Transfer Pricing Course - muhariefeffendi.files.wordpress.com · 10 Fungsi Anggaran 1. Alat...
Transcript of Transfer Pricing Course - muhariefeffendi.files.wordpress.com · 10 Fungsi Anggaran 1. Alat...
3
Perbedaan antara Akuntansi Manajemen denganAkuntansi Keuangan
Akuntansi Manajemen
• Untuk pihak internal
• Laporan Keuanganprospektif untukperencanaan
Akuntansi Keuangan
• Untuk pihak eksternal
• Laporan Keuanganhistoris dan retrospektif
4
Keterkaitan antara Anggaran danAkuntansi Manajemen
• Bagian yang tidak terpisahkan antara perencanaan danpengendalian.
• Dua jenis aktivitas perencanaan, yaitu:
– Perencanaan Strategis
perencanaan untuk tujuan dan sasaran yang bersifat mendasar.
sangat penting untuk menentukan tujuan organisasi secarakeseluruhan.
– Perencanaan Operasional
perencanaan yang penting untuk mengimplementasikantindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yangbersifat fundamental tersebut.
5
Keterkaitan antara Anggaran danAkuntansi Manajemen…cont’d
Proses Akuntansi Manajemen di Sektor Publik
Lima tahap penting dalam proses perencanaan dan pengendalian:– Perencanaan strategis– Perencanaan operasional– Proses penganggaran– Pengendalian dan pengukuran– Pelaporan, analisis, dan umpan balik
• Informasi akuntansi dalam proses perencanaan– Informasi Rutin vs Adhoc
– Kuantitatif vs kualitatif
– Formal vs Informal
6
Keterkaitan antara Anggaran danAkuntansi Manajemen…cont’d
Bagan Proses AkuntansiManajemen di Sektor Publik
1. Perencanaan TujuanDasar (strategis)
2. PerencanaanOperasional
3. Budgeting
4. Pengendalian dan Pengukuran
5. Pelaporan, analisis, danUmpan Balik
Revisi Tujuan
Revisi Perencanaan Operasional
Revisi Budget
Action
7
Siklus Perencanaan dan Pengendalian Manajemen
• Perencanaan Operasional– Merinci tujuan dasar dalam bentuk serangkaian target yang harus
dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan.– Waktu bervariasi antara satu 10-20 tahun kedepan.– Financial dan non financial terms.
• Budgeting– Identifikasi atas kegiatan jangka pendek, yang diwujudkan dalam
financial terms menjadi anggaran/budget
• Pengendalian dan Pengukuran– Membandingkan hasil yang dianggarkan dan hasil sebenarnya– Pada sektor publik, output measurement lebih sulit dilakukan
dibandingkan dengan input measurement
• Pelaporan, Analisis, dan Umpan Balik– Deviasi yang ada dilaporkan sebagai alat umpan balik
8
Manajemen Akuntansi dan Perencanaan
• Investment Appraisal• Anggaran dan Perencanaan Keuangan
– Perencanaan Keuangan– Perencanaan Modal– Perencanaan Pendapatan
• Financial Modeling• Target dalam Anggaran dan Perencanaan
– Financial Management Initiatives (FMI)– Next Step Initiative
• Output Target• Performance Targets
– Efficiency– Quality of Service– Financial Performance
– Public Service Agreements– Best Value
9
Pengertian Anggaran
• The process of allocating resources to unlimited demands)(Freeman dan Shoulders (2003)).
• Pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapaiselama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial(Mardiasmo (2005)).
• Anggaran adalah rencana finansial yang menyatakan :– Rencana – rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas
lain yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan.
– Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikanrencana tersebut.
– Perkiraan sumber – sumber yang akan menghasilkan pemasukan sertaseberapa besar pemasukan tersebut.
10
Fungsi Anggaran
1. Alat perencanaan, agar organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan dibuat.
2. Alat pengendalian, untuk menghindari pengeluaran yang terlalu besaratau penggunaan dana yang tidak semestinya.
3. Alat kebijakan, agar organisasi dapat menentukan arah atas kebijakantertentu.
4. Alat politik, Merupakan komitmen pengelola dalam melaksanakanprogram-program yang dijanjikan.
5. Alat koordinasi dan komunikasi, agar bagian/unit kerja yang lain dapatmengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dilakukan.
6. Alat penilaian kinerja, merupakan ukuran apakah suatu bagian/unit kerjatelah memenuhi target yang ditetapkan.
7. Alat motivasi, alat komunikasi yang dijadikan nilia-nilai nominal yangtercantum dalam target pencapaian.
11
Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran
1. Otorisasi oleh legislatif;
2. Komprehensif/menyeluruh;
3. Keutuhan, artinya semua penerimaan dan pengeluarantercakup dalam satu dana umum;
4. Nondiscretionary apropriasi, jumlah yang disetujui legislatifharus termanfaatkan secara ekonomis.;
5. Periodik;
6. Akurat;
7. Jelas; dan
8. Transparan.
12
Jenis-jenis Anggaran
1. Berdasarkan jenis aktivitas, dibedakan menjadi anggaran operasional dananggaran modal (current budget vs capital budgets)
2. Berdasarkan status hukumnya, dibedakan menjadi anggaran tentative dananggaran enacted (tentative budget vs enacted budget)
3. Berdasarkan tujuan penggunaan dana, dibedakan menjadi anggaran danaumum vs anggaran dana khusus (general budget vs special budgets)
4. Berdasarkan jumlah appropriasi belanja, dibedakan menjadi anggarantetap vs anggaran fleksibel (fixed budget vs flexible budget)
5. Berdasarkan penyusunnya, dibedakan menjadi anggaran eksekutif vsanggaran legislatif (executive budget vs legislative budget). Namun adajuga anggaran bersama (joint budget) dan anggaran komite (committeebudget)
13
Anggaran Operasional dan Anggaran Modal
Anggaran Operasional (Current Budget)
Merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun.
Dikelompokkan sebagai revenue expenditure (Pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil)
Anggaran Modal (Capital Budget)
Menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap
14
Anggaran Tentatif dan Anggaran Enacted
Anggaran tentatif (tentative budget)
Kemunculannya dipicu oleh hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya.
Tidak memerlukan pengesahan lembaga legislatif
Anggaran enacted (enacted budget)
Direncanakan kemudian dibahas dan disetujui oleh lembaga legislatif
15
Anggaran Dana Umum danAnggaran Dana Khusus
Anggaran dana umum (general budget)
Untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat umum dan sehari-hari.
Anggaran dana khusus (special budget)
Dicadangkan/dialokasikan khusus untuk tujuan tertentu,
16
Anggaran Tetap dan Anggaran Fleksibel
Anggaran tetap (fixed budget)
Apropriasi belanja ditentukan jumlahnya di awal tahun anggaran dan tidak bisa dilmpaui.
Anggaran fleksibel (flexible budget),
Jumlah aktual belanja dapat melampaui jumlah appropiasi belanja asalkan ada peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan.
17
Anggaran Eksekutif dan Anggaran Legislatif
• disusun oleh lembaga eksekutif (pemerintah)
Anggaran Eksekutif
(executive budget)
• disusun oleh lembaga legislatif tanpa melibatkan pihak eksekutif
Anggaran Legislatif
(legislative budget)
• disusun secara bersama-sama antara lembaga eksekutif dan legislatif
Anggaran bersama (joint budget)
• disusun oleh suatu komite khususAnggaran komite (committee budget)
18
Siklus Anggaran
Persiapan
(Preparation)
Persetujuan
(Enactment)
Administrasi
(Administration)
Pelaporan
(Reporting)
Pemeriksaan
(Post Audit)
19
Siklus Anggaran I. Persiapan
Tahap-tahap dalam persiapan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan format anggaran;
2. Mengajukan anggaran di unit masing-masing;
3. Konsolidasi anggaran masing-masing bagian/unit kerja;
4. Direviu dan diadakan dengar pendapat;
5. Persetujuan terhadap anggaran tersebut oleh kepalapemerintahan.
20
Siklus AnggaranII. Persetujuan Lembaga Legislatif
Tahapan – tahapan adalah sebagai berikut:
1. Anggaran yang telah disetujui oleh Kepala Pemerintahandiajukan ke lembaga legislatif.
2. Lembaga legislatif membahas dan mengadakan dengarpendapat (public hearing).
3. Berdasarkan tahap 2, lembaga legislatif menyetujui ataumenolak anggaran tersebut.
21
Siklus Anggaran III. Administrasi
• Pengumpulan pendapatan yang ditargetkan maupunpelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
• Selain itu, dilakukan juga proses administrasi anggaran berupameliputi pencatatan pendapatan dan belanja yang terjadi.
22
Siklus Anggaran IV. Pelaporan
dilakukan pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu yang ditetapkan
Bagian yang tak terpisahkan dari proses akuntansi yang telah berlangsung selama proses pelaksanaan
23
Siklus Anggaran V. Pemeriksaan
Laporanpelaksanaananggaran diperiksaoleh lembagapemeriksaindependen
Hasil pemeriksaan menjadi masukan atau umpan balik (feedback) untuk proses penyusunan pada periode berikutnya
25
Isu dalam Klasifikasi Anggaran
• Salah satu permasalahan dalam anggaran.
• Klasifikasi yang benar akan memberikan informasiyang tepat untuk pengambilan keputusan.
26
Government Finance Statistic
• GFS membuat klasifikasi berdasarkan fungsi danekonomi.
• Penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan tiapnegara.
• Dapat diterapkan dalam kombinasi.
27
Klasifikasi Fungsi
• 01 Pelayanan Umum
• 02 Ketertiban dan Ketentraman
• 03 Ekonomi
• 04 Lingkungan Hidup
• 05 Perumahan dan Fasilitas Umum
• 06 Kesehatan
• 07 Pariwisata dan Budaya
• 08 Agama
• 09 Pendidikan
• 10 Perlindungan Sosial
28
Klasifikasi Ekonomi
• 1 Compensation of Employees
• 2 Use of Goods & Services
• 3 Consumption of Fixed Capital
• 4 Interest
• 5 Subsidies
• 6 Grants
• 7 Social Benefit
• 8 Other Expenses
29
Klasifikasi Ekonomi
• Wages and Salaries
– Wages and Salaries in Cash
– Wages and Salaries in Kind
• Social Contribution
– Actual Social Contribution
– Inputed Social Contribution
Compensation of Employees
30
Klasifikasi Ekonomi
• To nonresident
• To resident other then general government
• To other general government unit
Interest
31
Klasifikasi Ekonomi
• To public corporation
– To nonfinancial public corporation
– To financial public corporation
• To private enterprises
– To nonfinancial private entreprises
– To financial private enterprises
Subsidies
32
Klasifikasi Ekonomi
• To foreign government– Current– Capital
• To international organization– Current– Capital
• To other general government unit– Current– Capital
Grants
33
Klasifikasi Ekonomi
• Social Security Benefit– Social Security Benefit in Cash– Social Security Benefit in Kind
• Social Assistant Benefit– Social Assistant Benefit in Cash– Social Assistant Benefit in Kind
• Employer Social Benefit– Employer social Benefit in Cash– Employer social Benefit in Kind
Social Benefit
34
Klasifikasi Ekonomi
• Property expense other than interest– Devidens (public corporations only)
– Withdrawals from income of quasi-corporations (public corporations only)
– Property expense attributed to insurance policyholders
– Rent
• Miscellaneous expense– Current
– Capital
Other Expense
36
Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pendekatan Tradisional
Pendekatan Kinerja
Pendekatan Sistem Perencanaan, Program dan Anggaran Terpadu
(Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS)
Anggaran Berbasis Nol (Zero Based
Budgeting—ZBB)
37
Pendekatan Tradisional
Ciri Utama
Penyusunannya berdasarkan pos-pos belanja menampilkan anggaran berdasarkan sifat dasar pengeluaran atau belanja.
Penggunaan konsep inkrementalisme anggaran tahun tertentu dihitung berdasarkan anggaran tahun sebelumnya ditambah marjin.
38
Pendekatan Tradisional… cont’d
Proses Pendekatan
Pengajuan permintaan anggaran dari pihak lembaga yang memerlukan kepada ketua eksekutif
Dikonsolidasi oleh kepala eksekutif dan hasilnya kemudian diajukan ke lembaga legislatif
Pihak legislatif menuliskan jumlah anggaran yang disetujui dengan menggunakan metode tradisional
39
Per orang Jumlah Total
Belanja Gaji
1 Kepala polisi 3.000.000 3.000.000
2 Kapten polisi 2.000.000 4.000.000
8 Staf administrasi 1.000.000 8.000.000 15.000.000
Belanja Persediaan
Persediaan kantor 4.000.000
Peralatan kebersihan 2.000.000
Bahan bakar 9.500.000
Seragam 2.000.000
Lain-lain 1.000.000 18.500.000
Belanja Makanan 7.500.000
Belanja Perjalanan 5.600.000
Belanja Lain-lain 1.400.000
Total Anggaran 48.000.000
Pendekatan Tradisional… cont’d
Contoh
40
Kelebihan• Sederhana• Cocok dengan pola akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting).• Hampir semua program memiliki sifat dasar
berkesinambungan.• Hampir semua pengeluaran memiliki sifat tidak terhindarkan.• Dapat memberikan perhatian untuk perubahan yang
ditawarkan.• Tidak menghalangi pemberian data perencanaan dan evaluasi.• Mengakumulasi biaya dari unit organisasi yang bersangkutan
melalui biaya aktivitas.
Pendekatan Tradisional… cont’d
41
Kelemahan• Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai bagi
pembuat keputusan.• Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang memerhatikan
proses perencanaan dan evaluasi.• Perhatian pada jangka pendek.• Keputusan perencanaan penting bersifat bottoom-up.• Kurangnya perhatian pada perencanaan.• Lembaga legislatif tidak memiliki data mengenai fungsi,
program, aktivitas, dan output dari lembaga legislatif.• Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
Pendekatan Tradisional… cont’d
42
Pendekatan Kinerja
Pendahuluan
• Disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapatdalam anggaran tradisional tidak adanya tolok ukur untukmengukur kinerja.
• Penekanan penganggaran kepada kinerja terukur dari aktivitasdan program kerja.
• Fokus utama tingkat efisiensi penyelenggaraan aktivitas.
43
Karakteristik
1. Klasifikasi akun dalam anggaran berdasarkan fungsi, aktivitas,unit oragnisasi, dan rincian belanja.
2. Aktivitas diukur guna mendapatkan efisiensi maksimum danuntuk mendapatkan standar biaya.
3. Anggaran untuk periode yang akan datang biaya per unitstandar dikalikan perkiraan jumlah unit aktivitas.
4. Total anggaran untuk suatu lembaga jumlah perkalian biayaper unit standar dengan perkiraan jumlah unit aktivitas
Pendekatan Kinerja…cont’d
44
ANGGARAN POLRES DAMAI
1. Pengamanan Lantas Anggaran Realisasi
Belanja gaji 6.000.000 7.000.000
Belanja peralatan 7.500.000 7.000.000
Belanja makanan 1.500.000 1.500.000
Belanja perjalanan 4.000.000 3.900.000
Jumlah 19.000.000 19.400.000
2. Dalmas
Belanja gaji 7.000.000 6.000.000
Belanja peralatan 9.000.000 9.000.000
Belanja makanan 1.500.000 2.000.000
Belanja perjalanan 1.600.000 1.500.000
Belanja lain – lain 400.000 200.000
Jumlah 19.500.000 18.700.000
3. Diklat
Belanja gaji 2.000.000 1.000.000
Belanja peralatan 2.000.000 2.000.000
Belanja makanan 4.500.000 5.000.000
Belanja lain - lain 1.000.000 1.100.000
Jumlah 9.500.000 9.100.000
Total 48.000.000 47.200.000
Pendekatan Kinerja…cont’d
Contoh
45
Kelebihan• Penekanan pada dimasukkannya deskripsi secara naratif dari
setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan.• Disusun berdasarkan aktivitas dan didukung oleh estimasi biaya
dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.• Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output dan juga
input.• Memungkinan legislatif untuk manambah atau mengurangi dari
jumlah yang diminta untuk fungsi dan aktivitas tertentu.• Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih terhadap
bawahannya.• Menekankan aktivitas yang memakai anggaran daripada berapa
jumlah anggaran yang terpakai.
Pendekatan Kinerja…cont’d
46
Kelemahan• Keterbatasan SDM yang mampu mengidentifikasi unit
pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.• Banyak jasa dan aktivitas yang tidak dapat langsung terukur
dalam satuan unit output atau biaya per unit.• Akun anggaran dibuat dengan dasar anggaran yang
dikeluarkan (cash basis) sulitnya pengumpulan datauntuk mengukur kinerja sangat sulit.
• Tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakahaktivitas tersebut merupakan alat terbaik untuk mencapaitujuan organisasi.
Pendekatan Kinerja…cont’d
47
(Planning, Programming, and Budgeting System—PPBS)
Pendekatan Sistem Perencanaan, Program dan AnggaranTerpadu
Definisi
”Suatu anggaran di mana pengeluaran secara primerdikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkanpada program kerja dan secara sekunder didasarkan padajenis atau karakter objek di satu sisi dan kinerja di sisilainnya.”
48
Karakteristik
• Fokus pada identifikasi perencanaan strategis organisasi danmenghubungkan seluruh aktivitas dengan perencanaan strategis tersebut.
• Implikasi di tahun tahun mendatang telah diidentifikasi secara eksplisit.
• Semua biaya yang timbul telah dipertimbangkan.
• Analisis sistematis dari alternatif dilakukan (misalnya berupa analisisbiaya-manfaat, analisis sistem dan riset operasi).
Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS..cont’d
Konsep PPBS
Penyusunan anggaran bukanlah proses terpisah yang berdiri sendirimelainkan sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari proses perencanaandan perumusan program kegiatan suatu organisasi.
51
Kelebihan
• Penekanan di perencanaan jangka panjang.• Mengasumsikan bahwa semua program akan dievaluasi
secara tahunan program yang “jelek” akan dibuang danprogram baru akan ditambahkan.
• Keputusan mengenai program dibuat pada tingkatmanajemen puncak harmonisasi dan kesesuaian denganrencana strategis untuk, penyesuaian aktivitas unitorganisasi di bawahnya untuk mencapai tujuan yangdisepakati.
Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS..cont’d
52
Kelemahan
• Sulit mencapai tujuan dan sasaran pemerintah yangdisetujui secara bersama.
• Sulit mengubah posisi pejabat.• Periode waktu yang dipertimbangkan terbatas pada masa
jabatannya yang tersisa fokus jangka pendek.• Mengasumsikan adanya basis data (database) yang
memadai dan kemampuan analitis yang baik.• Pengukuran yang bersifat objektif.• PPBS berfokus pada program dan kegiatan yang selaras
dengan perencanaan strategis. sering kali berbedadengan orientasi unit organisasi.
Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS..cont’d
53
Anggaran Berbasis Nol(Zero Based Budgeting—ZBB)
Pendahuluan
• Pendekatan bahwa setiap aktivitas atau program yangtelah diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak secaraotomatis dapat dilanjutkan.
• Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untukmenentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun inidengan melihat kontribusi yang diberikannya kepada tujuanorganisasi.
54
Kelebihan
• Dapat mereviu secara tahunan dari semua program,aktivitas, dan pengeluaran.
• Menghemat biaya melalui eliminasi program yang tidakrelevan.
• Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat dari jasayang diberikan.
• Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan jasadan mencapai tujuan organisasi.
• Meningkatkan kemampuan manajemen untukmerencanakan dan mengevaluasi.
• Memberikan justifikasi yang lebih baik untuk penyediaananggaran.
• Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh eksekutifatau legislatif di pemerintahan.
Anggaran Berbasis NolZero Based Budgeting—ZBB)...cont’d
55
Kelemahan
• Memerlukan banyak sumber daya.• Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk menghitung
biaya dari aktivitas alternatif untuk mencapai tujuanorganisasi.
• Ada kemungkinan munculnya faktor-faktor lain yangmenghambat penghapusan pemberian jasa tertentu.
Anggaran Berbasis Nol(Zero Based Budgeting—ZBB)...cont’d
56
Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
• Tujuan
– Keseimbangan makro dengan mengembangkan konsistensi sumber daya secara realistis
– Alokasi penggunaan sumber daya untuk prioritas strategi antar sektor dan dalam sektor
57
Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
• Sasaran
– Menceptakan keseimbangan makro dengan cara mengembangkan kerangka sumber daya yang konsisten dan strategis
– Meningkatkan alokasi sumber daya melalui strategi prioritas listas sektoral
– Meningkatkan kemampuan untuk memperkirakan kebijakan pembiayaan.
– Memberikan anggaran yang ketat terkait kewenangan unit kerja dalam menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
58
Latar Belakang KPJM
– Tidak jelasnya keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran.
– Rendahnya kinerja penyediaan pelayanan masyarakat karena penekanan diberikan pada kontrol terhadap input bukan pada pencapaian output dan outcomes, serta kurang memerhatikan prediktabilitas dan kesinambungan daripada pendanaannya.
– Kurangnya disiplin fiskal karena total belanja negara tidak disesuaikan dengan kemampuan penyediaan pembiayaannya serta perumusan hanya terfokus pada stabilitas ekonomi jangka pendek
59
Definisi KPJM
• Menurut PP 21/2004, Kerangka Pengeluaran Jangka menengah (KPJM) adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan Maju.
60
Contoh KPJM untuk tahun 2006 - 2008
Tahun anggaran
berjalan
Tahun anggaran yang
sedang disusun Prakiraan Maju 2007-2008
Y O
2005
Y + 1
2006
Y + 2
2007
Y + 3
2008
61
Proses dan tahapan penyusunan KPJM
• Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 054/PMK/2005, Penyusunan Anggaran Negara menggunakan KPJM adalah sebagai berikut:1. Penyusunan proyeksi kerangka ekonomi makro untuk jangka
menengah2. Penyusunan proyeksi/rencana kerangka/target-target fiskal
jangka menengah3. Rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan
pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope)
4. Pendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing kementerian/lembaga
5. Penjabaran pengeluaran jangka menengah (line ministries ceilings) masing-masing kementerian/lembaga ke masing-masing program dan kegiatan
62
Kerangka Ekonomi Makro
• Untuk dapat memperoleh berbagai proyeksi fiskal diperlukan suatu proyeksi kerangka ekonomi makro, yaitu peramalan (forecasting) terhadap berbagai variabel ekonomi makro yang memengaruhi besaran penerimaan, pengeluaran defisit, dan pembiayaan.
• KPJM memuat sasaran-sasaran ekonomi makro, misalnya pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga
• Ramalan ekonomi makro harus disiapkan berdasarkan informasi yang tersedia dan harus dilihat sebagai proses yang berulang.
Proses dan tahapan penyusunan KPJM..cont’d
63
Penyusunan Target Fiskal Jangka Menengah
Kerangka fiskal jangka menengah (medium term fiscal framework—MTFF)
memuat arah dan target kebijakan fiskal dalam jangka menengah, antaralain tax ratio yaitu rasio penerimaan pajak terhadap Produk DomestikBruto (PDB), rasio total pengeluaran terhadap PDB, rasio definist anggaranterhadap PDB, dan rasio stok utang terhadap PDB yang sesuai dankonsisten dengan kerangka ekonomi makro.
Proses dan tahapan penyusunan KPJM…cont’d
64
Penyusunan Kerangka APBN Jangka Menengah
Kerangka APBN jangka menengah (medium term budget framework—
MTBF) menjabarkan kerangka fiskal jangka menengah (MTFF) ke dalam bentuk proyeksi penerimaan dan pengeluaran negara serta pembiayaan anggaran dalam jangka menengah yang konsisten dengan pencapaian sasaran terget-target fiskal yang meliputi:
1. Proyeksi pendapatan
2. Proyeksi pengeluaran
3. Proyeksi defisit (surplus) dan pendanaan/pembiayaan (financing)
Proses dan tahapan penyusunan KPJM…cont’d
65
Penyusunan Indikasi Pagu Kementerian/Lembaga Jangka Menengah (Line Minitries Ceilings)
• Berdasarkan proyeksi total belanja jangka menengah yang tersedia, selanjutnya dilakukan proses pendistribusian ke masing-masing kementerian/lembaga untuk memperoleh indikasi pagu jangka menengah untuk tiap-tiap kementerian/lembaga (line ministries ceilings). Proses ini merupakan tahapan yang sangat strategis dalam menentukan kuat tidaknya keterkaitan dan konsistensi antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran.
• Proses ini biasanya diawali oleh penyusunan rancangan alokasi pagu ke masing-masing kementrian/lembaga oleh komite anggaran dan kemudian akan dibawa ke sidang kabinet untuk diputuskan
Proses dan tahapan penyusunan KPJM…cont’d
66
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah (MTEF)
• Indikasi pagu kementerian/lembaga jangka menengah yang telah ditetapkan, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam program dan kegiatan
• Tahapan ini juga sangat strategis dalam menentukan adanya keterkaitan antara kebijakan, program, dan penganggaran. Dengan demikian di dalam proses dan tahapan penyusunan KPJM ada dua tahapan yang sangat strategis dalam menentukan keterkaitan antara penyusunan kebijakan, perencanaan, dan penganggaran yaitu tahapan pendistribusian total belanja ke masing-masing kementerian/lembaga dan tahapan penjabaran atau penyusunan rincian pagu kementerian/lembaga ke dalam masing-masing program.
Proses dan tahapan penyusunan KPJM…cont’d
68
Pengintegrasian Anggaran Tahunan Dengan KPJM
• Pengintegrasian proses penyusunan KPJM ke dalam mekanisme penganggaran tahunan secara garis besar mencakup tahapan sebagai berikut:
1. Tahun pertama dari proyeksi KPJM digunakan sebagai dasar dari proses penyiapan anggaran tahunan berikutnya
2. Pagu belanja untuk kementerian/lembaga
3. Penyusunan KPJM/Prakiraan Maju untuk tahun berikutnya
69
Struktur (format) dan cakupan KPJM
Beberapa alternatif cakupan penyusunan KPJM antara lain
meliputi:
1. Tingkat pemerintah
2. Fungsi/organisasi
3. Sumber dana
4. Jenis belanja
70
Tingkat pemerintah
• Pengeluaran pemerintah yang diproyeksikan dalam jangka menengah dapat mencakup: (i) Pengeluaran pemerintah pusat (central government) saja, atau (ii) Pengeluaran pemerintah daerah saja (province/local government). Jika keduanya dapat disusun, maka selanjutnya dapat pula disusun (iii) KPJM yang mencakup pemerintah secara keseluruhan (general government).
Struktur (format) dan cakupan KPJM ...cont’d
71
Fungsi/organisasi
• KPJM dapat pula hanya mencakup: (i) Beberapa fungsi pemerintah/bagian anggaran tertentu yang dinggap strategis saja seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan pertanian; (ii) Fungsi/bagian anggaran mencakup seluruh kementerian/lembaga.
Struktur (format) dan cakupan KPJM ...cont’d
72
Sumber dana
• Penganggaran KPJM dapat mencakup pengeluaran yang bersumber dari dalam maupun luar negeri (pinjaman). Di negara-negara tertentu KPJM yang disusun hanya mencakup pengeluaran yang dibiayai dari sumber dalam negeri, sedangkan bagi negara-negara yang sangat tergantung pada bantuan asing, dalam bentuk utang maupun hibah, cakupan yang demikian tidak dapat memberikan gambaran tentang implikasi pengeluaran yang menyeluruh. Penyajian data KPJM tersebut selanjutnya dapat ditampilkan dalam denominasi mata uang lokal atau mata uang asing (valas).
Struktur (format) dan cakupan KPJM ...cont’d
73
Jenis belanja
• Ditinjau dari jenis belanja, KPJM dapat mencakup proyeksi pengeluaran untuk program/kegiatan rutin (re-current spending) saja atau program/kegiatan pengadaan aset fisik (capital spending) saja atau keduanya.
• Di Indonesia, penerapan KPJM pemerintah pusat, dan dirinci menrut kementerian/lembaga. Sedangkan elemen-elemen yang diproyeksikan akan mencakup seluruh elemen dalam pengeluaran, yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial. Elemen yang terdapat dalam pengeluaran juga akan mencakup seluruh jenis belanja (klasifikasi ekonomi), fungsi, program, dan organisasi.
Struktur (format) dan cakupan KPJM ...cont’d
74
• Di Indonesia, penerapan KPJM pemerintah pusat, dan dirinci menurut kementerian/lembaga. Sedangkan elemen-elemen yang diproyeksikan akan mencakup seluruh elemen dalam pengeluaran, yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial. Elemen yang terdapat dalam pengeluaran juga akan mencakup seluruh jenis belanja (klasifikasi ekonomi), fungsi, program, dan organisasi.
Penerapan KPJM di Indonesia
77
Kerangka Aktivitas Organisasi (Cont’d)
• Strategi : dituangkan dalam sebuah visi dan misi tersebut diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang bersifat rinciuntuk dicapai dalam jangka waktu satu tahun.
• Tujuan : tujuan organisasi diformulasikan dalampernyataan-pernyataan kualitatif.
• Anggaran : dibuat untuk menyatakan tujuan-tujuan tersebutdalam sebuah pernyataan kualitatif.
• Aktivitas : dibuat berdasarkan tujuan dan anggaran yangtelah dibuat.
78
Kerangka Logis Penyusunan Program
Tahapan Penyusunan
Penetapan Strategi Organisasi (Visi danMisi)
Pembuatan Tujuan
Penetapan Aktivitas
Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
79
1. Penetapan Strategi Organisasi (visi dan misi)
Visi dan misi cara pandang yang jauh ke depan yang memberigambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuahorganisasi.
Dari sudut pandang lain, visi dan misi organisasi harus dapat:
– Mencerminkan apa yang ingin dicapai;
– Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
– Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis;
– Memiliki orientasi masa depan;
– Menumbuhkan seluruh unsur organisasi; dan
– Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
80
2. Pembuatan Tujuan
Tujuan Hal yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahunTujuan Operasional
Tujuan Operasional turunan visi dan misi dasar alokasisumber daya untuk aktivitas harian serta pemberian reward and punishment
81
Tujuan Operasional
• Karakteristik:
– Merepresentasikan hasil akhir (true ends/outcome) bukan keluaran (output).
– Dapat diukur untuk menentukan apakah hasil akhir (outcome) yang diharapkan telah dicapai.
– Dapat diukur dalam jangka pendek agar tindakan koreksi (corrective action).
– Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk menimbulkan interpretasi individu.
82
3. Penetapan Aktivitas
Menjadi dasar penyusunan anggaran terutama dalampendekatan PPBS
Aktivitas dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan
83
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
Melibatkan reviu dan penentuan ranking.
Penentuan kriteria ranking berdasarkan standar bakuorganisasi atau kebebasan masing-masing unit.
86
Anggaran Pendapatan danBelanja Negara
PEMERINTAH
Hak Kewajiban
RENCANA YANG MENJADI PEDOMAN
Untuk setiap kegiatan termasukkeuangan
87
• Memuat rencana penerimaan dan belanja ataupengeluaran dalam satu tahun.
• Penyusuanannya melibatkan banyak pihak:
– Departemen
– Lembaga
– DPR otoritas pengawas arus keluar dana APBN
Anggaran Pendapatan danBelanja Negara
88
Anggaran Pendapatan danBelanja Negara
UUD 1945 APBN diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang.
Presiden berkewajiban:
• Menyusun; dan
• Mengajukan RAPBN kepada DPR
RAPBN memuat:
• Asumsi umum yang mendasari penyusunan APBN
• Perkiraan penerimaan dan pengeluaran
• Transfer
• Defisit/ Surplus
• Pembiayaan defisit
• Kebijakan pemerintah
90
Ruang Lingkup APBN
• Saat pertanggungjawaban APBN, seluruh realisasi penerimaandan pengeluaran dalam rekening harus dikonsolidasikan kedalam rekening BUN.
• Semua penerimaan dan pengeluaran yang telah dimasukkandalam rekening BUN penerimaan dan pengeluaran “onbudget”
92
Sejarah Format APBN
• TA 1969/70 sampai dengan 1999/2000 APBN T-account.
• Kelemahan T-account:
– tidak memberikan informasi yang jelas mengenaipengendalian defisit ; dan
– kurang transparan.
• Mulai TA 2000 format APBN I-account, disesuaikandengan Government Finance Statistics (GFS)
93
Tujuan Perubahan Format APBN
–Meningkatkan transparansi ;
–Mempermudah analisis, pemantauan, dan pengendaliandalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN;
–Mempermudah analisis komparasi (perbandingan); dan
–Mempermudah perhitungan dana perimbangan yang lebihtransparan yang didistribusikan oleh pemeritah pusat kepemerintah daerah UU No.25/1999 tentang PerimbanganKeuangan Pusat Daerah.
94
T-Account
• Penerimaan dan pengeluaran dipisahkan di kolom yang berbeda.
• Mengikuti anggaran dan format anggaran yang berimbangdan dinamis.
• Berimbang dan dinamis:
– Penerimaan = Pengeluaran
– Jika Pengeluaran > Penerimaan pembiayaan daridalam atau luar negeri.
95
T-Account (Cont’d)
Pengeluaran APBN
Pemda
Pusat
Tidak menunjukkankomposisi anggaran yangdikelola Pemda dan Pusat Anggaran terpusat
Pinjaman luar negeri penerimaan pembangunanPembayaran cicilan pinjaman luar negeri pengeluaran rutin
96
I-Account
• Penerimaan dan pengeluaran dalam satu kolom.
• Menerapkan anggaran defisit/surplus:– Perubahan – perubahan itu dengan jelasnya digambarkan oleh
posisi overall balance
Defisit/Surplus Selisih Penerimaan + Hibah dengan Pengeluaran
Defisit Pengeluaran > Penerimaan + Hibah
Surplus Pengeluaran < Penerimaan + Hibah
Pembiayaan dari dalam dan luar negeri
97
I-Account (Cont’d)
Pengeluaran APBN
Pemda
Pusat
Menunjukkan komposisipengeluaran yang dikelolaPemda
Pinjaman luar negeri dan cicilan pembiayaan anggaranutang jumlahnya harus sekecil mungkin
98
Format I-Account APBN
A. Pendapatan dan Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Pajak
2. Penerimaan Bukan Pajak
II. Hibah
B. Belanja Negara
I. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
1. Pengeluaran Rutin
2. Pengeluaran Pembangunan
II. Dana Perimbangan
III. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B)
E. Pembiayaan
I. Dalam Negeri
II. Luar Negeri
100
Komposisi APBN
Penerimaan
PPh PPN PBB
BPHTBCukai dan Pajak
Lainnya
Non Pajak (misal: penerimaan SDA dan Laba BUMN)
101
Komposisi APBN
Pengeluaran
Target yang tidak boleh dilampaui.
Pengeluaran yang dilakukan pada suatu tahunanggaran harus ditutup dengan penerimaan padatahun anggaran yang sama.
Tahapan proses terjadinya:1. Kewenangan Anggaran2. Pelimpahan Kewenangan Anggaran3. Kewajiban4. Relasisasi Pengeluaran (outlays)
102
Komposisi APBN
Dana Perimbangan
Merupakan transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintahdaerah dalam rangka program desentralisasi
Dana Bagi Hasil Penerimaan
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
103
Komposisi APBN
Diberikan kepada daerah yang memiliki karakteristik khususyang membedakan dengan daerah lain
Dana Otonomi Khusus
Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnyadan mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya.
104
Komposisi APBN
Defisit dan Surplus
Merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran
Pegeluaran > Penerimaan DefisitPegeluaran < Penerimaan Surplus
105
Penjelasan Komposisi APBN
Keseimbangan
Defisit Anggaran
Keseimbangan Primer total penerimaan dikurangibelanja tidak termasuk pembayaran bunga
Keseimbangan Umum total penerimaan dikurangitotal pengeluaran termasuk pembayaran bunga
106
Komposisi APBN
Pembiayaan
Untuk menutup defisit anggaran
Pembiayaan DN obligasi, panjualan aset, privatisasi
Pembiayaan LN meliputi pinjaman proyek, pembayarankembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembaliutang
108
Penyusunan APBN
Menteri KeuanganBadan
PerencanaanNasional
Mengkoordinasikan penyusunan APBN
Menteri KeuanganMengkoordinasikanpenyusunan konsepanggaran belanja rutin
Bappenas dan MenteriKeuanganMengkoordinasikanpenyusunan anggaranbelanja pembangunan
Atas nama Presiden
109
Penyusunan APBN
• Pembicaraan pendahuluan antara pemerintahdan DPR
• Pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN
110
Penyusunan APBN
Pembicaraan Pendahuluan
Pembahasan antara pemerintah dan DPR mekanisme dan jadwal pembahasan APBN
Persiapan rancangan APBN olehpemerintah
Finalisasi penyusunan RAPBN olehpemerintah
111
Penyusunan APBN
• Dilakukan oleh:
– Menteri Keuangan dengan Panitia Anggaran
– Komisi dengan Departemen
• Hasil UU APBN yang memuat alokasi danaper satuan
Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN
112
Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN (Cont’d)
Penyusunan APBN
Satuan 3 (alokasi dana per departemen/lembaga, sektor, sub sektor, program dan kegiatan)
Dirjen Anggaran dan Menteri membahas detail pengeluaran rutin
Pengeluaran pembangunan Dirjen Anggaran, Bappenas, dan Menteri teknis membahas detail pengeluaran untuk setiap kegiatan
113
Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN (Cont’d)
Penyusunan APBN
Jika DPR menolak RAPBN yang diajukan Pemerintahmenggunakan APBN tahun sebelumnya
Pengeluaran tahun ini maksimal sama dengan pengeluarantahun lalu
114
Hasil pembahasan didokumentasikan dalam:• Daftar Isian Kegiatan otorisasi pengeluaran rutin unit
organisasi.
• Daftar Isian Proyek otorisasi pengeluaran pembangunanproyek pada unit organisasi.
• Surat Pengesahan Alokasi Anggaran Rutin (SPAAR) besaran alokasi anggaran rutin untuk setiap kantor/satuankerja di daerah dibahas oleh Kantor Wilayah DJA danInstansi Vertikal Departemen/ Lembaga DIK.
Pengajuan, Pembahasan, dan Penetapan APBN (Cont’d)
115
– Surat Pengesahan Alokasi Anggaran Pembangunan (SPAAP) menetapkan besaran alokasi anggaran pembangunanuntuk setiap proyek/bagian proyek dibahas oleh Kantorwilayah DJA dengan instansi vertikal/dinas DIP.
• Surat Keputusan Otorisasi (SKO) otorisasi untukpenyediaan dana kepada departemen/lembaga/pemerintah daerah dan pihak lain yang berhak baik untukrutin maupun pembangunan.
116
Peraturan Pelaksanaan
• PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
• PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja AnggaranKementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun 2005
• PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
• PMK Nomor 571/PMK.06/2004 tentang Petunjuk TeknisPenyelesaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
• PMK Nomor 606/PMK.06/2004 tentang Pedoman Pembayarandalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara Tahun 2005
• PMK Nomor 54/PMK. 02/2005 tentang Petunjuk TeknisPenyusunan dan Penelaahan RKA-KL
117
Perubahan Format Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
• Penerapan sistem penganggaran terpadu (unifiedbudged) penyatuan anggaran belanja rutin dananggaran belanja pembangunan; dan
• Reklasifikasi rincian belanja negara menurutorganisasi, fungsi dan jenis belanja.
118
Sasaran Perubahan
Format Anggaran Belanja Negara
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan belanja negara, melalui:
a. Minimalisasi duplikasi rencana kerja dan
penganggaran dalam belanja negara
b. Meningkatkan keterkaitan antara keluaran (output)
dan hasil (outcomes) yang dicapai dengan
penganggaran organisasi
Penyesuaian dengan klasifikasi internasional
119
Penyusunan RKA-KL dan DIPA
• Kementerian Keuangan cq. DJAPK menelaah kesesuaian RKA-KL dengan pagu sementara, standar biaya, dan prakiraan maju;dan
• Bappenas menelaah sinkronisasi program dalam RKA-KL denganRKP.
• Kementerian Keuangan cq DJPbn menelaah kesesuaian antaraDIPA dengan Keppres tentang Rincian APBN
• Penelaahan RKA-KL oleh Kementerian Keuangan (cq DJAPK)dan Bappenas
• Penerbitan Keppres tentang Rincian APBN
• Pengajuan konsep DIPA oleh kementerian/lembaga
• Kementerian Keuangan cq Direktur Jenderal Perbendaharaanmenelaah kesesuaian antara konsep DIPA olehkementerian/lembaga dengan Keppres tentang Rincian APBN
• Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
• Pelaksanaan APBN
120
Reformasi Penganggaran
• Unifikasi anggaran konsolidasi pengeluaran rutin danpengeluaran pembangunan;
• Penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah(medium term expediture framework/MTEF)
mempererat perencanaan dan penganggaran sertameningkatkan derajat prediksi kemampuan anggaranjangka menengah; dan
• Penerapan penganggaran berbasis kinerja
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayananpemerintah.
122
Dasar Perundangan APBD Berbasis Kinerja
KepMen DN No.29/2000 ttg keuangan daerah&
APBD
PP 105/2000 ttg pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah
UU No. 25/99 ttgPerimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
UU No. 22/99 ttg Pemerintahan Daerah
Anggaran Berbasis Kinerja
123
Perubahan Penganggaran
Line Item
Budgeting
Performance
Budgeting
Tidak dapat dinilaiefisiensi dan efektifitasprogram
Berorientasi jangkapendek
Belum mengaitkan setiappengeluaran denganmanfaatnya
Mengaitkan setiappengeluaran denganmanfaatnya
dapat dinilai efisiensi danefektifitas program
Berorientasi jangkapanjang
124
PROSES PENYUSUNAN APBD
2. Arah dan
Kebijakan Umum
APBD
3. Strategi &
Prioritas APBD
6. Pembahasan
RAPBD
1. Kegiatan
Pendahuluan
4. Rencana
Anggaran Satuan
Kerja (RASK)
5. Evaluasi dan
seleksi RASK
APBD
Penyusunan Anggaran
Kinerja
Penetapan strategi organisasi (visi dan misi)
Pembuatan
Tujuan operasional
Penetapan Aktivitas
•Review dan Ranking
125
Proses Penyusunan APBD
• Langkah penyusunan APBD dilakukan denganberdasar pada Rencana Strategis Daerah (RENSTRADA) dokumen strategi jangka panjang(strategic planning) yang dimiliki Pemda
• Siklus RENSTRADA biasanya lima tahunan yang akan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasionalyang bersifat tahunan
126
1. Kegiatan Pendahuluan
• Penjaringan aspirasi masyarakat sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik
• Evaluasi kinerja tahun lalu untuk mendapat feedback bagi penyusunan APBD sekarang
• Hasil penjaringan masyarakat dan feedback dan penjabaran Renstrada sebagai dasar penentuan arah dan kebijakan umum APBD
127
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD
PEMDA
(eksekutif)
KebijakanPemerintah
Pusat
Evaluasi kinerja
masa lalu Pokok pikiran DPRD
RENSTRADA
DPRD
(Legislatif)
MASYARAKAT
(Tokoh,LSM,Ormas
, dll
Arah dan Kebijakan umum
APBD
Kesepakatan
128
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD (cont’d)
Arah dan kebijakan umum APBD dapat disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut :
– Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Daerah dan dokumen perencanaan lainnya.
– Sesuai aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah.
– Memuat arah yang diinginkan dan kebijakan umum yang sebagai pedoman penyusunan strategi dan prioritas APBD serta penyusunan rancangan APBD dalam satu tahun anggaran.
– Disusun dan disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah.
129
3. Strategi & Prioritas APBD
• Merupakan penjabaran lebih lanjut dari arah dan kebijakanumum
• Merupakan strategi operasional jangka pendek, sedangkanRENSTRADA merupakan strategi jangka panjang
• Strategi dan prioritas APBD adalah pendekatan (metode) yang diprioritaskan dalam rangka pemanfaatan sumber daya yang dimiliki pemerintah untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan
130
3. Strategi & Prioritas APBD (cont’d)
Contoh arah dan kebijakan umum APBD:
- Peningkatan rasio guru dengan siswa menjadi 1:30
- Peningkatan jumlah guru berkeahlian pada tingkat pencapaian10%
Contoh Strategi dan Prioritas APBD:
- Pengangkatan dan penempatan guru
- Pembinaan dan pengembangan karier guru
131
4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK)
• Aktivitas dalam penyusunan APBD dijelaskan dalam RASK
• RASK dibuat oleh unit-unit kerja pemerintah, sehingga sifatnya usulan yang akan dibahas dan dibuat penetapan oleh panitia anggaran yang dibentuk oleh Kepala Daerah bersama DPRD
132
4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) (cont’d)
• RASK dibagi menjadi 3, yaitu :S.1 : berisi tentang pernyataan strategi organisasi (visi,
misi, tujuan, dsb)S.2 : berisi tentang rincian program dan kegiatanS.3 : berisi tentang anggaran atas program dan
kegiatam yang direncanakan
Contoh untuk “program pembinaan dan pengembangan karier guru”:
- Seminar tentang psikologi pengajaran- Pelatihan teknik-teknik pengajaran yang diadakan
setiap 3 bulan
133
5. Evaluasi dan seleksi RASK
• Usulan dalam RASK dibahas dan direview oleh Pemerintah (belum melibatkan DPRD).
• Hasilnya adalah Dokumen RAPBD yang diajukan ke DPRD untuk dibahas bersama
134
6. Pembahasan dan Penetapan APBD
• Hasil pembahasan Pemerintah dengan DPRD APBD yang dituangkan dalam Perda untuk dilaksanakan Pemda
135
MENJADI PENGGERAK DAN PENDORONG TERCIPTANYA MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN YANG SEHAT
MENCIPTAKAN STRUKTUR BIROKRASI YANG EFISIEN DAN EFEKTIF
RENCANA STRATEGIS UNIT DINAS KESEHATAN DAERAH X
VISI
MISI
MENINGKATKAN SARANA DAN PRASANA KESEHATANKesehatan
Restrukturisasi Organisasi
136
Perspektif Masyarakat
Perspektif Keuangan
Perspektif Internal Proses
Perspektif Tumbuh dan Belajar
Meningkatkan kualitas layanan
Meningkatkan Kuantitas dan
Kualitas Tenaga Medis
KesehatanRestrukturisasi
Organisasi
Meningkatkan Kepuasan
Masyarakat
Meningkatkan Produktivitas
Kerja
Meningkatkan
Pengetahuan
Manajemen
Meningkatkan
Kesejahteraan
Pegawai
137
VISI MISI INDIKATOR
DAMPAK
TARGET TUJUAN INDIKATOR
MANFAAT
TARG
ET
MENJADI
PENGGERAK DAN
PENDORONG
TERCIPTANYA
MASYARKAT DAN
LINGKUNGAN
YANG SEHAT
M.1. KESEHATAN
MASYARAKAT
INDEX
KESEHATAN
75 T.1. Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Index Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
80
T.2.Meningkatkan
Lingkungan
Sehat & Bersih
Index
Lingkungan
Sehat & Bersih
80
TUJUAN PROGRAM INDIKATOR
HASIL
TAR
GET
KEGIATAN INDIKATOR KELUARAN TAR
GET
T.1.
Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
P.1.
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Kesehatan
Tingkat
Kepuasan
Masyarakat
80 K.1.
Penambahan Tenaga
Medis
Jumlah Tenaga Medis /
puskesmas
5
K.2.
Pelatihan Tenaga
Medis
Tingkat Keahlian 8
K.3.
Bantuan Penyediaan
Fasilitas Kesehatan
Jumlah puskesmas /
kecamatan
1
T.2.
Meningkatkan
Lingkungan
Sehat dan
Bersih
P.1.
Pembinaan
Kebersihan
Lingkungan
Tingkat
Kesadaran
Kebersihan
Lingkungan
70 K.1.
Sosialisasi
Pentingnya
Limgkungan Sehat
dan Bersih
Jumlah Kehadiran KK /
Sosialisasi
60
TRANSLASI RENSTRA UNIT DINAS KESEHATAN
DAERAH X
138
INDEX KESEHATAN SEBELUM
ANGGARAN
NO INDIKATOR BOBOT CAPAIAN SCORE
1INDEX KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN25 % 17.5
2 INDEX AIR BERSIH 25 % 50 12.5
3INDEX KUALITAS GIZI BAGI
BAYI DAN BALITA25 % 60 15
4INDEX LINGKUNGAN SEHAT
DAN BERSIH25 % 60 15
INDEX KESEHATAN 60
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
SEBELUM ANGGARAN
NO INDIKATOR BOBOT CAPAIAN SCORE
1 TINGKAT PASIEN SELAMAT 30 % 70 21
2TINGKAT EFEKTIVITAS DAN
EFISIENSI PELAYANAN40 % 70 28
3TINGKATKEPUASAN
MASYARAKAT 30 % 21
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN 70
70
70
1TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT
SEBELUM ANGGARAN70
139
PENYUSUNAN ANGGARAN KEGIATAN
Unit Kerja : DINAS KESEHATAN DAERAH X
Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kegiatan : Penambahan Tenaga Medis
INDIKATOR TOLOK UKUR TARGET
Masukan : Jumlah Dana Anggaran Kegiatan Rp. 70,000,000
Keluar : Jumlah Tenaga Medis / Puskesmas 5
Hasil : Tingkat Kepuasan Masyarakat 80
Manfaat : Index Kualitas Pelayanan Kesehatan 80
Dampak : Index Kesehatan 75
140
INDEX KESEHATAN
NO INDIKATOR BOBOT CAPAIAN SCORE
1INDEX KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN25 % 20
2 INDEX AIR BERSIH 25 % 70 17.5
3INDEX KUALITAS GIZI BAGI
BAYI DAN BALITA25 % 70 17.5
4INDEX LINGKUNGAN SEHAT
DAN BERSIH25 % 90 22.5
INDEX KESEHATAN 77.5
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
NO INDIKATOR BOBOT CAPAIAN SCORE
1 TINGKAT PASIEN SELAMAT 30 % 75 22.5
2TINGKAT EFEKTIVITAS DAN
EFISIENSI PELAYANAN40 % 80 32
3TINGKATKEPUASAN
MASYARAKAT 30 % 25.5
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN 80
80
85
1 TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT 85
141
INDEX KESEHATAN
NO INDIKATORSCORE
SEBELUM
SCORE
SESUDAHTARGET
SCORE
KINERJA
1INDEX KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN17.5 20 20 100 %
2 INDEX AIR BERSIH 12.5 17.5 17.5 100 %
3INDEX KUALITAS GIZI BAGI BAYI DAN
BALITA15 17.5 17.5 100 %
4 INDEX LINGKUNGAN SEHAT DAN BERSIH 15 22.5 20 112.5 %
INDEX KESEHATAN 60 77.5 75 103.33%
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
NO INDIKATORSCORE
SEBELUM
SCORE
SESUDAHTARGET
SCORE
KINERJA
1 TINGKAT PASIEN SELAMAT 21 22.5 24 93.75 %
2TINGKAT EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
PELAYANAN28 32 32 100 %
3 TINGKATKEPUASAN MASYARAKAT 21 25.5 24 106.25 %
INDEX KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN 70 80 80 100 %