme Pencegahan Pertautan Ganda (Mekanisme Interlock)

Apabila 2 shift fork yang bersebelahan bergerak dalam waktu yang sama, ada resiko akan ada dua gear bertautan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka digunakanlah sebuah mekanisme pencegahan pertautan ganda (mekanisme interlock). - Transmisi manual transverse Ketika mengganti ke gear 1 atau gear 2, bola A yang didorong keluar oleh poros pemindah kecepatan rendah menggerakkan pin dan bola B. Bola akan memasuki alur poros pemindah kecepatan tinggi dan poros pemindah ke-5 untuk mengatur gerakan poros pemindah tersebut.

Ketika berpindah ke gear 3 atau gear 4, poros pemindah kecepatan tinggi menggerakkan bola A dan B memasuki alur poros pemindah kecepatan rendah dan poros pemindah ke-5 untuk mengatur gerakan arah perpindahan.

Ketika berpindah ke gear 5 atau gear mundur, bola B didorong keluar oleh poros pemindah ke-5 menggerakkan pin dan bola A. Bola tersebut memasuki alur poros pemindah kecepatan rendah dan poros pemindah kecepatan tinggi untuk mengatur gerakan arah perpindahan.

Transmisi manual longitudinal

Level of gear shift selector arm dan level of gear shift interlock level selalu bertautan dalam alur yoke.

Level of gear shift selector arm dapat bergerak baik dalam arah memilih (kesamping) maupun arah memindah (kedepan-kebelakang). Akan tetapi, level of gear shift interlock level hanya dapat bergerak dalam arah memilih (kesamping).

Hal ini berarti bahwa hanya yoke yang bertautan dengan Level of gear shift selector arm dapat bergerak dalam arah memindah. Pergerakan yoke yang bertautan dengan level of gear shift interlock level tidak dapat bergerak dalam arah memindah

Apabila gear shift selector arm dipindah ketika berada di posisi tengah antara netral dan 1-2 atau netral dan 5-R, pergantian tidak dapat dilaksanakan karena yoke bersentuhan dengan level of gear shift interlock level.

3) Mekanisme Pencegahan Operasi mundur Secara Tidak Sengaja

Kejadian operasi gigi mundur tidak sengaja ketika gear terlepas dari gear ke-5, dan masuk gear mundur. Untuk menegah terjadinya hal tersebut, telah dirancang mekanisme sehingga perpindahan gear mundur tidak dapat dilaksanakan tanpa merubah tuas perpindahan ke posisi netral terlebih dahulu. - Transmisi manual melintang 1. Ketika tuas pemindah digerakkan ke posisi gear 5, gear shift selector shaft didorong kearah gear shift guide case. Pada saat ini, gerakan 5th-reverse interlock plate diatur oleh baut pengarah (guide bolt), sehingga low select spring dan cam guide return spring tertekan (compressed).

2. 5th-reverse gear shift cam yang memindah ke gear 5 berputar, dan gaya reaksi dari cam guide return spring menggerakkan 5th-reverse interlock plate satu langkah ke belakang.

3. Apabila perpindahan ke arah gear mundur dilakukan pada kondisi ini, gear shift selector shaft berputar, dan 5th-reverse gear shift cam terus didorong oleh 5th-reverse interlock plate. Hal ini berarti perpindahan tidak dapat dilakukan.

4. Ketika tuas pemindah dikembalikan ke posisi netral, gaya reaksi dari 5th-reverse interlock plate mengembalikan the 5th-reverse interlock plate ke posisi normal, yang memungkinkan bergeser mundur.

- Transmisi manual longitudinal 1. Ketika tuas pemindah digerakkan ke gear 5, gear shift selector arm yang di satukan dengan gear shift shaft berputar. Pada saat ini, karena Level of gear shift selector arm mendorong ratchet cam, ratchet menekan ratchet spring dan berputar.

2. Ketika berpindah ke gear 5, gear shift selector arm bergeser, dan ratchet cam dibebaskan dari gaya dorong dari level of gear shift selector arm. Sehingga, gaya reaksi dari ratchet spring mengembalikan ratchet ke posisi normal.

3. Apabila pengendara mencoba berpindah langsung dari gear 5 ke mundur, gear shift selector arm akan bergeser. Akan tetapi karena tuas dan ratchet cam bersentuhan satu sama lain, perpindahan tidak dapat dilaksanakan.

4. Ketika tuas dikembalikan ke posisi netral, karena gerakan dari gear shift selector arm tidak lagi ditahan oleh ratchet cam, perpindahan ke arah mundur dapat dilakukan.

Diagnosa Kerusakan Transmisi Transmisi dihubunggkan ke mesin dengan kecepatan putarannya berubah sesuai dengan kecepatan kendaraan bersama dengan diferensial dan ban. Jika terjadi masalah, maka penyebab dari masalah tersebut tidak selalu pada transmisi. Ketika melakukan diagnosa, awal terjadinya kondisi dan fenomena masalah harus diperiksa dan dipahami strukturnya. Lokasi yang memungkinkan harus ditelusuri untuk menemukan penyebabnya. A. Suara Tidak Normal Sebagian besar dari komponen transmisi merupakan komponen yang bergeser, seperti gear, bantalan dan synchro-mechanism. Jika semua komponen dalam transmisi dipenuhi oleh film oli maka komponen tersebut tidak akan aus. Tetapi jika keausan terjadi, maka suara tidak normal pasti akan terjadi. Jadi, secara umum suara tidak normal harus diidentifikasi dan komponen yang terkait dengan kondisi tersebut harus diperiksa. Kadang, suara tersebut muncul hanya terjadi pada gear tertentu atau ketika berpindah ke gear tertentu. Dengan kondisi yang demikian, metode yang dijelaskan di atas dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan. Akan tetapi jika masalah terjadi selama berkendara, penyebabnya mungkin ada di banyak lokasi yang berbeda seperti diferensial, hub roda, kopling, propeler shaft, dan poros penggerak. B. Masalah kesulitan melepas dan mengkaitkan gear Kemungkinan masalah perpindahan gear adalah (1) pada gerakan tuas pemindah ke babel yang mengatur perpindahan gear, dan (2) pada poros memindah ke shift fork sampai ke synchro-mechanism. Jika kabel/kawat yang mengatur perpindahan gear dilepas kemudian tuas digerakkan ternyata gerakannya keras/kaku maka kemungkinan masalah terjadi pada nomor (1). Jika pergerakannya ringan, maka masalah ada pada nomer (2). Selama pergantian gear normal. Pengemudi menginjak kopling dan tenaga tidak diteruskan ke transmisi. Maka dari itu, masalah tersebut juga akan muncul jika kopling tidak dilepas penuh. C. Gear Lompat Gear bisa Lompat sendiri karena gerakan maju secara tiba-tiba. Lepasnya gear dapat terjadi karena pertautan gear tidak sempurna kemudian mendapat getaran dan beban. Atau disebabkan oleh ausnya komponen yang disebabkan oleh geseran antara synchronizer sleeve dan gear. Untuk dapat mengidentifikasi maka transmisi harus dibongkar. Untuk memeriksanya, pindahkan tuas pada gear yang bermasalah dan pastikan gear dapat terpaut dengan baik. Kemudian lakukan akselerasi dan deselerasi secara tiba-tiba, dan periksa apakah ada gear yang lompat. Dengan hati-hati periksa proses perpindahan secara perasaan (merasa ada proses perpindahan, berat tidaknya saat perpindahan) sambil tuas dipindah-pindah. D. Kebocoran minyak Bersihkan lokasi yang dicurigai sebagai tempat kebocoran minyak. Lakukan test drive dan periksa lokasi bocornya minyak. Tersumbatnya saluran udara dan pengisian yang berlebih dapat menyebabkan kebocoran minyak.