EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. HADI BARU
Total Productive Maintenance
-
Upload
fikra-justiar-abdillah -
Category
Engineering
-
view
253 -
download
2
Transcript of Total Productive Maintenance
TugasManajemen Resiko dan Keandalan
Fikra Justiar AbdillahK3-5A / 6512040007
Identitas Jurnal• Judul : IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN METODE
OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENENTUKAN MAINTENANCE
STRATEGY PADA MESIN TUBE MILL 303 (STUDY KASUS PT. SPINDO UNIT III)
• Oleh :
1. Teguh Imani W.email : [email protected]
2. Ir. Dwi Priyanta, M.SE.email : [email protected]
3. Dr. RO Saut Gurning, ST., M.Sc.email : [email protected]
Department of Marine Engineering, Faculty of Marine Technology, Sepuluh Nopember Institute of Technology
Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM) adalah pendekatan yang
dilakukan oleh semua lini dalam suatu organisasi sebagai usaha
untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifnya fasilitas secara
keseluruhan. Tujuannya untuk meningkatkan tanggung jawab
terhadap peralatan serta kepedulian demi kerja sama yang baik
dalam segi manajemen perawatan untuk memastikan peralatan
tersebut bekerja dengan baik. TPM menyangkut aspek operasi dan
instalasi mesin tersebut dan TPM sangat mempengaruhi motivasi
orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan.
3 Komponen TPM
Pendekatan Total (Total Approach)
Aksi yang Produktif (Productive Action)
Perawatan (Maintenance)
PILAR TOTAL PRODUCTIVE MAINTEANCE
No. PILAR TOTAL PRODUCTIVE MAINTEANCE
1. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)
2. Jishu Hozen (Autonomous Maintenance)
3. Kaizen
4. Planned Maintenance
5. Quality Maintenance (QM) (Zero Defect)
6. Training
7 Office Total Productive Maintenance (TPM)
8. Safety, Health and Environtment
SIX BIG LOSSES
1. Breakdown losses (kerugian breakdown) kerugian waktu (produktifitas
menurun), kerugian jumlah karena produk cacat.
2. Setup and adjustment losses (kerugian penyetelan dan penyesuaian)
3. Idling and minor stoppage losses (kerugian karena idle dan penghentian
mesin)
4. Reduced speed losses (kerugian karena kecepatan operasi rendah)
5. Quality defect and rework losses (kerugian karena cacat mutu dan
pengerjaan ulang)
6. Startup losses (kerugian yang terjadi saat start up)
Rumus Perhitungan OEE(OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)
OEE (%) = Avaibility rate x Performance rate x Total yield
STUDI KASUSBerikut grafik yang menunjukkan rendahnya produktivitas dan efisiensi mesin tersebut.
Pada gambar 2.1, target produksi yang diberikan oleh manajemen agar perusahaan tetap
sehat adalah 3500 ton/bulan. Namun kenyataan yang ada, selama tahun 2010 belum
pernah mencapai target yang diharapkan, sehingga nilai dari Rp/Kg – nya cukup tinggi. Hal
ini sangat berdampak buruk dalam persaingan di dunia industri.
Untuk parameter hasil produksi, tidak hanya tonnase yang
diperhitungkan, melainkan ketersediaan mesin atau yang
biasa, disebut availibility. Gambar di bawah menunjukkan
persentase availibility (welding time) beserta down time yang
terjadi pada tahun 2010.
ANALISA DATANilai OEE merupakan fungsi dari Availibility rate, Performance rate dan Total yield. Berdasarkan data produksi yang telah diperoleh, maka didapat nilai OEE hasil produksi tahun 2007-2010 :
Availibility rate = 46.21 % Performance rate= 53.18 % Total yield= 95.23 % OEE = 23.4 %
Sedangkan target tahunan yang harus dicapai adalah :Availibility rate = 90 % Performance rate= 100 % Total yield= 98 % OEE = 31.75 %
PEMBAHASAN MASALAH
Penentuan distribusi data dan perhitungan MTTF
Melakukan Sistem PerbaikanDari diagram fault tree analysis ditemukan suatu unit yang bisa dimodifikasi sehingga menjadi system parallel. Unit tersebut adalah FM 9, yaitu komponen scarving unit. FM 9 yang telah diparalelkan, kemudian dibuat diagram FTA-nya kemudian disimulasikan dengan simulasi “Monte Carlo”.
Menghitung nilai OEE setelah dilakukan perbaikan
• Availibility rate = 63.93 %
• Performance rate = 53.18 % (asumsi belum
ada perbaikan)
• Total yield = 95.23 % (asumsi belum ada
perbaikan)
• OEE = 32.37 %
Menghitung Benefit Cost
Kesimpulan
1. Salah satu strategi perawatan dalam implementasi
TPM untuk meningkatkan availibility mesin Tube Mill
303 adalah membuat sistem paralel pada unit
scarving-nya.
2. Kenaikan persentase availibility setelah unit scarving
diparalelkan adalah menjadi 63.93% yang mana
sebelumnya adalah 49.28.
3. Nilai benefit cost ratio setelah mengalami perbaikan
adalah 472.8.