TORTIKOLIS.ppt
-
Upload
sitialimah -
Category
Documents
-
view
326 -
download
28
Transcript of TORTIKOLIS.ppt
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHER (THT-KL)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Makalah Ilmiah
TORTIKOLIS
Muhammad Syahril Azwan090100397
Definisi• Kata Tortikolis berasal dari bahasa
Latin , – torta (twisted = terputar) – collum (leher).
• Tortikolis menggambarkan posisi abnormal leher.
• Gangguan tortikolis yang paling sering ditemukan Congenital Muscular Torticolis (CMT).
. Tortikolis ke arah kanan
• Congenital Muscular Torticolis (CMT) kondisi keterbatasan gerakan leher kongenital atau bawaan
sejak lahir, dimana anak akan menahan atau memposisikan kepala pada satu sisi dengan dagu mengarah pada sisi yang berlawanan
• Spasmodik tortikolis kekakuan dari pada otot-otot leher, yang disebabkan oleh kontraksi klonik atau tonik dari otot-
otot servikal pada leher dengan gejala terjadi kekakuan pada sistem saraf dan terdapatnya histeria.
ETIOLOGI• Kelainan lokalis
Kelainan kongenital,
– seperti pseudotumor pada bayi, hipertropi atau tidak adanya otot cervikal, spina bifida, hernivertebra, dan sindroma Arnold-Chiari
• Kelainan Otolaryngologi– seperti disfungsi vertibular,
otitis media, adenitis cervikal, faringitis, abses retrofaring, dan mastoiditis
• Kelainan karena kompensasi– Strabismus dengan paresis
nervous cranial ke 4– Nystagmus congenital– Tumor fosa posterior
• Penyebab Sentral– Distonia,meliputi distonia
torsi, distonia yang di induksi obat-obatan (drug-induced dystonia), dan palsy cerebral
EPIDEMIOLOGI
Tortikolis terjadi pada– 1 dari 10.000 orang – sekitar 1,5 kali lebih pada wanita dibandingkan
dengan pria.
– terjadi pada semua umur tetapi paling sering ditemukan pada usia antara 30-60 tahun
• Berdasarkan penybabnya ada 2, yaitu:• Bawaan Lahir (Kongenital)• Didapat
• Otot tortikolis kongenital (CMT) dibagi 3 kelompok kelompok tumor sternokleidomastoid (TPS), mereka dengan kaku dari otot sternokleidomastoid (SCM) tetapi tidak ada'' klinis tumor'' sebagai tortikolis otot (MT)
KLASIFIKASI
PATOGENESIS
• Tortikolis terjadi karena trauma persalinan pada kepala letak sungsang.
• Bila dilakukan traksi pada kepala untuk melahirkan anak, dapat terjadi cedera musculus sternocleidomastoideus yang menimbulkan hematoma sehingga terjadi pemendekan otot akibat fibrosis.
• Cedera musculus sternocleidomastoideus ini dapat terjadi pada setiap metode ekstraksi anak.
• Tortikolis muskuler congenitaldisebabkan oleh trauma local pada jaringan longgar leher
sebelum atau saat persalinan. trauma lahir tersebut mengakibatkan terbentuknya hematome
yang diikuti kontraktur otot.
• Tortikolis muskuler congenital terjadi terutama pada bayi dengan persalinan letak bokong atau persalinan dengan forceps.
• Fibrosis pada otot mungkin karena sumbatan dan tekanan pada leher pada jalan lahir karena posisi kepala dan leher.
• Hipotesis yang lain antara lain malposisi dalam rahim yang mengakibatkan syndrome kompartemen intrauterin atau perinatal. Lebih dari 20% anak dengan tortikolis muskuler kongenital juga mengalami displasia kongenital panggul
MANIFESTASI KLINIS• adanya satu atau lebih gejala seperti
– bengkak di sisi leher, – kesulitan dalam kepala bergerak saat adanya memiringkan
kepala • Semua pasien ditindaklanjuti di empat interval mingguan
dengan dokumentasi • memiringkan kepala• aktif dan pasif berbagai fleksi rotasi dan sisi leher, • wajah asimetri, ukuran tumor • waktu hilangnya tumor, dan durasi pengobatan.
• Mereka diarahkan untuk fisioterapi dan tepat posisi leher
PEMERIKSAAN KLINIS
• 1. Elektromiografi (EMG) adanya kontraksi otot yang persisten pada otot leher
termasuk m.sternocleidomastoideus, m.splenius capitus dan m.trapezius.
• 2. Pemeriksaan fungsi tiroid, hal ini harus dilakukan karena dapat saja terjadi
perubahan pada tiroid yaitu hipertiroidisme. Beberapa pasien dapat saja memperlihatkan keadaan
eutiroid.• 3. Pemeriksaan MRI/CT-Scan pada servikal vertebrae
harus dilakukan bila ada nyeri pada leher.
PENATALAKSANAAN• Penatalaksanaan untuk tortikolis muscular
congenital pada dasarnya nonoperatif, • Fisioterapi yang dilakukan oleh orang tua
pasien.• Fisioterapi diberikan setiap hari - masase
disertai peregangan dengan harapan otot dapat memanjang.
• Terapi fisik meliputi latihan peregangan, masase, pemanasan local, analgetik, biofeedback sensoris, dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS)
• Penatalaksanaan pembedahan pada tortikolis muskuler kongenital dihindari sampai usia anak minimal 1 tahun dan metode konservatif tidak berhasil
• Pembedahan - kontraindikasi pada pasien penyebab reversible mendasarinya belum disingkirkan dan yang belum dilakukan terapi konservatif.
• Terapi pembedahan terdiri • pelepasan otot sternokleidomastoideus unipolarpelepasan otot sternokleidomastoideus unipolar• pelepasan otot sternokleidomastoideus bipolarpelepasan otot sternokleidomastoideus bipolar• denervasi selectif denervasi selectif • stimulasi corda dorsalis.stimulasi corda dorsalis.
• Pelepasan otot sternokleidomastoideus sering digunakan pada tortikolis muscular kongenital.
• Untuk deformitas yang ringan, dilakukan pelepasan unipolar pada bagian distal.
• Untuk tortikolis yang sedang dan berat, dilakukan teknik bipolar dengan melepaskan otot bagian proksimal dan distal.
• Prognosis tortikolis tergantung pada kelainan yang mendasarinya.
• Sebagian besar kasus tortikolis didapat (acquired) penyakit yang hilang sendiri (self-limited) dalam waktu 2 minggu.
• Tortikolis spasmodik idiopatik (IST) secara bertahap dapat berkembang berbulan-bulan dan bahkan seumur hidup
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
1.Plagiocephali 2. Hipoplasia wajah 3. Efek pada musculoskeletal