Translate Jurnal Fikri

25
`Perdarahan intraserebral spontan dan tantangan dalam membuat keputusan bedah : tinjauan Pengambilan keputusan untuk pasien dengan perdarahan intraserebral (PIS) spontan menimbulkan beberapa tantangan. Pada umumnya, hasil daripada populasi pasien ini adalah buruk, prognosis sering tidak menentu, dan strategi pengobatan yang ditawarkan memberi manfaat yang terbatas. Studi menunjukkan variabilitas dalam jenis dan intensitas perawatan yang ditawarkan, yang dikaitkan dengan ketidakpastian klinis dan kebiasaan pelatihan. Penelitian telah difokuskan pada teknik baru dan berdasarkan kriteria seleksi lebih ketat untuk meningkatkan hasil dan mencapai kata sepakat tentang strategi pengobatan untuk pasien dengan PIS spontan. Bagaimanapun, hal ini hanya menawarkan sedikit penjelasan tentang bagaimana membuat keputusan tentang pengobatan PIS spontan dan bagaimana keputusan tersebut mencerminkan pilihan pasien mengenai perawatan medis. Sebuah kepustakaan yang sedang berkembang menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan dalam kasus PIS spontan sarat dengan bias, penilaian, dan pengaruh subyektif. Faktor-faktor seperti

Transcript of Translate Jurnal Fikri

Page 1: Translate Jurnal Fikri

`Perdarahan intraserebral spontan dan tantangan dalam membuat keputusan bedah : tinjauan

Pengambilan keputusan untuk pasien dengan perdarahan intraserebral

(PIS) spontan menimbulkan beberapa tantangan. Pada umumnya, hasil

daripada populasi pasien ini adalah buruk, prognosis sering tidak menentu,

dan strategi pengobatan yang ditawarkan memberi manfaat yang terbatas.

Studi menunjukkan variabilitas dalam jenis dan intensitas perawatan yang

ditawarkan, yang dikaitkan dengan ketidakpastian klinis dan kebiasaan

pelatihan. Penelitian telah difokuskan pada teknik baru dan berdasarkan

kriteria seleksi lebih ketat untuk meningkatkan hasil dan mencapai kata

sepakat tentang strategi pengobatan untuk pasien dengan PIS spontan.

Bagaimanapun, hal ini hanya menawarkan sedikit penjelasan tentang

bagaimana membuat keputusan tentang pengobatan PIS spontan dan

bagaimana keputusan tersebut mencerminkan pilihan pasien mengenai

perawatan medis.

Sebuah kepustakaan yang sedang berkembang menunjukkan bahwa

proses pengambilan keputusan dalam kasus PIS spontan sarat dengan bias,

penilaian, dan pengaruh subyektif. Faktor-faktor seperti geografi,

pengetahuan, persepsi pasien, dan dokter, bisa mempengaruhi bentuk

pengambilan keputusan dan pemilihan pengobatan. Faktor-faktor tersebut

sebagai rintangan dalam memberikan perawatan medis pada pasien.

Pada artikel ini, penulis meninjau bagaimana pengambilan keputusan

operasi untuk pasien dengan PIS spontan dipengaruhi oleh faktor

Page 2: Translate Jurnal Fikri

pengambilan keputusan dan menyarankan tindakan kedepan untuk

penelitian dalam mengambil keputusan pada pasien PIS spontan. Upaya

untuk melahirkan penelitian tersebut penting untuk membuktikan panduan

yang berkualitas dan yang mencerminkan keutamaan pasien itu sendiri dan

sifat pengambilan keputusan medis

Kata Kunci • perdarahan intraserebral • pengambilan keputusan • etika

• hasil • Variasi hasil operasi • kualitas hidup

Pengambilan keputusan operasi untuk pasien dengan PIS spontan

masih menimbulkan masalah. Manfaat intervensi masih tidak jelas dan

tingginya frekuensi intervensi bervariasi antara negara-negara, institusi, dan

dokter. Banyak penelitian klinis mentargetkan pengobatan PIS spontan akan

meningkatan kriteria seleksi berdasarkan bukti yang lebih baik yang akan

menimbulkan suatu kata sepakat mengenai keputusan pengobatan dan

mengurangi keraguan dalam mengambil keputusan. Bagaimanapun, upaya

ini, hanya mengatasi sebagian dari masalah.

Sebuah kepustakaan menunjukkan bahwa proses pengambilan

keputusan klinis memiliki dampak yang sangat mendalam pada keputusan

pengobatan dan prognosis pasien. Faktor yang mempengaruhi proses

pengambilan keputusan sangat banyak termasuk sifat dokter yang heuristik

dan tidak adil, praktek institusi, interpretasi yang berbeda dan kadang-

kadang bertentangan dengan bukti medis, serta implementasi kesukaan

pasien

Page 3: Translate Jurnal Fikri

Perbaikan perawatan pasien dengan PIS spontan membutuhkan

investigasi tentang bagaimana ahli bedah saraf membuat keputusan

pengobatan, apa bias yang mempengaruhi proses ini, serta bagaimana

proses ini berkaitan dengan pengetahuan pasien. Pada artikel ini, kami

mengeksplorasi faktor pengambilan keputusan yang terkait dengan

pengelolaan pasien dengan PIS spontan dan menyarankan tindakan

penelitian pada masa depan yang dapat meningkatkan pemahaman kita

tentang bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan pengobatan

dan pelayanan pasien.

Perdarahan intraserebral, Bukti, dan ketidakpastian

Membaca morbiditas dan mortalitas pasien dengan PIS spontaan telah

menjadi suatu hal yang tidak menguntungkan di literature PIS spontan pada

hari ini. Meskipun dengan usaha yang besar, PIS terjadi sekitar 10% -15%

dari semua jenis stroke dan membawa tingkat mortalitas sebanyak 31% -

59% dalam 30 hari. Fungsional outcome berbanding lurus dengan tingkat

mortalitas, di mana hanya 20% pasien menjadi normal setelah 3 bulan.

Pengobatan, apakah operasi atau non operasi, memiliki keterbatasan pada

banyak kasus tetapi memiliki biaya yang ekonomis bagi pasien dan

masyarakat.

Page 4: Translate Jurnal Fikri

Upaya telah dikhususkan untuk mengidentifikasi hasil prediksi pasien

dengan PIS spontan. Model ini telah memasukkan faktor-faktor seperti

Glasgow Coma Scale,volume dan lokasi PIS spontan, usia, ada tidaknya

hidrosefalus, dan perdarahan intraventrikular. Prognosis pada kasus PIS

spontan menjadi suatu masalah meskipun banyak predileksi tentang faktor

risiko yang mempengaruhinya. Nilai predileksi dari factor resiko tersebut

telah terganggu oleh variabilitas dalam hasil yang diukur, akurasi prognosis

yang buruk, dan aplikasi klinik yang terbatas.

Lebih jauh, prognosis klinis setiap individu sedikit lebih baik diantara

pasien neurologis yang kritis. Becker et al menunjukkan heterogenitas

factor- factor prognostik yang diandaikan antara ahli saraf dan ahli bedah

saraf dalam hipotesa kasus PIS spontan. Finley Caulfield et al melaporkan

lebih dari 90% akurasi di antara neurointensivist dalam memprediksi

prognosis yang buruk antara pasien neurologis dengan ventilasi mekanik

dibandingkan dengan hasil yang sebenarnya, namun para dokter tersebut

mencapai 63% akurasi dalam memprediksi hasil fungsional yang baik,

meskipun kurang akurat dalam memprediksi kualitas hidup antara penderita.

Banyaknya faktor-faktor prognostic yang tidak pasti didokumentasikan

merupakan hasil yang buruk akibat dari terapi pembedahan PIS spontan.

Secara historis, percobaan telah dilakukan degan sedikit sampel dan

hasilnya bertengtangan. Pada suata meta-analisis telah gagal menunjukkan

keuntungan terapi pembedahan.

Page 5: Translate Jurnal Fikri

Percobaan yang dilakukan oleh STICH menyarankan tren yang tidak

signifikan mengenai hasil pembedahan pasien dengan pendarahan lobar

superfisialis, tetapi percobaan ini gagal dalam melakukan praseleksi pasien

yang akan di operasi dan hanya ¼ pasien saja yang dilakukan tindakan

operasi. Patit dan kawan-kawan melalui suatu penelitian terbaru

mengkonfirmasi tingginya angka morbiditas dan mortalitas setelah dilakukan

opersi pada pasien PIS spontan meskipun dengan teknik yang lebih canggih

dan lebih selektif mengenai kreteria operasi. Hasil ini memberikan keputusan

tentang pentingnya penanganan konservatif dibanding pembedahan pada

pasien dengan PIS spontan.

Prognosis yg tidak akurat dan ketidakpastian dampak terapi, hal ini

tidak mengejutkan beberapa laporan studi tentang tingginya pola variasi

penanganan PIS spontan. Penelitian STICH menemukan variasi yang

signifikan mengenai tindakan operasi pada PIS spontan dianatara beberapa

negara. Perbedaan ini tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan populasi dan

diyakini sekunder untuk budaya institusi atau kebiasaan dokter pelatihan

Di Amerika Syarikat, Andalus dan Zuccarello melaporkan variabilitas

penanganan PIS spontan dengan mengunakan data pasien rawt inap. Patit

dan kawan- kawan melaporkan variabilitas penanganan operasi diantara

institusi dengan menggunakn data yang sama. Dampak dari percobaan yang

Page 6: Translate Jurnal Fikri

terbaru mengenai tindakan operasi dari pelbagai institusi dilaporkanmenurun

sedangkan pada laporan lainnya tetap stabil.

Data survey menunjukan variabilitas keputusan pembedahan itu

tergantung oleh seorang dokter. Fernandes dan mendelow melaporkan

keputusan yang tidak pasti diantara 81% ahli bedah saraf yang disurvey.

Penulis juga menemukan variabilitas kebiasaan ahli bedah saraf mengenai

pembedahan dengan mempertimbangkan lokasi pendarahan, ukuran,

kondisi klinik yang buruk dan waktu pembedahan. Survey terbaru

menunjukan kebiasaan bedah saraf yang sama meskipun hasil percobaan

terbaru dan konfirmasi keputusan penanganan pembedahan PIS spontan

pada kondisi pasien yang buruk. Penting dicatatkan bahwa, kasus PIS

spontan sering di jelaskan mengenai kondisi klinis yang buruk dan

kebutuhan data yang lebih baik. Asumsi tentang eviden dan hasil dari data

akan mendukung kesepakatan penanganan untuk mengurangkan variabilitas

dan memperbaiki prognosis. Alas an ini telah dipublikasikan protocol

percobaan STICH II

Meskipun dengan seleksi yang ketat, akan membanti menegakkan

indikasi pembedahan tapi sangat sedikit pengetahuan pasien mengenai

intervensi pembedahan dan sulit diintervensikan. Pasien dengan PIS spontan

dan keluarganya menemukan banyak terapi atau keputusan paliatif tidak

kesampaian oleh data penelitian. Keputusan ini didasarkan pada keputusan

pasien dalam hal efek objektifnya atau berdasarkan hasilnya.

Page 7: Translate Jurnal Fikri

Keputusan yang dipaksakan tidak hanya menimbulkan gap dalam data

atau prediksi hasilnya tapi juga waktunya. Hubungan antara bukti medis dan

keinginan pasien menimbulkan kontradiktif dalam penanganan pasien

dengan PIS spontan.Quill dan yang lain telah mengistilahkan pemisahan ini

sebagai “jurang keutamaan praktek”.

Pengambilan Keputusan dalam PIS spontan

Kepustakaan terbaru tentang pengobatan PIS spontan dan hasilnya

menimbulkan ketegangan antara bukti dan keutamaan yang mengarahkan

kepada perawatan medis. Banyak dokter beranggapan bahwa hanya

menetapkan panduan pengobatan yang jelas akan mengurangi variabilitas

pengobatan dan meningkatkan hasil. Bagaimanapun, pemikiran demikian

telah mengabaikan pengambilan keputusan medis dan diakui sebelumnya

dengan sumber praktek bedah yang bervariasi.

Pengambilan keputusan untuk pasien dengan PIS spontan melibatkan

penilaian timbal balik antara operasi dan nonoperatif, atau pilihan

pengobatan aktif dan pasif. Dalam memutuskan untuk operasi atau tidak

operasi, misalnya, untuk mengambil keputusan, pasien atau pengganti

mereka harus mempertimbangkan manfaat kelangsungan hidup dengan

risiko cacat fungsional yang sering berlaku. Kebiasaannya, keputusan ini

adalah keputusn yang pertama dibuat dari banyak keputusan lain yang

mungkin termasuk ventilasi mekanis, pengalihan liquor, dan suplemen

nutrisi dan hidrasi. Keputusan seperti itu tak terelakkan secara individual dan

Page 8: Translate Jurnal Fikri

nilai berbasis. Beberapa pasien mungkin memilih intervensi maksimal

sementara yang lain mungkin memilih untuk langkah-langkah lebih

konservatif. Beberapa penelitian menggambarkan bagaimana keputusan

tersebut dibuat dan bagaimana kualitas keputusan tersebut mungkin akan

dinilai.

Otonomi dan Pasien Dengan PIS spontan

Etika kedokteran mengajarkan bahwa keputusan pengobatan tersebut

harus menghormati otonomi pasien. Anggapan itu berarti pasien memiliki

hak untuk menilai risiko dan manfaat bagi diri mereka sendiri dan membuat

keputusan pengobatan sendiri. Pada kebanyakan pasien dengan PIS

spontan, membuat keputusan secara otonom tidak mungkin dan sehingga

pengganti pembuat keputusan diminta untuk membuat "penghakiman

disubstitusi " pada nama pasien.

Penghakiman disubstitusi diyakini memperluas otonomi pasien ketika

pasien tidak mampu untuk membuat keputusan. Biasanya, seorang anggota

keluarga mencoba untuk mengingat apa yang pasien inginkan dan

menggunakan ingatan ini sebagai dasar untuk keputusan pengobatan. Jika

keinginan pasien tidak diketahui dan tidak ada tersedia pengganti pengambil

keputusan, kemudian standar "kepentingan terbaik" ini diterapkan.

Page 9: Translate Jurnal Fikri

Baru-baru ini, kegunaanl standar pengambilan keputusan telah

dipertanyakan dan banyak perhatian melibatkan akurasi dari standar

penilaian disubstitusi. Pengkritik berpendapat wakilnya tidak melakukan

lebih baik dari peluang untuk meramalkan keinginan pasien dalam skenario

berdasarkan andaian. Studi juga menemukan bahwa kebanyakan

pengobatan ingin menyerupai keinginan pengganti sendiri dan ramalan

dokter jauh lebih buruk daripada bagian wakil lain dalam menentukan

keinginan pasien mengenai perawatan kesehatan.

Meta-analisis terbaru menjumpai rata-rata sedikit ketepatan pengganti

apabila dipertimbangkan status kesehatan seperti stroke dan jenis-jenis

intervensi seperti operasi. Tambahan pula, keluarga dan pengganti pembuat

keputusan melaporkan komunikasi yang sangat sedikit tentang keutamaan

perawatan untuk mempertahan hidup. Pengganti menuduh pengambilan

keputusan medis dengan sedikit bantuan dokter dilaporkan mengalami

ketidakpuasan besar dengan perawatan medis secara keseluruhannya.

Ketidaktelitian pengganti dianggap hasil dari dua jenis kesalahan yang

dikenal sebagai "cacat paradoks" dan "fokus ilusi." Sebuah penelitian yang

dilaporkan sendiri mengenai pasien cedera tulang belakang pada

tahun1970-an menunjukkan bahwa kualitas hidup antara pasien tersebut

tidak jauh berbeda dari pemenang undian baru-baru ini. Sejak saat itu,

penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas hidup individu dengan cacat

berat dilaporkan lebih baik daripada yang dilaporkan oleh subyek sehat

Page 10: Translate Jurnal Fikri

dalam skenario berdasarkan andaian. Pasien-pasien ini menyesuaikan diri

dengan perubahan dalam keadaan hidup dari waktu ke waktu dengan

mengubah dan kalibrasi standar mereka, nilai-nilai, dan tanggapan

emosional terhadap kecacatan dan kesehatan, sebuah proses yang dikenal

sebagai “bergeser tanggapan”.

Kegagalan pengganti untuk melaporan cacat paradoks adalah karena

"fokus ilusi" atau kecenderungan pengambil keputusan untuk fokus pada

perubahan dalam keadaan kesehatan yang lebih baik berbanding rencana

dalam keadaan kesehatan yang tetap konstan. Fokus semacam ini

cenderung menekankan cacat seperti hemiplegia atau afasia berbanding

manfaat seperti kelangsungan hidup dan interaksi sosial yang terbatas.

Dalam suatu kepustakaan stroke, penelitian telah menunjukkan bahwa

individu yang sehat menurunkan intervensi keamanan kesehatan hidup

dalam situasi secara andaian berbanding keprihatinan untuk cacat. Namun,

pasien yang telah menjalani hemikraniektomy dekompresif untuk stroke

arteri serebral ganas menengah melaporkan kesediaan untuk menjalani

prosedur ulang dalam keadaan serupa.

Selain itu, data terbaru menunjukkan bahwa gagasan tentang otonomi

pengambilan keputusan hanya didasarkan pada keutamaan pribadi yang

tidak mungkin sesuatu keinginan dari pasien. Dalam sebuah penelitian oleh

Sulmasy et al., mayoritas pasien yang sakit berat lebih suka dengan model

pengambilan keputusan bersama daripada penilaian diganti murni. Sulmasy

Page 11: Translate Jurnal Fikri

dan Snyder berpendapat bahwa model hirarkis standar pengambilan

keputusan tidak mencerminkan realitas klinis atau keutamaan pasien dan

keluarga mereka. Dokter dan keluarga harus fokus pada nilai-nilai yang

mendasari keputusan pasien lebih daripada keutamaan tidak sempurna yang

dapat mengetahui mengenai keadaan tidak terduga. Proses tersebut

mengakui keterbatasan untuk pengganti pembuat keputusan dalam situasi

klinis yang kompleks. Proses tersebut membenarkan keterbatasan

keputusan dari pengganti pembuat keputusan dalam situasi klinis yang

kompleks. Sekali lagi, menyiasat dan ketidakadilan mempengaruhi dan

penilaian samar-samar di bawah ketidakpastian terutama dalam waktu yang

terbatas, perubahan emosional lingkungan sangat penting. Ini penting dan

merupakan topik yang luas di luar lingkup tinjauan ini, tetapi telah cukup

dicakup oleh Kahneman dalam buku terbarunya.

Bias berkenaan kawasan

Keterbatasan membuat keputusan berbasis keutamaan tidak

menyelesaikan semua masalah yang dihadapi dalam proses pengambilan

keputusan PIS spontan. Suatu kepustakaan menunjukkan bahwa

memunculkan keutamaan pasien dalam pertemuan klinis hanya memberikan

sedikit sumbangan untuk menjelaskan variasi dalam pola perawatan bedah

yang diamati. Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat

prosedur untuk penggantian pinggul dan lutut, tonsilektomi, prostatektomi,

Page 12: Translate Jurnal Fikri

operasi punggung, dan kateterisasi jantung menunjukkan variabilitas

geografis yang luas.

Variasi tersebut tidak dapat dijelaskan oleh rekaman keutamaan

pasien untuk operasi atau prevalensi penyakit dalam penduduk. Banyak

karya dari Atlas Dartmouth telah menunjukkan bagaimana pola-pola ini

berhubungan dengan suplai dokter lokal, infrastruktur institusi, alternatif

pilihan pengobatan, dan pendapat profesional daerah. Data ini menunjukkan

bahwa faktor-faktor institusi dan budaya praktek daerah memainkan peran

dramatis dalam bagaimana dokter mengelola pasien dan membuat

keputusan pengobatan.

Sebuah gambaran yang sama tampaknya muncul dalam pengobatan

stroke dan PIS spontan. Hemphill dkk telah menunjukkan hubungan antara

tingkat kematian PIS spontan dan rumah sakit tidak resucitate pola

pemanfaatan pesanan.Tingkat operasi untuk PIS spontan juga bervariasi

antara institusi. Data multinasional STICH menegaskan variabilitas pada

skala internasional. Data tinjauan juga menegaskan kemungkinan

variabilitas individual di antara dokter merawat pasien dengan PIS spontan.

Bias Informasi

Bagian dari variabilitas pengobatan PIS spontan juga dapat dikaitkan

dengan informasi dikomunikasikan dalam pengaturan perawatan akut.

Page 13: Translate Jurnal Fikri

Proses ini mengalami beberapa sumber kesalahan. Perkiraan dasar untuk

hidup bagi penderita PIS spontan terbatas karena tingginya pembiayaan

perawatan. Perkiraan baru-baru ini mengatribusi 40% dari kematian yang

diamati pada PIS spontan disebabkan oleh pembiayaan perawatan yang

tinggi. Perkiraan ini diyakini telah menimbulkan kesia-siaan antara banyak

dokter ketika merawat pasien dengan PIS spontan. Kebanyakan laporan hasil

adalah negatif, menekankan dampak kecacatan, dan menyediakan sedikit

atau rincian selektif tentang pilihan pengobatan telah terbukti untuk

mempengaruhi pasien dan / atau pengganti pembuat keputusan

pengobatan.

Penelitian juga menunjukkan gaya presentasi dan persepsi pasien

terkait informasi prognosis mempengaruhi keputusan pengobatan. Beberapa

faktor telah dikaitkan dengan bagaimana pasien memahami prognosis

mereka, termasuk urutan di mana informasi disampaikan, pemilihan

kerangka waktu untuk hasil, penggunaan risiko relatif lebih daripada

pengurangan risiko absolut, penggunaan proporsi dibandingkan probabilitas,

dan penggunaan representasi grafis hasil. Dokter keaksaraan statistik telah

membuktikan hambatan bagi komunikasi yang efektif serta pengambilan

keputusan dengan pasien.

Ketidakadilan pribadi

Konsep bahwa dokter mempengaruhi pengambilan keputusan atau

membawa ketidakadilan pribadi mengenai pilihan pengobatan mungkin tidak

Page 14: Translate Jurnal Fikri

mengejutkan pada pandangan pertama. Bagaimanapun studi tentang

pengaruh dokter dalam pengambilan keputusan medis menunjukkan

hubungan yang jelas dengan pola praktek, sebagian berkaitan dengan

keputusan hidup dan mati. Satu penelitian terbaru menunjukkan 15 kali lipat

kisaran dalam penarikan tingkat perawatan antara pekerja bersungguh-

sungguh di unit perawatan intensif yang sama. Keputusan untuk menarik

dukungan lebih terkait dengan dokter individu daripada dengan kondisi

komorbiditas pasien, kategori diagnostik, dan sumber perawatan masuk unit

intensif.

Penelitian telah menunjukkan bahwa karakteristik pribadi dokter

seperti bertahun-tahun dalam praktek, sikap terhadap perawatan kesehatan,

dan keyakinan agama yang terkait dengan menarik keputusan dukungan

hidup. Perilaku dokter juga telah dikaitkan dengan insentif keuangan. Dokter

yang diketahui terlalu optimis sehubungan dengan prognosis kanker dan

terlalu pesimis setelah stroke berat, terutama setelah PIS spontan. Sumber

kesalahan pengganti pembuat keputusan seperti ilusi fokus tampaknya juga

berlaku bagi dokter ketika membuat keputusan untuk pasien. Meskipun data

ini, pengaruh dari dokter pada keputusan medis sering tidak diakui dalam

kepustakaan medis dan, bahkan tingkat yang lebih besar, dalam

kepustakaan bedah.

Kualitas Hidup

Page 15: Translate Jurnal Fikri

Kualitas hidup merupakan isu konseptual utama yang mendasari

banyak perdebatan tentang variasi ketidakadilan, dan pola pengambilan

keputusan. Pasien stroke yang telah menjalani kraniektomi diketahui

memiliki skor kualitas hidup secara signifikan lebih buruk, dan memburuk

setelah bertambahnya usia, kehadiran dari defisit neurologis 1 atau lebih,

dan durasi berkepanjangan ventilasi mekanis. Namun, pasien dengan

penyakit berat atau cacat belum tentu melaporkan kualitas hidup yang berat

dalam semua kasus. Upaya untuk memahami faktor-faktor penentu dari

kualitas hidup pada pasien bedah saraf telah terbukti agak bermasalah.

Misalnya, faktor prediktif untuk kualitas hidup yang buruk telah

menunjukkan varians tinggi dan tindakan kualitas hidup mental yang telah

terbukti tidak akurat dalam penelitian terbaik yang dijalankan dalam

populasi perdarahan subarachnoid.

Umumnya, kualitas hidup juga tersirat jika menggunakan skala hasil

kecacatan seperti Indeks Barthel dan mRS. Penelitian sering membuat

pemotongan angka untuk hasil yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan berdasarkan perbedaan dibuat antara skor mRS dari 4

(memerlukan bantuan dengan kebutuhan dasar dan berjalan) dan skor mRS

dari 3 (mampu berjalan tanpa bantuan). Perbedaan tersebut tidak selalu

mencerminkan hasil bahwa nilai-nilai individu. Menggunakan metrik seperti

ini untuk membuat keputusan bedah sehingga menimbulkan masalah dari

ketidakakuratan yang sama dikaitkan dengan pengganti pengambilan

keputusan di bawah standar penilaian mengganti. Pertimbangan nilai tidak

Page 16: Translate Jurnal Fikri

diakui tentang ambulasi, perawatan diri, dan komunikasi verbal, untuk

beberapa nama, sering mendorong hasil persepsi dokter, persepsi bahwa

mungkin atau tidak mungkin dibagi oleh pasien.

Arah masa Depan

Karena kehadiran kondisi sifat mudah putus asa yang dimengerti

mengenai pengobatan dan manajemen pasien dengan PIS spontan, menarik

perhatian ketidakadilan dan ketidakakuratan dalam proses pengambilan

keputusan yang memungkinkan kemunculan hasil yang sebaliknya.

Mempelajari liku-liku dan variasi membuat keputusan klinis dan pola praktek

dalam suasana buruk mungkin berisiko membuat keadaan menjadi lebih

buruk. Namun, beberapa masalah ini berkemungkinan bertanggungjawab

untuk kekecewaan yang dialami oleh dokter, pasien, dan keluarga.

Pada dasarnya, pengambilan keputusan dalam PIS spontan adalah

mencabar karena sifat dari penyakit dan pilihan pengobatan yang terbatas.

Upaya untuk meningkatkan pencegahan, ramalan, terapi medis, teknik

bedah, dan kriteria seleksi pengobatan merupakan cara yang paling ampuh

untuk meningkatkan pengambilan keputusan dalam masyarakat ini. Namun,

perbaikan tersebut berkemungkinan akan membantu hanya beberapa pasien

dengan PIS spontan, yaitu mereka yang lebih muda, sehat, dan diobati pada

awalnya.

Pengambilan keputusan bagi sisa penduduk yang masuk dalam

kategori prognostik "tidak menguntungkan", akan tetap sulit. Keputusan

Page 17: Translate Jurnal Fikri

tersebut jatuh di bawah apa yang Tversky dan Kahneman akui sebagai

penilaian di bawah ketidakpastian, keputusan dipengaruhi oleh pencarian

dan ketidakadilan, yang perlu dievaluasi secara cermat dan dipertimbangkan

ketika membuat tindakan otoritatif, terutama ketika waktu terbatas.

Secara ringkas, beberapa penelitian telah menggambarkan bagaimana

keputusan klinis dibuat untuk pasien dengan PIS spontan. Sebagian besar

keinginan pasien tentang pemilihan pengobatan PIS spontan tidak diketahui,

terutama dalam situasi klinis yang sebenarnya. Sebagai contoh, misalnya

hasil pertimbangan dan mengukur kualitas hidup berbasis masyarakat

membawa nilai terbatas ketika menilai keutamaan pasien-pasien tertentu

tentang pengobatan. Bagaimana kita tahu pasien yang menemukan nilai

mRS dari 4 diterima dan yang tidak diterima? Keputusan pengobatan

dibenarkan berdasarkan pada perbedaan kategoris dalam nilai skala yang

dibuat oleh peneliti bukan berdasarkan keutamaan pasien sendiri, mungkin

tidak cukup melayani kepentingan baik keinginan pasien atau pemahaman

dokter terhadap pasien mereka.

Namun, karena kurangnya pilihan yang baik, prinsip etika otonomi

mungkin tidak menonjol dalam membuat keputusan untuk pasien dengan

PIS spontan seperti di konteks-konteks lain. Penekanan pada otonomi pasien

dan preferensi pengobatan mungkin telah mengaburkan pemahaman kita

dalam proses pengambilan keputusan. Sekitar 25% dari pasien Amerika

Syarikat telah menyelesaikan arahan kemajuan, dan dari jumlah tersebut

Page 18: Translate Jurnal Fikri

sangat sedikit berkemungkinan telah menyatakan keutamaan pengobatan

PIS spontan mereka dengan sangat rinci. Selanjutnya, pengambilan

keputusan medis adalah proses dua pihak yang melibatkan dokter dan

pasien. Beberapa studi telah meneliti proses dinamis ini antara pasien yang

menderita PIS spontan. Untuk pengetahuan kita, ada penelitian yang

meneliti proses ini berkaitan keputusan bedah bagi pasien yang menderita

PIS spontan.

Kemudian, tugasnya adalah untuk mempelajari proses pengambilan

keputusan langsung pada pasien dengan PIS spontan. Tugas ini termasuk

menyelidiki bagaimana pasien atau pengganti mereka membuat keputusan

mengenai perlakuan dalam situasi klinis yang sebenarnya atau, setidaknya,

dalam skenario yang dijangkakan. Data lebih banyak diperlukan untuk

menggambarkan hasil laporan pasien yang telah menjalani intervensi

seperti kraniotomi dalam menangani PIS spontan untuk menilai efek operasi

pada penilaian berbasis kualitas hidup pasien. Pekerjaan tersebut juga harus

menilai bagaimana kualitas hidup dilaporkan sendiri yang mungkin

berevolusi mengikut masa setelah PIS spontan dan faktor mempengaruhi

perkembangan ini. Sebuah proyek yang saat ini sedang dilakukan oleh

penulis, yang mana penelitian harus fokus pada bagaimana ahli bedah

membentuk proses pengambilan keputusan PIS spontan dan bagaimana pola

pengambilan keputusan mungkin berhubungan dengan karakteristik pasien.

Data tersebut akan bermanfaat tidak hanya kepada pelatih ahli bedah saraf,

Page 19: Translate Jurnal Fikri

tetapi juga peserta saat mereka belajar untuk menavigasi keputusan

manajemen PIS spontan.

Upaya ini harus dirancang untuk meningkatkan kata-kata beberapa

penulis yaitu "pengobatan berbasis keutamaan" dalam bedah saraf sebagai

lawan murni berbasis bukti standar kedokteran. Kedokteran berbasis bukti

memberikan sedikit panduan untuk pengambilan keputusan kepada pasien

tertentu, terutama ketika standar tersebut tidak bergantung terhadap nilai-

nilai pasien dan dipengaruhi oleh ketidakadilan dokter dan ramalan yang

salah. Institusi kedokteran baru-baru ini melaporkan persimpangan jurang

kualitas tujukan beberapa kekhawatiran ini dan membuat perawatan pasien

berpusat 1 dari 6 tujuan untuk meningkatkan kualitas.

Mengembangkan standar kedokteran berbasis keutamaan akan

meningkatkan pemahaman kita tentang sikap pasien terhadap pilihan

pengobatan PIS spontan. Hal ini juga akan berfungsi untuk membimbing

pemilihan terapi yang tepat berdasarkan pengetahuan pasien mengenai

perawatan kesehatan. Fokus seperti ini juga penting untuk menetapkan

panduan kualitas dan berbaloi untuk tindakan yang mencerminkan

kebutuhan tertentu pasien dan sifat kontekstual dalam membuat keputusan

medis, daripada tindakan berpisah dari realitas tersebut. Tujuan utamanya

adalah untuk meningkatkan penghakiman bedah saraf klinis, yang harus

diarahkan untuk mencapai kebaikan pasien tertentu pada suatu titik waktu

tertentu. Berdasarkan penulisan Pellegrino dan Thomasma, “sebagian besar

Page 20: Translate Jurnal Fikri

biaya perawatan medis, hasilnya dan bahkan kepuasan bagi pasien, dapat

menjadi panduan bagaimana dokter menjalankan proses pengambilan

keputusan dari penilaian klinis”. Walaupun masalah PIS spontan bukan suatu

perkara yang harus dipandang enteng, namun cara bagaimana penilaian

yang dibuat berdasarkan hasil yang tidak pasti dilakukan oleh mereka yang

prihatin dengan pasien-pasien tersebut. Jika kualitas penilaian ini yang akan

diperbaiki, mungkin kebijaksanaan untuk mulai dengan mengasah

pemahaman kita tentang bagaimana pengambilan keputusan untuk pasien

PIS spontan bisa terjadi.