TPAB- Alat Berat

download TPAB- Alat Berat

of 34

Transcript of TPAB- Alat Berat

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    1/34

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    2/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Bab I. Pendahuluan

    1.1.Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara dengan arus kendaraan tidak sedikit. Karena volume

    kendaraan yang semakin meningkat diperlukan prasarana jalan raya yang memadai.

    Dengan keadaan yang seperti ini, prasarana jalan raya harus memenuhi standar yang

    ditetapkan terutama untuk perkerasan jalan dengan bahan perkerasan berupa aspal. Hal ini

    dikarenakan aspal merupakan lapisan perkerasan yang paling atas dan menerima beban

    kendaraan secara langsung. Repetisi beban yang diterima aspal akan menentukan

    campuran antara bahan penyusun perkerasan yang lain, diantaranya agregat kasar dan

    agregat halus serta filler sebagai pengisi rongga.

    Makalah kami ini tidak membahas mengenai komposisi campuran bahan

     penyusun perkerasan jalan, melainkan membahas mengenai mesin pengolah aspal dan

     peralatan perkerasan. Seperti yang diketahui bahwa pekerjaan perkerasan tidak akan

     berjalan jika tidak ada peralatan yang digunakan untuk mencampur bahan. Tipe mesin

     pengolahan aspal sendiri terbagi menjadi dua tipe yaitu batch type asphalt plant dan

    continous type asphalt plant. Sedangkan untuk peralatan perkerasan terdiri dari peralatan

     pengangkutan, asphalt distributor, dan asphalt finisher. Mengenai penjelasan tentangmesin pengolahan aspal dan peralatan perkerasan akan dijelaskan lebih detail pada bab II.

    1.2.Rumusan Masalah

    1.2.1.  Apa itu pengolahan aspal dan perkerasan?

    1.2.2. 

    Bagaimana pengolahan aspal dan perkerasan?

    1.2.3.  Alat apa saja yang dibutuhkan dalam pengolahan aspal dan perkerasan?

    1.2.4.  Bagaimana cara kerja alat pengolahan aspal dan perkerasan?

    1.2.5. 

    Bagaimana pengaplikasian peralatan pengolahan aspal dan perkerasan?

    1.3.Tujuan

    1.3.1. 

    Memahami pengolahan aspal dan perkerasan

    1.3.2.  Memahami pengolahan aspal dan perkerasan

    1.3.3.  Mengetahui alat –  alat yang dibutuhkan dalam pengolahan aspal dan perkerasan

    1.3.4.  Mengetahui cara kerja alat pengolahan aspal dan perkerasan

    1.3.5.  Mengetahui pengaplikasian peralatan pengolahan aspal dan perkerasan

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    3/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Bab II. Pembahasan

    2.1. Mesin Pengolahan Aspal ( Asphalt Production Plant) 

    Aspal sebagian besar digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Jenis

     perkerasan yang menggunakan aspal disebut perkerasan lentur. Hal ini dikarenakan

    karakteristik aspal yang plastis. Fungsi dari perkerasan aspal adalah untuk

    mendapatkan permukaan jalan yang baik dan melindungi lapisan di bawahnya dari

     pengaruh air.

    Perkerasan aspal merupakan campuran dari aspal dan agregat (misasphalt).

    Kandungan agregat dalam campuran berkisar 90% sampai 95% berdasarkan berat.

    Agregat yang dipakai dalam campuran adalah agregat kasar, agregat halus, dan filler.

    Filler merupakan agregat yang sangat halus dan berfungsi sebagai pengisi. Bahan

    yang termasuk dalam filler adalah abu batu dan semen. Karakteristik agregat yang

    harus dipenuhi adalah keras, bersudut, bergradasi baik, bersih, dan kering. Hal ini

     bertujuan agar ikatan pada campuran menghasilkan kekuatan yang baik. Agregat yang

    mempunyai permukaan halus dan berbentuk bulat dapat mengurangi kekuatan

    campuran dan menyebabkan permukaan yang licin.

    Fungsi dari aspal pada campuran aspal adalah sebagai pengikat antar agregat.Aspal mengisi rongga antar agregat dan rongga dalam agregat. Aspal yang masih

     padat disebut asphalt cement. Dalam penggunaannyaa asphalt cement tersebut harus

    dipanaskan agar meleleh. Campuran antara asphalt cement dengan bahan minyak

     bumi disebut asphalt cutback. Asphalt cutback ini berbentuk cairan dalam suhu

    ruangan. Bentuk lain dari aspal adalah asphalt emulsion. Keunggulan dari aspal jenis

    ini adalah tidak menimbulkan api dan dapat dituangkan ke atas agregat yang basah.

    Campuran aspal yang benar dan berkekuatan sesuai dengan yang diinginkan

    dapat dihitung. Hasil dari perhitungan tersebut disebut sebagai asphalt mix design.

    Kriteria dari asphalt mix design harus dipenuhi kriteria sebagai berikut.

    a.  Stabil : stabilitas dari aspal ditentukan oleh friksi internal dan kohesi. Bentuk

    agregat akan mempengaruhi friksi internal, sedangakan pengikat akan

    mempengaruhi kohesitas campuran aspal.

     b.  Tahan lama : yang dimaksud dengan tahan lama adalah ketahanan campuran

    terhadap oksidasi, agregat yang saling berpisah, dan memisahnya pengikat dari

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    4/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    agregat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah aspal dalam campuran dan gradasi

    agregat.

    c. 

    Kedap air : perkerasan aspal harus kedap terhadap air dan udara. Kekedapan

    terhadap air dan udara dapat dicapai dengan melakukan pemadatan dan membuat

    mixdesign yang baik.

    d. 

    Fleksibel : fleksibilitas yang baik dicapai jika perkerasan dapat berubah jika

    terjadi gerakan minor selama umur perkerasan.

    e.  Tidak menyebabkan selip : permukaan perkerasan aspal diharapkan dapat

    menghindari terjadinya selip pada roda kendaraan yang lewat diatasnya.

    f.  Tidak mengalami kelelahan bahan : dengan lewatnya kendaraan diatas perkerasan

    secara terus menerus maka dapat mengakibatkan kelelahan bahan. Kelelahan

     bahan dipengaruhi oleh rongga antar partikel dan viskositas pengikat.

    g.  Mudah dikerjakan : campuran aspal yang dihasilkan sebaiknya dapat dengan

    mudah dituangkan dan dipadatkan.

    Proses pengolahan aspal untuk kepentingan perkerasan jalan, bisa dilakukan

     produksi dalam jumlah yang besar dengan menggunakan  plant sebagai tempat

     pengolahan aspal. Yang dimaksud alat pengolahan aspal, bukan hanya proses aspal

    saja melainkan untuk mengolah aspal yang dicampur dengan agregat lain sehingga

    dipenuhi syarat suatu campuran untuk perkerasan jalan.

    Secara umum, asphalt plant mempunyai 3 tingkatan proses yaitu :

    1. 

    Cold feeding atau conveying, merupakan proses pengangkutan dan pemasukan

     bahan agregat ke dalam mixer yang sebelumnya menjalani beberapa proses.

    2.   Drying dust collecting, sebagai penangkap debu.

    3.  Mencampurkan material dalam perbandingan tertentu.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    5/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Mesin pengolahan aspal (asphalt plant) sendiri dibagi menjadi dua tipe yaitu

    batch type asphalt plant dan continous type asphalt plant . Berikut adalah penjelasan

    mengenai dua tipe mesin pengolahan aspal.

    1.   Batch Type Asphalt Plant  

    Untuk asphalt plant tipe ini, komponen yang ada yaitu :

    a.  Cold feed  (pengumpan agregat dingin)

    Cold feed   digunakan untuk agregat yang berbentuk bin (menyerupai kubus)

    kecil yang berjumlah beberapa buah dan pengisiannya dilakukan dengan

    menggunakan loader atau alat pengisi lainnya. Bin-bin ini menyerupai trolley

    (lori) seperti pada batcher concrete yang pada bagian bawahnya terdapat  gate

    yang dipergunakan untuk menyalurkan agregat ke proses selanjutnya.

     b.   Agreggate dryer  (pengering agregat)

     Agreggate dryer  bentuknya silinder panjang yang berongga dengan porosnya

    hampir horizontal dan kedua alasnya terbuka. Agregat dalam kondisi lembab

    disalurkan ke dalam dryer pada temperatur kamar. Proses pengeringan agregat

    dilakukan dengan cara pengisapan udara yang diberikan oleh silinder-silinder

    tadi. Debu-debu yang terdapat pada agregat akan terhisap memasuki dryer

    kemudian dikumpulkan pada dust collector.

    c. 

     Dust collector  (penangkap debu)

     Dust collector  berfungsi sebagai pengumpul debu dari hasil proses agreggate

    dryer selain dengan proses hisapan, juga dengan cara semprotan atau tiupan

    yang bisa menyebabkan polusi udara, sehingga akan menimbulkan masalah

    apabila polusinya menyebar ke daerah yang luas.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    6/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Cyclone type dust collector dapat beroperasi dengan efisiensi sebesar 70% -

    90%. Artinya dust collector ini dapat menampung depu sebesar 70% - 90%

    dari volume debu yang dihasilkan. Partikel dengan ukuran 0,02 mm atau lebih

     besar dapat ditiup dari agreggate dryer. 

    Untuk mengurangi polusi debu yang dihasilkan, maka dapat menggunakan dua

    tipe kolektor yaitu :

    1.  Wet type collector tabung yang menghisap debu dari sisa

     pembakaran.

    2. 

     Bag type collector   berbentuk kotak yang di dalamnya terdapat

     penyaring.

    d.   Elevator  (elevator)

    Alay ini berfungsi untuk mengangkat agregat yang telah dikeringkan dan

    dicampurkan. Pada batch type plant alat ini lebih dikenal dengan sebutan hot

    elevator dan dapat mengangkat material dalam keadaan panas. Agregat

    diangkat oleh elevator dan proses selanjutnya adalah diteruskan pada ayakan

    (screen) kemudian ditentukan perbandingan campuran yang diinginkan.

    e.  Screen (saringan)

    Agregat-agregat panas yang diangkat oleh screen dilakukan proses pemisahan

    dalam dua ukuran atau lebih dengan menggunakan seperangkat  screen. 

    Kemudian hasil ayakan ditampung pada bin-bin yang terpisah. Proses

     pencampuran dilakukan kembali sesuai dengan perbandingan yang diinginkan

    agar menjamin keseragaman gradasi yang dibutuhkan.

    Screenyang terdapat pada batch plant   beroperasi dengan gerakan getar dan

     berupa multideck screen dipasang agak miring hingga memudahkan agregat

    untuk bergerak.

    Ukuran  screen yang dipakai disesuaikan dengan kebutuhan gradasi yang

    disyaratkan. Ukuran screen baik yang halus sampai kasar harus dapat ditolerir

    agar tidak merugikan campuran yang diinginkan.

    f.   Proportioning devices (penakar)

     Proportioning devices adalah alat pengatur besarnya perbandingan campuran

    yang dikendalikan oleh suatu tes  (running gradation test)  pada hot bin.

    Gradasi yang diinginkan ditentukan oleh rumus atau dengan cara coba-coba

    (trial and error) untuk asphalt batch plant. Perbandingan campuran biasanya

    menurut perbandingan berat.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    7/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    g.   Pugmill mixer  (mesin pengaduk)

     Pugmill mixer  berbentuk tabung yang berukuran besar yang di dalamnya

    terdapat  paddle (sudu-sudu) untuk mencampur. Pada  pugmill ini, proses

     pencampuran dan pemanasan material dilakukan dan selama proses

     pencampuran aspal panas akan teroksidasi oleh udara, sehingga akan

     berpengaruh kurang baik terhadap hasil campuran. Untuk mengatasi hal ini,

    maka proses pencampuran harus dilakukan secepat mungkin dengan waktu

    sesingkat mungkin.

    Oksidasi juga akan semakin maningkat dengan semakin tingginya temperatur

    maka untuk menghindari hal tersebut, proses pencampuran harus dilakukan

     pada temperatur yang serendah mungkin namun harus tetap memperhatikan

    hasil yang akan diperoleh. Temperatur yang biasa digunakan pada proses

     pencampuran berkisar antara 250oF — 175oF untuk aspal dan 175oF — 225oF.

    Kemampuan produksi pugmill bergantung pada :

    Bentuk dari pugmill itu sendiri

    -  Ukuran, pengaturan, banyaknya paddle 

    -  Ukuran dan cara kerja dischargegate 

    -  Tenaga yang digunakan oleh pugmill  

    2. 

    Continous Type Asphalt Plant  

    Continous Flow Plant  bekerja tanpa cyclic interval (siklus selang) diantara

    batch-batchnya jadi material mengalir secara terus-menerus. Material yang

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    8/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    dicampurkan diukur oleh suatu alat ukur pompa kalibarasi(calibrated pump) yang

    digerakkan oleh tenaga yang bersatu dengan agregat.

    Agregat diukur dan ditimbang secara proporsional oleh calibrated feeder

    kemudian dimasukkan ke dalam  pug mil lmixer yang terdapat pada setiap hot bin.

    Material akan terukur dengan sendirinya oleh interlock calibrated feeder dalam batas-

     bats toleransi yang diijinkan. Apabila salah satu bahan campuran agregat atau bitumen

    ternyata kurang dari yang diinginkan, maka interlock akan menutup hingga

    kekurangannya tercapai.

    Cara penimbangan jumlah agregat yang dilakukan secara kontinu dimasukkan

    ke dalam bin dan selanjutnya dimasukkan ke dalam  pugmill dan penyaluran agregat

    ini dilakukan dengan menggunakan putaran driveshaft. 

    2.2. Peralatan Perkerasan

    2.3.1.  Pengangkutan

    Peralatan pengangkutan material bitumen (yang telah diolah)

    digunakan truck  – truck, ada beberapa type truck yang biasanya

    digunakan untuk keperluan perkerasan, misalkan :

    1.  Dump truck biasa

    2. 

    Bottom dump truck

    3.  Tank truck

    Untuk pengangkutan bahan agregat (yang belum diolah) dapat

    digunakan dump truck biasa dan bottom dump truck.

    Tetapi untuk keperluan material perkerasan (yang telah diolah

    dalam asphalt plant) memerlukan suatu persyaratan khusus yakni

     perlindungan terhadap faktor cuaca, karena jika material yang dibawanya

    terkena panas makan akan mengeras sebelum dihamparkan, juga kalau

    kena air hujan dikhawatir akan rusak dan merugikan bagi kualitas

     perkerasan yanng akan dikerjakan. Penggunaan dump truck yang diberi

     penutup terpal misalnya, untuk perlindunngan yang paling minimum.

    Pada long bottom dump truck bisa mengangkut material yang telah

    diproses sebanyak 20-35 ton, dibagian belakang terdapat suatu

     pengendali banyaknya material yang dihamparkan agar merata, berupa

    suatu rantai selebar truck tersebut.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    9/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Jika digunakan tank truck, perlingdungan terhadap bahan aspal

     jelas lebih sempurna, karena selain sebagai pengangkut juga dapat

    menyemprotkan aspal tersebut, sebab didalamnya terdapat pemanas built

    in denga kapasitas 150ᶱ F - 175ᶱ F.

    2.3.2.  Asphalt Distributor

    Asphalt Distributor memiliki prinsip peralatan dengan tanki

    aspal sebagaimana halnya dengan strage tank yang dipasang pada

    truck. Untuk memelihara sehu dalam tank, dilengkapi oleh heated

    built-in.

    Dimana pengisian tank dilakukan dari sebuah asphalt strogae

    tank atau metting tank, dinding tank dibuat rangkap dengan tujuan

    untuk memelihara suhu yang ada didalamnya.

    Setelah sampai pada site pekerjaan heated built ini dijalankan

    untuk menaikkan suhu sampai mencapai panas yang diinginkan,

     pemanasan harus dilakukan dengan hati- hati. Penyemprotan dilakukan

    oleh spray bar yang diberi nozzle alat terletak dibagian belakang truck

     beberapa feet diatas permukaan yang akan dikerjakan, distribusinya

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    10/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

     berupa pompa aspal, yang kapasitasnya harus betul-betul besar., sebab

    aspal harus betul  –   betul menyemprot bukan hanya mengalir, karena

    semprotan yang kuat ini maka akan saling menutup.

    Spray bar mampu mencapai lebar penyemprotan hingga 4 m,

     pada waktu tidak beroperasi spray bar dapat dilipat sehingga tidak

    mengganggu lalu lintas. Dalam proses penyemprotan menggunakan

    kompresor dengan tekanan yang diberikan kepada tangki aspal.

    Pengaturan jumlah aspal tergantung syarat yang diminta,

    dinyatakan dalam liter/m2

    , pengaturan jumlah ini tidak dapat dilakukandengan cara memperlambat atau mempercepat pompa aspal, karena

    mengingat tenaga penyemprotan dan hssil yang harus overlappig tadi.

    Sehingga untuk mengatur dapat dilakukan dengan cara

    mengatur kecepatan truck secara akurat, digunakan speedometer

    tersendiri yang dihubungkan pada roda tersendiri yang diturunkan pada

    saat akan bekerja. Speedometer selain menunjukkan kecepatan juga

     berfungsi sebagai penunjuk pemakaian aspal ke permukaan.

    2.3.3.  Asphalt Finisher

    Alat ini berfungsi untuk menghamparkan  processed material

    (material yang telah diproses) dari mixing plant, dan untuk

    mendapatkan lapisan yang merata. Paver dengan roda ban sebaiknya

    dipilih jika pada pengaspalan jalan alat tersebut sering dipindahkan.

    Sedangkan penggunaan paver dengan roda crawler akan lebih

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    11/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    menguntungkan jika kondisi jalan yang akan dibangun menanjak atau

    menurun. Hal ini karena paver beroda crawler lebih stabil.

    Pada saat asphlat finisher ini bergerak, material pavement yang

    terpadat pada hopper akan tertahan dan hanya setinggi pisau saja yang

    lolos yang merupakan hasil akhir dari bekerjanya asphlat finisher.

    Produksi asphlat finisher ini ±50 ton/jam dengan tebal lapisan 5

    cm kecepatan 1-1,5 m/menit, akibat lambatnya kecepatan ini mesinnya

    hanya berkekuatan 8 HP dan untuk mengangkut atau memindahkannya

    harus menggunakan trailer.

    Beton aspal yang dihasilkan, terutama sekali untuk kontruksi-kontruksi

    yang berat, harus memenuhi syarat:

    1. 

    Harus mempunyai stabilitas yang besar

    2.  Harus tetap rata pada waktu digilas, dan dilalui oleh lalu lintas

    3.  Mempunyai sambungan memanjang dan melintang yang baik,

    sehingga tidak megurangi kenikmatan kendaraan yang melewati

    Asphalt finisher yang dapat menghasilkan beton asphalt

    tersebut, dikenal dengan nama Barner Green Finisher.

    Garis besar cara kerjanya yaitu ketika processed material dari

    mixing plant yang dibawa truck dimasukkan ke dalam hopper, hopper

    ini mempunyai alas conveyor ini dibagi menjadi dua bagian yang dapat

    digerakkan tersendiri, karena adanya conveyor ini maka feeding tidak

    tergantung kepada kecepatan maju asphalt finesher ini, dengan

    demikian jika misalnya kebutuhan material sebelah kanan dengan

    sebelah kiri tidak sama dapat dilaksanakan, juga misalnya untuk

    memperbaiki grade melintang akibat kesalahan. Jika salah satu

    conveyor feed kekurangan material, maka mesin penggeraknya bisa

    dihentikan, untuk kemudian diisi lagi, sedang salah satu lainnya tetap

     bekerja.

    Untuk memberikan kesetimbangan disebelah kanan dan kiri, karena

    kecepatan conveyor tak dapat diatur, maka dapat pula salah satu

    conveyor feed diberhentikan sampai setimbang untuk kemudian

    dijalankan lagi bersama-sama.

    Dapat pula pengendalian ini dilaksanakan dengan mengatur

    gate. Material yang dibawa conveyor feed memasuki 2 buah screw

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    12/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    chamber, dan dibelakang screw chamber ini terdapat ulir yang berputar,

    dengan putarannya ini maka material dapat disebarkan ke seleruh lebar

    dari asphalt finisher, supaya material screw dipasang over plate/pelat

     penutup.

    -  Kapasitas campur = kapasitas takar + aspal + pengisi

    (filter)

    -  Kapasitas umpan = kapasitas pengeringan limpahan atau

    oversize

    2.4. 

    Motor Grader

    Motor grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai

     perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan

    untuk membuat kemiringan tertantu suatu ruas jalan. Blade dari motor grader

    ini dapat diatur sedemikian rupa, sehingga fungsinya bisa dirubah angle

    dozer, bulldozer, atau tilting dozer, ini membuat motor grader lebih flexible

    daripada jenis dozer.

     Namun sudut blade yang dipakai dalam pekerjaan perataan

    mendatangkan problem tersendiri terhadap roda-roda motor grader, alasan

    inilah yang menyebabkan mengapa dalam perencanaan motor grader modern,

    roda-roda dapat diatur dengan cara memiringkan roda-roda bagian muka.

    Miringnya roda bagian muka yang membentuk sudut dengan arah

    gerakan memberikan kestabilan dalam pengendalian.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    13/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Susunan Produk Motor Grader

    Gambaran Umum Motor Grader

    2.5.1. 

    Operasi dengan Motor Grader

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    14/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Sebagai peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai variasi dalam pekerjaan

    kontruksi ( grading ) makan terdapat perlengkapan  –   perlengkapan lainnya

    yang mendukung kinerja dari motor grader, yaitu :

    1.  Scarifier teeth ( ripper dalam bentuk kecil penggaruk ) dipasang di bagian

    depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri. 

    2. 

     Pevement Widener , untuk mengatur penghamparan 

    3.   Elecvating Grader Unit, alat pengatur grading. 

    Pada perkerasan aspal, penggunaan dasar dari motor grader dalam membentuk

     permukaan dan final grading, tidak hanya permukaannya saja tetapi juga bahu

    dan taludnya sekaligus.

    Selain itu motor grader dapat menggali saliran drainase sepanjang jalan dalam

     bentuk V misalnya, atau bentuk lainnya.

    Motor grader dengan blade standart mampu dengan baik untuk mencampurkan

    dan menaburkan material, juga mengaduk dan meratakan windrow ( gundukan

    tanah) yang belum lama ditempatkan pada badan jalan.

    Selain itu motor grader mampu beroperasi dalam variasi pekerjaan-pekerjaan

    lain, dengan cara memberikan peralatan khusus pada motor grader. Peralatan

    khusus tersebut diantaranya :

    1. 

    Spesial short blade (blade pendek), berfungsi untuk menggali saluran

    dangkal yang berbentuk persegi empat dengan ukuran tertentu, selain itu

     pula perlengkapan ini mampu mengerjakan perkerasan jalan sebagai

    tambahan lebar pada jalan yang telah ada.

    2.   Elevating conveyor,  perlengkapan ini berfungsi untuk memakan material

    lepas yang melewati blade, kemudian mengangjatnya dan dibuang

    kesamping.

    Perlengkapan khusus ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan

    kedayagunaan dari motor grader, dan menjadikan motor grader menjadi serba

    guna.

    2.5.2.  Produksi Motor grader

    Produktivitas dari motor grader dinyatakan dalam “waktu bekerjanya”,

    karena dalam bekerjanya volume yang dipindahkan sangat bervariasi dan juga

    tidak begitu penting. Sehingga jumlah pass yang diperlukan dalam

    mengerjakan suatu medan, karena yang kita perlukan adalah waktu bekerja

    dari motor grader yang bersangkutan dalam pekerjaan perataan medan.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    15/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Waktu ini tergantung dari syarat ketelitian yang diperlukan untuk pekerjaan

    grading tersebut.

    Pengalaman operator sangat berpengaruh terhadap kondisi “grading”,

    sehingga dapat ditentukan berapa laluan (pass) yang diperlukan dalam grading

    operation dan berpengaruh terhadap waktu bekerja.

    Rumus :

    = (

    )

     

    Dimana:

    df = jarak lurus pergi per siklus (dalam feet)

    dr = jarak kembali dalam grading berikutnya (feet)

    Vf = kecepatan rata-rata pergi(feet/menit)

    Vr = kecepatan rata-rata kembali(feet/menit)

     N = Jumlah Pass

    E = Effisiensi

    Apabila pekerjaan cukup pendek, dan waktu pergi maupun kembali

    memakai persnelling yang sama, dalam hal demikia kecepatan bisa diambil

    kecepatan rata-rata Va, sehingga persamaan menjadi :

    = 2.  Effiensi operasi tergantung kepada beberapa faktor diantaranya :

    -  Kemampuan operator

    Keseragaman grading

    Ketentuan pekerjaan grading

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    16/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    -  Kelurusan pekerjaan dalam tiap laluan (pass)

    2.6.  Alat Berat yang Digunakan pada Proyek Jalan

    Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat-alat berat seperti berikut:

    Alat gali: dozer, truck, grader

    Dozer

    Truck

    Grader

    Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan.

    Alat pemadat: loader, scrapper, stone crusher.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    17/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Loader

    Scrapper

    Stone Crusher

    Fungsi alat-alat berat:

    Bulldozer: berfungsi untuk mengupas tanah

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    18/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Bulldozer

    Grader: untuk membentuk permukaan tanah.

    Grader

    Ripper: merupakan traktor dengan fungsi utama sebagai alat bajak yang

    memiliki batang baja berujung lancip (blade) yang dipasang di bagian belakang

    bulldozer (traktor) untuk memecahkan (membajak) lapisan batuan atau material

    yang keras.

    Ripper

    Loader: digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    19/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Loader

    Asphalt mixing plant: yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran

    aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan

    menggunakan asphalt finisher (untuk jalan dengan perkerasan lentur

    digunakan).

    Asphalt Mixing Plant

    Concrete batching plant: untuk perkerasa kaku beton yang kemudian

    dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

    Concrete Batching Plant

    Compactor: digunakan untuk memadatkan tanah. Kalau dijalan raya, alat ini

    digunakan untuk memadatkan batu dan aspal. Alat sejenis antara lain tandem

    roller,tamping roller, pneumatic-tired roll.

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    20/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Compactor Tandem Roller

    Tamping Roller Pneumatic-Tired Roll

    Concrete Spreader: alat penempatan akhir material

    Concrete Spreader

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    21/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Bab III. Contoh Soal

    Contoh 1 :

    Perusahaan kontraktor memenangkan sebuah tender untuk sebuah proyek kontruksi

     jalan nasional dengan panjang jalan ±1.340 m. Dengan data yang diperoleh :

     pekerjaan tanah - galian biasa = 5449,54 m

     pekerjaan perkerasan aspal - lapis peresap pengikat = 16115,1 ltr

    - lapis perekat = 9522,45 ltr

     pengembalian perkerasan aspal - marka jalan thermoplastic = 1650 m

    Diharapkan perusahaan kontraktor itu mampu menghitung kebutuhan alat berat.

    Penyelesaian :

    Peralatan yang digunakan :

    -  Motor grader GD 405 A

    -  Asphalt Sprayer Kasprindo

    -  Asphalt Finisher Nigata

    Pekerjaan Galian Biasa

    Motor grader :Produksi per jam = 49,05 m3/jam

    = 343,35 m3/hari --- 1 hari = 7 jam

    Durasi = Volume pekerjaan / Kapasitas produksi

    =5,5

    ,5 / 

    = 111,1017 jam

    = 15,87168 hari

    Durasi pekerjaan untuk galian biasa berdasarkan perencanaan = 21 hari

    Sehingga diperoleh jumlah kebutuhan motor grader pada pekerjaan galin biasa adalah

    sebagai berikut :

    ℎ =  

    =5,5

    33,35  

    = 0,75579≈1 unit 

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    22/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Pekerjaan Perkerasan

    Asphalt Sprayer

    1. 

    Lapis Resap Pengikat

    Produksi per jam = 405,00 ltr/jam

    = 2835 ltr/hari --- 1 hari = 7 jam

    Durasi = Volume pekerjaan / Kapasitas produksi

    =55,

    5 / 

    = 39,79037 jam

    = 5,684 hari

    Durasi pekerjaan untuk galian biasa berdasarkan perencanaan = 21 hari

    Sehingga diperoleh jumlah kebutuhan motor grader pada pekerjaan galin biasa adalah sebagai berikut :

    ℎ =  

    =65,

    35  

    = 0,27 ≈1 unit 

    2. 

    Lapis perekat

    Produksi per jam = 405 ltr/jam

    = 343,35 ltr/hari --- 1 hari = 7 jam

    Durasi = Volume pekerjaan / Kapasitas produksi

    =5,5

    5 / 

    = 23,5122 jam

    = 3,35889 hari

    Durasi pekerjaan untuk galian biasa berdasarkan perencanaan = 21 hari

    Sehingga diperoleh jumlah kebutuhan motor grader pada pekerjaan galin biasa

    adalah sebagai berikut :

    ℎ =  

    =5,5

    33,35  

    = 0,159≈1 unit 

    Asphalt Finisher

    Produksi per jam = 51,75 ltr/jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    23/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    = 362,25 ltr/hari --- 1 hari = 7 jam

    Durasi = Volume pekerjaan / Kapasitas produksi

    =65

    5,5 / 

    = 31,88406 jam

    = 4,554865 hari

    Durasi pekerjaan untuk galian biasa berdasarkan perencanaan = 21 hari

    Sehingga diperoleh jumlah kebutuhan motor grader pada pekerjaan galin

     biasa adalah sebagai berikut :

    ℎ =  

    =

    65 36,5  

    = 0,21≈1 unit 

    Contoh 2 :

    Sebuah proyek perkerasan jalan existing simpang perdai –  muara lebak oleh Dinas PU

    Provinsi Kaltim. Lapis perkerasan yang ada perlu dilakukan peningkatan dengan

    dilakukan pengaspalan. Pelaksanaan pengaspalan menggunakan peralatan seperti :

    AMP, Dump Truck, Tandem Roller (TR) dan Pneumatic Tandem Roller (PRT).

    Dengan data sebagai berikut :

    Volume aspal yang akan dihamparkan :

    Panjang Jalan = 13,5 km

    -  Lebar Hamparan Aspal = 6 m

    -  Tebal Aspal = 6 cm

    -  Volume Aspal (Padat) = 4,860 m3 

    -  Faktor Pemadatan = 8%

    Faktor Kembang Pemadatan = 1,08

    -  Volume Aspal Gembur = 5248,8 m3 

    Data teknis AMP

    -  Produktivitas Aspal Panas (ACBC) (P) = 1.500 Kg/Batch = 0,556 m3 

    Waktu yang diperlukan untuk 1 Batch (T) = 3,50 Menit

    -  Waktu diperlukan saat Proses Pemanasan Aspal = 1 Jam

    Efesiensi Kerja AMP (E) = 0,90 (Baik)

    Produktivitas AMP (0,556 x 60) = 33,360 m

    3

    /Jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    24/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Maka berapa besar volume pekerjaan lapisan tersebut ? berapa nilai produktivitas dari

     pemakaian pekerjaan pengaspalan? Berapa jumlah alat dan waktu penyelesaian

     pekerjaan pengaspalan ?

    Penyelesaian :

    Alat Angkut Dump Truck (DT)

    -  Waktu Siklus

      CT = CTAMP + V1 + t1 +V2 + t2 + STAMP + STLapangan +DT + MT

    = 16 + 31,714 + 0,3 +27,75 + 0,3 +7,5+ 5 +0,67 +2,5

    = 91,734 Menit

    = 1,529 jam

    -  Produktivitas

      = +6+  =

    ,+6+,,3  

    = 2,374 m3/jam

    Alat Penghampar Asphalt Finisher

    -  Waktu siklus

     

    CT = waktu muat + waktu mengisi +waktu maju +waktu tunggu

    +waktu putar

    = 0,118 + (3x0,25) +, 6

    5  + 6 +3,5

    = 11,230 Menit

    -  Produktivitas

      = 6  =

    4,448 6

    ,3 0,9 

    = 21,388 m3/jam

    Waktu diperlukan menghampar aspal (ACBC)

    -  Waktu = 21,388 x 8 jam = 171,104 m3/hari

    -  Jadi waktu yang diperlukan =5

    , /= 30,677 hari ≈ 31 hari 

    Alat Pemadat Tandem Roller (TR)

    -  Produktivitas

      =  

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    25/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    =,35 ,

    0,9 = 21,263 m3/jam

    -  Produktivitas perhari tandem roller (TR)

     

    P = 21,263 m3/jam x 8 jam/hari = 170,104 m2/hari

    -  Waktu yang diperlukan

      Waktu yang diperlukan =5

    , /= 30,858 hari ≈ 31 hari 

    -  Jumlah alat tandem roller (TR) yang diperlukan

      Jumlah TR =

    =3,663,5=0,994 unit ≈ 1 unit 

    Alat Pemadat Pneumatic Tandem Roller (PTR)

    Produktivitas

      =  =

    ,5 5 ,65 0,7 

    = 21,328 m3/jam

    -  Produktivitas perhari tandem roller (TR)

      P = 21,328 m3/jam x 8 jam/hari = 170,624 m2/hari

    -  Waktu yang diperlukan

      Waktu yang diperlukan = 5 ,6 /= 30,764 hari ≈ 31 hari 

    -  Jumlah alat tandem roller (TR) yang diperlukan

      Jumlah TR =

    =3,663,6=0,997 unit ≈ 1 unit 

     No Jenis Alat Jumlah waktu produktivitas alat pelaksanaan (m /jam)

    1 Asphalt mixing plant (AMP) 1 unit 31 hari 33,360

    2 Finisher 1 unit 31 hari 21,388

    3 Dump Truck ( DT) 15 unit 31 hari 2,374

    4 Tandem Roller (TR) 1 unit 31 hari 21,263

    5 Pneumatic Tandem Roller (PRT) 1 unit 31 hari 21,328

    Contoh 3 :

    Terdapat sebuah proyek pelebaran Ruas Jalan Simpang 3 Samboja KM 38 Balikpapan  –  

    Loa Janan. Dengan beberapa data sebagai berikut :

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    26/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    -  Volume Galian (tanahasli) = 4725 M3dengan factor kembang(swell)  20 %

    (Rostiyanti, SF. 2002), sehinggan volume tanahlepas(loose material)  yang

    diperhitungkan = 1.18 x 4725 = 5575,5M3 

    -  Volume Pemadatan, digunakan factor pemadatan 8 % (Rostiyanti, SF. 2002), dari

    volume tanahtimbunan = 1,08 x 4725 M3 = 5103 M3 

    Maka tentukuan berapa produktivitas alat berat yang digunakan untuk agregat? Dan

     berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agregat tersebut?

    Penyelesaian :

    -  Alat yang bekerja pada galian tanah

    1.   Excavator Komatshu PC 200-6 

    2.   Dump Truck Mitshibushi FE 74 HD

    3.   Motor Grader Mutshubisi MG 20 

    4.   Bomag Komatsu BW 217

    Perhitungan Produksi Alat per Jam dan per Hari, Jumlah Alat dan Lama Waktu

    Pekerjaan Galian.

    1.  Alat Exacavator dengan data alat :

    Excavator Type Komatsu PC 200-6

    Merk dan Type alat : Komatsu PC 200- 6

    Kapasitas bucket (V) : 1.2 m3 

    Faktor bucket ( BFF ) : 0,7 (Sedang, tabel 2.8)

    Effisiensi kerja ( E ) : 0,69 (Sedang, tabel 2.4)

    Jam Kerja/Hari : 8 jam

    Tipe tanah : Tanah Biasa

    Waktu gali : 12 detik (Rata-rata 0 m –  2 m)

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    27/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Waktu putar : 8 detik ( 45o - 90o , tabel 2.10 )

    Waktu buang : 5 detik (Ket.Hal 35 Bab 2)

    Rata-rata kedalaman galian : 0,6 meter

    Maksimum galian : 2 meter

    Persentase kedalaman galian : 0.6 m/2 m = 0,3 = 30 %

    Sudut putar alat : 75o

    Faktor pengali untuk Kedalaman dan sudut putar (S) : 1,21

    Faktor Koreksi BFF (Bucket Fill Factor/BFF): 80 % (Tanah Biasa)  

    Produksi per siklus ( P ) : V x BFF

    : 1,2 x 0,7

    : 0,84 m3

    :waktu gali+waktu putarx2+waktu buang

    : 12 + (8 x 2) + 5

    : 33 detik ≈ 0,55 menit 

    Produksi per jam (m3/jam) untuk tanah Asli

    P =36

     

    =,36,6

    33 0,8  = 50,584 m3/jam = 404,672 m3/hari

    Produksi per jam (m3

    /jam) untuk tanah Lepas

    P =36

     

    =,36,6

    33 1,18 = 74,611 m3/jam.Produksi per jam/hari Tanah Asli

    Produksi perjam Excavator = 50,584 m³/jam

    Produksi perhari Excavator = 50,584 x 8

    = 404,672m³/jam

    Produksi perjam/hari Tanah Lepas

    Produksi perjam Excavator = 74,611 m³/jam

    Produksi perhari Excavator = 74,611 x 8

    = 596,89m³/hari

    Jumlah Jam Kerja = 5575,5 / 596,89 = 9,34 hari

      Lama Waktu Pekerjaan

    Produksi per unit = 74,611 m3/jam 

    Jumlah Excavator = 1 unit dgn waktu operasi 8 jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    28/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Produksi 1 unit =8 x 74,611 m3/jam = 596,89m3/hari

    Volume Timbunan =5575,5m3 

    =5575,5 /596,89 = 9,34 hari → 9 hari 

      Jumlah Alat yg Dibutuhkan

    M = Volume Tanah Asli / ( Produksi/hari x Lama waktu )

    M = 5575,5 / (596,89 x 8)

    M = 1,17 → 1 unit 

    2.  Alat Dump Truck dengan data alat :

    Dump Truck Mitshubishi FE 74 HD

    Merk dan model alat :Mitshubishi 120 PS

    Kapasitas Dump Truck ( C1 ) : 4 m³

    Daya/Tenaga Alat :125 HP

    Kapasitas Bahan Bakar :100 liter

    Kapasitas Oli :9,5 liter

    Berat pada kondisi isi :8.000 kg

    Berat pada kondisi kosong :2.100 kg

    Jam kerja per hari :8 jam

    Jenis Tanah :Tanah biasa

    Jarak angkut ( D ) :1 km (1.000 m)

    Efisiensi Kerja ( E ) :0,8 ( Baik )

    Effisiensi kerja pulang : 0,75Jam Kerja/Hari : 8 jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    29/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Kecepatan pergi ( V1 ) : 40 km/jam

    Kecepatan rata-rata angkut :

    6  

    : 666,67 m/menit

    Kecepatan pulang ( V2 ) : 50 km/jam

    Kecepatan rata-rata kembali : 5 6  : 833,33 m/menit

    Kondisi operasi kerja : (t1) = 1 (Sedang)

    (t2) = 0,3 (Sedang)

    Waktu muat,tunggu,dan putar : 1,0 menit (ST)

    Waktu buang/pembongkaran : 0,5menit (DT)

    Perhitungan Produksi Dump Truck  

      Waktu Siklus / Cycle Time ( CT )

    Pemuatan Excavator ke Dump Truck =

     = (4/1,2)

    = 3,33 ≈ 3 kali. 

    Waktu muat Dump Truck = 3xCT Excavator =3x33 = 99 detik = 1,65 menit

    CT = waktu muat+waktu angkut+waktu buang+waktu kembali+waktu tunggu

    = 1,65 + (1.000/500) + 1 + (1.000/750) + 1

    = 1,65 + 2 + 1 + 1,33 + 1 = 6,98 menit.

      Produksi per jam ( P )

    P = 6

      = 6 ,

    6,  = 27,50 m3/jam 

    = 220 m3/hari.

      Jumlah Dump Truck yang Dibutuhkan

     M = Volume Tanah Lepas/Prod. Dump Truck/hari

    =

    555,5  

    =2,81→3 unit/hari 

      Lama Waktu Pekerjaan

    Produksi per unit = 27,50 m3/jam 

    Jumlah Dumptruck = 3 unit dgn waktu operasi 8 jam

    Produksi 4 unit = 8 x 27,50 m3/jam = 82,5 m3/jam

    Produksi Per Hari = 8 jam x 82,5 = 660m3/hari

    Volume Timbunan = 5575,5m3

     = 5575,5/660 = 8,45 hari ~ 9 hari

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    30/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    3.  Alat Motor Grader dengan data alat :

    Motor Grader Mitshubisi MG 20

    Type alat =  Mitsubishi MG 20Lebarefektif blade (W) = 2,40 m

    Jarakkerja rata-rata (D) = 50 m

    Kecepatan (V) = 4,00 km/jam = 40 m/menit

    Panjanghamparan (Lh) = 3000 m

    Jumlahlintasan (n) = 8 lintasan

    Tebalpenghamparan (T) = 0,40

    Efisiensialat (E) = 0,80

    Perhitungan Produksi Motor Grader 

      Waktu Siklus

    Perataan 1 Kali Lintasan

    T = Lh : (V x 1000) x 60

    = 3000 : (4 x 1000) x 60 

    = 45 menit

    CT = 40 x 8 (Lintasan)

    = 320 menit

      Produksi Per Jam 

    P = ( Lh x W x t x 0,80 x 60 ) / CT

    = ( 3000 x 2,40 x 0,40 x 0,80 x 60 ) /320

    = 138240/320

    = 432 m3/jam

     

    Produksi Per Hari

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    31/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    P = 432 x 8 jam

    = 3456 m3/hari

      Jumlah Motor Grader Yg Dibutuhkan 

    V = Volume Tanah Lepas / ( Produksi/hari x Lama waktu )

    V = 1890 / (3456 x 6)

    V = 0,91 ~ 1 unit

      Lama Waktu Pekerjaan

    Produksi per unit = 432 m3/jam 

    Jumlah Motor Grader = 1 unit dgn waktu operasi 8 jam

    Produksi 1 unit = 1 x 432 m3/jam = 432 m3/jam

    Produksi Per Hari = 8 x 432 = 3456 m3/hari

    Volume Timbunan = 1890 m3 

    = 1890 / 3456

    = 5,5 hari ~ 6 hari

    4.  Alat Compactor dengan data alat :

    Bomag Komatsu BW 217 D 

    Merk Alat Berat : Bomag Komatsu BW 217 D

    Daya/Tenaga Alat : 198 HP

    Lebar Efektif Pemadatan (W) : 1,5 meter

    Diameter Drum Penggilas (B) : 1,219 meter

    Berat Operasional : 6.670 kg

    Berat Drum Penggilas : 3.251 kg

    Effesiensi Kerja (E) : 0,8 (Baik)

    Jam Kerja/Hari : 8 jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    32/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Jenis Tanah : Tanah biasa

    Kecepatan Operasional Alat : 2 km/jam

    Jumlah Lintasan (N) : 8

    Tebal Pemadatan (T) : 0,25 cm

    Perhitungan Produksi Compactor

      Produksi Per Jam (Q)

    P = ((V x 1000) x B x T x E )/N

    = ((2 x 1000) x 1,219 x 0,25 x 0,8)/8

    = 60,95 m2/jam

      Produksi Per Hari

    P = 60,95 x 8 jam = 487,6 m2/hari

      Jumlah Alat yg Dibutuhkan

    V = Volume Tanah Padat / (Produksi/hari x Lama waktu)

    V = 5103 / (487,6 x 8)

    V = 1,308 ~ 1 unit

      Lama Waktu Pekerjaan

    Produksi per unit = 60,95 m3/jam 

    Jumlah Compactor = 1 unit dgn waktu operasi 6 jam

    Produksi unit = 1 x 60,95 m3/jam = 60,95 m3/jam

    Produksi Per Hari = 6 x 60,95 = 365,7 m3/hari

    Volume Pemadatan = 5103 m3 

    = 5103/ 365,7

    = 13,95 hari ~ 14 hari

    Kesimpulan 

    Berdasarkan data dan produktifitas alat berat yang digunakan dalam Pekerjaan

    Agregat Pada Ruas Jalan Simpang 3 Samboja KM. 38 Balikpapan  –   Loa Janan,

    Kalimantan Timur yang meliputi pekerjaan timbunandan pemadatan, diperoleh hasil

     penelitian berupa komposisi alat berat yang tepat dan alat berat dapat bekerja secara

    optimal.

    1.Jumlah Alat yang Dibutuhkan :

    Galian

    - 1 unit Excavator type Komatshu PC 200-6

    - 14 unit Dump Truck  type Mitshibushi 120 PS

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    33/34

    Teknik Pelaksanaan dan Alat Berat

    Pemadatan

    - 1 unit Motor Grader  type Mitsubishi MG 20 

    - 1 unit Compactor  type Bomag BW 217 D

    2.Lama Waktu yang Dibutuhkan

    Galian

    1 Excavator : 9 hari

    -  3 Dump Truck : 9 hari

    Pemadatan

    1 Motor Grader : 6 hari

    -  1 Compactor : 14 hari

    3.Produktifitas Alat per/jam/hari

    Timbunan

    -  Excavator type Komatshu PC 200-6 : 74,611 m3/jam

    -  Dump Truck Mitsubishi 120 PS : 27,50 m3/jam

    Penghamparan & Pemadatan

    -  Motor Grader Mitsubishi MG 20 : 432 m2/jam

    Compactor Bomag BW 217 D : 60,95 m2/jam

  • 8/18/2019 TPAB- Alat Berat

    34/34