Tower Crane in Construction Site

download Tower Crane in Construction Site

of 39

description

Tower CraneDesign and Selecting Tower CraneStability Analysis of Tower Crane Foundation

Transcript of Tower Crane in Construction Site

BAB IIITINJAUAN KHUSUS KERJA PRAKTEK1.1. Latar BelakangTower crane merupakan elemen yang penting dalam proses konstruksi. Pada saat ini diperkirakan belasan unit tower crane sedang digunakan atau akan digunakan pada proyek-proyek konstruksi di pekanbaru. Tower crane biasa digunakan pada lokasi konstruksi yang berdekatan dengan daerah pemukiman atau perkantoran. Walaupun jarang terjadi, keruntuhan tower crane dapat menyebabkan kecederaan baik pada personel konstruksi di dalam lokasi konstruksi maupun pada masyarakat di luar lokasi konstruksi.

1.2. Penyebab-Penyebab KeruntuhanWalaupun kejadian keruntuhan tower crane jarang terjadi namun kecelakaan dan kejadian yang hampir mendekati kecelakaan dapat terjadi. Hal ini umumnya berasal dari kejadian-kejadian, baik tunggal maupun kombinasi, yang belum diantisipasi; kejadian atau tindakan yang menyebabkan pembebanan yang tak terduga atau kesalahan selama proses erection; penggunaan atau pembongkaran. Kegagalan dalan setiap bagian crane atau sistem pengangkukat beban dapat menyebabkan kecelakaan serius-biasanya melibatkan operator, personel lapangan maupun masyarakat umum.1.3. Jenis-Jenis BahayaOperasi yang melibatkan erection, pengaturan ulang dan pembongkaran crane biasanya mengandung hal-hal yang berbahaya. Ketika crane sedang dalam penggunaan, operasi yang buruk, atau kegagalan alat peringatan atau elemen struktur merupakan hal utama yang dapat menimbulkan kecelakaan serius.Semua personel yang terlibat dalam pemilihan, pengadaan, perencanaan, erecting, dan operasi tower crane, termasuk juga orang-orang yang berada disekitarnya, harus mengerti tentang bahaya-bahaya penggunaan dan stabilitas tower crane. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut haruslah orang yang terlatih dan berpengalaman.Beberapa peralatan penting pada tower crane mengharuskan tower crane agar memiliki sumber tenaga yang tidak terganggu dan hal ini harus diperhitungkan pada perencanaan awal. 1.3.1. Bahaya pada Saat Erection, Climbing dan DismantlingKegagalan crane selama operasi kritis ini merupakan penyebab yang sering mengakibatkan kecelakaan fatal tower crane. Kondisi cuaca pada saat operasi ini dilakukan, terutamanya yang berhubungan dengan kecepatan angin maksimum, merupakan hal penting, karenaya kecepatan angin harus diperkirakan pada lokasi yang sesuai. Selama operasi ini, crane tidak boleh digunakan untuk mengangkat beban. Komponen-komponen tower crane harus dinaikkan dengan menggunakan crane yang lain dan dapat berada pada kondisi tidak stabil sampai dipasangi baut atau pada saat pembukaan baut dan pembongkaran. Urutan yang tepat dalam perakitan atau pembongkaran komponen merupakan hal yang vital untuk memastikan bahwa komponen-komponen yang sudah terpasang tetap stabil.Climbing tower crane atau menambah tinggi tower crane dengan menggunakan frame external melibatkan bahaya tertentu yang berhubungan dengan pengangkatan beban yang tidak seimbang selama operasi.

Gambar 3.1. Erection tower crane1.3.2. Beban BerlebihPenggunaan indikator kapasitas atau pembatas beban telah mengurangi tingkat kecelakaan. Namun struktur crane dan stabilitasnya dapat terganggu ketika beban yang diangkat melebihi kapasitas pada radius tertentu tidak sesuai dengan kondisi angin atau konfigurasi crane. Oleh karena itu, adalah sangat penting bahwa semua proses pengangkatan disertai dengan perencanaan pengangkatan dan aktiifitas tersebut harus diawasi oleh personel yang terlatih.1.3.3. Beban Angin yang BesarStruktur crane dan bebannya dipengaruhi oleh gaya angin. Beban yang melebihi batas desain dapat merusak stabilitas crane. Spanduk iklan dan semacamnya yang ditempatkan pada crane dapat menambah beban angin secara signifikan.1.3.4. Kegagalan Struktur Keruntuhan tower crane dapat disebabkan oleh kegagalan elemen-elemen struktur dan pondasinya sendiri yang bisa berasal dari perakitan yang tidak benar atau gagal akibat kelebihan beban dan fatigue.1.3.5. Kegagalan Beban dan BenturanWalaupun tidak berhubungan dengan stabilitas tower crane, sejumlah besar kecederaan disebabkan oleh beban yang slip, atau kegagalan aksesori angkat yang menyebabkan beban jatuh ketanah atau ke struktur yang sedang dibangun. Bahaya yang lain berhubungan dengan kontrol yang buruk terhadap beban selama pengangkatan dan pemindahan sehingga dapat mengenai pekerja atau struktur. Pelepasan beban secara tiba-tiba, atau benturan beban yang jatuh juga dapt merusak crane dan stabilitasnya.1.3.6. ProximityKeruntuhan atau kegagalan tower crane disebabkan oleh benturan dengan crane lain atau bangunan lain. Adalah sangat penting bahwa prosedur operasi memasukkan pengaruh bahaya proximity dan pemilihan crane serta sistem kerja yang aman harus dikembangkan. Juga sangat penting untuk tidak hanya mengandalkan sistem anti-benturan saja untuk memperingatkan kedekatan dengan struktur yang lain. Sistem penzonaan merupakan bantuan yang berguna dalam mencegah beban dan/atau bagian tower cranedari memasuki ruang yang dilarang.

Gambar 3.2. Proximity/kedekatan tower crane dengan bangunan disebelahnya.1.4. Tipe dan Kelengkapan Tower CraneTower crane memiliki beberapa kelengkapan yang berbeda-beda, yang bervariasi menurut konstruksinya. Menara atau mast memberikan ketinggian yang diperlukan crane untuk beroperasi. Menara mendukung kabin operator, jib/lengan beban utama, dan lengan belakang dimana terdapat motor crane/winches dan counterweight berada.

Gambar 3.3. Kelengkapan dasar tower crane1.5. Tipe Umum Crane 1.5.1. Tipe Frame A (horizontal trolley/saddle jib)Tower crane jenis ini memiliki lengan jib yang ditopang secara horizontal oleh batang ikat/tie bars yang terhubung pada frame A pada ujung atas tower crane. Panjang lengan horizontal tidak bisa diubah/fixed dan kait/hookdigantung pada trolley yang bergerak di sepanjang lengan untuk mengubah radius kait. Tower crane jenis ini memberikan kapasitas angkat yang besar. Proses erection di dalam gedung dimungkinkan namun memerlukan akses untuk erection dan pembongkaran. Radius lengan yang tidak dapat diubah untuk kondisi out of service. Tower crane jenis ini akan sulit digunakan dengan tower crane yang lain dalam jumlah yang banyak.

Gambar 3.4. Tower crane tipe frame A1.5.2. Tipe Rata Atas (horizontal trolley or saddle jib)

Gambar 3.5. Tower crane tipe flat topPada tower crane tipe ini, lengan kantilever horizontal dihubungkan langsung ke bagian atas menara dan tidak memerlukan batang ikat yang terhubung pada frame A. Hal ini dapat mengurangi tinggi keseluruhan yang berguna pada lokasi yang padat, didekat bandara atau di dekat crane yang lebih tinggi. Kait digantung pada trolley yang bergerak di sepanjang lengan untuk mengubah radius kait. Tower crane ini lebih berat untuk kapasitas tertentu karena sifat lengannya yang murni kantilever. Tower crane jenis ini dapat dinaikkan di dalam gedung namun memerlukan ruang akses untuk erection dan pembongkaran serta radius lengan yang tidak dapat diubah untuk kondisi out of service. Tower crane jenis ini akan sulit digunakan dengan tower crane yang lain dalam jumlah yang banyak.1.5.3. Luffing jibSudut lengan dapat diubah untuk mereposisi beban pada berbagai radius. Lengan bisa berupa lengan tunggal atau lengan multi-komponen, jika lengan multi komponen maka bisa dibengkokkan membentuk seperti leher angsa. Kapasitas angkat lebih rendah daripada tipe trolley horizontal namun memberikan ketinggian menara yang lebih rendah. Radius dapat diubah untuk menghindari halangan yang bisa berguna pada lokasi yang padat. Perhatian khusus perlu diberikan pada kondisi out of service dan kecepatan angin tinggi karena lengan dapat tertiup kebelakang jika radius lengan terlalu kecil. Tower crane ini dapat dinaikkan di dalam bangunan. Kecepatannya relatif lebih lambat dibandingkan tipe horizontal trolley dan memerlukan sumber tenaga yang lebih besar untuk kapasitas yang sama karena membutuhkan motor tambahan untuk mengubah sudut lengan.

Gambar 3.6. Tower crane tipe luffing jib1.5.4. Self-erector crane

Gambar 3.7. Self-erector craneBiasanya dijadikan alternatif untuk tower crane top slew atau mobile crane. Seperti jenis crane lainnya, crane jenis ini juga membutuhkan ruang untuk akses erection dan pembongkaran. Tower crane jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil dari tower crane jenis lainnya namun memiliki kelebihan dalam hal mobilitas karena diletakkan pada casis beroda, casis crawler, atau casis yang dilengkapi dengan rel sehingga dapat dipindahkan ke posisi yang diinginkan pada saat tidak mengangkat beban.1.6. Pemilihan Tower CraneDapat diketahui bahwa tower crane tersedia dalam berbagai bentuk dan karakteristik dari berbagai macam crane harus dipertimbangkan sehubungan dengan kebutuhan kerja. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih tower crane yaitu :a. Berat, dimensi dan karakteristik bebanDimensi dan karakteristik beban serta potensi dari beban yang tidak normal (beban angin tambahan), akan menentukan persyaratan untuk kapasitas crane. Walaupun crane memiliki indikator pembatas kapasitas untuk mencegah crane mengangkat beban yang melebihi berat beban yang bisa diangkat oleh crane dan peralatannya, cara ini tidak boleh digunakan secara rutin untuk membatasi beban. Beban yang mendekati kapasitas crane pada radius yang diperlukan harus bisa diidentifikasi sebelum proses pengangkatan dilakukan. Beberapa beban bisa menimbulkan pembebanan nonvertikal jika diangkat dengan cara yang salah.b. Kecepatan operasi, radius, ketinggian angkat dan daerah pergerakanTingkat operasi dan daerah yang diperlukan oleh crane harus diperiksa terhadap rencana dan jadwal konstruksi. pemeriksaan perlu dilakukan terhadap bahaya proximity, jumlah crane yang diperlukan dan yang paling penting tinggi bebas crane.c. Jumlah, frekuensi, dan tipe operasi pengangkatanJumlah dan frekuensi pengangkatan perlu dievaluasi untuk memastikan persyaratan program konstruksi dapat dipenuhi. Tingkat penggunaan harus dikonsultasikan dengan penyuplai tower crane.d. Jangka waktu dimana crane diperlukan atau umur rencana yang diharapkan untuk crane yang dipasang permanen.Konstruksi jangka pendek akan lebih efektif jika menggunakan crane yang bisa digerakkan di sekitar lokasi seperti, crane rel atau self-erector crane.e. Lokasi, tanah dan kondisi lingkungan atau batasan yang timbul dari penggunaan bangunan yang telah ada.Kondisi tanah dapat menentukan tipe dasar crane yang bisa dibangun dan dapat membatasi kapasitas crane. Beban yang harus didukung oleh tanah baik selamaerection, pengoperasian maupun pembongkaran harus diperhitungkan. Perencana pendukung tower crane harus memperhatikan setiap tambahan beban yang bisa terjadi pada tanah dan apakah hal tersebut dapat mempengaruhi pondasi bangunan yang telah ada atau konstruksi disekitarnya. Kondisi tanah juga harus diperhitungkan jika mobile crane diperlukan untuk melakukan proses erection atau pembongkaran dimana crane jenis ini membutuhkan dukungan dibawah rodanya dan pijakannya.f. Tower crane mampu menjangkau 100% area bangunan dan mampu mengangkat beban terberat pada radius yang diperlukan.

Gambar 3. 8. Radius tower crane pada lokasi proyek.

g. Ruang yang tersedia untuk akses crane, erection, operasi dan pembongkaran.Komponen-komponen tower crane bisa diangkut ke lokasi menggunakan truck. Dalam kasus ini, akses yang baik ke lokasi crane diperlukan. Dalam beberapa kasus, diperlukan ruang untuk komponen tower crane sebelum dilakukan erection. Proses-proses pada tower crane juga memerlukan bantuan mobile crane sehingga ruang untuk mobile crane juga harus dipertimbangkan.

Gambar 3.10. Ruang untuk mobile crane dan komponen tower crane

1.7. Komponen-Kompone Tower Cranea. Tower Mast (Menara)Tower Mast (Rangka) terdiri dari basic/mast section dan section.Basic/mast section terletak di awal berdirinya rangka utama tower crane.Biasanya panjangnya mencapai 10 12 meter.

Gambar 3.11.Base tower mast/mast dasarb. Jib (Lengan)Jib adalah lengan dari tower crane yang memiliki jangkauan/ radius sebagai tempat berjalannya trolley pulley.Jib iniberfungsi untuk menjangkau, memutar, memindahkan, mengangkat dan menurunkan beban.

Gambar 3.12. Jib/lengan utamac. Counter Jib (Lengan Belakang)Counter jib adalahlengan tower crane yang terletak pada bagian yang berlawanan dengan lengan utama dan memiliki panjang yang lebih pendek daripada lengan utama. Counter jib merupakan tempat dimana terdapat counterjib ballast dan winch.

Gambar 3.13. Counter jib pada saat pemasangand. Counter Jib Ballast (Pemberat Lengan)Counterjib Ballast biasa disebut bobot imbang adalah bagian dari tower crane yang berfungsi untuk mengimbangi berat dari jib.

Gambar 3.14. Counterjib ballaste. Trolley(Troli)TrolleyPulleyberfungsi sebagai tempat bergantungnya spreader kait dan juga untuk menggerakkan hoisting rope, hoisting block, hook (kait) pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau muatan.Trolley Pulley terletak pada bagianjib.

Gambar 3.15. Trolleyf. Winch(Motor Penggerak)Winch terdapat pada bagian counterjib dan terdiri atas motor penggerak yang menarik atau mengulur trolley beserta drum untuk menggulung kabel trolley.

Gambar 3.16. Winchg. Hoisting Block(Kerek)Hoisting Block(kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur sebagai tempat bergantungnya hook dan berfungsi sebagai laluan tali baja.

Gambar 3.17. Hoisting blockh. Hook(Kait)Kait adalah alat sebagai tempat menggantungkan beban.

Gambar 3.18. Hook / kaiti. Operator Cab(Kabin Operator)Disebut juga dengan kabin, berfungsi sebagai kedudukan dari operator/ orang yang mengoperasikan tower crane. Di dalam kabin ini, terdapat rem yaitu alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan motor penggerak, baik itu pada mekanisme pengangkat, trolley ataupun slewing dan indikator beban yang dapat membatasi jumlah beban yang bisa diangkat oleh tower crane.

Gambar 3.19. Operator Cabinj. Hydraulic Panel/Panel HidrolikPanel hidrolik merupakan alat untuk mengoperasikan fasilitas hidrolik/hydraulic jack pada tower crane.

Gambar 3.20. Hydraulic panelk. Hydraulic Jack/Pengangkat HidrolikPengangkat hidrolik merupakan alat yang digunakan pada saat proses self erection tower crane untuk mengangkat climbing cage/kerangka panjat.

Gambar 3.21. Hydraulic jackl. Climbing Cage/Kerangka PanjatClimbing cage merupakan rangka tower crane yang menyelimuti tower mast. Pada saat self erection tower crane, sambungan antara climbing cage dengan tower mast akan dibuka dan dengan bantuan roda, climbing cage dapat bergerak naik hingga ke atas tower mast dan memberikan ruang untuk mast section yang lain.

Gambar 3.22. Climbing cage sebelum (kiri) dan setelah dipasang (kanan)m. Slewing Gear/Gir PutarSlewing gear merupakan alat yang digunakan untuk memutar jib dan counterjib pada poros tower.Slewing gear terletak di atas tower mast dan di atas climbing cage pada saat proses self erection.

Gambar 3.23. Slewing gear1.8. Desain Tower Crane1.8.1. Tipe PembebananPembebanan yang terjadi pada tower crane terdiri atas pembebanan yang terjadi ketika crane beroperasi, misalnya pengangkatan dan pemindahan beban, dan ketika crane tidak beroperasi. Struktur tower crane, komponen-komponennya dan pondasi harus aman untuk mengangkut beban-beban ini. Struktur crane sudah harus didesain untuk bisa mengangkut beban-beban ini termasuk di dalamnya pengaruh beban dan pergerakan crane dan angin.1.8.1.1. Beban StrukturalBeban struktural berasal dari beban sendiri tower crane, komponen-komponennya, dan beban yang yang diangkut serta posisinya sehubungan dengan tower crane. Beban yang diangkut pada ujung lengan menghasilkan momen guling yang lebih besar daripada beban yang dekat dengan sumbu menara. 1.8.1.2. Beban AnginAngin terdiri atas komponen turbulensi yang dapat terjadi pada suatu kecepatan angin rerata sehingga menghasilkan suatu kecepatan angin yang sangat tinggi (gust wind speed). Kecepatan angin juga bertambah seiring dengan pertambahan ketinggian sehingga apa yang terasa seperti hembusan kecil pada level tanah akan terasa semakin kuat pada kabin tower crane. Sebagai contoh pada lokasi di tengah kota kecepatan angin kencang (gust wind) pada ketinggian 100 m akan menjadi sekitar dua kali lebih kuat daripada kecepatan angin kencang pada level tanah dengan mengabaikan pengaruh gedung disekitarnya.Setiap struktur yang terkena aliran angin akan mengalami pembebana Besarnya beban tergantung pada sifat ketakteraturan aliran, yang bervariasi berdasarkan bentuk element struktur. Gaya angin pada struktur atau elemen didapatkan dengan mengalikan tekanan angin dinamis dengan koefisien tekanan atau gaya dan luas penampang dimana beban angin bekerja. Penentuan beban angin sederhana secara konseptual namun cukup kompleks jika dilakukan. Perhitungan dilakukan oleh produsen crane berdasarkan standar yang berlaku. Urutan perhitungan yang sama dugunakan walaupun standar perhitungan yang berbeda akan memberikan kecepatan angin dan koefisien gaya yang berbeda. Sebagai cotoh, berdasarkan standar FEM (1.001, 1998) perhitungan kecepatan angin dilakukan dengan mengasumsikan angin horizontal dari segala arah dan reaksi statik dari struktur tower crane. Kecepatan angin pada saat beroperasi (in service) dan tidak beroperasi (out of service) ditentukan dari :a. Kecepatan angin maksimum dimana crane didesain untuk dapat beroperasi yang bervariasi antara 14 dan 28 m/s.b. Kecepatan angin maksimum dimana crane didesain untuk tetap stabil dalam kondisi tidak beroperasi yang bervariasi antara 36 dan 48 m/s tergantung pada ketinggian dari permukaan tanah.1.8.1.3. Beban pada Saat BeroperasiBeban pada saat beroperasi terdiri atas :a. Beban mati, yaitu berat komponen tower crane,b. Beban yang diberikan, yaitu beban yang diangkat, danc. Beban hidup, yaitu beban angin.Pengaruh dinamika dapat menyebabkan beban tambahan yang disebabkan oleh pergerakan seperti :a. Hoisting (pengaitan),b. Slewing (putaran),c. Trolleying (katrol),d. Luffing (perubahan lengan), dane. Travelling (perpindahan).Semua beban dinamika tersebut memengaruhi baik beban mati maupun beban hidup dan sudah termasuk ke dalam perhitungan beban pondasi yang disediakan oleh produsen tower crane.1.8.1.4. Pembebanan pada Saat Tidak BeroperasiPembebanan ini terdiri dari :a. Beban mati, yaitu berat komponen tower crane, danb. Beban hidup, yaitu beban angin.

1.8.1.5. Beban yang Bekerja pada PondasiPondasi tower crane harus didesain dengan memperhitungkan baik beban pada saat beroperasi maupun beban pada saat tidak beroperasi. Hal ini menghasilkan gaya dan momen pada dasar tower crane yang harus ditahan oleh pondasi tower crane agar tetap tegak.

Gambar 3.24. Pembebanan yang bekeraja pada pondasi tower crane tipe angkur cast in situ.

1.9. Tahapan Pekerjaan Erection Tower CraneTower crane merupakan bagian yang biasa terdapat pada lokasi konstruksi besar. Tower crane dapat mencapai tinggi puluhan meter. Pekerja konstruksi biasanya menggunakan tower crane untuk mengangkat tulangan besi, beton, peralatan besar-seperti generator, dan bermacam-macam material bangunan lainnya.Tower crane biasanya disewa dari perusahaan penyewaan tower crane. Adalah sangat penting bagi perusahaan pemilik tower crane agar dapat terlibat sedini mungkin agar solusi crane yang paling efektif dapat ditemukan.Bagian paling penting dari pengadaan tower crane adalah penilaian terhadap perusahaan pemilik tower crane untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup sumberdaya dan pengetahuan untuk melakukan penyuplaian, erection, perawatan dan pembongkaran tower crane secara efisien dan aman.Erection tower crane hampir selalu dilakukan oleh perusahaan pemilik, yang harus berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen proses erection tetap berada pada kontraktor utama yang harus menunjuk orang yang sesuai secara pengalaman dan pengetahuan untuk memastikan agar proses erection dilakukan secara aman dan efisien.Elemen-elemen tower crane diangkut ke lokasi proyek dengan menggunakan truk. Elemen elemen tersebut kemudian dikumpulkan pada suatu lokasi yang berdekatan dengan titik erection tower crane namun tetap memberikan akses jalan bagi pekerjaan lain.1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.8.1. Pekerjaan Base Tower CraneLangkah-langkah pengerjaan base tower crane adalah :a. Konstruksi pondasi untuk base tower cranePondasi yang digunakan adalah bor pile yang memiliki diameter 600 mm dan 800 mm serta panjang 38 m.b. Pekerjaan pemotongan/pembobokan borpilePembobokan adalah proses pemotongan tiang pancang yang dilakukan secara manual yang sesuaikan dengan elevasi gambar rencana. Pembobokan menggunakan pahat dan palu. Pembobokan dilakukan pada bagian beton kepala tiang pancang seperti yang terlihat pada Gambar 1, dengan menyisakan besi bagian atas sepanjang 40D cm untuk keperluan joint dengan pile cap hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi untuk pengikat dengan pile cap.

Gambar 3.25. Pembobokan bor pilec. Pekerjaan lantai kerja dan bekisting pile capSebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu setebal 5 cm seperti pada Gambar 2.Pengecoran lantai kerja menggunakan campuran pasir dan semen PCC.pengecoran lantai kerja selain sebagai tempat para pekerja merakit tulangan pile cap juga berguna sebagai bagian bawah bekisting pile cap.Selanjutnya adalah melakukan pemasangan bekisting yang terbuat dari batako berukuran 40x15x10 cm.

Gambar 3.26. Pembuatan lantai kerja untuk pile cap tower craned. Pekerjaan pembesian base tower crane.Setelah lantai kerja selesai, pekerjaan pembesian pile cap dilakukan pada pile cap tower crane dengan merakit tulangan-tulangan yang telah dipotong dan dibengkokkan sesuai kebutuhan.Sebelumnya lantai kerja diberi tanda atau marking dengan menggunakan kapur untuk mempermudah pemasangan tulanganpile cap.Tulangan yang digunakan untuk pembesian pile cap yaitu tulangan dengan diameter D13 dan D22 yang diikat dengan menggunakan kawat bendrat.e.

Gambar 3.27. Pembesian pile cap tower cranef. Pemasangan angkur/anchor tower crane oleh teknisi dari pihak pemilik tower crane.Anchor/angkur adalah komponen tower crane yang menghubungkan tower crane dan mengirimkan beban tower crane ke pile cap serta bor pile. Angkur disediakan oleh pemilik tower crane sehingga pemasangannya juga harus dilakukan oleh teknisi dari pemilik tower crane. Detail angkur disertakan di dalam manual yang diberikan oleh produsen tower crane.

Gambar 3.28. Pemasangan angkur tower craneg. Pengecoran zona tower craneProses pengecoran pile cap dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai. Beton yang digunakan untuk pengecoran pile cap ini yaitu beton K-350. Pertama sekali yang harus dilakukan sebelum pengecoran dilakukan yaitu melakukan pengecekan kembali terhadap bekisting, tulangan dan kebersihan lokasi agar proses pengecoran berjalan lancar sesuai rencana.Pada saat proses pengecoran berlangsung, perlu diperhatikan cara penuangan betonnya. Penuangan dilakukan secara merata dan dipastikan kelancaran kapasitas dan kontinuitas penyediaan beton serta diatur agar beton tidak menunggu terlalu lama sebelum dituang karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kekentalan beton serta tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 150 cm. Agar beton dapat terbagi rata dan padat ke setiap segmen pile cap digunakan concrete vibrator. Setelah proses pengecoran hampir selesai, beberapa proses finishing pun dilakukan, yakni diantaranya meratakan permukaan beton sehingga sesuai dengan dimensi yang sudah direncanakan. Pile cap yang telah selesai dapat dilihat pada Gambar 3.29.

Gambar 3.29. Pile cap tower crane yang telah selesai dicor3.8.2. Pemasangan Komponen-Komponen Awal Tower CraneProses erection tower crane dilakukan 14 hari setelah pengecoran. Sebelum erection dilakukan, pihak pengguna tower crane harus lebih dulu mengajukan perizinan kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Beberapa informasi dalam perizinan tersebut adalah data spesifikasi tower crane yang disediakan oleh pihak pemilik tower crane dan pondasi tower crane.Pada tahap awal erection, digunakan alat berat berupa mobile crane type Kato NK-300 dengan kapasitas angkut maksimal sebesasr 30 ton untuk menyusun elemen-elemen awal tower crane. Untuk pekerjaan ini penting agar tersedia ruang yang cukup untuk pergerakan mobile crane serta pemindahan komponen-komponen tower crane dari tempat penyimpanan ke tempat yang berdekatan dengan base tower crane agar memudahkan proses pemasangan. Selain itu, kondisi tanah juga harus bisa menahan beban mobile crane dan pijakan luarnya (outrigger). Dalam pekerjaan ini digunakan beberapa plat baja untuk memperkuat tanah.

Gambar 3.30. Mobile crane Kato-NK300 untuk pemasangan tower crane3.8.3. Komponen-Komponen Awal Tower CraneKomponen-komponen awal tower crane merupakan bagian-bagian dasar dari tower crane yang dapat mendukung pengoperasian awal tower crane sebelum self erection tower crane dilakukan. Urutan pemasangan komponen-komponen awal tower crane tersebut adalah:a. Pemasangan tiang bawah (base mast) setinggi 12 m yang terdiri atas 2 mast section.

Gambar 3.31. Base mast sectionb. Pemasangan Climbing Frame Section dengan tinggi yang sama dengan base mast section atau dua kali ketinggian mast section yang dilengkapi fitur hidrolik pada bagian atasnya yang nantinya akan digunakan untuk mengangkat slewing gear dan memberikan ruang bagi penambahan mast section.

Gambar 3.32. Climbing cage sebelum di rakitc. Pemasangan Platform yang memberikan ruang bagi teknisi tower crane pada 3 sisi climbing cage dan keseluruhannya terdapat 2 tingkat platform pada climbing cage.

Gambar 3.33. Platform

d. Pemasangan Gir Putar (Slewing Gear)

Gambar 3.34. Slewing gear

Gambar 3.35. Komponen-komponen awal tower crane.e. Pemasangan cathead/A frame di atas slewing gear sebagai penopang kedua lengan (jib) tower crane.

Gambar 3.36. Catheadf. Pemasangan lengan mesin (counterjib) dimana terdapat winch motor yang sudah dirakit terlebih dahulu. Kemudian dengan menggunakan mobile crane, bagian ini disusun diatas mast section dan slewing gear.

Gambar 3.37. Pemasangan counterjIb g. Pemasangan beban Beton (Counterjib ballast/counterweight)sebagai pemberat dan penyeimbang tower crane.

Gambar 3.38. Counterweight

h. Pemasangan lengan utama (jib) beserta perangkat-perangkat pengangkatan berada pada lengan utama seperti :trolley, hoist block, hook, dan beberapa lampu.

Gambar 3.39. Pemasangan lengan utama (jib)

Gambar 3.40. Komponen-komponen awal tower crane yang telah selesai dipasang3.9. Self Erection Tower CraneAgar dapat mengikuti kemajuan pekerjaan konstruksi gedung atau untuk melewati gedung disekitarnya untuk memberikan ruang yang aman bagi pengoperasi tower crane maka ketinggian tower crane harus ditambah. Ketinggian tower crane ditambah dengan cara menambah satu demi satu mast section yang masing-masingnya berukuran 3,7 m. Untuk melakukan hal ini, tower crane menggunakan climbing cage yang dilengkapi dengan jack hidrolik yang memungkinkan climbing cage bergerak ke atas dan memberikan ruang bagi mast section yang baru.

Gambar 3.41. Proses self erection tower crane1. Memindahkan mast sectiondaritempat penyimpanan2. Meletakkan mast section di mulut climbing cage3. Membuka sambungan antara slewing gear dan mast section yang sudah dipasang4. Menaikkan climbing cage dengan hydraulic jack5. Memasukkan dan memasang sambungan mast section dengan slewing gear dan mast section di bawahnya

Tower crane ini dapat mencapai ketinggian free standing atau tinggi bebas tanpa tali pengikat ke gedung disekitarnya, sebesar 45 m. Jika tower crane dinaikkan melebihi ketinggian tersebut maka tower crane harus ditahan dengan cara diikat ke gedung di sekitarnya.

Gambar 3.42. Tower crane yang telah siap untuk digunakan

3.10. Kapasitas Tower CraneBeban yang bisa diangkat oleh tower crane bervariasi berdasarkan radius lengan (jib) tower crane. Semakin jauh dari sumbu tiang, beban yang bisa diangkat oleh tower crane akan semakin kecil dan beban terbesar berada pada titik yang mendekati sumbu tiang. Untuk tower crane yang dipakai pada proyek ini yaitu dengan tipe Comedil CT 651, panjang maksimum lengan adalah 65 m dan berat counterweight adalah 20 ton.PGeGcL1L2

Pada saat beroperasi atau in service condition berat tower crane bekerja eksentris pada 2.5 m dari sumbu tower. Berdasarkan manual tower crane didapatkan data-data sebagai berikut :Gc= 20 tonGe= 54.8 tonL2= 17 mL1= 65 m

20x17 = (54,8x2.5)+(Px65)204= P(65)P= 3.12 tonBeban P merupakan beban kombinasi antara beban angkat W, beban trolley dan beban hoist block. Dari manual tower crane didapatkan berat trolley dan hoist block masing-masing adalah 0,6 ton.Maka,W= P Wtrolley Whoist blockW= 3,12 0,6 0,6W= 1,92 tonBesar beban W akan bertambah seiring dengan berkurangnya nilai L1 hingga 24,8 m dimana besar beban W akan konstan sebesar 6 ton yaitu sebesar beban maksimal yang mampu ditahan oleh hoist block. Nilai beban terhadap jarak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.42. Diagram beban tower crane (sumber : manual tower crane)3.11. Stabilitas Base Tower CraneLangkah awal dalam penilaian stabilitas tower crane adalah penentuan jenis base, penentuan jenis pondasi dan penentuan beban-beban yang diakibatkan oleh tower crane. Pada proyek ini jenis base yang digunakan adalah base beton dengan pondasi tiang. Pondasi tiang yang digunakan adalah pondasi tiang bor sebanyak lima buah dengan diameter tiang 600 mm dan 800 mm. Susunan tiang dapat dilihat pada gambar 3.43.3.11.1. Titik Berat Susunan TiangBerdasarkan gambar 3.42,a. Sumbu x5x= (1 x 600) + (1 x 4800) + (1 x 800) + (1 x 5100) + (1 x 6900)x= 18200 / 5 = 3,64 3,7 m (dari kanan)b. sumbu y5y= (2 x 600 ) + (2 x 6600) + (1 x 3600)y= 18300 / 5 = 3,66 3,7 m (dari bawah)

3.11.2. Titik Berat Mast SectionBerdasarkan gambar 3.43, mast section memiliki dimensi 1,5 m x 1,5 m. Titik berat mast section terletak pada,x= 3.30 m (dari kanan)y= 3.60 m (dari bawah)

Gambar 3.43. Dimensi Base tower crane

3.11.3. Titik Berat Pile Cap Tower CraneBerdasarkan gambar 3.44A1= 1600 x 4000 = 6,4 m2A2= 200 x 1850= 0,37 m2A3= 400 x 1500= 0,60 m2A4= (3240 x 1800)/2= 2,92 m2A5= (1600 x 2880)/2= 2,30 m2A6= 4000 x 6000 = 24 m2A7= 1200 x 3000= 3,6 m2

Gambar 3.44. Luasan base tower craneAtotal= A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 = 6,40 + 0,37 + 0,54 + 2,92 + 2,30 + 23,36 + 3,60= 39,49 m2a. Sumbu x39,49x = (6,40 x 6,89) + (0,37 x 4,92) + (0,54 x 5,17) + (2,92 x 2,92) + (2,30 x 3,54) + (23,36 x 2,92) + (3,60 x 6,00)x= 152,88/ 39,49 x= 3,87 m (dari kanan pada Gambar 3.44)b. Sumbu y39,49x = (6,40 x 6,60) + (0,37 x 5,70) + (0,54 x 1,40) + (2,92 x 6,20) + (2,30 x 1,07) + (23,36 x 3,60) + (3,60 x 0,60)y= 152,81/ 39,49 y= 3,87 m (dari kanan pada Gambar 3.44)

1.10. 1.11. 1.12. 1.12.1. 1.12.2. 1.12.3. 1.12.4. Jumlah Jarak Kuadrata. Sumbu xx2= (-3.56)2 + (-1,16)2 + (-3,26)2 + (-1,46)2 + 3,042 = 36,02 m2y2= 32 + 32 + (-3)2 + (-3)2 = 36 m2

1.12.5. Eksentrisitasa. Pile capEksentrisitas sumbu x, ex1 = 3,7 - 3,87 = -0,17 mEksentrisitas sumbu y, ey1 = 3,87 3,7 = 0,17 m

b. Mast sectionEksentrisitas sumbu x, ex2 = 3,7 3,6 = 0,1 mEksentrisitas sumbu y, ey2 = 3,3 - 3,7 = -0,4 m

1.12.6. Gaya-Gaya pada Base Tower Cranea. Gaya akibat tower craneV = 845 kNM = 4238 kNm

b. Gaya akibat pile capG = 39,49 x 1,2 x 24 = 1137,31 kN

1.12.7. Beban Kerja PondasiBeban kerja pondasi dihitung dengan rumus berikut :

(3.1)

n= 5 buahV total= V + G = 845 + 1137,31 kN

Mx= M + (G x ex1) + ( V x ex2) = 4238 + (1137,31 x -0,17) + (845 x 0,1)= 4127,66 kNmMy= M + (G x ey1) + ( V x ey2)= 4238 + (1137,31 x 0,17) + (845 x -0,4)= 4092,90 kNmPerhitungan selanjutnya dilakukan pada table 3.1 dengan menggunakan rumus 3.1 dan gambar 3.44.Tabel 3. 1. Perhitungan beban kerja pondasi tiangNOMOR TIANGDiameter ( mm)JARAK DARI TITIK BERAT TOWER CRANE (m)P (kN)P (ton)

xy

1800-3,5631011,50101,15

2800-1,1631284,36128,44

3600-3,26-3358,0535,80

4600-1,46-3562,6956,27

56003,0401418,08141,81

Dari table 3.1 didapat :a. Beban kerja maksimum pondasi diameter 800 mm = 128,44 tonb. Beban kerja maksimum pondasi diameter 600 mm = 141,81 ton

1.12.8. Perbandingan Beban Kerja dan Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Hasil PDA Test

Tabel 3. 2. Daya Dukung Tiang Uji Berdasarkan Analisa CAPWAP NoDiameter (mm)Qu Rencana(ton)Analisa CAPWAP

Bearing Capacity(ton)Tahanan Selimut(ton)Tahanan Ujung(ton)

1800550574,2392,3181,9

3600350419,8309,6110,2

Sumber : Final Report PDA test PT Putri Aulia Dita Medica

Berdasarkan table 3.2 didapatkan :a. Beban kerja maksimum pondasi diameter 800 mm = 128,44 ton < daya dukung pondasi = 574,20 tonb. Beban kerja maksimum pondasi diameter 600 mm = 141,81 ton < daya dukung pondasi = 419,80 ton