Topik 5 Desain Penelitian Kuantitatif
-
Upload
annisah-ika-nurhayati -
Category
Documents
-
view
107 -
download
16
Transcript of Topik 5 Desain Penelitian Kuantitatif
MODUL
METODOLOGI RISET KEPERAWATAN
TOPIK 5
DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF
PENYUSUN
TRI HARTITI, SKM,M.Kep.
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur, tak henti-hentinya penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku
ajar Metodologi dan Riset keperawatan : Desain Penelitian Kuantitatif
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini masih banyak
kekurangan disana-sini, untuk itulah maka penulis merasa bangga dan bahagia
terhadap upaya demi kesempurnan buku ajar ini, untuk mencapainya maka
penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari berbagai
fihak terutama dari Senior dan sejawat keperawatan demi profesionalisme
keperawatan di Indonesia.
Dalam hal ini, saya menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
fihak yang telah membantu, baik secara fisik, psikologis, materi dan spiritual.
Semoga jasa baik, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah SWT. Amien…
Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar ……………………………………………………………..
Daftar isi …………………………………………………………………….
Diskribsi Topik ………………………………………………………………
Tujuan pembelajaran umum ………………………………………….......
Tujuan pembelajaran khusus …………………………………………......
Pokok bahasan …………………………………………………………….
Materi ………………………………………………………………………...
Ringkasan ……………………………………………………………………
Latihan ……………………………………………………………………….
Jawaban ……………………………………………………………………..
Balikan ……………………………………………………………………….
Pustaka ………………………………………………………………………
A. DISKRIPSI TOPIK
B. Topik ini membahas tentang desain penelitian Kuantitatif yang terdiri dari
pengertian desain penelitian kualitatif, Perbedaan penelitian kualitatif dan
kuantitatif
C. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah pembelajaran topik ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
desain penelitian kualitatif .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian desain penelitian
kualitatif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan penelitian kualitatif
dengan kuantitatif
E. POKOK BAHASAN
a. Pengertian dari desain penelitian kualitatif
b. perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif
F. MATERI
1. PENGERTIAN
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara
umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh
penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini
berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka
metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu sosial (Harahap,
1992).
Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang
diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun
berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian
menghasilkan data kuantitatif. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang
menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif bermuara pada
survey.Richard dan Cook (dalam Abdullah Fajar, 1992) mengemukakan
perbedaan paradigma kuantitatif sebagai berikut :
1. Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif.
2. Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab
dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu.
3. Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan
(obtrusive)
4. Bersifat obyektif
5. Jauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar”
6. Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian
(verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory),
reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik
7. Berorientasi pada hasil
8. Reliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang
9. Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus
10.Bersifat partikularistik
11.Mengasumsikan adanya realitas yang stabil
12.Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif.
13.Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab
dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu.
14.Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan
(obtrusive)
15.Bersifat obyektif
16.Jauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar”
17.Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian
(verification- oriented), menekankan penegasan (confirmatory),
reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik
18.Berorientasi pada hasil
19.Reliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang
20.Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus
21.Bersifat partikularistik
22.Mengasumsikan adanya realitas yang stabil
2. LANGKAH-LANGKAH STUDY KUANTITATIF
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi
dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan penelitian
biasanya karena adanya kesenjangan antara kesenjangan antara yang
seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi singkat
wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian peneliti
sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997) berisi:
Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang
dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak
dipecahkan.Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil
penelitian Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan
sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman Relevansinya dengna
penelitian-penelitian sebelumnya Gambaran hasil penelitian dan
manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi perkembangan ilmu
2. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
a) Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan
antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan,
adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
b) Pemilihan Masalah
Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
4. Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988)
c) Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian
terdahulu, dan lain-lain.
d) Perumusan Masalah
Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
Jelas dan padat
Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul
penelitian Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, suatu
masalah dapat dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita.
Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan dalam
kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya.
Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang
karakteristik masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya
dapat lebih mengakibatkan adanya tantangan untuk
mengumpulkan informasi lebih lanjut. erlepas dari bentuk
perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa kriteria
yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan
masalah, yaitu sebagai berikut :
Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan
penguraian tentang gejala-gejala yang dimilikinya dan
bagaimana kaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya.
Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak berarti dua, artinya tidak
ada maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan
masalah tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga
tidak diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Masalah yang
baik selalu dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan
unsur akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh. Masalah
yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut secara
empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan
antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur
(Ace Suryadi: 2000).
2.PERUMUSAN TUJUAN DAN MANFAAT PENILITIAN
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita
cari/ capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling
mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan
masalah menjadi kalimat pernyataan. Manfaat penelitian mencakup
manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
1 TELAAH PUSTAKA
Manfaat Telaah Pustaka
Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti
Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran Untuk
mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan
hipotesa Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian .
2 PEMBENTUKAN KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah
penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka
orientasi untuk klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973).
Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau
berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri. Teori yang
dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat
dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana
seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau
teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau
lebih maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas
bagaimana hubungan dua variabel tersebut.
3 PERUMUSAN MASALAH
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari
telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai
keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian.
4 DEFENSI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan
diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja,
kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat
seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat
dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di alam abstrak maka
perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam
kata lain perlu ada definisi operasional Definisi operasional adalah
mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau
gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi
menjadi dua:
Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.
Variabel Continues misal : variabel umur Proses pengukuran variabel
merupakan ranggkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:
Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial
sering kali memiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu
variabel yang dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.
Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat
ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi.
Ukuran ini biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
dimensi tadi. Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam
pengukuran. Apakah skala: nominal, ordinal, interval, atau ratio. Menguji
tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai
adalah alat ukur yang baru. Contoh yang bagus proses pengukuran suatu
variabel dikemukakan oleh Glock dan Stark (dalam Ancok:1989) yang
mengembangkan suatu konsep untuk mengukur tingkat religiusitas.
Menurut pendapat mereka konsep religiusitas mempunyai lima dimensi
sebagai berikut:
Ritual Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan
kewajiban ritual di dalam agama mereka. Seperti sholat, puasa,
membayar zakat, dan lain-lain, bagi yang beragama Islam. atau pergi ke
gereja dan kegiatan ritual lainnya bagi yang beragama Kristen.
deologi Involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang menerima hal-hal
yang dogmatik di dalam agama mereka masing-masing. Misalkan apakah
seseorang yang beragama percaya tentang adanya malaikat, hari kiamat,
surga, neraka, dan lain-lain hal yang sifatnya dogmatik. Intellectual
Involvement, sebenarnya jauh seseorang mengetahui tentang ajaran
agamanya. Seberapa jauh aktivitasnya di dalam menambah pengetahuan
agamanya, apakah dia mengikuti pengajian, membaca buku-buku agama,
bagi yang beragama Islam. bagi yang beragama Kristen apakah dia
menghadiri Sekolah Minggu, membaca buku-buku agama, dan lain-lain.
Demikian pula dengan orang pemeluk agama lainnya, apakah dia
mengerjakan hal-hal yang serupa. Experiential Involvement, yaitu dimensi
yang berisikan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang
merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan. Misalnya, apakah
seseorang pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan; apakah
di apernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya karena
pertolongan Tuhan, dan lain-lain. Consequential Involvement, yaitu
dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotifikasikan
oleh ajaran agamanya. Misalkan apakah dia menerapkan ajaran
agamanya di dalam kehidupan sosial. misalnya, apakah dia pergi
mengunjungi tetangganya yang sakit, mendermakan sebagian
kekayaannya untuk kepentingan fakir miskin. Menyumbangkan uangnya
untuk pendirian rumah yatim piatu, dan lain-lain. Dimensi-dimensi yang
disebut di atas kemudian diperinci dalam aspek yang lebih kecil dalam
bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dijadikan
komponen alat pengukur yang terhadap dimensi tingkat religiusitas.
5 VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN
Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya
harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut
tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang
baik. Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur. Ada beberapa jenis
validitas, namun yang paling banyak dibahas adalah validitas konstruk.
Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan
untuk menggabarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep itu kemudian
seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang operasional, yang
menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya
adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan/ pernyataan-pernyataan yang
sesuai dengan definisi itu. Untuk mencari definisi konsep tersebut dapat
ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut :
Mencari definisi konsep yang dikemukakan para ahli. Untuk ini perlu
dipelajari buku-buku referensi yang relevan.
Kalau dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi konsep-konsep
penelitian, maka peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.
Untuk tujuan ini peneliti dapat mendiskusikan dengan ahli-ahli yang
kompeten dibidang konsep yang akan diukur. Menanyakan definisi
konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang
memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Ancok: 1989).
Misalnya peneliti ingin mengukur konsep “religiusitas”. Dalam
mendefinisikan konsep ini peneliti dapat langsung menanyakan kepada
beberapa calon responden tetnang ciri-ciri orang yang religius. Berdasar
jawaban calon responden, kemudian disusun kerangka suatu konsep.
Apabila terdapat konsistensi antra komponen-komponen konstruk yang
satu dengna lainnya, maka konstruk itu memiliki validitas. Cara yang
paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu
instrumen/alat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor/nilai yang
diperoleh pada masing-masing pertanyaan/pernyataan dari semua
responden dengan skor/nilai total semua pertanyaan/pernyataan dari
semua responden. Korelasi antara skor/nilai setiap
pertanyaan/pernyataan dan skor/nilai total haruslah signifikan
berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan
teknik korelasi product moment. Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi hasil
pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten,
apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu
menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama. Setiap alat
pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena
fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi
hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi untuk
pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi,
kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit
dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka
dalam pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur
kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini
cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang
sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil
kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin
besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur
tersebut. Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a.
teknik ulangan, b. teknik bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam
tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua. Teknik
belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan
membagi alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
Mengajukan instrumen kepada sejumlah responden kemudia dihitung
validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang
tidak valid dibuang.
Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk
mebelah instrumen menjadi dua, dapat dilakukan dengan salah satu
cara berikut: 1). Membagi item dengan cara acak (random). Separo
masuk belahan pertama, yang separo lagi masuk belahan kedua; atau
(2) membagi item berdasarkan nomor genap-ganjil. Item yang
bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu dan yang bernomor genap
juga dijadikan satu. Untuk menghitung reliabilitasnya skor total dari
kedua belahan itu dikorelasikan.
6 PENETAPAN METODE PENELITIAN
Penetapan metode penelitian mencakup : (i) penentuan subyek penelitian
(populasi dan sampel), (ii) metode pengumpulan data(penyusunan angket)
dan (iii) metode analisis data (pemilihan analisis statistik yang sesuai dengan
jenis data)
7 PEMBUATAN RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah pedoman yang disusun secara sistematis dan
logis tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Rancangan
penelitian memuat:
judul, latar belakang masalah, masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis,
definisi operasional, metode penelitian, jadwal pelaksanaan,
organisasi/tenaga pelaksana dan rencana anggaran.
8 PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data diperlukan kemampuan melacak peta wilayah,
sumber informasi dan keterampilan menggali data. Untuk itu diperlukan
pelatihan bagi para tenaga pengumpul data.
9 PENGOLAHAN,ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Pengolahan data meliputi editing, coding, katagorisasi dan tabulasi data.
Analisis data bertujuan menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan
ditafsirkan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.
Interpretasi bertujuan menafsirkan hasil analisis secara lebih luas untuk
menarik kesimpulan.
10 MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN
Untuk memudahkan menyusun laporan maka diperlukan kerangka laporan
out line.
Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara
umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu
eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi
menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental
berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories
dsb.
Makalah ini membatasi pembahasan metode penelitian kuantitatif pada tiga
aspek. Ketiga aspek tersebut adalah bagian dari noneksperimental, yaitu
deskriptif, historis, dan ex post facto.
Ada beberapa istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah
tersebut adalah pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik.
Di dalam makalah ini disinggung mengenai perbedaan istilah tersebut untuk
didiskusikan dan dicarikan simpulan bersama-sama.
G. RINGKASAN
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang paling banyak dilakukan atau
diterapkan dibidang kesehatan yaitu kedokteran dan keperawatan, penelitian
bisa menggunakan bermacam –macam desain dari deskriptif, crossectional,
sampai eksperimen . Penelitian kuantitatif ini memerlukan teknik pengolahan
dengan analisis statistik, dan memerlukan subyek penelitian yang jumlahnya
banyak
H. LATIHAN
Apa yang anda ketahui tentang metode penelitian kuantitatif ini ?
Apakah anda cukup berminat dengan penelitian jenis ini ? apa alasan anda ?
I. JAWABAN
J. BALIKAN
K. PUSTAKA
1. Burn,N & Grave 1993, The Practice Of Nursing Research, Philadelphia,WB.Saunders
2. Hicks,C.M. 1990 : Research, and Statistic New York Prentice Hall3. Pollit,D.F & Hungler B.P 1996, Nursing Research:Principle and
Method Philadelphia : Lippincolt Company4. Pollit,D.F & Hungler B.P 1996, Statistical Analysis For Nurses,
Philadelphia : Lippincolt Company5. Sugiyono 1997, Statistic untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
6. Sutrisno Hadi 1992, Metodologi Riset , Jakarta : Andi Ofset7. Bismar Mukti,2002,Metodologi Riset , Jakarta :EGC8. Nursalam 2000 Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta : Salemba