tpp blok gadar medik
-
Upload
ahmad-ramadhanu -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of tpp blok gadar medik
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana
seseorang membutuhkan pertolongan segera karena apabila tidak
mendapatkan pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya
atau menimbulkan kecacatan permanen (Media Aeculapius, 2007) Menurut
Medical !ouncil "ew #ealand kegawatdaruratan medis adalah keadaan tiba$
tiba yang terjadi dan membutuhkan perawatan segera untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah kecacatan atau rasa sakit pada pasien (%etyohadi dkk,
20&&)
'erdapat dua jenis kasus kegawatdaruratan yang dapat terjadi yaitu
trauma dan non$trauma 'rauma menurut deinisi American eritage
*ictionary adalah luka, khususnya yang disebabkan oleh cedera isik yang
tiba + tiba yang dapat menyebabkan kematian %edangkan non$trauma adalahkeadaan alamiah tertentu seperti kegagalan sistem sara pusat,
kardioaskuler, dan hipoglikemia yang juga dapat menyebabkan kematian
-eberapa kasus kegawatdaruratan non trauma tersebut diantaranya
adalah kegawatdaruratan paru seperti pneumothora., hemoptisis, status
asmathicus/ kegawatdaruratan kardioaskular seperti sindrom koroner akut,
syok kardiogenik, dan edema pulmonal akut/ dan kegawatdaruratan urologi
seperti urosepsis, hiponatremia, hipokalemia, gangguan kesadaran, dan
ketoasidosis diabetik (%etyohadi dkk, 20&&)
rinsip awal dalam melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan
adalah mengealuasi, melaksanakan, dan menyediakan terapi pada pasien$
pasien dengan trauma maupun non$trauma yang tidak dapat di duga
sebelumnya serta penanganan penyakit lain yang mungkin dialaminya
ada tahun 2007 data kunjungan pasien ke 1nstalasi awat *arurat
(1*) di seluruh 1ndonesia mencapai 3302204 (&5,56 dari total seluruh
1
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
2/26
kunjungan di %8) dengan jumlah kunjungan &26 dari kunjungan 1*
9umlah yang signiikan ini kemudian memerlukan perhatian yang cukup
besar dengan pelayanan pasien gawat darurat (Keputusan Menteri Kesehatan,
200:)
1nstalasi awat *arurat sebagai gerbang utama penanganan kasus
gawat darurat dirumah sakit memegang peranan penting dalam upaya
penyelamatan hidup pasien Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang
diberikan pada pasien yang datang ke 1* memerlukan standar sesuai
dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu
penanganan gawat darurat dengan waktu tanggap yang cepat dan penanganan
yang tepat al ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana,
sumber daya manusia dan manajemen 1* rumah sakit sesuai standar
(Keputusan Menteri Kesehatan, 200:)
*apat dilihat bagaimana pentingnya pengetahuan mahasiswa sebagai
seorang calon dokter dalam melakukan penanganann awal kegawatdaruratan
yang sering ditemukan kasusnya dalam melaksanakan tugas -erdasarkan hal
tersebut, maka kelompok : melaksanakan 'ugas engenalan proesi (')
dengan judul ;
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
3/26
1.3 Tujuan Pelaksaanaan
1.3.1 Tujuan Umum
%etelah menyelesaikan 'ugas engenalan roesiini, diharapkan
mahasiswa dapat memahami topik kasus gawat darurat non$trauma di
1nstalasi awat *arurat
1.3.2 Tujuan husus
'ujuan pelaksanaan ' kali adalah=
& 8ntuk mengetahui jenis$jenis kasus gawat darurat non$trauma di %
-hayangkara alembang
2 8ntuk mengetahui maniestasi klinis kasus gawat darurat non$trauma
di % -hayangkara alembang
5 8ntuk mengetahui jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada kasus gawat darurat non trauma di % -hayangkara
alembang
3 8ntuk mengetahui prosedur tatalaksana kasus gawat darurat non$
trauma di % -hayangkara alembang
1.! Man"aat Pelaksanaan
Manaat yang diharapkan dalam pelaksanaan ' ini adalah=
& -agi mahasiswa, mahasiswa dapat melakukan obserasi secara langsung
mengenai teori dari tatalaksana kasus gawat darurat di 1nstalasi awat
*arurat sehingga dapat dijadikan pembelajaran saat mempraktikkan di
sarana pelayanan kesehatan masyarakat maupun di lingkungan
masyarakat
2 -agi instansi terkait, hasil laporan obeserasi mahasiswa dapat dijadikan
sebagai bahan ealuasi pelayanan di instalasi gawat darurat
3
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
4/26
BAB II
LANDA#AN TE$RI
2.1 asus %a&at Darurat N'n Trauma
Kegawatdaruratan secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang dinilai sebagai ketergantungan seseorang dalam menerima tindakan medis
atau ealuasi tindakam operasi dengan segera -erdasarkan deinisi tersebut the
American College of Emergency Physicians states dalam melakukan
penatalaksanaan kegawatdaruratan memiliki prinsip awal, dalam mengealuasi,
melaksanakan, dan menyediakan terapi pada pasien$pasien dengan trauma yang
tidak dapat di duga sebelumnya serta penyakit lainnya (%tone, umphries, 200?)
2.2 Ma(am)Ma(am asus %a&at Darurat N'n Trauma
2.2.1 #*'k ar+,'gen,k
%yok kardiogenik merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan
penurunan perusi jaringan didalam penghantaran oksigen dan @at$@at gi@i,
serta pembuangan sisa$sisa metabolit pada tingkat jaringan, yang terjadi
karena penurunan atau tidak cukupnya curah jantung untuk
mempertahankan alat$alat ital akibat dari disungsi otot jantung terutama
entrikel kiri, sehingga terjadi gangguan atau penurunan ungsi pompa
jantung (ackley, &::4)
%yok kardiogenik diakibatkan oleh kerusakan bermakna pada
miokardium entrikel kiri yang ditandai oleh gangguan ungsi entrikel
kiri, yang mengakibatkan gangguan berat pada perusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan enyebab dari syok kardiogenik terbagimenjadi gangguan entrikular ejection seperti inark miokard akut,
miokarditis akut akibat komplikasi mekanik, yaitu regurgitasi mitral akut
akibat ruptur atau disungsi otot papilaris- ruptur septum
interentrikulorum, ruptur ree wall, aneurisma entrikel kiri, stenosis
aorta yang berat, kardiomiopati kontusio miokard, dan akibat gangguan
entrikularfilling yaitu tamponade jantung, stenosis mitral- miksoma pada
4
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
5/26
atrium kiri- trombus ball valve pada atrium- dan inark entrikel kanan
(Kaligis, 2002)
Kriteria untuk diagnosis syok kardiogenik telah ditetapkan oleh
Myocardial Infarction Research Units of the National Heart, ung, and
!lood Institute %yok kardiogenik ditandai oleh hal$hal sebagai berikut=
& 'ekanan arteria sistolik :0 mmg atau 50 sampai B0 mmg di
bawah batas bawah sebelumnya
2 Adanya penurunan aliran darah ke sistem organ$organ utama =
a) Keluaran kemih 20 mlCjam, biasanya disertai penurunan kadar
natrium dalam kemih
b) Dasokonstriksi perier yang disertai gejala kulit dingin, lembab
c) 'erganggunya ungsi mental5 1ndeks jantung 2,& EC(menitCm2)
3 -ukti$bukti gagal jantung kiri dengan peningkatan EDF*Ctekanan
baji kapiler paru$paru (!G) &? sampai 2& mmg
(urwadianto dan %ampurna, 2000)
ada dasarnya penatalaksanaan awal dalam mengatasi syok
kardiogenik adalah dengan dilakukan "rimary survey Primary survey
menyediakan ealuasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen
segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancamkehidupan 'ujuan dari Primary surveyadalah untuk mengidentiikasi dan
memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan
rioritas yang dilakukan pada"rimary surveyantara lain (Hulde, 200:) =
Air#ay maintenancedengan cervical s"ine "rotection
!reathingdan o$ygenation
Circulationdan kontrol perdarahan eksternal
%isability$pemeriksaan neurologis singkat
E$"osuredengan kontrol lingkungan
5
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
6/26
'ahapan$tahapan di dalam penatalaksanaan syok kardiogenik
adalah sebagai berikut=
& asien diletakkan dalam posisi berbaring mendatar
2 astikan jalan naas tetap adekuat dan yakinkan entilasi yang
adekuat, bila tidak sadar sebaiknya diakukan intubasi
5 Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa
yang terjadi
3 -erikan oksigen ?$&4 literCmenit dengan menggunakan masker untuk
mempertahankan a
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
7/26
2.2.2 E+ema Akut Paru
Fdema paru dideJnisikan sebagai terakumulasinysa cairan di
interstisial dan aleolus (1rawaty, 20&0)!airan yang terakumulasi berupa
cairan serosa atau cairan serosanguinosa (rice dan Gilson, 2004)9ika
edema timbul akut dan luas, sering disusul oleh kematian dalam waktu
singkat
Fdema paru dapat terjadi karena peningkatan tekanan hidrostatik
dalam kapiler paru, penurunan tekanan osmotik koloid seperti pada
neritis, atau kerusakan dinding kapiler*inding kapiler yang rusak dapat
disebabkan oleh inhalasi gas$gas yang berbahaya, peradangan seperti
pneumonia, atau karena gangguan lokal oksigenasienyebab tersering
edema paru adalah kegagalan entrikel kiri akibat penyakit jantung
arteriosklerotik atau stenosis mitralis (rice dan Gilson 2004)
-erdasarkan penyebabnya edema paru terbagi menjadi=
& Fdema aru KardiogenikC idrostatikC emodinamik
Kausa = 1nark miokard, hipertensi, penyakit jantung katup,
eksaserbasi gagal jantung sistolikCdiastolic dan lainnya (1rawaty,
20&0)
2 Fdema aru "on$Kardiogenik
Kausa =Acute Res"iratory %istress &yndrome(A*%)
ambaran klinis edema paru kardiogenik dan nonkardiogenik
mempunyai beberapa kemiripan Fdema intersisial menyebabkan sesak
dan takipnea Aleolus yang penuh cairan menyebabkan hipoksemia arteri
dan dapat disertai batuk dan sputum kemerahan ( rothy)
& Anamnesis dapat menjadi petunjuk kearah kausa edema paru,misalnya adanya riwayat sakit jantung, riwayat adanya gejala yang
sesuai dengan !H
2 emeriksaan Jsik terdapat takipnea, ortopnea (maniestasi lanjutan)
'akikardia, hipotensi, akral dingin dengan sianosis, menggunakan otot
bantu naas, rophy sputum, ronki basah dan terdapat whee@ing
Khususnya pada edema paru kardiogenik terdapat 9D meningkat,
gallop, bunyi jantung 5 dan 3 dan terdapat edema perier
7
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
8/26
5 emeriksaan laboratorium yang relean diperlukan untuk mengkaji
etiologi edema paru emeriksaan tersebut meliputi diantaranya
pemeriksaan hematologi 'com"lete blood count), ungsi ginjal,
elektrolit, kadar protein, urinalisa, analisa gas darah, troponin 1 dan
!rain Natriureic "e"tude(-")!rain Natriumic Pe"dtie '!NP) dan
prekursornya ro -" dapat digunakan sebagai rapid test untuk
menilai edema paru kardiogenik pada kondisi gawat darurat Kadar
-" plasma berhubungan dengan A
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
9/26
b) Memelihara stabilitas hemodinamik
c) Mengurangi stress miokard dengan menurunkan preload dan
aterload
enatalaksanaannya yaitu dengan =
& osisi setengah duduk
2
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
10/26
tindakan medik tertentu, seperti trakeostomi, intubasi endotrakea,
kateterisasi ena sentralis, atau biopsi paru (1sselbacher et al, 2000)
Tension pneumothorax (American College of &urgeons
Commite on )rauma, 2004) adalah pneumothora. yang disertai
peningkatan tekanan intra toraks yang semakin lama semakin bertambah
atau progresi ada tension pneumothorax ditemukan mekanisme
entil
1. 'erjadi peningkatan intra toraks yang progresi, sehingga terjadi
kolaps total paru, mediastinal shift atau pendorongan
mediastinum ke kontralateral, deiasi trachea, hipotensiLrespiratory distressberat
2. 'anda dan gejala klinis= sesak yang bertambah berat dengan cepat,
takipneu, hipotensi, tekanan ena jugularis meningkat,
pergerakan dinding dada yang asimetris
emeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis
pneumothora. adalah sebagai berikut
& adiologis=
a 'ampak bayangan hiperlusen baik bersiat lokal maupun general
b ada gambaran hiperlusen ini tidak tampak jaringan paru,
jadiaaskuler
c -ila pneumotoraks hebat sekali dapat menyebabkan terjadinyakol
aps dari paru$ paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paruyang
terdesak ini lebih padat dengan densitas seperti bayangantumor
d -iasanya arah kolaps ke medial
e -ila hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya perdorongan
pada jantung misalnya pada tension pneumothora.
Mediastinum dan trakea dapat terdorong kesisi yang berlawanan
10
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
11/26
2 -A= untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah pasien
enatalaksanaan tension pneumothorax berupa dekompresi
segera dengan needle insertion pada sela iga 11 linea mid$klaikulapada daerah yang terkena %ehingga tercapai perubahan keadaan menjadi
suatu simple pneumothora. dan dilanjutkan dengan pemasangan
'orakostomi G%*
2.2.! A0en+,s,t,s
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks ermiormis
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inlamasi akut pada
kuadran kanan bawah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat (!raword, 2007) Apendisitis adalah kondisi
dimana ineksi terjadi di umbai cacing *alam kasus ringan dapat sembuh
tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan
penyingkiran umbai cacing yang terineksi -ila tidak terawat, angka
kematian cukup tinggi dikarenakan oleh peritonitis dan syok ketika umbai
cacing yang terineksi hancur (!raword, 2007)
Apendisitis akut, dibagi atas= Apendisitis akut okalis atau
segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal Apendisitis
purulenta diusi yaitu sudah bertumpuk nanah (!raword, 2007)
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai
maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal ejala klasik apendisitis
ialah nyeri samar$samar dan tumpul yang merupakan nyeri iseral di
daerah epigastrium di sekitar umbilikus Keluhan ini sering disertai mual
dan kadang ada muntah 8mumnya nasu makan menurun *alam
beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc -urney
*isini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
merupakan nyeri somatik setempat Kadang tidak ada nyeri epigastrium,
tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat
pencahar 'indakan itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah
terjadinya perorasi (%jamsuhidajat, *e 9ong, 2003) -ila letak apendiks
11
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
12/26
retrosekal retroperitoneal, karena letaknya terlindung oleh sekum, tanda
nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak tanda rangsangan
peritoneal asa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada
saat berjalan karena kontraksi mpsoas mayor yang menegang dari dorsal
(%jamsuhidajat, *e 9ong, 2003) Apendiks yang terletak di rongga pelis,
bila meradang, dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid
atau rektum sehingga peristaltis meningkat, pengosongan rektum akan
menjadi lebih cepat dan berulang$ulang 9ika apendiks tadi menempel ke
kandung kemih, dapat terjadi peningkatan rekuensi kencing karena
rangsangan dindingnya (%jamsuhidajat, *e 9ong, 2003)
emeriskaan penunjang yang dapat dilakukan salah satunya adalah
pemeriksaan laboratorium darah -iasanya didapati peningkatan jumlah
leukosit (sel darah putih) 8rinalisa diperlukan untuk menyingkirkan
penyakit lainnya berupa peradangan saluran kemih ada pasien wanita,
pemeriksaan dokter kebidanan dan kandungan diperlukan untuk
menyingkirkan diagnosis kelainan peradangan saluran telurCkista indung
telur kanan atau KF' (kehamilan diluar kandungan) (%anyoto, 2007)
emeriksaan radiologi berupa oto barium usus buntu
(Appendicogram) dapat membantu melihat terjadinya sumbatan atau
adanya kotoran (skibala) didalam lumen usus buntu emeriksaan 8%
(8ltrasonograi) dan !' scan bisa membantu dakam menegakkan adanya
peradangan akut usus buntu atau penyakit lainnya di daerah rongga
panggul (%anyoto, 2007)
12
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
13/26
Menurut Mansjoer dkk (2000), penatalaksanaan apendisitis terdiri
dari hal berikut=
& %ebelum operasi
a) emasangan sonde lambung untuk dekompresi
b) emasangan kateter untuk kontrol produksi urin
c) ehidrasi
d) Antibiotik dengan spektrum luas, dosis tinggi dan diberikan
secara intraena
e)
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
14/26
2.2. Per,t'n,t,s
eritonitis dideinisikan suatu proses inlamasi membran serosa
yang membatasi rongga abdomen dan organ$organ yang terdapat
didalamnya eritonitis dapat bersiat lokal maupun generalisata, bacterial
ataupun kimiawi
eradangan peritoneum dapt disebabkan oleh bakteri, irus, jamur,
bahan kimia iritan, dan benda asing -erdasarkan sumber dan terjadinya
kontaminasi mikrobial, peritonitis diklasiikasikan menjadi= primer,
sekunder, dan tersier eritonitis primer disebabkan oleh ineksi
monomikrobial %umber ineksi umumnya ekstraperitonial yang menyebar
secara hematogen *itemukan pada penderita serosis hepatis yang disertai
asites, sindrom nerotik, metastasis keganasan, dan pasien dengan
peritoneal dialisis Kejadian peritonitis primer kurang dari 46 kasus
bedah eritonitis sekunder merupakan ineksi yang berasal dari
intraabdomen yang umumnya berasal dari perorasi organ berongga
eritonitis sekunder merupakan jenis peritonitis yang paling umum, lebih
dari :06 kasus bedah eritonitis tersier terjadi akibat kegagalan respon
inlamasi tubuh atau superineksi eritonitis tersier dapat terjadi akibat
peritonitis sekunder yang telah delakukan interensi pembedahan ataupun
medikamentosa Kejadian peritonitis tersier kurang dari &6 kasus bedah
Adapun maniestasi klinis dari peritonitis adalah sebagai berikut
a "yeri hebat pada abdomen yang dirasakan terus menerus selama
beberapa jam, dapat hanya di satu tempat ataupun tersebar di seluruh
abdomen 1ntensitas nyeri semakin kuat saat penderita bergerak sepertijalan, bernaas, batuk atau mengejan
b -ila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik
dan terjadi takikardi, hipotensi, penderita tampak letargik dan syok
c Mual dan muntah timbul akibat adanya kelainan patologis organ
isera atau akibat iritasi peritoneum
d Kesulitan bernaas diakibatkan oleh adanya cairan dalam abdomen
yang dapat mendorong diaragma
14
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
15/26
asien segera dirujuk setelah penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan awal seperti berikut=
& Memperbaiki kadaan umum pasien
a. enatalaksanaan awal pada primary surey dilakukan
pendekatan melalui A-!*F yaitu=
i A= Airway, menjaga airway dengan kontrol serikal
(cerical spinecontrol)
ii B= -reathing, menjaga pernaasan dengan entilasi
iii = !irculation dengan kontrol perdarahan (hemorrage
control)
i D= *isability, status neurologis
E= F.posureCenironmental control, membuka baju
penderita, tetapi cegah hipotermia2 uasa
5 *ekompresi saluran cerna degan pipa nasogastric atau
intestinal
3 enggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang
dilakukan secara intraena
4 'indakan$tindakan menghilangkan nyeri dihindari untuk
tidak menyamarkan gejala (Kemenkes 1, 20&3)
2.2. 'les,st,t,s
Kolesistisis adalah eradangan kandung empedu dan saluran
kandung empedu akibat tersumbat oleh batu empedu serta menyebabkan
ineksi dan peradangan kandung empedu Kolesistitis akut (radang
kandung empedu) adalah reaksi inlamasi akutdinding kandung empedu
yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekandan demam
ingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai inimasih
belum jelas (1sselbacher, 200:)
Keluhan utama ialah nyeri akut di perut kuadran kanan atas, yang
kadang$kadang menjalar ke belakang di daerah scapula -iasanya
ditemukan riwayat serangan kolik di masa lalu, yang pada mulanya sulit
dibedakan dengan nyeri kolik yang sekarang ada kolesistitis, nyeri
menetap dan disertai tanda rangsang peritoneal berupa nyeri tekan, nyeri
lepas, dan deans muscular otot dinding perut Kadang kandung empedu
yang membesar dapat diraba ada separuh penderita, nyeri disertai mual
15
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
16/26
dan muntah 1kterus yang ringan timbul demam dan menggigil, harus
dicurigai komplikasi yang lebih berat atau penyakit lain (%jamsuhidajat,
20&5)
16
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
17/26
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam
menegakkan diagnosis kolesistitis adalah sebagai berikut
& 8ltrasonograi
Mempunyai derajat spesiitas dan sensitiitas yang tinggi untuk
mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu
intrahepaatik maupun ekstrahepatikjuga dapat dilihat dinding kndung
empedu yang menebal karena ibrosis atau udem karena peradangan
maupun sebab lain
2 F!
Fndoskopik merupakan selang kecil yang mudah digerakkan yang
menggunakan lensa atau kaca untuk melihat bagaian dari traktusgastro intestinal Fndoscope etrograde !holangiopancreotography
(F!) dapat lebih akurat menentukan penyebab dan letak sumbatan
serta keuntungannya juga dapat mengobati penyebab obstruksi dengan
mengeluarkan batu dan melebarkan peyempitan
5 %kintigrai
%kintigrai bilier digunakan untuk melihat sistem bilier termasuk
ungsi hati dan kandung empedu serta diagnosa beberapa penyakit
dengan sensitiitas dan spesiitas sekita :06 sampai :76 Meskipun
test ini paling bagus untuk melihat duktus empedu dan duktus sistikus,
namun skintigrai bilier tidak dapat mengidentiikasi batu saluran
empedu atau hanya dapat memberikan inormasi sesuai dengan letak
anatominya Agent yang digunakan untuk melakukan test skintigrai
adalah deriat asam iminodiasetik dengan label
3 Kolesistograi oral
Metode ini dapat digunakan untuk melihat kerja dari sistem bilier
melalui prinsip kerja yang sama dengan skintigrai tapi dapat
memberikan inormasi yang lebih jelas asien diberi pil kontras oral
selama &2$&B jam sebelum dilakukan tes Kemudian kontras tadi
diabsorbsi oleh usus kecil, lalu dibersihkan oleh hepar dan di ekskresi
ke dalam empedu dan dikirim ke kandung empedu (%udoyo, Aru
200:)
17
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
18/26
asien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke asilitas
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis penyakit dalam
enananganan di layanan primer, yaitu=
& 'irah baring
2 uasa
5 1nus
3 emberian antibiotic =
a olongan penisilin= ampisilin injeksi 400mgC B jam dan
amoksilin 400 mgC ? jam 1D, dan
b %ealosporin = !eria.on & gramC &2 jam, ceota.ime & gramC
? jam
c metronida@ol 400 mgC ? jam
4 Konseling dan edukasiKeluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani
diet rendah lemak dan menurunkan berat badan
B encana tindak lanjut
a ada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis
akut dan kandung empedunya belum diangkat kemudian
mengurangi asupan lemak dan menurunkan berat badannya
harus dilihat apakah terjadi kolesistitis akut berulang
b erlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan
(Kemenkes 1, 20&3)7 Kolesistektomi
Kolesistektomi merupakan cara pengobatan terbaik untuk
kolesistitis akut dan umumnya dapat dilaksanakan dengan aman
pada sekitar :06 penderita (%jamsuhidajat, 20&5)
18
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
19/26
BAB III
MET$DE PELA#ANAAN
3.1 Tem0at Pelaksanaan
'ugas engenalan roesi dilaksanakan di 1nstalasi awat *arurat
umah %akit -hayangkara alembang
1.2 4aktu Pelaksanaan
Akan dilaksanakan pada=
ari dan 'anggal =
ukul =
2.3 Alat +an Perlengka0an
Adapun alat$alat yang digunakan dalam 'ugas engenalan roesi antara
lain=
1. Alat tulis
2. Kamera
3.3 #u5jek Tugas Man+,r,
asien non$trauma di 1* % -hayangkara alembang
3.! Langkah erja
& Membuat proposal pelaksanaan 'ugas engenalan roesi
2 Melakukan konsultasi kepada pembimbing 'ugas engenalan roesi
5 Melakukan 'ugas engenalan roesi yaitu dengan melakukan
obserasi pada pasien non$trauma di 1* % -hayangkara alembang
3 Mengumpulkan hasil kerja kelompok di lapangan
4 Membuat laporan hasil 'ugas engenalan roesi dari data yang sudah
didapatkan
3. Pengum0ulan Data
Melakukan obserasi pada pasien non$trauma di 1* % -hayangkara
DA6TAR PU#TAA
19
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
20/26
Alkatiri, 9, -akri, %, 2007 esusitasi Kardio$pulmoner 1n= %udoyo, et al Fd
-uku Ajar 1lmu enyakit *alam 9ilid & Fdisi 1D 9akarta= usat enerbitan
*epartemen 1lmu enyakit *alam Hakultas 8niersitas 1ndonesia, &75$ &7B
American !ollage o %urgeon, 2003 Adanced trauma Eie %upport or *octors
7th Fdition 'erjemahan Komisi 'rauma 1katan Ahli -edah 1ndonesia
Ariin, , 20&2 Airway Management *alam= akim, AA, et al Modul
Keterampilan klinik Medan= Hakultas Kedokteran 8niersitas %umatera
8tara, ?$&3
-runicardi, H !harles, et al 20&0 %cwart@Ns rinciples o %urgery 8%A = 'he Mc
raw$ill company, 1nc, 20&0
!ole, Garren and #ollinger, obert M &:70 !ole and #ollinger te.tbook o
surgery "ew ork = Appleton$!entury$!rots, &:70
!raword, 9 dan Kumar, D, 2007 ongga Mulut dan %aluran astrointestinal 1n=
-uku Ajar atologi Fdisi 7 9akarta= F!, BB0$BB&
*oherty, M dan Eawrence G Gay Eier L ortal Denous %ystem *alam =
erard MM dan Eawrence GG !urrent %urgical *iagnosis and 'reatment,
&& Fd Furope= Mcraw$ill Fducation, 2002 h 2??
*oherty, erard 200B eritoneal !aity in !urrent %urgical *iagnosis L
'reatment &2ed 8%A = 'he Mcraw$ill !ompanies, 1nc, 200B
*olan, -, olt, E, 200? 'rauma Eie %upport 1n= olt, E, ed Accident and
Fmergency 2 th ed hiladelphia= Flseier,
aen, -O, h*, Karren, K9, h* &::2 atient Assessment 1n= aen,
-O, h*, Karren, K9, h*, ed rehospital Fmergency !are and !risis
1nterention 3 th ed "ew 9ersey= rentice all
agberg, !, eorgi, , Krier, 2004 !omplications o Managing the Aiway 1n=-est ractise and esearch !linical Anaesthesiology Flseier &: (3)= B3&
Aailable rom=
http=CCclinicaldepartmentsmusceduCanesthesiaCeducationCmedicalstudentCo
utlineCairway620complicationspd
erkutanto 2007 'riase Kasus awat *arurat di 1nstalasi awat *arurat %8
Adam Malik Medan Hakultas Kedokteran 8niersitas %umatera 8tara,
Medan, 1ndonesia
20
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
21/26
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
22/26
%jamsuhidajat, , *e 9ong, G, 2003 -uku$Ajar 1lmu -edah Fdisi 2
9akarta=F!, B5:$B34
%mith, ', *aidson, %, 2007 *okter di umah Anda 9akarta= *ian akyat, 2:0$
2:B
%udoyo G Aru, %etiyohadi -, Alwi 1, %imadibrata M, %etiati %
erhimpunan*okter %pesialis enyakit *alam 1ndonesia -uku Ajar 1lmu
enyakit *alam9ilid 1 Fdisi 1D F! 9akarta 200:
%tone !K L umphries E, 200?= !urrent diagnosis L treatment, Fmergency
Medicine, B Fd Eange, "ew ork= & + &0
Galls, M, 20&0 Airway 1n= Galls, M, ed osenPs Fmergency Medicine
!oncept and !linical practice 7 th ed hiladelphia= Flseier, 2?$37
22
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
23/26
"asution, !hairunnisa 20&5 'ingkat engetahuan Mahasiswa Hakultas
Kedokteran 8%8 'ahun Masuk 200: Mengenai enatalaksanaan Awal
Kegawatdaruratan Medan= HK 8%8
DA6TAR 4A4ANARA E%A4ATDARURATAN N$N)TRAUMA
"ama asien= Mujiono
9enis Kelamin= laki$laki
8sia= 42 tahun
Alamat= alembang
ekerjaan= %wasta
Masuk % 'anggal = 27 9uni 20&B
ukul= 2250 G1-
"ama *okterC 'enaga Medis yang Mengangani= *r Dictor
& Apa kasus kegawatdaruratan non$trauma yang sedang ditangani>
9awab=
Kolik akut abdomen
2 -agaimana maniestasi klinis pada kasus ini>
9awab=
"yeri pada bagian hypogastrica sampai daerah umbilical
5 -agaimana penatalaksanaan awal dalam mengatasi kegawatdaruratan pada
kasus ini>
9awab=
(aC 'idak)
9ika a, bagaimana primary surey yang dilakukan pada kasus ini>
9awab=
23
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
24/26
rimary surey = ya dilakukan emeriksaan A-!*F
%econdary surey= ya dilakukan, pemeriksaan head to toe
4 Apakah dilakukan tindakan secondary surey pada kasus ini> (aC 'idak)
9ika a, bagaimana secondary surey yang dilakukan pada kasus ini>
9awab=
%econdary surey= ya dilakukan, pemeriksaan head to toe
B Apakah perlu dilakukan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan
diagnosis pada kasus ini> (aC 'idak)
9ika a, pemeriksaan penunjang apakah yang diperlukan>
9awab=
9ika nyeri berlangsung akuttidak dilakukan
9ika nyeri berulang setelah diberi tatalaksana awal maka dilakukan 8%
Abdomen
ada kasus kali ini setelah diberi
9awab=
ada pasien ini diberikan analgesik oralranitidin
*an diberikan obat melalui supositoriapronalges
? -agaimana tindakan rehabilitati yang dilakukan kepada pasien ini>
9awab=
24
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
25/26
asil anamnesis dengan pasien=
%ejak kapan mngalami neyri pada daerah perut>
9awab=
%akit perut sudah berlangsungselama 2 hari tapi berusaha untuk
ditahan, namun karena tidak tahan lagi pasien datang ke 1* %
-hayangkara alembang
%elama 2 hari ini sudah berapa kali mengalami nyeri pada bagian
perut>
9awab=
Kurang lebih B$7 kali, terkadanghilang kemudian muncul kembali
'erakhir sebelum datang ke 1* % -hayangkara merasakan 2
jam nyeri perut setelah berbuka puasa
Apakah keluhan ini sebelumnya sudah pernah dialami> Kapan>
9awab=
a, kurang lebih sudah B bulan ini merasakannyeri pada daerah
perut bagian bawah
-agaimana rasa nyeri perut yang dialami>
9awab=
"yeri yang dialami seperti mules orang mau -A-
Apakah keluhan ini sebelumnya pernah diperiksa> -agaimana
hasilnya>
9awab=
%udah pernah di % didaerah Einggau, pernah di 8% abdomen
*inyatakan bahwa terdapat pasir pada daerah ginjal B bulan yang
lalu
%elama B bulan terakhir sudah berapa kali datang ke 1* %
-hayangkara alembang>
9awab=
%udah dua kali datang dan obat yang diberikan selalu sama
25
-
7/25/2019 tpp blok gadar medik
26/26