topografi kornea

7
Topography merupaka istilah yang berasal dari bahasa yunani, ‘topos’ yang artinya tempat dan ‘graphein’ yang artinya menggambar. Topografi kornea merupakan representasi grafis dari permukaan kornea secara geometris. Kornea memiliki struktur yang unik dimana fungsi nya sangat dipengaruhi oleh bentuknya, perbedaan dalam skala mikron dapat secara signifikan merubah kekuatan optiknya. Oleh karena itu, mengukur bentuk, kekuatran refraksi, dan ketebatalan kornea merupakan langkah penting dalam mendiagnosis penyakit kornea dan mendesain metode untuk jenis koreksi yang akan digunakan. Permukaan anterior kornea berbentuk konveks dan asferis, kecuali untuk bagian sentral, kornea lebih berbentuk bulat. Kornea biasanya lebih curam di bagian sentral dan lebih datar di perifer, bentuk ini dikenal dengan istilah ‘prolate’.

description

topografi kornea dan alat-alat pemeriksaan

Transcript of topografi kornea

Page 1: topografi kornea

Topography merupaka istilah yang berasal dari bahasa yunani, ‘topos’ yang artinya

tempat dan ‘graphein’ yang artinya menggambar. Topografi kornea merupakan

representasi grafis dari permukaan kornea secara geometris. Kornea memiliki struktur

yang unik dimana fungsi nya sangat dipengaruhi oleh bentuknya, perbedaan dalam skala

mikron dapat secara signifikan merubah kekuatan optiknya. Oleh karena itu, mengukur

bentuk, kekuatran refraksi, dan ketebatalan kornea merupakan langkah penting dalam

mendiagnosis penyakit kornea dan mendesain metode untuk jenis koreksi yang akan

digunakan.

Permukaan anterior kornea berbentuk konveks dan asferis, kecuali untuk bagian sentral,

kornea lebih berbentuk bulat. Kornea biasanya lebih curam di bagian sentral dan lebih

datar di perifer, bentuk ini dikenal dengan istilah ‘prolate’.

Meridian kornea ditentukan oleh garis-garis yang saling berhubungan pada titik yang

terdapat pada 180 derajat dari sentral kornea.

Geometri permukaan anterior kornea

Page 2: topografi kornea

Pada usia muda, radius kelengkungan kornea lebih besar di meridian horizontal

dibandingkan vertikal, namun hal ini menjadi sebaliknya pada usia tua. Istilah sferis,

meskipun bisa digunakan untuk apeks korna, namun istilan ini tidak bisa digunakan

untuk daerah yang jauh dari apeks kornea dikarenakan permukaan kornea diluar apeks

yang mendatar sehingga sering digambarkan sebagai bentuk asferis.

Secara umum, radius kelengkungan kornea berhubungan dengan jarak dengan apeks,

dimana permuaan kornea semakin datar bila jauh dari apeks, yang dikenal sebagai asferis

prolate. Pada bagian permukaan posterior keaadan prolate ini lebih besar dari permukaan

anterior.

Geometri permukaan posterior kornea

Permukaan posterior biasanya lebih curam atau steep dibandingkan permukaan anterior.

Pada keratokonus, elevasi kornea posterior merupakan manifestasi awal yang terjadi.

Pada topografi kornea dikenal kurvatura aksial dan kurvatura tangensial. Kurvatura

tangensial atau lokal atau meridian merupakan perhitungan kelengkungan kornea

mengganakan persamaan klasik sepanjang meridian melalui aksis sentral. Kurvatura

aksial, sebaliknya, merupakan rata-rata kurvatura tangensial pada interal spesifik. Dalam

kata lain, besar masing-masing titik pada peta aksial merupakan rata-rata dari kurvatura

tangensial antara titik tengah dan titik tertentu tersebut.

Ketika topografi kornea pertama kali diperkenalkan, peta yang pertma kali digunakan

untuk menggambarkan permukaan kornea adalah peta aksial. Kurvatura sagital adalah

arah tegak lurus terhadap kurvatura tangensial, dengan kata lain kurvatura sagital adalah

sepanjang arah cincin pada topografi placido. Oleh karena itu, kurvatura sagital tidak

dapat dihitung pada topografi placido karena cincin-cincin ini solid dan tidak berubah

pada arah tersebut. Sebaliknya, kurvatura dapat dihitung pada arah tangensial, dari cincin

ke cincin.

Page 3: topografi kornea

nilai kurvatura maksimal akan berbeda berdasarkan peta yang digunakan untuk

pengukuran, peta aksial atau tangensial. Biasanya lebih rendah pada kurvatura aksial, dan

Page 4: topografi kornea

lebih tinggi pada kurvatura tangensial, meskipun tidak ada satu pun diantara nya yang

dijadikan sebgai patokan untuk menentukan kurvatura kamsimum. Perlu diingat bahwa,

apabila peta aksial yang digunakan, maka ini bukan merupakan kurvatura maksimum

karena peta aksial adalah rata-rata peta tangensial.

Sebagai kesimpulan, peta aksial menunjukkan bentuk kornea secara keseluruhan dan peta

tangensial menyediakan detail yang lebih spesifik. Keduanya biasanya identik di bagian

sentral, namun semakin berbeda ke perifer.

Kekuatan refraksi versus kurvatura

Pada regio paraksial, kekuatan refraksi dan kurvatura saling proporsional dimana

peningkatan kurvatura sebanding dengan peningkatan kekuatan refraksi. Namun

hubungan ini tidak lagi berlaku diluar sentral kornea. Ketika kurvatura menurun dari

sentral ke perifer pada kornea normal, kekuatan meningkat kerena peningkatan sudut

insiden antara cahaya yang masuk dan permukaan kornea. Definisi aberasi sferis adalah

perubahan pada kekuatan refraksi kornea dari sentral ke perifer akibat perubahan sudut

insiden.

Apeks vs Verteks

Apeks kornea meurpakan daerah pada kornea dengan curvatura terbesar, sedangkan

verteks lebih merupakan titik teringgi dari permukaan kornea. Verteks dapat digunakan

untuk memprediksi lokasi area keratokonus dengan penonjolan terbesar. Area kemerahan

(hot spots pada peta kurvatura) merupakan daerah kornea yang paling steep, terutama

apabila ditemukan pada daerah non parasentral.

Gambaran kornea pada map kurvatura dan elevasi

Asferisitas, toricity, dan asimetrisitas dari permukaan kornea akan menghasilkan pola-

pola yang berbeda pada kurvatura dan elevasi.

Asferisitas

Pada peta kurvatura

Page 5: topografi kornea

Asferisitas negatif atau prolateness dari permukaan kornea menunjukkan kurvatura yang

menurun dari sentral ke perifer. Pada peta kurvatura, akan tampak gambaran seperti

cincin konsentris dengan warna yang semakin cerah dari bagian dalam ke luar.

Pada peta elevasi

Bagian sentral dan bagian perifer yang ekstrim digambarkan sebagai bagian yang tinggi

atau menonjol (kuning dan merah), sedangkan bagian perifer medial akan digambarkan

sebagai bagian yang rendah (biru).

Toricity

Pada peta kurvatura

Perbedaan kurvatura apikal pada meridian-meridian utama akan menghasilkan distribusi

warna yang radial, dari permukaan yang lebih datar (kebiruan).

Pada peta elevasi

Meridian yang lebih datar terletak diatas sferis (kuning dan merah), dan sebaliknya

bagian yang lebih steep berada dibawah sferis (biru).