TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB...

57
TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh Neli Komalasari FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESASUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

Neli Komalasari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

ABSTRAK

TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESASUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Neli Komalasari

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikiultural, dikatakan multikulturalkarena terdiri dari berbagai macam suku bangsa, dan dari berbagai macam sukubangsa tersebut memiliki keberagaman tradisi yang berbeda-beda. Salah satutradisi yang masih terus dilestarikan sampai saat ini, yaitu adalah tradisi yang adapada masyarakat Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda KabupatenLampung Selatan yang mayoritas penduduknya adalah suku Sunda. MasyarakatSunda di Desa Sumur Kumbang memiliki tradisi yang terbilang unik dan menarik.Masyarakat menyebut tradisi ini adalah tradisi paperahan. Paperahan diartikanoleh masyarakat Sumur Kumbang adalah suatu tradisi sedekah bumi. Kononmenurut kokolot desa Sumur Kumbang tradisi ini sudah ada sejak zaman nenekmoyang mereka dahulu, bahkan sebelum bangsa Indonesia merdeka. Tradisi inidilaksanakan dari bulan muharam sampai safar setiap tahunnya dan sudahmenjadi agenda wajib bagi masyarakat Desa Sumur Kumbang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pelaksanaantradisi paperahan pada masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang KecamatanKalianda Lampung Selatan? Tujannya yaitu untuk mengetahui proses pelaksanaantradisi paperahan pada masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang KecamatanKalianda Lampung Selatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian iniadalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknikanalisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan tradisi paperahanmelalui tiga tahapan yaitu tahap persiapan diawali dengan musawaroh,dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan kumpulan genep kamis, selanjutnya terakhiradalah penutupan yaitu disebut hari ka tujuh jumat, dilaksanankanlah suatukesibukan yang dilakukan oleh seluruh warga Desa yaitu setelah sholat subuhdilakukan penyembelihan sapi, dilanjutkan dengan masak-masak, bersamaandengan masak-masak dilaksanakanlah mamaca oleh kokolot desa SumurKumbang dan jika masak-masak sudah selesai mamaca juga selesai barulahmakan bersama di sepanjang jalan Desa Sumur Kumbang sebagai penutupan dariserangkaian proses tradisi paperahan.

Page 3: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESASUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

OlehNeli Komalasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

PadaProgram Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA
Page 5: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA
Page 6: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA
Page 7: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kalianda Kabupaten Lampung

Selatan pada tanggal 2 Maret 1992 sebagai anak ke dua dari

lima bersaudara dari pasangan Ahmad Syafei dan Nur Jannah.

Penulis memulai pendidikan dasar di sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) TPI

PERKEMAS Kalianda pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di

sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bringin Jaya Bumi Agung pada tahun

2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas

Negeri (SMAN) I Kalianda pada tahun 2008 dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai maasiswa di Universitas Lampung pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial pada program studi Pendidikan Sejarah melaui jalur ujian SNMPTN

Tertulis. Pada tahun 2012 penulis melakukan Kuliah Kerja Lapanagan (KKL) dan

pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon

Pagar Dewa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, serta penulis juga

melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri I Sukau.

Page 8: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

MOTTO

Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di

dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendaklah ia

mengamalkan ilmunya kepada orang-orang.

(Syaikh Abdul Qodir Jailani)

Page 9: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ini. Karya

ini kupersembahkan kepada:

Bapak Syafei dan Ibu Nur Jannah orang tua ku yang tiada henti

medoakanku dan memberikan semangat agar dapat menjadi orang

yang sukses dan memperoleh gelar sarjana.

Bapak Marben Manik dan Ibu Atima Sinurat orang tua ku yang tiada

henti medoakanku dan memberikan restunya agar dapat meraih

masa depan yang cerah dan memperoleh gelar sarjana.

Para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang begitu berguna dalam kehidupan saat ini maupun

yang akan datang

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 10: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi

Paperahan Pada Masyarakat Sunda Di Desa Sumur Kumbang Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan”.Tak lupa, sholawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang syafaatNya

selalu kita nantikan di yaumil akhir kelak.

Penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki,

sehingga mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan I Wakil Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.Wakil Dekan II Bidang Keuangan

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 11: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

5. Bapak, Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP

Unila.

6. Bapak Drs. Syaiful, M.M.Si, M.H, selaku Ketua Program Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila.

7. Bapak Drs. Maskun, M.H. Dosen Pembimbing Akademik dan

PembimbingUtama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

bimbingan, kritik, saran serta nasihat dalam proses kuliah dan proses

penyelesaian skripsi.

8. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pada Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus sebagai dosen Pembimbing

Kedua, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan kritik, saran,

dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

9. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum. Dosen Pembahas Utama yag telah bersedia

meluagka waktu, memberikan bimbingan, kritik, sara, serta nasihat dalam

proses penyelesaian skripsi.

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, dan para

pendidik di Unila pada umumnya yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi

Pendidikan Sejarah.

11. Keluarga besarku, terimakasih atas doa, bantuan, partisipasi dan

kekeluargaan yang indah.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Pendidikan Sejarah 2011, Anggun

Puspawati, Putri Chairia, Dea Iswary, Marliyana, Riantimala, Sariah

Harahap, Patrik Athena, Yulita, Dona, Flowry, Nina, Alfina, Rika, Windri,

Page 12: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

Hany, Desi, Eka, Ika, Pipin, Neti, Julia, Tiwi, Nova, Umi, Ica, Suhanda,

Agung, Arif, Alan, Heri, dan Budi, terima kasih telah menjadi sahabat

yang baik dan juga penyemangat yang baik selama ini, dan juga teman-

teman lainnya di angkatan 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Terimakasih atas bantuan dan pertemenanan yang indah. Terima

kasih karena telah melalui masa-masa kuliah bersama.

13. Teman-teman KKN-PPL Devi Novita, Arum Candrawati, Wingga Eka

Passerra, Lusi, Mutiah Karimah, Nova, Noris Subhan, Ave Suakanila

Fauzisar, dan Muklis Effendi Yusuf. Terimakasih untuk kenangan dan

kebersamaan indah selama KKN dan PPL di SMA N 1 Sukau Lampung

Barat.

14. Kakak Tingkat dan Adik Tingkat di Program Studi Pendidikan Sejarah,

terima kasih atas bantuannya.

15. Masyarakat Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan, selaku subjek penelitian yang telah memberikan

informasi, bantuan dan data yang dibutuhkan selama penelitian skripsi.

16. Kepala Desa Sumur Kumbang Bapak Shobri beserta jajarannya yang telah

memberikan informasi dan data yang berharga.

17. Kepada Abah Santika, Abah Mahyudin, Abah Sakamdadang, Abah

Mastur, selaku kokolot (tokoh adat) Desa sumur kumbang, yang telah

memberikan informasi dan masukan yang sangat berharga, terima kasih

untuk meluangkan waktunya.

18. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 13: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan

tetapi penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

WassalamualaikumWr.Wb

Bandar Lampung, 2016

Penulis

Neli Komalasari

Page 14: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ii

SANWACANA ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Analisis Masalah ......................................................................................... 6

1. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian,Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ..................... 6

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

2. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 6

3. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 8

1. Pengertian Kebudayaan .......................................................................... 8

2. Pengertian Proses ................................................................................... 10

3. Pengertian Tradisi .................................................................................. 10

4. Pengertian Paperahan ............................................................................ 12

5. Masyarakat Sunda .................................................................................. 15

B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 18

C. Paradigma .................................................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................................ 21

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 23

Page 15: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

C. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 25

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 25

1. Teknik Wawancara .................................................................................. 26

2. Teknik Dokumentasi ............................................................................... 28

3. Teknik Observasi ..................................................................................... 28

E. Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 29

F. Teknik Analisis Data.................................................................................... 29

1. Reduksi .......................................................................................... ........ 30

2. Penyajian Data ......................................................................................... 30

3. Verivikasi Dan Penarikan Kesimpulan ................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................................... 33

1.1 Sejarah Desa Sumur Kumbang .............................................................. 33

1.2 Letak Dan Batas Administratif Desa Sumur Kumbang ......................... 35

1.3 Kependudukan Desa Sumur Kumbang .................................................. 36

1.4 Struktur Pemerintahan Desa Sumur Kumbang ...................................... 39

1.5 Sistem Kekerabatan Orang Sunda .......................................................... 42

1.6 Sistem Pertanian Pada Masyarakat Desa Sumur Kumbang ................... 44

2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 46

2.1 Keadaan Ekonomi, Sosial, Dan Budaya

Pada Masyarakat Desa Sumur Kumbang ............................................... 46

2.2 Sejarah Tradisi Paperahan Pada Masyarakat Sunda

Di Desa Sumur Kumbang ...................................................................... 49

2.3 Hari Peringatan Tradisi Paperahan Pada Masyarakat Sunda

Di Desa Sumur Kumbang ..................................................................... 52

2.4 Makna Tradisi Paperahan Pada Masyarakat Sunda

Di Desa Sumur Kumbang ...................................................................... 52

2.5 Pantangan-Pantangan Dalam Tradisi Paperahan

Pada Masyarakat Sunda Di Desa Sumur Kumbang ............................... 57

2.6 Proses Pelaksanaan Tradisi Paperahan

Pada Masyarakat Sunda Di Desa Sumur Kumbang ............................... 59

2.6.1 Tahap Persiapan (Musawaroh Paperahan) ................................... 61

2.6.2 Tahap Pelaksanaan (Kumpulan Genep Kemis) ............................. 63

2.6.3 Musawaroh Menyambut Penutupan Paperahan ........................... 71

2.6.4 Tahap Penutupan (Hari Ka Tujuh Jumat) ..................................... 73

B. Pembahasan

1. Proses Pelaksanaan Tradisi Paperahan Pada Masyarakat Sunda Di Desa

Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan…. 89

1.1 Tahap Persiapan (Musawaroh Paperahan) ...................................... 89

1.2 Tahap Pelaksanaan (Kumpulan Genep Kemis) ................................. 90

1.3 Tahap Penutupan (Hari Ka Tujuh Jumat) ........................................ 91

Page 16: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 94

B. Saran ............................................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

Tabel1.Nama-Nama Kepala Desa Sumur Kumbang ....................................... 35

Tabel2.Keadaan Penduduk Menurut JenisKelamin

Desa Sumur Kumbang ....................................................................... 37

Tabel3.Keadaan Penduduk Menurut Suku Di Desa Sumur Kumbang ............ 37

Tabel4.Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Desa Sumur Kumbang ....................................................................... 38

Tabel5.Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pokok Masyarakat Sumur Kumbang ................................................. 38

Tabel6.Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Sumur Kumbang ................ 39

Tabel7.Struktur Pemerintahan Desa Sumur Kumbang .................................... 41

Page 18: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Foto musawaroh tradisi paperahan .......................................................... 622. Foto Mamaca yang dilakukan oleh kokolot desa...................................... 653. Kitab Syeh Abdul Qodir Jaelani yang dibaca pada kemis ka hiji. ............ 664. Foto masyarakat yang melakukan makan bersama di masjid ................... 675. Kitab Syeh Abdul Qodir Jaelani yang dibaca pada kemis ka dua............. 686. Foto kepala sapi dimasukkan kedalam lubang.......................................... 757. Foto Tungku atau tempat untuk masak-masak .......................................... 778. Foto Kegiatan ibu-ibu mengolah daging sapi dan ayam

Sebagai hidangan makanan ....................................................................... 779. Foto Sayur soup dan sayur angen lada yang sudah selesai di masak ....... 7810. Foto pemuda desa yang ikut berparti sipasi mengambil daun pisang....... 7911. Foto Para masyarakat bahu membahu memindahkan makanan ............... 8012. Foto Para ibu-ibu membawa makanan ke masjid ..................................... 8013. Foto Para kokolot desa yang mamaca di masjid pada hari ka tujuh......... 8214. Foto Sesaji yang telah disediakan berupa hasil alam atau hasil kebun..... 8315. Foto Cai mujarabah (air jampe) ............................................................... 8416. Foto Seluruh masyarakat berdoa yang ipimpin oleh kokolot desa

Sebelum acara makan bersama dimulai .................................................... 8617. Foto Sisa-sisa makanan yang tida habis dikubur

didalam lubang yang sudah disediakan..................................................... 8718. Foto kokolo des memasukan bebuang dan membacakan doa sebelum

akhirnya lubang akan di tutup . …………………………………………88

Page 19: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa yang besar adalah bangsa yang multikultural, dan Bangsa Indonesia

merupakan bangsa yang multikultural (majemuk), dikatakan multikultural karena

terdiri dari berbagai macam suku bangsa, dan dari berbagai suku tersebut

memiliki berbagai keragaman kebudayaan yang berbeda-beda, baik dari tradisi

maupun adat istiadatnya. Kebudayaan yang tercipta merupakan jati diri dari suatu

bangsa dan membedakan dengan yang lain melalui kekhasannya masing-masing.

Kata ‘’kebudayaan’’ berasal dari kata sanskerta buddhayah, yaitu bentukjamak dari buddhi yang berarti ‘’budi’’ atau ‘’akal’’. Dengan demikiankebudayaan dapat di artikan: ‘’ yang bersangkutan dengan akal’’.Demikianlah‘’budaya’’ adalah‘’ daya dari budi’’ yang berupa cipta, karsa,dan rasa, sedangkan ‘’ kebudayaan‘’ adalah hasil dari cipta, karsa, danrasa. (Koentjaraningrat, 2000 : 18).

Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, rasa, dan

karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kehidupan

bermasyarakat, tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan.

Begitu pula sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat, ini

berarti begitu besar kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat. Kebudayaan itu

tercipta sebagaimana manusia telah memiliki kehidupan menetap dan berusaha

Page 20: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

2

mengembangkan kehidupanya untuk peradaban yang lebih maju dan melestarikan

kebudayaan itu melalui tradisi dan adat istiadat yang telah ada sejak dulu kala.

Kebudayaan yang diciptakan oleh manusia itu terkonsep dalam berpikirpada wujud ide, berprilaku pada wujud aktivitas serta tradisi yang berwujudpada benda atau aktivitas. Kebudayaan dan tradisi tidak dapat terpisahkankarena didalam kebudayaan terdapat didalamnya suatu bagian tradisi,terlebih dahulu perlu diketahui bahwa budaya bangsa mengarah kepadakebudayaan nasional indonesia yaitu seluruh kebudayaan yang dimilikiseluruh bangsa indonesia, sedangkan tradisi adalah tradisi yang dimilikiberbagai suku bangsa di indonesia yang telah berkembang berabad-abadlamanya sebelum bangsa indonesia terbentuk dan merdeka (Sedyawati,2014 : 273).

Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh manusia dalam suatu

lingkup sosial dan dilakukan terus menerus secara turun-temurun dari nenek

moyang hingga dilestarikan sampai saat ini. Tradisi yang masih sangat kental

sekali dilakukan adalah salah satunya pada Suku Sunda yang ada di Desa Sumur

Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yangmayoritas

pendudukya adalah Suku Sunda. Masyarakat Sumur Kumbang memiliki tradisi

yang terbilang unik yaitu tradisi yang disebut Masyarakat setempat dengan

paperahan, atau disebut sedekah bumi, dalam tradisi paperahan ini sangat

identik sekali dengan suatu kegiatan makan bersama disepanjang jalan desa yang

ada di Sumur Kumbang. Paperahan merupakan tradisi menutup tahun yang

dilaksanakan dari bulan muharram samapi bulan safar. Tradisi ini merupakan

acara besar dan sakral yang ada di Desa Sumur Kumbang dan Desa ini yang

masih sangat kental sekali melaksanakan tradisi ini.

Paperahan itu sendiri menurut masyarakat sunda yang ada di DesaSumur

Kumbang adalah suatu tradisi sedekah bumi. Menurut mitologi atau kepercayaan

masyarakat Desa Sumur Kumbang, paperahan merupakan perintah langsung dari

Page 21: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

3

leluhur masyarakat setempat yakni Ki Buyut Sapid yang mana menurut sejarah

Desa Sumur Kumbang beliau masuk ke Desa Sumur Kumbang pada tahun 1901,

dahulu Desa Sumur Kumbang merupakan tanah rawan dan hutan belantara

bahkan menurut kisahnya dahulu orang yang masuk hutan ini pasti sakit dan

meninggal dan diserahkanlah daerah ini kepada Ki Buyut Sapid, Ki Buyut Sapid

yang mengurus dan pencetus perkampungan di Sumur Kumbang, oleh karena itu

perintah langsung melaksanakan paperahan ini berlangsung hingga saat ini

(Wawancara dengan kepala Desa Sumur Kumbang, Bapak Shobri, 26 September

2015 pada pukul 13.00 WIB).

Dilihat dari sudut pandang ilmiah cerita mitologi desa ini sebagai anggapan yang

bukan berarti harus wajib menjadi patokan masyarakat melakukan tradisi ini.

Namun tradisi ini sebagai tujuan untuk melestarikan khasanah tradisi bangsa

Meskipun dahulunya menurut mitologi tradisi ini dijalankan tujuanya untuk

menghindarkan bala-bala dan memohon keselamatan untuk warga Desa karena

mengingat desa ini tanah yang rawan, oleh karena itu paperahan dahulu

dilaksanakan supaya desa menjadi damai, sejahtera, dan rukun serta akur. Seiring

berjalanya waktu tradisi paperahan ini tidak terpaku lagi oleh mitologi tersebut.

Paperahan ini dimaknai sebagai bentuk rasa terima kasih masyarakat Sumur

Kumbang atas limpahan rezeki dan segala nikmat yang telah Tuhan berikan baik

nikmat jasmani maupun rohani.

Tradisi paperahan ini memiliki makna yang merupakan wujud syukur warga Desa

Sumur Kumbang kepada Tuhan YME atas limpahan rezeki dan kesehatan, dalam

tradisi ini juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dan menjalin keakraban,

Page 22: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

4

dan juga tradisi paperahan ini dikaitkan dengan penyelamatan Hutan Gunung

Rajabasa, sebab sebagai manusia bukan hanya memanfaatkan apa yang sudah

diambil di bumi tetapi juga harus memberikan sedekah terhadap bumi, khususnya

tanah sebagai tempat tinggal mahluk hidup. Tanah merupakan masalah pokok

dalam kehidupan masyarakat, karena sumber kehidupan masyarakat berasal dari

tanah. Hampir seluruh masyarakat desa hidup bertani dan berhuma, yaitu

mengolah tanah. Dengan kata lain, mati hidupnya masyarakat desa tergantung

kepada tanah, oleh karena itu ini adalah salah satu tujuan dari dilakukanlah tradisi

paperahan, sebab masyarakat mengambil air minum dari bumi makanpun

diambil dari bumi bahkan pulangpun juga ke bumi, bumi juga telah memberikan

dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh manusia. Tradisi paperahan ini yang

uniknya sangat menggambarkan menyatunya manusia dengan alam betapa tidak

bahwasanya tradisi ini tidak digelar di sebuah gedung atau balai desa, tetapi di

jalan desa, dari halaman masjid sampai di seluruh jalan desa sampai ke ujung

jalan harus terisi (Wawancara dengan kokolot desa Sumur Kumbang, Abah

Santika, 27 September 2015 pada pukul 14.00 WIB).

Dalam sejarahnya proses tradisi paperahan ini dahulu sempat dilaksanakan

hannya satu kali saja di bulan safar yakni tepat hari jumat karena berbagai sebab

dan alasan bahwa dahulu menurut masyarakat di desa ini masyarakatnya tidak

begitu ramai dan terjadi paceklik dan disarankan dilaksanakan tiga kali aja,

menurut cerita masyarakat, setelah dilaksannakan tiga kali paperahan itu

munculah penyakit seperti koreng,benjol-benjol dan penyakit, bahkan penyakit

itu tidak sembuh dan tidak terselamatkan banyak masyarakat yang meninggal,

dan dikumpulkan lagi untuk memusawarohkan paperahan ini untuk kembali ke

Page 23: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

5

tujuh kali, tujuh kali yang dimaksudkan adalah enam kali kumpulan genep kemis

dan hari ke tujuh disebut hari ka tujuh jumat, setelah kembali tujuh kali

kemudian penyakit-penyakit tersebut tidak muncul lagi.

Proses pelaksanaan tradisi paperahan di Desa Sumur Kumbang ini terbilang unik

dan menarik untuk kita ketahui mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan

samapai tahap penutupan, dalam tahap persiapan diawali dengan musawaroh

(musyawarah) oleh kokolot desa (tokoh adat atau orang yang dipertua di desa),

parabot desa (kepala desa beserta pembantu-pembantunya) dan juga masyarakat

desa, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan kumpulan genep kemis (pertemuan 6

kamis), selanjutnya terakhir adalah penutupan yaitu disebut hari ka tujuh jumat

(hari ke tujuh jumat) sebagai puncak paperahan, tepatnya di hari jumat bulan

safar diadakanlah makan bersama di jalan desa oleh seluruh warga Desa Sumur

Kumbang sebagai penutupan dari serangkaian proses tradisi paperahan

(Wawancara dengan kokolot desa Sumur Kumbang, abah Mahyudin, 27

September, 2015 pada pukul 16.00 WIB).

Dari observasi yang telah peneliti lakukan, maka fakta yang terdapat dilapangan

bahwa tradisi paperahan dilakukan oleh masyarakat Sunda yang tinggal di Desa

Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Lampung Selatan yang merupakan tradisi

yang sudah ada dari zaman nenek moyang terdahulu dan harus tetap dilestarikan

karena menurut kepercayaan (mitologi) masyarakat sekitar tradisi paperahan

merupakan titah langsung dari Ki Buyut Sapid yang merupakan leluhur bagi

masyarakat Sumur Kumbang. Pada penelitian ini peneliti merasa tertarik untuk

meneliti dan menggali informasi mengenai proses tradisi paperahan mulai dari

Page 24: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

6

tahap persiapan, pelaksanaan sampai penutupan, karena tradisi ini terbilang unik

dan sangat menarik untuk penulis teliti.

B. Analisis Masalah

1. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian adalah bagaimanakah proses pelaksanaan tradisi paperahan pada

masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Lampung

Selatan?

C. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi

paperahan pada masyarakat Sunda Di Desa Sumur Kumbang Kecamatan

Kalianda Lampung Selatan.

2. Kegunaan

Setiap penelitian tentunya akan dapat memberikan berbagai manfaat bagi semua

orang yang membutuhkan informasi tentang masalah yang penulis teliti, adapun

kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, adalah menjadi bahan sumbangan pengetahuan dalam rangka

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial dan budaya

mengenai kebudayaan Sunda tradisi paperahan pada Masyarakat Sunda di

Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Lampung Selatan .

Page 25: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

7

b. Secara praktis, dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada peminat

kebudayaan yang ingin mengetahui proses tradisi paperahan serta menambah

wawasan bagi penulis dan pembaca tentang tradisi paperahan Pada

Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Lampung

Selatan.

3. Ruang Lingkup

Agar tidak terjadi suatu kerancuan dalam sebuah penelitian, perlu penulis berikan

batasan ruang lingkup yang akan mempermudah pembaca memahami isi karya

tulis ini. Adapun ruang lingkup tersebut adalah :

a. Objek Penelitian : Tradisi paperahan pada masyarakat Sunda

Di Desa Sumur Kumbang Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

b. Subjek Penelitian: Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang

c. Tempat Penelitian: Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda

d. Waktu penelitian : 2016

e. Konsentrasi ilmu : Antopologi Budaya

Page 26: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

8

REFERENSI

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.Halaman 181.

Edi Sedyawati. 2014. Kebudayaan di Nusantara. Depok: Komunitas Bambu.Halaman 273.

Wawancara dengan kepala Desa Sumur Kumbang, Bapak Shobri, 26 September2015 pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang, Abah santika, 27September 2015 pada pukul 14.00 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang, Abah Mahyudin, 27September 2015 pada pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang,Abah Mastur, pada tanggal28 September 2015 pada pukul 14.00 WIB

Page 27: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

8

II. TINJAUAN PUSATAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial

yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan

pengalamannya serta menjadi kerangka landasan bagi terwujudnya kelakuan

(Soekanto, 1981 : 238).

Kata ‘’Kebudayaan’’ dan ‘’culture’’. Kata ‘’kebudayaan’’ berasal darikata sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti‘’budi’’ atau ‘’akal’’. Dengan demikian kebudayaan dapat di artikan : ‘’yang bersangkutan dengan akal’’. Demikianlah ‘’budaya’’ adalah ‘’daya dari budi’’ yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan ‘’kebudayaan ‘’ adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu(Koentjaraningrat, 2000 : 181).

Menurut Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Budayamendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuandan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harusdidapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupanmasyarakat (Sukidin dkk, 2003 : 4 ).

Menurut Kroeber dan Klukhohn (1950) dikutip oleh Munandar Soelaemandalam

bukunya Ilmu Budaya Dasar mengajukan konsep kebudayaan sebagai kupasan

kritis dari definisi-definisi kebudayaan (konsensus) yang mendekat. Definisinya

adalah: kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantaap, pikiran,

perasaan dan reaksi yang diperoleh terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang

Page 28: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

9

menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia,

termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan

terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterkaitan terhadap nilai-

nilai (Munandar Soelaeman, 2005 : 20).

Dari berbagai konsep kebudayaan di atas dapat disimpulkan bahwa Kebudayaan

merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Subyek utama dalam kebudayaan adalah manusia dan kebudayaan adalah wadah

bagi manusia untuk beraktivitas dan berinteraksi, tidak ada satu masyarakatpun

yang tidak memiliki kebudayaan, begitu pula sebaliknya tidak akan ada

kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar kaitan antara

kebudayaan dengan masyarakat. Manusia dan kebudayaan memang tidak dapat

dipisahkan, kebudayaan terlahir karena adanya kepentingan dari manusia untuk

saling memperkuat diri dalam suatu tradisi yang ada dalam kebudayaan dan

mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan ini tidak terlepas dari hakikat

manusia sebagai mahluk sosial dan mahluk yang berintelektual sehingga dalam

kehidupanya manusia selalu melakuakan langkah-langkah sistematis untuk

mencapai tujuanya.

Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari barat pulau Jawa

Indonesia, yang terkenal dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah

administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung. Orang Sunda

dikenal memiliki sifat ramah, dan sopan, selain itu Suku Sunda juga memiliki

tradisi yang terbilang khas dan unik untuk kita ketahui seperti tradisi masyarakat

Sunda di Desa Sumur Kumbang Kalianda Lampung Selatan. Masyarakat ini

Page 29: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

10

masih menjalankan tradisi dari nenek moyang hingga saat ini yaitu tradisi

paperahan yang merupakan tradisi sedekah bumi yang tujuanya adalah sebagai

bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan YME dan dilaksanakan

sebagai agenda wajib bagi warga Desa tersebut.

2. Pengertian Proses

Menurut (Koentjaraningrat, 1984:154)

Proses adalah berlangsungnya peristiwa dalam ruang waktu atau perkembangan

yang mengandung serangkaian perubahan

Sedangkan menurut (Ali, 1985:24) proses adalah serangkaian tindakan yang harus

dilalui dengan harapan agar segala yang diinginkan dapat terwujud (Dalam

Skripsi Rina Waryani, 2012:10).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses adalah

serangkaian peristiwa dalam ruang dan waktu dengan serangkaian perubahan

dengan harapan agar segala yang diinginkan dapat terwujud. Bagi masyarakat

Sumur Kumbang proses yang dilaksanakan dalam tradisi paperahan mulai dari

tahap persiapan, pelaksanaan, sampai tahap penutupan. Dalam penelitian ini juga,

peneliti ingin mengungkapkan mengenai proses Tradisi paperahan pada

Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan.

3. Pengertian Tradisi

Untuk memahami pengertian tradisi Paperahan, terlebih dahulu perlu dipahami

mengenai pengertin tradisi, yaitu:

Page 30: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

11

Menurut Soebadio (1983) dikutip oleh Mursal Esten dalam bukunya Kajian

Transformasi Budaya, tradisi adalah kebiasaan turun-temurun sekelompok

masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Tradisi

memperlihatkan bagaimna anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam

kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang bersifat gaib atau

keagamaan. Didalam tradisi diatur bagaimana manusia berhubungan dengan

manusia lain atau kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain,

bagaimana manusia bertindak terhadap lingkunagannya dan bagaimana perilaku

manusia terhadap alam yang lalu ia berkembang menjadi suatu sistem, memiliki

pola dan norma yang sekaligus juga mengatur penggunaan sanksi dan ancaman

terhadap pelanggaran dan penyimpangan (Esten, 1999 : 21).

Menurut Edward Shils dikutip oleh Edi Sedyawati dalam bukunya yang

membahas pengertian ‘’tradisi’’ mengemukakakan bahwa pada dasarnya suatu

pola perilaku itu dapat disebut sebagai ‘’tradisi’’ apabila telah berlangsung secara

berkelanjutan sekurang-kurangnya sepanjang tiga generasi. Pengertian

‘’generasi’’ dalam hal ini tidak hanya dipahami dalam arti masa hidup biologis

seseorang beserta semua sebayanya, tetapi dapat juga dalam arti ‘’angkatan’’

dalam suatu lingkungan orang-orang dengan karir tertentu (Sedyawati, 2014 :

259).

Berdasarkan konsep tentang tradisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tradisi

itu merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dan telah

berlangsung dalam waktu yang lama. Tradisi yang telah ada dari zaman nenek

moyang tersebut juga perlu diwarisi dari generasi kegenerasi agar tidak punah.

Page 31: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

12

Seperti halnya tradisi paperahan dari masyarakat Sunda yang ada di Desa Sumur

Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ini yang memiliki

keunikan tradisi dari berbagai keunikan tradisi yang ada yakni tradisi paperahan

karena tradisi ini masih sangat kental sekali dilaksanakan setiap tahunnya

meskipun di zaman yang semakin canggih ini, masyarakat Desa Sumur Kumbang

tetap tidak melupakan tradisi dari leluhurnya terdahulu, hal inilah yang dapat

menjadi contoh bagi desa-desa yang lainya.

4. Pengertian Paperahan

Menurut mitologi (kepercayaan) masyarakat Desa Sumur Kumbang paperahan

merupakan perintah langsung dari leluhur masyarakat setempatyang bernama Ki

Buyut Sapid dikisahkan beliau masuk ke Desa Sumur Kumbang pada tahun

Tahun 1901, dahulu Sumur Kumbang merupakan tanah rawan dan hutan

belantara dahulu orang yang masuk hutan ini pasti sakit dan meninggal dan

diserahkanlah daerah ini kepada Ki buyut Sapid, beberapa orang masuk kedaerah

ini tidak akan selamat dikarenakan daerah yang rawan. Ki Buyut Sapid yang

mengurus dan pencetus perkampungan di Desa Sumur Kumbang. Oleh karena itu

perintah langsung melaksanakan paperahan ini berlangsung hingga saat ini dan

dijalankan secara turun temurun (Wawancara dengan kepala Desa Sumur

Kumbang, Bapak Shobri, 26 September 2015 pada pukul 13.00 WIB).

Paperahan diartikan oleh masyarakat adalah sebagai suatu tradisi sedekah bumi,

yang mana dalam tradisi paperahan ini sangat identik sekali dengan suatu

kegiatan makan bersama disepanjang jalan desa yang ada di Sumur Kumbang,

makan bersama di sepanjang jalan desa ini dilakukan pada hari ka tujuh jumat,

Page 32: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

13

sebagai hari puncak paperahan, dan warga beramai-ramai akan makan bersama

disepanjang jalan desa Sumur Kumbang, disamping makan bersama dijalan desa

ini disedekahkanlah berbagai hasil alam masyarakat baik berupa beras, umbi-

umbian, buah-buahan, makanan dan juga hasil ternak yang masyarakat miliki.

Menurut kokolot desa Sumur Kumbang tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek

moyang terdahulu, bahkan sebelum bangsa Indonesia merdeka tradisi ini sudah di

laksanakan. Paperahan dilaksanakan dari bulan muharam sampai safar setiap

tahunnya dan sudah menjadi agenda wajib bagi masyarakat Desa Sumur

Kumbang.

Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Sumur Kumbang kepada Tuhan

YME atas limpahan rezeki, kesehatan, ketentraman, dan segala nikmat yang telah

Tuhan berikan, dibalik ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan YME,

paperahan ini juga dilakukan oleh masyarakat dengan alasan bahwasanya

masyarakat sudah tinggal di bumi, makan di bumi, minum di bumi bahkan

pulangpun juga ke bumi. Oleh karena itu sebagai bentuk terima kasih terhadap

bumi yang telah Tuhan ciptakan ini masyarakat mengekspresikanya melalui

tradisi paperahan.

Tradisi paperahan merupakan bentuk rasa syukur kepada Gusti Allah (Tuhan

YME) karena telah diberi keberkahan tinggal di Desa Sumur Kumbang.Tradisi

paperahan ini juga dikaitkandengan penyelamatan Hutan Gunung Rajabasa

dimana merupakan tempat masyarakat tinggal, karena sebagai manusia bukan

hanya memanfaatkan apa yang sudah diambil di alam, tetapi juga harus

memberikan sedekah terhadap bumi, oleh karena itu ini adalah salah satu tujuan

Page 33: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

14

dari dilakukannya tradisi paperahan ini, sebab masyarakat mengambil air minum

dari bumi makananpun diambil dari bumi bahkan pulangpun juga ke bumi

(Wawancara dengan kokolot desa Sumur Kumbang, Abah Mastur, 26 September

2015 pada pukul 14.00 WIB).

Tradisi yang tidak boleh sembarangan dilakukan ini memerlukan peran para

kokolot desa dalam hal ini sangat berperan penting dalam pelaksannaan tradisi ini

karena mereka yang mengetahui seluk beluk tentang tradisi paperahan. Selama

paperahan ini dari bulan muharram samapai safar warga desa harus mengikuti

perilaku dan aturan tidak tertulis dan mengikuti pantanganya. Sesuai dengan

pepatah Sunda ciri sabumi, cara sadesa artinya setiap desa memiliki adat

istiadatnya masing-masing. Meskipun di zaman modern sekarang ini Masyarakat

sekitar masih sangat percaya dengan pantangan-pantangan yang ada dalam tradisi

ini dan harus di taati, masyarakat menganggap jika melanggar akan terkena

musibah dan gangguan dari yang gaib bahkan menyebabka kematian

(Wawancara dengan kokolot desa Sumur Kumbang, Abah Mahyudin, 27

September 2015 pada pukul 16.00 WIB).

Trasisi paperahan melalui tahapan-tahapan yang tidak boleh terputus mulai dari

tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap penutupan, dalam tahap

persiapan diawali dengan musawaroh (musyawarah) oleh kokolot desa (tokoh adat

atau orang yang dipertua di desa), parabot desa (kepala desa beserta pembantu-

pembantunya) dan juga masyarakat desa, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan

kumpulan genep kemis (pertemuan 6 kamis), selanjutnya terakhir adalah

penutupan yaitu disebut hari ka tujuh jumat (hari ke tujuh jumat), tepatnya di hari

Page 34: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

15

jumat bulan safar diadakanlah penyedekahan hasil bumi masyarakat baik berup

beras, umbi-umbian, berbagai buah-buahan, dan hewan ternak yang berupa olahan

makanan dari hewan yang telah di kurbankan untuk tradisi ini, beserta dilanjutkan

dengan makan bersama oleh seluruh warga Desa Sumur Kumbang.

Sebelum makan bersama dimulai yaitu sebagai tahap penutupan, dilaksanankanlah

suatu kesibukan di pagi hari yang dilakukan oleh seluruh warga desa bergotong

royong yaitu setelah sholat subuh dilakukan penyembelihan sapi (pemotongan

sapi), dilanjutkan dengan masak-masak dan mamaca (membaca Kitab Syech

Abdul Qodir Jaelani), dan jika masak-masak sudah selesai mamaca juga selesai

barulah makan bersama di sepanjang jalan Desa Sumur Kumbang sebagai

penutupan dari serangkaian proses tradisi paperahan (Wawancara dengan kokolot

desa Sumur Kumbang, Abah Santika, 27 September 2015 pada pukul 14.00

WIB).

Tradisi paperahan ini dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat sunda

di Desa Sumur Kumbang dengan harapan agar tradisi ini terus dilestarikan dari

generasi kegenerasi agar tidak punah. Dalam tradisi paperahan ini menyikap

antara hubungan manusia dengan lingkungan masyarakatnya, hubungan manusia

dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

5. Pengertian Masyarakat Sunda

Terlebih dahulu perlu diketahui mengenai definisi masyarakat. Definisimasyarakat menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang yanghidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (Idianto Muin, 2006:22).Sedangkan menurut Paul B.Horton masyarakat adalah sekumpulanmanusia yang relatif mandiri, yang hidup bersama-sama dalam jangkawaktu yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu,

Page 35: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

16

memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besarkegiatan dalam kelompok itu. (Idianto Muin. 2006:22).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia

yanghidup bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama dalam satu

wilayah tertentu sehingga menghasilkan kebudayaan.

Sedangkan definisi Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasaldari bagian barat pulau Jawa,Indonesia. Secara antropologi-budayadapat dikatakan, bahwa yang disebut suku bangsa sunda adalah orang-orang yang secara turun temurun mnggunakan bahasa-ibu bahasa sundaserta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari, dan berasal sertabertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah yang juga disebuttanah pasundan atau tatar sunda. Secara kultural daerah pasundan itudisebalah Timur dibatasi oleh sungai-sunagi Cilosari dan Citanduy,yang merupakan perbatasan bahasa (Koenjaraningrat, 1982:300).

Akan tetapi diluar Jawa Barat terdapat pula kampung-kampung yang

menggunakan bahasa Sunda, seperti di Kabupaten Pandeglang, Anyer, Lebak dan

di daerah transmigrasi di daerah Lampung dan Sumatra Selatan. Kebudayaan

Sunda yaitu kebudayaan yang hidup, tumbuh, dan berkembang dikalangan orang

Sunda yang pada umumnya berdomisili di tanah Sunda (Ekadjati, 1995:8).

Dalam perkembangan lain istilah sunda digunakan pula dalam konotasimanusia atau kelompok manusia, yaitu dengan sebutan urang sunda(orang sunda). Menurut (warnaen et.al., 1987:1). Orang sunda adalahorang yang mengaku dirinya dan diakui oleh orang lain sebagai orangsunda. Didalam definisi tersebut tercakup kriteria berdasarkanketurunan dan berdasarkan sosial budaya. Menurut kriteria pertama,seorang atau sekelompok orang bias disebut orang sunda, jika orangtuanya, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu ataupun keduanya,orang sunda, dimanapun ia atau mereka berada dan dibesarkan.Menurut kriteria kedua, orang sunda adalah orang atau sekelompokorang yang dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya sunda dandalam hidupnya menghayati serta mempergunakan norma-norma dannilai-nilai budaya sunda(Ekadjati, 1995:7).Nama Sunda itu sendiri berasal dari kata ‘’saunda’’, berarti lumbungbermakna (subur dan makmur), sunda dari kata ‘’sonda’’, berarti

Page 36: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

17

bahagia, Sunda, dari kata ‘’sonda’’, berarti sesuai dengan keinginanhati, Sunda dari kata ‘’sundara’’ berarti lelaki yang tampan dan Sundadari kata ‘’Sundari’’, berarti wanita yang cantik. Orang sunda adalahmereka yang mengaku dirinya dan diakui oleh orang-orang lain sebagaiorang Sunda. Orang-orang lain itu baik orang-orang Sunda sendirimaupun orang-orang yang bukan Sunda (Suryani, 2011:116).

Suku Sunda terkenal dengan kepribadiannya yang ramah, lemah lembut dan

sangat sopan. orang Sunda sebagai masyarakat budaya yang sudah tua dan mampu

bertahan hingga kini dan memiliki pandangan hidup ditengah-tengah masyarakat

dan budaya lainya. Hubungan manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat

Sunda didasari oleh ‘’sikap silih asih, silih asah dan silih asuh’’artinya saling

mengasihi, saling mengasah dan saling mengasuh.

Jadi, masyarakat Sunda adalah sekumpulan orang-orang Sunda yang hidup

bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama dalam satu wilayah atau

daerah tertentu sehingga menghasilkan kebudayaan. Dewasa ini Orang Sunda

tidak berdomisili di satu tempat saja, melainkan telah terpencar dibeberapa tempat

yang terpisah. Selain itu, mereka hidup bercampur dengan atau berada di tengah-

tengah etnis lain.

Masyarakat Sunda yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, tidak terkecuali

di daerah Lampung khususnya di Lampung Selatan kecamatan Kalianda di Desa

Sumur Kumbang yang kebanyakan mayoritas penduduknya adalah suku Sunda

yang berasal dari Provinsi Banten dari kabupaten Pandeglang tepatnya dari daerah

Rampones, Pamarayan, Ciomas, dan Menes, dan ada juga dari luar kabupaten

pandeglang seperti Anyer, Lebak, dan Serang. Menurut Shobri kepala Desa

Sumur Kumbang dalam profil Desa Sumur Kumbang menyebutkan penduduk

Page 37: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

18

Desa Sumur Kumbang berjumlah 334 Kk atau 1246 jiwa yang terdiri dari 640

jumlah laki-laki dan 606 jumlah perempuan. Sebagian besar penduduk berasal

dari etnis Sunda berjumlah 1143 jiwa, sedangkan dari penduduk asli Lampung

berjumlah 40 jiwa, Padang berjumlah 8 jiwa dan Jawa Tengah berjumlah 12 jiwa

(Profil Desa Sumur Kumbang, 2015).

Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang menyebut dirinya sebagai Urang

Sunda Banten (orang Sunda Banten), karena mayoritas menggunakan bahasa

Sunda kasaratau loma (bahasa kasar atau akrab) namun mereka juga biasa

berbahasa Sunda lemes (halus) tetapi untuk kesehariannya mereka berbahasa

Sunda kasar, contoh bahasa yang mereka gunakan adalah seperti jika bahasa

Sunda Banten menyebut mau kemana kamu ‘’nde’ kamana sia’’tetapi jika bahasa

Sunda halus seperti di daerah Priangan dan Sukabumi bahasanya ’’ bade’ kamana

maneh’’.Jika ingin menyebut kak Eka mau makan tidak, bahasa Sunda Bantenya

adalah ‘’teh eka maneh arek hakan teu’’sedangkan bahasa Priangan ‘’teh eka

bade’ tuang heula’’.

B. Kerangka Pikir

Tradisi paperahan merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat

Sunda di Desa Sumur Kumbang Tradisi paperahan ini berlangsung hingga saat

ini tradisi yang dijalankan secara turun temurun ini tujuanya sebagai bentuk

sedekah bumidan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME. Karena diberi

keberkahan untuk tinggal di Sumur Kumbang. Menurut kepercayaan masyarakat

sekitar makna melakukan paperahan ini dimaksudkan bahwa sebagai manusia

Page 38: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

19

yang menempati alam/bumi ini haruslah memberikan sedekah atau sebagian apa

yang telah dinikmati agar alam dapat bersahabat dengan manusia.

Trasisi paperahan melalui tahapan-tahapan yang tidak boleh terputus mulai dari

tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap penutupan, dalam tahap

persiapan diawali dengan musawaroh, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan

kumpulan genep kemis, selanjutnya terakhir adalah penutupan yaitu disebut hari

ka tujuh jumat, tepatnya di hari jumat bulan safar diadakanlah makan bersama

oleh seluruh warga Desa Sumur Kumbang.

Sebelum makan bersama dimulai yaitu sebagai tahapan penutupan,

dilaksanankanlah suatu kesibukan di pagi hari yang dilakukan oleh seluruh warga

desa bergotong royong yaitu setelah sholat subuh dilakukan penyembelihan sapi,

dilanjutkan dengan masak-masakdan mamaca, dan jika masak-masak sudah

selesai mamaca juga selesai barulah makan bersama disepanjang jalan Desa

Sumur Kumbang sebagai penutupan dari serangkaian proses tradisi paperahan.

Page 39: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

20

C. Paradigma

Keterangan:

: Garis kegiatan

Proses Pelaksanaan

Tradisi Paperahan

Persiapan

(Musawaroh)

Penutupan

(hari ka tujuh jumat)

^Penyembelihan sapi

^Masak-Masak

^Mamaca

^makan bersama dijalan desa

Pelaksanaan

(Kumpulan Genep Kemis)

Page 40: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

21

REFERENSI

Soerjono Soekanto. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.Halaman 238.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.Halaman 181.

Sukidin dkk. 2003. Pengantar Ilmu Budaya. dalam E.B. Tylor (ed) primitiveculture. Surabaya: Percetakan Insan Cendekia. Halaman 4.

Munandar Soelaeman. 2005. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.Halaman 20.

Koentjaraningrat dalam skripsi Rina Waryani. 2012. Tinjauan Deskriptif TentangUpacara Hajat Sasih Di Kampung Naga Kecamatan Selawu KabupatenTasikmalaya Jawa Barat. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman10.

Muhammad Ali dalam skripsi Rina Waryani. 2012. Tinjauan Deskriptif TentangUpacara Hajat Sasih Di Kampung Naga Kecamatan Selawu KabupatenTasikmalaya Jawa Barat. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman10.

Mursal Esten. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa. Halaman21.

Edi Sedyawati. 2014. Kebudayaan di Nusantara. Depok: Komunitas Bambu.Halaman 259

Idianto Muin. 2006. Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Halaman 22.

Loc.cit.

Koentjaraningrat. 1982. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:Djambatan. Halaman 300.

Edi S. Ekadjati. 1995. Kebudayaan Sunda. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.Halaman 7.

Elis Suryani. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia.Halaman 116.

Page 41: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

22

Sumber lain:

Wawancara dengan kepala desa Sumur Kumbang, Bapak Shobri, 26 September2015 pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang, Abah Mastur, 26September 2015 pada pukul 13.30 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang, Abah Mahyudin, 27September 2015 pada pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan tokoh adat Desa Sumur Kumbang, Abah santika, 27September 2015 pada pukul 14.00 WIB.

Page 42: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

21

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian.

Metode digunakan agar penelitian dapat dengan mudah penulis ketahui

kebenaranya melalui cara-cara yang dapat di buktikan keabsahan kebenaranya

serta penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya, Dalam

suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memecahkan masalah yang akan

penulis hadapi. Melalui metode tersebut diharapkan suatu hasil penelitian akan

dicapai dengan mudah dan tersusun dengan baik. Oleh karena itu metode

penelitian sangat penting kegunaanya.

Menurut Husin Sayuti Metode adalah cara kerja yang dapat memahami objek

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Sayuti, 1980:32).

Sedangkan menurut Winarno Suracmad, metode adalah suatu cara utama yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian

hipotesis dengan menggunakan tehnik serta alat tertentu. (Surachmad, 1978:121).

Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa metode adalah cara

kerja yang digunakan oleh seorang peneliti untuk memecahkan suatu masalah-

Page 43: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

22

masalah dengan menggunakan teknik-teknik yang telah di tentukan untuk

mencapai tujuanya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dan metode deskriptif.

1. Pendekatan Kualitatif

Sedangkan pendekatan kualitatif adalah suatu Penelitian menuju ke strategi

penelitian observasi parstisipan, wawancara mendalam, dan sebagainya yang

memungkinkan peneliti memperoleh informasi yang bersifat empiris yang hendak

dipecahkan oleh penelitiMenurut Ridjal (Bungin, 2001:82).

Pada penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata,

kalimat, gambar, serta penjelasan tentang data hasil penelitian dan sifatnya

observasi partisipan melalui wawancara mendalam untuk memperoleh informasi

sebanyak-banyaknya guna mendapatkan gambaran dari objek yang ditelikti secara

sistematisdari suatu peristiwa yang diteliti dan lebih akurat.

2. Metode Deskriptif

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian

pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta

(fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya (Nawawi, 1993: 73), jadi dapat

disimpulkan bahwa metode deskripsi adalah suatu metode yang menggambarkan

dan melukiskan objek penelitian yang digunakan sebagai prosedur dalam

memecahkan suatu masalah berdasarkan kebenaran fakta dengan kedaan

Page 44: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

23

sebenarnya. Dalam penelitin ini, penulis menggunakan deskriptif bertujuan untuk

mendapatkan data yang lebih sistematis dan akurat mengenai proses pelaksanaan

Tradisi Paperahan Pada Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin

diperoleh (Noor, 2011: 48). Menurut Suharsimi Arikunto (2011:161), variabel

penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian.Sumadi Suryabrata (2011:25) mengemukakan bahwa: “ variabel

diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, variabel

merupakan segala sesuatu objek yang akan kita teliti yang menjadi objek dalam

pengamatan penelitian yang datanya ingin kita peroleh, maka variabel yang

diajukan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu ‘’Tradisi Paperahan

pada Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan’’.

1. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep atau

variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari

suatu konsep atau variabel. Dimensi dapat berupa: perilaku, aspek, atau

sifat/karekteristik (Noor, 2011:97).Dengan demikian, maka operasional variabel

Page 45: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

24

adalah definisi suatu konsep yang menspesifikasikan suatu kegiatan, sehingga

obyek yang kita amati dan kita teliti dapat diukur dengan jelas.

Dalam penelitian ini penulis merumuskan definisi operasional variabel dari tradisi

paperahan yang meliputi: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, dan tahap

penutupan. Tradisi paperahan pada Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

2. Informan

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh lebih banyak informasi mengenai tradsi

paperahan maka penulis menggunakan informan. Informan dalam penelitian ini

adalah orang yang memiliki kaitan langsung dan mengerti tentang tradisi

paperahan, agar lebih terbukti dan terpercaya informasinya, maka peneliti

menetapkan informan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Tokoh masyarakat atau tokoh adat. Tokoh adat disini dimaksudkan adalah

orang yang dianggap memahami secara mendalam tentang tradisi paperahan.

Informan memiliki kesediaan waktu yang cukup.

2. Dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas apa yang dikatakanya.

3. Orang yang memahami objek yang diteliti tentang pelaksanaan tradisi

paperahan.

4. Informan harus memiliki pengalaman pribadi tentang tatacara pelaksanaan

tradisi paperahan.

Informan yang ditemui oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan rekomendasi

dari Kepala Desa Sumur Kumbang. Kepala desa memberi pengarahan kepada

peneliti untuk menemui informan lainya seperti kokolot desaSumur Kumbang

Page 46: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

25

terdiri dari Abah Santika, Abah Mahyudin, Abah Mastur, abah Sakam Dadang

dan Bapak Shobri, karena beliau-beliau inilah sesepuh yang mengerti tentang

paperahan. Disamping beberapa tokoh tersebut peneliti juga melakukan

wawancara dengan masyarakat sekitar yang mengetahui tentang pelaksanaan

tradisi paperahan di Desa Sumur Kumbang.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Sumur Kumbang, Wilayah Desa Sumur

Kumbang, secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan. Desa Sumur Kumbang ini dilihat dari kota kalianda

letaknya berada didaerah pinggiran atau kaki kawasan lindung Gunung Rajabasa

Register 3. Dari pusat kota ke desa ini adalah 5 km jika ditempuh dengan

kendaraan sekitar 15 menit. Mayoritas penduduk Desa Sumur Kumbang adalah

Suku Sunda. Di desa Sumur Kumbang ini masih memegang teguh tradisi nenek

moyang yang telah ada sejak dahulu yang berupa tradisi paperahan yang

diadakan setiap akhir tahun.

Desa ini menjadi objek penelitian karena desa ini memiliki tradisi yang unik yang

berbeda dengan desa-desa yang lain kerena desa ini tradisinya masih sangat kental

sekali dan sampai saat ini masih memegang teguh tradisi ini, hal ini menjadi

alasan peneliti untuk mengetahui seperti apa tradisi paperahan yang dijalankan

masyarakat sunda di Desa Sumur Kumbang ini setiap tahunya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Page 47: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

26

Agar penelitian ini mendapatkan data yang akurat dan relevan maka peneliti

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti:

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi

mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaaan, dan

sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee) (Bungin,

2011 : 155). Metode pengumpulan data wawancara ini sangat populer dan banyak

digunakan dalam berbagai penelitian.

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (Arikunto, 2011:198).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada kepala Desa Sumur Kumbang,

tokoh adat /masyarakat, serta masyarakat Desa setempat yang mengetahui

mengenai prosesi tradisi paperahan tersebut.

a. Wawancara Terstruktur

Dalam wawancara terstruktur pewawancara menyampaikan beberapa pertanyaan

yang sudah disiapkan pewawancara sebelumnya (Nawawi, 1993:185), jadi

wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

membuat pertanyaan dan kemudian menyusun pertanyaan dalam bentuk daftar-

daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

Page 48: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

27

Dalam wawancara ini peneliti awalnya mewawancarai Bapak Kepala Desa Sumur

Kumbang yaitu Bapak Shobri yang mengetahui proses tradisi paperahan di Desa

Sumur Kumbang, kemudian tokoh masyarakat/adat setempat seperti Abah

Mahyudin, Abah masturdan Abah Santika yang mengetahui secara jelas mengenai

tradisi paperahan tersebut dan dapat menjelaskan bagaimana proses

pelaksanaanya, setelah itu peneliti mewawancarai masyarakat desa setempat yang

ikut serta melaksanakan dan berpartisipasi dalam tradisi paperahan tersebut

seperti Bapak Eki dan Ibu Maskanah.

Alasan penulis menyusun daftar pertanyaan dilakukan agar dapat mempermudah

peneliti dalam menanyakan pada informan mengenai informasi terkait tradisi

paperahan tersebut, sehingga melalui wawancara terstruktur informasi yang

hendak dicari dapat tersusun dengan baik dan kemungkinan pertanyaan yang

terlewatkan menjadi sedikit sehingga informasi yang diperoleh bisa diperoleh

lebih lengkap.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur dapat dilakukan pada awal penelitian, karena

terkadang informan memberikan keterangan terkadang muncul jawaban yang

tidak terduga yang tidak akan muncul pada saat wawancara terarah dilakukan, dan

hal itu bisa menambah informasi yang diperoleh terkait informasi yang akan

diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut maka teknik wawancara tidak terstruktur

digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi secara langsung

melalui tanya-jawab dengan informan, sehingga mendapat informasi yang lebih

Page 49: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

28

jelas mengenai proses tradisi paperahan pada masyarakat Sunda di Desa Sumur

Kumbang.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dapat melalui

gambar,foto,dokumen,surat,catatan dll. Melalui teknik dokumentasi ini data

semakin akurat dan dapat diuji kebenarannya dan dapat dilihat secara langsung.

Sebagian besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan

harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas

pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi waktu silam. Teknik dokumntasi ini

digunakan peneliti untuk mengetahui bagaimana jalanya proses trdisi paperahan

di Desa Sumur Kumbang melalui pendokumentasian.

3. Teknik Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala

yang diteliti (Usman, 2011:54). Menurut Suharsimi Arikunto (2011:199)

observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan seluruh

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indra.

Teknik observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti meninjau kelokasi

penelitian untuk mengolah data yang didapat agar akurat di Desa Sumur

KumbangKecamatan KaliandaKabupaten Lampung Selatan. Untuk mengamati

Page 50: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

29

bagaimana proses pelaksanaan tradisi paperahan di Desa Sumur Kumbang

Kecamatan kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan meliputi penyelesaian data-data yang

diperoleh dan memilah-milah data yang kira-kira dibutuhkan untuk penelitian

serta membuang data-data yang tidak diperlukan. Kemudian melakukan kritikan.

Kritikan terhadap data yang bersifat intern atau dengan kedua-duanya. Setelah

melakukan pengeritikan terhadap data baru kemudian menyusun sebuah

rancangan wacana data. Terakhir setelah menyusun sebuah rancangan wacana

data maka dapat dilakukan analisis data.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan bukan

berupa angka-angka atau kuantitatif. Setelah melakukan klarifikasi data lapangan

langkah selanjutnya adalah menarik abstraksi-abstraksi teoritis terhadap

informasi lapangan. Analisis data dalam penelitian ini berlangsung bersamaaan

dengan proses pengumpulan data atau melalui tiga tahapan model alir dari Miles

dan Huberman (1992:20), yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi

(Bungin, 2011:296).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisi data adalah sebagai berikut:

Page 51: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

30

1. Tahap Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti memusatkan perhatian pada data lapangan yang

telahterkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih,dalam arti menentukan

derajat relevansinya dengan maksud penelitian. Selanjutnya, data yang terpilih

disederhanakan, dalam arti mengklarifikasikan data atas dasar tema-tema.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan tertulis

dilapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak diperlukan

sehingga dapat diverifikasikan dan memperoleh kesimpulan.

Data dari lapangan berupa sumber lisan maupun tulisan yang kemudian di tulis

direduksi, dirangkum, difokuskan kepada hal yang akan diteliti yakni proses

pelaksanaan tradisi paperahan dan disusun secara sistematis. Data yang direduksi

memberikan gambaran tentang hasil pengamatan peneliti dalam mencari data

yang diperlukan. Data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif tentang

keadaan masyarakat dari berbagai aspek baik dari segi ekonomi, sosial, politik,

budaya masyarakat di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten

Lampung Selatan.

2. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan penyajian informasi melalui bentuk teks naratif

terlebih dahulu.Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan sementara dalam

Page 52: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

31

pengambilan tindakan.Untuk melihat gambaran secara keseluruhan dari penelitian

ini, maka diperlukan matrik naratif untuk mendiskripsikan hasil penelitian ini.

Dalam penulisan matrik naratif dibutuhkan kemampuan interpretative sehingga

penyajian data akan lebih baik. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan

hasil temuan dari kegiatan wawancara terhadap informan serta menampilkan

dokumen sebagai penunjang data. Langkah-langkah yang digunakan pada tahap

ini sebagai berikut:

1. Mencari informasi mengenai makna tradisi paperahan pada masyarakat

Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung

Selatan.

2. Mengamati proses pelaksanaan tradisi paperahan pada hari puncak yaitu hari

ka tujuh jumat.

3. Mendeskripsikan data mengenai jalanya proses pelaksanaan tradisi

paperahan yang diadakan di Desa Sumur Kumbang.

3. Verifikasi Dan Penarikan Kesimpulan

Pada tahapan ini penarikan kesimpulan dilakukan secara teliti dan cermat dengan

melakukan verifikasi meninjau ulang pada catatan-catatan yang ada di lapangan

sehingga data dapat teruji kebenarannya. Hasil wawancara dari informan

kemudian ditarik kesimpulannya dan disesuaikan dengan masalah dan tujuan

penelitian. Langkah-langkah yang digunakan pada tahap ini sebagai berikut:

Page 53: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

32

1. Menggabungkan hasil wawancara dengan data yang diperoleh di lapangan

mengenai proses tradisi paperahan pada masyarakat Sunda di Desa Sumur

Kumbang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

2. Menarik kesimpulan tentang tahapan dan proses pelaksanaan tradisi

paperahan yang ada di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 54: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

33

REFERENSI

Husin Sayuti. 1980. Pengantar Metodolologi dan Riset. C.V. FajarAgung.Jakarta: Halaman 32.

Winarno Surachmad. 1978. Dasar dan Teknik Research Pengantar MetodologiIlmiah. Bandung: Penerbit Tarsito. Halaman 121.

Burhan Bungin. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta:Halaman 82.

Hadari Nawawi.1993. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress. Halaman 73.

Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana. Halaman 48.

Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 161.

Sumadi Suryabrata. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Halaman 2.

Juliansyah Noor.Op.cit. Halaman 97.

Burhan Bungin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. Halaman 155.

SuharsimiArikunto.Op.cit. Halaman 198.

Hadari Nawawi.Op.cit. Halaman 183.

Husaini Usman. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.Halaman 54.

Suharsimi Arikunto.Op.cit. Halaman 199.

Miles Huberman. 1992. Analisis data kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.Halaman 20.

Burhan Bungin.Op.cit. Halaman 296.

Page 55: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

94

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan datahasil penelitian dan pembahasan maka dapa disimpulkan bahwa

proses pelaksanaan tradisi paperahan pada masyarakat Sunda di Desa Sumur

Kumbang Kcamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari tiga

tahapan yaitu:

1. Tahap persiapan dilakukan dengan terencana dengan melakukanmusawaroh

yang dihadiri oleh tokoh agama, kokolot desa, kepala desa dan juga diikuti

oleh masyarakat desa Sumur Kumbang.

2. Tahap Pelaksanaan dilakukan dengan melalui tahapan kumpulan dari bulan

muharam sampai bulan safar yang dilaksanakan tidak hanya satu kali

kumpulan, tetapi terdiri dari enam kumpulan yang dimulai dari kumpulan

kemis kahiji, ka dua, ka tilu, ka opat, ka lima, sampai kemis ka genep yang

dilaksanakan ditempat yang telah ditentukan.

3. Tahap penutupan ditutup oleh doa yang dipimpin oleh kokolot desa Sumur

Kumbang dan diakhiri dengan makan bersama yang sudah disediakan oleh

para ibu-ibu, makan bersama dilaksanakan di jalan desa Sumur Kumbang.

Page 56: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

95

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Tradisi paperahan merupakan tradisi yang sudah sejak lama ada di desa Sumur

Kumbang sudah selayaknya tradisi ini terus dilestarikan dan dipertahankan

secara turun temurun sampai kegenerasi berikutnya agar tradisi ini tidak punah

tergerus zaman yang semakin modern.

2. Sebagai keragaman tradisi dan untuk memperkaya khasanah tradisi bangsa

Indonesia sudah selayaknya generasi muda turut ikut mempelajari dan

melestrikan tradisi paperahan ini.

3. Kepada seluruh elemen Desa Sumur Kumbang dan kepada pemerintah daerah

bukan hannya masyarakat sudah selayakya ikut melestarikan dan

mempertahankan tradisi ini dan ikut berpartisipasi.

Page 57: TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/24015/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...ABSTRAK TRADISI PAPERAHAN PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA SUMUR KUMBANG KECAMATAN KALIANDA

96

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

. . 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Ekadjati, Edi, S. 1995. Kebudayaansunda.Jakarta: PT DuniaPustaka Jaya.

Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa.

Huberman, Miles. 1992. Analisis data kualitatif.Jakarta:Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 1982. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:Djambatan.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Muin, Idianto. 2006. Sosiologi.Jakarta: Erlangga.

Nawawi, Hadari.1993. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Sayuti, Husin. 1980. Pengantar Metodolologi dan Riset. Jakarta: C.V.FajarAgung.

Sedyawati, Edi. 2014. Kebudayaan di Nusantara. Depok: Komunitas Bambu.

Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soelaeman, Munandar. 2005. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.

Sukidin dkk. 2003. Pengantar Ilmu Budaya. dalam E.B. Tylor (ed) primitiveculture. Surabaya: Percetakan Insan Cendekia.

Surachmad,Winarno. 1978. Dasar dan Teknik Research Pengantar MetodologiIlmiah. Bandung: Penerbit Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Usman, Husaini. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.