Tor lkk kota bogor

18

description

yang mau ikut LKK mangga diantos..

Transcript of Tor lkk kota bogor

Page 1: Tor lkk kota bogor
Page 2: Tor lkk kota bogor

t e r m o f r e f e r e n c e

LATIHAN KHUSUS KOHATITingkat Nasional

Korps HMI-Wati (KOHATI)Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kota Bogor

Periode 2010-2011

DASAR PEMIKIRAN

Page 3: Tor lkk kota bogor

Dewasa ini isu gender terus menjadi topik yang hangat diperbincangkan seiring dengan pembahasan hak-hak asasi manusia yang berimplikasi pada munculnya gugatan terhadap budaya patriarki yang masih mewarnai berbagai aspek kehidupan. Budaya patriarkhis yang cenderung memosisikan perempuan pada posisi marginal sesungguhnya bertentangan dengan hakikat perempuan sebagai mahluk yang memiliki kedudukan setara dengan laki-laki di hadapan Tuhan.

Selain itu apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia, budaya patriarkhis yang memarginalisasi perempuan seringkali bertentangan dengan Hak Asasi Manusia sebagai hak hak yang melekat pada setiap manusia sebagaimana rumusan rumusan Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

Banyak berita di media televisi yang menginformasikan bagaimana perempuan masih saja menjadi “jenis kelamin kedua” (The Second Sex). Berita tentang pelecehan seksual, pemerkosaan, perdagangan perempuan, pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi dalam bidang politik, diskriminasi dalam pekerjaan dan lain-lain seolah olah mengonfirmasi pernyataan St.Thomas bahwa perempuan adalah “manusia/laki-laki yang tidak sempurna” atau Aristoteles yang mengatakan bahwa, “kodrat perempuan sebagai kodrat yang secara alami memang sudah cacat.” Peran perempuan tidak lebih dan tidak kurang hanya untuk menerima benih laki-laki, memelihara janin dan merawat bayinya. Makna eksistensi perempuan hanya ditentukan berdasarkan fungsi biologisnya

Gambaran situasi tersebut merupakan fenomena yang masih saja terjadi di tengah tengah realitas menguatnya peran dan kedudukan perempuan dalam tatanan masyarakat. Peran dan kedudukan perempuam tidak lagi hanya meliputi wilayah domestik melainkan meluas ke berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali politik. Perempuan semakin mampu menjadi leader di berbagai bidang kehidupan seperti menjadi pemimpin bangsa, pemimpin partai politik, pemimpin perusahaan, tokoh masyarakat bahkan hal ini dialami pula bagi kaum perempuan yang terpaksa dengan berbagai sebab berbeda menjadi “single parent” (orang tua tunggal). Bagi perempuan yang menikah, peran mereka pun sudah semakin luas tidak hanya memiliki peran sebagai istri dan ibu tetapi perempuan masa kini juga memiliki peran yang tidak kalah penting di luar rumah.

Ketimpangan atau bias gender sesungguhnya sejak lama bahkan hingga saat ini masih terepresentasi melalui sosok sosok dalam kehidupan nyata yang menggambarkan baik diskriminasi, subordinasi, pembagian kerja, stereotip, maupun kekerasan terhadap perempuan yang kental di dalamnya. Perempuan dalam masyarakat patriarki diletakkan pada posisi inferior. Mereka biasanya tidak mempunyai peran penting dalam masyarakat dan menjadi kaum marginal.

Page 4: Tor lkk kota bogor

Padahal jika menyinggung konsepsi Ibu dalam realitas sejarah Indonesia sangatlah jauh dari image yang selama ini dilekatkan pada perempuan sebagai sosok lemah yang hanya berkutat pada persoalan persoalan di atas. Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu. Dalam peringatan ini, kota Bandung memiliki sejarah yang lekat dengan momentum peringatan Hari Ibu. Pada 72 tahun lalu, tepatnya 22 Desember 1938, dalam Konggres Wanita Indonesia (Kowani) ke-3 di Bandung menyepakati tanggal tersebut sebagai Hari Ibu. Tujuannya tentu saja mulia, yakni menjaga semangat kebangkitan kaum ibu Indonesia secara terorganisir hingga bisa bergerak di ruang publik sejajar dengan kaum laki-laki.

Ruang publik sebagaimana dirumuskan oleh Jurgen Habermas terdiri dari organ-organ informasi dan perdebatan politik, seperti suratkabar dan jurnal. Serta institusi diskusi politik, seperti parlemen, klub politik, salon–salon sastra, majelis publik, tempat minum dan kedai kopi, balai pertemuan, dan ruang-ruang publik lain, di mana diskusi sosio-politik berlangsung.

Konsep ranah publik yang diangkat Habermas ini adalah ruang bagi diskusi kritis, terbuka bagi semua orang. Pada ranah publik ini, warga privat (private people) berkumpul untuk membentuk sebuah publik, di mana “nalar publik” tersebut akan bekerja sebagai pengawas terhadap kekuasaan negara.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, individu dan kelompok dapat membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung terhadap kebutuhan dan kepentingan mereka, seraya mempengaruhi praktik politik. Prinsip-prinsip ranah publik melibatkan suatu diskusi terbuka tentang semua isu yang menjadi keprihatinan umum, di mana argumentasi-argumentasi diskursif (bersifat informal, dan tidak ketat diarahkan ke topik tertentu) digunakan untuk menentukan kepentingan umum bersama. Ranah publik dengan demikian mengandaikan adanya kebebasan berbicara dan berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi dalam perdebatan politik dan pengambilan keputusan.

Inilah langkah simbolik kaum ibu meretas jalan panjang kesejarahan dalam peringatan yang diformalkan. Sejarah Hari Ibu, dapat ditelusuri dari bertemunya para pejuang wanita yang mengadakan konggres pada tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda yakni 1928 di Yogyakarta. Organisasi perempuan sebenarnya sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Namun, baru pada 22-25 Desember 1928 itulah, para aktivis kaum ibu berkonggres di Yogyakarta yang di kemudian hari kita mengenalnya sebagai Konggres Wanita Indonesia (Kowani) pertama. Hadir kurang lebih 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang telah menjadi partisipan. Mereka berkumpul dan mempersatukan organisasiorganisasi wanita tersebut ke dalam sebuah wadah perjuangan guna menunjukkan identitas dan spirit berjuang untuk sejajar dengan kaum laki-laki.

Dalam realitas sosial saat ini, ada sejumlah fakta yang menunjukkan masih perlunya gerakan kaum ibu untuk

Page 5: Tor lkk kota bogor

memberdayakan perannya di masyarakat. Ambil saja beberapa contoh fakta sebagai bahan refleksi. Memang Hari Ibu tak cukup hanya menjadi rutinitas peringatan simbolik, melainkan harus mengartikulasikan secara lebih substantif dan strategis dari gerakan kaum ibu di Indonesia. Tak dimungkiri, hingga saat ini terjadi kontestasi citra kaum ibu di mata khalayak luas.  Sebuah pertarungan identitas yang akan menunjukkan wajah positif atau negatif kaum ibu kita. Kontestasi itu paling tidak masih tergambar jelas di tiga bidang.

Pertama, gerakan emansipasi kerap mendapat kendala besar dari pola budaya patriarki. Posisi perempuan yang selalu dianggap wajar dan seharusnya berada dalam subordinasi dan superioritas kaum laki-laki. Tradisi budaya feodal dan pelembagaan “keakuan” kaum laki-laki dalam cara pandang yang salah tentang budaya ketimuran, telah memosisikan kaum ibu dalam wilayah veriperal.

Kedua, kesadaran kaum ibu untuk berdaya juga harus berkontestasi dengan cara pandang dan interpretasi masyarakat terhadap ajaran agama yang mereka yakini. Banyak kasus dalam menafsirkan kitab suci Alquran, tidak diimbangi sensitivitas gender. Sehingga, kebenaran mutlak dari prilaku skripturalisme yang eksklusif dan tidak membuka ruang dialog menempatkan kaum ibu kian terpojok.

Ketiga, kontestasi juga terjadi di realitas simbolik media. Kampanye untuk menjadikan kaum ibu memiliki citra mandiri, sejajar dengan kaum pria dan mampu, kerap direduksi oleh media massa baik cetak maupun elektronika. Kita bisa mengamati banyak acara televisi, radio atau tulisan di media cetak yang menempatkan perempuan sebagai objek atau korban dari prilaku diskriminatif. Misalnya saja di berbagai sinetron, kebanyakan sinetron yang kejar tayang di televisi kita mempertontonkan perempuan sebagi biang gosip, lemah, cengeng, bergantung pada laki-laki, nerimo, hedonistik, dan konsumtif atau gaya glamour khas metropolitan.

Tak hanya sinetron tapi juga dalam reality show, news, atau talkshow yang memosisikan perempuan dalam lakon-lakon marginal. Tentu, jika kita menginginkan perempuan yang kian berdaya dalam peran-peran sosial mereka, maka ketiga ranah kontestasi tadi harus lebih memberi tempat pada peran substantif gerakan emansipasi sehingga pencitraan kaum ibu kian positif. Hari Ibu hanya akan menjadi sebuah seremonial yang tak bermakna jika kontestasi selalu memosisikan kaum ibu dalam ketidakberdayaan.

Korps HMI-Wati sebagai bagian dari kaum perempuan yang telah terserahkan secara akademis, social dan cultural memiliki peran penting dalam upaya studi kritis dan kontribusi perbuatan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan keumatan dan kebangsaan khususnya kaum perempuan. Untuk menyadari peran dan fungsinya tersebut, maka upaya-upaya yang mendukung ke arah penyadaran peran dan fungsi KOHATI bagi kaum perempuan menjadi urgen. Adapun salah satu upaya tersebut adalah mengadakan Latihan Kader KOHATI yang secara umum bertujuan membentuk karakter HMI-Wati yang ideal dan penyadaran peran dan fungsinya hingga berikutnya diharapkan mampu berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.

Page 6: Tor lkk kota bogor

NAMA KEGIATANAdapun nama kegiatan ini adalah LATIHAN KHUSUS KOHATI

(LKK) TINGKAT NASIONAL KORPS HMI-WATI (KOHATI) HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG KOTA BOGOR.

TEMAAdapun tema yang diangkat dalam pelatihan ini adalah :

“KOHATI BERGERAK; Arah Baru Menuju Kesetaraan Partisipasi Perempuan Di Ruang Publik”.

MAKSUD DAN TUJUANAdapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Sebagai upaya pembentukan karakter HMI-Wati yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

2. Sebagai salah satu proses kaderisasi bagi HMI-Wati untuk terbinanya kader akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam, serta kreatif dan inovatif sebagai upaya melakukan perubahan terhadap perannnya sebagai kader ummat dan kader bangsa dengan selalu mengharap ridho Allah SWT.

3. Memberi pemahaman bagi HMI-Wati mengenai perempuan dan isu-isu keperempuanan.

4. Menumbuhkan kesadaran HMI-Wati untuk berbuat dan berjuang dalam menjawab permasalahan ummat dan bangsa, khususnya permasalahan kaum perempuan.

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATANKegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-27 November 2011 di

wisma Padjajaran Kota Bogor.

PELAKSANA KEGIATANPengarah kegiatan ini adalah Steering Committee (SC) dan

Pelaksana kegiatan adalah Organizing Committee (OC) sebagaimana terlampir.

AGENDA ACARAAgenda acara terlampir.

PESERTAAdapun peserta dari kegiatan ini adalah HMI-Wati se-Indonesia

sebagaimana terlampir.

AGENDA KEGIATANAdapun agenda kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :

1. Monolog2. Diskusi

Page 7: Tor lkk kota bogor

3. Problem Solving4. Dialog5. Presentasi Makalah

MATERI DAN TEMA MAKALAH1. Materi I : Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Islam

2. Materi II : Partisipasi Perempuan di Ruang Publik

3. Materi III : Peran Perempuan Dalam Menjawab Devisi Sosial

4. Materi IV : Problematika dan Solusi Kesehatan Reproduksi

Perempuan

5. Materi V :Perempuan dan Pembangunan Karakter Bangsa;

Upaya Mempertahankan Budaya Lokal

6. Materi VI : Perempuan di Media Massa; Distorsi dan Upaya

Perbaikan Citra

7. Materi VII : Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial

8. Materi VIII : Kuota 30 persen dan Kesetaraan Gender Dalam

Partisipasi Politik

9. Materi IX : Problematika Perempuan; Kekerasan, Eksploitasi

dan Trafficking

10.Materi X :Feminisme; Sejarah dan Dinamika Gerakan

Keperempuan

11.Materi XI : Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap

Kapasitas Kepemimpinan Perempuan

12.Materi XII : Format Gerakan baru KOHATI dalam menyikapi isu

keperempuanan

13.Materi XIII : Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Pelaksanaan

Ajaran Islam

PENUTUPDemikian proposal ini disusun untuk menjadi acuan kerja serta

menjadi bahan pertimbangan bagi pihak – pihak terkain untuk terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini.

Billahitaufiq Wal HidayahWassalamu'alaikum Wr.Wb.

Page 8: Tor lkk kota bogor

Bogor, 01 Dzulhijjah1432 H 29 Oktober 2011 M

SEKAR HAPSARIKETUA

PANITIA PELAKSANALKK NASIONALKORPS HMI WATICABANGKOTA BOGOR

R.SUSAN KHAIRUNNISASEKRETARIS

Mengetahui,

PENGURUSKORPS HMI WATI

HMI CABANG KOTA BOGOR

ANI SAFITRIKETUA UMUM

Menyetujui,

PENGURUSHMI CABANG KOTA BOGOR

RIDWAN ARIFINKETUA UMUM

Page 9: Tor lkk kota bogor

Lampiran 1PENANGGUNG JAWAB : Ridwan Arifin

(Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor)

Ani Safitri (Ketua Umum KOHATI Cabang Kota Bogor)

MASTER OF TRAINING (MoT)

: MusrifahEndah Cahya ImmawatiHafidah FarwaDanial Iskandar YusufAhlan Elfaz

STEERING COMMITTEE : Siti Sopiah Taufik Risa Fenti Uswatun Hasanah Halimatussa’diah Yusrin EdyantiRatih EkaRafiansyah Mafuluddin

ORGANIZING COMMIITTEE (OC)KetuaSekretarisBendahara

:::

Sekar Hapsari R. Susan KhoirunnisaDini Andzani Gunawan

Seksi AcaraRika AbriantiReni anggraeiniRestika Putri

Seksi KesekretariatanSri HusnatiSholehahUntari Clara Putri

Seksi Publikasi d an DokumentasiBadriyahMeliana Agustina

Seksi KonsumsiNovi Kunti Andika SariNurul qomariyah

Seksi PerlengkapanNu Atika SariRobi Faisal

Seksi HumasReni AnggreiniHalimatussa’diah

Page 10: Tor lkk kota bogor

Lampiran IIAGENDA ACARA

Waktu Agenda FasilitatorAhad, 20 November 201108.00-21.00 Screening Cabang LokalSenin, 21 November 201108.00-16.00 Registrasi dan Screening Panitia16.00-17.30 Pengumuman Hasil Screening MOT20.30 s/d Selesai

Opening CeremonyAcara pembukaan Latihan Khusus Kohati (LKK)1. Pembukaan2. Pembacaan Ayat Suci Alqur’an3. Menyanyikan lagu Indonesia

Raya, Hymne HMI dan Mars KOHATI

4. Laporan Ketua Pelaksana5. Sambutan-sambutan: Ketua Umum KOHATI HMI

Cabang Kota Bogor Ketua Umum HMI Cabang Kota

Bogor Walikota Kota Bogor sekaligus

membuka acara6. Pembacaan do’a

MC

OC

Waktu Agenda Fasilitator23.00-24.00 Kontrak belajar MOT24.00-05.00 Istirahat AllSelasa, 22 November 2011 05.30-09.00

Aktivitas pribadi All

09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT 09.45-12.45

Studium GenaralPendidikan karakter perempuan di zaman globalisasi

Ayunda Ida Ismail

12.45-14.00 Aktivitas Pribadi14.00-16.00 Materi I

Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Islam

Ayunda Fitri Ismail

16.00-16.30 Aktvitas Pribadi16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT18.00-20.30 Aktivitas Pribadi20.30-23.30 Materi II

Partisipasi Perempuan di Ruang Publik

Ibu Hj. Nuryanti (Sekda Kabupaten Bogor)

23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT24.30-09.00 Aktivitas Pribadi

Page 11: Tor lkk kota bogor

Rabu, 23 November 201109.00-09.45 Presentasi Makalah MOT09.45-12.45 Materi III

Peran Perempuan Dalam Menjawab Devisi Sosial

Hj. Fauziah Diani Budiarto

12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All14.00-16.00 Materi IV

Problematika dan Solusi Kesehatan

Reproduksi Perempuan

LKMI

16.00-16.30 Aktivitas Pribadi16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All20.30-23.30 Materi V

Perempuan dan Pembangunan Karakter Bangsa; Upaya Mempertahankan Budaya Lokal

Reni Marlinawati(DPR RI)

23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT24.30-09.00 Aktivitas Pribadi AllKamis, 24 November 201109.00-09.45 Presentasi Makalah MOT09.45-12.45 Materi VI

Perempuan di Media Massa; Distorsi dan Upaya Perbaikan Citra

Oki Asokawati

12.45-14.00 Aktivitas Pribadi ALL14.00-16.00 Materi VII

Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial

Ayunda Anggun Z A

16.00-16.30 Aktivitas Pribadi All16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All20.30-24.30 Materi VIII

Kuota 30 persen dan Kesetaraan Gender Dalam Partisipasi Politik

Dr. Valina Sinka (Dekan FISIP UI, Presidium FORHATI)

24.30-09.00 Aktivitas Pribadi AllJumat, 25 November 201109.00-11.45 Materi IX

Problematika Perempuan; Kekerasan, Eksploitasi dan Trafficking

Khoirunnisa(KOMNAS Perempuan)

11.45-12.45 Bedah Buku/ Film All12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All

14.00-16.00 Materi X Ayunda Aida

Page 12: Tor lkk kota bogor

Feminisme; Sejarah dan Dinamika Gerakan Keperempuan

Hubis

16.00-16.30

Aktivitas Pribadi All

16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All20.30-24.00 Materi XI

Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Kepemimpinan Perempuan

Ir. Sri Astuti M.Si

24.00-09.00 Aktivitas AllSabtu, 26 November 201109.00-09.45 Presentasi Makalah MOT09.45-12.45 Materi XII

Format Gerakan baru KOHATI dalam menyikapi isu keperempuanan

Ade Kusuma ningtiasNurhayati Jammas

12.45-14.00 Laporan Analisis Sosial All14.00-16.00 Materi XIII

Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Pelaksanaan Ajaran Islam

Yunda Zahrotunni’mah

16.00-16.30 Aktivitas Pribadi20.00-23.00 Penutupan Minggu, 27 November 201108.00-16.00 Salam perpisahan All

Page 13: Tor lkk kota bogor

Lampiran III

DAFTAR PESERTA LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)

NO NAMA CABANG TEMA MAKALAH

UTUSAN

1 Cabang Banda Aceh I 12 Cabang Bireun II 13 Cabang Lhokseumawe III 14 Cabang Sigli IV 15 Cabang Takengon V 16 Cabang Tapaktuan VI 17 Cabang Medan VII 18 Cabang Binjai VIII 19 Cabang Langkat IX 110 Cabang Kisaran-Asahan X 111 Cabang Pematang Siantar-Simalungun XI 112 Cabang Padang Sidempuan XII 113 Cabang Labuhan Batu I 114 Cabang Padang II 115 Cabang Solok III 116 Cabang Payakumbuh IV 117 Cabang Padang Panjang V 118 Cabang Bukit Tinggi VI 119 Cabang Batu Sangkar VII 120 Cabang sawahlunto VIII 121 Cabang Pariaman IX 122 Cabang Pekanbaru X 124 Cabang Batam XI 125 Cabang Palembang XII 126 Cabang Metro I 127 Cabang Curup II 128 Cabang Kotabumi III 129 Cabang Lubuk Linggau IV 130 Cabang Bangko V 131 Cabang Muara Bungo VI 132 Cabang Kerinci VII 133 Cabang Bandar Lampung VIII 134 Cabang Baturaja IX 135 Cabang Sarolangun X 136 Cabang Bengkulu XI 137 Cabang Jambi XII 138 Cabang Bangka Belitung I 139 Cabang Indralaya II 140 Cabang Tebo III 141 Cabang Muara Belian IV 1

Page 14: Tor lkk kota bogor

42 Cabang Jakarta Pusat-Utara V 143 Cabang Jakarta Timur VI 144 Cabang Jakarta Selatan-Barat VII 145 Cabang Jakarta Raya VIII 146 Cabang Ciputat IX 147 Cabang Bogor X 148 Cabang Bekasi XI 149 Cabang Pandeglang XII 150 Cabang Serang I 151 Cabang Cilegon II 152 Cabang Cianjur III 153 Cabang Kab. Bandung IV 154 Cabang Karawang V 155 Cabang Indramayu VI 156 Cabang Tasikmalaya VII 157 Cabang Cirebon VIII 158 Cabang Ciamis IX 159 Cabang Sukabumi X 160 Cabang Semarang XI 161 Cabang Purwokerto XII 162 Cabang Yogyakarta I 163 Cabang Salatiga II 164 Cabang Surabaya III 165 Cabang Malang IV 166 Cabang Ponorogo V 167 Cabang Denpasar VI 168 Cabang Sumbawa VII 169 Cabang Mataram VIII 170 Cabang Kupang IX 171 Cabang Bima X 172 Cabang Kota Bogor I-XII 2073 Cabang Banjarmasin XII 174 Cabang Banjarbaru I 175 Cabang Palangkaraya II 176 Cabang Makassar III 177 Cabang Makassar Timur IV 178 Cabang Jeneponto V 179 Cabang Gowa Raya VI 180 Cabang Unaha VII 181 Cabang Kendari VIII 182 Cabang Manado IX 183 Cabang Gorontalo X 184 Cabang Bolaang Mongondow XI 185 Cabang Palu XII 186 Cabang Toli-toli I 1

Page 15: Tor lkk kota bogor

87 Cabang Ambon II 188 Cabang Ternate III 189 Cabang Jayapura IV 190 Cabang Sorong V 191 Cabang Fak-fak VI 192 Cabang Merauke VII 193 Cabang Manokwari VIII 194 Cabang Biak IX 195 Cabang Polewali Mandar X 196 Cabang Banjarmasin XI 197 Cabang persiapan OKU Timur XII 198 Cabang Lubuk Linggau I 199 Cabang Pandeglang II 1100 Cabang Pare – Pare III 1Jumlah Peserta 119