TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

133
TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CIMONE KOTA TANGERANG DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah Indri Septiani NIM. 16110830 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

Page 1: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU

CIMONE KOTA TANGERANG DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah

Indri Septiani NIM. 16110830

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU

CIMONE KOTA TANGERANG DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah

Indri Septiani NIM. 16110830

Pembimbing:

Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., MA, MCHC.

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …
Page 4: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …
Page 5: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …
Page 6: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

v

PERESEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang aku sayangi

Ayah dan mamah ku tercinta, motivator terbesar dalam hidupmu yang tak pernah bosan mendoakan dan memebriku kasih sayang serta selalu sabar atas

pengorbananya mengantarkanku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta dan kasih sayang ayah dan mamah kepadaku.

Keluarga besar Junaedi

Bapak Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., MA, MCHC yang selalu sabar, memberikan motivasi, menasehatiku serta tak lelah membimbingku dan

memberikan revisi. Jasamu akan selalu kukenang.

Dekan Fakultas Syariah, Ibu Dra. Muzayyanah, MA yang selalu memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya dan selalu memberikan motivasi untuk

sampai dititik ini.

Teman-temanku satu angkatan, yang telah menemani berjuang selama 4 tahun di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) yang tidak bisa kusebutkan satu

persatu.

Page 7: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

vi

MOTO

“Terus berusaha, bersabar dan yakin dengan proses serta kemampuan mu sendiri dan jangan bersedih sesungguhnya Allah SWT bersama kita”

Page 8: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

vii

بسم الله الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR

Puji dan Syukur seiring dengan rahmat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan kesabaran serta segala jalan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Transaksi Uang

Elektronik Pada Produk E-Money Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Cimone Kota Tangerang Ditinjau dari Fikih Muamalah”. Hanya

kepadanya kita memanjatkan puja dan puji, memohon pertolongan dan

ampunan. Hanya kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari segala

keburukan dan amal kejahatan. Dialah Tuhan sang pencipta hukum yang

tiada hukum paling Agung melainkan hukum ciptaan-Nya.

Salawat serta salam teriring mahabbah kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti

ajaran beliau sampai akhir zaman. Dialah pamungkas para Nabi yang

kemuliaanya lebih utama dari pada manusia dan makhluk lainya. Dialah

insan kamil yang paling bertakwa dan paling taat akan perintah-perintah

Allah SWT. Rasul yang sangat mencintai ummatnya, Ridha Allah SWT agar

bis hidup berdampingan dengan Rasul-Nya kelak di surga merupakan cita-

cinta setiap umat-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak sedikit menemui hambatan

dan cobaan. Namun, penulis berusaha menghadapi semuanya dengan

kesabaran, ikhtiyar dan tawakal. Penulis sadar dengan sepenuh hati bahwa

skripsi ini hanyalah setitik debu untuk meniti jalan menuju orang-orang besar

dan keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa yang jauh dari

kata kesempurnaan. Namun penulis sudah berusaha untuk memberikan yang

terbaik dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dan semua bisa dilalui berkat

Page 9: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

viii

bimbingan motivasi dan do’a yang tak henti-hentinya dari orang-orang

sekitar penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu sepatutnya penulis berterimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj.

Huzaemah Tahido Yanggo, MA beserta stafnya yang telah

memberikan fasilitas selama proses belajar mengajar.

2. Dekan Fakultas Syariah, Ibu Dra. Hj. Muzayyanah, MA, terimakasih

atas semangat, masukan dan motivasinya untuk penulis. Terimaksih

atas segala kesabaran yang Ibu berikan kepada penulis dalam

mendengarkan keluh kesah dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi, Bapak Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., MA,

MCHC yang telah meluangkan waktu dan bersedia dengan penuh

kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, terimakasih atas

jasamu yang selalu memberikan wawasan dalam bidang ilmu-ilmu

Al-Qur`an, serta kesabaran dalam mengajari penulis dari semester 1

sampai semester akhir.

5. Penghormatan tiada tara kepada orang tuaku tercinta yaitu Bapak

Endang Suryana, SE dan Ibu Jubaedah yang tak pernah berhenti

memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayangnya

serta pengorbanan yang tak tergantikan sehingga aku selalu kuat

menghadapi rintangan yang ada di depanku dan selalu mengerti setiap

kondisi yang aku alami selama proses pengerjaan skripsi ini.

Terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas

Page 10: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

ix

semua pengorbananmu, kalian ikhlas mengorbankan keringat tanpa

letih dan memberikan perhatian yang terbaik dalam segala hal.

6. Untuk neneku tersayang Ibu Rukiyah, terimaksih kasih sayang yang

engkau berikan kepada ku, serta selalu memberikan doa dan

dukungan kepada ku selama aku belajar diperkuliahan.

7. Untuk semua Bibi-bibi ku Bi Njun, Bi Rohimah, Bi juher.

Terimakasih selalu memberikan semangat dan doa untuk ku, untuk

setiap usahaku dan selalu menghiburku disaat kondisi terpuruk.

8. Untuk sepupuku Acha dan Suharta, terimakasih atas segala bantuan

dan motivasinya, selalu menemani perjalanan disaat bimbingan

dengan Dosen. Dan selalu menghiburku disaat kondisi keadaanku

sulit.

9. Untuk sahabat-sahabatku tersayang, Ruwaidah, Fitriani, Binti, Ersa,

Kiki dan teman-teman yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.

Terimaksih atas segala bantuan dan motivasinya kalian adalah obat

pelipur lara hatiku yang selalu menghiburku dalam keadaan terjatuh,

khusus doa untuk kalian semua semoga cita-cita kita tercapai.

10. Untuk seseorang yang di relung hati percayalah bahwa hanya ada satu

namamu yang selalu kusebut-sebut dalam benih setiap do’aku,

semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insya Allah jodohnya kita

bertemu atas izin dan ridho Allah SWT. Terimakasih atas segala

bantuan dan motivasinya serta kesabaran dalam menemani ku

menyelesaikan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini baik secara moril maupun materil.

Semoga setiap bantuan yang diberikan untuk penulis tercatat sebagai amal

ibadah dan diterima oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini

jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta

Page 11: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

x

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan memohon

dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi

dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan para

pembaca. Âmin Yâ Rabbal ‘âlamîn.

Jakarta, 12 Muharram 1442 H

31 Agustus 2020 M

Penulis

Page 12: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ................................................................... iii

PERSEMBAHAN .................................................................................. iv

MOTO .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................... xii

ABSTRAKSI .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................ 5

1. Identifiksi Masalah ........................................................ 5 2. Pembatasan Masalah ..................................................... 6 3. Perumusan Masalah ....................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7 E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 7 F. Teknik Penulisan .................................................................. 14 G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14

BAB II KONSEP UANG ELEKTRONIK DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH .......................................................... 17

A. Konsep Uang Dalam Islam .............................................. 17 B. Konsep Uang Elektronik ................................................. 23 C. Hukum Uang Elektronik Ditinjau dari Fikih Muamalah . 32 D. Beberapa Akad yang Dapat Digunakan pada Transaksi

Uang Elektronik ............................................................... 39

Page 13: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xii

E. Larangan-larangan dalam Fikih Muamalah ..................... 53

BAB III GAMBARAN UMUM PRODUK E-MONEY BANK MANDIRI SYARIAH ........................................................ 62

A. Gambaran Umum Produk E-Money .............................. 62 1. Pengertian Produk E-Money .................................. 63 2. Sejarah Penerbitan E-Money .................................. 64 3. Prosedur Pembelian E-Money ............................... 65 4. Mekanisme Top Up/isi ulang pada Produk E-

Money ..................................................................... 67 5. Batasan Transaksi Produk E-Money ...................... 69 6. Penyelesaian Kartu Hilang atau Rusak ................. 70

B. Metodologi Penelitian ................................................... 70 1. Jenis Penelitian ....................................................... 70 2. Pendekatan Penelitian ............................................ 71 3. Sumber Data ........................................................... 71 4. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 72 5. Metode Analisis Data ............................................. 73

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CIMONE KOTA TANGERANG ......................................................................... 74

A. Temuan Penelitian Tentang Analisis Akad Fikih Muamalah Pada Produk E-Money Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone ..................................... 74

B. Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap hukum Transaksi Produk E-Money Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone .............................................................. 77

C. Analisis Kesesuaian Implementasi Produk E-Money dengan Fatwa DSN MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah ...................................... 80

BAB V PENUTUP ................................................................................. 89

A. Kesimpulan ........................................................................ 89 B. Saran ................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 92

Page 14: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xiii

LAMPIRAN ........................................................................................... 97

Page 15: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Review Tinjauan Pustaka ......................................................... 8

Tabel 1.2 Hasil Analisis Produk E-Money Bank Syariah Mandiri ......... 86

Page 16: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang

satu keabjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ة

‘ : ع t : ث

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ز

w : و z : ش

h : ه s : س

’ : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

Page 17: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xvi

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a أ: â ي: ai

Kasrah : i ي:î و: au

Dhammah : u و :û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh :

al-Baqarah : البقسة

al-Madînah : المدینت

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan didepan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh :

ل ا ج لس : ar-Rajul

یدة asy-Sayyidah: الس

asy-Syams : الشمس

ازمي ad-Dârimî : الد

c. Syaddah (Tasydid)

Syaddah(Tasydid) dengan system aksara Arab digunakan lambang (ـــ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di tengah kata, di akhir

Page 18: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xvii

kata, ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyah.

Contoh :

Âmannâ billâhî : امنب ببلل

فھبء الامن س : Âmannâ as-Sufahâ’u

Inna al-Ladzîna : إن الرین

كع Wa ar-rukka‘i : والسd. Ta Marbutha(ة)

Ta Marbutha(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na‘at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh :

al-Af’idah : الأفئدة

سلامیت al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah : الجبمعت الإ

Sedangkan Ta Marbutha (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi huruf

“t”.

Contoh :

Âmilatun Nâshibah‘: عبملت نبصبت

al-Âyat al-Kubrâ : الأیت الك بسى

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

Page 19: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xviii

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh : `Ali Hasan al-`Âridh, al-`Asqallânî, al-Farmawî

dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-

nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh : Al-Qur`an, Al-

Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 20: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

xix

ABSTRAKSI

Indri Septiani. NIM 16110830. TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CIMONE KOTA TANGERANG DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, 1441 H/2020 M. Dosen Pembimbing : Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., MA, MCHC. PT Bank Syariah Mandiri ikut serta dalam Gerakan Naasional Non Tunai (GGNT) yang dicenayangkan oleh Bank Indonesia dengan menerbitkan kartu uang elekronik yang bersinergi dengan induknya Bank Mandiri yang dinamakan BSM E-Money. E-Money adalah kartu prabayar berbasis smard card co-branding antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri Konvensional dengan menggunakan logo Bank Syariah Mandiri. Namun kehadiran BSM E-Money ini disinggung oleh Ketua Umum MUI KH Maʻruf Amin bahwa produk co-branding yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu E-Money belum sesuai syariah karena belum pernah ada audit tentang produk tersebut dan uang elektronik bank Badan Usaha Milik Negara belum mendapat sertifikasi halal. Dan E-Money diterbitkan sebelum adanya Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116 Tahun 2017 Tentang Uang Elektronik Syariah, maka terdapat ketidakjelasan aspek syariah terhadap produk E-Money. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer diperoleh dari wawancara dengan Elwa Sutrisni bagian customer service Bank Syariah Mandiri dan data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, surat kabar. Kemudian di analisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, akad pada produk E-Money sudah sesuai dengan konsep akaf fikih muamalah yaitu akad antara penerbit dengan pemegang menggunakan akad sharf dan dilengkapi akad wadiʻah, penerapanya ketika nasabah menukarkan uang tunai dengan uang elektronik dengan jumlah nilai yang sama dan secara kontan, setelah transaksi selesai uang elektronik tersebut otomatis langsung dititipkan kepada Bank Syariah Mandiri. Kedua, tinjauan fikih muamalah mengenai hukum transaksi pada produk E-Money ialah boleh karena sudah terhindar dari transaksi ribaʻ, maisir, gharar, tadlîs dan israf serta terdapat kemshlahatan untuk memudahkan transaksi digital dijaman sekarang. Ketiga, produk E-Money belum sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasiobal No. 116 tahun 2017 tentang uang elektronik syariah, ketidaksesuaian tersebut karena jika kartu hilang uang didalamnya tidak dapat dikembalikan. Kata kunci : E-Money, Kajian Fikih Muamalah, Bank Syariah Mandiri.

Page 21: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini uang adalah salah satu alat pembayaran utama yang

berlaku di indonesia. Meskipun uang tunai masih menjadi peran utama

dalam perekonomian indonesia. Saat ini perkembangan teknologi dalam

transaksi jual beli menggunakan metode pembayaran digital banyak

digemari oleh masyarakat Indonesia. Dengan metode pembayaran ini,

masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai yang terlalu banyak

ketika berpergian atau berbelanja, karena menggunakan uang digital

lebih cepat, mudah dan aman. Bukan hanya itu, metode pembayaran ini

juga didukung oleh pemerintah Indonesia. Misalnya, pemerintah

memberlakukan transaksi E-Money untuk membayar akses jalan tol di

seluruh Indonesia sejak Oktober 2017.1 Inilah salah satu titik awal

masyarakat Indonesia beralih ke transaksi non tunai atau disebut uang

elektronik.

Uang adalah alat pembayaran yang berbentuk uang kertas atau kartu

kredit atau uang digital yang dikeluarkan lembaga keuangan. Transaksi

elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan menggunakan

komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainya. Sedangkan

uang elektronik adalah instrument pembayaran yang memenuhi unsur

sebagai berikut:

1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada

penerbit.

1 Novia, “Perkembangan dan Keuntungan Transaksi Cashles dalam proses

bisnis”, https://www.jurnal.id, diakses tanggal 8 April 2019.

Page 22: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

2

2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau

chip.

3. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan

simpanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang

mengatur mengenai perbankan.2

Kebutuhan masyarakat untuk menggunakan uang elektronik di

Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya

penyediaan sarana transaksi non tunai melalui pemanfaatan inovasi

teknologi informasi sehingga model bisnis penyelenggaraan uang

elektronik juga semakin berkembang. Peralihan dari pembayaran tunai

atau cash ke pembayaran non tunai awalnya diinisiasi oleh Peraturan

Bank Indonesia (PBI No. 20/6/PBI/2018) tentang uang elektronik pada

tahun 2009 dan di atur dalam undang undang Informasi dan transaksi

elektronik (ITE) No. 19 tahun 2016 dijelaskan bahwa transaksi

elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan menggunakan

komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainya. Kemudia

gagasan transaksi non tunai kembali diperkuat dengan dibentuknya

Gerakan Nasional Non Tunai (GGNT) oleh Bank Indonesia pada tahun

2014. Gerakan Nasional Non Tunai (GGNT) yang dicanangkan oleh

Bank Indonesia telah berhasil menambah jumlah uang elektronik yang

beredar di masyarakat. Selanjutnya secara perlahan dalam perekonomian

Indonesia semakin menjamur dan fasilitas pembayaran non tunai sejak

saat itu.

Bank indonesia mencatat jumlah uang elektronik yang beredar pada

tahun 2013 sebesar 36,225,373 dan mengalami peningkatan pada tahun

2 https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/pages/PBI-200618.aspx,

Peraturan Bank Indonesia No 20/6/2018 tentang uang elektronik diakses pada tanggal 13 Maret 2020.

Page 23: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

3

2017 yaitu 90,003,848 dan terus mengalami kenaikan pada jumlah uang

elektronik di bulan januari tahun 2020 sebesar 313,785,298.

Perkembangan jumlah uang elektronik 4 tahun dari 2017 sampai tahun

2020 terlihat sangan signifikan. Kenaikan jumlahnya mencapai

223,781,450. Selain jumlah uang elektronik yang terus meningkat,

jumlah nominal transaksi uang elektronik setiap tahunya pun selalu

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data statistik bank indonesia pada

bulan maret 2020. Bank indonesia mencatat jumlah transaksi uang

elektronik pada tahun 2017 sebesar 12,375,469 dan meningkat pada

bulan januari tahun 2020 mencapai 15,872,433 transaksi. Jumlah

transaksi selama 4 tahun meningkat sebesar 3,496,964 transaksi. 3

peningkatan transaksi uang elektronik ini karena banyak pertumbuhan

transaksi secara online yang tersebar di merchant-merchant offline, e-

commerce, maupun transportasi daring. 4

Jika dilihat dari data diatas maka dapat dikatakan bahwa

penyelenggaraan uang elektronik sebagai instrument alat pembayaran

non tunai di wilayah Indonesia memberi manfaat bagi perekonomian

Indonesia saat ini dan menjadi inovasi pembayaran yang mudah, efisien,

dan aman. Banyak perusahaan-perusahaan perbankan atau non bank

menerbitkan inovasi uang elektronik. Hingga saat ini Bank Indonesia

mencatat penyelengaraan uang elektronik yang telah mendapat izin

regulator baik yang berbasis server atau kartu sebanyak 38 perusahaan.5

3Bank Indonesia, “Statistik Sistem Pembayaran Jumlah Uang Elektronik

Beredar”, https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik/Contents/jumlah%20Uang%20Elektronik.aspx, diakses pada 13 Maret 2020

4 Gilar Ramadhani, “6 Uang Elektronik yang Jadi Andalan Generasi Milenial Zaman Now”, Liputan 6, 12 Oktober 2019, https://m.liputan6.com/bisnis/read/4074871/6-uang-elektronik-yang-jadi-andalan-generasi-milenial-zaman-now, diakses pada tanggal 13 maret 2020

5 Gilar Ramadhani, “6 Uang Elektronik yang Jadi Andalan Generasi Milenial Zaman Now”, diakses pada tanggal 13 maret 2020

Page 24: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

4

Saat ini perusahaan perbankan yang banyak menerbitkan uang elektronik

didominasi oleh bank konvensional. Adapun bank syariah sampai saat ini

yang menerbitkan uang elektronik adalah Bank Syariah mandiri

menerbitkan prodak E-Money, Bank Central Asia Syariah menerbitkan

prodak Flazz dan BNI Syariah menerbitkan prodak tapcash iB Hasanah

yang dipergunakan untuk transaksi pembayaran non tunai.

PT Bank Syariah Mandiri telah menerbitkan kartu uang elektronik

yang besinergi dengan induknya Bank Mandiri untuk menerbitkan uang

elektronik syariah yang dinamakan BSM E-Money. E-Money adalah

kartu pembayaran elektronik co-branding antara Bank Syariah Mandiri

dan Bank Mandiri dengan menggunakan logo Bank Syariah Mandiri dan

diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan di desain khusus oleh Bank

Syariah Mandiri dan dipasarkan oleh Bank Syariah Mandiri. 6 kehadiran

produk lembaga keuangan syariah tersebut diharapkan dapat bersaing

dalam paar uang elektronik yang sedang berkembang di indonesia.

Namun peluncuran produk tersebut justru memperluas pangsa pasar dari

bank penerbitnya yang merupakan bank konvensional menimbulkan

pertanyaan besar, apakah produk ini bersinggungan dengan manajemen

bank induknya, jika ia berarti terdapat permasalahan syariat terkait

pengelolaan keuangan syariah haruslah terpisah dengan keuangan

konvensional.

Ketua Umum MUI KH Maʻruf Amin menyinggung bahwa produk

co-branding uang elektronik yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri yaitu

E-Money belum sesuai syariah karena belum pernah ada audit tentang

produk tersebut dan uang elektronik bank badan usaha milik negara

6 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”, dipublikasikan

tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 24 Juli 2020

Page 25: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

5

(BUMN) belum mendapat sertifikat halal.7 Hal ini menjadi menarik

karena penerbit E-Money di terbitkan sebelum adanya Fatwa DSN MUI

tentang uang elektronik syariah, sehingga baik dari perbankan maupun

pihak DSN MUI terdapat kesimpangsiuran masalah implementasi Fatwa

tersebut, seiring ketidajelasan aspek syariah terhadap produk E-Money

perlu mendapat kajian mengenai hukum transaksi uang elektronik pada

produk E-Money di tinjau dari Fikih Muamalah dari segi konsep akad,

mekanisme transaksi dan kesesuaian E-Money dengan Fatwa DSN MUI

No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah.

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas penulis ingin

memfokuskan penelitian dengan mengambil judul : “TRANSAKSI

UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY BANK

SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CIMONE

KOTA TANGERANG DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH".

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penulis mengidentifikasi adanya

masalah, diantara lain:

a. Bagaimana perkembangan uang elektronik di indonesia?

b. Bagaimana hukum transaksi E-Money Bank Syariah Mandiri di

tinjau dari fikih muamalah?

c. Bagaiaman hukum co-branding antara Bank Syariah Mandiri

dengan Bank Mandiri Konvensional?

d. Bagaimanakah konsep transaksi yang dijalankan oleh produk E-

Money yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri?

7 Wiyanto, “Uang Elektronik BSM dan BNI Syariah Belum Syariah”, Inilahcom,

29 Maret 2016, https://inilah.com/new/2284131/uang-elektronik-bsm-dan-bni-syariah-belum-syariah, diakses pada 14 maret 2020

Page 26: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

6

e. Apakah akad yang di gunakan oleh Bank Syariah Mandiri

dalam menjalankan produk E-Money sudah sesuai dengan akad

fikih muamalah?

f. Bagaimana implementasi produk E-Money di Bank Syariah

Mandiri dengan Fatwa DSN MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah.

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas dan

lebih terarah, maka penulis memberikan batasan terhadap masalah

yaitu hanya melakukan penelitian terhadap konsep akad fikih

muamalah pada produk E-Money, hukum transaksi uang elektronik

pada produk E-Money yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri

di tinjau dari Fikih Muamalah dan kesesuaian implementasi produk

E-Money dengan Fatwa DSN MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di

atas, makan penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan

menjadi pembahasan dalam penelitian skripsi ini, adapun rumusan

masalaah tersebut antara lain:

a. Apakah akad pada transaksi E-Money di Bank Syariah mandiri

sudah sesuai dengan konsep fikih muamalah?

b. Bagaimana tinjauan fikih muamalah terhadap hukum transaksi

uang elektronik pada produk E-Money di Bank Syariah

Mandiri?

c. Apakah impelementasi produk E-Money di Bank Syariah

Mandiri sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 116/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah?

Page 27: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

7

C. Tujuan Penelitian

Dengan dibuatnya penelitian ini penulis bertujuan untuk:

1. Mengetahui konsep akad fikih muamalah yang digunakan pada

transaksi uang elektronik produk E-Money yang diterbitkan oleh

Bank Syariah Mandiri.

2. Mengetahui hukum transaksi uang elektronik pada produk E-Money

di Bank Syariah Mandiri menurut fikih muamalah.

3. Mengetahui kesesuaian pada produk E-Money di Bank Syariah

Mandiri dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.116/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis terhadap penelitian ini adalah:

1. Secara teoristis: Manfaat penelitian ini secara teoristis adalah

diharapkan sebagai khazanah dalam bidang ilmu pengetahuan

tentang ekonomi syariah khususnya tentang uang elektronik berbasis

syariah.

2. Secara praktis: Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk

menambah wawasan masyarakat tentang penggunaan kartu E-Money

Bank Syariah Mandiri dan agar masyarakat memahami bagaimana

konsep transaksi menggunakan kartu E-Money Bank Syariah

Mandiri yang sesuai dengan prinsip syariah.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai berbagai aspek terkait uang elektronik telah

banyak dilakukan oleh para akademisi. Untuk menghindari adanya

kesamaan penelitian terdahulu, penulis mencari, membaca serta

mempelajari penelitian yang sudah ada. Adapun beberapa penelitian

Page 28: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

8

terkait dengan uang elektronik yang penulis dapatkan adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Review Tinjauan Pustaka

1. Judul Jurnal Elektronik Money (E-Money) dalam Perspektif

Maqasid Syariah

Identitas Jurnal Afif Muammar, Ari Salman Alparisi,

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam,

Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati, tahun

2017.

Kesimpulan Jurnal ini membahas tentang uang elektronik yang

muncul sebagai instrumen pembayaran mikro

mampu melakukan proses pembayaran yang lebih

cepat, efisien dan aman. Dan kesesuaian uang

elektronik terhadap syariat islam menggunakan

pendekatan maqasid syariah

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah membahas tentang uang elektronik pada

produk E-Money yang sesuai dengan prinsip

syariah.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah pada penelitian ini di tinjau dari maqasid

syariah saja. Sedangkan penulis melihat aspek

prinsip syariah ditinjau dari segi hukum fikih

muamalah dan kesesuaian produk dengan Fatwa

DSN MUI serta penulis menggambarkan

mekanisme produk secara spesifik dan mendalam

secara langsung dengan lembaga yang menerbitkan

Page 29: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

9

produk uang elektronik tersebut.

2. Judul Jurnal E-money (Uang Elektronik) dalam Perspektif

Hukum Syariah

Identitas Choiril Anam, Mahasiswa Institut Agama Islam

Negeri Kediri, tahun 2018.

Kesimpulan Jurnal ini membahas tentang uang elektronik pada

dasarnya seperti uang biasa karena memiliki fungsi

sebagai alat pembayaran atas transaksi jual beli

barang. Dan dalam perspektik hukum syariah uang

elektonik adalah halal. Kehalalanya berdasarkan

kaidah qawaid fikhiyyah ”setiap transaksi dalam

muamalah pada dasarnya diperbolehkan kecuali

ada dalil yang mengharamkanya, maka saat itu

hukumnya berubah menjadi haram”.

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah membahas tentang uang elektronik pada

produk E-Money yang sesuai dengan prinsip

syariah. Dan penelitian ini menggunakan metode

kepustakaan.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah pada penelitian ini memfokuskan kepada

kehalalan produk E-Money dalam perspektif

Hukum Syariah dan minat pengunaan terhadap

pruoduk uang elektronik. Sedangkan penulis

melihat aspek prinsip syariah ditinjau dari segi

hukum fikih muamalah, konsep akad dan batasan

transaksi menggunakan E-Money dan Kesesuaian

Produk dengan Fatwa Dewan Syariah nasional

Page 30: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

10

serta penulis menggambarkan mekanisme produk

secara spesifik dan mendalam secara langsung

dengan lembaga yang menerbitkan produk uang

elektronik tersebut.

3. Judul Jurnal Tantangan dan Hambatan Implementasi

Produk Uang Elektronik Di Indonesia

Identitas Kirana Widyastuti, Putu Wari Hndayati, dan Iik

Wilarso, Mahasiswa jurusan Magister Teknologi

Informasi, fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Indonesia.

Kesimpulan Jurnal ini membahas tentang perkembangan e-

commerce di indonesia semakin pesat dari

banyaknya toko-toko online yang bermunculan.

Hal ini membuka peluang bagi penggunaan jenis-

jenis e-payment sebagai media pembayaran pada

toko online. PT XYZ mengembangkan produk

uang elektronik bernama uang elektronik M

sebagai sistem pembayaran dengan e-payment.

Penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi

tantangan dan hambatan dalam implementasi

produk uang elektronik.

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah meneliti tentang uang elektronik sebagai

pembayaran yang menggunakan sistem digital.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini dengan penulis di lihat

dari aspek yang membahas tantangan dan hambatan

implementasi produk uang elektronik. Sedangkan

Page 31: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

11

penulis melihat aspek prinsip syariah ditinjau dari

segi hukum fikih muamalah, konsep akad dan

batasan transaski yang sesuai dengan konsep fikih

muamalah serta penulis menggambarkan

mekanisme produk secara spesifik dan mendalam

secara langsung dengan lembaga yang menerbitkan

produk uang elektronik tersebut.

4. Judul Skripsi Penggunaan T-Cash dalam Pembayaran Elektonik

Perspektif Hukum Islam.

Identitas Rizki Lucia Tiyani, Mahasiswa Jurusan Muamalah

Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, tahun

2018.

Kesimpulan Skripsi ini membahas tentang penggunaan T-Cash

dalam sistem pembayaran elektronik ditinjau dari

hukum islam. Kebolehan menggunakan uang

elektronik sebagai alat pembayaran yang sesuai

prinsip syariah ialah mengikuti ketentuan yang

terdapat dalam fatwa DSN MUI No. 116 tahun

2017 tentang uang elektronik syariah dan

penggunaan T-cash ini adalah salah satu cara untuk

menarik minat pelanggan khususnya pelanggan

telkomsel untuk menggunakan T-cash sebagai

salah satu pembayaran memalui media elektronik.

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah membahas tentang Kebolehan menggunakan

uang elektronik sebagai alat pembayaran yang

sesuai prinsip syariah ialah mengikuti ketentuan

Page 32: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

12

yang terdapat dalam fatwa DSN MUI No. 116

tahun 2017 tentang uang elektronik syariah.

Perbedaan Perbedaan penelitian dengan penulis ialah terhadap

objek penelitian yaitu penulis meneliti produk E-

Money yang dikeluarkan Bank Syariah Mandiri dan

dilihat dari aspek hukum uang elektronik di tinjau

dari fikih muamalah dan Kesesuaian produk

dengan Fatwa DSN MUI No. 116 tahun 2017

tentang uang elektronik syariah serta penulis

menggambarkan mekanisme produk secara spesifik

dan mendalam secara langsung dengan lembaga

yang menerbitkan produk uang elektronik tersebut.

5. Judul Skripsi Kedudukan Hukum Uang Elektronik (E-Money)

dalam Melakukan Transaksi Pembayaran Non

Tunai (Analisis melalui Pendekatan Perundang-

undangan dan Hukum Islam)

Identitas Linda Nur Hasanah, Mahasiswa Jurusan Hukum

Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang, tahun 2018.

Kesimpulan Skripsi ini menjelaskan tentang meneliti

penggunaan uang elektronik dilihat dari segi

hukum undang-undang dan hukum islam,

menurutnya bahwa penggunan uang elektronik

menurut hukum islam boleh digunakan karena

kedudukanya sama dengan dengan uang kertas dan

sudah mempunyai dasar hukum yang telah

dikeluarkan Bank Indonesia dan diatur dalam

Page 33: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

13

undang-undang no. 11 tahun 2008 tentang transaksi

elektronik. Dan juga mempermudah dalam

bertransaksi dan memberikan banyak manfaat bagi

penggunanya.

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah menganalisis hukum uang elektronik dari

segi hukum islam.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah pada penelitian ini memfokuskan kepada

kehalalan produk E-Money dalam perspektif

Hukum Syariah dan hukum undang-undang.

Sedangkan penulis melihat aspek prinsip syariah

ditinjau dari segi hukum fikih muamalah, konsep

akad dan batasan transaksi menggunakan E-Money

dan Kesesuaian Produk dengan Fatwa Dewan

Syariah nasional serta penulis menggambarkan

mekanisme produk secara spesifik dan mendalam

secara langsung dengan lembaga yang menerbitkan

produk uang elektronik tersebut.

6. Judul Skripsi Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Uang

Digital Bitcoin dengan Studi Pada DSN-MUI

dan Perusahaan Artabit

Identitas Nur Lailatus Sholihah, Mahasiswa Jurusan

Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

Kesimpulan Skripsi ini membahas tentang mekanisme uang

Page 34: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

14

berbasis bitcoin di perusahaan artabit adalah

pertama mengisi form di website lalu mengikuti

petunjuk (notifikasi email setelah order dilakukan)

seperti menstransfer IDR ke rekening artabit atau

mentransfer bitcoin ke bitcoin wallet yang telah

ditentukan. Dari tinjauan fikih muamalah melalui

studi fatwa DSN MUI menyatakan bahwa transaksi

pertukaran uang berbasis bitcoin belum dapat

dikatakan sebagai transaksi pertukaran yang sah

dalam islam.

Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah membahas tentang transaksi uag digital

ditinjau dari segi fikih muamalah dan fatwa DSN

MUI.

Perbedaan Perbedaan penelitian dengan penulis ialah terhadap

objek penelitian yaitu penulis meneliti produk E-

Money yang dikeluarkan Bank Syariah Mandiri dan

dilihat dari aspek hukum transaksi uang elektronik

di tinjau dari hukum fikih muamalah dan konsep

akad yang digunakan serta kesesuaian produk E-

Money dengan Fatwa DSN MUI No. 116 tahun

2017 tentang uang elektronik syariah.

F. Teknik Penulisan

Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka teknik penulisan

dalam skripsi ini merujuk pada “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Page 35: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

15

Disertasi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

2017”.

G. Sistematika Penulisan

Agar lebih tersusun dan lebih terarah penulis menyusun penelitian

ini kedalam lima bab dengan sub judul masing-masing sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan teknik

penulisan, sistematika penulisan.

Bab II Konsep Uang Elektronik Di Tinjau Dari Fikih Muamalah:

Bab ini membahas tentang konsep uang dalam islam, konsep uang

elektonik, membahas dasar hukum uang elektronik ditinjau dari fikih

muamalah, membahas teori akad yang digunakan pada transaksi uang

elektronik dan larangan fikih muamalah terhadap transaksi uang

elektronik.

Bab III Gambaran Umum Produk E-Money Bank Syariah Mandiri

dan Metodologi Penelitian: Bab ini menguraikan tentang pengertian

produk E-Money, Sejarah Penerbitan E-Money, prosedur pembelian E-

Money, mekanisme Top Up/isi ulang pada Produk E-Money, batasan

transaksi produk E-Money, penyelesaian kartu hilang atau rusak, dan

menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan.

Bab IV Analisis transaksi uang elektronik pada produk E-Money

Bank Syariah Mandiri. Dalam bab ini akan menjelaskan temuan-temuan

penelitian tentang analisi akad fikih muamalah pada produk E-Money

Bank Syariah Mandiri, tinjauan fikih muamalah terhadap hukum

transaksi produk E-Money serta analisis kesesuaian implementasi

produk E-Money dengan Fatwa DSN-MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah.

Page 36: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

16

Bab V Penutup, penulis akan mencantumkan kesimpulan dari

jawaban rumusan masalah dan saran.

Page 37: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

17

BAB II

KONSEP UANG ELEKTRONIK DI TINJAU DARI FIKIH

MUAMALAH

Dalam bab ini penulis akan mengkaji konsep uang elektronik ditinjau dari

fikih muamalah yaitu konsep uang dalam islam, uang elektronik, dasar

hukum mengenai uang elekttronik yang sesuai dengan syariah serta mengkaji

teori akad yang dapat digunakan pada transaksi uang elektronik.

A. Konsep Uang Dalam Islam

1. Pengertian Uang

Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat dapat diterima

secara umum sebagai alat pembayaran yang sah di suatu wilayah

tertentu dan sebagai alat pembayaran hutang atau sebagai alat untuk

melakukan pembelian barang dan jasa. 1 Dalam islam secara

etimologi uang berasal dari kata naqdu-nuqud, an-naqdu berrti yang

baik dari dirham, menggenggam dirham, an-naqdu juga berarti

tunai. Uang dalam literatur fikih disebut dengan tsaman atau nuqud

(jamak dari naqd) dan didefinisikan oleh para ulama sebagai berikut:

النقد هو كل ذلك الوسيط وسيط للتبادل يلقى قبولا عاما مهما كان

2نوعلى أي حال يكو “Naqd (uang) adalah segala sesuatu yang menjadi media

pertukaran dan diterima secara umum, apa pun bentuk dan dalam

kondisi seperti apa pun media tersebut.”

1 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), h. 59. 2 Abdullah Bin Sulaiman Al-Mani, Buhuts Fi Al-iqtishad Al-islami, (Mekah:

al-Maktab al-Islami, 1996), h. 178.

Page 38: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

18

ما اتخذ الن قدن النثمنا م اساالمعاد أو الأوراقلن وبةمضر المطب وعة3مالية صاحبة الاختصاصلمؤسسة الصادرة عن الونحوها ا

“Naqd adalah segala sesuatu yang dijadikan harga (tsaman)

oleh masyarakat, baik dari logam atau kertas yang dicetak maupun

dari bahan lainya, dan diterbitkan oleh lembaga keuangan

pemegang otoritas.”

Menurut fikih ekonomi Umar Bin Khattab R.A, diriwayatkan

bahwa uang adalah segala sesuatu yang dikenal dan dijadikan

sebagai alat pembayaran dalam muamalah manusia. Menurut Imam

Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, uang adalah apa yang digunakan

manusia sebagai media simpanan. Sementara menurut Ibnu

Taimiyyah uang dalam islam hanya sebagai alat tukar dan alat ukur

nilai. 4

Adiwarman karim menjelaskan konsep uang dalam islam,

didalam islam uang adalam flow concept, dimana uang harus

mengalir dan tidak boleh mengendap dan hanya menimbun di suatu

tempat saja, islam tidak mengenal motif kebutuhan uang untuk

spekulasi karena tidak diperbolehkan. Uang adalah barang publik,

milik masyarakat karenanya penimbunan uang yang dibiarkan tidak

berproduktif berarti mengurangi jumlah uang yang beredar, yang

akan berdampak pada kelesuan ekonomi dan stagnansi (terhenti).

Dalam islam uang berfungsi sebagai alat pertukaran, namun uang

bukan sebuah komoditi. Dalam istilah ekonomi klasik disebutkan

bahwa uang tidak memberikan kegunaan langsung yang artinya jika

3 Muhammad Rawas Qal’ah Ji, Al-Muamalat Al-Maliyah Al-Mu’ashiirah Fi

Dhau’ Al-Fiqh Wa Al-syariah, (Beirut: Dar Al-Nafa’is, 1999), hal. 23. 4 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), hal. 60

Page 39: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

19

uang digunakan untuk membeli barang, maka barang itu akan

memberikan kegunaan.5

Dapat disimpulkan bahwa uang adalah sesuatu yang dijadikan

standar harga yang sah oleh suatu wilayah dalam bentuk logam atau

kertas sebagai alat pembayaran atau alat tukar untuk mendapatkan

barang.

Syarat-syarat uang adalah:

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

b. Tahan lama

c. Bendanya mempunyai mutu yang sama

d. Mudah dibawa-bawa

e. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya

f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)

g. Dicetak dan disahkan penggunaanya oleh pemegang otoritas

moneter (Pemerintah).6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat uang

sebagaimana diatas harus terpenuhi agar tidak terjadi inflasi.

2. Fungsi Uang

a. Uang sebagai satuan nilai

Uang dalam fungsinya sebagai satuan pengukur nilai, maka

setiap barang yang dipertukarkan dapat dinilai dengan satuan

tertentu. Uang dipakai untuk menunjukan nilai berbagai macam

barang dan jasa ynag diperjualbelikan, menunjukan besarnya

5 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Depok: PT RajaGrafindo

Persada, Cetakan ke 7, tahun 2018), h. 77 6 Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h. 280.

Page 40: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

20

kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Dan uang

juga dipakai untuk menentukan harga barang atau jasa. 7

b. Uang sebagai media pertukaran

Uang adalah alat tukar yang digunakan oleh setiap individu

untuk pertukaran komoditas dan jasa. Misalnya seseorang

memiliki buah apel dan membutuhkan beras, kalau dalam

sistem barter pemilik apel mencari beras untuk dipertukarkan

dengan apel miliknya. Ketikan orang-orang sudah membuat

uang, pemilik apel dapat menjual barangnya dengan imbalan

uang, kemudia dengan uang itu ia gunakan untuk membeli

beras.8

c. Uang sebagai media penyimpan nilai

Menurut para ahli ekonomi “uang sebagai satuan nilai” uang

sebagai penyimpan nilai atau kekayaan, uang digunakan untuk

mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.9

Dan orang yang mendapatkan uang, kadang tidak mengeluarkan

seluruhnya dalam satu waktu tapi ia sisihkan sebagian untuk

membeli barang atau jasa yang ia butuhkan pada waktu yang ia

inginkan, atau ia simpan untuk hal-hal tak terduga seperti sakit

mendadak atau menghadapi kerugian yang tak terduga.10

d. Uang sebagai standar pembayaran tunda

Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa proses jual beli tidak

selalu selesai dengan uang kontan, sekiranya pemilik barang

menjual barangnya di pasar dan bertemu dengan pembeli yang

7 Etty puji Lestari, Peranan Uang Dalam Perekonomian, Modul 1, h. 12. 8 Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 12. 9 Etty puji Lestari, Peranan Uang Dalam Perekonomian, Modul 1, h. 12 10 Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 12.

Page 41: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

21

sedang tidak membawa uang, lalu penjual menjual barang

dengan pembayaran tunda atau dihutangkan.11

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa fungsi

uang sangat banyak, fungsi uang secara umum adalah sebagai

satuan yang dipergunakan sebagai alat tukar menukar atau

sebagai harta simpanan.

3. Jenis-jenis Uang

a. Uang Barang (Commodity Money)

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai

komoditas atau biasa diperjualbelikan apabila barang tersebut

digunakan bukan sebagai uang, misalnya binatang ternak

dijadikan uang pada masyarakat pengembala, namun pada

zaman sekarang tidak semua barang bisa menjadi uang, barang

yang bisa dijadikan uang pada zaman sekarang adalah logam

mulia seperti emas, perak karena barang tersebut memiliki nilai

yang tinggi, langka dan dapat diterima secara umum sebagai

alat tukar. Emas dan perak ini juga dapat dipecah menjadi

bagian-bagian kecil dengan tetap mempunyai nilai yang utuh.

Selain itu logam mulia juga tidak pernah susut dan rusak yang

mengakibatkan turunya harga jual.

b. Uang Logam (Metalic Money)

Penggunaan uang logam merupakan fase kemajuan dalam

sejarah uang. Logam pertama yang digunaka manusia sebagai

alat tukar adalah perunggu. Kemudian, besi yang digunakan

orang Yunani, tembaga digunakan oleh orang Romawi, terakhir

logam mulia emas dan perak. Ketika volume perdagangan

11 Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 12

Page 42: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

22

semakin meningkat dan meluas, meliputi perdagangan antar

negara muncullah penggunaan emas dan perak sebagai uang.

Pada awal penggunaan logam sebagai alat uang, standar

yang dipakai adalah timbangan. Hal ini menimbulkan kesulitan

karena setiap kali melakukan transaksi harus menimbang logam

terlebih dulu. Melihat kesulitan tersebut negara melakukan

percetakan uang logam untuk mempermudah proses transaksi.

c. Uang Bank (Bank Money) atau An-Nuqud Al-Mussarrafiyyah

Uang bank disebut juga denganuang giral, yaitu uang yang

dikeluarkan oleh bank komersial melalui cek atau alat

pembayaran giro lainya. Uang giral merupakan simpanan

nasabah bank yang dapat diambil setiap waktu dan dapat

dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran.

d. Uang Kertas (Token Money) atau An-Nuqud Al-Waraqiyyah

Uang kertas yang digunakan zaman sekarang adalah dalam

bentuk banknote atau bank promise dalam bentuk kertas yaitu

janji bank untukn membayar uang logam kepada pemilik

banknote ketika ada permintaan. Karena kertas in didukung oleh

kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat pada umumnya

menerima uang kertas sebagai alat tukar untuk bertransaksi.

Ada beberapa kelebihan penggunaan uang kertas dalam

perekonomian diantaranya mudah dibawa, dapat dipecahkan

dalam jumlah berapapun dan biaya penerbitan lebih kecil

darpada uang logam. Namun, pemakaian uang kertas ini

mempunyai kekurangan seperti tidak terjaminya stabilitas nilai

tukar. Tidak seperti logam emas dan perak yang mempunyai

nilai tukar yang stabil. Disamping itu, jika terjadi percetakan

Page 43: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

23

uang kertas dama jumlah yang berlebihan akan menimbulkan

inflasi sehingga nilainuang kertas turun dan harga barang naik.12

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa banyak

jenis uang yang dijadikan standar nilai oleh pemerintah sebagai

alat pembayaran yang sah di wilayah tersebut salah satunya

uang kertas yang paling banyak digunakan sehari-hari oleh

masyarakat, kegunaan uang secara umum ialah sebagai alat

tukar menukar atau diputar untuk investasi sehingga uang

tersebut tidak mengendap.

B. Konsep Uang Elektronik

1. Pengertian Uang Elektronik Secara Umum

Uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam

bentuk uang elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media

elektronik tertentu.13

Dalam salah satu publikasi pada bulan oktober 1996, Bank of

International Settlement (BIS) memberikan definisi tentang uang

elektronik sebagai nilai tersimpan atau produk prabayar dimana

catatan dana atau nilai uang yang tersedia bagi konsumen disimpan

pada perangkat yang dimiliki oleh konsumen (pengguna uang

elektronik). Definisi ini mencakup kartu prabayar (disebut dompet

digital) dan produk perangkat lunak prabayar yang menggunakan

jaringan komputer seperti internet (penggunaan internet untuk

melakukan pembayaran kartu kredit atau untuk perbankan online

12Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, t. 2014), h.

280. 13Bank Indonesia, “Uang Elektronik”, https://www.bi.go.id/id/edukasi-

perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/pages/default.aspx, diakses tanggal 4 Mei 2020.

Page 44: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

24

umum). 14 Dalam hal produk berbasis kartu, nilai prabayar biasanya

dsimpan dalam sebuah chip mikroprosesor tertanam dalam kartu

plastik, seperti smardcasrd. Pada sisi lain, network based produk

menggunakan software khusus yang di-instal pada komputer pribadi

untuk menyimpan “nilai uang”. Pemuatan nilai uang keperangkat ini

mirip dengan penarikan uang tunai dari ATM, dan produk ini

digunakan untuk transaksi pembayaran dalam rangka pembelian

barang dan jasa melalui transfer uang ke perangkat elektronik yang

dimiliki merchant.15

Sebagai bank sentral yang memiliki peran menjaga kestabilan

moneter nasional, Bank Indonesia mengeluarkan regulasi terkait

yang elektronik di dalam Peraturan Bank Indonesia no

16/8/PBI/2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia no

11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik. Di dalam pasal 1 ayat 3

disebutkan uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran

yang memenuhi unsur sebagai berikut:

a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu

kepada penerbit

b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti

server atau chip, dan

c. Nila uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan

merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang yang mengatur mengenai perbankan

14Committe on Payment and Settlement System, “Survey of Development in

Elektronic Money and Internet and Mobile Payments”, https://www.bis.org/cpmi.publ/d38.htm, diakses tanggal 4 Mei 2020.

15Committe on Payment and Settlement System, Survey of Development in Elektronic Money and Internet and Mobile Payments (Bank for International Settlements, tahun 2004), h. 2

Page 45: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

25

Dari beberapa definisi yang sudah dipaparkan, penulis

menyimpulkan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran yang

menggantikan uang tunai. Dan jumlah nilai nominal yang tersimpan

di media server atau chip dapat digunakan dan didistribusikan

sebagai alat tukar dimana, pengguna uang elektronik harus

menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan

dalam media elektronik sebelum menggunakanya untuk keperluan

bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan

dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan

setelahnya dapat mengisi kembali (top-up).

2. Bentuk-bentuk Uang Elektronik

a. Berdasarkan jangkauan penggunaanya uang elektronik

dibedakan menjadi 2 bentuk:

1) Single-purpose

Single-purpose adalah jenis uang elektronik yang

digunakan untuk melakukan pembayaran satu jenis

transaksi ekonomi, misalnya kartu prabayar yang hanya

dapat digunakan untuk pembayaran tol atau kartu prabayar

yang hanya digunakan untuk transportasi umum.16

2) Multi-purpose

Multi-purpose adalah jenis uang elektronik yang dapat

digunakan untuk beberapa jenis transaksi ekonomi,

misalnya kartu prabayar dapat digunakan untuk

pembayaran tol, pulsa, transportasi umum, dan dapat

digunakan untuk berbelanja dan jenis pembayaran lainya.

16 Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management, Conventional

and Sharia System, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, t. 2001), h. 1367

Page 46: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

26

b. Uang elektronik berdasarkan masa berlakunya medianya

dibedakan menjadi 2 bentuk:

1) Reloadable

Uang elektronik berbentuk reloadable adalah uang

elekronik yang dapat dilakukan pengisian ulang, dengan

arti lain, apabila masa berlaku uang elektronik sudah habis

dan nilai uang yang tersimpan sudah habis terpakai, maka

media uang elektrnonik tersebut dapat digunakan kembali

untuk pengisian ulang (top-up)

2) Disposable

Uang elektronik berbentuk disposable adalah uang

elektronik yang tidak padat diisi ulang, apabila masa

berlaku uang elektronik sudah habis dan nominal uang

elektronik habis terpakai maka media uang elektronik

tersebut tidak dapat digunakan kembali.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa uang

elektronik banyak jenisnya, namun yang paling banyak beredar

di Indonesia adalah uang elektronik yang digunakan untuk

pembayaran apa saja, seperti pembayaran restaurant, online

shoping, dan banyak lagi.

c. Uang elektronik berdasarkan Data Identitas pemegang

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 16/11/DKSP

Perihal Penyelenggaraan Uang Elektronik (Elektronik Money),

Uang Elektronik dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:

1) Uang elektronik yang mana identitas Pemegangnya

terdaftar dan tercatat pada Penerbit (registered); dan

Page 47: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

27

2) Uang elektronik yang data identitas Pemegangnya tidak

terdaftar dan tidak tercatat pada Penerbit (unregistered).17

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa ada dua

tipe uang elektronik berdasarkan data identitas pemegang, pada

umumnya jika uang elektronik tersebut berbentuk aplikasi maka

diminta identitas pemegang, namun jika uang elektronik

berbentuk kartu/chip saja maka identitas atau pin tidak

diperlukan.

d. Berdasarkan media yang digunakan untuk merekam nilai uang

yang telah dikonversi ke dalam format elektronik, produk e-

money umumnya dikategorikan ke dalam 2 kelompok:18

1) Card-Based Product (produk berbasis kartu)

Uang elektronik dalam bentuk card-based product sering

juga di sebut sebagai electronic purses. Card-based product

pada prinsipnya dimaksudkan untuk melakukan

pembayaran secara langsung (face to face), namun

demikian saat ini beberapa card-based product juga dapat

digunakan sebagai alat pembayaran via internet dengan

menambahkan alat tertentu pada komputer pengguna. Jenis

uang elektronik ini menggunakan media kartu dengan

teknologi Integreted Circuit (IC) atau dikenal dengan

sebutan IC Card yang mengandung microprocessor chip.

2) Software-Based Product (produk berbasis aplikasi)

Sering disebut sebagai digital cash. Produk E-Money yang

masuk dalam kategori ini pada prinsipnya merupakan suatu

aplikasi (software) yang kemudian di install dalam suatu

17 https://.bi.go.id/elicenting/helps/SE_161114-Emoney, diakses pada tanggal 19 Juni 2020.

18 Siti Hidayati, “Kajian Operasional E-Money”, (jakarta: Bi, 2006), h. 6-8.

Page 48: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

28

Personal Computer (PC) yang dijalankan dengan operating

system yang standard. Produk ini dikembangkan untuk

melakukan transaksi melalui suatu jaringan internet.

Meskipun demikian beberapa produk card-based product

(seperti Mondex) juga dapat digunakan untuk melakukan

transaksi melalui internet dengan menggunakan alat bantu

tertentu.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa terapat dua

bentyuk uang elektronik yang dapat merekam nilai uang

elektronik tersebut, yaitu produk berbasisi kartu dan produk

berbasis aplikasi. Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu

sebagai alat pembayaran atau transfer uang.

3. Para Pihak dalam Transaksi Uang Elektronik

Transaksi uang elektronik melibatkan beberapa pihak pada

pelaksanaanya. Dalam pelaksaan transaksi uang elektronik tidak

hanya penerbit kartu dengan merchant saja atau penerbit dengan

pemegangg kartu, melainkan ada beberapa pihak lainya yaitu

terdapat prinsipal, acquirer, penyelenggara kliring, penyelenggara

penyelesaian akhir, dan agen layanan keuangan digital.

Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/PBI/2014 Tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009

Tentang Uang Elektronik (elektronik money) dan Fatwa Dewan

Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang

Elektronik Syariah menjelaskan para pihak yang terlibat dalam

transaksi uang elektroniki, yaitu:19

19https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/2/, fatwa Dewan Syariah No.

116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah, h. 8, diakses pada tanggal 18 Mei 2020.

Page 49: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

29

a. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang

menerbitkan uang elektronik.

b. Pedagang adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima

transaksi pembayaran dari pemegang.

c. Pemegang adalah pihak yang memegang uang elektronik.

d. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang

bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan

antar anggotanya dan berperan sebagai perebit dan/atau

acquirer, dalam transaksi uang elektronik yang bekerjasama

dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

e. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang:

1) Melakukan kerjasama dengan pedagang, sehingga

pedagang mampu memproses transaksi dari uang elektronik

yang diterbitkan oleh penerbit selain acquirer yang

bersangkutan; dan

2) Bertanggung jawab atas penyelesaian pembayaran kepada

pedagang.

f. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank

yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan

masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka

transaksi uang elektronik.

g. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga

selain bank yang melakukan dan bertanggung jawab atas

penyelesaian atas hak dab kewajiban keuangan masing-masing

penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang

elektronik berdasarkan hasil perhitungan penyelenggara kliring,

dan

Page 50: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

30

h. Agen layanan keuangan digital adalah pihak ketiga yang bekerja

sama dengan penerbit dan bertindak untuk dan atas nama

penerbit dalam memberikan LKD.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa pihak-pihak

yang telah dipaparkan diatas adalah pihak yang terlibat dalam

penyelengaraan kegiatan uang elektronik, tanpa adanya pihak-pihak

tersebut maka kehadiran uang elektronik akan sia sia saja.

4. Mekanisme dan Alur Uang Elektronik

Secara konseptual model penyelenggaraan uang elektronik (E-

Money) yang ideal adalah model dengan sistem dimana kartu yang

dimiliki konsumen dapat digunakan untuk melakuikan tansaksi

secara luas. Dengan kata lain satu kartu dapat digunakan oleh

masyarakat untuk berbagai macam pembayaran pada berbagai

merchant (pedagang) yang berbeda.20

Melihat surat edaran Bank Indonesia No. 11/16.DKSP perihal

penyelenggara uang elektronik (elektronic money) yang dikeluarkan

pada tahun 2014 dapat dijelaskan mekanisme dan alur uang

elektronik pada umumnya, diamana bank bertindak sebagai penerbit

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemegang melakukan pembelian dan/atau pengisian ulang uang

elektronik dengan sejumlah nilai tertentu dengan

menginstruksikan bank untuk menerbit rekeningnya atas

pembelian uang elektronik tersebut. Pemegang dapat juga

melakukan pembelian uang elektronik dengan uang tunai.

b. Atas dasar intuksi tersebut bank kemudian mendebit rekening

pemegang dan mengkredit rekening penampungan dana float

20Siti Hidayati, Kajian Operasional E-money (jakarta: Bank Indonesia,

2006), h. 53

Page 51: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

31

dan bersamaan dengan itu bank memasukan nilai uang

elektronik ke dalam media uang elektronik untuk diserahkan

kepada pemegang kartu uang elektronik.

c. Pemegang uang elektronik kemudian melakukan pembayaran

atas barang kepada pedagang dengan menggunakan uang

elektronik miliknya. Atas transaksi tersebut, uang elektronik

akan perpindah dari media uang elektronik milik pemegang ke

media atau penampungan milik pedagang melalui media

tertentu.

d. Pedagang kemudian dalam periode yang telah di tentukan

melakukan penukaran atas nilai uang elektronik yang diperoleh

dari pemegang uang elektronik kepada penerbit untuk

ditukarkan dengan nilau uang tunai (cash).

e. Atas penyetoran tersebut bank kemudian melakukan verifikasi,

kemudian mengkredit rekening pedagang dan mendebit

rekening penampungan dana float.

Penulis menyimpulkan bahwa mekanisme dan alur transaksi

uang elektronik yang telah dipaparkan diatas merupakan mekanisme

dan alur sederhana, yang mana selain bertindak sebagai penerbit

bank juga bertindak sebagai acquirer dan penyelenggara kliring.

Tidak semua mekanisme dan alur transaksi uang elektronik sama

seperti yang dijelaskan diatas, karena pada prakteknya ada juga

penerbit yang menyewa jasa acquirer dan penyelenggara kliring

untuk melakukan perhitungan atas hak dan kewajiban keungan

masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi

uang elektronik.

Page 52: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

32

C. Hukum Uang Elektronik Ditinjau dari Fikih Muamalah

1. Al-Qur`an

يها ذين يا

منيا ا

ا ا

يات

م أ

كميا

م ا

نك باطل ة

ا ةا

ا

ن ا

ين

ارة تك تراض عن

م نك ...م

“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian …” (Q.S. Al-Nisa’ [4]:29).

اةعثيا ...م ف

دك م ا

ةيرقك وذه

مدينة ا

نظر ال

ليها ف

ا

زا ا م طعام

تك

يأل ف

نه ةرزق م

ف طتل

ا ول

و

عرن م ي

ا ةك د .ا

“ ... Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.” (Q.S. Al-Kahfi [18]:19).

ا يام ك ق ةين ذ

ان

دوا و

م يق

يا ول

م يسرف

يا ل

قنفذين اذا ا

.وا

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Q.S. Al-Furqan [25]:67).

مس يطن من ال طه الش ب

ذي يتخ

يم ا

ما يق

ا ك

ايمين

ا يق

ةيا

الر ين

ذين يأ

ا

االلهل ةيا وا

الر يع مثل

يا انما ال

الهم ق

ك ةا اءه ذ من

ةيا ف

م الر يع وحر ال

ن صحب اك ا و

ااد ف ومن

االله

مره ا

وا

ف

ه ما سل

ف انت

ه ف

ة ن ر ار ميعظة م

دون

.وم فيها

“Orang yang makan (mengambil) riba‘ tidak dapat berdiri melainkan berdirinya orang ynag kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yangdemkkian itu adalah

Page 53: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

33

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesuangguhnya jual beli itu sama dengan riba‘, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba‘. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus behenti (dari mengambil riba‘), maka baginya apa ayang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusanya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba‘), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:275).

2. Hadis

عن ابى سعيد الخذري ان رسول الله صلى الله عليه وسلم: قال لا بالذهب الا مثلا بمثل ولا تشفوا بعضها على بعض ولا الذهبتبيعوا

بمثل ولا تشفوا بعضها على بعض ولا تبيعوا الورق بالورق الا مثلا 21)رواه مسلم( تبيعوا منها غائبا بناجز.

“Dari Abu Sa‘id Al-Khudri r.a. Katanya Rasulullah saw. bersabda: jangan menukar (jual beli) emas dengan emas, kecuali sama berat, dan jangan melebihkan yang satu atas yang lain. dan jangan menukar (jual beli) perak dengan perak, kecuali sama berat. Dan jangan menjual satu dengan hutang sedangkan yang lain dengan tunai (tetapi kedua-duanya harus tunai).” (H.R. Muslim)

وسلم: الذهب عليه صلى الله ول اللهان رس ذريالخ يدعن ابى سع لحمر والمبالت مرير والتعبالش يرعوالش رر بالبوالب ةضة بالفضبالذهب والف

. الاخذ والمعطى اربىفقد يد فمن زاد اواستزاد بالملح مثلا بمثل يدا ب22)رواه مسلم( فيه سواء.

“Dari Abu Sa‘id Al-Khudri r.a. Katanya Rasulullah saw. bersabda:Menukar emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam, haruslah sama berat dan tunai, Maka siapa yang melebih-

21 Al-imam Muslim, Hadis Shahih Muslim, Jilid 1-4, Penerjemah: Ma’Mur

Daud, (Jakarta: KLANG BOOK CENTRE, Cetakan ke 7, tahun 2005), h. 176. 22 Al-imam Muslim, Hadis Shahih Muslim, Jilid 1-4, Penerjemah: Ma’Mur

Daud, h. 178-179.

Page 54: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

34

lebihkan, sesungguhnya dia berbuat riba‘. Yang mengambilnya maupun yang memberi sama-sama berdosa.” (H.R. Muslim)

3. Kaidah Fikih

23ل الدليل علر التحريم صل فى المعاملات الاباحة حتى يدالأ “Hukum asal bermuamalah adalah boleh, hingga ada dalil yan menunjukan keharamanya.”

24 الضرر يزال “Kemudaratan itu hendaklah dihilangkan.”

جدتالمصلحةاينما و .الله كمح 25فثم “Dimana terdapat kemashlahatan, disana terdapat hukum Allah”.

4. Pendapat Ulama mengenai kebolehan dan keharaman uang

elektronik

a. Pendapat Imam Malik bin Anas Al-Ashbahi

كة وعينى تكون لها سلود حتم الجوا بينهاجاز اسولو أن الن26 رهتها أن تباع بالذهب والورق نظرةلك

“Andaikan Masyarakat membolehkan uang dibuat dari kulit dan dijadikan sebagai alat tukar, pasti saya melarang uang kulit itu ditukar dengan emas dan perak secara tidak tunai”

b. Pendapat Ibnu Hazm

ل شيئ يجوز بيعه ثمن ...، ولا ندرى من أين وقع لكم الاقتصار ك27بالتثمين على الذهب والفضة ولا نص في ذلك ...

23 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih),

(Palembang: CV. AMANAH, cetakan 1, tahun 2019), h. 61. 24 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), h. 78.

25 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), h. 61. 26 Imam Malik bin Annas Al-Ashbahi, Al-Mudawwanah Al-Kubro, jilid 3,

(Lebanon: Darul Kutub Al-Ilmiyah, Cetakan Pertama, tahun 1994), h. 90.

Page 55: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

35

“segala sesuatu yang boleh diperjual belikan boleh diguanakan sebagai alat bayar, dan tidak dapat satu nash pun yang menyatakan bahwa uang harus terbuat dari emas dan perak”

c. Pendapat Ibnu Taimiyah

لاشرعي، بل واما الدرهم والدينار فما يعرف له حد طبعي، والأصل لا يتعلق ى ذلك لأنه فسطلاح، ولى العادة والامرجعه ع

مارهوالد ،ما يتعاملون بهعيارا لأن يكن م بل الغرض ،به المقصودالتعامل بها، فلهذا والدانانر لا تقصد لنفسها، بل هي وسيلة إلى

ا درة بالأمور الطبعية أو الشرعية، والوسيلة المحضة التي لكانت مق ،بها غرض لايتعلق ودل بها المقصها يحصورتها ولا بصبمادت

28.كيفما كانت “Adapun dinar dan dirham, maka tidak ada batasan secara alami maupun secara syar’i, tapi rujukanya adalah pada kebiasaan dan kesepakatan. Hal itu karena pada dasarnya tujuan orang (dalam penggunaan dinar dan dirham) tidak berhubungan dengan substansinya, tetapi tujuanya adalah agar dinar dan dirham menjadi standar bagi objek transaksi yang mereka lakukan. Fisik dinar dan dirham tidaklah dimaksudkan (bukan tujuan, tetapi hanya sebagai sarana untuk melakukan transaksi denganya. Oleh karena itu, dinar dan dirham (hanya) berfungsi sebagai tsaman (harga, standar nilai). Berbeda dengan harta yang lain (barang), barang dimaksudkan untuk dimanfaatkan fisiknya. Oleh karena itu barang harus diukur dengan perkara (ukuran-ukuran) yang bersifat alami atau syar’i). sarana semata yang fisik maupun bentuknya bukan merupakan tujuan boleh digunakan untuk mencapai tujuan, seperti apapun bentuknya.”

d. Pendapat menurut Buya Yahya Zainul Ma’arif

27 Ibnu Hazm, Al-Muhalla, jilid 8, (t: Pustaka Azzam), h. 477. 28 Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa Islam Ibnu Taimiyyah, jilid 19,

Penerjemah: ‘Amir Al-Jazar-Anwar Al-Baaz, (t: Daarul Wafa’), h. 251.

Page 56: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

36

Menurut beliau, akad yang digunakan harus jelas antara penerbit dan pemegang kartu dan hukum uang elektronik kalau akad yang digunakan adalah pinjaman dan jika ada tambahan bonus maka menjadi riba seperti aku pinjamkan uang kepada penerbit dan penerbit mengembalikan uang tersebut dan memberikan bonus kepada pemberi hutang, jika akadnya membayar jasa kepada penerbit kartu atau menitipkan uang kepada penerbit adalah halal, seperti penggunaan uang elektronik gopay untuk keperluan perjalanan dimana pemegang gopay membayar jasa driver, uang yang ada pada gopay langsung di potong sesuai jumlah pembayaran oleh pihak gojek. Dan hal ini menjadi kemudahan bertransaksi dan ini sah sah saja bukan suatu yang terlarang. Dan jika mendapat bonus itu bukan riba karena itu suka suka penerbit untuk memberikan kepada pengguna gopay untuk menarik pasar. Jadi yang dilihat adalah transaksinya apakah pengguna gopay membayar jasa atau hutang atau menitipkan uang untuk melakukan transaksi. 29

e. Pendapat menurut Ustadz Ammi Nur Baits Menurut beliau ketika menggunakan uang elektronik, kita deposite dan top up untuk mengisi E-Money tersebut dengan menggunakan akad hutang, jadi kita menyerahkan uang itu kepada penerbit E-Money dengan akad hutang dan uang itu boleh dimanfaatkan oleh penerbit E-Money, karena akadnya hutang, jika penerbit memberikan diskon untuk layanan yang menggunakan E-Money, maka kita dapat manfaat dari transaksi hutang. Menurut beliau Hadiah karena hutang ada 3: 1) Hadiah sebelum hutang lunas ini dilarang, merujuk pada

fatwa yang disampaikan Ibnu Umar dan Ibnu Abbas jika ada orang yang memberikan hadiah atas pemberian hutang. Pilihanya ada 2: hadiah ditolak atau dihitung sebagai bagian dari penulasan hutang. Misalnya memberi hutang 1.000.000 dan hadiah yang diserahkan 100.000 ribu dan sisanya 900.000 ribu dan sisa uang 100.000 ribunya dibayar dengan hadiah.

2) Hadiah melunasi hutang ini hukumnya boleh dengan syarat tidak dijanjikan dan tidak disepakati dan tidak diminta, sehingga bukan atas permintan sipemberi hutang dan tidak disepakati di awal ini inisiatif penerima hutang, ini diperbolehkan.

29 Buya Yahya Zainul Ma’arif, “Hukum Gopay”, (Al-Bahjah TV, publikasi:

26 Februari 2019), https://youtu.be/bZVT0DGUsco, diakses tanggal 21 Juli 2020.

Page 57: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

37

3) Hadiah setelah hutang lunas. Pemberian hadiah setelah hutang tidak ada batasan jika penerima ingin memberinya. Ini diperbolehkan menurut beliau.30 Degan demikian pemaparan pendapat para ulama mengenai

uang elektronik dan penulis menyimpulkan bahwa uang elektronik jika akad yang diterapkan jelas seperti akad wadî‘ah maka transaksi uang elektronik tersebut boleh serta objek transaksinya terhindar dari ribawi, tidak hanya itu uang elektronik harus memliki kemashlahatanya untuk kemudahan transaksi digital jaman sekarang, mak sah sah saja menggunakan uang elektronik tersebut.

5. Fatwa DSN MUI

Kehalalan uang elektronik yang sesuai syariah adalah uang

elektronik yang sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasioanal No.

116/DSN-MUI/IX/2017 tentang uang elektronik syariah, adapun

ketentuan yang ada pada fatwa sebagai berikut:

a. Uang elektronik (electronic money) adalah alat pembayaran yang

memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1) Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor

terlebih dahulu kepada penerbit

2) Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu

media yang teregistrasi

3) Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit

bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang yang mengatur mengenai perbankan dan

4) Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang

bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.31

30 Ustadz Ammi Nur Baits, “Hukum Pakai E-Money (Gopay, OVO, dll)”,

(Surabaya Mengaji, publikasi: 28 Agustus 2019), https://youtu.be/2-Hiopr9LQM, diakses tanggal 22 Juli 2020.

31 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No. 116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 7.

Page 58: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

38

b. Uang elektronik syariah adalah uang elektronik yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah.

c. Jumlah uang elektronik adalah jumlah nominal uang yang

disimpan secara elektronik yang dapat dipindahkan karena

keperluan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana.

d. Ketentuan biaya layanan fasilitas

Dalam penyelenggaraan uang elektronik, penerbit dapat

mengenakan biaya layanan fasilitas uang elektronik kepada

pemegang dengan ketentuan sebagai berikut:32

1) Biaya-biaya layanan fasilitas harus berupa biaya riil untuk

mendukung proses kelancaran penyelenggaraan uang

elektronik

2) Pengenaan biaya-biaya layanan fasilitas harus disampaikan

kepada pemegang kartu secara benar sesuai syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Ketentuan dan batas penyelenggaraan dan penggunaan uang

elektronik wajib terhindar dari:

1) Transaksi yang ribawi, gharar, maysir, tadlis, risywah, dan

israf dan

2) Transaksi atas objek yang haram atau maksiat

f. Ketentuan khusus yang wajib dilaksanakan oleh penebit sebagai

berikut:33

1) Jumlah nominal uang elektronik yang ada pada penerbit

harus ditempatkan di bank syariah

32 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa

No. 116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 11. 33 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa

No. 116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 12.

Page 59: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

39

2) Dalam hal kartu yang digunakan sebagai media uang

elektronik hilang maka jumlah nominal uang yang ada di

penerbit tidak boleh hilang.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa usng

elektronk haruslah mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat

dalam fatwa Dewan Syariah Nasional tahun 2017 Tentang Uang

Elektronik Syariah. Jika uang elektronk tersebut sudah sesuai

dengan fatwa maka uang elektronik tersebut sudah sesuai dengan

prinsip syariah.

D. Beberapa Akad yang Dapat Digunakan pada Transaksi Uang Elektronik

Menurut bahasa akad adalah Ar-rabbth (ikatan),34 sedangkan secara

terminologi akad adalah pertalian atau keterikatan antara ijab

(pernyataan melakukan akad) dan qabul (penerima akad) sesuai dengan

kehendak syariah (Allah dan Rasul-nya) yang menimbulkan akibat

hukum pada objek perikatan. 35Sedangkan menurut istilah akad dapat

ditnjau dari dua segi yaitu:

1. Pengertian akad secara umum

Secara umum pengertian akad dari segi bahasa menurut

pendapat ulama Syafiʻiyah, Malikiyah, hanabilah, yaitu segala

sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan keinginanya

sendiri, seperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu

pembetukanya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual-beli,

perwakilan, dan gadai.36

34 Oni Sahroni dan M. Hasanuddin, Fikih Muamalah Dinamika Teori Akad dan Implementasinya dalam Ekonomi Syariah, (Depok: Pt. RajaGrafindo Persada, Cetakan ke 3, tahun 2018), h. 4

35 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk , (Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1997), jilid 4, h. 2918.

36 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV PUSTAKA MEDIA, 2001), h. 44

Page 60: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

40

2. Pengertian akad secara khusus

Pengertian akad dalam arti khusus yang dikemukakan oleh

ulama fiqih yaitu perikatan yang ditetapkan dengan ijab-qobul

berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.37

Dalam penyelengaraan uang elektronik, akad yang dapat

digunaan adalah akad sharf. Akad sharf secara bahasa adalah

tambahan, pertukaran dan perpindahan. Sedangkan secara istilah

akad sharf adalah bentuk jual beli naqdain (mata uang) baik sejenis

maupun tidak, yaitu jual beli emas dengan emas, perak dengan

perak, atau emas dengan perak atau telah berbentuk perhiasan

maupun mata uang. Transaksi sharf ini dibolehkan, karena Nabi

Muhammad saw. membolehkan jual beli komoditas ribawi satu

sama lainya ketika jenis barang sama dan ada kesamaan ukuran, atau

jenisnya berbeda walaupun ukuranya tidak sama dengan syarat jual

beli diserahterimakan dari tangan ke tangan (kontan).38

Akad sharf dalam implementasi uang elektronik dapa dilihat

pada syarat-syarat akad tersebut, yaitu:39

a. Adanya serah terima antara kedua pihak sebelum berpisah diri

b. Adanya kesamaan ukuran jika kedua barang satu jenis

c. Terbebas dari hak khiyâr syarat

Dalam transaksi uang elektronik tidak terdapat khiyâr syarat

yaitu penjual atau pembeli mengajukan perjanian untuk

memperpanjang waktu tertentu, tujuanya agar dapat membatalkan

akad tersebut. hal ini tidak diperbolehkan karena syarat dalam

pelaksanaan akad sharf adalah serah terima langsung sebelum

37 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, h. 45 38 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu, Penerjemah: Abdul Hayyie

Al-Kattani, dkk, (Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1997), jilid 5, h. 279 39 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu, jilid 5, h. 281

Page 61: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

41

berpisah diri. Ketika masing-masing pihak telah melaksanakan

kewajiban dan mendapatkan haknya, maka transaksi tersebut telah

selesai.

d. Akad dilakukan secara kontan (tidak bolehh adanya

penangguhan)

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 28/DSN-MUI/III/2002

Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) menjelaskan bahwa

transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan

ketentuan sebagai berikut:40

a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)

c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka

nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh)

d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar

(kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara

tunai.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa penerapan akad

sharf adalah akad utama dalam transaksi uang elektronik, karena

sebelum uang elektronik menjadi milik pemegang haruslah ada

penukaran dari uang tunai ke uang elektronk yang disetorkan

terlebih dahulu ke penerbit.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah menyebutkan bahwa akad yang

dapat digunakan pada transaksi uang elektronik syariah adalah akad

wadi‘ah dan qardh, dan juga akan ini digunakan antara penerbit

dengan pemegang uang elektronik. Adapun akad yang digunakan

40 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No. 28 Tahun 2002 Tentang Jual Beli Mata Uang, h. 3

Page 62: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

42

antara penerbit dengan penyelenggara uang elektronik adalah akad

ijârah, ju‘alah, wakâlah bil-ujrah. Ketiga akad tersebut dapat juga

digunakan antara penerbit dengan agen layanan keuangan digital.

a. Akad Wadi‘ah

Secara bahasa al-wad‘ artinya meninggalkan. Dan al-

Wadi‘ah secara bahasa artinya adalah sesuatu yang diletakan di

tempat orang lain untuk dijaga. Adapun dalam definisi syaraʻ

kata wadi‘ah disebutkan untuk penitipan dan untuk benda yang

dititipkan. Dan yang lebih rajih, kata wadi‘ah adalah akad,

hanya kata yang lebih benar untuk akad penitipan adalah al-îdâ‘

(penitipan) bukan wadi‘ah yaitu barang titipan.

Definisi akad penitipan menurut sejumlah ulama pensyarah

dalam Madzhab Hanafi adalah pemberian kewenangan dari

seseorang kepada orang lain untuk menjaga hartanya, baik di

sampaikan terang-terangan dengan ucapan maupun dengan

secara tidak langsung.41

Wadi‘ah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak

yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima

titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai

ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang

menerima titipan, dan titipan ini sewaktu-waktu dapat diambil

pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkanya. 42

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116 tahun 2017

tentang uang elektronik menjelaskan bahwa akad Wadi‘ah

adalah akad penitipan uang dari pemegang uang elektronik

41 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah: Abdul

Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 556 42 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012,

Cetakan pertama), h. 59

Page 63: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

43

kepada penerbit dengan ketentuan pemegang uang elektronik

dapat mengambil/menarik/menggunakan kapan saja sesuai

kesepakatan.43

Berdasarkan sifatnya akad wadi‘ah terbagi menjadi (2) dua

yaitu: wadî‘ah yad-âmanah dan wadî‘ah yad-dhamânah.

Wadî‘ah yad-âmanah merupakan akad titipan barang atau uang

dimana pihak yang menerima titipan tidak dipekenankan

menggunalkan barang atau uang dan tidak bertanggung jawab

atas kerusakan dan kehilangan barang titipan yang bukan

diakibatkan karena kelalaian atau perbuatan yang menerima

titipan.

Adapun jenis wadî‘ah yad-dhamânah merupakan titipan

barang atau uang di mana pihak penerima titipan dengan atau

tanpa meminta izin pemilik barang atau uang dapat

memanfaatkan barang atau uang titipan dan harus bertanggung

jawab atas kerusakan atau kehilangan barang atau uang titipan.

Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari peggunaan

barang atau titipan menjadi hak penerima titipan.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah juga

menjelaskan bahwa apabila transaksi uang elektronik yang

digunakan adalahh akad wadi‘ah, maka berlaku ketentuan dan

batasan sebagai berikut:44

1) Jumlah nominal uang elektronik bersifat titipan yang dapat

diambil atau digunakan oleh pemegang kapan saja.

43 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, h. 8. 44 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, h. 10.

Page 64: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

44

2) Jumlah nominal uang elektronik yang dititipkan tidak boleh

digunakan oleh penerima titipan (penerbit), kecuali atas izin

pemegang kartu

3) Dalam hal jumlah nominal uang elektronik yang dititipkan

digunakan oleh penerbit atas izin pemegang kartu, maka

akad titipan (wadi‘ah) berubah menjadi akad pinjaman

(qardh), dan tanggung jawab penerima titipan sama dengan

tanggung jawab dalam akad qardh.

4) Otoritas terkait wajib membatasi penerbit dalam

penggunaan dana titipan dari pemegang kartu (dana float)

5) Penggunaan dana oleh penerbit tidak boleh bertentangan

dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

b. Akad Qardh

Secara bahasa, qardh berarti al-qath‘u harta yang diberikan

kepada orang yang meminjam (debitur) disebut qardh, karena

merupakan “potongan” dari harta orang yang memberikan

pinjaman (kreditur). Secara istilah, menurut Ulama Hanafiyah

qardh adalah harta yang memiliki kesepadanan yang anda

berikan untuk anda tagih kembali. Atau dengan kata lain, suatu

transaksi ynag dimaksudkan untuk memberikan harta yang

memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan

dengan yang sepadan juga.45

Madzhab-madzhab yang lain mendifinisikan qardh sebagai

bentuk pemberian harta dari seseorang (kreditur) kepada orang

lain (debitur) dengan mengganti harta sepadan yang menjadi

tanggunganya (debitur), yang sama dengan harta yang diambil,

45 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah: Abdul

Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 373

Page 65: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

45

qardh ini dimaksudkan sebagai bantuan kepada orang yang

diberi saja. Harta tersebut mencakup harta mistliyat, hewan, dan

barang dagangan.46

Sayid sabiq memberikan definisi qardh sebagai berikut:

يه المقرض للمقترض ليرد مثله إليه ذى يعطال القرض هو المالعليه هند قدرت47ع

“Al-qardh adalah harta yang diberikan oleh pemberi hutang (muqhrid) kepada penerima hutang (muqhtarid) untuk kemudia dikembalikan kepada (muqhrid), seperti yang diterimanya, ketika ia telah mampu membayarnya.”

Fatwa DSN-MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang

uang elektronik syariah menjelaskan yang dimaksud dengan

akad qardh adalah akad pinjaman uang elektronik kepada

penerbit dengan ketentuan bahwa penerbit wajib

mengembalikan uang yang diterimanya kepada pemegang

kapan saja sesuai dengan kesepakatan. 48

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Akad

qardh dapat diberlakukan pada transaksi uang elektronik apabila

akad wadi‘ah yang digunakan adalah wadi‘ah yad-dhamanah.

Yang mana penerima titipan (penerbit) diizinkan oleh pihak

pemegang uang elektronik untuk memanfaatkan jumlah uang

yang tersimpan. Muhammad Mushthafa Abu As-Syinqhiti

menjelaskan bahwa:

46 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, (Jakarta: GEMA

INSANI, 2011), h. 374 47 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013, Cetakan

Kedua), h. 273. 48 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 8.

Page 66: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

46

“Pemanfaatan harta yang dititipkan seizin penitip

(pemiliknya), membuat akad wadiʻah (substansi) menjadi akad

qardh. Pemanfaatan harta yang dititipkan yang membuat harta

terpakai (terkonsumsi), meskipun harta ynag dititipkan berupa

uang atau harta yang mempunyai persamaan di publik (mal

mistli) selain uang yang memungkinkan dijaga, membuat akad

tersebut secara substansi tidak lagi termasuk akad wadi‘ah.49

Dapat disimpulkan bahwa Akad wadi‘ah adalah akad

titipan, dimana pihak pemberi titipan memberikan izin kepada

penerima titipan untuk dijaga dan dikembalikan ketika diminta

kembali. Dalam hal wadi‘ah berupa uang, dan pemberi titipan

memberikan izin kepada penerima titipan untuk menggunakan

uang tersebut, maka dalam fikih muamalah akad wadi‘ah seperti

itu substansinya menjadi akad qardh, oleh karena itu jika ada

penambahan yang dipersyaratkan atas akad wadi‘ah, atau

tambahan itu sudah menjadi kebiasaan, maka tambahan tersebut

dikategorikan sebagai riba‘.

Fatwa DSN MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang

uang elektronik syariah menjelaskan apabila transaksi uang

elektronik menggunakan akad qardh, maka berlaku ketentuan

dan batasan akad qardh sebagai berikut:50

1) Jumlah nominal uang elektronik bersifat hutang yang dapat

diambil/digunakan oleh pemegang kapan saja.

2) Penerbit dapat menggunakan uang hutangdari pemegang

uang elektronik.

49 Jaih Mubarak dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah (Akad Tabarru’),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017, Cetakan Pertama), hal. 89. 50 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, h. 10.

Page 67: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

47

3) Penerbit wajib mengembalikan jumlah pokok piutang

pemegang uang elektronik kapan saja sesuai kesepakatan.

4) Otoritas terkait wajib membatasi penerbit dalam

penggunaan dan pinjaman (utang) dari pemegang kartu

(dana float).

5) Penggunaan dana oleh penerbit tidak boleh bertentangan

dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

c. Akad Ijârah

Menurut etimologi, ijârah adalah ba‘iul manfaah, (menjual

manfaat). Sedangkan menurut terminologi syara’ dikemukakan

oleh pendapat Jumhur ulama fikih bahwa ijârah adalah menjual

manfaat dan yang boleh disewakan adalah manfaatnya bukan

bendanya. 51

Menurut Fatwa DSN-MUI No. 112/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Akad Ijârah, yang dimaksud dengan akad ijarah adalah

akad sewa antara mu’jir dengan musta’jir atau antara musta’jir

dengan ‘âjir untuk mempertukarkan manfa‘ah dan ujrah, baik

manfaat barang maupun jasa.52 Sedangkan dalam pasal 20 ayat

9 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, ijârah adalah sewa

barang dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran.

Dari definisi akad ijârah diatas dapat disimpulkan bahwa

akad ijârah adalah akad sewa-menyewa barang maupun jasa

yang disertai dengan pembayaran sewa atau jasa dengan jangka

waktu tertentu yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

51 Rachnat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 122 52 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

122/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Ijarah, h. 3.

Page 68: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

48

Fatwa Dewan Syariahh Nasional No. 112/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Akad Ijârah, menyebutkan beberapa

bentuk akad ijârah sebagai berikut:53

1) Ijârah ‘alal-aʻyan adalah akad sewa atas manfaat barang.

2) Ijârah ‘ala al-asykhash/ijarah ‘alal-aʻmal adalah akad

sewa atas jasa/pekerjaan orang.

3) Ijârah muntahiyyah bit-tamlik adalah akad ijarah atas

manfaaat barang yang disertai dengan janji pemindahan hak

milik barang sewa kepada penyewa, setelah selesai atau

diakhirinya akad ijarah.

4) Ijârah maushufah fidz-dzimah adalah akad ijârah atas

manfaat suatu barang dan/atau jasa yang pada saat akad

hanya disebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya (kuantitas

dan kualitas).

5) Ijârah tasyghiliyyah adalah akad ijârah atas manfaat barang

yang tidak disertai dengan janji pemindahan hak milik atas

barang sewa kepada penyewa.

Dapat disimpulkan bahwa Akad Ijârah pada konteks

transaksi uang elektronik digunakan ketika penerbit memakai

jasa principal, acquirer, penyelenggara kliring dan

penyelenggara penyelesaian akhir untuk kelancaran penggunaan

uang elektronik yang diterbitkan, baik dari perusahaan

perbankan maupun perusahaan selain perbankan. Akad ijârah

juga digunakan penerbit untuk meyewa jasa pedagang

(merchant) yang menyediakan jasa pembayaran uang

elektronik, tanpa adanya jasa alat pembayaran uang elektronik

53 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

122/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Ijarah, h. 3-4.

Page 69: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

49

maka penerbitan uang elektronik akan sia-sia. Dan apabila

penerbit menggunakan jasa agen keuangan layanan digital, ini

juga berlaku akad ijârah.

Pada prakteknya akad ijârah yang digunakan dalam

transaksi uang elektronik adalah ijârah ‘alal-asykhash/ijârah

‘alal-aʻmal, tepatnya para pihak melakukan akad sewa

menyewa atas jasa atau pekerjaan orang.

d. Akad Juʻalah

Akad juʻalah, juʻl atau juʻiliyah secara bahasa dapat

diartikan sebagai sesuatu yang disiapkan untuk diberikan

kepada seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan

tertentu. Dan menurut ahli hukum akad juʻalah dapat

dinamakan janji memberikan hadiah, komisi atau upah tertentu,

maka juʻalah adalah kontrak atau komitmen dengan kehendak

satu pihak. 54

Sedangkan menurut syaraʻ, akad juʻalah adalah komitmen

memberikan imbalan yang jelas atas suatu pekerjaan tertentu

atau tidak tertentu yang sulit diketahui.

Ulama Malikiyyah mendefinisikan akad juʻalah sebagai

akad atas manfaat yang diduga dapat tercapai, hal ini seperti

perkataan seseorang “Barang siapa yang dapat mengembalikan

barang tunggakan saya yang kabur atau lari, atau barang milik

saya yang hilang, atau yang bisa mengurus kebun saya ini, atau

menggali sumur untuk saya hingga saya menemukan air, atau

54 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah: Abdul

Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 432.

Page 70: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

50

menjahit baju atau kemeja untuk saya, maka dia akan mendapat

sekian”55

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 62/DSN-

MUI/XII/2007 Tentang Akad Juʻalah menjelaskan definisi,

juʻalah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan

imbalan (rewadr/ʻiwadh/juʻal) atas pencapaian hasil (natijah)

yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Didalam fatwa tersebut

juga menyebutkan ketentuan mengenai akad juʻalah ini, yaitu:56

1) Pihak jaʻil harus memiliki kecakapan hukum dan

kewenangan (muthlaq al-tasharruf) untuk melakukan akad.

2) Objek juʻalah (mahal al-‘aqd/majʻul ‘alaih) harus berupa

pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah.

3) Hasil pekerjaan (natijah) sebagaimana dimaksud harus jelas

dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran.

4) Imbalan juʻalah (rewadr/ʻiwadh/juʻal) harus ditentukan

besaranya oleh ja’il dan diketahui oleh para pihak pada saat

penawaran, dan

5) Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka

(Sebelum pelaksanaan objek ju’alah).

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa akad juʻalah

adalah perjanjian memberikan hadiah atau upah kepada

seseorang yang telah ditentukan setelah melakukan pekerjaan.

e. Akad Wakâlah bil-ujrah

55 Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah: Abdul

Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 432. 56 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Akad Ju’alah, h. 4-5.

Page 71: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

51

Secara bahasa arti wakâlah adalah melindungi.57Secara

terminologi wakâlah memiliki beberapa makna yang cukup

berbeda menurut para ulama:

1) Ulama Hanafiyyah, wakâlah adalah tindakan seseorang

menempatkan orang lain di tempatnya untuk melakukan

tindakan hukum yang tidak mengikat dan diketahui. 58

2) Ulama Malikiyyah, wakâlah adalah tindakan seseorang

untuk mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk

melakukan tindakan-tindakan yang merupakan haknya yang

mana tindakan itu tidak dikaitkan dengan pemberian kuasa

setelah mati, sebab jika diaitkan dengan tindakan setelah

mati berarti sudah berbentuk mati.59

3) Ulama syafi’iyyah, wakâlah adalah penyerahan

kewenangan terhadap sesuatu yang boleh dilakukan sendiri

dan bisa diwakilkan kepada orang lain, untuk dilakukan

oleh wakil tersebut selama pemilik kewenangan asli masih

hidup. Pembatasan dengan ketika masih hidup ini adalah

untuk membedakanya dengan wasiat.

4) Menurut Hasbhi Ash Shidieqiy, wakâlah adalah akad

penyerahan kekuasaan, yang pada akad itu seseorang

menunjuk orang lain sebagai penggantinya dalam bertindak

(bertasharruf).

57 Wahbah Az-zuhaili, terjemah Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah:

Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 590. 58 Wahbah Az-zuhaili, terjemah Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 5, Penerjemah:

Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk, (Jakarta: GEMA INSANI, 2011), h. 590. 59 Indah Nuhyatia, “Penerapan dan Aplikasi Wakalah pada Prodak Jasa Bank

Syariah”, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum islam, Vol. 3, 2, (2013), h. 96.

Page 72: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

52

5) Menurut Sayyid Sabiq, wakâlah adalah pelimpahan

kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal

yang boleh diwakilkan.

Bagian pertama Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia No. 113/DSN-MUI/IX2017 Tentang Akad

Wakâlah Bil Al-Ujrah menjelaskan definisi wakâlah adalah

akad pemberian kuasa dari muwakkil kepada wakil untuk

melakukan perbuatan hukum tertentu. Selain definisi dari

wakâlah, di dalam fatwa tersebut juga memberikan definisi

tentang wakâlah bil al-ujrah. Akad wakâlah bil al-urjah adalah

akad wakâlah yang disertai dengan imbalan berupa ujrah (fee). 60

Ketika menggunakan akad wakâlah bil al-ujrah, harus

diperhatikan ketentuan ujrah yang telah diteruskan di dalam

fatwa tentang akad wakâlah bil al-ujrah. Adapun ketentuan

ujrah sebagai berikut:

1) Ujrah boleh berupa uang atau barang yang boleh

dimanfaatkan menurut syariah dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2) Kuantitas dan kualitas ujrah harus jelas, baik berupa angka

nominal, presentase tertentu, atau rumus yang disepakati

dan diketahui oleh para pihak yang melakukan akad.

3) Ujrah boleh dibayar secara tunai, angsur/bertahap, dan

tangguh sesuai dengan syariah, kesepakatan, dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

60 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

113/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Wakalah Bil Al-Ujrah, h. 6.

Page 73: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

53

4) Ujrah yang telah disepakati boleh ditinjau ulang atas

manfaat yang belum diterima oleh muwakkil sesuai

kesepakatan.

Hukum wakâlah bil ujrah sama dengan ijârah, oleh

karenanya wakil berhak menerima upah setelah pekerjaan

perwakilanya selesai. Hal ini juga berlaku pada wakil penjualan,

pembelian, atau haji, mereka berhak mendapatkan upah setelah

pekerjaan mereka selesai. Meskipun, uang dari hasil penjualan

tersebut belum diterima. 61

Dapat disimpulkan akad wakâlah bil ujrah dapat digunakan

dalam transaksi uang elektronik apabila antara penerbit dengan

para pihak penyelenggara uang elektronik dan agen layanan

keungan digital tidak menggunakan akad ijârah. Sebagai

pengganti dari akad sewa menyewa jasa, penerbit mewakilkan

tugasnya kepada para pihak penyelenggara uang elektronik dan

agen layanan keuangan digital yang berkompeten di bidangnya

masing-masing.

E. Larangan Syariah dalam Fikih Muamalah

Dalam fikih muamalah pada dasarnya kegiatan apa saja

diperbolehkan, hal ini sesuai dengan kaidah fikih berikut ini:

62ى التحريمدليل عل يدلالا أن المعاملات للإباحة الأصل في “Pada dasarnya dalam (segala) kegiatan muamalah (interaksi

sesama manusia) adalah diperbolehkan kecuali terdapat dalil yang mengharamkanya”.

61 Wahbah Az-Zuhailli, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk, Fiqih Islam

Wa Adillatuhu, Vol. 4, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 109. 62 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), (Palembang:

CV. AMANAH, cetakan 1, tahun 2019), h. 61

Page 74: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

54

Dalam kegiatan muamalah dalam konteks ekonomi terdapat

larangan-larangan yang ada dalam Al-Qur`an dan Hadis yang membatasi

kegiatan ekonomi termasuk kegiatan transaksi menggunakan uang

elektronik. Semua yang terlarang dalam Al-Qur`an dan Hadis semata-

mata untuk melindungi manusia dari hal-hal yang merugikan. Adapun

larangan-larangan dalam fikih muamalah sebagai berikut:

1. Riba’

Menurut etimologi, riba’ berarti az-ziyadah

(tambahan/berkembang/berbunga). Menurut terminologi, ulama

fiqih mendefinisikan riba’ sebagai berikut:63

a. Ulama Hanabilah mendefinisikan riba’ adalah pertanbahan

sesuatu ynag dikhususkan.

b. Ulama Hanafiyah mendefinisikan riba’ adalah tambahan pada

harta pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.

c. Muhammad al-Syarbini al-Khatib menjelaskan bahwa istilah

riba’ adalah melebihkan suatu harta yang dipertukarkan dan

penangguhan pembayaran atas harta sejenis yang

dipertukarkan.64

Riba merupakan perbuatan hukum yang dilarang oleh syariah

islam berdasarkan al-Qur`an, Hadis, dan ijma’:65

a. Al-Qur`an

ؤمنين تم م ك

ةيا ان

من الر وذروا ما ة يا االله

منيا اتق

ذين ا

يها ا

.يا

63 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 259 64 Jaih Mubarak dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah, (Prinsip-Prinsip

Perjanjian), (Bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2017), h. 61. 65 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 260-261.

Page 75: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

55

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba’ (yang belum dipungut) jika kalian orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah [2]:278)

م ك ميا

م رءوس ا

ك تم ف ت

وان ه ورسي

ن االله رب م ذنيا ب

أيا ف

عل

م تف

لان

ا ف

مين

ا تظل

و

تظلمين

“Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah [2]:279)

Dua ayat dalam surah Al-Baqarah ayat 278 dan Al-Baqarah ayat

279 di atas terlihat bahwa Allah Mengharamkan riba’ secara

mutlak, yakni tambahan atas harga pokok, baik berjumlah

banyak maupun sedikit, tetap riba‘ hendaknya dalam

bertransaksi tidak merugikan orang lain dan tidak dirugikan,

haruslah sama-sama ridho.66

b. Hadis

ال لا عن ابى سعيد الخذري ان رسول الله صلى الله عليه وسلم: ق

بالذهب الا مثلا بمثل ولا تشفوا بعضها على بعض تبيعوا الذهب

ل ولا تشفوا بعضها على بعض ولا تبيعوا الورق بالورق الا مثلا بمث

67. )رواه مسلم(ولا تبيعوا منها غائبا بناجز

66Jaih Mubarak dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah, (Prinsip-Prinsip

Perjanjian), h. 64. 67 Al-imam Muslim, Hadis Shahih Muslim, Jilid 1-4, Penerjemah: Ma’Mur Daud,

(Jakarta: KLANG BOOK CENTRE, Cerakan ke 7, tahun 2005), h. 176.

Page 76: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

56

“Dari Abu Sa‘id Al-Khudri r.a. Katanya Rasulullah saw. bersabda: jangan menukar (jual beli) emas dengan emas, kecuali sama berat, dan jangan melebihkan yang satu atas yang lain. dan jangan menukar (jual beli) perak dengan perak, kecuali sama berat. Dan jangan menjual satu dengan hutang sedangkan yang lain dengan tunai (tetapi kedua-duanya harus tunai).” (H.R. Muslim)

c. Ijma‘

Seluruh ulama sepakat bahwa riba‘ diharamkan dalam islam.

Menurut Ulama Syafi‘iyyah riba‘ terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:68

a. Riba‘ Fadhl

Riba‘ fadhl adalah jual beli ynag disertai dengan adanya

tambahan salah satu pengganti (Penukar) dari yang lainya. Riba‘

ini terjadi pada barang yang sejenis, seperti menjual satu

kilogram kentang dengan satu setengah kilogram kentang.

b. Riba‘ Nasi‘ah

Riba‘ nasi’ah adalah jual beli yang mana pembayaranya

diakhirkan tetapi ditambahkan melebihi dari harganya.

c. Riba‘ Yad

Riba‘ yad ini tidak mengandung unsur penambahan harta.

Riba‘ yad terjadi karena tidak tunainya penyerahan harga atau

yang dibeli atas jual beli (pertukaran) benda yang sejenis. 69

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Riba‘

dapat terjadi pada transaksi uang elektronik, jika akad yang

digunakan antara penerbit dengan pemegang uang elektronik

adalah akad wadi‘ah yad al-dhamanah. Hal ini terjadi karena

akad wadi‘ah yad al-dhamanah penerbit dapat menggunakan

68 Rachmat Syafe‘i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 264. 69 Jaih Mubarak dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah, (Prinsip-Prinsip

Perjanjian), (Bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2017), h. 62.

Page 77: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

57

dana simpanan milik pemegang uang elektronik untuk

dihutangkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga

akadnya berubah menjadi akad qardh. Dan apabila ada

penambahan yang dijanjikan diperjanjikan di awal dari akad

qardh antara penerbit dan pemegang uang elektronik maka

tambahan tersebut dikategorikan riba‘ nasi‘ah.

2. Maisir

Menurut terminologi fikih muamalah, maisir adalah untung-

untungan, atau perjanjian untung-untungan. Adapun adapun

pengertian maisir yang dikemukakan oleh pakar hukum islam

sebagai berikut:70

a. Imam Syafi‘i menjelaskan bahwa maisir merupakan kegiatan

yang mengharuskan pelakunya kehilangan harta miliknya atau

mendapatkan harta dari pihak lain.

b. Imam Ibn Abi Syaibah dan Imam Thabari menjelaskan bahwa

setiap perbuatan hukum yang termasuk untung-untungan,

manipulasi, penipuan adalah maisir.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 166/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah menjelaskan maisir adalah setiap

akad yang dilakukan dengan tujuan yang tidak jelas dan perhitungan

yang tidak cermat, spekulasi, atau untung-untungan. 71

Dapat disimpulkan bahwa maisir merupakan perjudian, yakni

masing-masing mempertaruhkan hartanya. Yang mana bisa jadi

pihak rugi kehilangan hartanya dan pihak yang lain mendapat

keuntungan bagi pihak yang lainya. Maisir berpeluang terjadi dalam

70 Jaih Mubarak dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah, (Prinsip-Prinsip

Perjanjian), (Bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2017), h. 227. 71 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, h. 9.

Page 78: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

58

transaksi uang elektronik, dengan menggunakan akad qardh pihak

penerbit memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan

dengan dana titipan nasabah dengan tambahan yang diperjanjikan di

awal, perjanjian ini bersifat untung-untungan. Dimana pihak

peminjam menggunakan dana hutangnya untuk usaha, jika usaha

tersebut berjalan lancar maka kedua pihak mendapatkan keuntungan.

Namun jika usaha tersebut mengalami kerugian, maka peminjam

harus tetap membayar hutang kepada penerbit dan ditambah dengan

bunga yang sudah dijanjikan diawal. Maka hal ini adanya pihak

yang tetap mendapatkan keuntungan, tetapi pihak yang mengalami

kerugian.

3. Tadlîs

Tadlîs berasal dari bahasa arab denganbbentuk mashdar dari

kata dallasa-yudallisu-tadlîsan yang mempunyai arti: tidak

menjelaskan sesuatu, menutupinya dan penipuan. Tadlîs juga

didefinisikan sebagai suatu transaki yang mana sebagian

informasinya tidak diketahui oleh salah satu pihak karena adanya

penyembunyian informasi buruk oleh pihak lainya. 72

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 166/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah menjelaskan tadlîs adalah

tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang dilakukan

oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah obyek akad

tersebut tidak cacat.73

72 Ahmad Sofwan Fauzi, “Transaksi Jua-Beli Terlarang: Ghisy atau Tadlis

Kualitas (penipuan atau kecurangan)”, Mizan: Jounal of Islamic Law, Vol. 1, No. 2, (Desember 2017), h. 43.

73 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No. 116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, h. 9.

Page 79: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

59

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Tadlîs dapat

terjadi pada transaksi uang elektronik apabila penerbit tidak

menuliskan secara jelas dan aturang yang lengkap mengenai

penggunaan uang elektronik, termasuk kemungkinan buruk yang

sering dialami oleh pemegang kartu uang elektronik tersebut hilang

atau rusak. Jika kartu uang elektronik hilang adakah upaya yang

dapat dilakukan pemegang agar saldo uang elektronik tidak hilang,

jika tidak ada upaya untuk mengembalikan saldo pemilik nuang

elektronik, ini adalah salah satu kekurangan uang elektronik maka

hal ini perlu dicantumkan. Dengan adanya informasi tersebut, akad

antara penerbit dan pembeli uang elektronik haruslah jelas dan tidak

ada yang disembunyikan kekuranganya.

4. Gharar

Dari segi bahasa, gharar merupakan kata benda yang bersifat

pasif (bersifat lazim) karena menunjukan akibat, yaitu ketidakjelasan

(jahalah) terkadang digunakan kata ghurur (yang menunjukan amat

sangat tidak jelas), sedangkan bentuk yang menunujukan sifat

aktifnya (bersifat mutta’addi) adalah taghrîr (membuatnya tidak

jelas).

Menurut terminologi, ba‘i al-gharar adalah jual beli yang dapat

menimbulkan kerugian terhadap financsial bagi salah satu pihak

yang bertransaksi. Kerugian tersebut disebabkan adanya

ketidakjelasan dan keraguan dalam transaksi, ketidakjelasan tersebut

dapat berupa ketidakjelasan objek, shigat akad/perjanjian ataupun

ketidakjelasan ketika akad berlansung.

Dari beberapa makna gharar di atas, gharar dapat diartikan

sebagai semua bentuk jual beli yang didalamnya mengandung unsur

ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian. Dari semuanya

Page 80: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

60

mengakibatkan atas hasil yang tidak pasti terhadap hak dan

kewajiban dalam suatu transaksi/jual-beli.

Pada dasarnya gharar dilarang dalam transaksi jual-beli dan

dalam akad muamalah. Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa

pelarangan terhadap transaksi gharar didasarkan kepada larangan

Allah swt, atas pengambilan harta milik orang lain dengan cara yang

tidak dibenarkan (bathil). Menurut Ibnu Taimiyyah didalam gharar

terdapat unsur memakan harta milik orang lain dengan cara yang

bathil.74

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 166/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah menjelaskan gharar adalah

ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau

kuantitas obyek akad maupun mengenai penyerahanya.75

Peluang terjadinya gharar dalam transaksi uang elektronik

adalah gharar yang terjadi dari segi pernyataan akadnya. Apabila

penerbit tidak mencantumkan akad apa yang digunakan antara

penerbit dengan pemegang uang elektronik, akan menimbulkan

sesuatu yang tidak jelas karena tidak akan diketahui hak dan

kewajiban para pihak yang berakad.76 Hal ini akan membuat salah

satu pihak mengalami kerugian secara finansial. Misalnya antara

penerbit dengan pemegang kartu uang elektronik menggunakan akad

wadi‘ah, akad tersebut harus dicantumkan di buku panduan milik

pemegang uang elektronik, apakah akad yang digunakan wadi‘ah

yad amanah atau wadî ‘ah yad al-dhamânah. Jika disebutkan sifat

74 Nadratuzzaman Hosen, “Analisis Bentuk Gharar dalam Transaksi”, Al-

Iqtishad, Vol. 1, No, 1. (Januari: 2009), hal. 54-56 75 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 9. 76 Oni Syahroni, Kajian Uang Elektronik Syariah (E-money), (Depok, 2017), hal.

27.

Page 81: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

61

dari akad wadi‘ah tersebut akan timbul hak dan kewajiban yang

harus dipenuhi oleh para pihak. Jika menggunakan akad wadî‘ah

yad-âmanah, maka penerbit berkewajiban menjaga dan melindungi

dana milik pemegang dan tidak diperkenankan memakai dana milik

pemegang sebagai piutang bagi dirinya. Jika penerbit tidak

menjelaskan akad apa yang digunakan dalam buku panduan, maka

penerbit dapat menggunakan dana milik pemegang sesuka hati dia

dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pemegang kartu.

Dengan demikian pemaparan di atas penulis menyimpulkan

bahwa gharar bisa saja terjadi pada transaksi uang elektronik yaitu

terdapat ketidakjelasan penerapan konsep akad dan ketidakjelasan

informasi mengenai kekurangan atau kecatatan pada uang elektronik

tersebut.

Page 82: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

62

BAB III

GAMBARAN UMUM PRODUK E-MONEY BANK SYARIAH

MANDIRI

Dalam bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum mengenai produk

E-Money yang dipasarkan oleh Bank Syariah Mandiri.

A. Gambaran umum produk E-Money

1. Pengertian produk E-Money

Kartu E-Money adalah kertu prabayar berbasis smart card yang

diterbitkan oleh Bank Mandiri Konvensional bekerjasama dengan

Bank Syariah Mandiri. E-Money ini dipergunakan untuk transaksi

yang sesuai dengan prinsip syariah dan halal saja. E-Money adalah

salah satu bentuk uang digital yang diterbitkan oleh Bank Mandiri

dalam bentuk kartu untukmelayani kebutuhan transaksi di Indonesia

secara digital atau sebagai bantuan transaksi tunai. E-Money

mendukung teknologi (Radio Frequency Identification) yang

kemungkinan pengguna atau pemilik kartu melakukan transaksi

lewat penggantian dalam hitungan detik. Adapun manfaat kartu E-

Money sebagai berikut:1

a. Mudah dan praktis dalam melakukan transaksi harian

b. Tidak perlu membawa uang tunai dan direpotkan oleh uang

kembalian

c. E-Money menerapkan transaksi pembayaran lebih cepat

(hitungan detik)

1 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

Page 83: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

63

Adapun karakteristik E-Money sebagai berikut:2

a. Isi ulang (top up), cek saldo, update saldo dan cetak transaksi

Bank Syariah Mandiri E-Money menggunakan Bank Syariah

Mandiri Card atau Mandiri Debit di ATM Mandiri, EDC

Mandiri Cabang Bank Syariah Mandiri, Cabang Mandiri dan

merchant Mandiri yang bertanda khusus E-Money

b. Maksimal salso Rp. 1.000.000,- (sesuai ketentuan Bank

Indonesia)

c. Dapat dipidahtangankan

d. Saldo tersimpan pada chip sehingga pada saat transaksi tidak

diperlukan tanda tangan dan PIN

e. Biaya transaksi top up/isi ulang menggunakan Bank Syariah

Mandiri Card

1) Di ATM Mandiri Rp. 2000

2) Di EDC Mandiri Rp. 6.500

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa E-Money Bank

Syariah Mandiri meliki fitur/karakteristik yang mudah digunakan

oleh pengguna kartu dan juga memilki kemanfaatan yang cukup

memudahkan transaksi jaman sekarang.

2. Sejarah Penerbitan E-Money

Sejarah penerbitan E-Money ialah salah satu inisiatif project

Saturn yaitu layanan co-branding kartu prabayar mandiri E-Money

dengan Bank Syariah Mandiri, dimana Bank Mandiri Konvensional

menerbitkan kartu E-Money dan Bank Syariah Mandiri bekerjasama

dengan Bank Mandiri Konvensional untuk memasarkan kartu E-

2 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”,

dipublikasikan tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 24 Juli 2020

Page 84: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

64

Money tersebut sebagai transaksi pembayaran yang sesuai dengan

ketentuan prinsip-prinsip syariah. Dan dana Float milik nasabah

disimpan di Bank Mandiri Syariah. 3

Dengan demikian penulis meyimpulkan bahwa E-Money Bank

Syariah Mandiri bukan milik Bank Syariah Mandiri namun milik

induknya yaitu Bank Mandiri. Kehadiran E-Money sebagai promosi

dari kehadirah Bank Syariah Mandiri sebagai lembaga yang

menjalankan bisnis berbasis syariah.

3. Prosedur pembelian kartu E-Money

a. Nasabah membeli kartu E-Money pada petugas teller

b. Petugas teller memberikan kartu E-Money dalam keadaan aktif

dan slip setoran kepada nasabah untuk pembayaran atas

pembelian kartu tersebut

c. Nasabah memberikan uang senilai Rp. 25.000 sesuai harga

kartu E-Money kepada petugas teller

d. Transaksi selesai dan nasabah melakukan isi ulang bisa melalui

Mobile Banking Bank Syariah Mandiri, Mesin ATM

menggunakan Bank Syariah Mandiri Card atau Merchant

Mandiri yang bertanda khusus E-Money seperti Alfa dan

Indomaret4

Dengan demikianlah penulisi meyimpulkan baha prosedur

pembelian kartu E-Money sangat mudah, ketentuan tersebut menjadi

pedoman bagi masyarakat yang ingin membeli kartu E-Money di

Bank Syariah Mandiri terdekat.

3 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020 4 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

Page 85: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

65

4. Mekanisme top up/isi ulang kartu E-Money

a. Cara isi ulang kartu E-Money di ATM Mandiri5

1) Masukan Bank Syariah Mandiri Card di ATM Mandiri

2) Masukan PIN

3) Pilih menu transaksi lainya

4) Pilih menu lainya

5) Pilih menu Mandiri E-Money

6) Pilih nominal isi ulang yang tersedia pada tombol atau

jumlah lainya

7) Konfirmasi jumlah nominal isi ulang. Jika sudah sesuai

tekan “Ya”

8) Tempelkan kartu E-Money pada reader bertanda E-Money

9) Pilih jenis rekening

10) Transaksi berhasil, kertas struk keluar dan saldo kartu E-

Money bertambah

11) Simpan struk sebagai bukti transaksi

b. Top up/isi ulang menggunakan kartu Mandiri Debit:

1) Masukan kartu Debit Mandiri di ATM Mandiri

2) Masukan PIN Debit Mandiri

3) Pilih menu uang elektronik

4) Pilih menu Mandiri E-Money

5) Pilih menu isi ulang

6) Pilih nomial isi ulang yang tersedia pada tombol atau

jumlah lainya

7) Kinfirmasi jumlah nominal isi ulang, jika sudah sesuai

tekan “Ya”

5 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”,

dipublikasikan tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 24 Juli 2020

Page 86: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

66

8) Tempelkan kartu E-Money pada reader bertanda E-Money

9) Transaksi berhasil, kertas struk keluar dan saldo kartu E-

Money bertambah

10) Simpan struk sebagai bukti transaksi

c. Cara isi ulang Kartu E-Money di EDC Cabang Bank Syariah

Mandiri/Bank Mandiri atau Merchant Retail

Isi ulang/top up menggunakan Bank Syariah Mandiri Card

1) Tekan menu

2) Pilih prepaid, tekan OK

3) Pilih top up, tekan OK

4) Pilih nominal isi ulang yang tersedia pada tombol atau

jumlah lainya

5) Pilih source “ATM Bersama”

6) Geser Bank Syariah Mandiri Card pada mesin EDC

Mandiri

7) Cek kebenaran transaksi, jika sudah sesuai masukan PIN

Bank Syariah Mandiri Card

8) Tempelkan kartu E-Money pada reader bertanda E-Money

9) Transaksi berhasil, kertas struk keluar dan saldo kartu E-

Money bertambah6

Menggunakan kartu Mandiri Debit:

1) Tekan menu

2) Pilih prepaid, tekan OK

3) Pilih top up, tekan OK

4) Pilih nominal isi ulang yang tersedia pada tombola tau

jumlah lainya

6 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”,

dipublikasikan tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 24 Juli 2020

Page 87: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

67

5) Pilih source “Mandiri”

6) Gesek Bank Syariah Mandiri Card pada mesin EDC

Mandiri

7) Cek kebenaran transaksi, jika sudah sesuai masukan PIN

8) Tempelkan Kartu E-Money pada reader bertanda E-Money

9) Transaksi berhasil, kertas struk keluar dan saldo kartu E-

Money bertambah.7

Dengan demikian penulis meyimpulkan bahwa mekanisme

isi ulang cukup mudah dengan berbagai cara untuk melakukan

isi ulang, mekanisme ini suah diinfokan oleh penerbit di website

milik Bank Syariah mandiri sebagai pedoman bagi pengguna E-

Money.

5. Batasan transaksi menggunakan kartu E-Money

Bank Syariah membatasi transaksi penggunaan E-Money

dengan merchant-merchant yang sudah bekerja sama dengan pihak

Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri tidak bekerja sama

dengan merchant yang emalukan kegiatan usaha yang haram atau

maksiat. Hal ini dapat diketahui dari merchant-merchant yang telah

bekerja sama dengan pihak Bank Syariah Mandiri yaitu:8

a. Tol

b. Bus

1) Trans Jakarta

2) Trans Jogja

3) Batik Solo trans

c. Kereta

7 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”, dipublikasikan tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 24 Juli 2020

8 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

Page 88: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

68

1) Commuteline jabodetabek

2) Railink Medan

d. Parkir

e. Bahan bakar minyak (BBM)

f. Belanja

1) Indomaret

2) Alfamaret

3) Alfamidi

4) Lawson

5) Circle-K

6) Superindo

7) 7 Elevan

8) Hypermart

9) Family Mart

g. Restoran

1) Solaria

2) Excelso

3) Es Teller 77

4) Holand Bakery

h. Rekreasi

1) Amazon

2) Waterboom Cikarang

3) Wonder water world Medan

Dengan demikian penulis meyimpulkan bahwa Bank Syariah

Mandiri melakukan batasan dengan pedagang. Bank Syariah

Mandiri hanya bekerjasama dengan pedagang yang menjual barang

halal atau E-Money sebagai alat pembayaran seperti bus, tol atau

pembayaran tiket masuk.

Page 89: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

69

6. Penyelesaian kartu E-Money hilang atau rusak

Bank Syariah Mandiri tidak berkewajiban untuk mengganti

kerugian akibat kartu yang rusak, hilang dan di curi atau digunakan

oleh pihak yang tidak berwenang karena kelalaian pemegang kartu.

Nasabah dapat membeli kartu E-Money baru jika kartu hilang dicuri.

Hal ini karena saldo yang terdapat pada kartu E-Money bukan

merupakan simpanan dan tidak termasuk dalam program penjaminan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan kartu E-Money sama

seperti uang tunai, jika uang tunai hilang maka hal tersebut menjadi

tanggung jawab pemegang uang. Ini lah salah satu kekurangan uang

elektronik, jika kartu hilang atau rusak uang yang terdapat pada

kartu tidak dapat dikembalikan.9

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kewajiban

pemegang kartu E-Money ialah menjaga kartu tesebut dan pemegang

kartu berhak menggunakan kartunya untuk bertransaksi sebatas

saldo yang tersimpan di dalam kartu E-Money, serta jika terdapat

pertanyaan atau sengketa transaksi isi ulang E-Money menggunakan

BSM Card, pemegang kartu dapat mengajukan pengaduan baik

secara tertulis atau lisan ke BSM Call 14040 dan Mandiri Call

14000 atau Cabang Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri

terdekat.

Demikian pemaparan gambaran umum di bab tiga tentang kartu

E-Money Bank Syariah Mandiri, penulis menyimpulkan bahwa alur

transaksi E-Money cukup mudah jika diterapkan dalam kebutuhan

transaksi untuk berbelanja ataupun pembayaran lainya mengunakan

kartu E-Money tersebut, namun kartu E-Money terdapat kekurangan

9 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

Page 90: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

70

mengenai jika kartu hilang saldo milik pemegang kartu tidak dapat

dikembalikan dan pemegang kartu tidak mengetahui nomor yang

terdapat di kartu tersebut, sehingga tidak dapat dilacak oleh

pemegang. Hal yang harus dilakaukan jika kartu hilang, pengguna

E-Money langsung melaporkan hal tersebut kepada Bank Syariah

Mandiri terdekat untuk meminta memblokir kartu E-Money agar

tidak disalahgunakan oleh pihak lain.

B. Metodologi Penelitian

Inti dari pada metodologi dalam setiap penelitian hukum adalah

menguraikan tentang tata cara bagaimana suatu penelitian hukum

dilakukan. Adapun metode penelitian hukum yang akan digunakan

dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan

yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks

waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan

alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya

manipulasi. Proses penelitian yang dimaksud antara kain melakukan

pengamatan terhadap sesuatu yang diamati, berinteraksi, dan terjun

ke lapangan secara langsung.10 Dari penelitian ini akan memperoleh

suatu karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggabungkan jenis peneltian

lapangan (field research) dan penelitian pustaka (library research).

Artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi

pustaka dengan mengambil dari berbagai sumber dan literatur yang

10 Zainul Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), Cet. ke. 3, h. 29

Page 91: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

71

terkait dengan rumusan masalah. Kemudian hasil penelitian tersebut

dilengkapi dengan data yang diperoleh dari studi lapangan dengan

cara mengamati, mencatat, dan mengumpulkan berbagai informasi

dan data yang ditemukan di lapangan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan empiris normative,

yaitu pendekatan yang bergerak dari teori ke fakta/pengalaman

untuk menguji kebenaran teori atau teori sebagai pintu masuk ke

dalam permasalahan. Pendekatan ini diarahlkan kepada identitas

terhadap hukum nyata yang berlaku sepenuhnya di dalam

perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan dan diarahkan

kepada efektivitas hukum itu dalam kehidupan masyarakat.

Pendekatan ini melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

Pendekataan empiris digunakan agar penulis mendapatkan atau

memperoleh data secara langsung dari masyarakat ataupun dari

pihak yang bersangkutan. Hasil dari pengamatan langsung yang

dilakukan oleh penulis akan dikaji melalui hukum fikih muamalah

dan literature fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional

Majlis Ulama Indonesia terkait dengan penelitian yang penulis

lakukan.

3. Sumber Data

Penelitian yang penulis lakukan termasuk dalam kategori

penelitian lapangan. Sehingga sumber-sumber yang diperoleh

sebagai bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder. Data primer yang diambil oleh penulis dengan

melakukan observasi partisipatif dan wawancara dengan Elwa

Sutrisni petugas Costumer Sevice.

Page 92: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

72

Sedangkan data sekunder yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah berbagai informasi yang terkait dengan

penelitian yang penulis lakukan. Adapun informasi tersebut

didapatkan penulis melalui jurnal, surat kabar, buku, artikel, media

internet, maupun data-data yang dikeluarkan oleh PT Bank Syariah

Mandiri.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu dengan metode penelitian:

a. Metode observasi

Teknik pengumpulan sata yang dilakukan dengan cara

penulis mengamati secara langsung tentang fenomena sosial dan

gejala psikis dengan jelas pengamatan dan pencatatan terhadap

objek penelitian untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas.

b. Metode interview (wawancara)

Proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan

informasi dengan menggunakan cara Tanya jawab dengan cara

tatap muka secara langsung atau tanpa tatap muka yaitu

daring/online melalui komunikasi dengan pihak yang

bersangkutan.

Dalam hal ini penulis melakukan teknik pengumpulan data

dengan cara bertanya lewat daring/online melalui email kepada

Elwa Sutrisni yang bertugas sebagai Costumer Service di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone Kota

Tangerang untuk mendapatkann informasi atau keterangan dan

data.

Page 93: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

73

c. Metode dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan sejumlah besar fakta dan

data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto,

hasil rapat, jurnal kegiatan, dan sebagainya.

5. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-

analitis. Deskriptif yaitu menjelaskan, menggambarkan,

memaparkan, menuliskan dan melaporkan keadaan suatu obyek

peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum. Pendekatan deskriptif

dalam penelitian ini yaitu dimulai dari pencarian fakta dengan

interprestasi keterangan yang jelas, tepat, akurat, dan sistematis.

Sedangkan analitis berarti logis, mendalam sistematis, tajam dan

tersusun. Pendekatan analisis dalam penelitian ini adalah

pembahasan yang merupakan data yang telah tersusun dengan

melakukan analisa terhadap data-data tersebut.

Metode analisis data yang dikumpulkan hanya sebagian

gambaran atau pandangan, kemudian dari pandangan tersebut dibuat

narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan

masalah.

Page 94: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

74

BAB IV

ANALISIS TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-

MONEY BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG

PEMBANTU CIMONE KOTA TANGERANG

Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan penelitian tentang analisis

kesesuaian E-Money dengan prinsip syariah dilihat dari implementasi akad,

dasar hukum E-Money serta kesesuaian E-Money dengan Fatwa Dewan

Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik

Syariah.

A. Temuan Penelitian Tentang Analisis Akad Fikih Muamalah Pada Produk

E-Money Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone

Dalam implementasi uang elektronik, terdapat tiga bentuk akad yang

digunakan, yaitu akad antara penerbit dengan pemegang uang elektronik,

akad antara penerbit dengan penyelenggaraan kegiatan uang elektronik

dan akad antara pemegang uang elektronik dengan pedagang.

1. Akad antara penerbit dengan pemegang uang elektronik

Akad transaksi antara penerbit dengan pemegang dalam hal

penerbitan, pengisian ulang dan tarik tunai uang elektronik

didasarkan pada transaksi tukar menukar/jual beli mata uang

berdasarka prinsip akad sharf, yaitu:

a. Adanya serah terima antara kedua pihak sebelum berpisah diri

b. Adanya kesamaan ukuran jika kedua barang satu jenis

c. Terbebas dari hak khiyar syarat

Impelementasi transaksi menggunakan akad sharf dilihat pada

saat nasabah melakukan isi ulang ke teller Bank Syariah Mandiri

terdekat untuk menukarkan uang tunai dengan uang elektronik

sesuai jumlah uang tunai dan nasabah langsung memberikan uang

Page 95: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

75

tunai kepada teller secara kontan, transaksi selesai dan saldo kartu E-

Money terisi sesuai jumlah pengisian uang tunai. Tujuan dari akad

sharf tersebut ialah memanfaatkan top up karena ada kebutuhan

untuk digunakan berbelanja atau digunakan sebagai pembayaran.

Akad transaksi penerbit dengan pemegang dilengkapi dengan

akad Wadi‘ah yad-amanah yaitu akad titipan barang atau uang

dimana pihak yang menerima titipan tidak diperkenankan

menggunakan barang atau uang dan tidak bertanggung jawab atas

kerusakan dan kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan

karena kelalaian atau perbuatan yang menerima titipan.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/20017

Tentang Uang Elektronik Syariah menjelaskan bahwa apabila

transaksi uang elektronik yang digunakan akad Wadi‘ah, maka

berlaku ketentuan dan batasan sebagai berikut:

a. Jumlah nominal uang elektronik bersifat titipan yang dapat

diambil atau digunakan oleh pemegang kapan saja.

b. Jumlah nominal uang elektronik yang dititipkan tidak boleh

digunakan oleh penerima titipan (penerbit), kecuali atas izin

pemegang kartu

c. Dalam hal jumlah nominal uang elektronik yang ditipkan

digunakan penerbit atas izin pemegang kartu, maka akad titipan

(Wadi‘ah ) berubah menjadi akad pinjaman (qardh), dan

tanggung jawab penerima sama dengan tanggung jawab dalam

akad qardh.1

Implementasi uang elekronik menggunakan akad Wadi‘ah pada

produk E-Money karakteristiknya sudah sesuai dengan fatwa

1 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 10

Page 96: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

76

tersebut, hal ini dilihat bahwa uang yang tersimpan didalam kartu

dititipkan kepada penerbit serta dapat digunakan oleh pemegang

kartu kapan saja untuk melakukan transaksi dan dana float yang

tersimpan tidak digunakan/dikelola oleh Bank Syariah Mandiri.2

2. Akad antara penerbit dengan penyelenggara kegiatan uang

elektronik

Akad antara penerbit dengan penyelenggara kegiatan uang

elektronik (acquirer, penyelenggara kliring, dan penyelesaian akhir

menggunakan akad ijarah. Pihak-pihak yang menyediakan jasa/sewa

mendapatkan imbalan dari jasa/sewa yang disediakanya untuk

kelancaran penggunaan uang elektronik yang diterbitkan. Akad

ijarah juga digunakan penerbit untuk menyewa jasa pedagang

(merchant) yang menyediakan jasa pembayaran uang elektronik,

tanpa adanya jasa alat pembayaran uang elektronik maka penerbitan

uang elektronik akan sia-sia. Implementasi akad ijarah pada uang

elektronik ialah ketika pemegang kartu melakukan isi ulang melalui

3 cara yaitu:3

a. Isi ulang di ATM Mandiri dikenakan biaya sebesar Rp. 2000

b. Isi ulang menggunakan Card Bank lain dikenakan biaya sebesar

Rp. 6.500

c. Isi ulang melalui Alfamart dikenakan sebesar Rp. 1000 dan

Indomart dikenakan biaya sebesar Rp. 1.500

Biaya inilah yang akan menjadi imbalan bagi penyelenggaraan

kegiatan uang elektronik yang telah memberikan jasa/sewa untuk

kelancaran proses transaksi menggunakan kartu E-Money.

2 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 29 Juli 2020 3 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

Page 97: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

77

3. Akad antara pemegang uang elektronik dengan pedagang

Akad yang digunakan antara pemegang kartu uang elektronik

dengan pedagang adalah jual beli tunai, ketentuan pembayaranya

sama dengan uang tunai, uang elektronik akan dipotong sesuai

jumlah pembayaran kepada pedagang.

B. Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Hukum Transaksi Produk E-Money

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone

ذ مس يطن من ال طه الش ب

ذي يتخ

يم ا

ما يق

ا ك

ايمين

ا يق

ةيا

الر ين

ذين يأ

ك ا

اءه مي ة من ةيا ف

م الر يع وحر ال

االله

ل ةيا وا

الر يع مثل

يا انما ال

الهم ق

ه ا

ة ن ر عظة م

ار و ن صحب اك ا و

ااد ف ومن

االله

مره ا

وا

ف

ه ما سل

ف انت

ف

دون

م فيها

“Orang yang makan (mengambil) riba‘ tidak dapat berdiri melainkan berdirinya orang ynag kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yangdemkkian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesuangguhnya jual beli itu sama dengan riba‘, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba‘. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus behenti (dari mengambil riba‘), maka baginya apa ayang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusanya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba‘), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:275).

Dalam kegiatan bermuamalah dalam konteks ekonomi terdapat

larangan yang ada dalam Al-Qur`an yang membatasi kegiatan ekonomi

termasuk kegiatan transaksi menggunakan E-Money, seperti larangan

yang terdapat ayat diatas yaitu ribaʻ, transaksi E-Money haruslah

terhindar dari ribaʻ. Pada implementasi transaksi E-Money sudah

terhindar dari ribaʻ, hal ini dapat dilihat dari akad yang digunakan antara

penerbit dan pemegang kartu ialah akad sharf, implementasi akad sharf

yaitu adanya penukaran uang tunai dengan uang elektronik dengan jenis

dan ukuran yang sama, serta secara kontan, hal ini sudah

Page 98: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

78

diimplementasikan pada saat nasabah melakukan isi ulang ke teller Bank

Syariah Mandiri terdekat untuk menukarkan uang tunai dengan uang

elektronik sesuai ukuran jumlah uang tunai dan nasabah langsung

memberikan uang tunai kepada teller secara kontan, transaksi selesai dan

saldo kartu E-Money terisi sesuai jumlah pengisian uang tunai. Transaksi

penukaran sama jenis dan ukuran di perkuat dengan hadis Rasulullah

saw yang diriwayatkan oleh Abu Sa‘id Al-Khudri r.a.

: قال لا تبيعوا عن ابى سعيد الخذري ان رسول الله صلى الله عليه وسلمبالذهب الا مثلا بمثل ولا تشفوا بعضها على بعض ولا تبيعوا الورق الذهب

ل ولا تشفوا بعضها على بعض ولا تبيعوا منها غائبا بالورق الا مثلا بمث 4بناجز. )رواه مسلم(

“Dari Abu Sa‘id Al-Khudri r.a. Katanya Rasulullah saw. bersabda: jangan menukar (jual beli) emas dengan emas, kecuali sama berat, dan jangan melebihkan yang satu atas yang lain. dan jangan menukar (jual beli) perak dengan perak, kecuali sama berat. Dan jangan menjual satu dengan hutang sedangkan yang lain dengan tunai (tetapi kedua-duanya harus tunai).” (H.R. Muslim)

5حتى يدل الدليل علر التحريم الأصل فى المعاملات الاباحة “Hukum asal bermuamalah adalah boleh, hingga ada dalil yan

menunjukan keharamanya.” Transaksi E-Money boleh dilakukan karena merujuk pada kaidah fikih yang memperbolehkan semua jenis bermuamalah dengan syarat tidak ada dalil yang mengharamkan transaksi tersebut. Adapun kebolehan melakukan transaksi menggunakan E-Money diperkuat dengan pendapat Ibnu Hazm yaitu:

4 Al-Imam Muslim, Hadis Shahih Muslim, jilid 1-4, Penerjemah: Ma’ruf Daud,

(Jakarta: KLANG BOOK CENTER, cetakan ke 7, tahun 2005), h. 176. 5 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), (Palembang:

CV. AMANAH, cetakan 1, tahun 2019), h. 61.

Page 99: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

79

صارقتالا ن أين وقع لكمولا ندرى م ،... ثمن هبيع وزيج ين كل شيئثمبالت6على الذهب والفضة ولا نص في ذلك ...

“segala sesuatu yang boleh diperjual belikan boleh diguanakan sebagai alat bayar, dan tidak dapat satu nash pun yang menyatakan bahwa uang harus terbuat dari emas dan perak” Maksud dari pada pendapat beliau, sama halnya memperbolehkan penukaran/jual beli uang elektronik sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Karena pada dasarnya E-Money merupakan proses dari perjalanan perkembangan uang, dimana E-Money tersebut diciptakan untuk memudahkan orang dalam melakukan pembayaran secara elektronik seperti masyarakat diwajibkan menggunakan uang elektronik pada pembayaran Tol. Hal ini menjadi kebutuhan bagi msyarakat khususnya di indonesia yang sudah menerapkan dan menyepakati pembayaran Tol menggunakan uang elektronik. Penerapan tersebut sejalan dengan pendapat Ibnu Taimiyah yaitu:

هي، بل مرجعي، ولاشرعحد طبع له فما يعرف يناروالد رهما الدلىعوام الأصل لا يتعلق المقصود به، بل الغرض فى اح، وذلك لأنهالعادة والاسطل

أن يكن معيارا لما يتعاملون به، والدارهم والدانانر لا تقصد لنفسها، بل هي مور الطبعية أو الشرعية، وسيلة إلى التعامل بها، فلهذا كانت مقدرة بالأ

،بها غرض ا يتعلقي ليلة المحضة التل لاوالوسها يحصورتها ولا بصبمادت7.بها المقصود كيفما كانت

“Adapun dinar dan dirham, maka tidak ada batasan secara alami maupun secara syar’i, tapi rujukanya adalah pada kebiasaan dan kesepakatan. Hal itu karena pada dasarnya tujuan orang (dalam penggunaan dinar dan dirham) tidak berhubungan dengan substansinya, tetapi tujuanya adalah agar dinar dan dirham menjadi standar bagi objek transaksi yang mereka lakukan. Fisik dinar dan dirham tidaklah dimaksudkan (bukan tujuan, tetapi hanya sebagai sarana untuk melakukan transaksi denganya. Oleh karena itu, dinar dan dirham (hanya) berfungsi sebagai tsaman (harga, standar nilai). Berbeda dengan harta yang lain (barang), barang dimaksudkan untuk

6 Ibnu Hazm, Al-Muhalla, jilid 8, (t: Pustaka Azzam), h. 477. 7 Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa Islam Ibnu Taimiyyah, jilid 19, Penerjemah:

‘Amir Al-Jazar-Anwar Al-Baaz, (t: Daarul Wafa’), h. 251.

Page 100: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

80

dimanfaatkan fisiknya. Oleh karena itu barang harus diukur dengan perkara (ukuran-ukuran) yang bersifat alami atau syar’i). sarana semata yang fisik maupun bentuknya bukan merupakan tujuan boleh digunakan untuk mencapai tujuan, seperti apapun bentuknya.” Kebolehan transaksi menggunakan E-Money tidak cukup dengan terhindar dari transakis ribaʻ, gharar, tadlis, maysir dan dharar, namun juga dilihat dari kemaslahatanya bagi umat, kemaslahantan ini sejalan dengan kaidah fikih yaitu:

جدتالمصلحةاينما و .الله كمح 8فثم “Dimana terdapat kemashlahatan, disana terdapat hukum Allah”.

Adapun kemaslahatan yang terdapat pada kartu E-Money yaitu: 1. Mudah dan praktis dalam melakukan transaksi harian 2. Tidak perlu membawa uang tunai dan direpotkan oleh uang

kembalian 3. E-Money menerapkan transaksi pembayaran lebih cepat dalam

hitungan detik 4. E-Money dibutuhkan untuk pembayaran seperti Tol, kereta, parkir,

bus yang menerapkan sistem reader. Menurut pendapat Buya Yahya Zainul Maʻarif bahwa jika uang

elektronik memiliki kemanfaataan yang besar untuk mempermudah

transaksi pembayaran jaman sekarang dan terhindar dari ribawi maka sah

sah saja menggunaakan uang elektronik tersebut. 9

C. Analisis Kesesuaian Implementasi Produk E-Money dengan Fatwa DSN

MUI No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah

Kehalalan uang elektronik yang sesuai syariah adalah uang

elektronik yang sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasioanal No.

116/DSN-MUI/IX/2017 tentang uang elektronik syariah, adapun

implementasi produk E-Money yang sesuai dengan fatwa ialah sebagai

berikut:

8 Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), h. 61. 9 Buya Yahya Zainul Ma’arif, “Hukum Gopay”, (Al-Bahjah TV, publikasi: 26

Februari 2019), https://youtu.be/bZVT0DGUsco, diakses tanggal 21 Juli 2020.

Page 101: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

81

1. Ketentuan uang elektronik harus memenuhi unsur sebagai berikut:10

a. Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor

terlebih dahulu kepada penerbit

b. Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu

media yang teregistrasi

c. Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit

bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang yang mengatur mengenai perbankan

d. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang

bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut

e. Jumlah uang elektronik adalah jumlah nominal uang yang

disimpan secara elektronik yang dapat dipindahkan karena

keperluan transaksi pembayaran dan transfer dana

Implementasi E-Money pada fatwa belum sepenuhnya

sesuai dengan ketentuan di atas, hal ini dapat dilihat dari

mekanisme pembelian kartu E-Money, dimana nasabah datang

ke Bank Syariah Mandiri terdekat dan melakuan pembelian

kartu dengan petugas teller, harga kartu E-Money sebesar Rp.

25.000 serta menyetorkan pengisian ulang sesuai jumlah nilai

uang yang disetorkan oleh nasabah. Ketika nasabah sudah

mengisi atau top up maka kartu tersebut sudah teregistrasi dan

sudah dapat digunakan untuk keperluan berbelanja. Produk E-

Money Bank Syariah ini dapat dimiliki oleh nasabah maupun

non nasabah Bank Syariah Mandiri, dalam pembuatanya tidak

dicetakan buku tabungan, tidak memerlukan tanda pengenal,

tidak membutuhkan PIN dan tanda tangan serta tidak dicatat

10 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 7

Page 102: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

82

dalam Costumer Information File (CIF) bank sebagaimana

pembuatan tabungan produk yang lain, maka E-Money sudah

sesuai dengan fatwa mengenai ketentuan umum tentang uang

elektronik syariah.11

2. Ketentuan biaya layanan fasilitas

Biaya layanan yang dikenakan dari penerbit kepada pemegang

dari penggunaan kartu E-Money adalah biaya pada saat melakukan

isi ulang/top up menggunakan kartu ATM dikenakan biaya sebesar

Rp. 2000, mesin EDC (Card Bank selain Bank Syariah

Mandiri/Bank Mandiri) yang tidak dalam jaringan penerbit, adapun

biaya yang dikenakan adalah sebesar RP. 6.500. pengisian melalui

Alfamart dikenakan biaya sebesar Rp. 1000 dan pengisian melalui

Indomart sebesar Rp. 1.500. Dan biaya lainya yaitu penerbit

mengenakan biaya kepada pengguna pada saat membeli kartu E-

Money yaitu sebesar Rp. 25.000 sebagai harga kartu tersebut.12

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017

Tentang Uang Elektronik Syariah menuliskan bahwa dalam

penyelenggaraan uang elektronik, penerbit dapat mengenakan biaya

layanan uang elektronik kepada pemegang dengan ketentuan sebagai

berikut:13

a. Biaya-biaya layanan fasilitas harus berupa biaya riil untuk

mendukung proses kelancaran penyelenggaraan uang elektronik

11 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020 12 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020 13 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 11

Page 103: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

83

b. Pengenaan biaya-biaya layanan fasilitas harus disampaikan

kepada pemegang kartu secara benar sesuai syariah dan

peraturan perundang-perundang yang berlaku

Biaya layanan yang dikenakan oleh Bank Syariah Mandiri pada

produk E-Money adalah biaya riil dan disampaikan kepada

pemegang didalam web resmi milik Bank Syariah Mandiri.

Implementasi tersebut sudah sesuai dengan fatwa.

3. Ketentuan dan batas penyelenggaraan dan penggunaan uang

elektronik waib terhindar dari:14

a. Transaksi yang ribawi, gharar, maysir, tadlîs, risywah, dan israf

b. Transaksi atas objek yang haram atau maksiat

Penyelenggaraan dan penggunaan produk E-Money sudah

terhindar dari transaksi ribawi, gharar, risywah dan israf hal ini

dapat diketahui dari akad yang digunakan antara penerbit dan

pemegang adalah akad sharf yang mana ketika terjadi transaksi tukar

menukar, syarat dari pada akad sharf adalah tunai/kontan dan tidak

terpisah diri dari tempat transaksi sebelum transaksi selesai, dan

uang yang disetorkan kepada penerbit jenis dan ukuranya sama,

yaitu nasabah menyetorkan uang tunai kepada penerbit dan pihak

penerbit akan memberikan jumlah uang elektronik sesuai uang tunai

yang diberikan nasabah dan tidak melebihkan atau menambahkan

biaya tambahan, hal ini agar terhindar dari praktek ribaʻ. Hal ini

menjadi jelas mengenai akad antara penerbit dan pemegang kartu.

Adapun E-Money sudah terhindar dari israf yaitu boros. Karena

pihak Bank Syariah Mandiri membatasi isi saldo kartu E-Money

14 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia, Fatwa No.

116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah, hal. 11

Page 104: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

84

hanya sebesar Rp. 1.000.000 agar terhindar dari boros dan

berlebihan dalam melakukan transaksi atau berbelanja.

Transaksi menggunakan produk E-Money Bank Syariah

Mandiri sudah terhindar dari transaksi objek yang haram atau

maksiat, hal ini dikarenakan Bank Syariah Mandiri sebagai penerbit

kartu E-Money tidak bekerjasama dengan merchant yang beroperasi

tidak sesuai dengan syariah seperti menjual daging babi atau khamr.

Bank syariah Mandiri membatasi merchant-merchant seperti tol,

restoran halal, kereta, parkir, bus dan tempat rekreasi. 15

4. Analisis Ketentuan penyelenggaraan yang wajib dilakukan oleh

penerbit E-Money

Produk BSM E-Money ialah salah satu produk hasil co-

branding antara Bank Mandiri dengan Bank Syariah Mandiri. Bank

Syariah Mandiri hanya sebagai agen penjual kartu E-Money kepada

masyarakat luas melalui kantor cabang Bank Syariah Mandiri yang

tersebar di beberapa daerah. Dalam penyelengaraanya, nominal uang

elektronik yang ada pada kartu E-Money disimpan di Bank Syariah

Mandiri dan dana tersebut dapat dipakai kapan saja oleh pemegang

kartu E-Money, bahkan dalam keadaan mendesak. Hal ini dilakukan

agar nominal simpanan tersebut terpisah dengan Bank induknya

yaitu Bank Mandiri Konvensional. Dana tersebut juga bukan

merupakan dana Pihak Ketiga, sehingga pihak Bank Syariah

Mandiri tidak menjadikan dana tersebut sebagai piutang atau

kegiatan lainya menggunakan dana milik pemegang kartu E-Money. 16

15 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020 16 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 29 Juli 2020

Page 105: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

85

Kartu E-Money hilang atau dicuri akan menjadi tanggung jawab

pemegang kartu, Bank Syariah Mandiri tidak berkewajiban untuk

mengganti fisik kartu dan saldo yang hilang atas kerugian akibat

kartu yang rusak, hilang dan di curi atau digunakan oleh pihak yang

tidak berwenang karena kelalaian pemegang kartu. Nasabah dapat

membeli kartu E-Money baru jika kartu hilang atau dicuri. Hal ini

karena saldo yang terdapat pada kartu E-Money bukan merupakan

simpanan dan tidak termasuk dalam program penjaminan Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS) dan kartu E-Money sama seperti uang

tunai, jika uang tunai hilang maka hal tersebut menjadi tanggung

jawab pemegang uang. 17

Dalam hal ketentuan kartu hilang atau dicuri produk E-Money

milik Bank Syariah Mandiri belum sesuai dengan Fatwa Dewan

Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang

Elektronik Syariah memberikan ketentuan bahwa dalam kartu yang

digunakan sebagai media uang elektronik hilang maka jumlah

nominal uang yang ada di penerbit tidak boleh hilang.

Prosedur pengaduan Bank Syariah Mandiri E-Money jika

terdapat pertanyaan atau sengketa transaksi isi ulang E-Money

menggunakan BSM Card maka pemegang kartu dapat mengajukan

pengaduan baik secara tertulis atau lisan ke BSM Call 14040 dan

Mandiri Call 1400 atau cabang Bank Syariah Mandiri dan Bank

Mandiri terdekat.18

Dapat dismpulakan bahwa hasil analisis produk E-Money Bank

Syarah Mandiri ditinjau dari fikih muamalah dan fatwa Dewan

17 Wawancara dengan Elwa Costumer Service Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone, Tangerang, 21 Juli 2020

18 PT Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah Mandiri E-Money”, dipublikasikan tahun 2017, https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/jasa-produk/bsm-emoney, diakses pada tanggal 6 Agustus 2020

Page 106: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

86

Syariah Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang

Elektronik Syariah dari tabel berikut:

Tabel 1.2

No Permasalahan Analisis Fikih Muamalah

atau Fatwa

Keterangan

1. Kesesuaian akad Akad antara penerbit

dengan pemegang adalah

akad sharf dan di lengkapi

dengan akad wadi‘ah.

Akad yang digunakan

antara penerbit dengan

penyelenggara kegiatan

uang elektronik adalah

akad ijârah. Akad yang

digunakan antara

pemegang kartu dengan

pedagang adalah jual beli

atau pembayaran tertentu.

Sudah sesuai

dengan akad

fikih

muamalah

2. Hukum

transaksi

menggunakan

E-Money

Transaksi menggunakan

kartu E-Money harus

terhindar dari riba‘,

maysir, gharar, tadlîs dan

israf, serta transaksi

menggunakan kartu E-

Money haruslah terdapat

kemaslahatan bagi

masyarakat untuk

melakukan pembayaran

Sudah sesuai

dengan

prinsip

syariah

Page 107: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

87

online, hal itu menjadi

dasar kebolehan E-Money

yang sesuai dengan prinsip

syariah.

3. Kesesuaian uang

elektronik yang

teregistrasi

Jumlah nominal uang

elektronik yng tersimpan di

media elektronik haruslah

teregistrasi dengan

pengisian ulang, maka

tersebut sudah teregistrasi

dan dapat dipakai

Sesuai dengan

Fatwa

4. Kesesuaian

biaya layanan

fasilitas

Biaya-biaya layanan

fasilitas harus berupa riil

untuk mendukung proses

kelancaran

penyelenggaraan uang

elektronik dan pengenaan

biaya-biaya layanan

fasilitas harus disampaikan

kepada pemegang kartu

secara benar sesuai syariah

dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Sudah Sesuai

dengan Fatwa

5. Kesesuain batas

penyelenggaraan

dan penggunaan

uang elektronik

Penyelenggaraan dan

penggunaan uang

elektronik harus terhindar

dari riba‘, maysir, tadlis,

risywah dan israf serta

Sudah Sesuai

dengan Fatwa

Page 108: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

88

harus terhindar dari

transaksi objek yang haram

atau maksiat.

6. Kesesuaian

penyelenggara

yang wajib

dilakukan oleh

penerbit

Jumlah nominal uang

elektronik yang ada pada

penerbit harus ditempatkan

di bank syariah dan jika

kartu tersebut hilang maka

jumlah nominal uangyang

ada di penerbit tidak boleh

hilang.

Belum Sesuai

dengan Fatwa

Tabel diatas merupakan tabel hasil analisis pada penelitian di

bab empat secara keseluruhan, adapun penulis mengomentari bahwa

ketidaksesuaian produk E-Money dengan fatwa hal tersebut harus

ada penyesuaian antara pihak bank agar ketika kartu hilang, rusak

atau dicuri, dana yang tersimpan di dalamnya dapat dikembalikan.

Page 109: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang sudah penulis kemukakan pada bab

sebelumnya, dan merujuk pada rumusan masalah yang terdapat di bab

pendahuluan, maka masalah “Transaksi Uang Elektronik Pada Produk E-

Money Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone Kota

Tangerang Selatan” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi terkait akad pada produk E-Money Bank Syariah

Mandri sudah sesuai dengan penerapan akad fikih muamalah yaitu

akad antara penerbit dengan nasabah menerapkan akad sharf sebagai

akad utama dalam penukaran uang tunai ke uang elektronik dan

dilengkapi dengan akad wadiʻah yad-âmanah dengan menitipkan

uang elektronik yang terdapat pada kartu chip E-Money kepada

penerbit yaitu Bank Syariah Mandiri, untuk dipergunakan oleh

pemegang kapan saja. Sedangkan akad antara penerbit dengan

penyelenggara kegiatan uang elektronik menerapkan akad ijârah,

pihak-pihak yang menyediakan jasa/sewa mendapatkan imbalan dari

jasa/sewa yang diberikanya untuk kelancaran transaksi

menggunakan E-Money.

2. Dari tinjauan hukum fikih muamalah bertransaksi menggunakan

produk E-Money Bank Syariah Mandiri diperbolehkan karena

kegiatan bermuamalah mengunakan E-Money terhindar dari

larangan ribaʻ, gharar, maisir, tadlîs dan israf. Kesyariahanya dapat

dilihat dari alur transaksi penukaran uang tunai dengan uang

elektronik sama jumlahnya. Sedangkan pada aspek pembatasan

objek transaksi tidak mengandung maksiat atau haram dikarenakan

Bank Syariah Mandiri hanya kerjasama dengan merchant-merchant

Page 110: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

90

yang telah ditentukan dan nominal yang terdapat pada E-Money

dibatasi dengan jumlah sebesar Rp. 1.000.000, jumlah saldo dibatasi

agar dalam penggunaan E-Money terhindar dari israf (boros atau

berlebih-lebihan).

3. Jika dilihat dari Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 116/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah, belum sepenuhnya

sesuai dengan fatwa, hal ini dapat dilihat dari ketentuan yang tidak

terpenuhi pada implementasi kartu E-Money yaitu, jika dana float

yang terdapat di kartu E-Money hilang atau dicuri dan kartu rusak,

dana yang ada di dalam kartu E-Money juga hilang dan pihak Bank

Syariah Mandiri tidak bertanggung jawab atas hal itu.

B. Saran

1. Saran untuk Lembaga Bank Syariah Mandiri, sebaiknya

memperbaiki sistem informasi dari produk E-Money, baik sistem

yang terhubung dengan merchant maupun sistem yang

menghubungkan antara pemegang kartu dengan Bank Syariah

Mandiri, agar jika terjadi kartu hilang, dana yang ada di dalam kartu

tidak hilang dan dapat dikembalikan kepada pemilik kartu tanpa

merugikan pemilik kartu E-Money.

2. Saran untuk Lembaga Bank Syariah Mandiri, Akan jauh lebih baik

lagi jika Bank Syariah Mandiri membuat uang elektronik syariah

yang diterbitkan sendiri dan didistribusikan langsung oleh Bank

Syariah Mandiri dengan mengikuti ketentuan-ketentuan prinsip

syariah dan ketentuan yang berlaku di dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik

Syariah agar menjadi pilihan bagi msyarakat muslim dan

mengembangkan produk uang elektronik di lembaga keuangan bank

yang berbasis syariah.

Page 111: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

91

3. Saran untuk Lembaga Bank Syariah Mandiri, Saat Bank Syariah

Mandiri menerbitkan uang elektronik sendiri dan melakukan izin

terpisah dari induknya, yaitu Bank Mandiri Konvensional, sebaiknya

Bank Syariah Mandiri lebih memperhatikan ketentuan fatwa terkait

uang elektronik, dan penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan

bahan pertimbangan bagi pihak Bank Syariah Mandiri saat akan

menerbitkan produk uang elektronik sendiri.

4. Saran untuk pengguna kartu E-Money, jika kartu hilang harap

langsung datang ke Bank Syariah Mandiri tedekat untuk melaporkan

kartu yang hilang dan meminta pihak Bank Syariah Mandiri untuk

memblokir kartu tersebut agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain.

Page 112: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

92

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ashbahi Imam Malik bin Annas, Al-Mudawwanah Al-Kubro, jilid

3, (Lebanon: Darul Kutub Al-Ilmiyah, Cetakan Pertama, tahun

1994)

Hasan Ahmad, Mata Uang Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004).

Hasanah Linda Nur, Kedudukan Hukum Uang Elektronik (E-Money)

dalam Melakukan Transaksi Pembayaran Non Tunai (analisis

melalui pendekatan perundang-undangan dan hukum islam),

(Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang), tahun 2018.

Hidayati Siti, “Kajian Operasional E-Money”, (jakarta: Ban

Indonesia, 2006).

Hosen Nadratuzzaman, “Analisis Bentuk Gharar dalam Transaksi”,

Al-Iqtishad, Vol. 1, No, 1. (Januari: 2009).

Ibrahim Duski, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih),

(Palembang: CV. AMANAH, cetakan 1, tahun 2019)

Ibnu Hazm, Al-Muhalla, jilid 8, (t: Pustaka Azzam), h. 477.

Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa Islam Ibnu Taimiyyah, jilid 19,

Penerjemah: ‘Amir Al-Jazar-Anwar Al-Baaz, (t: Daarul

Wafa’)

Ismail, Perbankan Syariah, Cetakan pertama, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2012).

Karim Adiwarman, Ekonomi Makro Islami, (Depok: PT

RajaGrafindo Persada, Cetakan ke 7, tahun 2018), h. 77

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia,

Fatwa No. 116 tahun 2017 Tentang Uang elektronik Syariah.

Page 113: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

93

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia,

Fatwa No. 122/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Ijarah.

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia,

Fatwa No. 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Akad Ju’alah.

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia,

Fatwa No. 113/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Wakalah

Bil Al-Ujrah.

Lestari Etty puji, Peranan Uang Dalam Perekonomian, Modul 1.

Al-Mani Abdullah Bin Sulaiman, Buhuts Fi Al-iqtishad Al-islami,

(Mekah: al-Maktab al-Islami, 1996).

Mubarak Jaih dan Hasanuddin, Fikih Muamalah Maliyyah (Akad

Tabarru’), Cetakan Pertama, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2017).

Muslich Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Cetakan Kedua, (Jakarta:

Amzah, 2013), h. 273.

Muslim Al-imam, Hadis Shahih Muslim, Jilid 1-4, Penerjemah:

Ma’Mur Daud, (Jakarta: KLANG BOOK CENTRE, Cerakan

ke 7, tahun 2005)

Mujahidin Akhmad, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007).

Prasetia Luthfan Darma, Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik (E-

Money) terhadap Perputaran Uang (Velocity of money) di

Indonesia, (Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif HIdayatullah Jakarta), tahun 2018.

Qal’ah Ji Muhammad Rawas, Al-Muamalat Al-Maliyah Al-

Mu’ashiirah Fi Dhau’ Al-Fiqh Wa Al-syariah, (Beirut: Dar

Al-Nafa’is, 1999).

Page 114: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

94

Rivai Veithzal, Bank and Financial Institution Management,

Conventional and Sharia System, (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2001).

Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014).

Sahroni Oni dan Hasanuddin Muhammad, Fikih Muamalah Dinamika

Teori Akad dan Implementasinya dalam Ekonomi Syariah,

Cetakan ke 3, (Depok: Pt. RajaGrafindo Persada, tahun 2018).

Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV PUSTAKA

MEDIA, 2001).

Sholihah Nur lailatus, Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Uang

Digital Bitcoin dengan Studi Pada DSN-MUI dan Perusahaan

Artabit, (Jurusan Konsentrasi Perbankan Syariah Program

Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), tahun 2018.

Tiyani Rizki Lucia, Penggunaan T-Cesh dalam Pembayaran

Elektonik Perspektif Hukum Islam, (Jurusan Muamalah

Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung), tahun 2018.

Az-Zuhailli Wahbah, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani, dkk,

Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Vol. 4, (Jakarta: Gema Insani,

2011).

Jurnal

Anam Choiril, E-money (Uang Elektronik) dalam Perspektif Hukum

Syariah, (Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kediri),

Jurnal qawanin: Vol. 2, No. 1, (Januari tahun 2018)

Fauzi Ahmad Sofwan, “Transaksi Jua-Beli Terlarang: Ghisy atau

Tadlis Kualitas (penipuan atau kecurangan)”, Vol. 1, No. 2,

Mizan: Jounal of Islamic Law, (Desember 2017).

Muammar Afif dan Alparisi Ari Salman, Electronic money (e-money)

dalam perspektif maqashis syariah (Fakultas Syariah dan

Page 115: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

95

Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati)

publikasi 29 Desember

Nuhyatia Indah, “Penerapan dan Aplikasi Wakalah pada Prodak Jasa

Bank Syariah”, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum islam,

Vol. 3, 2, (2013).

Novia, Perkembangan dan Keuntungan Transaksi Cashles dalam

proses bisnis, https://www.jurnal.id/id/blog/perkembangan-

dan-keuntungan-transaksi-cashless/:jurnal entrepreneur di

akses pada tanggal 8 April 2019.

Widyastuti Kirana, Handayati Putu Wari, dan Iik Wilarso,

“Tantangan dan Hambatan Implementasi Produk Uang

Elektronik Di Indonesia”, (Jurusan Magister Teknologi

Informasi, fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia),

Jurnal Sistem Informasi, (Mei tahun 2017),

hhtps://doi.org/10.21609/jsi.v13i1.456, Diakses tanggal 22

Desember 2019.

Website

Baits Ammi Nur, “Hukum Pakai E-Money (Gopay, OVO, dll)”,

(Surabaya Mengaji, publikasi: 28 Agustus 2019),

https://youtu.be/2-Hiopr9LQM, diakses tanggal 22 Juli 2020.

Bank Indonesia, “Statistik Sistem Pembayaran Jumlah Uang

Elektronik Beredar”, https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-

pembayaran/uang-

elektronik/Contents/jumlah%20Uang%20Elektronik.aspx,

diakses pada 13 Maret 2020

Committe on Payment and Settlement System, Survey of Development

in Elektronic Money and Internet and Mobile Payments (Bank

for International Settlements 2004), diakses pada tanggal 4

Mei 2020

Page 116: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

96

Gilar Ramadhani, “6 Uang Elektronik yang Jadi Andalan Generasi

Milenial Zaman Now”, Liputan 6, 12 Oktober 2019,

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4074871/6-uang-elektronik-

yang-jadi-andalan-generasi-milenial-zaman-now, diakses pada

tanggal 13 maret 2020

Ma’arif Buya Yahya Zainul, “Hukum Gopay”, (Al-Bahjah TV,

publikasi: 26 Februari 2019), https://youtu.be/bZVT0DGUsco,

diakses tanggal 21 Juli 2020.

Wiyanto, “Uang Elektronik BSM dan BNI Syariah Belum Syariah”,

Inilahcom, 29 Maret 2016,

https://inilah.com/new/2284131/uang-elektronik-bsm-dan-

bni-syariah-belum-syariah, diakses pada 14 maret 2020

https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/pages/PBI-

200618.aspx, Peraturan Bank Indonesia No 20/6/2018 tentang

uang elektronik diakses pada tanggal 13 Maret 2020.

https://www.bis.org/cpmi.publ/d38.htm, Survey of Development in

Elektronic Money and Internet and Mobile Payments. Diakses

pada tanggal 14 Mei 2020.

https://.bi.go.id/elicenting/helps/SE_161114-Emoney, 19 Juni 2020. https://inilah.com/new/2284131/uang-elektronik-bsm-dan-bni-

syariah-belum-syariah, diakses pada 14 maret 2020

https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/2/, fatwa Dewan Syariah No.

116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah,

diakses pada tanggal 18 2020.

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Elwa Sutrisni Costumer Service Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimone,

Tangerang, 21 Juli 2020

Page 117: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 118: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

98

HASIL WAWANCARA

Nama Narasumber : Elwa Sutrisni

Jabatan : Costumer Service

Kantor Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Cimone Kota Tangerang, 21

Juli dan 29 Juli 2020

1. Apa itu produk BSM E-Money? Dan apa saja manfaatnya menggunakan

kartu BSM E-Money?

Kartu E-Money adalah kartu prabayar berbasisi smart card yang

diterbitkan oleh Bank Mandiri Konvensional bekerjasama dengan Bank

Syariah Mandiri. Adapun manfaat kartu E-Money ialah mudah dan

praktis dalam melakukan transaksi harian, tidak perlu membawa uang

tunai dan direpotkan oleh uang kembalian, E-Money menerapkan

transaksi pembayaran lebih cepat (hitungan detik).

2. Bagaimana sejarah penerbitan kartu BSM E-Money?

Sejarah penerbitan E-Money ialah salah satu inisiatif project saturn yaitu

layanan co-branding kartu prabayar mandiri E-Money dengan Bank

Syariah Mandiri.

3. Bagaimana konsep akad yang digunakan antara Bank Syariah Mandiri

dengan Pemegang kartu?

Bank Syariah mandiri tidak menentukan secara jelas akad yang

digunakan antara pemegang dengan Bank Syariah Mandiri ketika

pertama kali membeli kartu E-Money, namun karakteristik akad wadiʻah

terpenuhi karena dana float milik pemegang kartu dititipkan ke Bank

Syariah mandiri serta tidak digunakan untuk kegiatan hutang piutang

atau kegiatan investasi lainya karena dana float E-Money bukanlah

simpanan dan tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

4. Bagaimana prosedur pembelian kartu BSM E-Money?

Page 119: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

99

a. Nasabah membeli kartu E-Money pada petugas teller

b. Petugas teller memberikan kartu E-Money dalam keadaan aktif dan

slip setoran kepada nasabah untuk pembayaran atas pembelian kartu

c. Nasabah memberikan uang senilai Rp. 25.000 sesuai harga kartu E-

Money kepada petugas teller

d. Transaksi selesai dan nasabah mendapatkan bukti pembelian

5. Apakah transaksi menggunakan BSM E-Money terhindar dari objek yang

haram?

Iya, karena Bank Syariah Mandiri tidak bekerjasama dengan merchant

yang menjual barang haram serta membatasi merchant-merchant seperti

tol, bus, kereta, parkir, bahan bakar minyak, belanja Alfamart dan

Indomart, restoran dan tempat rekreasi.

6. Biaya-biaya apa saja yang dikenakan Bank Syariah Mandiri kepada

pemegang BSM E-Money?

Tidak ada biaya tambahan ketika nasabah menukarkan uang tunai ke

uang digital, nasabah hanya dikenakan biaya isi ulang saja yaitu isi ulang

menggunakan BSM card dijaringan ATM bersama dan menggunakan

BSM Card di jaringan H2H ATM Mandiri.

7. Dimanakah dana float nasabah disimpan? Dana float milik nasabah

disimpan di rekening penampungan milik Bank Syariah Mandiri dan

dana float tersebut tidak dikelola oleh Bank.

8. Apakah dana float milik nasabah digunakan untuk hitung piutang ke

pihak ke tiga?

Tidak, karena dana float milik nasabah bukan merupakan simpanan dan

tidak dijamin oleh LPS

9. Bagaimana penyelesaian masalah kartu rusak, hitang atau dicuri?

Bank tidak berkewajiban mengganti kerugian akibat kartu yang rusak

karena kelalaian pemegang kartu, hilang, dicuri atau digunakan oleh

Page 120: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

100

pihak yang tidak berwenang, nasabah dapat membeli kartu BSM E-

Money baru jika kartu dicuri.

Narasumber

Elwa Sutrisni

Page 121: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

Nomor : 1350/DFS.B.7/VII/’20 Jakarta, 10 Juli 2020 Lamp : H a l : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth,

HRD Bank Syariah Mandiri KCP Cimone di

Tempat

Assalamu’alaikum War. Wab.

Salam silaturrahmi kami sampaikan, semoga Bapak/Ibu dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari senantiasa mendapatkan bimbingan dan ma’unah Allah SWT.

Amin.

Selanjutnya, dalam rangka penyelesaian Skripsi Mahasiswa Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Prodi Hukum Ekonomi

Syariah (HES), kami mohon dengan hormat kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan

waktu untuk Penelitian dan sekaligus memberikan data-data yang diperlukan kepada

mahasiswa:

Nama : Indri Septiani

No Pokok : 16110830

Judul Skripsi : Transaksi Uang Elektronik Pada Produk E-Money di Tinjau

dari Fikih Muamalah.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu kami

ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum War. Wab.

D e k a n,

Dra. Hj. Muzayanah, MA

Page 122: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

kSura3%a*q DEWAN SYARIAH NASIONAT MUI

National Sharia Board - lndonesian Council of UlamaSekretariat : Jl. Dempo No.19 Pegangsaan -Jakarta Pusat 10320 Telp. : (021)3904146 Fax.:(021) 31903288

FATWADEWAN SYARIAH NASIONAL.MAJELIS ULAMA INDONESIA

NO: 116IDSN-MUUIW20I7

Tentang

UANG ELEKTRONIK SYARIAII

*3\ u;9r ir *Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) setelah,

Menimbang

Mengingat : 1.

: a. bahwa alat pembayaran berupa uang elektronik yang diterbitkan olehbank maupun lembaga selain bank saat ini semakin berkembang diIndonesia;

b. bahwa masyarakat Indonesia memerlukan penjelasan mengenaiketentuan dan batasan hukum terkait uang elektronik dari segisyariah;

bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b, DSN-MUImemandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang Uang ElektronikSyariah untuk dijadikan pedoman;

Firman Allah SWT:a. Q.S.al-Nisa' (4): 58:

Wt JL.,yr1v\t b!fi t1 flu,&t i:1

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu meltyampaikan amanatkepada yang berhnk menerimanya ...".

b. Q.S.al-Ma'idah (5): 1:

.. ,.;eiU g1 6-t G$t wiu"Hai orangyang beriman! Tunaiknnlah akad-akad itu -.."Q.S. al-Isra' (17):34:

V* -rs riAt tl WVti$s . . .

"... Don tunaikanlah janji-jonji itu; sesungguhnya janji itu aktndimintai pertanggungj owaban... "

Q.S. al-Nisa' (4):29:

* 4q t:6 :ir'"V &qU f* t- a i lr'J-Ul

,.;5{"'\z

lt

wru.v1. pt)

c.

d.

#b*t$e .t t*,

D ew sn Sy ar i ah N a s i o nal - Maj e I i s U ama Indo ne s i a

Page 123: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

il6 Uang Elektronik Syariah

"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berttpaperdaganganyang dilandasi atas sukarela di antara kalian...."

e. Q.S.Al-Kahfi (18): 19:

f.

'-'-i ;( i,,ais Mt ^- qt"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi kekota dengan membawa uang peralcrnu ini, dan hendaklah dia lihatmanakah makanan yang paling baik, maka hendaklah iamembawa makanan itu untukrnu, dan hendaklah ia berlakulemah-lembut dan .janganlah sekali-kali menceritakan halmukepada seorang pun"

Q.S. al-Furqan (25): 67 :

.\16s es); t; as: ,1jA ii V;4 i rr';;i ti1. 5;fig"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), merekatidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah(pembelaniaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."

Q.S. al-Qashash (28'): 26:

t" {,i J- "' o' ; 2 '' ' ', o i':.:,i4)l 4lt -'fvLt q ;;! .ij.*tiit +{ru tSrr;-l .JG

"Salah seorang dari kedua v,anita itu berkata, 'Hai ayahku!Ambillah ia sebagai arang yang bekerja (pada kita), karenasesungguhnya orang yang paling baik yang knmu ambil untukhekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapatdipercaya. "'Q.S. al-Baq arah (2): 27 5 :

.ii, ,a 3rL::rl' 'e+i" 4=ntir4 r-s-il iiq- V u; r;f'; -;-i,i;v. 3a 'v)t (?3 5ir airr ,pfu

'ult b &\ dyqs r*u gt'" , 2- I . i .ivJi ,1jt? ,o ij,rU, jl i;ii ,-n; v '& 64;\3 i: b'aWy

.i:[r; k+ e ttr"Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdirimelainkan ,seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitanlantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikianitu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telahmenghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yangtelah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terusberhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telahdiambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya(terserah) kepada Allah. Orang yang lnengulangi (mengambilriba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; merekakekal di dalamnya."

h.

D ew an Sltar i ah N as i o nal - Maj e I i s Indonesia

Page 124: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

116 Uang Elektronik Syariah

i. Q.S. al-Baqarah (2):282:L'#b ,r.i;;i :l j! "&tf r;r rj-.i irtl, d'q

"Hai orang yang berimanl Jikn kamu bermu'amalah tidak secaratunai sampai waktu lertentu, buatlah secara tertulis... " .

2. Hadis Nabi SAW:

a. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i. danIbn Majah, dengan teks Muslim dari 'Ubadah bin Shamit:

o oot, - c. r,P\ ]f-'r\oaat't,. -,. .t, .t. .t, _jJL 3j-fjtJl9 A-4-ilU A-,aA)lq \r. J . i . J ) )

ig-Lli gy :-.:E;t tr1 ,*; \x- cs.\:-t L\t, ,9 S e+U CIy.**.iKl!! '&6''#

" (Jual beli/pertufusran) emas dengan emas, perak dengan perak,gandum dengan gcrndum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengankurma, dan garam dengan garam (disyaratkan harus dalamukuran yang) sama (jika yang dipertukarknn) satu jenis danftarus) secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallahsekehendakmu jika dilakukan secara tltnai. "

b. Hadis Nabi riwavat Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri:

t "

lt, d.,lr"!t-rJlq JtJJ-. J J. t

(r-y9 a.atJJ9

t t3'-l-,4;! ler-J

,7 /''1, , toa- /*iJt ;-aJI l"i; !) ) ' t ')

8\t o. u, sqt t;l;' '*\:' AG

"Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama(ukurannya) dan janganlah menambahkcsn sebagian atassebagian yang lcin; janganlah menjual perok dengan perakkecuali sama (ukurannya) dan .janganlah menambahkansebagian atas sebagian yang lain; dan janganlalt menjual emasdan perak tersebut yang tidak tunai dengan 7-ang tunai. "Hadis Nabi riwayat Abu Daud dan Tirmidzi:

.:.Le y I Ye :-l,.jr y Jtauyr,i"Tunaikanlah amanah (titipan) kepada yang berhakmenerimanya dan janganlah berkhianct kepada orang yangmenghianatimu."Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari 'Ubadah bin al-Shamit r.a.,riwayat Ahmad dari Ibnu 'Abbas r.a., riwayat Malik daribapaknya Yahya al-Mazini r.a." dan riwayat al-Hakim dan al-Dar al-Quthni dari Abu Sa'id al-Khudriy r.a.:

.i,e \s ;? \"Tidak boleh membahayakanlmerugikan orang lain dan tidakboleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan olehorang lain) dengan bahaya (perbuatan yang merugikannya). "

i.^,...,_ ,"1,1 (,.6 L@4 9ry \J(r- i.,,-...\1 tuast P W

c.

d.

D ew an Sy ar i ah N as i o nal - Maj e I i s U I am a Indone s i a

Page 125: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

I t6 Uang Elektronik Syariah

e. Hadis Nabi riwayat al-Tirmidzi dart kakeknya'Amr bin 'Auf al-Muzani, dan riwayat al-Hakim dari kakeknya Katsir binAbdillah bin 'Amr bin 'Auf r.a.:' ? i i ' ' 'r- (,, . r. ,ir .". ltW iia-\\i,-i+:*iJrj G? JVt -it YY; ;; t;.Ea ): -]+*tl *. ,. !

\-3V 'J;i;i 'Viu # \L" ty @:t ,-P"Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untukmufaknt) boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecualishulh yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yangharam; dan kaum muslimin terikat dengan sysrat-syarat yangmereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal ataumenghalalkan yang haram. "

f. Hadis Nabi s.a.w. riwayat 'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairahr.a. dan Abu Sa'id al-Khudri r.a.:

.Lt i truji; rhi ;g.t ,;"Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlahupahnya."

g. Hadis Nabi riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar r.a., riwayat al-Thabrani dari Jabir r.a., dan riwayat al-Baihaqi dari AbuHurairah r.a.:

" Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering. "h. Hadis Nabi riwayat Muslim, dari 'Aisyah dan dari Tsabit dari

Anas:

.{trt /\ Pt Jii..."Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian"

3. Kaidah fikih:.i;a, }:gi i! ii !g kr:vi .r);uir +.:r"!1

"Pada dasarnya, segala bentuk muamalat diperbolehkan kecualiada dalil yang mengharamkannya alau meniadakan kebolehannya".

it3','-at" Se gal a dhar ar (b ahaya/kerugian) harus dihilangkan " .

.9LC,Vr y; yi )#t" Dhar ar (b ahaya/ker ugian) harus dice gah s e bis a mungkin " .

l-"lq +jas +/u, +6"sesuatu yang berlaku berclasarkan adat'kebiasaan sama dengansesuatu yang berlaku berdasarfutn syara' (selama tidakbertentangan dengan syariat). "

t!.. t.;2i,.:t."i " (,:,i.:.4e? 4 Jr :P o'Vl 'fi\t t)bet

D ew an Sy ar i ah Id a s i o nal - Maj e I i s Ul ama Indo ne s i a

Page 126: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

u6 Uang Elektronik Syariah

.'.;)L;Hjt 1:is"Hukum yang didasarkan pada adat (kebiasaan) berlaku bersamaadat tersebut dan batal (tidak berlaku) bersamanya ketika adat itubatal, seperti mata uung dalam muamalat... " (Al-Qarafi., Anwar al-Buruq .fi Anwa' al-Furuq, j.2,h.228)

.rt )\'i + {4 tt; ii E* ki-(ir ;; ;" riu , ;rdr

" (Dikutip) dari kitab al-Dzakhirah sebuah kaidah. Setiap hukumyang didasarkan padcr suatu 'urf (tradisi) atau adat (kebiasaanmasyarakat) menjadi hatal (tidak berlaku) ketika adat tersebuthilang. Oleh karena itu, jika adat berubah, maka hukum punberubah." (Al-Taj wa (tl-Iklil li-Mukhtashar Khalil,j. 7, h. 68)

.r, c*N\L* i',lt & iG\i .)t;;"Kebijakan pemimpin terhadap ralqtat harus mengilntti kepcdake m a s hl ahat an (masy ar akat) " .

"Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah"

Memperhatikan : 1. Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, sebagaimanaTafsir al-Shan'any, Jili 3, hal 93:

-,ff ,Jryt )";* b r+\nt 3;.i 3i 3-;? : ia,t'ant

dikutip dalam

.A:-"1\3 , -H \i:1 : iUmor bin Khattab berknta "Aku berkeinginan membuat uangdirham dari kulit unta", lalu dikatakan kepadanya "kalau begitu,tidak akan ada lagi unta..", lalu Umar mengurungkan niatnya"

2. Pendapat Imam Malik, dalam kitab Al-Mudawanah al-Kubra, Jrltd3, Hal. 90:

Ld ii ql,j-14 *i L9 'i t# ,* ;*t w \;)\ri ;,.ttrt i:i j3lb :,iti -lJ!

"Andaikan masyarakat membolehkan uang dibuat dari latlit dandijadikan sebagai alat tukar, pasti saya melarang uang kulit ituditukar dengan emas dan perak secara tidak lunai"

3. Pendapat Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla, Jilid 8, hal.477:

q4J Au t*, . -aJ--.rJ'9-

I

\r, -'. .lr- - 1lt\, a-44\) -r-ut

f? ru $ : c-t-ct'r '. dr?rr\ A

.rrt €3 C

t,L"t5U

JL

D ew an Sy ar i ah N as i onal - Maj e I i s {Jl ama Indone s i a

;tt'i 'q 7 ^1.L)tt3

Page 127: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

116 (lang Elektronik Syariah

"Segala sesuatu yang boleh diperjualbelikan boleh digunakansebagai alat bayar, dan tidak terdapat satu nash pun yangmenyatakan baht+,a uang harus terbuat dari emas dan perak"

4. Pendapat Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu' al-Fatawa, Jilid 19,hal.251:

;irlr j1 iLy 'J ,p.it ij ,2r'l- "t

ai .)F'r; i,"lti ;;"il;t r1i3

iil ;i -rF: J ,, i+;-;jr :.r+ '; ,F:, + 1:1. 1;1 r1).--,it,Jl, *s e 'J ,Q;J. k i \ ;u"rt3i+liilb ,, r*6- vJ. t3W

V t6tt u s"galJt;p ,l,;;$, ia q>+,afi ustqi ,V 8u3tt, l. o ,r. l\o r, - -a ^,. t. i -: >t t,

.,ur a-.a.*-.lJr il=:g\ t*.'/t)t al a)a-n\ #Vq i;'-t;J its \iili ,W4.3jK vls 3*:;i q' 'j>Z G:'t^*,\i G.sgi ,?ira .!14 \r

"Adapun dinar dan dirham, maka tidak ada batasan secava alaminxaupun secara syar'i, tapi rujukannya adalah pada kebinsaan('adah) dan kesepakatan. Hal itu karena pada dasarnya tujuanorang (dalam penggunaan dinar dan dirham) tidak berhubungandengan substansinya, tetapi tujuannya adalah agar dinar dandirltam menjadi standar bagi objek transaksi yang mereka lakukan.Fisik dinar dan dirham tidaklah dimaksudkan ftukan tujuan), tetapihanya sebagai sarana untuk melakukan transaksi dengannya. Olehkarena itu, dinar dan dirham (hanya) berfungsi sebagai tsaman(harga, standar nilai). Berbeda dengan harta yang lain ftarang),'barang dimaksudkan untuk dimanfiiatkan fisiknya. Oleh korena itu,barang harus diukur dengan perkara-perkara (ukuran-ukuran) yangbersifot alami atau syar'i. Sarana semata yang fisik maupunbentuknya bukan merupakan tujuan boleh digunakan untukmencapai tujuan, seperti apa pun bentulotya. "

5. Uang - yang dalam literatur fiqh disebut dengan tsaman atau nuqudfiamak dari naqd)-- didefinisikan oleh para ulama, antara lain,sebagai berikut:

E1 *: +it dt j\t w uv t'# e -13utu *: F '$ :\;1\

(.^ .,r1,t-Y1 :LciYl e ef ,CJl dLJ- J Jl r.4 3?< )c( \ VA :.rr c \ 1t i c,r")L-)1 -.:(tt :a"-(It

"l{aqd (uang) adalah segala sesuatu yang menjadi media pertukarandan diterima secara umum, apa pun bentuk dan dalam kondisiseperti apa pun media tersebut." (Abdullah bin Sulaiman al-Mani',Buhut,s ./i al-Iqtishad al-Islami, Mekah: al-Maktab al-Islami. 1996,h. 178)

,t;fi ^t3bA\ qr)j\\ ti a:3ft1t *A\ :y G 3,$r ot u t . d,,:"l,L.Ji

.-i* "'1i un'j-) -14-4) rr\-;\\ a:-\*o {t"i' -1;"r,At ,3 i,;$At

Dewan Syariah Nasional-Ma.j elis Ulama Indonesict

Page 128: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

116 Uang Elektronik Syariah

7.

c \ 1t 1 criUJl j> :,>jy ,ry:.l! 4;il\ e* Q ;/?\.\\ aJU.l o)/-"1-I1

(Y \" :,.,a

"Naqd adalah sesuatu yang dijadikan harga (tsaman) olehmasyarakat, baik terdiri dari logam atau kertas yang dicetakmaupun dari bahan lainnya, dan diterbitkan oleh lembaga keuanganpemegang otodtas." (Muhammad Rawas Qal'ah h. al-Mu'amalatal-Maliyah al-Mu'ashirahfi Dhau' al-Fiqh wa al-Sltari'ah, Beinft:Dar al-Nafa'is, 1999, h.23).

Surat permohonan fatwa perihal Uang elektronik yang sesuai denganprinsip syariah dari PT Veritra Sentosa Internasional (VSf Nomor:}43lTrenilLegallZ}l7 tanggal 04 April 2A17.

Hasil Diskusi "Kajian Uang Elektronik Ditinjau dari KesesuaianPrinsip-Prinsip Syariah" anttara Tim Paltren dengan Tim DewanSyariah Nasional*Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), di Jakarta,tanggal 22 Agustus 2017.

Pendapat dan saran Working Group Perbankan Syariah (WGPS)yang terdiri atas DSN-MUI, OJK, DSAS-IAI, dan MahkamahAgung, tanggal 07 September 2017 di Jakarta.

Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional-MajelisUlama Indonesia pada hari Selasa tanggal 28 Dzulhijjah 1438 H /19 September 2017.

MEMUTUSKAN:

: FATWA TENTANG UANG ELEKTRONIK SYARIAH

: Ketentuan UmumDalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

1. Uang elektronik (electronic money) adalah alat pembayaran yangmemenuhi unsur-unsur berikut:a. diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor terlebih

dahulu kepada penerbit;b. jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu

media yang teregistrasi;c. jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit

bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalamundang-undang yang mengatur mengenai perbankan; dan

d. digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yangbukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

2. Uang elektronik syariah adalah uang elektronik yang sesuai denganprinsip-prinsip syariah.

6.

8.

9.

Menetapkan

Pertama

Dew an Sy ariah I,{ asional-Maj el is Ul ama Indone s ia

Page 129: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

116 Uang Elektronik Syariah

3. Jumlah nominal uang elektronik adalah jumlah nominal uang yangdisimpan secara elektronik yang dapat dipindahkan karenakeperluan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana.

4. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkanuang elektronik.

5. Pemegang uang elektronik adalah pihak yang menggunakan uangelektronik.Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yangbertanggungjawab atas pengelolaan sistem dan/atau. jaingan antaranggotanya yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer,dalam transaksi uang elektronik yang kerja sama dengananggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang:a. melakukan kerja sama dengan pedagang sehingga pedagang

mampu memproses transaksi dari uang elektronik yangditerbitkan oleh pihak selain acquirer yang bersangkutan; dan

b. bertanggungjawab atas penyelesaian pembayaran kepadapedagang.

Pedagang (mercltant) adalah penjual barang danJatau jasa yangmenerima transaksi pembayaran dari Pemegang.

Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yangmelakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing Penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka transaksi uangelektronik.Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selainbank yang melakukan dan bertanggunglawab terhadap penyelesaianakhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbitdan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang elektronikberdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara kliring.Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah pihak ketiga yangbekerjasama dengan penerbit dan bertindak untuk dan atas namapenerbit dalam memberikan layanan keuangan digital.Akad wadi'ah adalah akad penitipan uang dari pemegang uangelektronik kepada penerbit dengan ketentuan pemegang uangelektronik dapat mengambil/menarik/menggunakan kapan sajasesuai kesepakatan.

Akad qardh adalah akad pinjaman dari pemegang uang elektronikkepada penerbit dengan ketentuan bahwa penerbit wajibmengembalikan uang yang diterimanya kepada pemegang kapansaja sesuai dengan kesepakatan.

8.

9.

6.

7.

10.

11.

12.

13,

D ew an Sy ar i ah ll a s i o nal - Maj e I i s LII ama Indo ne s i a

Page 130: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

II6 Uang Elektronik Syar iah

Akad rjarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatubarang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran atauupah.

Akad ju'alah adalah akad untuk memberikan imbalan(reward/'iwadh//ju'f tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yangditentukan dari suatu pekerjaan.

Akad vvakalah bi al-ujrah adalah akad wakalah dengan imbalan(ujrah).Biaya layanan fasilitas uang elektronik adalah biaya yangdikenakan penerbit kepada pemegang berupa:

a. biaya penggantian media uang elektronik untuk penggunaanpertama kali atau penggantian media uang elektronik yang rusakatau hilang:

b. biaya pengisian ulang (.top up) melalui pihak lain yangbekerjasama dengan penerbit atau menggunakan deliverychannel pihak lain;

c. biaya tarik tunai melalui pihak lain yang bekerjasama denganPenerbit atau menggunakan delivery channel pihak lain;danlatau

d. biaya administrasi untuk uang elektronik yang tidak digunakandalam jangka waktu tertentu.

Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi (al-amwal ctl-ribawiyah) dan tambahan yangdiberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhanpemb ay ar an secara mutl ak.

19. Gltarar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenaikualitas atau kuantitas obyek akad maupun mengenaipenyerahannya.

Maysir adalah setiap akad yang dilakukan dengan tujuan yang tidakjelas, dan perhitungan yang tidak cermat, spekulasi, atau untung-untunganTadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akadyang dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olahobyek akad tersebut tidak cacat.

Risyvah adalah suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambilsesuatu yang bukan haknya, membenarkan yang batil danmenjadikan sesuatu yang batil sebagai sesuatu yang benar.

I s r a f adalah pen g e luaran harta y ang b erl e b ihan .

Ketentuan HukumUang elektronik boleh digunakan sebagai alat pembayaran denganmengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa ini.

14.

15.

16.

17.

18.

24.

21.

22.

23.

Kedua

D ew an Sy ar i ah N a s i o nal - Maj e I i s Ul a ma Indo ne s i a

Page 131: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

lt6 Uang Elektronik Syariah 10

Ketiga : Ketentuan terkait Akad dan Personalia Hukum1. Akad antara penerbit dengan pemegang uang elektronik adalah akad

wadi'ah atau akad qardh.a. Dalam hal akad yang digunakan adalah akad wadi'ah, maka

berlaku ketentuan dan batasan akadwadi'ah sebagai berikut:1) Jumlah nominal uang elektronik bersifat titipan yang dapat

diambil/digunakan oleh pemegang kapan saja;

2) Jumlah nominal uang elektronik yang dititipkan tidak bolehdigunakan oleh penerima titipan (penerbit), kecuali atas izinpemegang kartu;

3) Dalam hal jumlah nominal uang elektronik yang dititipkandigunakan oleh penerbit atas izin pemegang kafiu, maka akadtitipan (wadiah) berubah menjadi akad pinjaman (qardh), darrtanggung jawab penerima titipan sama dengan tanggungjawab dalam akad qardh.

4) Otoritas terkait wajib membatasi penerbit dalam penggunaandana titipan dari pemegang kartu QdanaJloat).

5) Penggunaan dana oleh penerbit tidak boleh bertentangandengan prinsip syaraih dan peraturan pemndang-undangan.

b. Dalam hal akad yang digunakan adalah akad qardh, makaberlaku ketentuan dan batasan akad q ar dh sebagai berikut:1) Jumlah nominal uang elektronik bersifat hutang yang dapat

diambilidigunakan oleh pemegang kapan saja.

2) Penerbit dapat menggunakan (menginvestasikan) uanghutang dari pemegang uang elektronik.

3) Penerbit wajib mengembalikan jumlah pokok piutangPemegang uang elektronik kapan saja sesuai kesepakatan;

4) Otoritas terkait wajib membatasi penerbit dalam penggunaandana pinjaman (utang) dari pemegang kartu (danafloat).

5) Penggunaan dana oleh penerbit tidak boleh bertentangandengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

2. Di antara akad yang dapat digunakan penerbit dengan para pihakdalam penyelenggaraan uang elektronik Qtrinsipal, acquirer,Pedagang fmerchantf, penyelenggara kliring, dan penyelenggarapenyelesai akhir) adalah akad ijorah, akad ju'alah, dan akadwakalah bi al-ujrah.a. Dalam hal akad yang digunakan akad ijarah, maka berlaku

ketentuan dan batasan akad ijarah sebagaimana terdapat dalarrrDSN-MUI Nomor: 112IDSN-MUI1IX12}I7 tentang AkadIjarah.

Dew an Syariah Nas ional -Maj eli s Ulama Indone si a

Page 132: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

116 Uang Elehronik Syariah t1

Keempat

Kelima

b. Dalam hai akad yang digunakan akad ju'alah, maka berlakuketentuan dan batasan akad ju'alah sebagaimana terdapat dalamDSN-MUI Nomor: 62/DSN-MUUXII12007 tentang AkadJu'alah.

c. Dalam hal akad yang digunakan akad wakalah bi al-ujrah, makaberlaku ketentuan dan batasan akad wakalah bi al-ujrahsebagaimana terdapat dalam DSN-MUI Nomor: 113/DSN-MUI/IX12017 tentang Wakalah bi al-Ujrah.

3. Di antara akad yang dapat digunakan antara penerbit dengan agenlayanan keuangan digital adalah akad ijarah, akad.iu'alah, dan akadwakalah bi al-ujrah.a. Dalam hal akad yang digunakan akad ijarah, maka berlaku

ketentuan dan batasan akad ijarah sebagaimana terdapat dalamDSN-MUI Nomor: 112/DSN-MUI|1XJ2A17 &ntang AkadIjarah.

b. Dalam hal akad yang digunakan akad ju'alah, maka berlakuketentuan dan batasan akad ju'alah sebagaimana terdapat dalamDSN-MUI Nomor: 62IDSN-MUI/XII/2007 tentatg AkadJu'alah.

c. Dalam hal akad yang digunakan akad wakalah bi al-ujrah, makaberlaku ketentuan dan batasan akad wakalah bi al-ujrahsebagaimana terdapat dalam DSN-MUI Nomor: 113/DSN-ll4UUIX/2017 tentang Wakal ah bi al -Uj r ah.

Ketentuan Biaya Layanan FasilitasDalam penyelenggataafl uang elektronik, penerbit dapat mengenakanbiaya layanan fasilitas uang elektronik kepada pemegang denganketentuan sebagai berikut:1. Biaya-biaya lay'anan fasilitas harus berupa biaya riil untuk

mendukung proses kelancaran penyelenggaraan uang elektronik;dan

2. Pengenaan biaya-biaya iayanan fasilitas harus disampaikan kepadapemegang kartu secara benar sesuai syariah dan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan dan Batasan Penyelenggaraan dan Penggunaan UangElektronikPenyelengg ar aa71 dan penggunaan uang elektronik waj ib terhindar dari :

1. Transaksi yang ribawi, gharar, maysir, tadlis, risyvah, dan israf:,dan

2. Transaksi atas objek yang haram atau maksiat.

D ew an Sy ar i ah l,l as i o nal - Maj e I i s

Page 133: TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK PADA PRODUK E-MONEY …

il6 Uang Elekn' onik Syariah l2

Keenam

Ketujuh

Kedelapan

: Ketentuan Khusus1. Jumlah nominal uang elektronik yang ada pada penerbit harus

ditempatkan di bank syariah.2. Dalam hal kartu yang digunakan sebagai media uang elektronik

hilang maka jumlah nominal uang yang ada di penerbit tidak bolehhilang.

: PenyelesaianPerselisihanJika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya ataujika teriadiperselisihan di antara para pihak. maka penyelesaiannya dilakr"rkanmelalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan syariah sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah tidaktercapai kesepakatan melalui musyawarah.

: Ketentuan PenutupFatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diubah sertadisempurnakan sebagaimana mestinya jika di kemudian hari ternyataterdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : 28 Dzulhljah 1438 H

19 September 2017 M

DEWAN SYARIAH NASIOMA.IELIS ULAMA INDO

PROF. DR. K.H. MA'RUF AMIN

D ew an Sy ar i ah |'l as i o nal - Maj e I i s Ul ama Indo n e s i a