TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

19
TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SAYEMBARA PERANCANGAN GEDUNG BALAI KIRTI (HALL OF FAME) DI ISTANA BOGOR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM/DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Pengembangan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Strategis Jalan Kramat Raya No.63, Jakarta Pusat Telp/Fax.(021)3909810 Email: [email protected] IKATAN ARSITEK INDONESIA Gedung Jakarta Design Center, Lantai 7 - Jalan Gatot Subroto, kavling 53, Jakarta 10260 Telp.(021)5304715; Fax.(021)5304722 Email: [email protected]

Transcript of TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

Page 1: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SAYEMBARA PERANCANGAN GEDUNG BALAI KIRTI

(HALL OF FAME)

DI ISTANA BOGOR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM/DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Satuan Kerja Pengembangan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Strategis Jalan Kramat Raya No.63, Jakarta Pusat Telp/Fax.(021)3909810 – Email: [email protected]

IKATAN ARSITEK INDONESIA Gedung Jakarta Design Center, Lantai 7 - Jalan Gatot Subroto, kavling 53, Jakarta 10260 Telp.(021)5304715; Fax.(021)5304722 Email: [email protected]

Page 2: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

2

PEMBUKA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini memaparkan peraturan yang mengikat

pihak pelaksana dan peserta Sayembara Perancangan Gedung Balai Kirti

(Hall of Fame) di Istana Bogor.

Peraturan tersebut telah mengikuti peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan penyediaan bangunan gedung negara, dan telah

diselaraskan dengan buku Pedoman Penyelenggaraan Sayembara terbitan

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Penyelenggaraan sayembara ini dikerjakan oleh Satuan Kerja

Pengembangan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Strategis, Direktorat

Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, bekerjasama

dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) selaku Panitia Pelaksana

Penyelenggaraan Sayembara.

Page 3: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

3

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN

1. Istana Bogor dari masa ke masa.

2. Kondisi Istana Bogor dewasa ini.

3. Gagasan pembangunan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor.

B. UMUM

1. Persyaratan perancangan gedung Balai Kirti.

2. Ruang lingkup sayembara.

3. Hadiah sayembara.

4. Jadwal sayembara.

C. KHUSUS

1. Persyaratan peserta sayembara.

2. Pendaftaran peserta sayembara.

3. Pemasukan karya sayembara.

4. Identitas peserta dan karya sayembara.

5. Batas waktu penyerahan karya sayembara.

6. Diskualifikasi peserta dan karya sayembara.

7. Panitia pelaksana.

8. Juri.

9. Kriteria penilaian.

10. Hasil penjurian.

11. Pameran.

12. Hak cipta.

D. DAFTAR JURI

E. LAMPIRAN

Page 4: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

4

A. PENDAHULUAN

1. Istana Bogor dari masa ke masa.

Istana Bogor merupakan salah satu bangunan dari enam istana presiden

Republik Indonesia. Istana ini mempunyai keunikan tersendiri

sehubungan dengan aspek historis, budaya, dan geografisnya.

Pada awalnya ada keinginan dari warga Belanda yang bekerja di Batavia

(kini Jakarta) untuk mencari tempat peristirahatan berhawa sejuk, karena

Batavia dirasakan sudah terlalu panas dan ramai. Pada tahun 1744

Gubernur Jendral Gustaaf Willem Baron van Imhoff terpesona pada

kedamaian sebuah kampung kecil di Kampung Baru, di sebuah wilayah

bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Sungai Ciliwung.

Van Imhoff berencana membangun wilayah tersebut menjadi kawasan

pertanian sekaligus tempat peristirahatan bagi Gubernur Jendral.

Setahun kemudian (1745) dia memerintahkan pembangunan sebuah

pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg, yang berarti “bebas dari

masalah/kesulitan”. Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya

dengan mencontoh arsitektur gedung Blenheim Palace, tempat kediaman

Duke of Malborough dekat kota Oxford di Inggris.

Proses pembangunan kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Jendral Jacob

Mossel (1750-1761). Istana Bogor dibangun tiga lantai untuk tempat

peristirahatan. Seiring waktu, perubahan-perubahan mulai dilakukan

terhadap bangunan tersebut baik semasa Gubernur Jendral Herman

Willem Daendels maupun Sir Stamford Raffles sehingga bangunan yang

tadinya merupakan tempat peristirahatan berubah menjadi istana

bergaya Palladian, dengan luas halaman mencapai 28,4 hektar dan luas

bangunan sebesar 14,892 m2.

Antara tahun 1808-1811, Gubernur Jendral Daendels memperluas

bangunan tersebut dengan penambahan sayap bangunan di bagian kiri

dan kanan sementara bangunan induknya diubah menjadi dua lantai.

Halamannya dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul

Page 5: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

5

dari perbatasan India-Nepal. Antara tahun 1811-1816, Gubernur Jendral

Raffles memugar bangunan istana tersebut dan membangun monumen

untuk mengenang istrinya, Olivia Marianne, yang meninggal di sana pada

tahun 1814. Monnumen tersebut sempat tumbang tertiup angin ribut,

namun kemudian didirikan kembali seperti aslinya.

Pada masa Gubernur Jendral Baron van der Capellen (1817-1826),

dilakukan perubahan besar-besaran. Sebuah menara didirikan di tengah

bangunan induk sehingga istana tersebut semakin megah sedangkan

lahan di sekelilingnya dijadikan kebun raya. Pada masa Gubernur Jendral

Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), seluruh bangunan yang

roboh akibat gempa bumi diratakan, kemudian didirikan bangunan baru

yang mengadopsi gaya bangunan arsitektur Eropa abad XIX, berlantai

satu. Selain itu dilakukan perubahan berupa penambahan dua jembatan

penghubung antara gedung induk dan sayap kanan serta kiri. Bangunan-

bangunan baru tersebut baru terwujud seutuhnya pada masa Gubernur

Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montagner (1856-1861).

Pada tanggal 30 Mei 1868 pengelolaan kebun raya (sekarang disebut

Kebun Botani Bogor) secara resmi dipisahkan dari pengelolaan istana.

Selanjutnya, pada tahun 1880 kebun raya tersebut dijadikan lembaga

penelitian sampai sekarang dan mengharumkan nama Indonesia dalam

bidang ilmu pengetahuan alam di dunia internasional.

Pada tahun 1870 istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi

para gubernur jendral Belanda. Penghuni terakhir istana tersebut adalah

Gubernur Jendral Tjarda van Starjenborg Stachourwer. Dia terpaksa

menyerahkan istana tersebut kepada Jendral Imamura yang mewakili

pemerintah pendudukan Jepang setelah pemerintah Hindia-Belanda

menyerah.

Pada akhir perang dunia II tentara Jepang menyerah kepada pihak

Sekutu, dilanjutkan dengan pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia

oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Barisan Keamanan

Rakyat (BKR) sempat menduduki Istana Buitenzorg dan mengibarkan

Page 6: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

6

bendera merah putih. Istana tersebut selanjutnya diberi nama Istana

Kepresidenan Bogor dan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada

akhir tahun 1949. Setelah mengalami penambahan serambi dengan

sepuluh tiang besar bergaya Ionic dan dilengkapi beberapa bangunan

penelitian, Istana Kepresidenan Bogor mulai digunakan oleh Pemerintah

Indonesia pada bulan Januari 1950.

Seiring dengan berjalannya arus reformasi, dirasakan adanya keinginan

masyarakat untuk membuka Istana Bogor. Pada tanggal 16 Agustus

2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diselenggarakan

acara berjudul “Semerbak Kemerdekaan” yang dimeriahkan oleh

penampilan Twilite Orchestra dibawah pimpinan konduktor Addie MS

untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 57. Sejak itu Istana Bogor

dibuka bagi masyarakat setiap hari ulang tahun kota Bogor, baik untuk

kunjungan dalam negri maupun luar negri.

Untuk melengkapi program kunjungan wisata ke Istana Bogor dan

meningkatkan upaya pembelajaran sejarah kepemimpinan Presiden RI

serta lebih memenuhi harapan masyarakat akan keterbukaan Istana

Bogor tersebut, dirasakan keperluan untuk membangun gedung Balai Kirti

di Istana Kepresidenan Bogor.

2. Kondisi Istana Bogor dewasa ini.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk serta sayap kiri dan kanan.

Keseluruhan kompleks istana kini mencapai luas 1,5 ha. Adapun

bangunan-bangunan di dalam kompleks Istana Bogor terdiri dari:

a. Bangunan induk sebagai tempat penyelenggaraan acara kenegaraan,

pertemuan, dan upacara resmi.

b. Bangunan sayap kiri dan kanan untuk tamu kepala negara yang

datang berkunjung, dan untuk perjamuan bagi tamu negara asing.

c. Bangunan paviliun di sebelah kanan dan kiri, dikenal dengan nama

Dyah Bayurini, dan digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi

Page 7: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

7

Presiden beserta keluarganya. Bangunan ini termasuk dalam lima

paviliun yang terpisah dari istana.

d. Kantor pribadi Presiden.

e. Perpustakaan.

f. Museum.

g. Ruang makan.

h. Ruang sidang mentri dan tempat pemutaran film.

i. Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi.

j. Ruang Teratai sebagai sayap tepat penerimaan tamu-tamu negara.

3. Gagasan pembangunan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor.

Selama ini Istana Bogor telah menjadi saksi sejarah dari berlangsungnya

berbagai kegiatan para Presiden RI, juga berbagai acara kenegaraan

sejak dari masa-masa awal kemerdekaan sampai dewasa ini. Komplek

Istana Bogor dengan demikian merupakan bagian penting dari perjalanan

sejarah bangsa Indonesia.

Di sisi lain, sejak masa kepemimpinan Presiden RI pertama sampai

dengan Presiden RI ke enam telah banyak kegiatan dan peristiwa

bersejarah yang terjadi dalam komplek ini sebagai bagian dari tonggak-

tonggak perjalan sejarah bangsa. Kegiatan dan peristiwa bersejarah

tersebut telah meninggalkan bekas dalam bentuk benda bersejarah

berupa foto, buku, lukisan, benda seni, catatan, dan lainnya. Benda-

benda bersejarah tersebut dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu:

a. Perpustakaan.

Terdapat koleksi buku sebanyak 3250 judul yang daftarnya tersedia di

kepustakaan istana.

b. Koleksi benda seni.

Koleksi ini meliputi 450 lukisan karya Basuki Abdullah, Makowski,

Ernst Dezentje, dan lainnya, 216 patung terbuat dari beragam

material, dan berbagai hadiah kenegaraan seperti tengkorak harimau

Page 8: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

8

berlapis perak hadiah dari Perdana Mentri Thanom Kittikachorn dari

Thailand pada tahun 1958. Selain itu terdapat 196 benda keramik

yang tersimpan di museum istana dan terpasang sebagai unsur

dekoratif di setiap ruangan dalam bangunan istana.

Pembangunan Balai Kirti dengan demikian sekaligus akan berperan

sebagai tempat bagi pembelajaran sejarah perjuangan bangsa serta

pengembangan koleksi, konservasi sekaligus pameran baneda-benda

tersebut di atas.

Page 9: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

9

B. UMUM

1. Persyaratan perancangan gedung Balai Kirti.

1.1. Peristilahan.

“Kirti” berasal dari bahasa Jawa kuno dan Sanskrit. Kata tersebut

mengandung berbagai arti, yakni:

Amal utama.

Jasa.

Pekerjaan utama.

Tindakan yang membawa kemasyhuran.

Monumen.

(S.Prawiroatmodjo, 1957; Wojowasito, 1977; Mardiwarsito, 1978;

Zoetmulder, 1982).

Balai Kirti dengan demikian berarti bangunan yang menampung berbagai

benda bersejarah peninggalan perjalanan sejarah kepemimpinan para

Presiden RI. Dapat pula dikatakan bahwa bangunan ini mencakup fungsi

perpustakaan, museum, dan ruang pamer. Dengan memperhatikan

kompleksitas lokasi dan sensitivitas peran masyarakat, terutama

masyarakat pemerhati arsitektur Indonesia, maka dirasa perlu untuk

melaksanakan pembangunan Balai Kirti ini melalui proses sayembara.

1.2. Kriteria Perancangan.

1.2.1. Tapak bangunan.

Kawasan Istana Bogor merupakan kawasan cagar budaya yang dilindungi

UU Nomor 11 Tahun 2010. Dengan demikian setiap perancangan di

dalam kawasan tersebut harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan

dengan kepekaan yang tinggi, baik terhadap tata letak bangunan-

bangunan yang ada maupun kapasitas daya dukung tapaknya.

Page 10: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

10

Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan untuk melakukan

pemilihan lokasi tapak pembangunan Balai Kirti adalah:

Memberi kesan posisi yang strategis dan penting.

Merupakan bagian dari penataan pintu masuk dari dekat gereja

sehingga pintu tersebut menjadi menyamping, terpinggirkanm dan

kurang penting.

Mempertahankan poros istana, menghindari penurunan kualitas

ruang luarnya, dan menghindari penghalangan view dari istana ke

halaman kebun raya maupun sebaliknya.

Tapak bangunan perlu mempertimbangkan operasional bangunan

istana kepresidenan. Saat Presiden sedang menerima kunjungan

tamu di Istana Bogor, arus pengunjung umum harus dapat ditutup

untuk sementara sampai acara tersebut selesai dilaksanakan.

Karena itu gagasan desainnya pun perlu mempertimbangkan aspek

protokoler dan keamanan.

1.2.2. Rancangan bangunan.

Desain bangunan Balai Kirti harus mempertimbangkan dan

memberi apresiasi kepada penampilan istana sebagai bangunan

cagar budaya dan bangunan kenegaraan.

Bangunan Balai Kirti harus dirancang sebagai satu kesatuan dengan

bangunan lain dalam komplek Istana Bogor, baik sirkulasi maupun

keserasian bentuknya

Bangunan Balai Kirti diharapkan tetap mempertahankan konsep,

suasana lanskap, dan tata hijau kawasan Istana Bogor serta Kebun

Raya Bogor.

Bangunan Balai Kirti diharapkan dapat dikunjungi oleh tamu

kenegaraan serta tamu Presiden lainnya, baik saat kunjungan

kenegaraan maupun dalam acara penting lainnya. Dilain pihak

bangunan Balai Kirti ini juga dapat dikunjungi masyarakat umum

yang ingin menyaksikan atau mempelajari benda-benda koleksi

saat berwisata ke Kebun Raya Bogor atau dalam kunjungan studi.

Page 11: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

11

Desain bangunan Balai Kirti harus memperhitungkan kapasitas daya

dukung tapak yang tersedia.

Desain bangunan Balai Kirti dapat merupakan pengembangan dari

bangunan-bangunan yang telah ada di dalam komplek Istana

Bogor.

Gagasan yang diusulkan oleh para peserta harus mengandung

unsur penerapan energi terbarukan, baik berkaitan dengan sarana

dan prasarana infra-struktur, sistem drainase, keberadaan vegetasi,

maupun pola ruang luar eksisting.

1.2.3. Kapasitas bangunan.

Pada garis besarnya gedung Balai Kirti ini harus dapat menampung

maksimal 3000 pengunjung/hari pada saat puncak kunjungan.

1.2.4. Program ruangan.

Bangunan Balai Kirti harus merupakan gabungan fungsi-fungsi

museum, perpustakaan, dan pameran yang disusun dalam 4 zona

ruangan, yaitu:

Zona publik non-koleksi, seperti Hall, Lobby, Auditorium,

Perpustakaan, Toko Cindera-mata, dan sejenisnya.

Zona publik koleksi, seperti Ruang Pengenalan, Ruang Audio-

visual, Ruang Pameran Tetap, Ruang Pameran Kontemporer,

dan sejenisnya.

Zona koleksi non-publik, seperti Ruang Simpan Koleksi, Ruang

Kerja Kurator, Bengkel-kerja, Ruang Perawatan, Laboratorium,

Ruang Fotografi, dan sejenisnya.

Zona non-koleksi non-publik, seperti Ruang Kepala Balai, Ruang

Rapat, Ruang Administrasi, Gudang Peralatan, dan Ruangan-

ruangan Pendukung lainnya.

1.2.5. Luasan ruangan.

Page 12: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

12

Perkiraan luas total lantai bangunan Balai Kirti adalah sekitar 9000 m2,

dengan rincian sebagai berikut:

a. Lobby dan Hall 450 m2

b. R. Pengenalan 450 m2

c. R. Pameran & Koleksi Tetap 2000 m2

d. R. Pameran Temporer 2000 m2

e. R. Audio-visual 900 m2

f. R. Seminar 600 m2

g. R. Kepala Balai & R. Rapat 350 m2

h. R. Sekretariat 300 m2

i. R. Kurator 300 m2

j. R. Penyimpanan & Perawatan Koleksi 450 m2

k.Fasilitas Pendukung lainnya 1200 m2

2. Ruang lingkup sayembara.

Sayembara perancangan gedung Balai Kirti ini merupakan sayembara

pra-rancangan. Dari para peserta, pihak Panitia Pelaksana

Penyelenggaraan Sayembara mengharapkan masukan berupa:

Gambar pra-rancangan bangunan yang mempertimbangkan

keberadaan bangunan-bangunan eksisting dalam kompleks

Istana Bogor dan statusnya sebagai bangunan-bangunan cagar

budaya.

Gambar pra-rancangan yang layak untuk dilanjutkan ke tahap

Detail Engineering Design (DED).

3. Hadiah sayembara.

Dari para peserta akan dipilih pemenang tiga karya terbaik dengan hadiah

sebagai berikut:

Pemenang pertama Rp. 75.000.000,-

Pemenang ke dua Rp. 30.000.000,-

Page 13: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

13

Pemenang ke tiga Rp. 15.000.000,-

Ketiga pemenang karya terbaik tersebut selanjutnya akan diminta untuk

membuat maket karyanya masing-masing, dengan pengganti biaya

pembuatan maket sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) bagi tiap

karya.

Pembuatan maket tersebut diperlukan dalam rangka penyajian di

hadapan Presiden Republik Indonesia sebagai pihak yang akan

menetapkan pemenang sayembara ini. Pemenang tersebut selanjutnya

akan diikut-sertakan dalam tim konsultan pemenang tender DED proyek

pembangunan Gedung Balai Kirti di Komplek Istana Bogor.

Selain itu semua peserta akan memperoleh sertifikat keikut-sertaan

dalam sayembara ini.

4. Jadwal sayembara.

Pengumuman dan pengambilan

TOR sayembara 19 Juni–13 Agustus 2012

Penjelasan teknis & peninjauan lapangan 02 Juli 2012

Pembuatan karya 02 Juli–14 Agustus 2012

Pemasukan karya 14 Agustus 2012

Evaluasi administratif & penjurian 15-16 Agustus 2012

Pengumuman hasil penjurian 17 Agustus 2012

Penetapan pemenang Menunggu waktu audiensi

kepada Presiden RI

Page 14: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

14

C. KHUSUS

1. Persyaratan peserta.

Sayembara ini bersifat terbuka bagi anggota IAI baik di dalam

maupun luar negri.

Peserta sayembara harus memiliki Sertifikat Keahlian Arsitektur

(SKA) Madya yang masih berlaku

Sayembara ini dapat diikuti peserta perorangan maupun kelompok.

Untuk peserta kelompok, hanya pimpinannya yang harus memiliki

SKA Madya yang masih berlaku.

Tiap peserta perorangan maupun kelompok dapat memasukkan

lebih dari satu karya dengan melakukan pendaftaran yang berbeda.

Anggota Panitia Penyelenggara Sayembara, Para Juri, dan instansi

maupun sanak-keluarganya tidak boleh mengikuti sayembara ini.

2. Pendaftaran peserta.

Para peserta tidak perlu mendaftarkan diri untuk mengikuti

sayembara ini melainkan langsung mengunduh TOR sayembara di

situs www.iai.or.id

Kehadiran para peserta dalam acara penjelasan teknis akan

dianggap sebagai kesediaan untuk mengikuti sayembara ini.

Kelengkapan persyaratan administratif para peserta akan diperiksa

oleh Panitia Pelaksana Penyelenggaraan Sayembara saat pra-

penjurian pada tanggal 15 Agustus 2012.

3. Penjelasan teknis & peninjauan lapangan.

Penjelasan teknis sayembara dan tanya-jawab akan dilaksanakan

pada tanggal 02 Juli 2012, pukul 10.00 WIB, di Bogor. Lokasi

tempat pejelasan teknis akan diberitahukan kepada para peserta

melalui situs www.iai.or.id.

Page 15: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

15

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan seusai acara penjelasan

teknis. Mengingat pentingnya acara tersebut, seluruh peserta

sayembara diharapkan dapat menghadirinya.

Risalah penjelasan teknis dan tanya-jawab tersebut dapat dilihat

kembali oleh para peserta melalui situs www.iai.or.id Risalah

tersebut merupakan bagian dari dokumen sayembara dan bersifat

mengikat. Setelah itu pihak penyelenggara tidak akan melayani

pertanyaan dari para peserta.

Para peserta juga diharapkan berinisiatif melakukan survey dan

pengamatan sendiri terhadap situasi dan kondisi di lokasi tapak

perancangan

4. Tata-cara pemasukan karya sayembara.

Karya sayembara dipaparkan dalam enam lembar gambar

berukuran A1 dengan rincian sebagai berikut:

Lembar 1

Gagasan dan konsep perancangan (tanpa skala)

Lembar 2

Blok plan yang memperlihatkan hubungan antara bangunan-

bangunan dalam komplek Istana Bogor dan Balai Kirti (1:500)

Lembar 3

Rencana tapak yang memperlihatkan hubungan ruang antara

komplek Istana Bogor dan Balai Kirti, sistem sirkulasi yang

memperlihatkan akses internal, akses publik, dan akses darurat

di dalam keseluruhan komplek, dan penataan lanskap

keseluruhan komplek (1:500)

Lembar 4

Denah lantai-lantai bangunan yang memperlihatkan hubungan

antar-ruangan dan sirkulasi di dalam gedung Balai Kirti (1:200)

Lembar 5

Page 16: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

16

Tampak dan potongan gedung Balai Kirti yang memperlihatkan

hubungan vertikal lantai-lantai bangunan dalam gedung Balai

Kirti (1:200)

Lembar 6

Perspektif ruang, ruangan, dan detail yang dianggap perlu untuk

ditampilkan dalam rangka menjelaskan konsep rancangan

berkesinambungan dan ramah lingkungan

Gambar-gambar pada tiap lembar harus disusun dalam posisi

landscape dan diberi nomor sesuai urutannya di sudut kanan

bawah. Tiap lembar gambar kemudian ditempelkan pada panil

impraboard berukuran A1. Selanjutnya seluruh panil dimasukkan

ke dalam amplop besar berukuran A1, lalu ditutup rapat dengan

lakban dan dikirim ke alamat Panitia Pelaksana Penyelenggaraan

Sayembara.

5. Identitas peserta dan karya sayembara.

Untuk menjaga anonimitas, para peserta tidak boleh membubuhkan

apapun pada tiap lembar gambar kecuali judul dan nomor gambar.

Para peserta juga tidak boleh membubuhkan apapun pada amplop

besar yang berisi lembar-lembar gambar.

Identitas para peserta harus diketik dalam kertas berukuran folio

dan ditandatangi oleh yang bersangkutan, atau oleh pimpinan

apabila peserta merupakan kelompok. Identitas tersebut kemudian

dimasukkan ke dalam amplop berukuran folio bersama dengan

bukti identitas, yaitu fotocopy KTP, Kartu Anggota IAI minimal

tahun 2010; serta SKA yang masih berlaku. Amplop tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam amplop besar berukuran A1 yang

berisi lembar gambar yang telah diberi lapisan impraboard. Pada

amplop berukuran folio tersebut juga tidak boleh dibubuhkan

apapun.

Page 17: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

17

Pelanggaran atas peraturan ini akan mengakibatkan diskualifikasi

karya peserta yang bersangkutan.

6. Batas waktu penyerahan karya sayembara.

Karya sayembara dimasukkan pada tanggal 14 Agustus 2012, selambat-

lambatnya pukul 19.00 WIB kepada Sekretariat Panitia Pelaksana

Penyelenggaraan Sayembara dengan alamat sebagai berikut:

Ikatan Arsitek Indonesia

Sekretariat Nasional

Gedung Jakarta Design Center, lantai 7

Jl. Gatot Subroto, kavling 53

Jakarta 10260

Contact persons:

Titi

Iman Sudrajad

7. Diskualifikasi peserta dan karya sayembara.

Peserta yang memasukkan karya dengan tidak mematuhi ketentuan

seperti yang tertera dalam tata-cara pemasukan karya sayembara

akan terkena diskualifikasi sehingga hasil karyanya tidak akan

dinilai oleh para juri.

Peserta yang tidak dilengkapi bukti identitas sebagaimana yang

tertera dalam identitas peserta dan karya sayembara juga akan

terkena diskualifikasi sehingga hasil karyanya tidak akan dinilai oleh

para juri.

8. Panitia pelaksana.

Panitia Pelaksana Penyelenggaraan Sayembara ini adalah Ikatan Arsitek

Indonesia (IAI) bekerjasama dengan Satuan Kerja Pengembangan

Penataan Bangunan Dan Lingkungan Strategis, Direktorat Jenderal Cipta

Karya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebagai penyelia. Seluruh

Page 18: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

18

kegiatan penyelenggaraan sayembara ini dikoordinasikan oleh sekretariat

yang beralamat di:

Ikatan Arsitek Indonesia

Sekretariat Nasional

Gedung Jakarta Design Center, lantai 7

Jl. Gatot Subroto, kavling 53

Jakarta 10260

Website: www.iai.or.id

Email: [email protected]

9. Juri.

Para juri sayembara ini adalah:

Prof. Slamet Wirasondjaja, IAI

Prof. Sandy A.Siregar, IAI

Prof. Gunawan Tjahjono, IAI

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis, Direktorat

Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.

Pejabat Sekretariat Presiden Republik Indonesia.

10. Kriteria penilaian.

Dewan juri akan melakukan penilaian atas dasar butir-butir sebagai

berikut:

a. Keserasian tapak dan desain bangunan gedung Balai Kirti terhadap

penampilan Istana Bogor sebagai bangunan kenegaraan yang

monumental dan merupakan situs bersejarah.

b. Kesatuan dengan bangunan-bangunan eksisting di dalam komplek

Istana Bogor, khususnya sirkulasi dan keserasian bentuknya.

b. Kejelasan kebutuhan, persyaratan dan standar ruangan.

c. Analisis tapak dan identifikasi masalah.

d. Konsep perancangan.

Page 19: TOR Sayembara Balai Kirti Istana Bogor

TOR Sayembara Perancangan Balai Kirti (Hall of Fame) di Istana Bogor

19

e. Konsistensi antara program ruangan, tema, konsep dengan

rancangan arsitektur.

f. Estetika rancangan.

g. Penataan ruang luar dan ruang dalam.

h. Kemampuan karya rancangan untuk dilanjutkan menjadi dokumen

DED.

11. Hasil penjurian.

Karya pemenang pertama, ke dua, dan ke tiga dalam sayembara ini akan

dipaparkan oleh para juri ke hadapan Presiden Republik Indonesia. Beliau

akan menetapkan pemenang dari tiga karya terbaik tersebut.

12. Pameran.

Seluruh karya peserta sayembara akan dipamerkan oleh Kementerian PU

kepada masyarakat. Waktu dan tempat pameran akan ditetapkan

kemudian oleh instansi terkait.

13. Hak cipta.

Hak cipta karya pemenang pertama, ke dua, dan ke tiga dalam

sayembara ini menjadi milik Kementerian Pekerjaan Umum

Hak cipta karya para peserta lainnya tetap dimiliki yang

bersangkutan. Akan tetapi Kementerian PU berhak memakai karya-

karya tersebut untuk kepentingan publikasi dan pameran instansi

terkait.

D. LAMPIRAN

Peta Kebun Raya Bogor dan komplek Istana Bogor