TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

53
Direktorat Standardisasi dan Akreditasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan PENERAPAN KEMAMPUAN TELUSUR (TRACEABILITY) DI RANTAI SUPPLAI HASIL PERIKANAN

Transcript of TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Page 1: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Direktorat Standardisasi dan Akreditasi

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

PENERAPAN KEMAMPUAN TELUSUR (TRACEABILITY)DI RANTAI SUPPLAI HASIL PERIKANAN

Page 2: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

EVOLUSI Persyaratan Negara2 Importir

ISO 22000

GHdP, GMPGlobalGAP

Page 3: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

EVOLUSI Persyaratan Negara2 Importir

Capture Primary Processing

Manufacturing Wholesale RetailAquaculture

• GhdP• GAP,• GlobalGAP• Organic• Product Cert.

• GMP• Organic• BRC• Product Cert.

• GMP• BRC• SQF 2000• Product Cert.

• Non Spec • Supply Chain Inspection

HACCP / ISO 9001 / ISO 14001 , Ecolabel , Animal Walfare

ISO 22000 (Food Safety Management System), Traceability (a buyers’ requirement) Ta

ble

/ F

ork

EU Catch Certification Interrelated support Traceability data

Page 4: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Prosperous & Prospective Catch Certification Scheme

Upaya kedepan Sangat mendukung pemenuhan persyaratan buyer/importir atau kemungkinan legislasi negara importir terkait dengan Ekolabel kita akan menghadapi tantangan persyaratan ekolabel bagi produk crabmeat (pasteurized) - blue swimming crab yang akan diterapkan oleh WALMART tahun 2012

Pre Assessment Ekolabel Principle 1 : Species / Stock

Target stock outcome

Harvest strategy

Principle 2 : Ecosystem Health

Principle 3 : Management System Governance & Policy

Sumber : WWF & SFP

Page 5: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Latar Belakang Globalisasi industri pangan berkembang secara dramatis

dengan segala sistem dan pendukungnya : sumber bahan baku, teknologi pengolahan, komunikasi elektronik.

Rantai Bisnis (Pangan) yang rumit

Salah satu komponen utama yang terintegrasi dalam jaminan keamanan pangan (food safety) tersebut adalah kemampuan telusur (traceability) akan asal usul dan riwayat bahan makanan.

Dengan mengetahui asal usul dan rantai produksi ikan yang dikonsumsi, semakin jelas bagi konsumen untuk pemenuhan jaminan keamanan pangan.

Page 6: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Mengapa Traceability Penting

Mengurangi resiko ekonomi bila terjadi recall oleh pihak Buyer, UPI dengan mudah dapat mengoreksi & mengenali produk recall tsb

Country of Origin (transhipment) Verifikasi food safety dan asal produk Menggunakan data sendiri dan data rantai supplai Menyampaikan cerita kepada konsumen Meningkatkan efektifitas kegiatan sertifikasi dan

inspeksi Pemenuhan/pemeliharaan (Chain of Custody)

rantai informasi dari hilir – hulu

Page 7: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Mengapa Traceability : Dalam Praktek

• Ketika ada sesuatu yang salah, kita butuh untuk mencari siapa yang bertanggung jawab

• Menghindari, kesalahan yang sama tidak akan dibuat lagi

Page 8: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

SIAPA MEMERLUKAN DATA SIAPA MEMERLUKAN DATA TRACEABILITY?TRACEABILITY?

TRACEABILITY PADA USAHA PERIKANAN:UPAYA MENJAMIN MUTU PRODUK

Buyer / Pelanggan

• Auditor/inspektor• Otoritas Kompeten

PRODUSEN• tindakan koreksi• historical data• continual improvement

Page 9: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Pengertian :

Tracing >< Tracking

Tracing : upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang berkaitan sebelum suatu produk dikirim (up

stream)

Tracking : upaya untuk mengikuti rantai perdagangan dari produk setelah dikirim/dikapalkan (down stream)

Traceability (ISO 8402) : kemampuan untuk penelusuran balik atau mendapatkan kembali informasi mengenai asal – usul (lokasi, proses, dll) suatu

produk melalui identifikasi nomor/code registrasi

yang dibuat sebelumnya.

Trace : telusur, lacakability : kemampuan

Page 10: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Persyaratan LEGAL UNI EROPA Council and European Parliament Regulation (EC) No

178/2002 : Article 18, 19, 20 merupakan lembaran kunci legislasi Food Traceability di Uni Eropa

Article 18 : Traceability traceability should be established at all stages in

the food production traceability should be both forward and backward

in the supply chain all food or feed which is placed on the market

should be adequately labeled or identified to facilitate its traceability provisions for applying traceability requirements

of specific sectors

Page 11: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

LEGISLASI

Article 19 : outlining the responsibilities of food business operators (tanggung jawab pelaku usaha pangan)

Article 20 : outlining the responsibilities of feed manufactures (tanggung jawab pabrik pakan)

Article 19 & 20 : make the responsibility of individual companies to immediately :

Withdraw product suspected of being unfit for human consumption.

Inform the competent authority of such incidents and cooperate with the to reduce or eliminate the risk associated from a product

Page 12: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Directive 2001/95/EC on general product safety which requires companies to : – have traceability back to point of

production– have systems to recall unsafe products– notify competent authorities of unsafe

products

Directive 89/396/EEC made it a requirement that all food products were identified by a “lot” number, where a lot was defined as “ a batch of sales units of a foodstuff produced, manufactured or packaged under practically the same conditions”.

Page 13: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Other EU legislation that applies to the capture or production of fishery products

Council Regulation (EEC) No 2847/93 establishing a control system applicable to the common fisheries policy and council Regulation (EC) No 2371/2002 on the conservation and sustainable exploitation of fisheries resources under the Common Fisheries Policy– Species, common name and Latin name– Method of production caught at sea, inland water or farmed– Area of capture

Commission Regulation (EC) No 2065/2001, laying down detailed rules for the application of Council Regulation (EC) No 104/2000 as regards informing consumers about fishery and aquaculture products.

Council Regulation (EEC) No 2092/91 ……. : gives possibility to make national provisions for organic aquaculture including traceability

Page 14: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Labeling requirements for fishery products

An essential element of a traceability system is correct labeling so that information relating to the identity, composition and source of the product is clearly and easily transmitted to the next link in the supply chain.

Fish species, both commercial and common name whether the fish is from a marine resource or aquaculture. Area in which fish is caught or farmed. (FAO area or country of origin for farmed and freshwater fish)

Additional information is normally required to be included on box and pallet labels, to ensure the identification and traceability of specific units of product is maintained

Page 15: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

3 Prinsip-Prinsip Dasar EU Legislation1. Food and Safe Food from :

From Farm to Fork – from Water to Mouth

2. Producer is responsible3. Supervision Competent Authority :

through traceability HACCP

Apply to All stages of production, processing and distribution

Includes : Food, Feed, food producing animals,

and any other substances incorporated in the food

Page 16: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

LEGISLASI USA Public Health Security and Bioterrorism

Preparedness and Response Act of 2002 (PL107 – 188); this act divided into five section, of which Title III: protecting Safety and Security of Food and Drug Supply has the most relevant to traceability. This section has the following provisions :– Section 305 Registration of Food Facilities– Section 306 Establishment and maintenance of

Records– Section 307 Prior Notice of Imported Food

Shipments, which include : a description of product, the manufacturer/shipper, the grower, the country of origin, the country from which the article is shipped, the anticipated port of entry

Page 17: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

☺ PERMENKP RI Nomor : Per. 01/Men/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

☺ BAB III , Prisip-prinsip Pengendalian Pasal 3, huruf c. Menerapkan prinsip ketertelusuran bagi pelaku usaha.

☺ KEPMENKP RI No.: 01/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Tahap Produksi, Pengolahan dan Distribusi.

☺ BAB VIII, Pasal 13 Ketertelusuran Ketertelusuran hasil perikanan pada seluruh tahap produksi, pengolahan

dan distribusi harus dikembangkan. Pelaku usaha hasil perikanan harus mampu mengidentifikasi personil dan

pelaku usaha yang mengirim pasokan ikan untuk tujuan pengolahan, serta membangun system dan prosedur yang memungkinkan otoritas kompeten dapat mendapatkan informasi bila diperlukan

Pelaku usaha pengolahan harus memberikan label atau informasi yang mengidentifikasi ketertelusurannya sesuai dengan persyaratan jenis produk tertentu.

☺ Peraturan Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor : PER.001/DJ-P2HP/2007 tentang Pedoman Penerapan Sistem jaminan Mutu Hasil Perikanan. Pasal 10 lampiran XVI mengenai daftar Penilaian Kemampuan Telusur

Page 18: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

ISO22005:2007 recommendations Traceability system dipengaruhi oleh

regulasi, karakteristik produk dan harapan customer

Page 19: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

ISO22005:2007 tidak membedakan antara paper-based dan electronic traceability systems.

ISO22005:2007 recommendations

Page 20: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Karakteristik Penting

– Dapat diverifikasi– Diterapkan secara konsisten– Orientasi hasil nyata– Efektif dalam biaya– Secara praktek dapat dilaksanakan– Pelaksanaan sesuai dengan regulasi atau

kebijakan– Pelaksanaan sesuai dengan persyaratan

Page 21: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Penetapan Prosedur

Dokumentasi aliran bahan-bahan dan informasi termasuk media untuk menyimpan dokumen

Manajemen data Informasi yang dapat diperoleh kembali Penanganan Non-conformity dan

corrective action

Page 22: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Manfaat Traceability Mengendalikan insiden keamanan pangan (food

safety incidents) : Produk dapat direcall dengan mudah jika sumber material yang berbahaya dapat diidentifikasi dan produk bermasalah dapat dikeluarkan dari rantai supplai

Verifikasi asal produk

Chain of Custody : pemenuhan rantai informasi dari hilir ke hulu

Dasar Pengambilan Keputusan

Meningkatkan efisiensi pabrik: Meminimalkan kerugian pada waktu me-recall produk karena hanya dilakukan pada produk yang bermasalah saja

Page 23: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Siapa yang mengerjakan rekaman/data

• Saya mencatat apa yang saya kerjakan, sumber yang dipakai, parameter proses dll. Saya memiliki datadase sendiri di tambak/kolam, kapal, pabrik, container, dll.

• Saya memperoleh data dari alur-alur sebelumnya dalam suatu rantai, lalu informasi dilewatkan bersamaan dengan ikan/produk

• Data dipindahkan pada label atau bersamaan dengan dokumentasi (kertas, fax, e-mail, hp, dll)

Page 24: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Komponen Sistem Traceability Supplier traceability : memastikan bahwa sumber atau

asal bahan baku/bahan tambahan dapat diidentifikasi dari catatan/dokumen dan rekaman yang ada.

Process traceability : kemampuan untuk mengidentifikasi semua bahan baku/bahan tambahan yang digunakan untuk setiap produk yang dihasilkan suatu pabrik.

Customer traceability : memastikan bahwa ada rekaman/ dokumen untuk mengindentifikasi pelanggan yang menerima produk.

Internal traceability

Data milik sendiri Chain traceability

Data yang kita terima dan sampaikan

Page 25: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Internal Traceability SystemsKomponen

Identifikasi Produk : ID codes untuk spesifik Batch produk

Supplier Tanggal Penerimaan

Species

A

B

C

D

E

Ahmad

Budi

Coki

Dani

Eko

dd/mm/yy

Sn Snapper

LJ Leather Jacker

Yt Yellowtail

Oc Octopus

Cf Cuttlefish

Sq Squid

Page 26: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Internal Traceability Systems Manajemen Data

1.Transfer

2.Penambahan

3.Penggabungan

4.Pemisahan

Process Step

Process Step

A

A

A

x

A

X

A

B

C

AY

Process Step

Process Step

Z

X

ID baru

ID baru

Page 27: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Model Alir Sederhana :

I II III

ProcesSuatu process secara sistematis merubah satu atau lebih

bagian-bagian ikan/produk a.l. menambah sesuatu, mengambil sesuatu kembali, merubah suhu, lokasi, dsb

Page 28: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Model Alir lebih Detail:

I II III

BatchesSuatu Batch dapat berupa ikan, kemasan, box, pallet,

container, hari tangkapan atau hari produksi, kemasan konsumen, dsb.

Page 29: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Dalam Praktek : Paper-based Traceability Systems

Metode Tradisional Secara manual dimana informasi dikirim dari beberapa

media sementara ke dokumen/catatan kertas (paper based record)

Label :Nama middlemenNama tambakNama petani tambakNama desaNama kabupatenNama provinsiId petak kolam

Operasional harian tambak di white boardPond id, age of prawn, pH, feed quantity, total feed quantity,

FCR, shrimp weight per piece

Page 30: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Paper-based Traceability Systems

Proces didokumentasikan melalui prosedur dan check-lists:

By Whom (individu yang melaksanakan tugas) Where (Farm, pond, processor, process line where

task is being carried out etc) When (Date and time of task being carried out) How (How task is being carried out, reference to

procedures, methods etc) What (What task is being carried out)

Page 31: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Keuntungan

Biaya rendah Praktis Rekaman komprehesif dapat dirawat bila

good document management practices diterapkan

Tahan apabila arsip dalam kondisi baik Dokumen yang ditanda tangani dapat

mewakili dokumen legal

Page 32: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Kelemahan

Untuk memperoleh kembali dokumen memakan waktu Jumlah dokumen yang diarsipkan dapat melimpah Kertas mudah lembab, terbakar, dsb Pertukaran informasi hanya pada lokasi dan waktu

tertentu Kertas mudah dicopy & dipalsukan Cenderung salah Seketika hilang, informasi dapat dengan mudah

diperbaiki Analisa data, statistik dan menggali data merupakan

tantangan

Page 33: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Paperless Electronic Traceability Systems Relatif metode baru Solusi meniru paper-based melalui proses rekaman, procedur dan check-lists

secara elektronik Menggunakan berbagai alat entry data Data yg disetujui melewati partner rantai supplai secara elektronik di catatan

kiriman elektronik Data dapat dibuat tersedia tepat waktu, dimana saja, setiap saat

Page 34: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Electronic traceability systems Operator dituntut untuk mengikuti alur process

yang benar

Download application Select farm operation Enter data

Receive acknowledgement SMS data to server Enter more data

Page 35: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Transfer data

HQ

Immediate feedback on branch operations

Hatchery

Farm input provider

Middleman

Farm

Processor

Nursery

Rantai supplai udang tambak : informasi farm input, hatchery, nursery, middleman, farm, processor dapat dimasukkan dalam sistem elektronik; management di kantor pusat dapat menerima informasi yang relevan tanpa menghubungi setiap staff di setiap lokasi berbeda di rantai supplai.

Source : Courtesy Audrey Yong FoodReg Malaysia

Page 36: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Keuntungan

Memperbaiki food safety prosedur recall cepat

Perolehan kembali dokumen dengan segera

Data dapat dengan mudah diakses oleh partner rantai supplai, agency sertifikasi, inspektur food safety dan otoritas import

Fasilitasi analisis terkait statistik dan penggali dana, yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi

Dapat dikonfigurasi untuk memberikan peringatan secara automatis.

Memperbaiki produktifitas dan mengurangi biaya

Menangani jumlah besar data secara tepat dan teliti

Traceability monitoring system bagi competent authority, importers, buyers and consumers

Page 37: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Kelemahan

Biaya Mahal Mudah terkena gangguan / data rahasia Membutuhkan pemahaman tingkat bahasa IT

oleh pemakai Hanya media penyimpan yang aman dan

prosedur back-up yang bisa diterapkan

Page 38: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Rantai Suplai Hasil Perikanan di IndonesiaRantai Suplai Hasil Perikanan di Indonesia

TPI/Pelabuhan Perikanan

Supplier

Mini Plant

SupplierBudidaya Perikanan

UPI Kapal Ikan/ Nelayan

Supplier

Supplier

Hatchery

Feed Bisnis Integrated (Inti – Plasma)

Suplai langsung (kerjasama) / Bisnis Integrated / Inti–Plasma

Supplier

Page 39: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

APLIKASI TRACEABILITY DI RANTAI SUPLAI HASIL PERIKANAN

a) Unit Produsen Pembudidaya Ikan/Udang Skala Kecil/Menengah

• Pada setiap kode produksi, para pembudidaya mampu memberikan informasi data : tanggal panen, alamat tambak & kode petak/kolam, jenis udang, ukuran, volume, dan mutu udang mentah segar.

BR-BT-02-180909-300-1

180909 = tgl panen

BR = Nama Desa Lokasi Tambak

BT = Jenis Udang

02 = No petak Kolam

300 = volume udang (kg)1 = mutu udang

Page 40: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

b). Unit Produsen Nelayan Skala Kecil/Menengah

• Pada setiap kode produksi, para nelayan mampu memberikan informasi data : nama kapal/nelayan, alamat nelayan, tanggal panen/penangkapan, ukuran, volume, dan mutu ikan segar. Contoh kode data traceability menggunakan kertas :

MJ-TN-AH-180909-150-1

180909 = tgl panen/ penangkapan

MJ = Area Penangkapan

TN = Jenis Ikan

AH = Kode Nelayan

150 = Volume Ikan (kg)1 = Mutu Ikan

Page 41: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

c) Unit Pemasok (Supplier)

• Unit Pengumpul : pelaku usaha perikanan baik perorangan maupun badan usaha yang menyediakan atau memasok bahan baku hasil perikanan baik yang belum diolah maupun yang sudah mengalami penanganan/pengolahan setengah jadi ke UPI.

• Dalam rantai suplai hasil perikanan di Indonesia, unit supplier inilah yang berperan sangat besar untuk memasok bahan baku hasil perikanan ke UPI.

• Penerapan alur informasi dan koleksi data untuk traceability di unit supplier dapat menggunakan prinsip transfer data, dan atau penggabungan data sebagaimana contoh sebagai berikut :

Koleksi data meliputi :- Daftar nama nelayan atau kapal

= kode nelayan- Alamat nelayan- Lokasi pendaratan- Jenis Ikan - tanggal pembelian bahan baku- Volume ikan per nelayan/ kapal - Mutu Ikan

ID Suplai ke UPI terdiri dari :- Kode supplier- Jenis Ikan- Tgl pengiriman- volume ikan- Mutu ikan

Page 42: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Unit Supplier :Contoh ID bahan baku hasil perikanan tangkap

untuk suplai ke UPI

PS-AH-OCT-180909-300-1

180909 = tgl pengiriman bahan baku ke UPI

PS = alamat SupplierOCT = Jenis Ikan

AH = Kode Supplier

01 = Volume Ikan (kg)1 = Mutu Ikan

Page 43: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Unit Supplier : Penggabungan data pembelian bahan baku

hasil perikanan budidaya

Koleksi data meliputi :- Daftar nama pembudidaya

ikan/udang (Kode)- Alamat pembudidaya- Lokasi budidaya- Jenis Ikan/udang- tanggal pembelian bahan

baku- Volume per pembudidaya - Mutu Ikan/udang : bebas

bahan kimia/antibiotik

ID terdiri dari :- Kode supplier- Jenis Ikan/udang- Tgl pembelian- vol. ikan/udang

Lokasi Tambak 1

Lokasi Tambak 2

Lokasi Tambak 3

Page 44: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Contoh : Kode Traceability di Unit Supplier Udang Tambak

BR-BT-0280912909

09=2009

129= urutan jumlah hari dalam setahun

028= nomor seri bahan baku diterima

dalam setahun

Nama Petambak dan Lokasi

Jenis udang

Page 45: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Implementasi Sistem Traceability di UPI

Dalam manajemen rantai suplai hasil perikanan, UPI seharusnya memiliki tanggung jawab/komitmen dalam menjamin mutu dan keamanan produk akhir serta penerapan kemampuan telusur (traceability) secara konsisten melalui upaya membangun kerjasama dengan para supplier (building alliances with suppliers) dalam rangka Approved Supplier

UPI membina dan menilai para supplier sampai mereka memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan.

Selanjutnya unit supplier mendapatkan Approved Supplier dari UPI

UPI lalu melakukan audit secara berkala dan evaluasi para supplier, dan bukannya UPI hanya meminta surat garansi (letter of guarantee).

Apabila terjadi kasus penolakan produk oleh otoritas kompeten di negara importir, maka UPI bersama unit supplier yang akan bertanggung jawab atas terjadinya kasus penolakan.

Identifikasi lapangan menunjukkan UPI telah menerapkan traceability sesuai dengan desain dan prosedur masing-masing

Page 46: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Implementasi Sistem Traceability di UPI

1. Analisa sistem :

Menetapkan tim

Menentukan flow diagram

Identifikasi prosedur

Identifikasi rekaman

Konfirmasi di lapangan

2. Assesmen Traceability di Pabrik :

Menilai apakah sistem yang ada sudah menjamin bahwa seluruh operasi di pabrik didokumentasi

3. Prosedur Recall – Tim Manajemen Recall– Arsip Complain– Daftar Recall contact– Melacak produk– Catatan Supplai dan distribusi

Page 47: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Contoh Contoh AAplikasi plikasi TTraceabilityraceability di UPI (Bisnis di UPI (Bisnis IntegratedIntegrated))Hatchery Hatchery Tambak Udang Intensif Tambak Udang Intensif UPI UPI

TRACEABILITY PADA USAHA PERIKANAN:UPAYA MENJAMIN MUTU PRODUK “From plate to pond”

Page 48: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Alur Informasi & Koleksi Data untuk Traceability

Kode Produksi di UPI

Container No.Kode Kolam

TambakAlamat Kolam

Tanggal Panen

Kode Benur : mampu menelusuri data • Asal Induk (Broodstock)• Monitoring pembenihan• Bahan – bahan lain • Tanggal panen benur, volume, & mutu • Tujuan Kolam Tambak

Setiap alamat kolam tambak,

mampu menelusuri data :• Asal/Kode benur• No. Lot Pakan• Bahan – bahan lain untuk

kebutuhan tambak• Monitoring • Tanggal panen, mutu, volume &

distribusi

Kode produksi : • Tgl Penerimaan• Nama plasma• Alamat tambak• Kode kolam• Jenis & size udang• Volume

Page 49: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Bagaimana sistem Traceability di UPI bekerja :• Data : Nomor Container • Data Produksi pada kemasan

– Contoh : Kode Produksi 301270021252 pada kemasan dan tabel dibawah ini :

30127 00 2 1 252

Produksi tanggal 30/12/2007

Basis Kode Kolam 00

Diproduksi di Unit Pengolahan 2

Di produksi oleh Group pekerja Shift 1

ID Spesifik Produk

Page 50: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Rencana Kerja Pengendalian Mutu di Hulu (penerapan GHdP & Traceability)

Approved Supplier Program (mendukung in process inspection)

Database Supplier di UPI

UPI membina Supplier

Sertifikasi Supplier oleh DKP Prov

Database Supplier di Dinas

Pedoman teknis GHdP & Aplikasi Traceability di supplier

Pembinaan teknis (sosialisasi) & non teknis (transformasi kesadaran/mindset) kepada Supplier

Supplier menerapkan GHdP & Traceability

Kebijakan aturan Sertifikasi Supplier

Implementasi Sertifikasi Supplier / Mini plant

Tahapan voluntary mandatory

Dukungan dana Dekon : Fasilitasi Sertifikasi Supplier

Page 51: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Tantangan / Kendala

Komitmen/kesadaran Nelayan/Pembudidaya/ Supplier rendah / mindset tidak berubah

Komitmen Otoritas Kompeten Daerah = ???

Mungkin tambahan biaya bagi supplier

Pembinaan supplier tidak maksimal kendala Jarak tempuh supplier

SDM & Dana terbatas

Page 52: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

References

• EU DG SANCO : EC Regulation• Dillon, M and Derrick,S (2004) : Traceability within the

Fish Industry• Yong, A (2009) : Paper-based vs electronic system,

FoodReg, Malaysia• Peterson, A. (2004) : Status of Food Traceability in the

European Union (EU) and United States of America (US), with Special Emphasis on Seafood and Fishery Products

Page 53: TRACEABILITY DI RANTAI SUPPLAY 2011.ppt

Belajar Memahami Masa Depan