Training MAnual Book

download Training MAnual Book

of 120

Transcript of Training MAnual Book

0

Operation Instruction Manual VE-13

0. PENDAHULUAN

Didalam buku panduan manual ini berguna untuk pembelajaran bagi personil untuk mengoperasikan unit ini sehari-hari, khususnya untuk proses pengoperasian dan sistem perawatan.

Panduan manual ini mempunyai dua sesi yang berbeda. Bab yang pertama menjelaskan tentang data penting pengoperasian, proses, pembagian area yang berbeda-beda dan sirkuit-sirkuit, perlengkapan serta pengoperasiannya; yang merupakan kupasan yang umum dari unit ini. Dalam buku ini anda akan memperoleh informasi yang penting untuk proses pengoperasian, start-up, shutdown, pengecekan dan uji coba.

Yang termasuk dalam bagian yang kedua penjelasan teknis tentang perlengkapan dan bagian-bagian dari unit ini. Yang mempunyai hubungan dengan proses perawatan, tetapi juga diperuntukkan bagi operator untuk mengetahui bagian ini agar dapat digunakan sebagai acuan dalam data teknisnya.

Dan juga untuk beberapa pertimbangan, bahwa beberapa komponen terlampir pada bagian yang tersendiri (instruksi pada bagian fabrikasinya), dan bahkan tidak terlampir dalam panduan ini.

Untuk lebih mempermudah pencarian silahkan lihat index pada awal buku ini.

1. DESIGN DATA VACUUM EVAPORATOR

Kapasitas penguapan air

: 600 t/h

6 efek falling film train dengan 4 falling film unit yang tergabung dalam efek 1, yang satunya sebagai cadangan.

Kosentrasi Weak Liquor

: 15.4 % (1048 g/l)

Temperatur Weak Liquor

: 95OC

Kosentrasi Produk Liquor

: 75 % tanpa kandungan Ash Ash (Abu)

: 8.8 t/h

Temperatur Produk Liquor

: 123 OC

LP steam at Battery Limit

: 4.8 Bar (a) 148 OC (pada kondisi saturated)

MP Steam at Bateery Limit

: 13 Bar (a) 191 OC (pada kondisi saturated)

Temperatur Steam Condensate setelah flashing: 100 OC Temperatur Air Pendingin (IN- OUT)

: 34 OC dan 44 OC

Rancangan PF Evaporator oleh HPD mempunyai konsep Heat Exchanger dengan proses aliran resirkulasi satu arah. Hal ini untuk meminimalkan pemakaian external piping (pengurangan heat loss) ketika terjadi proses perpindahan panas pada saat terjadi aliran sirkulasi. Rancangan ini juga meminimalkan heat transfer pada setiap efek. Meminimalkan tekanan agar tidak drop juga memperbaiki konsumsi pemakaian energi.Keuntungan-keuntungan yang lain dari rancangan falling film ini direlasikan dengan aliran sirkulasi dan mekanisme heat transfer (perpindahan panas) dan vapour yang terjadi. Koefisien heat transfer (perpindahan panas) yang tinggi berkembang dengan terjadinya gaya gravitasi dan akselerasi aliran vapour yang terjadi saat aliran liquor didalam falling film mengalir.

Aliran vapour, dalam rancangan falling film evaporator, terjadi dari permukaan liquid bukan dari permukaan heat exchanger. Mekanisme ini memberikan ketahanan untuk tidak berkembangnya fouling dan foaming (busa). Ketahanan ini dieliminasikan, dan bagaimanapun, pada rancangan tidak dimasukkan efisiensi flow pada dinding yang basah, distribusi liquor, koreksi limit pada heat fluxnya.

Distribusi aliran merupakan hal yang penting dalam rancangan falling film. Evaporator oleh HPD memiliki distributor yang sangat bagus dalam distribusi/pembentukan solid dan fibre.

Falling evaporator HPD ditunjukkan dalam Proses diagram. Resirkulasi liquor dipompakan dari dasar vapour body ke bagian paling atas liquor box saat terjadi proses pemanasan.Susunan ini memberikan bantuan dalam mendistribusikan dan bahkan liquor yang over ke distibution tray hanya dilokasikan pada top tube sheet. Liquor kemudian didistribusikan ke tube dalam bagian falling film dan liquor/vapour yang bercampur pada bagian dasar tube vapour body .

Liquor dan vapour dipisahkan dalam vapour body dimana liquor dikumpulkan dalam jumlah yang lebih sedikit kemudian vapour melewati mist eliminator meninggalkan efek untuk masuk ke efek selanjutnya. Liquor ini kemudian disirkulasikan dengan pompa sirkulasi untuk diuapkan kembali pada heating pipa dalam sebuah sirkulasi. Keuntungan dari rancangan ini sangat sederhana sekali, susunan pipa-pipa, control dan perawatannya. Pipa sirkulasi dapat diminimalkan yang tersusunan atas bagian down comer dari vapour body ke pompa resirkulasi yang kemudian akan dikembalikan ke pipa tersebut untuk proses pemanasan kembali. Ini secara langsung kontras dengan rancangan falling film dimana memiliki pipa resirkulasi yang besar untuk mensirkulasikan ke bagian paling atas liquor box. Sebagai tambahan hal ini untuk mengurangi nilai kapital dalam meminimalkan radiasi loss PF evaporator dan head pompa yang untuk pipa resirkulasi.2. PROCESS DESIGNTujuan dari rancangan ini berdasarkan pada banyaknya pengalaman yang telah dijalani HPD di seluruh dunia dalam proses teknologi evaporasi black liquor sebagai pertimbangannya dalam mengoptimalkan :

Koefisien perpindahan panas ( Heat Transfer Coefficients) Permukaan Pemanasan (Temperature Profile) Kosentrasi (Concentration Profle)

Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, rancangan ini disusun untuk menghasilkan unit evaporator yang baru yang memiliki enam rangkaian yang dilengkapi dengan tiga unit sebagai tahap untuk proses panas yang kemudian disebut sebagai efek pertama dan diikuti lima efek berikutnya. Terdapat empat unit sebagai tahap untuk proses panas (efek pertama) dan satunya dilokasikan sebagai cadangan untuk proses pencucian atau washing.

2.1 PERMASALAHAN FALLING EVAPORATIONFalling film evaporator secara mendasar akan dijelaskan sangat banyak dalam literatur ini untuk diketahui dalam proses industri Pulp and Paper. Rancangan ini memberikan beberapa keuntungan antara lain :

Gradien temperatur independensi Koefisien perpindahan panas yang tinggi Berpotensi mengurangi terbentuknya fouling dan scaling Mengurangi sensitifitas untuk terbentuknya foaming (Busa).Independensi falling film evaporator dari perbedaan temperatur heater dihasilkan yang menghasilkan gaya (force) sebagai aplikasi dalam proses penguapan black liquor. PF evaporator dirancang pada (Trendah, dan juga, lebih meningkatkan pemakaian efisiensi steam pada efek evaporator. Seluruh heat exchanger memberikan efisiensi kecepatan aliran liquor yang memberikan control untuk proses perpindahan panas dan control dalam terbentuknya fouling atau scaling. Aliran PF evaporator dijaga dengan adanya pompa resirkulasi, menghasilkan pengoperasian yang konstan untuk temperatur liquor. Steam atau vapour yang didistribusikan ke unit secara internal low atau external plenum. Aliran vapour dan condensate dengan lower plenum untuk kualitas condensate yang tinggi pada stripping efek dalam bagian shell. Bagian shell (shell side) terbagi atas beberapa fraksi condensate Steam atau vapour didistribusikan pada unit dengan cara internal low atau external plenum. Aliran silang secara langsung vapour dan kondensat dengan lower plenum di ijinkan untuk condensat yang mempunyai kualitas yang tinggi. Karena dengan adanya sebuah stripper yang dibagian dalamnya shell (tabung) dibagi dalam sebuah fraksi/bagian dimana dapat menghasilkan kondensat/condensat kedua yang memiliki kualitas.

Non condensible gas (NCG) dipindahkan dari komponen sistem menggunakan perangkat yang spesial oleh HPD.

Vapour body dirancang untuk menjaga low velocity vapour yang mengalir pada pipa untuk mengurangi terjadinya carry over. Hanya liquor dengan kualitas yang bagus akan sampai pada bagian mist eliminator. Mist eliminator mempunyai aliran horizontal dengan jenis chevron, yang menghasilkan efisiensi yang tinggi untuk mengurangi terjadinnya carry over. Mist eliminator dipasang pada tempat yang telah dikhususkan untuk memberikan jalan pada aliran vapour.

HPD PF evaporator memberikan beberapa keuntungan : Biaya instalasi rendah dan mengurangi heat loss serta meminimumkan pipa resirkulasi untuk pemakaian steam dan konsumsi power. Satu distributor per unit pada transfer area sehingga tube atau plate dipasang dengan single distributor. Meskipun carry over dijaga seminimal mungkin, jenis rancangan tube menjadikan boil out heater sangat sulit dengan tipe plat. HPD design memberikan konsep pengelasan yang minimal dan area stress dari pada tipe plat, mengurangi terjadinya tegangan akibat korosi dan efek panas pengelasan.

Perhatian kita untuk rancangan mekanikal diminimalkan oleh HPD seperti yang telah dimodifikasi oleh yang lainnya, komponen kita akan lebih menarik dan menghasilkan nilai yang konservatif. Sebagai contoh, seluruh pompa sirkulasi akan memiliki spesifikasi mechanical seal dan dilengkapi dengan spring base palet. Konsep ini akan mengeliminasi penggunaan expansion join pada pipa sirkulasi yang sering mengalami kebocoran pada saat liquor menjadi lebih solid.3. PROSES DESKRIPSI

Silahkan lihat referensi dari proses diagram (1922-100/101)

Weak liquor pada kosentrasi 15.4 % dipompakan ke feed flash tank (FFT1/2) sehingga terjadi penurunan temperatur dari vapour yang digenerasikan ke plate heater efek lima atau efek enam. Dari FFT liquor ditransferkan ke body efek enam dengan pengaruh gaya gravitasi.

Liquor dari vapour body PF-6 dipompakan ke vapour body PF-5. Liquor dari vapour body PF-5 dipompakan ke vapour body PF-4, liquor dari PF-4 dipompakan ke vapour body PF-3 melewati reflux condenser dan stripping sistem dan dari PF-3 dipompakan ke PF-2 juga melewati reflux condenser yang pertama.

Dari efek kedua, black liquor dipompakan ke falling film efek pertama PF-1. seperti yang disebutkan diatas, tersusun dari empat body (satunya tidak mengandung liquor yang disiapkan untuk washing proses). Tiga unit yang beroperasi juga dirotasikan secara bergantian yang akan dipersiapkan juga untuk proses pencucian dengan nilai kosentrasi yang berbeda yaitu 58 %, 65 % dan 75 %.

Liquor yang masih encer (diluted) dikirimkan ke product flash tank (PFT-3) untuk proses pendinginan dibawah tekanan atmosfir sebelum dipompakan ke mixing tank di recovery boiler dan akan dikembalikan ke efek satu PF-1 yang telah bercampur dengan abu (ash).

Liquor yang mengandung kosentrasi yang tinggi akan dikirimkan menuju PFT flash tank guna mengontrol temperatur dan akan dikirimkan ke Heavy Liquor tank.

Low pressure steam akan dialirkan menuju efek pertama #1.

Steam condensate dari PF-1 heater didinginkan dengan sistem double stage steam condesate flash tank (SCFT ) dimana terjadi flash dua kali guna menjadikan temperaturnya mencapai 99 OC dan kemudian akan dipompakan menuju boiler.

Vapour yang terdapat pada efek pertama yang telah bercampur dari tingkat pertama steam condensate flash tank akan dialirkan menuju PF-2 dan kemudian vapour dari PF-2 dialirkan menuju PF-3.Vapour dari PF-3 dialirkan menuju PF-4

Vapour dari PF-4 dialirkan menuju PF-5

Vapour dari PF-5 dialirkan menuju PF-6

Terakhir, vapour yang dihasilkan dari PF-6 dikondensasikan menuju surface condenser.

Evaporator dirancang untuk menghasilkan 3 proses kualitas kondensat yang berbeda; clean condensate, intermediate condensate, dan foul condensate. Hal ini dihasilkan dari masing baffle dalam shell side efek dan dari condenser dipisahkan bagian yang mengandung fraksi volatile yang sedikit yang disebut clean condensate dari lebih fraksi volatile condensate pada bagian shell yang kedua.

Condensate pada bagian clean terdapat pada efek #2, #3, dan #4 dikumpulkan sebagai clean condensate.

Condensate dari bagian foul condensate dari efek #2, #3, #4 dan Clean dari bagian #5 dan #6 dikumpulkan dalam intermediate condensate.

Condensate dari bagian foul pada efek #5, #6 dan condenser akan dikumpulkan sebagai foul condensate.

Heater shell dari evaporator dibuang ke bagian foul surface condenser. Non condensible gas (NCG) dipindahkan dari condenser dengan bantuan ejector system yang diberi tekanan sehingga gas dinaikkan diatas tekanan atmosfer. NCG juga keluar dari SOG system (stripper-off-gas) trim condenser dan dari tanki penyimpanan (storage tank).

Foul condensate dipompakan dari tanki foul condensate ke foul stripping system, yang kemudian keluar untuk dikirimkan menuju intermediate condensate tank.

Stripping condensate berguna untuk mengubah foul condensate dengan proses penguapan yang dibantu dengan vacuum system.

Striping column dirancang dengan system dua tingkat (double stage) sebagai system evaporasi condensate. Pemanasan ulang atau preheat foul condensate, masuk menuju stripping column melewati bagian yang paling atas stripping system. Condensate akan mengalir ke bawah meleawati tray stripper (saringan) yang kontak dengan vapour yang dialirkan dari dasar column. Komponen yang sudah menguap akan keluar dari stripping system dan kandungan unsur yang sudah bersih akan dikumpulkan pada dasar column.

Gaya (drive force) yang terjadi pada operasi stripping dihasilkan oleh vapour dari efek pertama yang dialirkan dari dasar column.

Pemanasan yang masuk ke stripper dari dasar column disempurnakan dari sebuah plate heat exchanger.

Dalam permasalahan ini stripping system dapat juga disebut sebagai preheater. Fouling yang mengandung fiber akan lebih bagus untuk dimasukkan ke dalam heat exchanger. Fiber harus dipisahkan sebanyak mungkin dari condensate guna dikirimkan kembali ke pulp mill. Sebagai tambahan HPD juga melengkapi system ini dengan menggunakan strainer (service dan standby).

HVLC NCGs (High Volume Low Concentration Non Condensable Gas) dikumpulkan dari bagian-bagian dibawah ini :

1. Tanki penyimpanan WBL2. Spill tank dan spill sumpit

3. Tanki penyimpanan Intermediate Process Condensate4. Tanki penyimpanan Clean Process Condensate.Gas-gas ini dikumpulkan pada satu header, yang terbentang sepanjang evaporator yang secara langsung akan dibakar di recovery boiler.

HPD memasang cooler/condenser untuk mengurangi kelembapan yang terdapat pada gas, yang juga dibutuhkan untuk dipasangkan sebuah fan.

Low Volume High Concentration (LVHC) dikumpulkan dari beberapa bagian dibawah ini :

1. Vacum sistem evaporator

2. Foul Condensate Tank

3. Stripping sistem vent (SOG)

Steam yang dialirkan pada thermocopresor akan digunakan untuk membantu mengalirkan LVHC dari vacumm system menuju recovery boiler. Kedua, LVHC secara langsung akan mengalir menuju ke tanki drain trap kemudian meunuju suction steam ejector. Tanki penyimpanan foul condensate dilengkapi dengan breaker vacuum untuk mencegah udara masuk ke LVJC system, yang sewaktu-waktu bisa dibuang jika diperlukan.

SOG stream (aliran) dipisahkan lalu akan dikirimkan untuk dibakar.

KOMPONEN KONSUMSI

LP steam menuju PF-1

: 111.4 t/h @ 4.8 bar (a) dan 148 OC MP steam menuju vacuum system : 2 t/h @ 13 bar (a) dan 191 OC Power untuk pompa resirkulasi : 1950 kWh/h (shaft power) Cooling Water

: 7520 m3/h dari 34 OC menjadi 44 OC Udara untuk instrumenment

: 40 m3/h pada tekanan 0.6 Mpa4. PENJELASAN KOMPONEN (EQUIPMENT)4.1 UMUM Standarisasi berdasarkan pada ASME Code, Section VIII, Div. I yang dipertimbangkan dengan regulasi dari China untuk bejana tekan. Seluruh Heat Exchanger terbuat dari Stainless Steel AISI-304/316 dengan spesifikasi standar ASTM A-249 yang telah diberikan perlakuan panas. Kemudian presipitasi karbid dibuat dari 304 L/316 L tidak dibutuhkan

Rata-rata ketebalan tube adalah 1.25 dan 1 mm.

Jika baja carbon kontak dengan liquor atau vapour atau steam ataupun condensate korosi yang diizinkan hingga 3 mm.

Jika menggunakan stainless stell untuk solid plate, tidak perlu di clading.

Untuk penjelasan yang lainnya silahkan lihat dalan daftar equipment list.

4.2 PF EVAPORATOR, SEMBILAN UNIT (9)Evaporator dari rancangan HPD dilengkapi dengan heating element, vapour body, mild stell support, internal piping dan perangkat distribusi, seluruh perlengkapan yang berhubungan dengan vapour, liquor, vent gas, condensate, instrument, service, dan inspeksi hubungan.

Tabel 1.1 dibawah ini menunjukkan dimensi utama evaporator.

EffectHeater , mmTube L., mV . Body , mm

PF-1 A~D2900132900

PF-23450135000

PF-33750135500

PF-43800135700

PF-53900136000

PF-64000137200

Seluruh vapour body dilengkapi dengan mist eliminator type chevron dengan jenis aliran horizontal.

Prinsipnya, heating element dikirim secara lengkap yang siap dipasang dengan vapour body di area. Untuk final perakitannya dilakukan di erection area.

Tabel 1.2 MATERIAL PF EVAPORATOR

ItemPF-1 A~DPF-2PF-3PF-4PF-5PF-6

Tubes304304304304304304

Tube sheets304304304304304304

Heater shellCSCSCSCSCSCS

Vapour body304304304304304304

Int. Pipe304304304304304304

Top box304304304304304304

Distributor304304304304304304

SupportsCSCSCSCSCSCS

4.3 SATU (1) SURFACE CONDENSER

Mempunyai diameter 3500 mm, dengan panjang tube 10 m, 6 fase.

Sebuah external low plenum dipasang untuk distribusi vapour pada bagian shell dan ini dibagi dalam beberapa bagian untuk pemisahan condensate dan pendinginan non condensible.

Konstruksi materialnya adalah sebagai berikut :

Tube terbuat dari bahan 304 welded dari stainless stell. Tube sheet dari solid 304 Water box dari baja karbon Penampungan condensate dari bahan 304 Shell dari baja carbon lebih kurang 500 mm diatas plate tube (yang berkontak dengan condensate) yang terbuat dari bahan 304.4.4 SATU (1) STRIPPING SYSTEM UNTUK FOUL CONDENSATE

STRIPPER COLUMN

Satu stripping column adalah untuk kapasitas 75 m3/h foul condensate.

Memiliki diameter 1800 mm x panjang 22 m yang dilengkapi dengan valve tray.

Material : AISI 316 L

Design : 3 bar (a), full vacuum, 180 OC.

REFLUX CONDENSER (DUA UNIT) :

Material : shell kondensasi terbuat dari bahan 316, tube dari bahan 316 dan liquor box dari bahan 304. yang dilengkapi dengan internal plenum.

TRIM CONDENSER :

Material : kondensasi shell 316, tube 316 danwater box dari baja carbon yang dilengkapi dengan internal plenum.

STRIPPER PLATE HEATER

Satu plate heater sebagai pemanas untuk menguraikan condensate.

Material palte terbuat dari 316 L

BASKET FILTER :

Satu basket dengan type double fiber filter untuk menyaring fiber foul condensate mencegah memasuki stripping column. Terbuat dari 316L.

4.5 SATU (1) VACUUM SYSTEM

Dikoneksikan ke condenser dari efek evaporator, yang termasuk didalamnya adalah :

Vacuum ejector 2 tingkat (stage), 1 unit sebagai Hogging ejector untuk start up dengan 2 shell dan inter condenser jenis tube sheet ditambah dengan silencer.

Ejector terbuat dari baja carbon dengan nozzle steam terbuat dari material 304 sedangkan inter condenser terbuat dari material SS-304L kecuali water box yang terbuat dari carbon steel.

4.6 PERLENGKAPAN LAINNYA DAN TANK-TANKI

Perlengkapan tambahan pada plant ini akan ditunjukkan pada list dan drawing berikutnya untuk lebih jelas.

Pompa-pompa dan motor dijelaskan dalam buku perawatan. Lihat juga list pompa dan motor.

5. SIRKUIT UTAMA EVAPORATOR

Untuk menjelaskan pengoperasian dan instalasi yang lebih jelas, disini dibagi dalam beberapa bagian sirkuit sebagai berikut :

Circuit Liquor Steam dan Vapour circuit Circuit condensate NCG circuit dan vacuum system Stripping System Washing circuitUntuk lebih jelasnya perbedaan masing-masing dari dari sirkuit ini, dapat dilihat dalam proses diagram (drawing No 1922-100/101-102) dan PID diagram (drawing No 1922-150 hingga 1922-160).

Juga, selama mengikuti penjelasannya, dilampirkan juga functional loop dan functional logic diagram (drawing No 1922-740....dan 1922-750-...).5.1 LIQUOR CIRCUITS

Weak Black Liquor memasuki plant (evaporator) dari storage tanks A atau B, yang dilengkapi dengan level indikator (LT-519 dan LT-520).

Dari Weak Liquor Tank A atau B, weak liquor dengan nilai kosentrasi 15.5 % solid dan dengan temperatur 95 OC dipompakan menuju FFT (feed flash tank). Diukur dengan menggunakan indikasi density meter (DT-477) dan laju aliran (flow) (FT-462) yang dikontrol dengan menggunakan kontrol valve FV-462. Liquor dari FFT-1 menuju FFT-2 yang dilakukan flash sebanyak dua kali, untuk menurunkan temperatur dan mengirimkan vapour menuju vapour train. (dari FFT-1 menuju PF-5, dan dari FFT-2 menuju PF-6).Dari pengaruh gaya gravitasi liquor masuk menuju PF-6 dimana dimulai proses kondensasi vapour menuju vapour PF-5. pompa sirkulasi pada PF-6 ini adalah P-106 yang akan mengirimkan liquor saat sirkulasi menuju PF-5.

Skema ini dilakukan secara berulang juga untuk PF-5. Untuk PF-4, PF-3 dan PF-2 liquor ditransfer menggunakan line pengiriman yang berbeda, dengan menggunakan pompa transfer tersendiri. Line transfer dilengkapi dengan level control valve (LV-456, 453, 450 dan 447) yang akan mengontrol level liquor saat dikirimkan ke efek berikutnya. (line transfer dari body efek #1 tidak menggunakan pompa transfer).

Dari PF-4 liquor ditransferkan dengan menggunakan pompa P-109 melewati Reflux condenser #02 menuju PF-3. didalam reflux Condenser terjadi pemanasan liquor sehingga terjadi kondensasi vapour.

Dari PF-3 liquor dikirimkan menuju PF-2 melewati Reflux Condenser #01 dengan menggunakan pompa P-110.Kosentrasi liquor yang terjadi disini berkisar 46 % dalam PF-2, kemudian dengan menggunakan pompa P-108 (melewati LV-447) menuju PF-1 (A atau B atau C atau D) secara sequence menggunakan valve otomatis.

PF-1 Liquor SirkulasiKeempat PF-1 akan bekerja secara sequence dengan sistem interchanging (bergantian) yang salah satunya akan dilakukan proses pencucian, dan yang tiga lainnya melakukan proses sirkulasi dengan liquor.

Dalam keadaan pengoperasian normal, liquor disirkulasikan dari PF-2>>PF1C>>PF-1D>>PF-1B, jika dilihat dari sequence ini maka yang sedang dalam proses washing adalah PF-1D. Jadi peningkatan proses menjadi solid terjadi dari satu efek ke efek lainnya.

Transfer dari PF-1 ke yang lainnya dilakukan dengan pompa resirkulasi P 101 A, P-101 B, P-101 C, P-101 D dan menggunakan control valve LV-414, LV415, LV-416, LV-417.

PF-1 akan berotasi secara periodik hal ini guna mensirkulasikan liquor dari kosentrasi yang terendah hingga terjadinya proses pencucian. Terdapat beberapa otomatis valve dengan control valve, yang akan berubah secara periodik secara sequence yang diinginkan, hal ini untuk pergantian sirkuit liquor proses sirkulasi. Frekuensi waktu yang digunakan akan diatur pada saat evaporator start-up dan commissioning, akan tetapi dilakukan dalam jangka waktu sekali empat jam.

Dari PF-1 yang berkosentrasi rendah liquor dipompakan menuju ke Recovery Boiler mixing tank guna dicampur dengan ash (abu) yang akan ditransferkan kembali menuju PF. Disini akan digunakan PFT-03 untuk melakukan flash liquor agar temperatur dapat dikontrol dan dengan menggunakan pompa P-11 A atau B dikirimkan ke mixing tank.

Dari PF-1 yang menghasilkan kosentrasi liquor maximum 75 %, lalu liquor akan dikirimkan menuju Heavy Liquor Tank. Kita menggunakan PFT-1 (A atau B) untuk kontrol temperatur dan pompa P-107 A atau B untuk kontrol kosentrasi liquor dan mengatur pengoperasian PF-1, indikasi flow menggunakan FT-541 dan FT-542 yang akan membantu untuk mengetahui flow yang terjadi dan mengatur kapasitas pengoperasian evaporator.

Level control dipasangkan pada tiap masing-masing PFT yaitu LT, LV-430 dan LT, LV-433.

PF-1 Interchange SequenceDengan menggunakan otomatis valve, control valve, dan yang lainya dalam DCS akan melakukan beberapa interchange yang berbeda-beda untuk PF-1 secara periodik. (yang juga dapat dilakukan dengan manual mode).

Filosofinya, untuk PF-1 yang memiliki kosentrasi yang tinggi akan diubah ke kosentrasi yang rendah (encer), pada fase intermediate diubah menjadi lebih meningkat kosentrasinya, dan dari encer diubah menjadi intemediate liquor, setelah terjadi rotasi yang lengkap maka akan dilakukan proses washing, dimana PF-1 yang pada fase intemediate liquornya diubah menjadi product dan yang memiliki KOSENTRASI yang tinggi akan dilakukan proses washing atau pencucian.

SECPF-1 DILUTEPF-1 INTERMPF-1 CONCENTRPF-1 WASHING

S1-01CABD

S1-02.BCAD

S1-03ABCD

S4-01BDAC

S4-02.ABDC

S4-03DABC

S3-01ACDB

S3-02.DACB

S3-03CDAB

S2-01DBCA

S2-02.CDBA

S2-03BCDAGO TO S1-01

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat logic diagram NO 1922-750-51,52 hingga 59. disini terlampir seluruh indikasi sequence dan pilihan untuk proses.

Sequence Efek PF-1A/B/C/D evaporator berjumlah 12 sequence dengan type S, dan juga seluruh sequence dapat dijalankan dengan manual ataupun secara auto (lihat gambar 1922-750-52).Untuk efek pertama (#1), sequence yang dijalankan adalah sebagai berikut :

..........>>>S1>>S4>>S3>>S2>>S1>>..

Selama masih dalam proses beroperasi, jika PF 1D sudah bersih, atau dalam keadaan stand by, jika diputuskan untuk digunakan kembali dengan pengisian liquor, sebelumnya diisi dengan lack liquor dari mixing tank return, seperti efek#1. Hal ini dapat menghindari proses perpindahan panas yang sangat cepat, temperatur dan lainnya.

Contoh : Sequence S01-1 (lihat 1922-750-XXX).

Dalam pengoperasian normal, satu body efek akan mengalami proses pencucian (washing) dan tiga lainnya beroperasi dengan mensirkulasikan liquor.Asumsikan dalam kasus ini PF-1D dalam keadaan pencucian (washing) maka aliran liquor mengikuti pola :

PF-1C>>PF-1A>>PF-1B>>PHLT

Dari efek kedua PF-2 liquor dipompakan ke efek 1C (bisa juga menuju PF-1A atau PF-1C). Setelah kosentrasi liquor mencapai 75 % dalam PF-1B liquor dikirimkan menuju PFT-1 dengan menggunakan pompa P-107A hingga menuju tanki penyimpanan (HLT).

Posisi untuk on-off valvedapat dilihat dalam tabel 1922-750-XXXX.

Dalam sequence ini yaitu S-01, HV-202 dibuka, dan HV-201/203/204 ditutup, menerima kiriman liquor dari PF-2 dengan pompa transfer P-108.

Dari sini kita ubah ke sequence S1-02 secara otomatis mengubah control valve dan valve otomatis yang diinginkan. Lihat logic diagram 1922-750-55.PF 1-D Washing :

Jika sequence yang digunakan S1-01 maka P F-1 D akan dicuci dari washing header kita buka HV-225 untuk memasukkan air atau condensate ke PF 1 D resirkulasi. LCV-417 akan mengontrol level di PF 1 D dan mengeluarkan ke washing drain header ke sumpit dan dari sini diteruskan ke spill tank.

Seluruh valve otomatis lainnya akan ditutup, steam yang masuk akan dijaga pada posisi minimum agar pencucian dalam kondisi yang panas, dan vapour PF 1 D bekerja pada fase penguapan yang minimum.

Pertimbangan yang sama juga terjadi untuk PF-1 ketika terjadi pencucian.

LIQUOR TO HLT AND TRANSFER TO BOILER.

Dari PF-1 liquor akan dikirim ke PFT lalu ditransfer ke HLT, PFT yang lainnya dilakukan pencucian.

Jika kita pilih PFT-1 A dengan pompa P-107 A maka liquor akan dikirim ke HLT-01 membuka valve HV-256 dan menutup HV-257, dan HV-265. jika kita ingin merubah ke HLT-2, kita harus merubah valve otomatis yang sesuai

Kita akan menjaga liquor resirkulasi dala HLT-01 dan HLT-02 dengan injeksi steam untuk menjaga temperetur pada 120C.

Dari HLT-01 atau -02 yang dipilih kita akan mengirimkan liquor ke boiler dengan jaringan pipa dan pompa. Maka aliran akan terukur, temperatur dan berat jenis yang keluar pompa transfer P-126 A atau B untuk HLT-01 dan P-134 A atau B untuk HLT-02.

5.2 LOW PRESSURE STEAM DAN VAPOURLow pressure steam (LP steam) masuk ke body efek satu dari steam header.

Vapour dari body efek satu ditambah vapour dari steam condensate flash tank dikirimkan menuju ke PF-2 dan juga ke stripper. Vapour dari PF-2 plus vapour dari stage kedua dan steam condensate flash tankdan vapour dari PFT-03 dikirimkan menuju ke PF-3. kemudain vapour dari PF-3 dikirimkan menuju PF-4.

Vapour memiliki lajur yang sama dari PF-4 menuju ke PF-5 dan vapour dari PF-5 menuju ke PF-6. vapor dari PF-6 dikirimkan menuju ke Surface Condenser (SC-01) untuk proses kondensasi terakhir sebelum memasuki vacum sistem dan keluar menuju NCG sistem.

Vapour yang terjadi pada FFT-1 dikirimkan ke PF-5. dan vapour dari FFT-02 dikirimkan ke PF-6 dalam bentuk foul condensate.

Bagian pada stripping column yang mengandung foul condensate dimanfaatkan kembali untuk memanaskan black liquor dari PF-4 menuju PF-3 dalam reflux condenser 1 dan 2 (RC-1 dan RC-2). Kemudian vapour masuk menuju ke trim condenser. Disini Trim condenser diperlukan untuk menjaga kosentrasi methanol agar tetap rendah dengan temperatur kondensasi yang cukup tinggi. Vent dari Trim Condenser akan dikirimkan menuju ke NCG sistem. Trim kondensasi dilakukan dengan menggunakan cooling water.

DESKRIPSI PEMAKAIAN STEAM

Heater yang terdapat pada efek PF-1 A/B/C/D dilalui oleh Low Pressure live steam untuk memanaskan fluida yang masuk ke body efek.

Steam dikirimkan dari battery limit dengan tekanan 3.8 bar (ef) dan temperatur pemanasan 160 OC.

Dalam keadaan pengoperasian normal, evaporator dan stripper dalam keadaan beroperasi. Konsumsi steam berasal dari kolektor yang sama yang ditempatkan pada pipe rack yang telah dipasang.

Untuk konsumsi steam efek #1, steam flow (FT-402/403/404/405), dengan pressure (PT-406/407/408/409) memonitor steam dari pusatnya. Temperatur saturasi yang terjadi setelah desuperheating juga harus dimonitor. Steam flow dikalkulasikan dengan benar dengan tingkat tekanan dan temperatur yang terjadi.

(lihat P&ID diagram 1922-151/152/153 dan logic diagram 1922-740)

Dalam proses normal, terdapat steam control flow akan tetapi operator juga dapat mengontrol kenaikan steam dengan mengontrol heater pressure.

Untuk proses start up dan jika diperlukan stripper column juga dapat dimasukan steam LP, dengan melalui control flow FIC-490.

Terdapat 3 pilihan untuk mengontrol dari flow indication control (FIC) yaitu :

Secara manual, mengganti posisi valve Memberikan/mengatur set point untuk flow (aliran). Dengan mengatur set point dari sequence dari total konsumsi steam yang digunakan.

Jika kita ingin mengatur heater pressure pada efek #1, kita menggunakan PIC-406/407/408/409.

Kosentrasi produk liquor yang dihasilkan tergantung kepada pengaturan steam flow (pressure) ke efek #1.

Akan tetapi, perbedaan temperatur steam antara temperatur saturasi dengan aktual dijaga dalam batas 20OC, hal ini untuk mencegah tube agar tidak terjadi pembentukan scale yang terlalu cepat.

Desuperheating sistem yang terdapat pada masing-masing line steam PF-1 agar mengontrol steam lebih mendekati kondisi saturasi. Temperatur diukur didalam sirkuit, dan sebuah control valve mengontrol condensate yang disemprotkan kedalam pipa, mendinginkan steam (TT/TIC/TCV-410/411/412/413).

Laju aliran steam menuju ke efek #1 dicatat oleh steam flow recorder. Hal ini guna untuk mengetahui tingkat laju aliran dan tekanan yang terjadi jika terjadi pengoperasian yang tidak benar oleh operator. Dalam kondisi normal laju aliran adalah konstan, akan tetapi presure steam dapat berubah-ubah. Kenaikan pressure steam diindikasikan juga kenaikan laju aliran steam. Penurunan laju aliran steam pada tekanan konstan, ataupun kenaikan tekanan steam pada laju aliran konstan dapat mengindikasikan beberapa permasalahan yaitu :

1. Terjadinya fouling pada area heat transfer surface.2. Akumulasi non condensable (NCG) didalam satu atau lebih heating element.3. Kelebihan condensate (flooding) di satu atau lebih heating element.4. Kenaikan persen total solid saat mentransferkan liquor.5. Kehilangan tekanan vacum.6. Kenaikan (secara mendadak) kosentrasi liquor pada efek #1.7. Permasalahan pengoperasian yang lainnya yang berhubungan dengan condenser, pompa (khususnya pompa sirkulasi) dan lainnya.

Body efek 1 dan product flash tank PFT-1A atau PFT-1B, dan PFT-3 pada outlet vapour dilengkapi dengan temperatur control sehingga line vapour dapat ditutup jika temperatur liquor terlalu rendah (TIC-TCV : 431, 434, 440, 442). Kenaikan temperatur pada saat set-point secara umum memperbaiki kemampuan laju aliran (flow) dan meningkatkan koefisien perpindahan panas pada permukaan. Bagaimanapun, kita harus memperhatikan perubahan temperatur liquor yang akan mengakibatkan terjadinya fouling dalam heater.

Dan juga dalam PF-1 kita dapat juga mengukur Boiling Point Rise (BPR) perbedaan temperatur dari liquor yang masuk dengan vapour yang meninggalkan PF, dan dalam efek yang lainnya. Perbedaan temperatur ini akan menghasilkan perbedaan tekanan sehingga menghasilkan temperatur saturasi.

Dengan adanya boiling point rise (BPR) ini kita dapat memonitor dan mengecek pengoperasian heating element dan kosentrasi tiap-tiap efek.

Indikator tekanan (press indicator) yang diperlihatkan untuk memonitor temperatur vapour pada masing-masing heating element dan temperatur liquor yang meninggalkan masing-masing efek. Dengan pengoperasian temperatur konstan, akan tetapi dapat berubah sesuai dengan tingkat laju penguapan evaporator. Observasi nilai-nilai yang dikembangkan secara deviasi akan menimbulkan pengukuran yang berguna untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan dalam pengoperasian. Dasarnya, kenaikan yang terjadi akibat perbedaan antara heating element dengan temperatur steam, dan temperatur yang meninggalkan efek, mengindikasikan sebuah redukasi koefisien perpindahan panas yang terjadi untuk setiap efek. Fenomena ini dibarengi dengan kenaikan perbedaan tekanan yang terjadi pada vapour body dalam efek, dan aliran yang naik dalam setiap efek.PENJELASAN TENTANG SIRKUIT VAPOURVapour pertama kali terjadi dalam efek pertama yang digunakan sebagai media pemanas fluida untuk efek kedua PF-2 dan digunakan juga untuk proses dalam stripping column.

Dalam evaporator, PF-1 A/B/C/D, PF-2, PF-3, PF-4, PF-5 dan PF-6 dilengkapi dengan Demister tipe Chevron untuk menghindari entrainment.

Vapour yang dihasilkan dari masing-masing efek dikirimkan untuk mengkondensasikan bagian dalam shell, kondensasi yang terjadi di transferkan ke liquor untuk dipanaskan , ini terjadi dalam PF-2, PF-3 PF-4, PF-5 dan PF-6.

Dalam bagian shell untuk seluruh evaporator, seluruh tekanan yang terjadi diukur, dan dikonversikan dengan tabel steam saturasi untuk nilai temperaturnya. Nilai ini sangat penting bagi operator untuk memonitor profil temperatur dan fungsi-fungsinya dalam mengkalkulasikan pengoperasian DCS. Indikasi BPR juga memberikan hubungan dengan kosentrasi liquor dalam setiap efek (PF).

(lihat functional loop diagram NO 1922-740-)

Surface Condenser merupakan saluran buang untuk proses kondensasi yang terakhir dari aliran vapour yang di vakumkan. Untuk proses pengoperasiannya SC-01 menggunakan media air dingin dari Cooling tower.

Heater dari efek pertama memiliki hubungan venting dengan PF-2, untuk mengeluarkan udara yang terjadi dalam efek. Operator harus mengatur bukaan valve guna menghindari terjadi heat losses yang terlalu tinggi. Venting ( venting pipe) pada PF-2, PF-3, PF-4, PF-5 dan PF-6 dihubungkan menuju ke surface condenser. Dari SC-01 non condensable dihubungkan secara langsung ke vacuum system.

Vapour dari PF-1 juga digunakan untuk stripping column sebagai media pemanas.

Vapour yang keluar dari stripper digunakan untuk reflux condenser (RC-01) guna memanaskan liquor dari PF-3 dan RC-02 digunakan untuk memanaskan liquor dari PF-4. venting reflux condenser akan dikoneksikan menuju trim kondenser untuk proses condensasi dengan menggunakan air dingin, sedangkan venting dari trim condenser dihubungkan menuju recovery boiler untuk dibakar. Tekanan dan temperatur dalam trim condenser akan dikontrol dengan PCV-502 dan laju aliran air dengan menggunakan TCV-505.

Terdapat beberapa bagian untuk mengontrol temperatur vapour yang terjadi antara lain sebagai berikut :

1. Steam Condensate Flash Tank : Memiliki dua tingkatan (stage). Tingkat pertama untuk flash vapour menggunakan manual valve V-536 dan vapour dialirkan langsung menuju shell PF-2, sedangkan tingkat kedua dikontrol dengan manual valve V-537 vapour dikirimkan menuju PF-3.2. PFT-3 50 % Transfer Flash Tank : Agar temperatur terkontrol, digunakan TV-440 yang kemudian vapournya dikirimkan menuju shell PF-3. Line ini dipasangkan sebuah demister untuk menghindari liquor yang terbawa oleh vapour.3. Feed Flash Tank : Untuk mengatur temperatur dan tekanan weak liquor menuju PF-6 terdapat dua unit FFT, vapour dari FFT-1 dikirimkan menuju shell PF-5 dan vapour dari FFT-2 dikirimkan menuju PF-6.4. CPCT : Clean Process Condensate Tank, proses flashing vapournya dikirimkan menuju PF-6 dan PF-5 guna mengurangi temperatur dengan menggunakan valve V-538 dan V-539.5. IPCT : Intermediate Process Condensate Tank, flashing condensate menuju PF-6.6. PFT-1 dan PFT-2 : Untuk mengatur temperatur digunakan control valve TV-431 dan TV-434 yang dihubungkan menuju PF-3 yang dilengkapi dengan demister.

5.3 CONDENSATE CIRCUITSTEAM CONDENSATE CIRCUIT

Steam condensate memiliki kandungan yang bersih yang dihasilkan dari heater efek pertama.

Condensate yang terbentuk dari shell PF-1 secara langsung dikumpulkan dalam condensate pot, dengan menggunakan level control Loop (LT/LIC/LV-426/427/428/429). Hal ini akan menjamin tidak ada condensat yang terkumpul dalam shell setiap PF-1. dari keempat level pot, steam condensat yang bersih akan dikirimkan ke Steam Condensate Flash Tank (SCFT-1/2). Setelah terjadi flashing steam dalam dua tingkat, steam condensat kemudian dipompakan menuju ke recovery boiler (mill) dengan menggunakan pompa P-112. flow akan dikontrol dengan menggunakan level control LIC-436 dan LV-436.

Konduktiviti meter dan On-Off valve (CT-437, HV-241, HV-242) dipasangkan guna mengontrol kandungan mikromol condensat apakah memenuhi standarisasi untuk dikirimkan ke boiler, jika melebihi standar dari yang diinginkan maka steam condensat dikirimkan ke spill tank.

Condensat dari SCFT juga digunakan untuk desuperheater steam yang menuju PF-1 dan PF-2 dengan menggunakan pompa P-113 yang dikontrol dengan control temperatur pada tiap PF-1 yaitu TT/TIC/TV-410, 411, 412, 413 dan TIC-443 untuk PF-2 untuk mengontrol temperatur steam agar tidak terjadi overheat pada pipa steam. Hal ini guna mengurangi resiko terjadinya scaling selama terjadi proses pemanasan.

PROSES CONDENSAT CIRCUIT

Shell pada PF-2/3/4/5/6 dan surface condenser dirancang guna menghasilkan kualitas condensat yang berbeda-beda.

Clean Process Condensate untuk mengolah bagian clean condensat dari PF-2, PF-3 dan PF-4. Condensat dari clean shell pada PF-4 dikirimkan menuju CPCT dan yang telah diflashing dua kali dikirim menuju PF-5 dan PF-6. Agar panas condensate dapat dipertahankan pada kondisi temperaturnya, condensat dari PF-2 dikirim menuju PF-3 dan dari PF-3 dikirim menuju PF-4 hal ini akan mengakibatkan terjadinya flashing yang kecil didalam shell untuk mempertahankan panas latennya dan saat bersaman akan menurunkan temperatur.

Untuk menghindari flashing didalam pipa dipasang beberapa orifice plate pada inlet shell setiap PF.

Intermediate Process Condensate (IPC) dihasilkan dari bagian foul shell PF-2, 3, 4 dan bagian clean PF-6. aliran ini dikumpulkan didalam IPCP pot yang kemudian dikirimkan menuju PF-5 untuk dilakukan proses stripping. Dari bagian clean PF-5 kemudian dikeluarkan menuju IPCT. Dari sini setelah dilakukan flashing ke PF-6 pada bagian shellnya kemudian pompakan menuju tanki penyimpanan.

Foul proses Condensat dihasilkan dari bagian foul side PF-5, PF-6 dan surface condenser, dan juga dari drain vacuum system.

Condensat untuk kandungan yang bersih dari bagian clean shell surface condenser (SC-01) dikirimkan menuju PF-6 untuk proses stripping. Disini kita akan menggunakan tanki IPCP-2 dengan pompa P-115.

Clean proses condensat dikumpulkan didalam CPCT yang kemudian dipompakan menuju clean condensat tank. Disini terdapat level indikasi untuk mengontrol level condensat didalam tanki yaitu LIC-465 dan untuk memonitor conductiviti digunakan CT-474. Jika terjadi beberapa kontaminasi kita dapat mengalihkan condensat tersebut menuju ke spill tank dengan membuka valve HV-244 dan HV-245.

Intermediate proses condensat dikumpulkan didalam IPCT yang kemudian dipompakan menuju ke intermediate condensat tank. Juga dilengkapi dengan indikasi level dan indikasi conduktiviti meter yaitu LIC-466 dan CT-475 dan diversi menuju ke spill tank dengan membuka valve HV-246 dan HV-247

Foul proses condensat tank dikumpulkan didalam FPCT yang kemudian dipompakan menuju Foul condensate tank. Juga dilengkapi dengan indikasi level dan indikasi conduktiviti meter yaitu LIC-466, dan CT-475 dan diversi menuju ke spill tank dengan membuka valve HV-248 dan HV-249.

Disetiap aliran (stream) kita lengkapi dengan indikasi flow dan temperatur.

Dari tanki penyimpanan condensat kita dapat mengirimkan condensat menuju ke mill untuk digunakan, silahkan lihat P&ID 1922-160.

STIPPER CONDENSATE CIRCUITDari tanki foul condensat, kita akan mengirimkan foul condensat menuju ke stripper. Disini terdapat dua buah saringan (filter) untuk mencegah fiber memasuki stripper coulumn. Filter ini juga dilengkapi dengan indikasi pressure drop untuk mengetahui jika terjadi penyumbatan (plugging). Dilengkapi dengan diferensial pressure transmitter DPS-492. Silahkan lihat P&ID 1922-158.

Untuk laju aliran condensat menuju ke stripper kita dapat mengontrol dengan menggunakan FV-491 control valve dengan indikasi flow FT-491 yang akan merealisasikan pemakaian steam menuju ke stripper system.

Kita akan memanfaatkan panas dari PH-01 stripped condensat plate heater untuk dikirimkan menuju ke stripper system.

Foul condensat akan masuk menuju ke stripper column dari bagian paling atas stripper. Disini terdapat dua bagian injeksi, jadi kita dapat mengatur pengoperasian condensate menuju ke stripper column dengan melalui satu atau dua top tray pada stripper.

Didalam stripper kita kan melakukan pemanasan condesat dengan menggunakan vapour dari PF-1 untuk menguapkan condensat. Condensat akan jatuh kebawah melewati tray yang bersilangan dengan laju aliran vapour menuju ke atas hingga terjadi penguapan. Disini terdapat level control condensat LIC-500 dengan level transmitter dan control valve LV-500. Pompa P-119 akan mengirimkan stripped condensat menuju ke intermediate condensat tank. Disini kita akan mengontrol dengan menggunakan conductiviti meter CT-493 dan valve HV-252 dan HV-253 untuk mengalihkan condensat ke foul condensat tank jika stripper system tidak bekerja dengan baik.

Didalam stripper terdapat indikasi press pada bagian atas dan dasar column yaitu PT-499 dan PT-498 dimana kita dapat mengecek kemungkinan terjadinya penyumbatan didalam column.

Vapour dan gas yang dihasilkan dari stipper akan dikondensasikan didalam reflux condenser menggunakan liquor dari PF-4 dan PF-3. Condensat yang dihasilkan akan dikumpulkan didalam reflux pot dengan menggunakan pompa P-120 dan dipompakan kembali menuju ke stripper column. Terdapat indikasi level control yaitu LIC-501 dan LV-501.

Sebagian gas dari reflux juga dikondensasikan menuju ke trim condenser dengan menggunakan air sebagai pendingin. Laju pemakaian aliran Air ini akan dikontrol oleh temperatur gas yang terjadi dari trim condenser. Dengan indikasi TIC-505 dan TV-505.

Pengoperasian tekanan pada stripper column dan vapour pada reflux dan trim condenser dikontrol dengan menggunakan PV-502 didalam pipa NCG untuk dikirimkan ke boiler dari trim condenser.

5.4 VENT & NCG CIRCUITUntuk pengoperasian PF dan Heater yang maksimal kita butuh untuk mengekstraksi akumulasi udara dan gas pada bagian shell heater. Hal inilah mengapa venting dan gas circuit digunakan didalam evaporator.

Vent dari PF-1 (kandungan steam) dikumpulkan dan dikirim menuju ke PF-2. silahkan lihat P&ID 1922-152, 153, 154. Dari masing-masing venting PF-1 dilengkapi dengan RO dan globe valve berukuran kecil untuk mengatur venting atau laju aliran yang terjadi.

Vent dari PF-2, 3, 4, 5, 6 (umumnya NCG dan udara dari vapour liquor) akan dikumpulkan dan dikirimkan menuju ke surface condenser SC-01. pada masing-masing PF juga dilengkapi dengan orrifice plate RO dan juga manual valve untuk mengatur laju aliran yang terjadi.

Pengoperasian vacuum pada evaporator pada dasarnya terjadi karena pengkondensasian vapour oleh cooling water pada SC-01. Gas dan udara diekstrak dengan menggunakan sebuah vacuum system yang mengekstraksi condensate menuju vapour. Seluruh udara dan NCG akan dikeluarkan dengan steam ejector dan dialirkan menuju ke LVHC system untuk dibakar di Boiler. Lihat 1922-157.

Untuk pengontrolan digunakan pressure loop PT-480 dan PV-480 untuk menginjeksi udara menuju ke suction pipe vacuum system.

Vacuum system membutuhkan cooling water (pendinginan) bekerja dengan kondisi stabil dan bagus, dan MP steam untuk ejector system.

LVHC system

NCG dari vacuum system dan foul condensat tank memiliki akumulasi volume yang rendah akan tetapi mempunyai kosentrasi gas yang sangat tinggi.

Saluran keluar pipa-pipa ini akan dikumpulkan menuju ke drain trap tank untuk dilakukan kondensasi. Condensat yang telah terkontaminasi dipompakan ke foul condensate tank dengan menggunakan pompa magnetic drive P-132, kandungan foul condensat ini mengandung komponen air yang lebih. Traip pot dilengkapi dengan level transmitter LT-532 dan pressure transmitter PT-533 yang akan membantu untuk mengontrol steam flow LVHC ejector EJ-04 dengan pressure valve PV-533.

Gas akan dikirimkan menuju ke Recovery Boiler untuk dibakar dengan bantuan thermocompressor ejector EJ-04 menggunakan LP steam sebagai media pendorong. Control flow untuk gas atau steam menggunakan control valve guna untuk keamanan dan pengaturan menuju ke Recovery Boiler dengan flow yang diinginkan. Lihat 1922-60.

NCG DARI STRIPPER TRIM CONDENSER

Untuk pengoperasian yang optimum stripper sistem, dipasang sebuah pipa yang menghubungkan NCG untuk dibakar di recovery boiler dari trim condenser. Terdapat sebuah control valve yaitu PV-502 untuk mengontrol tekanan didalam stripper dan TT-506 untuk mengontrol temperatur NCG mengalir ke trim condenser dengan cooling water dengan indikasi TV-505.

Gas ini memiliki kosentrasi yang tinggi sehingga sangat berisiko untuk terjadinya api atau terbakar. Maka dihubungkan ke LVHC trap pot tank dan menuju ke ejector EJ-04 untuk proses ekstraksi. Direkomendasikan untuk memasang flame arrestor pada line pipa dan juga injeksi steam.

HVLC SISTEM

Evaporator memiliki sebuah kolektor sistem yang mengumpulkan vapour dan gas dari tanki-tanki, weak liquor, spill, condensate tank untuk menghindari adanya emisi gas. Aliran pipa ini akan langsung dikirimkan ke condenser untuk proses pendinginan yang kemudian akan dikirimkan untuk dibakar.

Seluruh vapour akan diekstrak dan dikirimkan untuk dibakar dengan menggunakan fan F-131.

HVLC condenser dilengkapi dengan pompa resirkulasi P-130 dan heat exchanger plate cooler dengan menggunakan media air dingin. Condensasi akan dikontrol dengan LT-530 dan LV-530 yang akan mengirimkan condensate menuju ke foul condensate tank.

Gas yang meninggalkan condenser akan dibakar dengan menggunakan bantuan fan F-131 yang memiliki frekuensi tertentu untuk mengatur alirannya.5.5 WASHING CIRCUITEvaporator dilengkapi dengan washing header circuit guna proses pencucian secara keseluruhan sirkuit.

Seluruh pipa dilengkapi dengan pipa konektor (hose) untuk proses washing. Dan juga seluruh pompa juga dilengkapi dengan pipa penghubung (hose) washing proses pada bagian In dan Out pompa.

Washing sirkuit yang utama terbujur sepanjang evaporator yang kemudian terdapat cabang-cabang yang akan dihubungkan langsung ke pipa-pipa dan equipment evaporator.

Untuk proses pencucian (washing) kita menggunakan beberapa fluida yang bisa digunakan yaitu :

Raw Mill water dari Mill Intermediate Process Condensate.

Clean Process Condensate.

Weak Liquor dari Spill tank

Washing sikuit untuk PF-1 mengikuti seuence yang tersedia dalam pengoperasian. Salah satu PF-1 akan dilakukan prose washing mengikuti sequence yang ada dengan menggunakan valve otomatis.

Drain untuk washing PF-1 dialirkan menuju ke Sump Pit dimana terdapat pompa yang akan mengirimkan menuju ke spill tank.

Dari washing header terdapat beberapa koneksi untuk air, udara dan steam. Hal ini akan memungkinkan untuk mengoptimalkan proses pada titik tertentu.

Untuk pipa heavy Liquor dari PF-1 ke Product Heavy Liquor tank dan menuju ke boiler digunakan pipa washing yang dikoneksikan dengan LP steam. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan (plugging) sehingga lebih bagus menggunakan LP steam, akan tetapi harus berhati-hati karena akan menimbulkan beberapa resiko untuk terjadinya burning (terbakar) atau pun Hammering pada pipa dan pompa.

5.6 COOLING WATER CIRCUIT

Untuk proses terjadinya vacuum dalam proses evaporator tercipta karena adanya proses kondensasi vapour dari PF-6 pada surface condenser. Kondensasi yang terjadi karena adanya media pendingin air dari cooling tower yang dialirkan menuju ke surface condenser.

Dari cooling tower laju aliran (flow) akan diketahui dari indikasi FT-4103 dan manual valve 4lv-187 diatur untuk mengontrol outlet condenser.

Laju aliran air dikontrol dengan FT-483 dan control temperatur outlet dengan TV-481 atau vacuum pada condenser dengan PT-480.

Dari cooling water circuit akan dihubungkan kebeberapa koneksi pada evaporator antara lain sebagai berikut :

Vacuum system condenser

Vacuum system membutuhkan media air secara berkelanjutan sebagai kondensasi steam pada ejector. Terdapat sebuah flow control untuk mengakumulasi total laju aliran air ke condenser, yang diatur secara manual ke second kondenser. FIC-546 diindikasikan dengan FV-546.

Trim Condenser

Trim condenser pada stripper system bekerja dengan menggunakan media air pendingin untuk proses final kondensasi gas. Laju aliran air akan dikontrol oleh TV-505 dan TIC-505 untuk menjaga temperatur gas NCG.

HVLC Condenser

HVLC condenser akan mendinginkan/mengekstraksi gas NCG dari tanki-tanki sebelum dibakar di boiler. Hal ini akan menurunkan kadar volume NCG. Untuk ini dipasangkan sebuah plate heat exchanger guna proses resirkulasi condenser. Pendinginan akan dilakukan oleh air dari cooling water yang diatur secara manual pada skala 45 OC didalam condenser.

5.7 SERVICE

Evaporator dilengkapi oleh beberapa equipment service guna proses pengoperasian dan perawatan.HOSE STATION

Terdapat beberapa hose station yang digunkan untuk proses washing dan perawatan. Terdapat tiga jenis fluida dihubungkan dengan masing-masing pipa dan hosenya. Yaitu Mill water, Udara dan LP steam.

LP steam akan dihubungkan juga dengan pipa mill water jika digunakan untuk proses memanaskan air untuk proses washing.

Pada masing-masing sirkuit dilengkapi dengan shut-off manual valve.

STEAM TRAP

Seluruh pipa steam untuk beberapa titik dilengkapi dengan steam trap. Hal ini guna untuk mengakumulasi condensate pada titik akhir pipa untuk mencegah terjadinya condensate sampai pada heater yang akan menyebabkan hammering.

Pada masing-masing steam trap terdapat welded pot (DN-150) dengan drain manual valve dan continuos thermodynamic steam trap yang akan melakukan flush secara periodik. Pada discharge steam trap akan dikumpulkan pada header guna dikirimkan menuju ke steam condensate flash tank untuk diolah kembali.

Hal yang sama juga dilakukan untuk pipa Low dan Medium steam.

Untuk steam trap number akan dilakukan pada saat proses konstruksi piping.

HEAT TRACINGSeluruh pipa yang dialiri strong black liquor dari PF-1 hingga ke Recovery Boiler akan dipanasi. Heat tracing menggunakan media Low Pressure Steam.

Terdapat sebuah piping header, dimana pada header heat tracing ini akan dikoneksikan pipa-pipa yang akan menghubungkan ke pipa-pipa yang berbeda-beda. Sama seperti pipa untuk strong black liquor, untuk pipa tracing kita juga menggunakan material stainless steel. Disini dipasangkan manual valve dan steam trap pada akhir atau ujung masing-masing circuit.Lihat secara detail pada Erection Book dan Piping Engineering.

HEAVY LIQUOR TANK

Untuk menjaga temperatur pada Heavy Liquor tank, disini dipasangkan sebuah coil didalam conical bottom yang terbuat dari pipa 2 dan juga menggunakan thermal cement.

Dalam hal ini juga menggunakan media LP steam yang diatur dengan menggunakan pressure valve dan steam trap untuk mengeluarkan condensate yang terjadi.

PFT-1A, B PFT-3 : juga menggunakan sebuah coil pada bagian dasar conical untuk proses transfer panasnya juga menggunakan media LP steam dan steam trap untuk mengeluarkan condensatnya.

PUMP MECHANICAL SEAL SERVICE

Hampir seluruh pompa dilengkapi dengan mechanical seal double maupun single. Mechanical seal membutuhkan media air yang dikontrol dengan pressure control dan flow control.

Dari header pipe, maka dikoneksikan pada masing-masing pompa yang akan diberi flow control system dan pressure control system. Flow meter ini dilengkapi dengan flow detector yang akan memberikan indikasi alarm ke DCS jika terjadi penurunan laju aliran dibawah set point yang diharuskan.

INSTRUMENT AIR CIRCUIT (UDARA INSTRUMEN SIRKUIT)

Untuk seluruh control valve dan otomatic On/Off valve akan dilengkapi dengan pneumatic actuator. Disini dibutuhkan udara untuk instrument tersebut yang dikoneksikan dari header udara instrumen.

Udara instrument dilengkapi dengan filter (saringan) dan beberapa manual valve yang akan membagi ke masing-masing control valve dan On/Off valve tersebut.

SAMPLING POINTSUntuk proses pengecekan pengoperasian evaporator, disini dipasang beberapa sampling point guna mengecek sample liquid.

Weak Liquor & Condensate

Terdapat pipa cabang berukuran 1 pada discharge pipa sample taking.

Dipasang sebuah pusat untuk pengambilan sample point station dimana weak liquor dan condensate akan dihubungkan dengan pipa 1. Dengan ini akan lebih aman jika akan melakukan pengambilan sample ataupun density meter. Dilengkapi dengan washing koneksi dan pipa venting.

Intermediate dan Heavy Liquor Sampling

Disini akan dipasangkan sebuah pot yang khusus untuk pengambilan sample intermediate dan heavy liquor. Dari cabang yang dikoneksikan dengan pipa 1 akan dihubungkan menuju sample pot. Dilengkapi dengan washing sirkuit dan venting.

Dalam beberapa kasus heavy liquor sample point perlu dipasang tracing pipa guna menghindari penyumbatan.

SAFETY SHOWER

Beberapa safety shower akan dipasangkan pada beberpa titik di evaporator ini. Satu pipa khusus akan membujur sepanjang evaporator plant dari dan dimana safety shower akan dipasang.

Pengoperasian sirkuit harus dijamin dan walaupun saat evaporator dalam keadaan shut down.

DRAIN & TRENCH

Seluruh drain dan over flow untuk equipment yang utama dan seluruh tanki dihubungkan ke drain header yang secara langsung menuju ke sump pit. Maka liquor akan dipompakan dari sump pit menuju ke spill tank ataupun ke weak liquor tank dengan menggunakan pompa P-125.

Terdapat 3 pipa yang akan mengcover seluruh equipment drain ini

Parit juga akan mengalirkan seluruh tumpahan dan drain pada evaporator ini seperti juga halnya untuk air.

Pada inlet spill sump terdapat sebuah otomatic valve HV-243 yang interlock dengan conductivity meter CT-444. Jika terdeteksi kandungan konductivity yang tinggi pada parit valve ini akan membuka dan akan mengalirkan liquor menuju ke sump pit. Jika cairan yang utama dalah air hujan maka HV-243 akan tetap tertutup sehingga air akan mengalir menuju parit air hujan.

Sump pit dilengkapi dengan level indikasi LS-445, apabila level telah tinggi maka secara otomatis akan menjalankan pompa P-125 hingga level kembali rendah sehingga pompa kembali pada posisi off.

Untuk beberapa equipment seperti main condenser, reflux condenser, trim condenser akan dilengkapi drain pot untuk proses perawatannya.

6. CONTROL DAN FILOSOFINYA Disini akan dijelaskan parameter-parameter untuk control yang utama pada evaporator.

Kita memiliki indikasi dan control loop untuk memonitor dan mengoperasikan evaporator secara aman. Flow, tekanan, temperatur, level dan lain-lain semuanya akan dikontrol pada evaporator ini.

Data ini akan muncul pada layar DCS dalam bentuk diagram, alarm, control loop dan lain-lain.

Dasar referensi dokumentasi untuk pembelajaran dihadirkan dalam :

P&ID diagram : 1922 151 hingga 160

Input/output DCS list : 1922-936

Functional Diagram : 1922-740

Logic Diagram : 1922-750

DCS akan mengolah data-data sinyal informasi untuk mengontrol evaporator :

Dari Evaporator menuju DCS : AI signal sebagai nilai proses ( level, tekanan, temperatur dan lain-lain) dan DI signal (menyatakan komponen untuk motor, limit switch dan lain-lain).

Dari DCS menuju Evaporator : AO signal (open of valve), DO Signal ( start stop motor, open close of valve, dan lain-lain).

DCS dilengkapi dengan software program untuk membuat aturan control loop, interlock, kalkulasi, sequence dan lain-lain dan akan memonitor parameter pengoperasian yang diberikan dari deviasi alarm, ataupun failure alarm.

DCS nemiliki kemungkinan untuk dioperasikan secara MANUAL ataupun AUTOMATIC .

1. Manual Mode : Operator dapat mengoperasikan equipment dan perangkat instrument, dengan memberikan perintah buka dan tutup valve, start ataupun stop motor, memilih ketetapan untuk set point dalam control loop dan lain-lain.

Interlock untuk pengoperasian manual mode ini juga harus di set dalam format manual untuk menghindari resiko yang terjadi saat pengoperasian ataupun kesalahan-kesalahan.

2. Automatic Mode : DCS control merupakan hal yang utama dalam pengoperasian. Control loop diatur langsung, interlock juga ada pada penoperasian ini, sequence dengan mengikuti program yang ada, dll.

6.1 UMUMBeberapa penjelasan sistem control dan interlock secara umum digambarkan.

Motor Interlock

Apabila muncul Signal default dari MCC room (trip alarm) maka semua motor akan berhenti. Setelah dilakukan reset kembali maka motor hanya dapat di start ulang dengan cara manual oleh operator.

Motor Operation

DCS akan mengatur keseluruhan untuk otoritas motor.

Dalam kasus emergency stop (stop mendadak), signal DI akan memberikan perintah ke DCS untuk melakukan stop motor baik itu dalam manual ataupun automatic mode.

Interlock Pompa Keseluruhan pompa harus dimonitor dari level yang terjadi pada tanki. Untuk menjaga pompa agar tidak beroperasi dalam keadaan tidak ada fluida (dry running), low level alarm yang terjadi akan memberhentikan pompa secara otomatis.

LT-xx Low Level (L) hanya memberikan indikasi alarm (dalam batas 20%)

LT-xx Low Low Level (LL) akan timbul indikasi alarm untuk stop pompa (batas 10 %).

Jika indikasi L alarm lenyap (level telah naik kembali) maka pompa akan start secara otomatis. Beberapa pengecualian untuk beberapa aplikasi khusus, atau untuk proses keselamatan (akan dijelaskan kemudian).

Pompa-pompa Steam/ vapour Interlock

Khususnya untuk PF terhindar dari kekosongan liquor didalam tube atau pipa, scaling, penyumbatan didalam PF-1 jika pompa stop. Jika pompa-pompa berhenti, maka control valve untuk steam feed harus ditutup.

On/Off valve

Secara umum on/off valve dikontrol dalam Auto mode, dengan beberapa interlock, atau ada beberapa yang telah diatur secara sequence sesuai program. Seluruhnya dipersiapkan hanya untuk mengaktualisasikan keinginan operator.

On/Off valve harus di set secara auto untuk menjalankan sequence.

Kelainan yang terjadi dalam On/Off valve, (jika limit switch open/close-tidak terdapat signal dalam rentang beberapa waktu), akan menutup valve tersebut dan pindah ke manual mode.

Operator harus memberikan perintah untuk melakukan open/close dan dipindahkan ke Auto Mode.

Level Control

Level terdapat untuk keseluruhan perangkat ataupun equipment evaporator (PF, Transfer tank, Proses tank) diatur dalam setting 50 %set point. (lihat gambar equipment untuk memeriksa pengoperasian level).

Level terjadi dengan pengaturan kerja oleh control valve untuk menjaga liquid tetap pada posisi set point yang diinginkan. Seluruh level memiliki High Level Alarm (H 90%), High High Level (HH 100%), Low Level (L 20%) dan Low Low Level (LL 10%). Interlock dapat dikorelasikan dengan alarm ini. (lihat untuk pompa interlock untuk LL level).

Untuk stroge tank, diberikan indikasi kuantiti tank dalam posisi penuh, maka set poin pada 100 % ini akan menandakan kapasitas maksimum tanki untuk proses melihat terjadinya jika ada over flow.

Set Point :

Nilai-nilai untuk pengoperasian untuk control loop :

1. Internal Set Poin : Diberikan oleh operator sesuai dengan nilai-nilai dalam proses

2. External Set Point : Dihasilkan dari Parameter-parameter DCS lainnya seperti Controller, Function dan kalkulasi serta lainnya.

Berikut ini kita akan menjelaskan control loop, interlock, dan lainnya. Beberapa diantaranya memiliki penjelasan yang sama, perubahan set poin atau alarm seperti data yang di input atau output didalam DCS list.6.2 Weak Liquor FeedDari WLT A/B dengan menngunakan pompa P-121-A/B atau P-122A/B operator akan memutuskan yang mana yang akan digunakan untuk mengalirkan liquor menuju FFT-1/2 dan ke PF-6.

Pompa P-121 A/B indikasi stop popa alarm oleh LT-519 sedangkan untuk P-122 oleh LT-520 LL alarm.

FIC-462, Lakukan set point pada 720 M3/H pada indikasi flow transmitter FT-462.

Kebalikan dari nilai FIC ini terjadi pada aksi untuk control valve FV (jika flow meningkat maka secara otomatis valve akan menutup).

TI-461 indikasi untuk temperatur liquor, nilai pengoperasian : 95 OC.

DT-477 indikasi dari density liquor. Nilai pengoperasian : 1050 kg/m3.

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

FT-462MAG. FLOW METER720 M3/H

FV-462CONTROL VALVEINVERSE (KEBALIKAN)

TT-461TEMPERATUR95 OCL = 90 OC

DT-477DENSITY1057 KG/M3L = 1000 KG/M3

6.3 PF-6, RESIRKULASI DAN TRANSFER LIQUOR

Liquor dari FFT-02 mengalir menuju PF-6 dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan pengaruh perbedaan tekanan.

Didalam PF-6 terdapat indikasi level kontrol LIC-459 untuk mengatur proses transfer liquor dan resirkulasi yang dilakukan oleh pompa P-106.

Pompa P-106 memiliki indikasi IT-106 dengan indikasi high alarm. Hal ini sangat berguna untuk memonitor pengoperasian pompa dan sebagai referensi berapa density liquor didalam PF-6.

Resirkulasi loop memiliki temperatur indikasi TT-460.

MANUAL MODE :

Operator dapat melakukan start pompa P-106 dari DCS. Jika indikasi LL alarm dari LIC-459 tidak timbul di DCS operator dapat melakukan stop pompa P-106.

AUTO MODE :

Pompa P-106 berhenti ketika LL alarm muncul dari layar DCS dari indikasi LIC-459 dan akan restart kembali ketika L alarm telah hilang dari layar sekitar 20 detik.

Pompa P-106 juga memiliki interlock dari MCC untuk motor trip.

Pompa P-106 memiliki indikasi untuk ampere motor yaitu II-106 dengan indikasi high alarm.

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

FT-459DIFF PRESS LEVEL50 %H = 100 %, L = 20 %, LL = 10 %

FV-459CONTROL VALVEDIRECT (LANGSUNG)

P-106INTERLOCKLL = 10 % POMPA STOP, JIKA INDIKASI L ALARM LENYAP POMPA RESTART KEMBALI DALAM WAKTU 20 DETIK

II-106AMPERE0-100 %H = 100 %

TT-460INDIKASI TEMPERATUR58 OC

Kondisi yang sama juga berlaku untuk PF-5, 4, 3, 2, 1 tergantung adri pompa resirkulasi yang digunakan.

6.4 PF-5 DAN TRANSFER LIQUOR

Sama halnya dengan PF-6.

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

FT-456DIFF PRESS LEVEL50 %

FV-456CONTROL VALVEDIRECT (LANGSUNG)H = 100 %, L = 20 %, LL = 10 %

P-105INTERLOCKLL = 10 % POMPA STOP, JIKA INDIKASI L ALARM LENYAP POMPA RESTART KEMBALI DALAM WAKTU 20 DETIK

II-105AMPERE0-100 %H = 100 %

TT-457INDIKASI TEMPERATUR70 OC

6.5PF-4 DAN TRANSFER LIQUOR

Sama halnya dengan PF-5

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

FT-453DIFF PRESS LEVEL50 %H = 100 %, L = 20 %, LL = 10 %

FV-453CONTROL VALVEDIRECT (LANGSUNG)

P-104INTERLOCKLL = 10 % POMPA STOP, JIKA INDIKASI L ALARM LENYAP POMPA RESTART KEMBALI DALAM WAKTU 20 DETIK

II-104AMPERE0-100 %H = 100 %

TT-454INDIKASI TEMPERATUR81 OC

Transfer liquor menuju PF-3 melewati Reflux Condenser (RC-02) dengan menggunakan pompa P-109.

Pompa P-109 memiliki interlock LL (10 %) dari indikasi level LIC-453 untuk stop pompa, ketika indikasi L (20 %) lenyap dari DCS maka pompa P-109 akan restart kembali, set posisi auto mode.

II-109 mengindikasikan ampere pompa P-109 dengan posisi H alarm 100 %.

6.6PF-3 DAN TRANSFER MENUJU PF-2

Sama dengan PF-4 yang menggunakan pompa resirkulasi dan pompa transfer. Liquor yang ditransferkan juga melewati Reflux Condenser (RC-01) dari stripper sistem.

Perbedaannya terletak pada indikasi level control, untuk PF-3 menggunakan LIC-450 yang berinterkasi dengan control valve level LV-450 yang terletak pada out pompa P-110.

Pompa P-110 memiliki interlock LL (10 %) level alarm dengan indikasi dari LIC-450 yang akan menyebabkan pompa stop, dan akan restart kembali jika indikasi L (20 %) alarm hilang dari layar DCS, di set dalam auto mode.

6.7 PF-2 DAN TRANSFER MENUJU PF-1

Sama halnya dengan PF-3 utnuk proses resirkulasi dan transfer liquor.

Transfer menuju PF-1 dilakukan dengan pompa P-108 dengan indikasi level control LIC-447 yang akan berinteraksi dengan level control valve LV-447 pada out pomp P-108.

Pompa P-108 memiliki interlock LL (10 %) level alarm dengan indikasi dari LIC-447 yang akan menyebabkan pompa stop, dan akan restart kembali jika indikasi L (20 %) alarm hilang dari layar DCS, di set dalam auto mode.

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

FT-447DIFF PRESS LEVEL50 %H = 100 %, L = 20 %, LL = 10 %

FV-447CONTROL VALVEDIRECT (LANGSUNG)

P-102INTERLOCKLL = 10 % POMPA STOP, JIKA INDIKASI L ALARM LENYAP POMPA RESTART KEMBALI DALAM WAKTU 20 DETIK

II-102AMPERE0-100 %H = 100 %

TT-448INDIKASI TEMPERATUR107 OC

6.8PF-1 RESIRKULASI DAN TRANSFER

Untuk proses resirkulasi dan transfer dalam PF-1 juga memiliki proses yang sama halnya dengan PF lainnya. Juga terdapat level indikasi control dan interlock pompa.

Perbedaan terletak pada pemakaian valve, dimana untk PF-1 menggunakan On/Off valve yang bekerja sesuai sequence yang dijalankan saat rotasi pengoperasian PF-1s.

Dan juga untuk PF-1 yang memiliki kandungan liquor lebih encer akan dikirimkan menuju PFT-03 guna dikirimkan menuju ke boiler mixing tank untuk dicampurkan dengan kandungan ash (abu boiler) dan kembali dikirimkan menuju ke PF-1

Contoh :

Dari PF-1 C dengan valve HV-222 dibuka, kita akan mengirimkan liquor menuju PFT-03 melewati LV-439 . Ikuti petunujuk tabel dibawah ini :

ITEMKETERANGANSET POINT/NILAI PENGOPERASIANAKSIALARM

LT-439DIFF PRESS LEVEL50 %H = 100 %, L = 20 %, LL = 10 %

LV-439CONTROL VALVEINVERSE (KEBALIKAN)

P-11 A/BINTERLOCKLL = 10 % POMPA STOP, JIKA INDIKASI L ALARM LENYAP POMPA RESTART KEMBALI DALAM WAKTU 20 DETIK

II-111 A/BAMPERE0-100 %H = 100 %

TT-440INDIKASI TEMPERATUR113 OC

TV-440CONTROL VALVEDIRECT (LANGSUNG)

FT-441MAG. FLOW METER130 M3/H

FV-441CONTROL VALVEINVERSE (KEBALIKAN)

Dengan menggunakan valve HV-218 kita akan menerima liquor yang dikirimkan dari boiler mixing tank ke PF-1C.

Transfer dari PF-1C ke PF-1A dan dari PF-1A ke PF-1B dilakukan dengan control valve.

PF-2 menuju PF-1C : HV-202 posisi buka (open)

PF-1C menuju PF-1A : Indikasi level yang mengatur adalah LIC-416 / LV-416 dan posisi HV-207 terbuka (open).

PF-1A menuju PF-1B : Indikasi level yang mengatur adalah LIC-414 / LV-414 dan posisi HV-210 terbuka (open).

PF-1B menuju PFT-1A : Indikasi level yang mengatur adalah LIC-415 / LV-414 dan posisi HV-235 dan HV-237 terbuka (open).

Jika kita lebih memilih PFT-1B, maka HV-237 akan ditutup sedangkan HV-238 dibuka.

Dan untuk seluruh valve yang lainnya dalam posisi tertutup.

Lihat sequence untuk perubahan posisi On / Off Valve, control valve, dan lainnya. Dokumen NO 1922-750-55.

PFT memiliki level control, temperatur control dan juga indikasi temperatur, density, dan flow indikasi liquor.

PFT-1A dengan level control LIC-430 dan LV-430, set point pada 50 % dengan indikasi direct action.

Temperatur control TIC-431 dan TV-431, set point pada posisi 125 OC yang berinteraksi secara direct action.

DT-432 indikasi untuk kosentrasi liquor pada 75 % (density 1410 Kg/ M3).

FT-451 indikasi flow yang diatur pada posisi 117 m3/h.

Untuk PFT-1 B memiliki kontrol yang sama yaitu LIC-433, LV-433, TIC-434, TV-434, DT-435, FT-542.

Dengan menggunakan pompa P-107 A dan II-107 A atau P-107 B dan II-107 B kita akan mengirimkan liquor menuju ke HLT 1 atau 2 dengan menggunakan automatic valve, atau jika terjadi suatu masalah atau dnesity liquor menurun dapat dikirimkan menuju ke spill tank.

6.9 HEAVY LIQUOR TANK 1 & 2 DAN TRANSFER MENUJU KE BOILER

Disini terdapat 2 unit heavy liquor tank yang mempunyai spesifikasi yang sama. HLT-01 dan HLT-02 keduanya dapat menerima liquor dari PFT-1A dan PFT-1B. Operator akan mengatur pengiriman dengan menggunakan automatic valve ke HLT.

HLT memiliki pompa resirkulasi yaitu P-124 dengan indikasi ampere motor II-123 indikasi alarm H alarm 100 %.

Level liquor didalam tanki akan dimonitor dengan LT-510 dengan indikasi alarm HH, H, L, LL yang interlock dengan pompa P-124. Indikasi LL alarm (10%) akan membuat pompa P-124 berhenti (stop).

Product HLTmemiliki temperatur indikasi TT-511 pada derajat 124 OC. Indikasi untuk low temperatur berguna bagi operator sebagai peringatan agar dapat menginjeksikan steam lebih banyak guna menaikkan temperatur.

Transfer liquor dilakukan dengan menggunakan pompa P-126 A atau B (satunya dalam keadaan running dan satunya dalam keadaan stand by). Pompa ini memiliki indikasi ampere II-126 A dan II-126 B.

Density liquor pada transmitter DT-539 dengan memberikan indikasi H dan L alarm. Lakukan set point pada 1410 Kg/M3 . indikasi alarm pada saat commissioning diberikan pada level H = 1430 dan indikasi alarm L = 1370. Indikasi flow diukur dengan transmitter FT-513 dan temperatur TT-512. 6.10 STEAM FEED KE PLANTDari header Low pressure steam kita alirkan steam menuju ke PF-1 dengan system control flow.

Masing-masing PF-1 memiliki masing-masing control loop steam feed, dilengkapi dengan flow indikasi, control valve, temperatur dan indikasi pressure atau tekanan.

Lihat P&ID 1922-152.

FT-402, 403, 404, 405 akan memonitor laju aliran steam. Transmitter dilengkapi dengan orifice plate dengan diferensial pressure transmitter, dihubungkan dengan pressure atau tekanan dan temperatur PT-400 dan TT-401. dengan ini kita akan menggerakkan flow control valve FV-402, 402, 404, 405.Masing masing PF-1 shell body akan mempunyai presurre transmitter untuk monior operasi presurre, dan dengan DCS tombol tangan kita bisa mengubah control dari flow control ke presurre control.

DESCRIPTIONACTIONFT-4055000 KG/H (MANUAL WASHING)

FV-405

STEAM FLOW PF-1CCONTROL VALVEINVERSEFT-40332000 KG/H(INTERMEDIATE)

FV-403

STEAM FLOW PF-1aCONTROL VALVEINVERSEPT-4003.8 BAR EFF

TT-401160 C

PF-1A PRESSPF-1B PRESSPT-4082.8 BAR EFF

PT-4093 BAR EFF

Ketika PF-1 akan berotasi untuk perubahan sequence, set point dari steam feed flow memerlukan perputaran maka untuk menetapkan flow dari steam diperlukan untuk masing-masing aplikasi. Perubahan set point control valve akan bekerja terbuka atau tertutup pelan-pelan untuk menghindari steam yang masuk banyak yang akan mengakibatkan resiko pada peralatan mecnical (hammering pada shell tubes).SECPF-1 DILUTEPF-1 INTERMPF-1 CONCENTRPF-1 WASHING

FT-SET POINT600003200019400GOES TO CLOSED FV & PASS FROM AUTO TO MANUAL MODE (TRACK OF FV TO 0%)

S-1-1C FT-404A FT-402B FT-403D FT-405

S-1-2B FT-403C FT-404A FT-402D FT-405

S-1-3A FT-402B FT-403C FT-404D FT-405

S-4-1B FT-403D FT-405A FT-402C FT-404

S-4-2A FT-402B FT-403D FT-405C FT-404

S-4-3D FT-405A FT-402B FT-403C FT-404

S-3-1A FT-402C FT-404D FT-405B FT-403

S-3-2D FT-405A FT-402C FT-404B FT-403

S-3-3C FT-404D FT-405A FT-402B FT-403

S-2-1D FT-405B FT-403C FT-404A FT-402

S-2-2C FT-404D FT-405B FT-403A FT-402

S-2-3B FT-403C FT-404D FT-405A FT-402

INTERLOCKS: semua FV- valve dari steam feed akan mempunyai TRACK function interlock akan memaksakan untuk menutup valve jika apapun pompa resirkulasi di PF 1 atau PF-2 berhenti.

Masing-masing FV-402, 403, 404, 405 akan dilengkapi dengan tombol limit di posisi tertutup untuk menjamin bahwa valve sudah tertutup.

STRIPPER STEAM VAPOURS FEED

Stripper akan menggunakan bagian vapour dari PF-1 outlet dikumpulkan untuk normal operasi.

Jika diperlukan selama satart-up atau pemanasan pada reflux condenser selama stripper shut-down kita juga bisa menggunakn low presurre steam.

Kita akan control flow dari steam/vapour dengan FIC-490 dengan FT-490 dan FV-490 (kebalikan tindakan). Set point menjadi 14,6 ton/h.

DESUPERHEATING

Untuk mengatur temperatur steam/vapour pada kondisi pengoperasian ada terdapat sirkuit condensate sebagai pendinginan steam pada saturated presurre/nilai temperatur.

Dari SCFT dengan pompa P-113 terdapat sebuah sirkuit yang akan mengirimkan kondensat ke inlet pipa steam masing-masing PF-1 dan PF-2.

Keseluruhan sirkuitnya dilengkapi temperatur control loop TIC dengan TT dan TDV, dipasang high alarm pada temperatur 150C untuk setiap PF-1 dan 120 C untuk PF-2.

Set point diatur untuk masing-masing PF, presurre yang diukur pada shell tiap-tiap PF transfer dinaikkan set poin 2 C pada masing-masing desuperheating. Equip. InletTT-Set pointACTIONSET-POINT

PF-1 ATT-410 TV-410TI-404DIRECT149 C (concentrated)

PF-1 BTT-411 TV-411TI-407DIRECT149 C (intermedia)

PF-1 CTT-412 TV-412TI-408DIRECT149 C

PF-1 DTT-413 TV-413TI-409DIRECT149 C (washing)

PF-2 TT-443 TV-443TI-446DIRECT149 C

STEAM TO HEAVY LIQUOR TANK.

Low Presurre steam digunakan juga untuk mengontrol press dan temperatur pada HLT.

HLT mempunyai coil pemanas pada conical bottom feed dengan steam dan diatur dengan PRV 386 dan PRV 391 (auto regulating valve). Tidak ada sinyal elektrik terdapat. Valve akan diatur pada temperatur 135 C sebanding dengan tekanan 3.2 bar (abs). Steam akan menjadi condensate didalam coil dan secara otomatis atau termodinamik akan keluar.

STEAM TO LVHC EJECTOR

LVHC gas circuit dihubungkan dengan sebuah ejector thermocompresor untuk meningkatkan flow.

Ejector bekerja dengan low presurre steam sebagi medianya, pemakaian steam bekerja dengan sistem pada control loop dimana untuk mengontrol presurre gas dalam drain trap dan aktivasi contol valve.PT-, PIC-, PCV-533 (direct action) denga H dan L alarm set point 200 mm w.c. absolute yang diatur dengan recovery boiler sirkuit.

6.11 VAPOUR DARI PF-1.

Masing-masing PF-1 outlet vapour akan dikirimkan ke VB-01 dilengkapi dengan satu control valve agar temperatur dan presurre terjaga.

Liquor pada masing-masing PF-1 memiliki konsentrasi yang berbeda pada laju penguapan yang dihubungkan dengan kenaikan temperatur BPR.

Disini dibuat hubungan antara temperatur liquor dan presurre steam untuk memonitor pengoperasian PF-1.

TIC akan diatur/control oleh TT- dari bagian liquor

PT- akan memberikan data untuk mengkalkulasikan BPR dan juga Delta T.

BPR : Perbedaan temperatur liquor dan temperatur vapour yang keluar.

DT : perbedaan antara temperatur steam dan temperatur liquor.

Lihat diagram functional loop 1922-740-22 contoh PF-1A

6.12 VAPOUR DARI PF-1 KE PF-2

Vapour dari PF-1 akan dikumpulkan dalam satu kesatuan yang keseluruhannya dan vent dari PF-1 dan juga flash dari SCFT-1 akan dikirimkan ke PF-2. vapour ini akan dipanaskan (over heating) jadi disini dibutuhkan sebuah desuperheating control loops sistem untuk menurunkan temperaturnya. TCV-,TT-,TIC-443

Dalam PF-2 shell kita dapat memonitor presurre dari vapour dengan PT-4460 dan juga temperatus konversi ke saturated temperatur.

Vapour juga digunakan untuk heating stipper sistem lihat point 6.10.

6.13 VAPOUR KE PF.

Vapour dari PF-2 dikirimkan ke PF-3, Diukur dengan PT-449 pada PF-3

Vapour dari PF-3 dikirimkan ke PF-4, Diukur dengan PT-452 pada PF-4

Vapour dari PF-4 dikirimkan ke PF-5, Diukur dengan PT-455 pada PF-5

Vapour dari PF-5 dikirimkan ke PF-6, Diukur dengan PT-458 pada PF-6

Vapour dari PF-6 dikirimkan ke SC-1, Diukur dengan PT-480 pada SC-1

6.14 MAIN CONDENSER DAN VACUUM SYTEM.

NCG dari SC-01 akan di extac pada vacuum sistem untuk dikirimkan ke LVHC gas sistem.

Untuk pengaturan nilai vacum dipasang sebuah pressure central loop untuk press yang masuk ke SC-1 dan mengontrol pemakaian udara dengan PV-480, PT-480,PIC-480. set point pada 150 mbar (diatur pada saat start-up). Kerja akan di balikkan, jadi jika tekanan meningkat PV akan menutup.

Vacum sistem terdiri dari 2 ejector dan condenser kita membutuhkan cooling water/air dingin untuk proses kondensasi untuk mebebaskan ejector dan sebagian gas dari condenser. Water control loop di control oleh FT, FV-546 untuk condenser utama diatur pada 140 m3/h set point.

6.15 COOLING WATER

Vacum pada ejector dan dalam condenser diproses oleh cooling water feeding (pemakaian air pendinginan) pada condenser utama.

Disini cooling water flow diukur dengan FT-483 (set point pada 770 m3/h) dan pengaturan manual oleh control valve TV-481.

Temperatur inlet diukur oleh TT-482 dan outlet temperatur oleh TT-481, perbedaannya pada laju kondensasi (diperkirakan 10C).

Cooling water juga digunakan untuk trim condenser. Lihat stripping sistem.6.16 STEAM CONDENSATE

Pemakaian steam condensate untuk PF-1 akan terjadi kondensasi pada shellnya. Kondensat ini akan dikeluarkan dan dikirim ke SCFT yang dilengkapi dengan level control loops untuk mengirimkan kondensate ke Steam Condensate Flash Tank.

SCP-1 LT, LIC, LCV-426

SCP-2 LT, LIC, LCV-427

SCP-3 LT, LIC, LCV-428

SCP-4 LT, LIC, LCV-429

Keseluruhannya diatur pada set point 50 %

Dalam steam condensate flash tank SCFT-1 kita turunkan temperatur kondensate dengan memflashing dengan lower pressure. Dari sini kita akan mengirimkan kondensate kembali ke boiler.

Disana terpasang level control loop LT, LIC, LV-436 dengan 50% set point.

Transfer condensate dengan pompa P-112 maka conductivity diukur dengan CT-437 dengan sistem high alarm yang interlock jika terjadi kontaminasi condensate dikirimkan ke spill tank maka HV-242 open dan HV-241 close. Set point pada 10 microsiemens diatur selama pengawasan.

6.17 PROSES CONDENSATE

Condensate yang dihasilkan dari PF akan dibagi dalam 3 jenis; clean, intermediate dan foul condensate.

Masing-masing flow dikumpulkan lalu ditransfer dan dipompakan ke tanki penyimpanan.

CLEAN CONDENSATE :

Kita akan melakukan contol level pada CPCT dengan LT, LIC, LV-465, direct action dan set point 50%.

Kita akan mengukur flow dengan FT-471

Kita akan mengecek conductivity dengan CT-471 dengan valve otomatis

HV-245 akan mengirimkan kondensate ke tanki penyiompanan atau ke spill tank.

Kita juga mengirimkan temperatur dengan TT-468.

INTERMEDIATE CONDENSATE :

Level control pada IPCT dilengkapi dengan LT, LIC, LV-466 dengan direct action dan set point 50%, flow diukur dengan FT-472.

Conductivity dengan CT-475 disesuaikan dengan valve HV-245 dan HV-247 dengan temperatur TT-469.

Dalam hal ini dibutuhkan juga valve otomatis FV-545 yang bisa digunakan secara manual oleh operator DCS untuk mengirimkan intermediate ke clean condensate.

FOUL CONDENSATE:

FPCT menggunakan level control antara lain : LT, LIC, LV-467 direct action dan floe 50% diukur oleh FT-473.

Conductivity oleh CT-476 akan bekerja dengan valve HV-248 dan HV-249.

Temperatur oleh TT-470

INTERMEDIATE PROSES CONDENSATE POT-01

Condensate dari PF-4 dan PF-6 dikumpulkan dalam IPCP-01 dengan control level LT, LIC, LV-463 kembali ke PF-5

INTERMEDIATE PROSES CONDENSATE POT-02

Condensate dari SC-01 dikumpulkan dalam IPCP-02 untuk dikirimkan kembali ke PF-6 dengan level control LT, LIC, LV-464

Dalam hal ini juga dibutuhkan valve FV-544 dioperasikan oleh DCS operator bisa mengalihkannya ke IPCT.

6.18STRIPPER SISTEM

Dari foul condensate, condensate akan masuk ke stripper sistem.

Ada dua saringan/filter pada inletnya dengan DPS-492 yang memberikan indikasi alarm jika terjadi penyumbatan dilakukan perubahan saringan dan dibersihkan.

Disini kita akan mengontrol flow dengan FT, FIC, FV-491 (aprox 75 m3/h) direct action.

Penggunaan vapour untuk stripper diprogram jika flow turun maka steam harus diturunkan juga.

Hubungannya 72 m3/h coresponden ke 14.6 tn/h vapour pada tekanan 0.72 bar dan temperatur 117 C.

Sekitar plate heater temperatur akan diukur dengan TT-496, TT-494, TT-495, TT-496.

Pada bagian bawah dan atas tekanannya diukur untuk mengetahui perbedaan pressurenya jika ada penyumbatan.

PT-499,PT-498 dan DP-499

Flow yang keluar juga diukur dengan LT, LIC, LV-500 kerja langsung dengan set point 50%.

Pada outlet stripper conductivity diukur dengan CT-493 dengan valve otomatis HV-253 dan HV-252 yang akan mengirimkan condensate ke intermediate condensate tank atau kembali ke foul condensate tank.

Operasi pressure di stripper a dn reflux 1 akan di kontrol oleh PT, PIC, PCV-502 direct actio dan 1.6 bar abs.

Pengkondensasian vapour diproses pada reflux 1 dan 2 dan trim condenser, seluruh condensate dikumpulkan dalm reflux pot dengan level control dan dikembalikan ke stripper.

LT, LIC, LV-501 direct action dan set point 50%.

Kondensasi pada reflux-2 diproses oleh liquor dari PF-4, temperatur outlet liquor diukur oleh TT-504 sekitar 90 C. Flow liquor kurang dari full kapasitas, flow bisa dialirkan dengan TV-504

Kondensasi dalam reflux no.1 diproses dari liquor PF-3, outlet liquor temperatur diukur oleh TT-503.

Kondensasi dalam trim diproses oleh cooling tower. Flow dari cooling tower dicontrol oleh TT, TIC, TV-506 (temperatur gas yang keluar dari trim condenser) atau temperatur penguapan TT-505, set point 50 C.6.19 STORAGE TANK

Seluruh storage tank dilengkapi dengan level indikasi untuk memonitor peningkatan liquid.

Diukur dari 0 hingga 100 % dengan control high alarm dan low alarm. Low alarm akan interlock dengan pompa untuk memberhentikan pompa.

Untuk tanki penyimpanan, flow yang keluar akan diukur dengan :

FT, FIC, FV-522 : flow dari spill tank ke weak liquor tank. Operator akan memberikan set point.

FT, FIC, FV-515 : flow clean condensate ke mill

FT, FIC, FV-517 : flow intermediate ke mill

6.20 NCG DAN GAS

Seluruh gas akan dikumpulkan dan di proses di recovery boiler untuk dibakar. Disini ada 3 sirkuit utama : High volume low concentrations gas : HVLC . gas yang dikumpulkan dari storage tank.

Low volume high concentrations gas : LVHC. Gas dari vacuum sistem dan dari foul condensate tank.

Gas dari stripper sistem (trim condenser venting). Disebut juga LVHC

Masing-masing mempunyai perbedaan, tetapi tujuan akhirnya tetap ke rocovery boiler untuk dibakar.

HVLC sistem.

Plant mempunyai sebuah sistem kolektor yang manampung vapour dan gas dari tanki weaqk liquor, spills, condensate tank untuk mencegah terjadinya emisi gas buang. Sistem pipa secara langsung menyalurkan gas ke condenser untuk proses pendinginan dan dikirimkan ke burner.

Untuk pengaturan flow dan ptressure untuk pipa yang outlet dari tanki masing-masingnya dilengkapi dengan manual valve dan pressure gauge.

HVLC condenser dilengkapi dengan pompa resirkulasi P-130 dan plate heat exchanger cooler yang menggunakan cooling water. Kondensasi akan di proses oleh LT-530 dan LV-530 yang akan mengirimkan condenste ke foul condensate tank. Aksi alngsung dan set point 50%

Gas yang keluar dari condenser akan dikirimkan ke burner dengan fan F-131 dengan proses pengaturan frekwensi untuk mengatur flownya.

LVHC SISTEM

NCG dari vacuum sistem dan foul condensate tank dan stripper trim condenser memiliki low volume (cool) tetapi memiliki konsentrasi gas yang tinggi.

Hubungan pipanya disatukan pada drain trap tank untuk memungkinkan terjadinya kondensasi. Condensate ini kandungannya kontaminasi yang tinggi dengan pompa P-132 (magnetic drive) dikirimkan ke foul condensate tank. Tarp pot dilengkapi dengan level transmitter LT-532 dan pressure transmitter PT-533 yang akan diatur set pointnya steam flownya dalam pengoperasian LVHV ejector.

Gas ini dikirimkan ke recovry boiler untuk dibakar dengan bantuan thermocompresor ejector menggunakan low pressure steam sebagai media pengiriman.

NCG DARI STRIPPER TRIM CONDENSER

Untuk pengoperasian stripping system yang optimum dipasangkan sebuah pipa pada sistem dari Trim condenser ke LVHC system. Dipasang PCV-502 untuk mengontrol press dari stripper dan TT-506 yang akan mengontrol NCG temperatur dan TV-505 Cooling water ke Trim Condenser.

Di line ini ada resiko terjadinya kebakaran, maka line harus dilengkapi dengan flame arrestor dan injeksi steam untuk meminimkuan flow dan tak ada udara atau oksigen yang dihasilkan. Lihat Review P&ID.

6.21 Mechanical Seal Service

Kebanyakan pompa untuk liquor dilengkapi dengan double mechanical seals. Dan juga beberapa pompa lainnya yang dilengkapi dengan simple mechanical seals.

Pompa-pompa yang akan digunakan untuk external water untuk mechanical sealnya dilengkapi dengan flow meter untuk mengindikasikan adanya flow dan pressure dari water tersebut.

Flow meter ini dilengkapi dengan flow switch yang akan memberikan indikasi alarm pada DCS sebagai antisipasi bagi operator apabila terdapat kesalahan pada sirkuitnya atau didalam partikel seal.

Hal ini untuk menghindari terjadinya kerusakan seal.

Sesuai dengan drawing = 1922-151 dan logic diagram untuk mengetahui pompa-pompa mana yang dilengkapi dengan flow switch.

7. PEGANGAN DAN PENGOPERASIAN (PLANT OPERATION & HANDLING)7.1 Inspeksi Final (Final Inspection)

Setiap bagian-bagian perlengkapan (Evaporator, Heating element dan vapour body, stripping coloumn, vacum system, Heat Exchanger, Tank dan lain-lain) harus diperhatikan secara hati-hati, kerusakan-kerusakan dan hal-hal asing, dari balok-balok kayu ataupun welding rod(tangkai las). Pastikan tidak ada nuts atau baut yang tidak terpasang pada valve tray column, didalam box internal PF, pada distributor plate PF evaporator, pada separator, dan lain-lain hal-hal yang menggangu harus dikeluarkan.

Pipa harus dites dan dicek sesuai P & ID drawing/isometric.

Perhatian untuk orrifice plate dan blanks. Pastikan bahwa susunan dan ukurannya telah sesuai/benar sesuai flow sheet pipa. Keseluruhan sambungan 9joint)dan packing valve steamdan pemasangan nut (mur) telah dicek kekencangannya.Inspektor harus mengecek poma-pompa apakah putarannya telah sesuai, posisi ring dengan mechanical seal, lubrikasi bearing (bantalan), kelurusan (alignment) antara motor dan pompa, kondisi mechanical seal termasuk proteksi dan kebersihan seal water line dan tidak ada gesekan ketika pompa diputar secara manual.

Particular untuk pompa sirkulasi, pastikan secara benar pemasangannya. Screen filter pompa start-up ditambahkan untuk proteksi tambahan.

Slight glass dan gauge glass harus diinstall sebelum final water dan vasuum test.

Pastikan bahwa tidak ada kerusakan pada saat pemasangan, eratkan baut jika diperlukan.

Seluruh gasket yang indikasinya untuk bongkar pasang pada evaporator (khusunya untuk man way, glind flange dan hand hole) harus diberi liberal coating fine graphite pada permukaan gasket tersebut. Hal ini untuk mencegah kerusakan/robek pada sambungan jika dibuka untuk kedepannya.Alat instrumen harus diuji respon yang terjadi dan penempatan yang benar, penyediaan udara, orientasi yang benar, dan pergerakan valve steam pada saat diuji. Sebelum mengkoneksikan udara keinstrumen jaringannya harus di blown out dulu.

Perhatian untuk DCS proses dan respon nilai instrumen dilapangan ( control valve, conductivity transmitter, temperatur transmitter)

Seluruh interlock harus diverivikasi sebelum start up dan pastikan tidak ada kerusakan pada perlengkapan-perlengkapan Evaporator.

Perhatian khusus untuk kalibrasi level