Topik

16
Oleh: Enif Nurul khoirubianti Meilani anggi susanti Ade setiawan

Transcript of Topik

Page 1: Topik

Oleh:Enif Nurul khoirubiantiMeilani anggi susanti

Ade setiawan

Page 2: Topik

Pengertian Topik

Topik Wacana Percakapan

Page 3: Topik

• Howe (dalam Martutik 1995:52) mengatakan bahwa topic itu merupakan syarat terbentuknya wacana percakapan. Istilah topic wacana sering dikacaukan dengan konsep topic dalam kalimat.

• Dalam tata kalimat, topic mempunyai kaitan dengan struktur kalimat secara fungsional. Bahkan, topic (dan komentar) merupakan satu deskripsi stuktur kalimat. Dalam konteks sebuah wacana, topic merupakan suatu ide atau hal yang dibicarakan dan dikembangkan sehingga membentuk sebuah wacana.

Back

Page 4: Topik

Dalam sebuah percakapan sering pula muncul tanggapan yang salah atau yang tidak sesuai dengan topic yang ada. Seperti contoh di bawah ini.Konteks : Seorang ibu meminta anaknya membersihkan

halaman belakang rumah.Ibu : “Zia, belakang disapu, Zi!”Zia : “Ibu, berapa tangan Zia, Bu?”

Penggalan percakapan di atas menunjukkan bahwa tanggapan seorang peserta mungkin tidak sesuai dengan topic yang dibicarakan. Namun, bila pendengar tidak memahami topic sebelumnya, seorang pendengar dapat meminta penjelasan lebih lanjut. Seperti contoh di bawah ini.

Page 5: Topik

Konteks : Sepasang suami istri sedang makan di restoran.Suami : “Ah, ininya kurang” (s am bil m e nua ng ka n g a ram d i p iring nya ).Istri : “Apanya yang kurang?” (s am bil m aka n)Suami : “Garam.” 

Dalam percakapan di atas, suami mengira bahwa istrinya sedang memperhatikannya sehingga apa yang diacu dengan kata ini dapat dipahami. Namun, istri tidak memperhatikannya dan tidak dapat mengidentifikasi acuan yang dirujuk suami tersebut. Dengan kata lain, istri dalam penggalan di atas tidak dapat mengidentifikasikan acuannya dan skaligus tidak memahami maksud pembicaraan suami. Namun, dengan penjelasan suami yang ke dua, istri dapat memahaminnya, seiring dengan diketahuinnya topik yang mendahuluinnya.

Back

Page 6: Topik

Topik Wacana Percakapan

Page 7: Topik

Topik lama dalam sebuah wacana percakapan, merupakan topic yang telah dibicarakan sebelumnya. Para peserta percakapan biasanya tidak mengembangkan topik yang telah dibicarakan tersebut, melainkan mengembangkan topik tersebut menjadi perbincangan yang fre s h sehingga tidak menimbulkan kesan jadul bagi peserta lainnya.

Berdasarkan penilitian Keenan dan Schieffelin (1983:67) Pada jenis topic percakapan ini, urutan yang dianjurkan adalah lama-baru (g ive n-ne w c o ntra c t). Hal itu sangat penting untuk membentuk praduga (p re s up o s itio n).

Page 8: Topik

Pada umumnya, pembicara dalam percakapan juga berusaha menjamin agar para pendengar dapat memahami sesuatu yang dibicarakannya. Pembicara dapat mengetahuinya dengan berbagai cara, misalnya dengan melihat tanggapan pendengar (uh, tid a k, atau menggelengkan kepala). Ada berbagai cara untuk memancing tanggapan yang positif dari pendengar sebelum memulai percakapan, misalnya menggunakan pertanyaan sebagai penanda pancingan (try maker) seperti: “apakah kau ingat….?” ; “apakah kau melihat….?” ; “apakah kau pernah membaca….?” Dan sebagainya.

Back

Page 9: Topik

Topik yang Referensinya ditunjuk

Topik yang Referensinya Dilihat, tetapi Tidak Ditunjuk danTidak

Dipegang

Topik yang Referensinya didengar

Topik yang Referensinya Berupa Kegiatan atau Tindakan

Topik yang Referensinya dipegang

Page 10: Topik

Menurut Rani, Arifin, dan Martutik (2004:14) Topik nyata merupakan topic yang referensinya seperti yang dirujuk dengan kata-kata yang digunakan dalam ujaran. Topik nyata itu seperti contoh berikut ini.

 Ayah : “Bapak pergi dulu.”Anak : “Izah suka dipangku.”Ayah : “Sebentar saja. Bapak segera pulang.”Anak : “Sekarang musim gelang yang ada namanya.”Ayah : “Biar Bapak yang beli.”Anak : “Izah bisa nulis Pak.”Ayah : “Bagus, tapi Bapak saja yang beli.”

Contoh di atas merupakan pertukaran yang membicarakan topic yang nyata. Topik yang dibicarakan adalah g e la ng ya ng a da na m a nnya .

Back

Page 11: Topik

Hal-hal yang ditunjuk merupakan bahan atau topic pembicaraan yang menarik.Konteks : Guru TK menunjukkan gambar gunung kepda

siswanya.Guru : “Ini gambar apa, anak-anak?”Siswa : “Gunung”Guru : “Siapa yang membuat?”Siswa : “Gusti Allah.”

Topic yang dibicarakan pada percakapan di atas adalah g am ba r g unung . Topic itu referensinya berupa barang atau hal yang ditunjuk dengan jari.

Back

Page 12: Topik

Dalam melakukan percakapan, hal-hal yang dipegang sering diangkat menjadi pokok pembicaraan dalam percakapan. Dal : “Pak Dal mengantar surat dulu, ya?”Dul : “Ke mana Pak?”Dal :”Ke Pusat, ke FS, terus ke fakultas lain.”Dul :”Sekarang?”Dal :”Sekarang ke Pusat dulu teerus kembali lagi.” 

Topic yang dibicarakan adalah surat yang diantarkan oleh Dal. Dengan demikian, topic yang mereka percakapkan mempunyai referensi yang dipegang.

Back

Page 13: Topik

Benda-benda yang dilihat sering diangkat menjadi pokok pembicaraan. Hal-hal yang dilihat pada umumnya dapat menarik unruk dipercakapkan.

Konteks : Seseorang menawarkan barang baru kepada temannya.Boncel : “Ada antioksidan jenis baru yang efektif, Pak Totok.”Totok : “Kita mungkin nggak bisa bayar, lagi krisis.”Boncel : “Lah, soal bayar kan bisa dirunding.”Totok : “Tidak begitu. Lah wong RS ini nggak punya duit.” 

Referensi topic yang dibicarakan pada contoh di atas adalah a ntio ks ida n je nis ba ru yang diketahui oleh Boncel yang dicoba ditawarkan kepada Totok.

Back

Page 14: Topik

Hal-hal yang didengar juga merupakan bahan pokok pembicaraan yang menarik. Konteks : Mendengar bunyi tokek pada malam hari menjelang tidur.Anak : “Itu suara apa, Bu?”Ibu : “Itu tokek. Cepet tidur!”Anak : “Nggigit nggak, Bu?”Ibu : “Ndak.”

Topic yang dibicarakan pada pertukaran adalah tokek yang suaranya didengar dari dalam kamar. Topic ini muncul karena suara tokek itu terdengar oleh mereka. Dengan demikian, topic pembicaraan itu bermula dari suara tokek yang didengar.• 

Back

Page 15: Topik

Kegiatan yang hendak, sedang, dan telah dilakukan dapat diangkat menjadi topic pembicaraan. Konteks : Mayu dan Cyntia memetik gitar.Mayu : “Kamu saja nyanyi!”Cyntia : (m e nya ny i Po to ng Be be k) “Sudah. Kamu, ayo nyanyi.”Mayu : “Emoh.”

Topik pada contoh di atas merupakan contoh topic yang berupa tindakan. Pada contoh diatas tindakan yang dimaksud adalah menyanyi.

Lima topic yang dibicarakan di atas merupakan topic yang mempunyai referensi nyata. Topic nyata pada umumnya tergolong dalam sebuah kategori topic yang disebut topic ini dan kini.

Back

Page 16: Topik